adanya vein kuarsa terutama argilik merupakan zona alterasi yang menentukan
daerah target pilihan.
Ketiga unsur penentu itu bersama-sama dipakai sebagai penciri, yang
meskipun salah satu dari padanya ada yang bersifat menentukan lebih kuat dan
jelas tetapi ada pula yang lokasinya tidak persis pada zona abnormal tergantung
dari posisi geometri ketiga unsur itu bersatu. Pada peta lateral suatu tanda
abnormalisasi unsur memberikan ciri umpamanya, titik perpotongan sesar pada
lintasan AB, titik geografi perpotongan itu tidak persis sama dengan lokasi zona
argilitnya maka diperkirakan bahwa lokasi ini mempunyai posisi miring ke satu
arah tertentu pada ke dalaman permukaan. Sebaliknya bila ketiga unsur penentu
itu berada pada satu lokasi yang bersamaan dapat ditafsirkan bahwa posisi
geografinya tegaklurus permukaan.
Dengan cara dan patokan pilihan itu dapat dibedakan adanya lokasi pilihan
(target) sebagai berikut :
Lokasi target 1
Pada lintasan pengukuran lokasi target 1 ini berada antara OR3 sampai
OR13. Batuan yang muncul dipermukaan adalah tuf dan tuf lapili serta breksi
polimik (gambar 8). Struktur sesar yang arahnya baratlaut-tenggara berpotongan
dengan sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut. Dari segi pergeseran sesar, yang
baratlaut-tenggara lebih aktif dibandingkan yang lain, tetapi dari segi geometri
kedua sesar ini memberi peluang adanya remukan batuan yang memungkinkan
aktifitas magma dapat mempengaruhi batuan yang terhancurkan.
Pada gambar 7 terlihat bahwa banyak unsur struktur yang posisi
kemiringannya saling berhadapan menuju satu kedalaman di bawah level 500 m,
sehingga intensitas kekar meninggi searah deangan salah satu arah sesar ini.
Dari data perhitungan intensitas dan poligon bongkahnya kehancuran itu berada
pada zona level 650 m sampai 500 m. Dipermukaan intensitas kekar terciri
dengan indeks paling tinggi adalah 36 yang lokasinya berada pada sudut timur
laut perpotongan sesar. Intensitas dengan indeks tinggi dipermukaan pada lokasi
target ini membentuk bulatan-bulatan kontur intensitas yang terarah pada kedua
3
Lokasi target 2
Pada peta gambar 8, terlihat bahwa lokasi target 2 menempati lintasan CD
mulai dari OR10 sampai IH3, dengan bentangan segiempat panjang dengan arah
bentangan timur-barat.
Pada profil gambar 7 lokasi target 2 ini pusat perhatian dititik beratkan
pada bentangan permukaan antara IL4 – IH3 dengan kedalaman antara 650 – 1000
m. Yaitu ditentukan oleh posisi sesar barat-timur yang miring keutara. Baik pada
gambar 8 maupunn profil gambar 7 jenis batuan berkisar dari tuf, tuf lapili sampai
breksi polimik yang dipekirakan, serupa dengan susunan stratigrafi target 1 yang
mungkin sifatnya lebih proksimal atau lebih dekat dengan sumbernya.
Sesar arah barat-timur merupakan unsur struktur yang berperan di daerah
target 2 ini yang mungkin sifatnya adalah zoner yang diikuti oleh sumber alterasi
silifikasi dan argilit pada pola sesar ini baik di kedalaman maupun permukaan,
akibat sesar ini. Zona alterasi pada profil gambar 7, CD propilitnya terpotong-
potong sesuai dengan zonasi sesarnya.
Intensitas kekar tidak setinggi di target 1 yang pada peta pola jaringan
intensitas kekar gambar 12, merupakan outer rim yang memusat ke lokasi target 1.
4
Bila dikaitkan dengan pola kekar di target 3 maka kekar target 2 mempunyai
kesamaan kemiringan yaitu ke arah barat laut atau selatan, secara regional hal
tersebut mungkin ada kaidahnya dengan sesar besar Gunung Endut – Gunung
Halimun, atau merupakan bagian dari depresi creater Gunung Kendeng (Gunung
Botol). Dengan ciri seperti diatas maka lokasi target 2 agak berbeda dari target 1
yaitu lebih cendrung berkaitan dengan creater rim (Gunung Botol). Dari asumsi
ini maka zona mineralisasi target 2 mempunyai tipe menjurus ke mineralisasi
sinter gunungapi.
