PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS PERBATASAN

B U K U P A N D U A N P E M BPEDOMAN
A N G U N A PEMBANGUNAN
N & P E N I N G K A T A&NPENINGKATAN
F U N G S I P U S K EFUNGSI
S M A S PBANGUNAN PUSKESMAS PERBATASAN
ERBATASAN
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS
N PERBATASAN
PEDOMAN PEMBANGUNAN & P E N I N G K ATA N

FUNGSIBANGUNANPUSKESMAS
KEMENTERIAN KESEHAT AN REPUBL IK INDONESIA
PE GSI il r U N PLJ5 H ,S
KAi A F ENGAN ,.a.JR
Ir ta, BS!ffllgBI 'bulw p,!!IXlmllll

mcmb.rA.1 kiiba1 - d- in - · !i';Wian
di
September 2018
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN A N P E M BPEDOMAN
PUSKESMAS A N G U N A PEMBANGUNAN
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN
BUKUPANDU
MATERIDISEMINASI/SOSIALISASI N
I. PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS ( BUKU )
II. RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS BANGUNAN PUSKESMAS ( CD )
III. GAMBAR TEKNIS BANGUNAN PUSKESMAS ( CD )
IV. PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS
V. DESK DESAIN
BUKUPANDU
DAFTARISI ERBATASAN
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DEFINISI PUSKESMAS

JENIS BANGUNAN PUSKESMAS
124 TITIK LOKASI PUSKESMAS PERBATASAN
II. ARSITEKTUR ZONASI & SIRKULASI ALUR KEGIATAN PROGRAM

RUANG
MODEL PROTOTIPE LAYOUT 1 FASAD BANGUNAN 1
PENYESUAIAN BANGUNAN EKSISTING DENGAN PROTOTIPE PERSYARATAN RUANG
SPESIFIKASI MATERIAL FINISHING
SIGNAGE (PENANDA PUSKESMAS)
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
DAFTARISI N
III. STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN

STRUKTUR PONDASI BANGUNAN PUSKESMAS SATU LANTAI STRUKTUR PONDASI BANGUNAN PUSKESMAS DUA LANTAI STRUKTUR ATAS
BANGUNAN PUSKESMAS SATU LANTAI STRUKTUR ATAS BANGUNAN PUSKESMAS DUA LANTAI KONSTRUKSI ATAP BANGUNAN
PETA GEMPA INDONESIA
STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA METODA PENGERJA PONDASI
BAHAN MATERIAL UNTUK PONDASI DETAIL TULANGAN BALOK PONDASI
DETAIL SAMBUNGAN PEMBESIAN TAHAN GEMPA METODA PEMBUATAN CAMPURAN BETON STANDARD MINIMAL PEKERJAAN
STRUKTUR
IV. PRASARANA SISTEM PENGHAWAAN SISTEM SANITASI

IPAL BIOPORI PLUMBING
SISTEM KELISTRIKAN
SISTEM PENCAHAYAAN
PANEL SURYA SISTEM KOMUNIKASI SISTEM GAS MEDIK
SISTEM PROTEKSI PETIR
GROUNDING
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
DAFTARISI N
V. LAMPIRAN GAMBAR DED ARSITEKTUR GAMBAR DED STRUKTUR

GAMBAR DED SARANA PRASARANA
V. REFERENSI BUKU
WEBSITE
S M A S PBANGUNAN
PENDAHULUAN N
I-01
LATARBELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional
khususnya subsistem upaya kesehatan. Dalam rangka memenuhi ketersediaan Puskesmas yang sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah perbatasan, diperlukan adanya upaya peningkatan
fasilitas fisik Puskesmas baik melalui pembangunan maupun rehabilitasi dan renovasi bangunan Puskesmas. Bangunan Puskesmas dan prasarana
penunjang lainnya dibangun oleh Kementerian Kesehatan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang ditempatkan di daerah
perbatasan.
Sebagaimana diketahui bahwa Puskesmas merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan publik yang penuh dengan berbagai disiplin ilmu, padat
modal, padat karya, dan padat teknologi. Namun demikian untuk membangun suatu prasarana Puskesmas yang memenuhi Permenkes Nomor 75
Tahun 2014 diharapkan tetap dapat dilaksanakan dalam waktu yang seoptimal mungkin mengingat keberadaannya yang sangat diperlukan oleh
masyarakat. Selain itu, bangunan Puskesmas juga harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain mempunyai ciri khas yang dapat diseragamkan,
sehingga menjadi penanda keberadaan bangunan Puskesmas ; selalu memasukkan unsur langgam daerah sebagai jati diri keberadaannya ; serta
mampu mengakomodasi kebutuhan responsif gender dan disabilitas. Guna mempercepat ketersediaan fasilitas Puskesmas di daerah perbatasan yang
sesuai dengan ketentuan ketentuan tersebut di atas, maka diperlukan ketersediaan desain dalam bentuk prototipe ; monitoring dan evaluasi yang
efektif dan efisien dari pemrakarsa, konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana, konsultan pengawas di masing masing daerah ; serta
kemampuan kontraktor yang memahami bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
DEFINISIPUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
JENISBANGUNANPUSKESMAS
Pembangunan bangunan Puskesmas harus menyesuaikan dengan kondisi perbatasan masing masing daerah melalui 5 (lima) pilihan jenis Desain Bangunan Puskesmas, yaitu bangunan Puskesmas 2
Lantai dengan Rawat Inap 10 Tempat Tidur (TT), bangunan Puskesmas 2 Lantai dengan Rawat Inap 6 Tempat Tidur (TT), dan bangunan Puskesmas Tidak Bertingkat dengan Rawat Inap 4 Tempat
Tidur (TT), bangunan Puskesmas Tidak Bertingkat Non Rawat Inap.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
JENISBANGUNANPUSKESMAS N
I-02
JENIS BANGUNAN PUSKESMAS
I. PUSKESMAS RAWAT INAP
1. PUSKESMAS RAWAT INAP - 10 TT/ T980

II. PUSKESMAS NON RAWAT INAP
1. PUSKESMAS NON RAWAT INAP T600

2. PUSKESMAS NON RAWAT INAP T460
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
A R S I T E K T UR N
II-1
ARSITEKTUR
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
A R S I T E K T UR N
II-2
• ZONASI & SIRKULASI

• ALUR KEGIATAN
• PROGRAM RUANG
• MODEL PROTOTIPE LAYOUT 1
• FASAD BANGUNAN 1
• PENYESUAIAN BANGUNAN EKSISTING DENGAN PROTOTIPE
• PERSYARATAN RUANG
• SPESIFIKASI MATERIAL FINISHING
• SIGNAGE (PENANDA PUSKESMAS)
S M A S PBANGUNAN
ZONASI&SIRKULAS I N
II-3
SITEPLANMODEL1
PARKIR MOTOR
MASUK
BANGUNAN
UTILITAS
BANGUNA NPUSKESMA S PARKIR

MOBIL
DROP OFF
ALTERNATIF
BANGUNAN
UTILITAS
KETERANGAN :
Umum Servis
RUMAH
DINAS
RUMAH Lapangan
DINAS Olahraga
S M A S PBANGUNAN
ZONASI&SIRKULAS I N
II-4
SITEPLANMODEL2
RUMAH RUMAH
DINAS DINAS
BANGUNAN
UTILITAS
BANGUNA NP U S K E S M A S
DROP OFF
Lapangan ALTERNATIF
Olahraga BANGUNAN
KETERANGAN : UTILITAS
Umum Servis
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
ZONASIDANSIRKULASI N
II-5
SITEPLANMODEL3
KETERANGAN:
1. BANGUNAN PUSKESMAS
2. RUMAH DINAS
3. PARKIR MOBIL
4. PARKIR MOTOR
5. RUANG UTILITAS
6. AREA IPAL
7. DROP OFF
8. MASUK
9. KELUAR
10. PARKIR AMBULAN
ALURKEGIATAN ERBATASAN
II-6
PUSKESMASRAWATINAP
R. PENDAFTARAN & REKAM MEDIK
R. PERSALINAN
G
N
RUANG TUNGGU
A
KLINIK PENGOBATAN UMUM
KLINIK KESEHATAN IBU & KB
L
KLINIK ANAK & IMUNISASI APOTEK/FARMASI
U
KLINIK GIGI & MULUT LABORATORIUM
P
KLINIK LAINNYA/R. DOTS, KONSELING,DIETETIK,DLL
S M A S PBANGUNAN
ALURKEGIATAN N
II-7
PUSKESMASNONRAWATINAP
R. PENDAFTARAN & REKAM MEDIK
R. PERSALINAN
G
N
RUANG TUNGGU
A
KLINIK PENGOBATAN UMUM
KLINIK KESEHATAN IBU & KB
L
KLINIK ANAK & IMUNISASI APOTEK/FARMASI
U
KLINIK GIGI & MULUT LABORATORIUM
P
KLINIK LAINNYA/R. DOTS, KONSELING,DIETETIK,DLL
PROGRAMRUANG II-8
LUAS
STANDAR
NO460 NAMA RAWAT RAWAT RAWAT NON RAWAT NON RAWAT SATUAN
RUANG SATUAN INAP 2 LT INAP 2 LT INAP 1 LT INAP INAP 1LT
BPEDOMAN
B U K U P A N D U A N P E MPEDOMAN PEMBANGUNAN
P E N I N G K A T A&
N &980 &NPENINGKATAN
860PENINGKATAN
F U N G S I P U S K
560
FUNGSI
E FUNGSI
S M A S PBANGUNAN
E BANGUNAN
R B
600A T A S A PUSKESMAS
N 460
PERBATASAN
PUSKESMAS m²
1 Ruang Kantor :
a. Ruang Administrasi Kantor 18 18 15 12 12 m²
b. Ruang Kepala Puskesmas 15 15 9 9 9 m²
c. Ruang Rapat 24 24 10.2 12 9 m²
2 Ruang Pendaftaran & Ruang Tunggu 4x4 m² 16 16 63 16 50 m²
3 Ruang Rekam Medik 6 x 12 m² 72 72 48 10 m²
4 Ruang Pengobatan Umum 3x4 m² 12 12 13.6 12 13.6 m²
5 Ruang Pelayanan Tindakan/Kegawatdaruratan 5x5 m² 25 25 26 25 26 m²
6 Ruang Kesehatan Anak & Imunisasi 3x4 m² 12 12 12 m²
7 Ruang Kesehatan Ibu & KB 3x4 m² 12 12 12 m²
8 Ruang Kesehatan Gigi & Mulut 3.5 x 3.5 m² 24.5 24.5 13.6 24.5 13.6 m²
9 Ruang Laktasi/ASI 3x4 m² 12 12 12 m²
10 Ruang Promosi Kesehatan (Konsultasi/Konseling) 3x4 m² 54 54 13.6 12 13.6 m²
11 Ruang Farmasi 3x4 m² 12 12 4.8 12 4.8 m²
- distribusi obat
- gudang obat 13.6 13.6
12 Ruang Persalinan 27 27 17 15 17 m²
13 Ruang Pasca Persalinan min. 7.2 m² 27 27 17 27 m²
14 Ruang Rawat Inap
- ruang rawat inap pasien pria min. 7.2 m² 42 30 22.5 0 m²
- ruang rawat inap pasien wanita min. 7.2 m² 42 30 22.5 0 m²
- ruang rawat inap pasien anak m²
15 Ruang Dokter/Perawat 12 12 12 m²
16 Ruang Laboratorium 3x7 m² 21 21 6.6 21 6.6 m²
- ruang administrasi
- ruang pengambilan sampel darah 6 6 m²
PROGRAMRUANG II-9
LUAS
STANDAR
NO NAMA RAWAT RAWAT RAWAT NON RAWAT NON RAWAT SATUAN
RUANG SATUAN INAP 2 LT INAP 2 LT INAP 1 LTFUNGSI INAP INAP 1 LT PERBATASAN
BPEDOMAN
N & P E N I N G K A T A&&
A N G U N A PEMBANGUNAN NPENINGKATAN
U N G S I P U S K EFUNGSI
FPENINGKATAN S M A S PBANGUNAN
R B A T A S A PUSKESMAS
E BANGUNAN N PUSKESMAS
980 860 560 560 460 m²
17 Ruang Sterilisasi 3x4 m² 12 12 12 m²
- Ruang Spoelhoek 8 8
- Ruang Steril 4.8 4.8
18 Pos Perawat (Nurse Station) 3x4 m² 12 12 12 m²
- Penyimpanan Obat
- Alkes
- Linen
19 Ruang Cuci 6 6 11.9 6 11.9 m²
20 Gudang Linen 6 6 4.4 6 4.4 m²
21 Dapur/Pantry 3x3 m² 9 9 12.75 9 11.9 m²
22 Ruang Toilet
- Ruang Toilet Disabilitas 2 x 2.25 m² 9 9 3,1 4.5 m²
- Ruang Toilet Pasien Wanita 2 x 2.25 m² 18 18 2,7 9 m²
- Ruang Toilet Pasien Pria 2 x 2.25 m² 13.5 13.5 2,7 9 m²
- Ruang Toilet 1 2 x 2.25 m² 4.5 4.5 4 4.5 m²
- Ruang Toilet 2 2 x 2.25 m² 4.5 4.5 4 4.5 m²
23 Janitor min. 3-8 m² 8 8 1.87 8 m²
24 Gudang 36 36 10.6 18 12.5 m²
Luas Keseluruhan 618 594 400 396 328 m²

