Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KURBAN DAN AQIKAH”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah dan terlimpah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW.

Tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


Bapak sebagai pengampu mata kuliah “Fiqih” yang telah memberikan kepercayaan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurban & Aqikah”.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Banjarmasin, Juni 2014

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1

BAB I ........................................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 3

BAB II ....................................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4

Aqikah dan Qurban ............................................................................................................................. 4

A. Pengertian Aqikah ................................................................................................................... 4

B. Hikmah Aqiqah ........................................................................................................................ 5

C. Pengertian Qurban .................................................................................................................. 6

D. Pelaksanaan Qurban dan Aqiqah ............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata kurban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata: qaruba – yaqrabu –
qurban wa qurbaanan. Artinya, mendekati atau menghampiri.
Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya.
Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-
dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu
matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-
kira pukul 07.00 – 10.00.
Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari
raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.
Sedangkan Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di contohkan rasulullah
SAW. Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik di dalamnya. Di
laksanakan pada hari ke tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah hukumnya sunnah
muakad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Setiap orang tua
mendambahkan anak yang shaleh, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua
orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara penting untuk menanamkan nilai-nilai ruhaniah
kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di harapkan sang bayi memperoleh kekuatan,
kesehatan lahir dan batin. Di tumbuhkan dan di kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-
nilai ilahiyah.
Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah
juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugerah, sekaligus amanah yang di berikan
allah SWT terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW,
yang merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut mulai jarang di
laksanakan oleh kaum muslimin.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Aqikah dan Qurban


A. Pengertian Aqikah

Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak[1],
hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang wajib memberi
nafkah kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan aqiqah
adalah dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna, sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika
sampai baligh anak tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri,
sebaiknya aqiqah dilakasanakan hari ketujuh[2].

‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم أ َ ْن نُ ِع هق َع ِن ا َ ْلغُ َل ِم بِشَاتَي ِْن َو َع ْن‬


‫سو َل َ ه‬ ُ ‫ت ا َ َم َرنَا َر‬ ْ َ‫شةَ قاَل‬
َ ِ‫َع ْن َعائ‬
)‫ي وابن ماجه‬ ُّ ‫(ر َواهُ اَلتِ ْر ِم ِذ‬ ِ ‫ا َ ْل َج‬
َ ٍ‫اريَ ِة ِبشَاة‬

Dari 'Aisyah ra Rasulullah SAW telah menyuruh kita supaya


menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan
untuk bayi perempuan seekor kambing.

Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keaddan binatang yang sah untuk
qurban, macamnya, umurnya, dan jangan bercacat.

Kalau hanya menyembelih seekor saja untuk anak laki-laki, hal itu sudah memadai.
Disunatkan dimasak lebih dahulu, kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Orang yang
melaksanakan aqiqah pun boleh memakan sedikit dari daging aqiqah sebagaimana qurban,
kalau aqiqah itu sunah (bukan nazar)[3].

Menurut Imam as-Shan’ani dalam kitabnya Subulus Salam mengomentari hadits


Aisyah dengan perkataannya “Hadits aisyah menunjukkan bahwa jumlah kambing yang
disembelih untuk bayi perempuan ialah setengah dari bayi laki-laki. Adapun hadits ‘Amr bin
Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah bersabda:

‫من ولد له ولد فأحب أن ينسك عنه فلينسك عن الغلم شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة‬

1 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2012), hlm., 479
2 Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’, hlm., 204.
3 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, hlm., 481.

4
“Barangsiapa yang anaknya lahir lalu dia ingin menyembelih (aqiqah) untuknya maka
hendaknya dia menyembelih dua kambing yang serupa sifatnya untuk anak lelaki dan seekor
kambing untuk anak perempuan.”[HR Abu Daud (2842).

Setelah menyebutkan dua hadits dan Hadits lainnya al-Hafidz Ibnu Hajar berkata
dalam Fathul Bari “semua hadits yang semakna ini menjadi hujjah bagi jumhur ulama dalam
Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan bagi wanita dengan seekor
kambing.

Adapun syarat-syarat melaksanakan aqiqah yaitu:


1. Dari sudut umur binatang Aqiqah & korban sama sahaja.
2. Sembelihan aqiqah dipotong mengikut sendinya dengan tidak memecahkan
tulang sesuai dengan tujuan aqiqah itu sebagai “Fida”(mempertalikan ikatan diri
anak dengan Allah swt).
3. Sunat dimasak dan dibagi atau dijamu fakir dan miskin, ahli keluarga, tetangga
dan saudara. Berbeda dengan daging qurban, sunat dibagikan daging yang
belum dimasak.
4. Anak lelaki disunatkan aqiqah dengan dua ekor kambing dan seekor untuk anak
perempuan kerana mengikut sunnah Rasulullah.

B. Hikmah Aqiqah

Sejak seorang suami memancarkan sperma kepada istrinya, lalu sperma itu berlomba-
lomba mendatangi panggilan indung telur melalui signyal kimiawi yang dipancarkan darinya,
sejak itu tanpa banyak disadari oleh manusia, sesungguhnya setan jin sudah mengadakan
penyerangan kepada calon anak mereka. Hal tersebut dilakukan oleh jin dalam rangka
membangun pondasi di dalam janin yang masih sangat lemah itu, supaya kelak di saat anak
manusia tersebut menjadi dewasa dan kuat, setan jin tetap dapat menguasai target sasarannya
itu. Maka sejak itu pula Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada umatnya cara menangkal
serangan yang sangat membahayakan itu sebagaimana yang disampaikan Beliau saw. melalui
sabdanya berikut ini :

ُ‫ي أَ ْهلَه‬ ْ
َ ِ‫سله َم لَ ْو أَ هن أ َ َحدَ ُه ْم ِإذَا أ َ َراد َ أَ ْن َيأت‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫ّللَاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ‫سو ُل ه‬
َ ِ‫ّللَا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ّللَاُ َع ْن ُه َما قَا َل‬‫ي ه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫هاس َر‬ ُ ‫َحد‬
ٍ ‫ِيث اب ِْن َعب‬
‫ان أَ َبدًا‬
ٌ ‫ط‬ َ ُ‫طانَ َما َرزَ ْقتَنَا فَإِنههُ ِإ ْن يُقَد ْهر َب ْينَ ُه َما َولَدٌ ِفي ذَلِكَ لَ ْم َيض هُره‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫ش ْي‬
‫ب ال ه‬ ‫ّللَاِ الله ُه هم َج ِن ْبنَا ال ه‬
َ ‫ش ْي‬
ِ ‫طانَ َو َج ِن‬ ‫* قَا َل ِباس ِْم ه‬

5
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata: Rasulullah s.a.w pernah bersabda:
apabila seseorang diantara kamu ingin bersetubuh dengan isterinya hendaklah dia
membaca:

‫طانَ َما َرزَ ْقتَنَا‬


َ ‫ش ْي‬
‫ب ال ه‬ ‫ّللَاِ الله ُه هم َجنِ ْبنَا ال ه‬
َ ‫ش ْي‬
ِ ‫طانَ َو َج ِن‬ ‫ِبس ِْم ه‬

Yang artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Wahai Tuhanku! Jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau
karuniakan kepada kami. Sekiranya hubungan antara suami istri itu ditakdirkan mendapat
seorang anak[4].

C. Pengertian Qurban

Qurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan pada
pagi hari. Sedangkan menurut istilah, Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13
Zulhijah)[5].
Sebagian ulama’ berpendapat bahwa kurban itu wajib, sedangkan sebagian lain
berpendapat sunat.
Alasan yang berpendapat wajib, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Kautsar ayat 1-2.
   
   

Artinya- “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].

[1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri
nikmat Allah.

Sunnah, berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan:


ُ‫بِالنَحْ ِروَهُوَسُنَةٌ لَ ُك ْم (رواه الترمذى) ا ُمِرْت‬
”Saya disuruh menyembelih qurban dan qurban itu sunat bagi kamu”

Sunnah Muakkad, berdasarkan hadist riwayat Daruqutni menjelaskan:


)‫ب َعلَ ْي ُك ْم (رواه الدارقطنى‬
ٍ ‫اج‬ َ ‫ي النهحْ ُر َولَي‬
ِ ‫ْس بِ َو‬ ‫ب َعلَ ه‬
َ ِ‫ُكت‬
”Diwajibkan melaksanakan Qurban bagiku dan tidak wajib atas kamu.”

4 http://dwiemuflikhun.blogspot.com/2012/11/makalah-aqiqah-dan-kurban.html
5 Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, hlm., 198

6
Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya pincang, sangat
kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur sebagai berikut:

1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih[6].

Waktu penyembelihan hewan qurban dimulai matahari melambung dari terbitnya


pada hari idul adha yaitu tanggal 10 Dzulhijjah, kira-kira cukup untuk melaksanakan shalat
dua raka’at dan khutbah dua kali yang cepat (cukup melaksanakan rukun-rukunnya) sampai
terbenamnya matahari pada akhir hari tasyrik yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Namun, yang
paling utama penyembelihan dilaksanakan setelah selesai shalat Idul Adha sekira matahari
sudah kadar satu tombak. Sebaiknya penyembelihan di tempat yang enak, tidak keras.
Dilaksanakan pada siang hari kecuali ada hajat, maka pada malam hari[7].

Adapun cara menyembelih hewan qurban adalah sebagai berikut:

1. Cara menyembelih sama dengan penyembelihan yang disyaratkan Islam, yakni


penyembelih harus orang Islam (khusus qurban, sunnah penyembelih adalah yang berqurban
sendiri, jika diwakilkan disunatkan hadiri pada waktu penyembelihannya).

‫سله َم ِع ْندَ التهض ِْحيه ِة اَلهل ُه َم تَقَب ْل ِم ْن ُم َح هم ٍد َوا َ ِل ُم َح هم ٍد َو ِم ْن ا ُ هم ٍة ُم َح هم ٍد (رواه البخارى‬


َ ‫صلهى هللا َعلَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َع ْن اَن ٍَس اَنهه‬
)‫ومسلم‬

“Dikabarkan oleh Anas bahwa Rasulullah SAW telah berqurban dengan dua ekor
kambing yang baik-baik, beliau sembelih sendiri, beliau baca bismillah, dan beliau baca
takbir.”
2. Alat untuk menyembelih harus benda tajam. Tidak boleh menggunakan gigi,
kuku dan tulang.
3. Memotong 2 urat yang ada di kiri-kanan leher agar lekas matinya, tetapi jangan
sampai putus lehernya (makruh).
4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang
rusuknya agar mudah saat penyembelihan.
5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.

6 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, hlm., 475-476


7 Muhamad Sokhih Asyhadi, Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’i, hlm., 202

7
6. Orang yang menyembelih disunatkan membaca:
a) Basmalah
b) Shalawat
c) Takbir
d) Do`a:

Hikmah seseorang yang telak melaksanakan qurban ialah:


1. Menambah cintanya kepada Allah SWT
2. Akan menambah keimanannya kepada Allah SWT
3. Dengan berQurban, berarti seseorang telah bersyukur kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan pada dirinya.
4. Dengan berQurban, berarti seseorang telah berbakti kepada orang lain, dimana
tolong menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan toleransi memang dianjurkan oleh
agama Islam.

D. Pelaksanaan Qurban dan Aqiqah

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa aqiqah tidak mesti dilakukan pada
hari ketujuh dan itu semua diserahkan kepada kemampuan dan kelapangan rezeki orang
tuanya, bahkan ia bisa dilakukan pada saat anak itu sudah besar / baligh.

Orang yang paling bertanggung jawab melakukan aqiqah adalah ayah dari bayi
terlahir pada waktu kapan pun ia memiliki kesanggupan. Namun jika dikarenakan si ayah
memiliki halangan untuk mengadakannya maka si anak bisa menggantikan posisinya yaitu
mengaqiqahkan dirinya sendiri, meskipun perkara ini tidak menjadi kesepakatan dari para
ulama.

