2.1.2 Keluhan Utama: Pasien mengatakan nyeri pada luka kaki kanan dan kiri. Luka tidak
kunjung sembuh selama 1 bulan.
P: nyeri saat kaki digerakkan
Q: terasa nyeri pada luka kaki kiri dan kanan
R: perih seperti terbakar
S: skala nyeri 3 (nyeri ringan)
T: nyeri timbul kadang-kadang berlangsung selama 3-5 menit
Diagnosa Medis: DM + Ulkus Pedis Dextra Sinistra
2.1.3 Data Primer
1. Airway: pasien dapat berbicara dengan jelas, tidak ada penumpukan sekret, tidak
ada sumbatan pada jalan nafas.
2. Breathing: RR: 23 x/menit, suara nafas vesikuler +/+, irama nafas teratur, tidak
ada bunyi nafas tambahan, tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
3. Circulation: TD: 130/80 mmHg, Nadi: 83 x/menit, S: 36 oC, CRT < 2 detik, akral
klien hangat, edema pada kaki, kulit pada kedua kaki bersisik.
4. Disability: Keadaan umum klien lemah, kesadaran compos menthis dengan nilai
GCS: E(4), V(5), M(6) = 15. Respon pupil +/+, reflek cahaya +/+, uji kekuatan
otot ekstermitas atas dan bawah 5/5 (normal).
5. Exposure: Tampak jaringan nekrotik warna putih pada luka ulkus DM di kaki kiri
dan kanan. Luka tampak basah dan kemerahan. Diameter luka 6 cm dan
kedalaman ½ cm.
6. Triase: Kuning
2.1.4 Data Sekunder
Pemeriksaan Fisik
B1-B6
1. B1 (Breathing)
Pola nafas efektif, RR: 23 x/menit, suara nafas vesikuler +/+, irama nafas teratur,
tidak ada bunyi nafas tambahan.
2. B2 (Blood)
Konjungtiva anemis, sklera putih, CRT < 2 detik, TD: 130/80 mmHg, Nadi: 83
x/menit, Suhu: 36 oC, akral hangat.
3. B3 (Brain)
a. Olfaktorius : pasien dapat mencium bau
b. Optikus : pasien dapat membuka mata secara spontan
c. Okulomotorius : Pasien dapat menggerakkan mata ke kiri dan ke kanan,
kelopak mata membuka ke kiri dan kanan.
d. Troklear : pasien dapat menggerakkan mata ke atas dan ke bawah
e. Trigeminus : pasien dapat mengunyah makanan
f. Abdusen : pasien dapat menggerakkan mata ke kiri dan kanan
g. Fasial : pasien dapat mengerutkan wajah
h. Akustikus : pasien dapat mendengar dengan jelas
i. Glosofaringeal : pasien dapat menelan dengan baik
j. Vagus : pasien dapat berbicara dengan jelas
k. Asesoris : pasien dapat menggerakkan bahu dan kepala
l. Hipoglosus : pasien dapat menggerakkan lidah
4. B4 (Bladder)
Frekuensi urin 8-10 kali/hari, volume 800 cc/hari, warna kuning jernih
5. B5 (Bowel)
Mual dan muntah tidak ada, tidak ada nyeri tekan, perut kembung tidak ada, BB:
58 kg, TB: 168 cm.
6. B6 (Bone)
Uji kekuatan ekstermitas atas dan bawah 5/5 (normal), akral hangat.
2.1.5 Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. D.S dibawa ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 20 Mei
2019 pukul 23.44 WIB dengan keluhan nyeri pada luka dibagian kaki kiri dan
kanan. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan mengukur tanda-tanda vital
dengan hasil: TD: 130/80 mmHg, Nadi: 83 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36 oC.
Pasien dibawa di IGD dalam keadaan sadar dengan kesadaran compos menthis,
kemudian pasien diberikan terapi infus Nacl 0,9% 20 tpm pada tangan kiri, injeksi
ranitidine 50 mg/iv, injeksi keterolac 30 mg/iv, injeksi Cefotaxime 1 g/iv.
