Anda di halaman 1dari 6

1

6. Kontrol Stratigrafi, Struktur dan Alterasi

Gambar 8 memperlihatkan peta gabungan antara stratigrafi, struktur dan


alterasi. Berbagai jenis batuan rempah gunungapi berkisar dari lava, breksi
sampai tuf dijumpai dan disertai sedikit batupasir dan batulempung. Atas dasar
rekontruksi stratigrafinya maka dikenal jenis batuan yang berada dibawah
permukaan yang diperhitungkan antara kedalaman 500 m sampai 1200 m seperti
diperlihatkan pada gambar 7.
Dalam gambar 8 dan 7 pula jenis litologi ini dioverlay dengan peta pola
sesar dan jaringan kekar termasuk kontur intensitas kekarnya, disertai pula
dengan zona ubahan argilit dan silisifikasi, disini ketiga unsur geologi dipadu
menjadi satu peta dan satu profil tegak. Gambar 8 dan gambar 7 berfungsi
memperlihatkan varian geologi dalam tiga dimensi, yang selanjutnya dapat
dijadikan peta penuntun eksplorasi dan pentuan target luas di daerah ini. Profil
sengaja ditarik sepanjang lintasan ukur untuk memudahkan mencari lokasi dengan
tanda-tanda geografi patok ukur yang dibuat selama pengukuran, seperti OR10,
ND3, ORA2, K4 dan seterusnya pada gambar 3.1.
Merujuk pada model mineralisasi gunungapi sinter, stockwork vein filling
dan tektonik maka unsur-unsur geologi yang menunjang memberikan beberapa
lokasi pilihan. Lokasi pilihan ini digambar pada peta gambar 9, baik peta lateral
maupunn peta profilnya. Empat lokasi pilihan itu yaitu lokasi 1, 2, 3 dan 4
dengan pertimbangan urutan prioritas paling besar ke yang paling rendah.
Sebagai patokan pilihan yaitu pertama litologi gunungapi yang paling
dekat dengan sumber erupsi yaitu batuan-batuan yang tersusun sebagai endapan
creater, batuan yang bersusun penciri proksimal atau bagian dari suatu freatik
cone, yang biasanya ditunjukkan oleh adanya lava dome. Dari unsur tektonik dan
struktur daerah pilihan itu ditunjukkan oleh lokasi perpotongan sesar atau daerah
dengan indikasi zona sesar yang lebar yang memungkinkan menjadi jalan
keluarnya sumber mineralisasi. Kekar yang pola jaringannya menunjukkan
intensitas tinggi atau bentuk-bentuk poligonnya menunjukkan keremukan-
kehancuran tinggi menjadi petunjuk kesarangan batuan. Unsur alterasi dan ciri
2

adanya vein kuarsa terutama argilik merupakan zona alterasi yang menentukan
daerah target pilihan.
Ketiga unsur penentu itu bersama-sama dipakai sebagai penciri, yang
meskipun salah satu dari padanya ada yang bersifat menentukan lebih kuat dan
jelas tetapi ada pula yang lokasinya tidak persis pada zona abnormal tergantung
dari posisi geometri ketiga unsur itu bersatu. Pada peta lateral suatu tanda
abnormalisasi unsur memberikan ciri umpamanya, titik perpotongan sesar pada
lintasan AB, titik geografi perpotongan itu tidak persis sama dengan lokasi zona
argilitnya maka diperkirakan bahwa lokasi ini mempunyai posisi miring ke satu
arah tertentu pada ke dalaman permukaan. Sebaliknya bila ketiga unsur penentu
itu berada pada satu lokasi yang bersamaan dapat ditafsirkan bahwa posisi
geografinya tegaklurus permukaan.
Dengan cara dan patokan pilihan itu dapat dibedakan adanya lokasi pilihan
(target) sebagai berikut :