Lokasi target 3
Target 3 terletak pada lintasan E – W antara OR27 hingga ND3. Batuan
mempunyai variasi yang berkisar dari tuf, tuf lapili, breksi monomik dan polimik
yang mungkin dari varian prosimal yang berarti dekat dengan sumbernya.
Struktur kekar menunjukan pola yang mirip dengan lokasi target 1 yaitu
pada profil gambar 7 memperlihatkan sejumlah kekar yang miring berhadapan
dan berpotongan pada level 600 m – 900 m. Yang mencirikan suatu kondisi
transtensional dengan poligon pecahan atau bongkah menunjukkan intensitas
dengan indeks 18. Kemungkinan lokasi ini merupakan zona sesar yang lokasi dan
sifatnya tidak ditemukan secara langsung di lapangan. Ubahan merupakan alur
yang berarah baratlaut-tenggara baik argilit maupunn lensa silisifikasinya (lateral,
gambar 8). Pada gambar 7, alterasi argilit diperkirakan merupakan alterasi utama
dari sejak permukaan sampai kedalaman, hal ini mengikuti pola kehancuran
batuan dimana sesungguhnya merupakan lensa-lensa sesuai dengan poligon
bongkahnya.
Bila perhtiungan indeks intensitas pada profil gambar 7 di jadikan
petunjuk tipe mineralisasi maka lokasi target 3 analog dengan target 1 yaitu tipe
vein filling yang mengikuti kehancuran batuan yang zona kehancurannya
meninggi ke arah barat pada kedalaman mulai 900 m kebawah.
Lokasi target 4
5
Pada gambar 7 target 4 ini berlokasi pada lintasan antara BY35 sampai
K22. Dari pola kekar dan sesar daerah target ini bersesuain dengan tanda adanya
sesar berpotongan. Antara sesar baratlaut-tenggara dengan sesar baratdaya-
timurlaut sehingga daerah ini sangat intensif pergeseranya ke arah baratlaut. Pada
peta intensitas kekar, lokasi ini merupakan bagian dari zona pengkekaran yang
bentuknya melingkar, berpusat bagian tenggaranya yang mungkin berkaitan
dengan suatu cabang erupsi (pasasitik cone). Pada profil gambar 7 pola kekar
maupun sesar melingkar ke arah timurlaut (transcurrent). Ubahan utamanya
argilit dan propilit (gambar 7) mengikuti pola kehancuran batuan. Batuan yang
menyusunya terutama rempah gunungapi tuf dan breksi serta lava yang mungkin
bersifat proksimal dari suatu sumber yang berbeda dari lokasi-lokasi target yang
lain. Bila lokasi ini diperkirakan dari intensitas kekar dan pola kemiringanya
maka cendrung berkaitan dengan sesar, tetapi bila dikaitkan dengan tipe alterasi
kala jenis batuan penyusunnya diperkirakan pula lokasi target ini sebagai satu
bagian dari sumber erupsi. Oleh karenanya lokasi ini merupakan campuran antara
tipe sinter dan tipe stockwork (struktur). Pada gambar 7 zona kehancuran batuan
dibaca dari ketinggian 1550 m sampai ke dalaman 700 m atau lebih.
Dari rincian lokasi-lokasi target (1 – 4) dapat dibedakan adanya dua tipe
mineralisasi yaitu sinter dan vein filling yang kedua tipe ini berkaitan erat antara
sumber erupsi dan sesar.
untuk dipakai, lokasi-lokasi target adalah merupakan sasaran utama yang dapat
dilakukan.
Rekomendasi lain adalah bahwa sebelum rencana bor atau geofisik di
lakukan sampling batuan (trenching) untuk emas di empat lokasi target perlu
dilakukan terlebih dahulu agar menambah keyakinan bahwa lokasi target itu baik
lateral maupunn vertikal berstatus sebagi lokasi acuan lebih lanjut.