Anda di halaman 1dari 11

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

PAPER

OLEH:

 NAZIR HAMDI / 180301221


 RYAN AMAL PERDANA / 180301216
 SITI SYUFIA HUMAYRA LUBIS / 180301192
 MUHAMMAD ZULFANULQADRI R. LUBIS / 180301176

KELOMPOK 06
AGROTEKNOLOGI 4

MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
ASPEK KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

Pendahuluan
Era globalisasi menuntut kesiapan negara-negara di dunia menghadapi
perdagangan bebas, termasuk Indonesia, sebagai negara agraris untuk
berkompetisi di dunia internasional, khususnya komoditi pertanian. Salah satu
komoditi yang memiliki potensi untuk bersaing adalah beras organik, terbukti
dengan telah dilakukan ekspor beras organik ke berbagai negara di dunia. Seiring
dengan tantangan tersebut, Indonesia menghadapi berbagai masalah klasik dalam
pembangunan agribisnis. Permasalahan agribisnis, antara lain kondisi struktur
agribisnis yang bersifat dispersal atau tersekat-sekat, yang ditunjukkan dari
adanya pemisahan keterkaitan setiap subsistem satu dengan subsistem yang lain
atau subsistem hulu sampai hilir. Aktivitas dalam subsistem agribisnis digerakkan
oleh lembaga, sehingga rangkaian aktivitas dalam sistem agribisnis digerakkan
oleh berbagai kelembagaan.
Peranan kelembagaan dalam system agribisnis sangat menentukan
keberhasilan pembangunan pertanian di masa depan. Secara umum struktur
agribisnis saat ini dapat digolongkan sebagai tipe dispersal. Struktur agribisnis
dispersal dicirikan oleh tiadanya hubungan organisasi fungsional diantara setiap
tingkatan usaha. Jaringan agribisnis praktis hanya diikat dan dikoordinir oleh
mekanisme pasar (harga). Hubungan diantara sesame pelaku agribisnis praktis
bersifat tidak langsung dan impersonal. Dengan demikian setiap pelaku agribisnis
hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan tidak menyadari bahwa mereka
saling membutuhkan. Bahkan hubungan di antara pelaku agribisnis cenderung
berkembang menjadi bersifat eksploitatif. Pola agribisnis dispersal tersebut
diperburuk oleh berkembangnya asosiasi pengusaha horizontal (usaha sejenis)
yang bersifat asimetri dan cenderung berfungsi sebagai kartel. Sifat asimetri
terlihat dari tiadanya asosiasi para pelaku agribisnis yang efektif di tingkat hulu
(petani), sedangkan asosiasi pelaku agribisnis di tingkat hilir (industry
pengolahan, pedagang/eksportir) sangat kuat. Hal inilah yang membuat organisasi
usaha dalam sektor agribisnis cenderung berperan sebagai sebuah kartel yang
memiliki kekuatan monopsonistis maupun kekuatan monopolistik.

Pengertian Kelembagaan

Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan/atau norma-norma,


baikformal maupun informal sebagai pedoman untuk mengatur perilaku
segenapanggota masyarakat, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam
usahanyamencapai suatu tujuan tertentu. Dalam masyarakat desa, lembaga-
lembaga yangberkembang selama ini ada yang bersifat asli berasal dan berakar
dari adatsetempat, ada juga yang sengaja dibentuk oleh masyarakat setempat atau
olehpemerintah sesuai dengan perkembangan peradaban masyarakat.
Contoh lembaga-lembaga adat yang penting, antara lain pemilikan tanah, jual-
beli, sewa-menyewatanah, dan gotong royong.
Lembaga-lembaga yang sekarang ada barangkali merupakan lembaga
yangbaru, tetapi mungkin juga suatu perbaikan dan reformasi dari lembaga yang
sudahpernah ada sebelumnya agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sepertisimpan-pinjam yang dilembagakan dalam bentuk koperasi atau bank, ada
jugalembaga-lembaga yang bersifat nonformal, misalnya bagi hasil (Jawa Timur),
sakap (Jawa Tengah), ceblokan (Jawa Barat), ijon, dan lain-lain yang memiliki
karakteristik berbeda antar daerah.
Aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar
struktur pembangunan pedesaan dikatakan maju. Dalam struktur pedesaan maju,
tiga diantara lima syarat pokok dikategorikan aspek kelembagaan, antara lain
pasar(untuk membeli sarana produksi pertanian, menjual hasil, dan
membelikonsumsi), pelayanan penyuluhan (untuk menerapkan teknologi baru),
danlembaga perkreditan (yang tepat waktu dan harga, serta
mudah mendapatkanya).
Administrasi Pemerintahan

