Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

A. OUT LINE SISTEMATIKA PENULISAN PEDOMAN PENINGKATAN


MUTU
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Pengertian
4. Ruang lingkup
B. Kebijakan
C. Pengorganisasian
D. Kegiatan
E. Metode
F. Pencatatan dan Pelaporan
G. Monitoring dan Evaluasi

B. URAIAN PENULISAN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU


Komponen/isi dokumen dalam penulisan Pedoman Mutu Peningkatan
Mutu adalah sbb:
A. PENDAHULUAN:
1. Latar BelakangProfil organisasi
a. Gambaran umum organisasi
b. Visi organisasi
c. Misi organisasi
d. Struktur organisasi
e. Motto
f. Tata nilai
2. Tujuan: menjadi acuan dalam upaya peningkatan mutu puskesmas
dan keselamatan pasien
3. Pengertian: (jelaskan pengertian-pengertian yang digunakan dalam
pedoman ini)
4. Ruang Lingkup: Pedoman ini disusun berdasarkan standar
akreditasi Puskesmas yang meliputi pedoman dalam upaya
peningkatan mutu dan kinerja pelayanan UKM, UKP, dan
Administrasi manajemen, dan Keselamatan Pasien

B. KEBIJAKAN MUTU: (tuliskan kebijakan mutu seperti yang disusun


dalam SK Kebijakan Mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien

C. PENGORGANISASIAN:

(gambarkan bagan organisasi Tim Mutu Puskesmas, dan jelaskan


uraian tugas masing-masing)

PENANGGUNG JAWAB
MUTU

SEKRETARIS

TIM
AUDIT INTERNAL

TIM MUTU
TIM MUTU TIM MUTU KLINIS DAN
ADMEN UKM KESELAMATAN PASIEN

Uraian Tugas :
D. KEGIATAN PERBAIKAN MUTU PUSKESMAS DAN
KESELAMATAN PASIEN:
(Jelaskan garis besar program mutu Puskesmas dan Keselamatan
Pasien)

1. Peningkatan Pemahaman dan komitmen tentang mutu dan


keselamatan pasien
Perbaikan mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien hanya dapat
terlaksana jika didukung oleh komitmen dan peran aktif seluruh
pimpinan dan karyawan Puskesmas, makaupaya perbaikan mutu
diawali diawali dengan penggalangan workshop pemahaman mutu dan
penggalangan komitmen. Upaya peningkatan pemahaman dilakukan
dengan mengirimkan karyawan untuk pelatihan atau mengadakan
pelatihan di Puskesmas (in-house). Tata nilai dan budaya mutu dan
keselamatan perlu disepakati.

2. Keterlibatan masyarakat dan pengguna pelayanan Puskesmas,


serta lintas sector terkait
Masyarakat dan pengguna perlu dilibatkan dalam upaya perbaikan
mutu dan keselamatan pasien. Masukan dari masyarakat dan
pengguna didapatkan melalui workshop dengan masyarakat dan lintas
sector terkait, adanya kotak saran, survey kebutuhan dan kepuasan,
umpan balik masyarakat baik melalui sms maupun complain yang
diajukan.

3. Program peningkatan mutu dan kinerja manajerial:


Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka perlu
disusun program peningkatan mutu dan kinerja manajerial, yang
meliputi:
a. Penilaian mutu dan kinerja manajerial:
1) Penyusunan indicator mutu/kinerja manajerial
2) Pengumpulan data kinerja dengan menggunakan indicator
yang telah disusun
3) Analisis data kinerja dan tindak lanjut
4) Kajibanding kinerja dengan puskesmas lain dan tindak lanjut
b. Audit internal:
Audit internal dilakukan untuk menilai dan memperbaiki mutu dan
kinerja baik pelayanan UKM, UKP dan manajerial yang dilakukan
oleh tim audit internal dengan rencana program audit yang
terjadual selama satu tahun dan periodic.

c. Pertemuan Tinjauan Manajemen


Pertemuan tinjauan manajemen dilakukan dengan input tinjauan
yang meliputi:…………. , dengan output tinjauan
meliputi:…………… Pertemuan ini dilakukan minimal dua kali
setahun

d. Evaluasi kinerja pihak ketiga:


Kinerja pihak ketiga yang bekerja sama dengan puskesmas perlu
dievaluasi untuk memastikan bahwa produk/jasa yang diberikan
pihak ketiga memenuhi persyaratan mutu dan keselamatan
pasien.