Sirkulasi 40% 362 266 160 204 132 m²
Total Luas Keseluruhan 980 860 560 600 460 m²
1 Parkir Ambulan 12.5 m²/mobil 62.5 62.5 12.5 25 12.5 m²

2 Bangunan Utilitas 32 32 m²
3 Rumah Dinas 54/90 54 m²/unit 54 54 45 54 45 m²
BUKUPANDU
MODELFASAD 1 ERBATASAN
II-10
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
MODELFASAD 2 N
II-11
BUKUPANDU
MODELPROTOTYPELAYOUT1 ERBATASAN
II-12
BANGUNANPUSKESMAS2LANTAIRAWATINAP10T T
• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Lantai Bangunan : 980 m2
• Jumlah Lantai : 2 Lantai
BUKUPANDU
II-13

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN1 N
II-14
BANGUNANPUSKESMAS2LANTAIRAWATINAP10TT
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN1 N
II-15
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN1 ERBATASAN
II-16
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
MODELPROTOTYPELAYOUT2 N
II-17

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-18

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN2 N
II-19
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS BPEDOMAN
A N P E MPEDOMAN PEMBANGUNAN
FPENINGKATAN M A S PBANGUNAN
SFUNGSI R B A T A S A PUSKESMAS
E BANGUNAN PERBATASAN
N PUSKESMAS
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN2 II-20
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN2 N
II-21
BUKUPANDU
II-22
BANGUNANPUSKESMASTIDAKBERTINGKATNONRAWATINAP

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-23

ATAP
BUKUPANDU
II-24
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN N
II-25
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN3 N
II-26
BUKUPANDU
II-27
BANGUNANPUSKESMASTIDAKBERTINGKATRAWATINAP4TT

BUKUPANDU
II-28
BANGUNANPUSKESMASTIDAKBERTINGKATDENGANRAWATINAP
TAMPAKDEPAN
TAMPAKSAMPINGKIRI
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN4 N
II-29
TAMPAKBELAKANG
TAMPAKSAMPINGKANAN
BUKUPANDU
II-30
TAMPAKPOTONGAN1-1
TAMPAKPOTONGAN2-2
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-31