Administrasi pemerintahan bertingkat-tingkat, yaitu tingkat pusat


(nasional),provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Selain itu, administrasi
pemerintahanjuga dibagi berdasarkan sektor, misalnya sektor pemerintahan dalam
negeri,pertanian, perindustrian, perdagangan, dan lain-lain.Hal yang pokok dalam
administrasi pemerintahan adalah adanya koordinasisebagai upaya untuk melayani
berbagai keperluan para petani yang bermacam-macam, seperti pola hubungan yang
harmonis, upaya membangkit motivasi,mendorong partisipasi petani dan
penduduk desa pada umumnya untukmembangun, sifat mobilitas kelembagaan,
serta informasi adanya suatu inovasibaru, kredit, bantuan teknik pemasaran, dan
lain-lain.Dalam menjalankan kebijakan pertanian, departemen pertanian
harus mampun bekerja sama dengan berbagai departemen terkait. Agar kebijakan
tersebut dapatterlaksana maka diperlukan adanya koordinasi.Kemampuan
pemerintah dalam menyerap aspirasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan
program-program kebijakan pemerintah. Sehubungan denganitu, syarat yang
harus dimiliki oleh seorang pejabat adalah mampu menjaga keseimbangan antara
keperluan melaksanakan kebijakan dan mencapai target dengan tanggapan dan
kemampuan petani dengan kenyataan di lapangan.
Gotong Royong
Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan
bersama,misalnya memperbaiki jalan, membuat jembatan, memperbaiki saluran
irigasi, dan lain sebagainya. Ada beberapa syarat dan alasan agar kegiatan gotong
royong dapat dilaksanakan:
1.Pekerjaan yang dilakukan harus menyangkut kepentingan seluruh
atausebagian besar warga masyarakat.
2.Pekerjaan yang bersangkutan merupakan proyek desa setempat dan
tidakdibiayai oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
3.Pekerjaan yang bersangkutan biasanya sangat penting untuk
diselesaikandengan cepat.
4.Warga masyarakat yang ikut mengerjakan pekerjaan tersebut tidak
mendapatkan upah, bahkan kemungkinan besar malah mengeluarkan dana
pekerjaan tesebut.
Prima Tani
Badan penelitian dan pengembangan (litbang) pertanian telah menetapkan
program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan inovasi tekhnologi pertanian
(prima tani) sebagai salah satu program yang mulai dilaksanakan tahun 2005 pada
beberapa provinsi terpilih. Advokasi dan sosialisasi program tersebut terus
dilaksanakan untuk memobilisasi dukungan dari pengambil kebijakan atau
masyarakat luas agar program ini berjalan lancar, berdaya guna, dan
berkelanjutan.Sasaran prima tani adalah terbangunnya sistem usaha agribisnis
berbasis pengetahuan dan tekhnologi inovatif. Sistem dan usaha agribisnis
dibangun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan rantai pasok
(supply chain) terpadu yang disebut unit agribisnis industrial (UAI). UAI
merupakan suatu organisasi dari seluruh unit usaha dalam satu rantai pasok
vertikal pada suatu kawasan.
Ciri utamanya adalah kesatuan tindak sehingga produk akhir rantaipasok
dapat dikelola penuh sesuai dengan preferensi konsumen dari produk-produk
akhir yang dipasarkan. Prima tani terdiri dari dua komponen yaitu sistem inovasi
dan system agribisnis. Sistem inovasi merupakan sumber atau pemasok
pengetahuan dantekhnologi invatif yang digunakan oleh unit-unit usaha dalam
sistem agribisnis. Karena sistem inovasi ini dibatasi pada output badan litbang
pertanian maka primatani hendaklah dipandang sebagai strategi baru badan
litbang pertanian dengan melaksanakan penelitian, pengembangan, dan diseminasi
tekhnologi tingi strategis yang merupakan tugas pokok institusionalnya.
Misi utama badan litbang adalah menemukan atau menciptakan inovasi
pertanian (tekhnologi, kelembagaan, dan kebijakan) baru dan
strategismengadaptasikannya menjadi tepat guna spesifik pemakai dan lokasi
sertamenginformasikannya dan menyediakan materi dasarnya. Dilihat dari
sisteminovasi pertanian nasional tugas pokok badan litbang pertanaian terfokus
padasubsistem atau segmen rantai pasok pengadaan inovasi (generating subsistem)
dansubsistem penyampaian (delivery subsyistem),tetapi tidak pada
subsistempenerimaan (receiving subsystem).
Badan litbang pertanian telah cukup berhasil dalam pengadaan
inovasipertanian tepat guna. Beberapa diantaranya telah digunakan secara luas,
sertamenjadi tenaga pendorong utama pertumbuhan dan perkembangan usaha
dansistem agribisnis berbagai komoditas pertanian. Misalnya, revolusi hijau
(padapadi dan jagung) yang fenomenal, varietas unggul baru berumur pendek,