4. Program peningkatan mutu dan kinerja UKM:


a. Penilaian mutu dan kinerja UKM:
1) Penyusunan indicator mutu/kinerja manajerial
2) Pengumpulan data kinerja dengan menggunakan indicator
yang telah disusun
3) Analisis data kinerja dan tindak lanjut
4) Kajibanding kinerja dengan puskesmas lain dan tindak lanjut
b. Perbaikan mutu dan kinerja UKM:
Perbaikan mutu dan kinerja UKM dilakukan berdasarkan
analisis kinerja. Capaian kinerja yang belum sesuai dengan
target yang diharapkan dianalisis dan ditindaklanjuti. Adanya
umpan balik dan keluhan sasaran UKM dan masyarakat
dianalisis dan ditindak lanjuti

5. Program peningkatan mutu dan kinerja UKP


a. Penetapan area prioritas perbaikan pada pelayanan UKP
b. Pemantuan kinerja pada area prioritas dengan indicator yang
ditetapkan
c. Penerapan manajemen risiko (FMEA) pada area priroitras
d. Monitoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis pada masing-
masing unit pelayanan, dan tindak lanjutnya
e. Monitoring, penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis, dan tindak
lanjutnya
f. Upaya perbaikan mutu pelayanan klinis pada masing-masing
unit kerja berdasarkan hasil penilaian kinerja maupun umpan
balik pelanggan
g. Pelaporan dan tindak lanjut insiden Keselamatan Pasien
h. Penyusunan dan penerapan panduan praktik klinis
i. Monitoring dan tindak lanjut terhadap 6 Sasaran Keselamatan
Pasien
6. Implementasi Manajemen Risiko baik pada pelayanan UKM maupun
pelayanan UKP
Manajemen risiko dilakukan baik sebagai upaya reaktif maupun
preventif. Risiko yang diperkirakan dapat ditimbulkan baik akibat
pelayanan UKM maupun UKP harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti.
Jika terjadi kejadian baik akibat pelayanan UKM maupun UKP harus
ditindak lanjuti dengan mitigasi dan upaya pencegahan agar tidak
terjadi lagi. Puskesmas wajib menyusun register risiko baik risiko
fasilitas, maupun risiko yang mungkin diakibatkan oleh pelayanan
yang disediakan.

E. METODA:
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien
adalah sebagai berikut:
1) Penilaian kinerja dan tindak lanjut dengan melalui analisis terhadap
capaian kinerja kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana
perbaikan, pelaksanaan perbaikan, memonitoring dan menilai hasil
perbaikan, dan tindak lanjut, mengikuti siklus PDCA.
2) Menindak lanjut masukan dan keluhan pengguna dan masyarakat
megikuti siklus PDCA
3) Menerapkan manajemen risiko baik pada pelayanan manajerial,
UKM, dan UKP, dengan tahapan: menetapkan lingkup manajemen
risiko, melakukan analisis risiko, dan menindak lanjuti. Manajemen
risiko diterapkan baik secara reaktif maupun proaktif. Upaya proaktif
dilakukan sebelum ada kejadian dengan menganalisis kemungkinan
terjadinya risiko dengan menggunakan metoda FMEA, sedangkan
upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi kejadian yang sudah terjadi
dan mencegah terulangnya kejadian dengan menggunakan metoda
RCA.

F. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Seluruh kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan pasien dicatat dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas setiap bulan, dan oleh Kepala
Puskesmas dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
setiap tiga bulan sekali.

G. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring keseluruhan upaya perbaikan mutu dan keselamatan
pasien dilakukan oleh para penanggung jawab UKM dan UKP.
Penanggung jawab mutu berkewajiban memonitor keseluruhan
pelaksanaan program mutu.
Evaluasi keseluruhan upaya perbaikan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien dilakukan minimal setahun sekali, dan dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai