Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

PRAKTEK KOMPREHENSIF 1

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P2A0


6 JAM POST PARTUM DI BPM NIDA AIGUS

DOSEN PEMBIMBING LAHAN : RIA FEBRINA M.KEB

DISUSUN OLEH :

- SRI UTARI ANGGRAINI (NPM: 2016 41 026)


- NELI HERAWATI (NPM: 2016 41 028)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM


JAMBI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Penulis ucapkan karena oleh-Nya Penulis
diberi rahmat serta inayahnya sehingga Penulis bisa menyelesaikan Asuhan
Kebidanan ini dengan tidak ada halangan suatu apapun.
Tidak lupa Penulis ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak kepada ibu Ria Febrina M.Keb selaku dosen
pembimbing lahan (CI lapangan) dan teman-teman yang telah membantu dan
memberikan dukungan sehingga laporan ini bisa selesai tepat waktu.
Semua dorongan yang telah diberikan kepada penulis sangat berarti,
semoga dapat balasan yang lebih dari Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari dalam menyusun laporan kasus ini jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan keritik serta saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan laporan kasus ini.

Jambi, 3 Maret 2018

penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................... 4

BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 15

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu. (Saifuddin,2006)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama.
(Sarwono, 2002:22-123).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008
AKI di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab terbesar kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu perdarahan 28%,
eklampsi 24%, infeksi 11%, dan lain-lain sebesar 11% (depkes RI,2008)
Kondisi AKI di Indonesia saat ini adalah 359/100.000 kelahiran hidup.
Sesuai hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia termasuk salah satu yang
tertinggi di dunia.
Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) Tahun
2015 dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi prioritas utama
dalam pembangunan kesehatan. Dari target MDGs 102 per 100.000 kelahiran
hidup (KH), pada tahun 2007 AKI telah mengalami penurunan 228 per 100.000
menjadi 118 per 100.000 KH.
Menurut, Wheeler, 2003. Morbiditas pada minggu pertama postpartum
biasanya disebabkan karena endometritis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau
laserasi, infeksi traktus urinerius dan penyakit lainnya
Pemeriksaan pada masa nifas tidak banyak mendapat perhatian ibu, karena
sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas

3
sebenarnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan penjelasan yang
berharga dari dokter/bidan yang menolong persalinan itu. Diantara masalah
penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang alat
kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses persalinan.
Mengingat masa nifas adalah masa transisi dimana ibu mengalami
perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari petugas maupun
keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis wanita berhubungan
dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke keadaan sebelum
hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju tercapainya menjadi
seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan kebudayaan.
Pelayanann kesehatan professional yang baik mendukung wanta melewati masa
ini dengan mngembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh
kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat
meningkatkan konseling dan penilaian fisik dan psikologis.

B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu” P2 A06 jam
postpartum di BPM Nida Aigus.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti bagaimana penatalaksanaan pada ibu nifas dan
mengerti tindakan yang harus dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu nifas fisiologis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
 Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-jira 2-6 minggu. (Sarwono,2002:122)
 Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke keadaan sebelum hamil dan
masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu. (Maternal dan
neonatal, 2002)
 Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.
(Mochtar, 1990)
 Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu. (Saifuddin,2006)
 Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai
mencakup 6 minggu berikutnya.( Pusdiknakes, 2001)

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
 Melaksanakan skrining yang komperensif mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga benrencana menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
 Memberikan pelayanan keluarga berencana.

C. Periode masa nifas


Dibagi menjadi 3 macam yaitu :

5
 Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
 Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
 Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan. (
Mochtar,1998:155)

D. Perubahan-perubahan pada masa nifas


1. Involusi corpus uteri
Segera setelah plasenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi letaknya
kira-kira ½ pusat dan symfisis atau sedikit lebih tinggi. Umumnya organ ini
mencapaiukuran tidak hamil seperti semula dalam waktu ukuran sekitar 6-8
minggu. Proses involusi uterus meliputi 3 aktivitas yaitu :
a. Kontraksi Uterus
b. Autolysis sel-sel myometrium
c. Regenerasi epithelium

2. Bekas Implantasi Uri


Tempat plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri
dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5cm. Pada minggu keenam
2,4cm dan akhirrnya pulih.

3. Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas. Ada beberpa macam lochea antara lain :
 Lochea rubra (cruenta)

6
Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.
 Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender. Terjadi pada hari ke 3-7
pasca persalinan.
 Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 paca
persalinan.
 Lochea Alba
Berupa cairan yang berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa servik
terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan.
 Lochea Purulenta
Terjadi dikarenakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau
busuk.
 Lochiostatis
Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancer.

4. Perubahan serviks dan segmen bawah rahim


Segera setelah plasenta, serviks dan segmen bawah rahim menjadi struktur
yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan sebelum
beberapa hari mulut serviks mudah dimasuki oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu
pertama telah menjadi sedemikian sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk.
Sewaktu serviks menyempit, serviks menebaldan salurannya terbentuk kembali,
tetapi masih ada tanda-tanda serviks parut.
Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah rahim yang sangat menipis
beretreksi tetapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam perjalanan bebrapa minggu
segmen bawah rahim diubah menjadi struktur yang jelas dan cukup besar untuk
memuat kebanyakan kepala janin cukup bulan menjadi isthmus yang hampir tidak
dapat dilihat.

7
5. Perubahan vagina dan pintu keluar vagina
Pada perlukaan jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak disertai
infeksi dan faktor gizi juga sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka jalan
lahir tersebut, karena dengan gizi yang cukup akan mempercepat pertumbuhan
sel-sel tubuh yang rusak.
Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk
lorongan berdinding lunak dan luas yang berukuran secara perlahan-lahan
mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula. Rugae terlihat kembali pada
minggu ke 3 dan terdapat carunculae mirtiformis yang khas pada wanita yang
pernah melahirkan.
6. Rasa Sakit
Yang disebut juga “after pains” (meriang atau mules-mules) disebabkan
oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu
diberikan pengertian pada ibu, mengenai hal ini dan terlalu menggangu dapat
diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mules.
7. Ligament-ligament
Ligament fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi,
karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
Setelah melahirkan kebiasaan wanita Indonesia melakukan “berkusuk”
atau “berurut” dimana sewaktu diurut, banyak wanita akan mengeluh
kandungannya turun atau terbalik.Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan
latihan-latihan dan senam pasca persalinan/senam nifas. Biasanya striae yang
terjadi pada saat akan kehamilan akan berkurang.
8. Perubahan Saluran kencing
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan perubahan
permanen di pelvis renalis dan ureter, kecuali ada infeksi kembali normal pada
waktu 2-8 minggu,
9. Sistem Kardiovaskuler

8
Penurunan volume darah diasumsikan dengan kehilangan darah. Pada saat
persalinan volume plasma menurun 1000 ml karena kehilangan darah dan
diuresis. Setelah 3 hari volume darah meningkat 1200 ml sebagai akibar cairan
ekstra seluler ke intra seluler. Total volume darah menurun 16% setelah
persalinan. Perkiraan kehilangan darah dapat dibandingkan setelah persalinan.
Kehilangan darah 500 ml akan menyebabkan pengurangan Hb 1%, nadi
dan cardiac outputmeningkat selama 1-2 jam post partum. Segera setelah
melahirkan,cardiac output meningkat 50-60 % dan menurun setelah 10 menit.
10. Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami dan
normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang meliputi:
produksi susu dan sekresi susu atau let down.
Fisiologi dari produksi ASI masih belum sepenuhnya dimengerti.
Dipikirkan bahwa konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi sebelum
kehamilan menghambat produksi prolaktin, yang dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini
menjelaskan mengapa seorang wanita tidak memproduksi ASI sepanjang
kehamilannya.
E. Gambaran Klinis Masa Puerperium
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi
tidak boleh lebih dari 38oC. Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC berturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah menyelesaikan
tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya, sehingga terdapat penutupan
darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri yang
disebut dengan nyeri ikutan terutama pada multipara (Manuaba, 1998 : 192).
F. Program dan Kebijakan Tekhnis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.

G. Diagnosis

9
 Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak seperti involusio uterus,
pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh,
termasuk keadaan psikologis normal.
 Adakah keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan
panas.
 Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan rujukan/
perawatan seperti perawatan payudara (Sarwono, 2002 : 125)

10
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P2A0
6 JAM POST PARTUM DI BPM NIDA AIGUS
KOTA JAMBI TAHUN 2019

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2018


Jam : 15.30 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
A. Biodata
Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Ny.S
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasir Putih Alamat : Pasir Putih

B. Alasan Datang :
Bidan melakukan kunjungan nifas dan ibu mengatakan badan terasa pegal-
pegal dan perut masih terasa mulas.

C. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan Penolong : Bidan
Tanggal lahir : 3 maret 2019
Jam lahir : 09.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-Laki
BBL : 3.900 gram
PBL : 48 cm
Keadaan anak : Baik
Ketuban pecah : 09.00WIB
Kala I : Normal Lamanya : 4 Jam 30 Menit
Kala II : Normal Lamanya : 30 Menit
Kala III : Normal Lamanya : 15 Menit
Plasenta : Lengkap Berat plasenta : ±500gram
Panjang tali pusat : ±50 cm
Kala IV : Normal Lamanya : 2 Jam
Jumlah perdarahan
- Kala I : 0cc
- Kala II : ±50cc
- Kala III : ±100cc
- Kala IV : ±30cc

11
Penyulit/Komplikasi : Tidak ada
Tindakan pasca persalinan : Tidak ada
D. DATA KEBIDANAN
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun Sifat : Encer
Siklus : 28-30 hari Warna : Merah
Lamanya : 6-7 hari Disminorhea : Tidak ada
Jumlah : 3x ganti pembalut Keluhan : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin : Pertama/sah
Umur saat kawin : 20 tahun
Lama perkawinan : 5 tahun
3. Riwayat kehamilan, persalinan,nifas yang lalu : P2A0
No Usia Jenis Penolong Penyulit Tahun Nifas/Laktasi Anak
kehamilan persalinan persalinan

Jenis BB PB Ket
kelamin

1. 40 Spontan Bidan Tidak 2015 Normal ♀ 3000gr 49 Normal


minggu 1 ada cm
hari
2. 39 Spontan Bidan Tidak 2019 Normal ♂ 3900gr 48 Normal
minggu 6 ada cm
hari

4. Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor : Pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : Suntik
E. DATA KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
Sebutkan
2. Riwayat penyakit keluarga/keturunan : Tidak ada
Sebutkan

F. DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi
Makan : 3x sehari, jenis : nasi, lauk pauk, dan sayur
Pantangan makanan : Sedang
Minum : 6-7 gelas/hari

12
2. Pola istirahat dan aktifitas
Tidur siang : 1-2 Jam/hari
Tidur malam : 7-8 Jam/hari
Aktifitas : Pekerjaan rumah tangga
3. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Penyulit : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6x/hari Konsistensi : Cair
Warna : Kuning Penyuit : Tidak ada
4. Personal hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 3x/hari

G. DATA PSIKOSOSIAL
Hubungan ibu dan keluarga : Baik dan harmonis
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Diambil oleh suami dan istri

II. DATA OBYEKTI F


A. Pemeriksaan Fisik
Keadaaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
RR : 22x/menit
Nadi : 74x/menit
Suhu : 36°C
BB : 57 Kg
TB : 155 cm

B. Pemeriksaan kebidanan
1. Inpeksi
Kepala : Tidak ada benjolan
Rambut : Bersih dan berwarna hitam
Mata : Simetris
- Skelra : Putih
- Konjungtiva : Merah muda
Hidung : Tidak ada benjolan
Mulut : Simetris dan lidah bersih
- Caries : Tidak ada
- Stomatitis : Tidak ada
Muka : Tidak ada bengkak

13
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan
vena jugularis
Payudara : Simetris
- Bentuk/Ukuran : Simetris dan terjadi pembesaran
- Areola mamae : Hiperpigmentasi
- Putting susu : Menonjol
- Colostrum : Sudah keluar
- ASI : Sudah keluar
Abdomen : Tidak ada bekas luka
Genetalia Eksterna : Tidak ada kelainan
- Perdarahan : Normal
- Jenis lochea : Rubra
- Warna : Merah kehitaman
Ekstremitas bawah
- Oedem : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
2. Palpasi
- TFU : 2 Jari dibawah pusat
- Kontraksi Uterus : Baik
- Involusi Uteri : Baik
3. Inspekulo : Tidak dilakukan

III. ASSASMENT
Diagnosa : Ny.M P2A0 6 Jam postpartum
Masalah : Badan terasa pegal dan perut masih terasa mules
Kebutuhan : Konseling tentang ketidaknyamanan postpartum