Selanjutnya pasien akan dirawat inap ke ruangan untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit atau masuk Rumah Sakit
sebelumnya. Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit gula sejak 7 tahun
yang lalu namun tidak pernah berobat ke pelayanan kesehatan dan hanya
mengkonsumsi ramuan herbal. Pasien suka mengkonsumsi makanan yang manis-
manis. Pasien mengatakan luka di kaki kiri dan kanan sejak 1 bulan yang lalu
tidak kunjung sembuh.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada memiliki riwayat penyakit DM.
Pemeriksaan Laboratorium
cm.
Gangguan integritas kulit
- Kulit pada bagian
kedua kaki pasien
tampak bersisik.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan kepada pasien dan keluarga 1. Kebersihan diri yang baik merupakan
untuk selalu menjaga kebersihan diri salah satu cara untuk mencegah
selama perawatan. infeksi kuman.
2. Lakukan perawatan luka secara 2. untuk mencegah kontaminasi luka dan
aseptik. penyebaran infeksi.
3. Anjurkan pada pasien agar menaati 3. Diet yang tepat, latihan fisik yang
diet, latihan fisik, pengobatan yang cukup dapat meningkatkan daya tahan
ditetapkan. tubuh, pengobatan yang tepat,
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mempercepat penyembuhan sehingga
pemberian antibiotik. memperkecil kemungkinan terjadi
Injeksi Cefotaxime 1 g/iv penyebaran infeksi.
5. Observasi adanya tanda-tanda 4. Antibiotik dapat membunuh kuman,
penyebaran infeksi pada luka. pemberian insulin akan menurunkan
kadar gula dalam darah sehingga
proses penyembuhan.
5. Pengkajian yang tepat tentang tanda-
tanda penyebaran infeksi dapat
membantu menentukan tindakan
selanjutnya.
Diagnosa Keperawatan Kedua : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ulkus
diabetes mellitus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam tercapainya proses
penyembuhan luka.
Kriteria Hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus
b. Luka bersih, tidak lembab dan tidak kotor
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37°C)
Intervensi Rasional
1. Berikan perawatan luka dengan tehnik 1. Tehnik aseptic membantu proses
aseptik, tutupi luka dengan kassa penyembuhan luka dan mencegah
steril, gunakan plaster kertas. terjadinya infeksi.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk 2. Antibiotik berguna untuk memtikan
pemberian insulin, pemeriksaan gula mikroorganisme pathogen pada daerah
darah dan pemberian antibiotik. yang berisiko terjadi infeksi.
Injeksi Cefotaxime 1 g/iv 3. Mengetahui sejauh mana
3. Observasi kulit dan identifikasi pada perkembangan luka, mempermudah
tahap perkembangan luka. dalam melakukan tindakan yang tepat.
4. Observasi lokasi, ukuran, dan bau. 4. Mengidentifikasi tingkat keparahan
5. Pantau peningkatan suhu tubuh. luka akan mempermudah intervensi.
5. Suhu tubuh yang meningkat dapat di
identifikasikan sebagai adanya proses
peradangan.
Diagnosa Keperawatan Ketiga : Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam rasa nyeri
berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
a. Pasien secara verbal mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
b. Pasien dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi nyeri.
c. Ekspresi wajah pasien rileks.
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37°C)
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pada pasien tentang sebab- 1. Pemahaman pasien tentang penyebab
sebab timbulnya nyeri. nyeri yang terjadi akan mengurangi
2. Ciptakan lingkungan yang tenang. ketegangan pasien dan memudahkan
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi. pasien untuk diajak bekerjasama
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin dalam melakukan tindakan.
sesuai keinginan pasien. 2. Rangsang yang berlebihan dari
Berikan posisi semifowler 45° lingkungan akan memperberat rasa
5. Kolaborasi dengan dokter untuk nyeri.
pemberian analgetik. 3. Teknik distraksi dan relaksasi dapat
Injeksi Keterolac 30 mg/iv mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
6. Observasi tingkat, frekuensi, dan pasien.
reaksi nyeri yang dialami pasien. 4. Posisi yang nyaman akan membantu
memberikan kesempatan pada otot
untuk relaksasi seoptimal mungkin.
5. Obat-obat analgesik dapat membantu
mengurangi nyeri pasien.
6. Untuk mengetahui berapa berat nyeri
yang dialami pasien.