Anda di halaman 1dari 3

Sc 1. Malem.

Kantor andi
Andi menggambar di meja kerjanya. Ia menggambar sesosok perempuan
dengan sangat hati-hati. Tampak ia duduk dengan sedikit membungkuk
mengarahkan kepalanya ke kertas dan goresan pensil di hadapannya.
Tangan kirinya menopang badan sambil memegang penghapus. Sementara
tangan kanannya bergerak mengikuti garis-garis di kertas. Kemudian,
ia menegakkan badannya dan bersandar di sandaran kursi serta
menghentikan tangan kanannya bergerak. Ia menghela napas sambil
terus menatap kertasnya. Lalu, ia meregangkan otot leher sejenak
menoleh ke arah kanan melihat dispenser dan berdiri berjalan untuk
mengambil minum. Tangan kanannya mengambil gelas dan mengarahkan
gelas itu ke dispenser.

Sc 2. Siang. Kantor prosa


Terlihat tangan kanan seorang laki-laki (office boy) memegangi
gagang cangkir yang sedang diisi air. Lalu, cangkir itu ditaruh di
atas gallon dan ditambahkan dua sendok gula lalu diaduk. Kemudian,
cangkir itu diambil dari atas gallon dan ditaruh pada sebuah nampan
yang telah berisi 5 cangkir kopi. Office boy tersebut berbalik badan
dan berjalan mengantar kopi ke meja-meja karyawan. Salah satu yang
dilewatinya adalah meja Prosa. Prosa tampak melamun di meja
kerjanya. Tangan kirinya tampak memainkan pulpen di atas meja,
sementara tangan kanannya lemas di pahanya. Pandangannya mengarah ke
layar laptop di depannya. Kemudian ia tersadar saat seorang office
boy mengantar secangkir kopi ke mejanya. Prosa menegakkan badannya
dan menarik piring cangkir itu mendekat ke laptopnya. Tak lama, Ema
menghampiri Prosa dan mengingatkan Prosa soal deadline pekerjaan. Ia
berdiri di samping meja Prosa. Tangannya dilipat di depan badannya.
Kakinya menyilang, menumpukan berat badannya di kaki kanan. Setelah
bicara, ia berbalik dan kembali ke meja kerjanya.

Sc 3. Malam. Ruang makan


Prosa baru pulang saat Onti Rose sedang menyiapkan makan malam.
Prosa melewati ruang makan dan melihat Onti sedang menata piring-
piring untuk makan. Lalu, Prosa berjalan ke arah kamarnya. Setelah
ganti baju, Prosa menuju meja makan, duduk berhadapan dengan ontinya
dan makan bersama. Sembari makan, mereka membicarakan mimpi-mimpi
Prosa yang semakin detail.

Sc 4. Malam. Kamar andi


Andi baru pulang kerja dan membuka pintu kamarnya dengan lemas.
Kemudian, ia merebahkan badan di kasur. Ia mengambil hp dari kantong
celananya dan melihat lagi hasil-hasil gambar yang sempat ia foto
sebelum pulang di hpnya. Kemudian, chat Reza masuk mengingatkan
jadwalnya besok. Setelah membalasnya, Andi melepas kancing baju
teratasnya lalu bangkit dari kasur untuk ganti baju.
Sc 5. Pagi. Taman
Prosa menunggu Andi di sebuah bangku taman. Ia duduk di ujung dekat
sandaran tangan. Matanya menatap lurus ke depan, tangannya mengatup
di atas pahanya. Kakinya mengayun-ayun. Kemudian, Andi datang dari
belakangnya dengan membawa boneka untuknya. Langkah Andi sempat
terhenti melihat Prosa yang duduk membelakanginya. Kemudian, ia
tersenyum dan kembali melangkah mendekati bangku itu dengan menutup
mukanya memakai boneka yang dibawa. Lalu, ia duduk di samping Prosa
dengan muka masih tertutup. Setelah meminta maaf atas
keterlambatannya, Andi memberikan boneka tersebut dan mereka
berjalan menjauh dari bangku itu.

Sc 6. Pagi. Ruang tamu redaksi


Andi datang terlambat ke redaksi yang akan bekerja dengannya. Ia
memasuki lobby gedung tersebut dengan sedikit berlari dan
membenarkan kancing lengannya. Di sana, sudah ada Reza dan Ema yang
duduk berhadapan membicarakan beberapa detail rencana kerjanya. Andi
mendekat ke arah mereka lalu bersalaman dan duduk di samping Reza.
Andi duduk mengarahkan badannya ke hadapan Ema. Saat memberikan
beberapa poin penjelasan untuk Andi, pandangan Andi teralih oleh
sebuah foto yang tak asing untuknya di dinding belakang Ema.
Kemudian, penjelasan Ema terhenti saat tiba-tiba Andi menyela karena
ada telepon masuk. Andi tampak sedikit kaget dan cepat-cepat
memegang kantong celana bagian kanannya untuk mengambil hp. Lalu,
ia ijin sebentar menjauh dari tempat mereka duduk dan menerima
telefon. Tak lama, Andi kembali dan duduk di samping Reza. Reza
melihat Andi dan Ema dengan sedikit cemas. Dengan sedikit kesal, Ema
menyudahi pertemuannya dengan Andi dan Reza.

Sc 7. Siang. Kantin
Ema mendatangi Prosa yang tak ikut hadir menemui Reza dan Andi.
Prosa duduk di satu sudut kantin. Badannya membungkuk di depan meja.
Tangan kirinya memegangi gelas minuman sedngkan mulutnya menyesap
dari sedotan. Tangan kanannya memegangi hp dan pandangannya tidak
lepas dari hp tersebut. Ema duduk di bangku berhadapan dengan Prosa.
Prosa beralasan karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan
terlebih dahulu.

Sc 8. Montage jalan-jalan
Andi dan Prosa menghabiskan waktu senggang mereka dengan jalan-jalan
di kota. Mereka membeli jajan dan berjalan-jalan di mall, Prosa
tampak membawa makanan dan menyuap makanan itu berkali-kali,
sedangkan Andi membawa minum dan melihat Prosa sambil bercerita.
Lalu, mereka bermain ayunan di sebuah taman bermain. Prosa duduk di
ayunan yang satu dan Andi di sebelahnya. Lalu, mereka ke taman dan
mendekati sebuah pohon dekat bangku tempat mereka bertemu. Prosa
meminta tempat minum yang dibawa Andi, lalu menyiram nagian bawah
pohon itu sambil merendahkan badannya dan berdoa, Andi mendekati
Prosa dan menyejajarkan posisinya lalu ikut berdoa di samping Prosa.

Sc 9. Malam. Kafe
Andi dan Prosa membicarakan banyak hal tentang pribadi mereka. Dan,
Andi menanyakan tentang makna pohon tempat mereka berdoa sebelumnya.
Andi duduk menghadap Prosa. Kedua tangannya di atas meja. Sementara
tangan Prosa di atas meja memegangi gelas minuman.

Sc 10. Pagi. Ruang rapat


Prosa tidak terlalu bersemangat dengan jadwal rapatnya, ia berjalan
sedikit lemas menuju ruang rapat. Dari belakang Ema menghampirinya
dan mencoba menyemangati sekaligus mengelak tentang cerita-cerita
mimpi Prosa yang dianggapnya hanya omong kosong. Mereka berbelok ke
ruang rapat, dan Prosa yang membuka pintunya. Kemudian, ia terhenti
dengan tatapan kaget melihat Andi di depannya. Ema mendorong Prosa
agar masuk ke ruangan. Sebelum sempat Ema mengenalkan mereka, Andi
dan Prosa saling terkejut karena mereka benar-benar dipertemukan
dari mimpi yang sama. Ema yang skeptis dengan cerita Prosa akhirnya
mulai mempercayainya.

Sc 11. Siang. Kafe


Akhirnya, Ema mau mendengar dengan lebih teliti cerita mimpi Prosa.
Ema duduk di hadapan Prosa. Tangan kirinya bersandar di kursi,
tangan kanannya memegangi cangkir. Sesekali ia minum lalu menaruhnya
lagi di ujung lututnya. Prosa terus bercerita dengan sesekali
ditimpali tanggapan Ema. Beberapa kali telepon Andi masuk ke hp
Prosa dan tidak kunjung dijawab. Lalu, Ema yang meyakinkan Prosa
untuk menjawab telefon itu dan prosa segera meraih hpnya.

Anda mungkin juga menyukai