danperkembangannya perkebunan sawit yang cukup pesat atas dukungan
teknologipembenihan/pembibitannya.Evaluasi internal dan eksternal menunjukan
bahwa kecepatan dan tingkatpemanfaatan inovasi yang dihasilkan badan litbang
pertanian cenderung mealambat, bahkan menurun. Hasil penelitian menunjukan
bahwa diperlukansekitar 2 tahun sebelum 50% PPS mengetahui tekhnologi baru
dan 6 tahunsebelum 80% PPS mendengar tekhnologi baru tersebut. Tentunya,
dibutuhkanwaktu yang lebih lama lagi agar informasi dan adopsi inovasi tersebut
sampai ditingkat petani.
Segmen rantai pasok inovasi pada subsistem penyampaian(delivery
subsystem) dan subsistem penerima (receiving subsystem)
merupakanbottleneck yang menyebabkan lambannya penyampain informasi dan
rendahnyatingkat adopsi inovasi yang dihasilkan badan litbang pertanian.Agar
inovasi yang telah dihasilkan tidak hanya diketahui oleh para
pengguna(beneficiaries), tetapi juga dimanfaatkan secara luas, tepat guna, dan
dapatmenjamin terciptanya sistem inovasi pertanian nasional ynag padu padan
dengansistem agribisnis merajut simpul antara subsistem rantai pasok pengadaan
(generating subsystem) dengan subsistem penyampain (delivery subsystem)
ataupenerimaan (receiving subsystem) inovasi pertanian nasional maka mulai
tahun2005,
Badan litbang pertanian melaksanakan prima tani. Prima tani merupakan
suatu model atau konsep baru diseminasi tekhnologiyang dipandang dapat
mempercepat penyampaian informasi dan bahan dasarinovasi baru yang
dihasilkan badan litbang pertanian. Diharapkan prima ini dapatberfungsi sebagai
jembatan penghubung langsung antara badan litbang pertaniansebagai penghasil
inovasi dengan lembaga penyampaian (delivery system) danpelaku agribisnis
(receiving system) pengguna inovasi. Selain itu, prima tani jugadigunakan sebagai
wahana pengkajian partisipatif, yang berarti merupakan implementasi dari
paradigm baru badan litbang pertanian untuk pembangunan(research
development ) menngnatikan paradigm lama penelitian danpengembangan
(research and development ),
Suatu strategi baru dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsi badan
litbang pertanian.Tujuan utama prima tani adalah untuk mempercepat waktu,
meningkatkankadar, dan memperluas prevalensi adopsi tekhnologi inovatif yang
dihasilkan olehbadan litbang pertanian, serta untuk memperoleh umpan balik
mengenaikarakteristik tekhnologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi, yang
merupakaninformasi esensial dalam rangka mewujudkan penelitian dan
pengembanganberorientasi kebutuhan pengguna. Prima tani dirancang berfungsi
ganda, yaitusebagai modus diseminasi, sekaligus sebagai laboratorium lapangan
danpengembangan badan litbang pertanian.Sebagai modus diseminasi hasil-hasil
penelitian dan pengembangan, primatani bertujuan:
1. Merancang dana memfasilitasi pengembangan atau pembinaanpercontohan
sistem usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan tekhnologiinovatif.
2. Membangun pengadaan sistem tekhnologi dasar (benih dasar,
prototype,alat/mesin pertanian, dan usaha pascapanen skala komersial) secara
luasdan desentralistik.
3. Menyediakan informasi, konsultasi, dan sekolah lapangan untukpemecahan
masalah melalui penerapan inovasi pertanian bagi para praktisisecara agribisnis.4.
Memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat sertapemerintah
setempat untuk melanjutkan pengembangan atau pembinaanpercontohan sistem
dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dantekhnologi mutakhir secara
mandiri.Sebagai laboratoium lapangan penelitian dan pengembangan, prima
tanibertujuan :
1. Melaksanakan kaji terap untuk mengevaluasi dan menyempurnakan
kinerja komersial tekhnologi sumber yang telah dihasilkan badan litbang
pertanian.
2. Melaksanakan penelitian untuk pengembangan tekhnologi tepat guna
secara partisipatif, bersama-sama dengan para sasaran tekhnologi
tersebut.
3. Mengungkap preferensi dan perilaku konsumen tekhnologi sebagai
dasar dalam merancang arsitektur tekhnologi tepat guna untuk dijadikan
sebagai sasaran penelitian dan pengembangan. Sasaran akhir prima tani
adalah diterapkannya tekhnologi inovatif yang dihasilkan badan litbang
pertanian oleh praktisi agribisnis secara cepat, tepat, dan luas (massal).
Karena kegiatan diseminasi yang dilakukan badan litbang pertanian
hanya dalam skala terbatas dan sementara wakatu saja maka fasilitasi
difusi dan replika atau perluasan prima tani harus dilakukan oleh instansi
pemerintah terkait.