Lokasi target 1
Pada lintasan pengukuran lokasi target 1 ini berada antara OR3 sampai
OR13. Batuan yang muncul dipermukaan adalah tuf dan tuf lapili serta breksi
polimik (gambar 8). Struktur sesar yang arahnya baratlaut-tenggara berpotongan
dengan sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut. Dari segi pergeseran sesar, yang
baratlaut-tenggara lebih aktif dibandingkan yang lain, tetapi dari segi geometri
kedua sesar ini memberi peluang adanya remukan batuan yang memungkinkan
aktifitas magma dapat mempengaruhi batuan yang terhancurkan.
Pada gambar 7 terlihat bahwa banyak unsur struktur yang posisi
kemiringannya saling berhadapan menuju satu kedalaman di bawah level 500 m,
sehingga intensitas kekar meninggi searah deangan salah satu arah sesar ini.
Dari data perhitungan intensitas dan poligon bongkahnya kehancuran itu berada
pada zona level 650 m sampai 500 m. Dipermukaan intensitas kekar terciri
dengan indeks paling tinggi adalah 36 yang lokasinya berada pada sudut timur
laut perpotongan sesar. Intensitas dengan indeks tinggi dipermukaan pada lokasi
target ini membentuk bulatan-bulatan kontur intensitas yang terarah pada kedua
3

sesar, hal ini mencirikan bahwa transtension memungkinkan adanya bukaan-


bukaan kekar sampai jauh dikedalaman dibawah level 500 m. Meskipun ciri
permukaan argilitisasi hanya terdapat dipojok timur laut perpotongan sesar tidak
menutup kemungkinan zona-zona argilit ditemukan seperti lensa-lensa dibawah
500 m.
Zona propilit diperkirakan merupakan bagian terbesar dari alterasi pada
lintasan AB (gambar 7), yang tampaknya sangat berasosiasi dengan batuan dan
strukturnya. Dari alterasi yang berperan sebagai petunjuk dilokasi target 1 ini
hanya argilit dan oleh karenanya intensitas kekar dan sesar merupakan utama
sebagai salah satu unsur dari tipe stockwork atau vein filling yang berada pada
level 500 m – 650 m. Luas bentangan dan daerah target 1 ini diperkirakan
merupakan satu bentuk bujursangkar yang jarak bentangannya analog dengan
jarak OR3 – OR13.

Lokasi target 2
Pada peta gambar 8, terlihat bahwa lokasi target 2 menempati lintasan CD
mulai dari OR10 sampai IH3, dengan bentangan segiempat panjang dengan arah
bentangan timur-barat.
Pada profil gambar 7 lokasi target 2 ini pusat perhatian dititik beratkan
pada bentangan permukaan antara IL4 – IH3 dengan kedalaman antara 650 – 1000
m. Yaitu ditentukan oleh posisi sesar barat-timur yang miring keutara. Baik pada
gambar 8 maupunn profil gambar 7 jenis batuan berkisar dari tuf, tuf lapili sampai
breksi polimik yang dipekirakan, serupa dengan susunan stratigrafi target 1 yang
mungkin sifatnya lebih proksimal atau lebih dekat dengan sumbernya.
Sesar arah barat-timur merupakan unsur struktur yang berperan di daerah
target 2 ini yang mungkin sifatnya adalah zoner yang diikuti oleh sumber alterasi
silifikasi dan argilit pada pola sesar ini baik di kedalaman maupun permukaan,
akibat sesar ini. Zona alterasi pada profil gambar 7, CD propilitnya terpotong-
potong sesuai dengan zonasi sesarnya.
Intensitas kekar tidak setinggi di target 1 yang pada peta pola jaringan
intensitas kekar gambar 12, merupakan outer rim yang memusat ke lokasi target 1.
4

Bila dikaitkan dengan pola kekar di target 3 maka kekar target 2 mempunyai
kesamaan kemiringan yaitu ke arah barat laut atau selatan, secara regional hal
tersebut mungkin ada kaidahnya dengan sesar besar Gunung Endut – Gunung
Halimun, atau merupakan bagian dari depresi creater Gunung Kendeng (Gunung
Botol). Dengan ciri seperti diatas maka lokasi target 2 agak berbeda dari target 1
yaitu lebih cendrung berkaitan dengan creater rim (Gunung Botol). Dari asumsi
ini maka zona mineralisasi target 2 mempunyai tipe menjurus ke mineralisasi
sinter gunungapi.

Lokasi target 3
Target 3 terletak pada lintasan E – W antara OR27 hingga ND3. Batuan
mempunyai variasi yang berkisar dari tuf, tuf lapili, breksi monomik dan polimik
yang mungkin dari varian prosimal yang berarti dekat dengan sumbernya.
Struktur kekar menunjukan pola yang mirip dengan lokasi target 1 yaitu
pada profil gambar 7 memperlihatkan sejumlah kekar yang miring berhadapan
dan berpotongan pada level 600 m – 900 m. Yang mencirikan suatu kondisi
transtensional dengan poligon pecahan atau bongkah menunjukkan intensitas
dengan indeks 18. Kemungkinan lokasi ini merupakan zona sesar yang lokasi dan
sifatnya tidak ditemukan secara langsung di lapangan. Ubahan merupakan alur
yang berarah baratlaut-tenggara baik argilit maupunn lensa silisifikasinya (lateral,
gambar 8). Pada gambar 7, alterasi argilit diperkirakan merupakan alterasi utama
dari sejak permukaan sampai kedalaman, hal ini mengikuti pola kehancuran
batuan dimana sesungguhnya merupakan lensa-lensa sesuai dengan poligon
bongkahnya.
Bila perhtiungan indeks intensitas pada profil gambar 7 di jadikan
petunjuk tipe mineralisasi maka lokasi target 3 analog dengan target 1 yaitu tipe
vein filling yang mengikuti kehancuran batuan yang zona kehancurannya
meninggi ke arah barat pada kedalaman mulai 900 m kebawah.

Lokasi target 4
5

Pada gambar 7 target 4 ini berlokasi pada lintasan antara BY35 sampai
K22. Dari pola kekar dan sesar daerah target ini bersesuain dengan tanda adanya
sesar berpotongan. Antara sesar baratlaut-tenggara dengan sesar baratdaya-
timurlaut sehingga daerah ini sangat intensif pergeseranya ke arah baratlaut. Pada
peta intensitas kekar, lokasi ini merupakan bagian dari zona pengkekaran yang
bentuknya melingkar, berpusat bagian tenggaranya yang mungkin berkaitan
dengan suatu cabang erupsi (pasasitik cone). Pada profil gambar 7 pola kekar
maupun sesar melingkar ke arah timurlaut (transcurrent). Ubahan utamanya
argilit dan propilit (gambar 7) mengikuti pola kehancuran batuan. Batuan yang
menyusunya terutama rempah gunungapi tuf dan breksi serta lava yang mungkin
bersifat proksimal dari suatu sumber yang berbeda dari lokasi-lokasi target yang
lain. Bila lokasi ini diperkirakan dari intensitas kekar dan pola kemiringanya
maka cendrung berkaitan dengan sesar, tetapi bila dikaitkan dengan tipe alterasi
kala jenis batuan penyusunnya diperkirakan pula lokasi target ini sebagai satu
bagian dari sumber erupsi. Oleh karenanya lokasi ini merupakan campuran antara
tipe sinter dan tipe stockwork (struktur). Pada gambar 7 zona kehancuran batuan
dibaca dari ketinggian 1550 m sampai ke dalaman 700 m atau lebih.
Dari rincian lokasi-lokasi target (1 – 4) dapat dibedakan adanya dua tipe
mineralisasi yaitu sinter dan vein filling yang kedua tipe ini berkaitan erat antara
sumber erupsi dan sesar.

9. Diskusi, kesimpulan dan rekomendasi


Atas dasar data geologi yang terkumpul dipermukaan pada variasi
ketinggian geografis yang berbeda maka zonasi lateral maupunn vertikal dari tiga
unsur geologi (litologi, struktur dan alterasi) sampai batas kesimpulan sementara
ada 4 lokasi pilihan yang masing-masing mempunyai karakter mineralisasi.
Kedalaman rekaman yang dapat direkontruksi adalah berkisar antara 500
m sampai 1200 m dan berkisar sepanjang jaringan lintasan ukur. Karena
rekonstruksi di bawah permukaan itu tidak bertumpu pada data aktual yang sesuai
dengan levelnya (batasan geofisik) maka dugaan ini merupakan acuan yang perlu
di tunjang dengan data bawah permukaan yang lain. Bila geofisika di rencanakan
6

untuk dipakai, lokasi-lokasi target adalah merupakan sasaran utama yang dapat
dilakukan.
Rekomendasi lain adalah bahwa sebelum rencana bor atau geofisik di
lakukan sampling batuan (trenching) untuk emas di empat lokasi target perlu
dilakukan terlebih dahulu agar menambah keyakinan bahwa lokasi target itu baik
lateral maupunn vertikal berstatus sebagi lokasi acuan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai