Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada berbagai lembaga pendidikan,khususnya perguruan tinggi


kedinasan merupakan suatu kebijaksanaan yang tepat apabila
sebelumnya taruna yang akan menyelesaikan pendidikannya
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun langsung kemasyarakat
dengan disiplin ilmu yang telah diterima selama perkuliahan.

Kegiatan kerja praktek atau magang adalah suatu program yang


tercantum dalam kurikulum di Sekolah Tinggi Transportasi Darat yang
wajib dilaksanakan oleh setiap taruna dengan tujuan agar taruna
dapat mengembangkan keterampilan dan memahami etika pekerjaan
serta untuk mendapatkan kesempatan dalam menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang ada relevansinya dengan
kurikulum pendidikan.

Melalui kerja praktek ini , taruna diharapkan dapat menerapkan


konsep dan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti masa
perkuliahan dan tempat dimana melakukan kerja praktek dan taruna
diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih
luas serta mampu untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada
di lapangan.

Sebagai bentuk dari pelatihan pada pengembangan diri, khususnya


bagi taruna D IV Transportasi Darat harus memiliki pengetahuan
mendalam terkait Transportasi Darat. Transportasi darat merupakan
salah satu sektor vital dalam menunjang kelancaran perekonomian
dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pelaksanaanya harus
diselenggarakan secara tertib, teratur, tepat waktu, aman serta
nyaman. Salah satu penunjang dalam mewujudkan sistem

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 1
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
transportasi darat tersebut yaitu perlu adanya sarana dan prasarana
lalu lintas yang memadai antara lain ialah tersedianya moda
transportasi kereta api yang ditunjang dengan stasiun yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang berlaku.
1.2 Ruang Lingkup
Program magang taruna tingkat akhir program studi Diploma IV
Transportasi Darat dilaksanakan di beberapa Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Kementerian Perhubungan.Penulis memilih lokasi magang
di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jakarta Banten

1.3 Tujuan

Kerja Praktek yang dilakukan penulis di Balai Teknik Perkeretaapiaan


Wilayah Jakarta Banten memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menggambarkan kondisi eksisting Stasiun Tenjo untuk dilakukan


evaluasi dan membandingkan dengan standar pelayanan minimal
yang berlaku.
2. Merencanakan pengembangan kawasan yang berorientasi transit
di Stasiun Tenjo.
3. Mampu mendesain layout perencanaan pengembangan kawasan
yang berorientasi transit di Stasiun Tenjo.
1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh penulis dari kegiatan kerja praktek di Balai


Teknik Perekeretaapiaan Wilayah Jakarta Banten adalah :

1. Untuk memenuhi mata kuliah yang telah ditentukan dari Program


Studi Diploma IV Transportasi Darat.
2. Menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja sehingga
mampu menumbuhkan pengetahuan kerja sesuai dengan latar
belakang bidang ilmu yang telah dipelajari.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 2
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
3. Melatih kemampuan taruna untuk menjadi pribadi yang mandiri
,mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam
bekerja.
4. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain
di dalam dunia kerja.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 3
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Balai Teknik


Perkeretaapian Wilayah Jakarta Banten

A. Visi dan Misi Balai Teknik Perkeretaapiaan Wilayah Jakarta


Banten

Visi
Mewujudkan eksistensi sebagai regulator dan penyelenggaraan
perkeretaapian multioperator guna terselenggaranya pelayanan
angkutan kereta api secara massal yang menjamin keselamatan,
aman, nyaman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, efisien,
terpadu dengan moda transportasi lain, serta menunjang
pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan
penggerak pembangunan nasional.

Misi

1. Meningkatkan peran Pemerintah sebagai regulator


penyelenggaraan perkeretaapian
2. Mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian
multioperator dengan peningkatan peran Pemerintah
Daerah dan swasta
3. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai angkutan publik
4. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai tulang punggung
angkutan barang
5. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai pelopor
terciptanya angkutan terpadu

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 4
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
B. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Jakarta Banten

Tugas Pokok

Melaksanakan Peningkatan dan Pengawasan Prasarana serta


Pengawasan Penyelenggaraan Sarana,Lalu Lintas,Angkutan dan
Keselamatan Perkeretaapian

Fungsi
1. Pelaksanaan peningkatan prasarana perkeretaapian
2. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian
3. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan sarana,lalu
lintas,dan angkutan kereta api
4. Pelaksanaan pengawasan keselamatan lalu liintas dan
angkutan kereta api
5. Pelaksanaan pemantauan kelaikan prasarana dan sarana
perkeretaapian
6. Pelaksanaan pencegahan dan penindakan pelanggaran
perundang-undangan di bidang perkeretaapian
7. Pelaksanaan analisis dan penanganan kecelakaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
8. Pengelolaan urusan tata usaha,rumah
tangga,kepegawaian,keuangan,hukum,dan hubungan
masyarakat

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 5
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
2.2 Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretapiaan Wilayah
Jakarta Banten

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten


Gambar II. 1 : Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta
dan Banten

2.3 Sejarah dan Profil Balai Teknik Perkereteaapian Wilayah


Jakarta dan Banten
A. Sejarah Balai Teknik Perekeretaapian Wilayah Jakarta
Banten
Balai Teknik Perkeretaapian merupakan sebuah UPT di
lingkungan Kementerian Perhubungan, yang secara struktural
di bawah Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pertimbangan
adanya organisasi Balai Teknik Perkeretaapian adalah dalam
rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan peningkatan
prasarana, fasilitas bimbingan dan pengawasan teknis, serta
koordinasi pelaksanaan operasional penyelenggaraan lalu
lintas dan angkutan kereta api.
Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jakarta dan
Banten (BTPWJB) yang dibentuk/disahkan Desember 2014

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 6
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
sesuai PM. 63 tahun 2014, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Teknik Perkeretaapian bergerak cepat sesuai dinamika
yang berkembang, langkah strategi yang digulirkan,
sosialisasi peran dan fungsi Balai TPWJB
kepada stakeholder dan mitra kerja. Pola pikir (mindset) baru
dikembangkan sesuai masterplan jangka menengah
pembangunan perkeretaapian (2015-2019) sebagai landasan
penggeraknya.

2.4 Gambaran dan Deskripsi Satuan Kerja Pengembangan


Perkeretaapian Jakarta-Banten

Satuan kerja pengembangan perkeretaapian Jakarta – Banten


merupakan salah satu subunit dari Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten. Subunit ini
menangani pengembangan perkeretaapian pada seluruh
lintas di Jakarta dan Banten dengan akhir batas wilayah dari
sebelah selatan yaitu Sukabumi, sebelah timur yaitu
Cikampek, sebelah barat yaitu Tangerang, serta sebelah utara
yaitu Tanjung Priok.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 7
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Bentuk Kegiatan


Pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan oleh Taruna Sekolah
Tinggi Transportasi Darat bertujuan untuk memberikan pengalaman
kerja yang komprehensif kepada taruna.Selain itu memberikan
pengalaman kepada taruna bagaimana kondisi lapangan saat turut
terlibat kepada tanggung jawab sebuah pekerjaan dalam lembaga.
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan harus mempunyai tugas
pokok dan fungsi .Adapun tugas pokok dan fungsi dari kegiatan
kerja praktek yang dilakukan di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Jakarta Banten adalah sebagai berikut :
A. Tugas Pokok
1. Melaksanakan inventarisasi serta pengembangan
prasarana perkeretaapian.
B. Fungsi
1. Pelaksanaan perencanaan dalam mengembangkan
prasarana perkeretaapian.

3.2 Prosedur Magang


Prosedur magang yang dilaksanakan sebelum melaksanakan
kegiatan magang yaitu mendapatkan pengarahan tentang
peraturan-peraturan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
baik dilapangan maupun di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta Banten yang disampaikan oleh Kepala Seksi
Prasarana Perkeretaapian.Arahan mengenai prosedur saat
melaksanakan kegiatan magang adalah sebagai berikut :
C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEGIATAN
DIDALAM RUANGAN
1. Datang tepat waktu pada pukul 08.00 WIB di Balai
Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta Banten

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 8
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
2. Melakukan laporan dengan cara mengisi absensi daftar
hadir
3. Menunggu arahan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
4. Melaksanakan kegiatan harian sesuai dengan arahan
5. Membuat laporan terkait kegiatan harian yang sudah
dilaksanakan
6. Mengakhiri kegiatan harian dengan cara mengisi
absensi pulang
D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEGIATAN
DILUAR RUANGAN
1. Meminta izin kepada kepala stasiun untuk melakukan
kegiatan di stasiun
2. Menerima pengarahan dari instruktur terkait kegiatan
yang akan dilakukan
3. Mengenakan Alat Pelindung Diri seperti rompi safety
dan topi ketika hendak melakukan kegiatan
4. Melaksanakan kegiatan dengan cara inventarisasi
terkait fasilitas dan pelayanan yang ada di stasiun
5. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan di
stasiun
6. Membuat laporan sebagai bukti telah melakukan
kegiatan yang diberikan

3.3 Kegiatan Magang


Bentuk kegiatan yang dilakukan di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta Banten terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan
didalam ruangan dan kegiatan diluar ruangan
A. Kegiatan didalam ruangan
Kegiatan didalam ruangan yaitu kegiatan yang dilakukan di
Kantor Pusat Balai Perkeretaapian Wilayah Jakarta
Banten,Jakarta Selatan.Kegiatan yang dilakukan didalam
ruangan meliputi:

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 9
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
1. Menerima penjelasan dan pengarahan baik dari
pembina atau instruktur mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan.
2. Diskusi mingguan terkait hasil dari kegiatan magang
yang dilakukan kemudian memaparkan hasil
kegiatan magang.
B. Kegiatan diluar ruangan
Kegiatan yang dilakukan diluar ruangan mempunyai
beberapa rangkaian kegiatan.Rangkaian kegiatan tersebut
disusun agar dapat memenuhi tugas pokok dan fungsi yang
telah ditentukan serta tercapainya tujuan dari kegiatan kerja
praktek yang dilakukan di Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta Banten.Rangkaian kegiatan tersebut
meliputi :
1. Inventarisasi Stasiun Tenjo
Inventarisasi dilakukan agar dapat mengetahui
kondisi yang ada saat ini pada Stasiun
Tenjo.Kemudian membuat identifikasi masalah yang
ditemukan dari fasilitas maupun pelayanan yang ada
pada saat ini berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
yang berlaku.
2. Perencanaan dan pengembangan kawasan yang
berorientasi transit di Stasiun Tenjo
Pengembangan Stasiun Tenjo dilakukan dengan cara
membuat kawasan yang berorientasi transit atau
TOD .Kawasan yang akan dibangun adalah kawasan
yang sudah ditentukan berdasarkan survey
wawancara penumpang di Stasiun Tenjo.Hal ini
bertujuan agar dapat mengetahui karakteristik
kebutuhan TOD dan sebagai acuan konsep dasar
dalam merencanakan kawasan TOD.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 10
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Adapun penjelasan yang lebih spesifik mengenai rangkaian
kegiatan diatas adalah :
1. Inventarisasi Stasiun Tenjo
A. Profil Stasiun Tenjo
Stasiun Tenjo merupakan stasiun kereta api kelas
III/kecil dan termasuk dalam Wilayah Daerah
Operasi I Jakarta.Angka ketinggian stasiun ini di
bangunan utama tertulis +52 m.Sejak tanggal 17
April 2013,sudah melayani KRL/Commuter Line
tujuan lintas Stasiun Tanahabang-Rangkasbitung.

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 1 :Tampak Depan Stasiun Tenjo
B. Kondisi Fasilitas dan Pelayanan Stasiun Tenjo

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 2 :Fasilitas Loket Penjualan Tiket

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 11
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar III. 3 :Fasilitas Gate In/Out Penumpang

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 4 :Fasilitas Peron

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 5 :Fasilitas Ruang Tunggu Penumpang

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 12
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar III. 6:Fasilitas Ruang Tunggu Penumpang

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 7:Fasilitas Toilet

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 8 :Fasilitas Mushola

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 13
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar III. 9 :Fasilitas Charging Booth

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 10 :Papan Informasi Kedatangan KRL

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 11 :Papan Informasi Transportasi Lanjutan

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 14
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar III. 12 :Jadwal Perjalanan KRL dari Stasiun Tenjo
tujuan Stasiun Tanah Abang

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar III. 13 :Fasilitas Tempat Sampah

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 15
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
C. Fasilitas dan Pelayanan Stasiun Tenjo Berdasarkan Pm 48 Tahun 2015

Sesuai PM Kebutuhan
No Jenis Pelayanan Ketersediaan Penumpang
Ada Tidak Ada Sesuai Tidak Sesuai Iya Tidak
1 Keselamatan
a.Informasi dan Fasilitas Keselamatan √ √ √
b.Informasi dan Fasilitas Kesehatan √ √ √
c.Lampu Penerangan √ √ √
2 Keamanan
a.Fasilitas Keamanan √ √ √
b.Petugas Keamanan √ √ √
c.Informasi Gangguan Keamanan √ √ √
d.Lampu Penerangan √ √ √
3 Keteraturan
Layanan Penjualan Tiket √ √ √
4 Kenyamanan
a.Ruang Tunggu √ √ √
b.Ruang Boarding √ √ √
c.Toilet √ √ √
d.Mushola √ √ √
e.Lampu Penerangan √ √ √
f.Fasilitas Pengatur Sirkulasi Udara di Ruang
√ √ √
Tunggu Tertutup
5 Kemudahan
a.Informasi Pelayanan √ √ √

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi 16
Transit di Stasiun Tenjo
b.Informasi Gangguan Perjalanan Kereta Api √ √ √
Kebutuhan
Ketersediaan Sesuai PM
No Jenis Pelayanan Penumpang
Ada Tidak Ada Sesuai Tidak Sesuai Iya Tidak
c.Informasi Angkutan Lanjutan √ √ √
d.Fasilitas Layanan Penumpang √ √ √
e.Fasilitas Kemudahan Naik/Turun Penumpang √ √ √
f.Tempat Parkir √ √ √
g. Charging booth √ √ √
h.Fasilitas Pertokoan dan Perdagangan √ √ √
i.Fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) √ √ √
6 Kesetaraan
a.Fasilitas bagi Penumpang Difable √ √ √
b.Ruang Ibu Menyusui √ √ √
Sumber : Tim magang BPTWJB 2019

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi 17
Transit di Stasiun Tenjo
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan :
1. Belum terdapat fasilitas kesehatan seperti Ruang P3K
2. Belum terdapat fasilitas pengatur sirkulasi udara di ruang tunggu
tertutup seperti ruang tunggu tertutup yang dilengkapi dengan AC
3. Belum terdapat fasilitas untuk kemudahan naik/turun penumpang
contohnya seperti peron yang belum bisa menjangkau untuk
naik/turun penumpang
4. Belum terdapat fasilitas tempat parkir
5. Belum terdapat fasilitas bagi penumpang difable
6. Belum terdapat fasilitas ruang ibu menyusui

2. Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi


Transit di Stasiun Tenjo

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor


tahun 2005-2025 Desa Tenjo termasuk desa pusat
pertumbuhan sehingga kawasan Stasiun Tenjo mempunyai
potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan yang
berorientasi transit Pengembangan kawasan TOD diatur
dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional no 16 tahun 2017 pada pasal 14
mengenai strategi pengembangan kawasan TOD.Pada pasal
ini terdapat 2 strategi pengembangan :
A. Pengembangan pada kawasan yang sudah
terbangun
B. Pengembangan pada kawasan yang belum
terbangun
Dalam hal ini Stasiun Tenjo termasuk dalam kawasan yang
sudah terbangun

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 18
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
A. Layout Eksisting Stasiun Tenjo

Sumber : Tim magang BPTWJB 2019


Gambar III. 14 :Layout Eksisting Stasiun Tenjo

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang 19
Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Pada layout diatas dapat diketahui bahwa :
1. Terdapat lahan kosong di sebelah timur dan utara Stasiun Tenjo
Lahan kosong yang terdapat pada kawasan stasiun tenjo dapat
dimanfaatkan untuk dijadikan kawasan yang berorientasi
transit.Perencanaan pembangunan kawasan yang berorientasi
transit yang akan dikembangkan di Stasiun Tenjo adalah :
A. Kawasan Pusat Komersial
B. Kebutuhan Parkir
C. Sistem Transit
D. Jalur Pejalan Kaki

2. Terdapat pasar rakyat tenjo yang berpotensi untuk menjadi tarikan


Agar Pasar Tenjo dapat dijadikan tarikan maka dapat dilakukan
beberapa cara :
A. Perbaikan infastruktur pasar seperti pembuatan drainase dan
pemeliharaan bangunan pasar
B. Peningkatan kebersihan lingkungan pasar
C. Peningkatan keamanan dan ketertiban pasar
D. Pembinaan dan pemberdayaan pedagang melalui peningkatan
kemampuan pedagang dalam hal berdagang

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 20
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
B. Penentuan Kawasan TOD berdasarkan Survey Wawancara
Penumpang
1. Survey wawancara penumpang dilakukan dengan 2
kategori
A. Penumpang yang naik dari Stasiun Tenjo
B. Penumpang yang turun ke Stasiun Tenjo
2. Tujuan dilakukan survey wawancara penumpang adalah agar
mengetahui kebutuhan TOD dilihat dari Stasiun Tenjo sebagai
simpul transit yang kemudian menjadi bangkitan maupun
tarikan untuk penumpang
3. Untuk kebutuhan TOD sendiri dibagi menjadi 5 yaitu :
A. Apartemen/Perumahan
B. Terminal
C. Parkir
D. Mall
E. Rumah Sakit
4. Hasil Survey Wawancara Penumpang

Penumpang yang
No Kebutuhan TOD Turun Ke Stasiun Tenjo Naik dari Stasiun Tenjo
Sampel Persentase Sampel Persentase
1 Apartemen/Perumahan 23 38 % 8 13 %
2 Terminal 14 23 % 15 25 %
3 Parkir 12 20 % 21 35 %
4 Mall 8 13 % 11 18 %
5 Rumah Sakit 3 5% 5 8%
Total 60 100 % 60 100 %
Sumber : Tim magang BPTWJB 2019
5. Kesimpulan
1. Kebutuhan TOD dilihat dari penumpang yang turun ke stasiun
tenjo maka akan direncanakan untuk dibangun
apartemen/perumahan.
2. Kebutuhan TOD dilihat dari penumpang yang naik dari stasiun
tenjo maka akan direncanakan untuk dibangun fasilitas parkir.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 21
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
C. Layout Perencanaan Pembangunan Kawasan TOD Stasiun Tenjo

Sumber : Tim magang BPTWJB 2019


Gambar III. 15 :Layout Perencanaan Pembangunan Kawasan TOD Stasiun Tenjo

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang 22
Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Berdasarkan layout perencanaan diatas maka Stasiun Tenjo dapat
dikembangkan menjadi kawasan yang berorientasi transit dengan
cara :
1. Pembangunan underpass pada perlintasan sebidang
Tujuan dari dibangun underpass adalah agar tidak terjadi
crossing antar pengguna kendaraan bermotor dengan
kereta api sehingga akan meningkatkan rasa nyaman dan
aman bagi pengendara kendaraan bermotor
2. Pembangunan apartemen/perumahan
Tujuan dari pembangunan apartemen/perumahan adalah
memudahkan dalam hal aksesibilitas maupun mobilitas
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari .Dan
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang
berpotensi menimbulkan kemacetan
3. Pembangunan terminal angkutan umum
Tujuan dibangun terminal angkutan umum adalah agar
memudahkan penumpang dalam melakukan perpindahan
moda dari kereta api ke bus/angkot .
4. Pembangunan fasilitas parkir
Tujuan dibangun fasilitas parkir adalah agar memberikan
fasilitas pelayanan kepada penumpang yang membawa
kendaraan pribadi
5. Pembangunan Skybridge
Tujuan dibangun skybridge adalah untuk memudahkan
pergerakan masyarakat dari Stasiun Tenjo menuju pasar
rakyat tenjo