Makna Semantik dan Kandungan Cita Nama Program

Makna program rintisan dan akselerasi pemasyarakatan inovasi tekhnologi


pertanian(prima tani) dijelaskan sebagai berikut :
1.Program berarti prima tani adalah kegiatan terncana dan dilaksanakan
secara sistematis untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan.
2.Rintisan dan akselerasi pemasyarakatan berarti terobosan pembuka,
pelopor, atau inisiatif penyampaian, serta penerapan inovsasi tekhnologi pertanian
kepada dan oleh masyarakat luas.
a.Prima tani harus dipandang sebagai langkah inisiatif badan litbang pertanian
untuk mengatasi masalah kebuntuan atau kelembanan dalam penerapan inovasi
tekhnologi yang dihasilkannya secra luas oleh masyarakat pertanian, sekaligus
memperpendel waktu (lag period ) yang dibutuhkan, mulai dari penciptaan
inovasi tekhnologi sampai penerapan oleh pengguna.
b.Prima tani hanyalahtindakan pembuka atau pelopor, jadi hanya untuk sementara
waktu saja. Pembinaan prima tani harus sesegera mungkin dilepaskan kepada
masyarakat dan pemerintah setempat. Dengan demikian pengembangan prima
tani dilaksanakan dengan pirnsip“bangun(build), operasikan(operate),dan
serahkan (transfer).
3.Inovasi tekhnologi pertanian adalah tekhnologi dan kelembagaan agribisnis
unggul mutakhir gasil temuan atau ciptaan badan litbang pertanian. Prima tani
merupakan wahana untuk mengintroduksikan tekhnologi dan kelembagaan
unggul yang dihasilkan badan litbang pertanian. Oleh karena itu, karakteristik
tekhnologi prima tani adalah teknologi unggul dan matang yang telah
dihasilkan, baik oleh balai penelitian komoditas maupun balai pengkajian
teknologi pertanian.

Prima tani mengandung makna dan harapan khusus. Secara semantik,


“prima” berarti ‘pertama’, ‘utama’, ‘sangat baik’, serta merujuk pada cita bahwa
yang akan diintroduksikan adalah tekhnologi tepat guna inovatif terbaik dan
terkini yang dihasilkan oleh badan litbang pertanian dengan harapan selanjutnya
akan menghasilkan siste dan usaha agribisnis yang tangguh dan unggul. Dengan
teknologi yang prima, akan tercipta sistem dan usaha agribisnis yang prima pula.
KESIMPULAN
 Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan/atau norma-norma, baik
formal maupun informal sebagai pedoman untuk mengatur perilaku
segenap anggota masyarakat, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun
dalam usahanya mencapai suatu tujuan tertentu.

 Kelembagaan sosial - ekonomi yang mempengaruhi pengembangan


pertanian,yaitu: administrasi pemerintahan, gotong royong, prima tani,
dankoperasi tani (KOPTAN).

 Peranan kelembagaan dalam pengembangan pertanian sangat


penting,karena kelembagaan berfungsi untuk mengatur, memfasilitasi,
mendidikpara petani untuk lebih maju di dalam pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, M. 2005. Perbaikan Daya Dukung Sektor Perikanan. dalam, Yustika, AE
(ed): Menjinakkan Liberalisme, Revitalisasi Sektor Pertanian dan
Kehutanan. Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Figueroa, M. E., Kincaid, D. L., Rani, M., Lewis, G. 2002. Communication for
Social Change: An Integrated Model for Measuring the Process and Its
Outcomes. The Rockefeller Foundation New York USA.

Hanafie, Rita. 2010.Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit


AndiYogyakarta.

Yustika, A. E. 2009. Ekonomi Politik: Kajian Teoritis dan Analisis Empiris.


Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Zuber-Skerritt, O. 2002. The Concept of Action Learning. The Learning


Organization, 9(3), 114-124.

Anda mungkin juga menyukai