IV. PLANNING
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu tentang masalah yang ia rasakan pada saat ini
3. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas
4. Anjurkan ibu untuk meberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Ajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar
6. Beritahu ibu cara mencegah kehilangan panas (Hipotermi) pada bayi baru
lahir
7. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan studi kasus ibu nifas Ny.M P2A0 proses berlangsung
dengan normal tidak ada kelainan . Pada saat 6 jam setelah plasenta lahir ibu
mengatakan perutnya terasa masih mulas dan mengalami kontraksi yang
menimbulkan rasa nyeri dan perut terasa keras . Hal ini sama seperti yang
dijelaskan dalam teori bahwa uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan
menjadi keras karena kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan
rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan terutama pada multipara.
(Manuaba,1998)
Segera setelah melahirkan dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny.M berupa
pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, keluhan dll. Pemeriksaan
keadaan umum, juga dilakukan pemeriksaan apakah ASI sudah keluar.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dinding perut, perineum dan juga kandung
kemih. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh teori bahwa melakukan
pemeriksaan pada saat setelah kelahiran/ yang disebut juga dengan masa
nifas. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266)
Dilakukan pemeriksaan pada bagian abdomen, dan didapatkan hasil TFU
teraba 2 jari dibawah pusat. Masa involusi dan penurunan fundus sesuai dengan
teori dimana TFU pada 1 jam post partum adalah 2 jari dibawah pusat.
(Mochtar,1998).
Berdasarkan analisa data yang ditemukan pada ibu P2A0 6 jam postpartum ibu
mengatakan badan terasa pegal dan perut masih terasa mulas dan diberikan
konseling tentang ketidaknyamanan postpartum yaitu badan terasa pegal dan perut
masih terasa mulas. Badan terasa pegal dikarenakan saat ibu meneran dan semua
otot-otot ikut bergerak yang mengakibatkan otot-otot menjadi pegal. Dan perut
masih terasa mulas diakibatkan karena masih terjadinya kontraksi. Kontraksi
tersebut terjadi agar tidak terjadinya perdarahan dan juga tanda terjadinya involusi
uteri keukuran semula. (Manuaba,1998)

15
Jadi setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan obyektif di BPM nida
aigus , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek. Teori yang digunakan diterapkan sehingga tidak ada kesenjangan dan
juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa. Menerapkan teori dalam
kenyataan sangat diperlukan agar pekerjaan lebih efektif dan terarah. Ketika kita
hendak melakukan suatu tindakan, diharapkan seluruh petugas kesehatan juga
dapat menerapkan teori dalam lahan praktiknya.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada data subyektif didapatkan hasil bahwa Ny.M mengeluh badan terasa
pegal dan perut massih terasa mulas. Dan dijelaskan bahwa badan terasa pegal
yang dialami oleh ibu dikarenakan kelelahan saat ibu meneran, kebanyakan
wanita akan merasa hal seperti itu, cara untuk mengurangi rasa pegal dengan cara
istirahat yang cukup. Dan perut terasa mulas diakibatkan karena terjadinya
involusi uteri dan juga kontraksi yang masih terjadi agar tidak terjadi perdarahan,
hal ini juga merupakan hal yang fisiologis karena apabila perut tidak terjadi
kontraksi ditakutkan terjadi perdarahan.
Pada data obyektif didapatkan hasil yaitu keadaan ibu baik, tekanan darah
100/70mmHg, RR 22x/menit nadi 74x/menit, suhu 36ºC, colosrum sudah keluar
dan ASI juga sudah mulai keluar, perdarahan normal, lochea rubra dan berwarna
merah kehitaman, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, involusinya
juga baik dan tidak ada kelainan.
Pada analisa data Ny.M P2Ao 6 jam postpartum, badan terasa pegal dan
masih terasa mulas diberikan konseling tentang ketidaknyamanan pada masa
postpartum.
Perencanaannya memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan fisik,
memberitahu tentang masalah yang ia rasakan saat ini, memberikan penjelasan
tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas, menganjurkan ibu memberikan
ASi eksklusif selama 6 bulan, menjelaskan cara menjaga kehangatan pada bayi
agara tidak terjadi hipotermi dan juga menanyakan apakah semua penjelasan yang
diberikan sudah dapat diemngerti oleh ibu dan keluarga.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Peningkatan kemampuan dalam asuhan nifas sangat diperlukan, agar
mahasiswa lebih dapat mengetahui langkah apa saja yang dilakukan untuk
penanganan ibu nifas fisiologis maupun patologis.

17
2. Bagi Lahan Praktek
Petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kualitas dalam
pelaksanaan ibu nifas secara tepat dan baik.
3. Bagi Institusi Praktek
Melakukan peningkatan kemampuan pembelajaran sangat diperlukan
mahasiswa, bukan hanya untuk sekedar mengetahui tetapi juga mahasiswi dapat
menerapkan dalam lingkungan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG.1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Maryuni, Anik.2009. Asuhan Dalam Masa Nifas (postpartum). Jakarta : TIM.

Nanny, Vivian.dkk. 2011. Asuhan Pada Masa nifas, Jakarta : Salemba medika

Saleha,Siti.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika

Prawiroharjo, Sarwono.2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia, Yayasan


Bina

POGI. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Doenges, Marilynn E.2001. Rencana perawatan maternal bayi : Pedoman untuk


perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. EGC. Jakarta.

Rustam, Mochtar.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai