Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dibina Oleh :
Oleh
Nur Sarif
03101711034
B/IV
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma baru pendidikan Indonesia saat ini, menghendaki dilakukan adanya inovasi yang
terintegrasi dan kesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan pendidikan
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui bahwa materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru dapat dikatakan berhasil atau tidak yaitu dengan memberi evaluasi
kepada siswa
Dengan evaluasi maka dapat diketahui sejauh mana siswa dapat menerima mata pelajaran
yang telah disampaikan oleh guru. Disini penulis akan membahas tentang penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Pengukuran tulisan lisan esai/objektif keungulan/ kelemahan & perbedaan
pengukuran penilaian dan evaluasi.
Berguna untuk semua mahasiswa atau calon calon guru, guna untuk mengetahui isi dari
mata kuliah tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi formatif (Formatif Test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut
mempunyai suatu tujuan untuk dapat mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik itu telah
terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka
mengikuti suatu proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, kemudian perlu diketahui
juga bahwa istilah formatif itu berasal dari kata form yang dapat diatikan sebagai bentuk.
Dengan demikian maka evaluasi formatif merupakan suatu jenis evaluasi yang disajikan di
tengah program pengajaran yang mempunyai fungsi untuk memantau (memonitor), dimana
untuk dpat mengetahui kemauan belajar siswa dalam kesehariannya pada proses kegiatan belajar
mengajar demi memberikan suatu umpan balik, baik kepada siswa maupun seorang guru.
Bisaanya di sekolah-sekolah, tes formatif itu pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan
pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang guru, setelah guru mengadakan atau melaksanakan
suatu tes formatif, maka alangkah baiknya ditindaklanjuti lagi jka ada bagian-bagian yang
memang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan ke pokok bahasan baru terlebih dahulu
diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian mana yang sekiranya belum dikuasai atau
dipahami oleh peserta didik. Dengan demikian tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk
memperbaiki tingkat penguasaan materi dari peserta didik dan sekaligus untuk memperbaiki
dalam suatu proses pembelajaran.
Pengertian formatif juga bisa diartikam sebagai penilaian yang dilaksanakan akhir program
belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan tes sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya
itu dilakukan pada akhir tahun atau akhir program, atau lebih spesifiknya penilaian yang
dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun. Jadi, rujuannya adalah untuk melihat hasil yang
dicapai oleh para siswa, yaitu seberapa jauhkah tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil dikuasai
oleh para peserta didik, dan penilaian inipun dititikberatkan pada penilaian yang berorientasi
kepada produk, bukan kepada sebuah proses.
Dan bagaimanapun, hasil yang peroleh dari tes sumatif tampaknya menjadi keputusan akhir
mengingat tidak adanya kesepakatan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan para siswa pada
semester tersebut. Perubahan baru bisa dilakukan pada tahun berikutnya atau sekedar bahan
untuk penyempurnaan semester berikutnya.
a. penilaian
1) . Lisan
2) Esai
esai adalah tes yang tersusun dalam bentuk pertayaan terstruktur dan siswa menyusun,
mengorganisasikan sendiri jabatan tiap pertayaan itu dengan Bahasa sendiri.tes esai ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam Bahasa sendiri.
3). Obektif
dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Kata adil dan
objektif memang muda diucapkan tetapi sulit dilaksanakan meskipun demikian kewajiban
manusia, adalah penilaian harus dilaksanakan secara objektif.
a. Pengukuran
Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau
kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957:1), dengan pengertian lain pengukuran
adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan,
hal ini dapat doperoleh dengan jalan tes atau cara lain.
b. Penilaian
Penilaian (assessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan
kualitas sistem penilaiannya. Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang
lebih baik. The Task Group on Asessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan asessment
sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
Popham mendefinisikan asessment dalam konteks pendidikan sebuah usaha formal untuk
menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel
mendefinisikan asessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa,
tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
sistem institusi. Jadi dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai
kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu
diarahkan pada empat hal, yaitu :
berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak.
1. Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-kekurangan
pada peserta didik selama proses pembelajaran.
2. Pencarian, yaitu untuk mencarai dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul
selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian yang diperoleh
peserta didik.
Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang paling tepat untuk semua kompetensi untuk
setiap saat. Teknik penilaian yang diguanakan sangat tergantung pada kecakapan yang akan
dinilai. Untuk menilai kecakapan akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional maupun
kecakapan personal.
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes tertulis, tes
lisan maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja (performance assessment),
penilaian proyek , penilaian hasil kerja peserta didik(product assessment), penilaian sikap, dan
penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). Setiap teknik penilaian penilaian
mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif memerlukan lebih dari satu teknik
penilaian.
C. Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluationyang
berarti penilain atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983: 220). Sedangkan
menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan
sekedar menilai sesuatu aktivitas secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas
tujuan yang jelas. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang
dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi juga
merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan
pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem-
nilai yang ada pada sipembuat keputusan (Sumardi Suryabrata, 1983: 33).[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil makalah diatas maka saya menarik kesimpulan bahwa Evaluasi formatif
(Formatif Test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut mempunyai suatu tujuan
untuk dapat mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik itu telah terbentuk (sudah sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian maka evaluasi formatif merupakan suatu jenis evaluasi yang
disajikan di tengah program pengajaran yang mempunyai fungsi untuk memantau (memonitor),
dimana untuk dpat mengetahui kemauan belajar siswa dalam kesehariannya pada proses kegiatan
belajar mengajar demi memberikan suatu umpan balik, baik kepada siswa maupun seorang guru
B. Saran
Bila ada penulisan makalah yang tidak sesuai maka saya mohon maaf karena kita
manusia pasti tak lumpuk dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran..Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Haryati, Mimin. 2008 .Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan .Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Thoha, M. Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo.
Uno ,Hamzah B dan Stria Kono. 2012.Assesment Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi
Aksara
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
Silverus, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik .Jakarta: PT
Grasindo.