Dari dua hal tersebut diatas maka ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan
dengan keterbatasan dana yang dimilikinya antara kurban atau aqiqah maka kurban lebih
diutamakan baginya, dikarenakan hal berikut:

1. Perintah berkurban ini ditujukan kepada setiap orang yang mukallaf dan memiliki
kesanggupan berbeda dengan perintah aqiqah yang pada asalnya ia ditujukan kepada
ayah dari bayi yang terlahir.
2. Meskipun ada pendapat yang memperbolehkan seseorang mengaqiqahkan dirinya
sendiri namun perkara ini bukanlah yang disepakati oleh para ulama.

8
Kewajiban aqiqah ada di pundak orang tua. Akan tetapi, jika orang tuanya tidak
mampu maka bila si anak telah mempunyai kelapangan rezeki, dapat melaksanakan sunah
aqiqah itu sendiri. 8

Dalam pelaksanaannya aqiqah tidak dapat digabung dengan berkurban. Orang yang
membeli hewan untuk aqiqah harus membeli satu hewan lagi untuk berkurban jika dilakukan
pada Hari Raya Idul Adha. Terkait waktu pelaksanaannya, aqiqah tidak terbatas (Bisa kapan
saja).

Tetapi, kurban hanya boleh dilaksanakan pada Dzulhijjah. Sejak usai shalat Idul Adha
hingga hari Tasyriq, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, bersamaan dengan jamaah haji yang sedang
wukuf di Padang Arafah. Pada masa sekarang orang yang berkurban dapat menyerahkan
kurbannya kepada orang yang amanah, dalam hal ini lembaga amil zakat.

Adapun syarat diterimanya hewan kurban oleh Allah SWT ialah menggunakan harta
yang halal saat membeli hewan kurban tersebut. Kedua, dikerjakan pada waktunya saat Hari
Raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq. Ketiga, harus dilakukan dengan ikhlas. Keempat,
menggunakan hewan yang cukup umur, besarnya, sehat, dan tidak cacat. Hewan tersebut
berupa sapi, kambing, domba, kerbau atau unta.

Walaupun sama-sama menyembelih hewan, tetapi kurban lebih utama dibandingkan


aqiqah (jika sudah dewasa). Hal itu karena berkurban disebut beberapa kali dalam Alquran.
Sedangkan, aqiqah hanya sebagai bentuk rasa syukur yang hanya terdapat dalam hadis saja.

Karena itu pula, niat aqiqah dan kurban tidak boleh digabungkan. Soal teknis
penyembelihan dan distribusi hewan kurban, ia menyarankan agar melibatkan lembaga amil
zakat. “Mereka memiliki data mustahik yang lebih banyak,” . Sehingga, tercapai pemerataan
pembagian daging kurban.

Pendistribusian daging qurban sebaiknya merupakan daging mentah. Karena, hak


mereka daging tersebut akan dimasak atau dijual kembali. Ini berbeda dengan aqiqah yang
distribusinya dilakukan dengan dimasak terlebih dahulu. Sehingga, mereka yang menerima
dapat segera menikmatinya tanpa menyusahkan untuk memasak lagi. Karena, aqiqah
merupakan wujud rasa syukur atas lahirnya seorang anak.

8 http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-lebih-utama-qurban-atau-
aqiqah-yang-tertunda.htm

9
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Qurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan pada
pagi hari. Sedangkan menurut istilah, Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13
Zulhijah

Binatang yang sah untuk qurban ialah yang tidak bercacat, misalnya pincang, sangat
kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur sebagai berikut:

1. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing yang telah berumur dua tahun atau lebih.
3. Unta yang telah berumur lima tahun atau lebih.
4. Sapi, Kerbau yang telah berumur dua tahun atau lebih

Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak, hukum
aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang wajib memberi nafkah
kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan aqiqah adalah
dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna, sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai
baligh anak tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri,
sebaiknya aqiqah dilakasanakan hari ketujuh.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, Sulaiman. 2012. Fiqih Islam. Sinar Baru Algensindio :Bandung

Asyhadi, Muhamad Sokhih. Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi’.

http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/sudah-dewasa-beluh-diaqiqah-lebih-utama-
qurban-atau-aqiqah-yang-tertunda.htm

11

Anda mungkin juga menyukai