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 23
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
3.4 Kendala Kerja dan Upaya Pemecahannya
A. Kendala Kerja
Selama melaksanakan kegiatan magang ditemukan beberapa
kendala.Kendala atau masalah yang ditemukan adalah :
1. Masih terdapat beberapa fasilitas maupun pelayanan di Stasiun
Tenjo yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang
berlaku.Fasilitas tersebut diantaranya adalah :
A. Fasilitas kesehatan
B. Fasilitas pengatur sirkulasi udara di ruang tunggu
C. Fasilitas untuk kemudahan naik/turun penumpang
D. Fasilitas tempat parkir
E. Fasilitas untuk penumpang difable
F. Fasilitas ruang ibu menyusui
2. Tidak terdapat pagar pembatas (sterilisasi) di sekitar rel
3. Panjang peron yang belum mencakup keseluruhan rangkaian
terpanjang kereta yang beroperasi di lintas tanahabang-
rangkasbitung
B. Upaya Pemecahan
Upaya pemecahan masalah dari masalah diatas adalah sebagai
berikut :
1. Pembangunan pagar pembatas (sterilisasi) di sekitar rel
Hal ini bertujuan agar meningkatkan keselamatan dan keamanan di
Stasiun Tenjo serta mencegah dari terjadinya kecelakaan yang
dapat menimbulkan korban jiwa.
2. Pembangunan peron tinggi atau permanent peron
Peron yang ada pada kondisi saat ini di Stasiun Tenjo adalah
temporary peron atau peron sementara yang fungsinya belum
maksimal dikarenakan belum dapat menjangkau keseluruhan dari
rangkaian kereta api yang beroperasi.Pembangunan peron tinggi
diharapkan dapat menjangkau rangkaian kereta api yang
beroperasi sehingga dapat memudahkan penumpang ketika hendak
naik/turun ke peron.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 24
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
3. Perencanaan dan pengembangan kawasan yang berorientasi
transit di Stasiun Tenjo
Upaya yang dilakukan agar dapat menyelesaikan masalah
terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang ada pada kondisi
saat ini maka perlu pengembangan pada Stasiun Tenjo hal ini
dapat diwujudkan salah satunya dengan perencanaan kawasan
yang berorientasi transit pada Stasiun Tenjo.Karena Stasiun
Tenjo memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Stasiun
yang memiliki kawasan yang berorientasi transit.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 25
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kondisi eksisting dan karakteristik Stasiun Tenjo,maka
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pada kondisi eksisting Stasiun Tenjo masih terdapat beberapa
fasilitas yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimum yang
sesuai dengan PM 48 tahun 2015 .
2. Beberapa fasilitas yang belum sesuai dengan PM 48 tahun 2015
adalah fasilitas kesehatan,fasilitas sirkulasi udara,fasilitas
kemudahan naik/turun penumpang,fasilitas parkir,fasilitas bagi
penumpang difable,fasilitas ruang ibu menyusui.
3. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun
2005-2025 Stasiun Tenjo termasuk dalam kawasan desa tenjo yang
merupakan Desa Pusat Pertumbuhan sehingga mempunyai potensi
untuk dikembangkan menjadi kawasan yang berorientasi transit
(TOD).
4. Pengembangan kawasan yang berorientasi transit pada Stasiun
Tenjo akan dikembangkan dengan cara melakukan survey
waawancara penumpang di Stasiun Tenjo sesuai dengan kebutuhan
TOD yang dibutuhkan kemudian membangun kawasan pada lahan
kosong yang tersedia di utara dan selatan Stasiun Tenjo.
5. Kawasan berorientasi transit yang akan dibangun diantaranya adalah
pembangunan apartemen,pembangunan fasilitas
parkir,pembangunan terminal angkutan umum,pembangunan
skybridge,pembangunan underpass.
4.2 Saran
1. Perencanaan pengembangan kawasan yang berorientasi transit di
stasiun tenjo perlu dilakukan survey lapangan yang lebih spesifik
agar dapat melihat dan mempertimbangkan aspek dari Transit

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 26
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
Oriented Development seperti pedestrian ways,transit center,mixed-
used,connectivity,transportation support,dan parking.
2. Meneliti secara mendalam aspek Transit Oriented
Development,sebelum menerapkan aspek tersebut di lapangan.
3. Sosialisasi kepada masyarakat yang berada pada kawasan Stasiun
Tenjo agar ikut serta dalam rangka mengembangkan Stasiun Tenjo.

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| 27
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo
LAMPIRAN

Laporan Magang Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten 2019| vii
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan yang Berorientasi Transit di Stasiun Tenjo

Anda mungkin juga menyukai