BUKUPANDU
II-32
TAMPAKDEPAN
TAMPAKSAMPINGKIRI
BUKUPANDU
II-33
TAMPAKBELAKANG
TAMPAKSAMPINGKANAN
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
FASADBANGUNAN5 N
II-34
TAMPAKPOTONGAN1-1
TAMPAKPOTONGAN2-2
D U A N P E M BPEDOMAN
U N A PEMBANGUNAN A T A&NPENINGKATAN
F U N G S I P U S K EFUNGSI BANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN PEDOMAN PEMBANGUNAN
P E N Y E S U A BIUAK UNP ABN A N G U NA NAG N E NK&SP EINSI NTGIK N GD E N G A NS PM ARS PO T O T I PN E II-35
PENDEKATAN1 PENDEKATAN2
• Bangunan eksisting dalam kondisi baru (tidak dapat dibongkar), sehingga hanya menyesuaikan dengan fasad prototipe Puskesmas. • Menambah fa
disyaratkan oleh P
disesuaikan dengan
Fasad
Baru 1
BANGUNAN
EKSISTING
KETERANGAN :
1. Bangunan Baru
2. Bangunan Eksisting
S M A S PBANGUNAN
PENYESUAIANBANGUNANEKSISTINGDENGANPROTOTIPE
BUKUPANDU N
II-36
PENDEKATAN 3TAMBAH B E R D A S A R K A NS I T E P L A N B A R U
• Penyesuaian bentuk bangunan dengan kondisi site atau lahan.
1
3 2
2
KETERANGAN :
1. Bangunan Baru
2. Bangunan Eksisting
3. Bangunan Utilitas
BUKUPANDU
P E R S YA R ATA N R U A N G ERBATASAN
II-37
RUANGTINDAKANGAWATDARURAT
Persyaratan Teknis :
a. Persyaratan Bangunan :
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada tabel program ruang)
• Tirai minimal 10 cm dari lantai serta terdiri dari tirai masif setinggi 250 cm dari lantai dan sisa sampai
langit-langit tirai jala.
• Berdekatan dengan ruang Spoel Hook dan Sterilisasi
a. Persyaratan Ventilasi :
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%
• Jendela Bouvenlight.
• Menggunakan AC Split Type Wall Mounted.
b. Persyaratan Instalasi Listrik.

• Kotak Kontak minimal 6 (Enam) buah (3 buah di back up genset) jika PLN padam.
c. Persyaratan Pencahayaan :
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (6 buah Lampu Tipe Standard / LED 2 x 14 W).
• Jenis lampu yang disarankan menggunakan Lampu LED.
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN
Padam.
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGS
P E R S YA R ATA N R U A N G N
II-38
RUANGTINDAKANGAWATDARURAT
d. Persyaratan Sanitasi :
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan.
• Tersedia tempat cuci tangan yang berdekatan dengan area kerja petugas medis dilengkapi dengan
saluran buangan air kotor.
e. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

• Oxigen.
• Nitrogen.
f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding (Junction Box Grounding Pentanahan) dengan
tahanan pentanahan max. 0,2 ohm.
.
P E R S YA R ATA N R U A N G II-39
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN

BUKUPANDU A N P E M BPEDOMAN
S M A S PBANGUNAN
N PERBATASAN
RUANGTINDAKANPERSALINAN
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program Ruang)
• Tirai minimal 10 cm dari lantai serta terdiri dari tirai masif setinggi 250 cm dari lantai dan sisa sampai langit-
langit tirai jala.
• Berdekatan dengan ruang Spoel Hook dan Sterilisasi
• Area bersih bayi berada dalam 1 ruangan dengan area melahirkan dan tanpa sekat
b. Persyaratan Ventilasi :
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%
• Jendela Bouvenlight
• Menggunakan AC Split type Wall Mounted.
c. Persyaratan instalasi listrik.

• Kotak kontak minimal 6 (Enam) buah (3 buah di back up genset) jika PLN padam.
d. Persyaratan Pencahayaan :
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (5 buah Lampu Tipe Standard
/ LED 2 x 14 W).
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN
Padam.
S M A S PBANGUNAN
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN P
P E R S YA R ATA N R U A N G II-40N
RUANGTINDAKANPERSALINAN
e. Persyaratan Sanitasi :
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan.

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding (Junction Box Grounding Pentanahan) dengan tahanan
pentanahan max. 0,2 ohm.
S M A S PBANGUNAN
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
N
RUANGPEMERIKSAANUMUM
langit tirai jala. R. KLINIK UMUM
• Bukaan menggunakan jendela swing dengan bukaan 100%
• Fan yang dipakai adalah fan meja ukuran 30 cm atau fan dinding ukuran 35 cm.
• Arah angin fan dari belakang dokter.
c. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 4 (Empat) buah (2 buah di back up genset) jika PLN padam.
• Penerangan di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
S M A S PBANGUNAN PUSKESMAS
E R B A T A S APEDOMAN PERBATASAN
PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
II-42
RUANGPEMERIKSAANUMUM
• Tersedia tempat cuci tangan yang berdekatan dengan area kerja petugas medis dilengkapi dengan saluran
buangan air kotor.
f. Persyaratan Peralatan :
• Kompresor penunjang peralatan pemeriksaan gigi suplai untuk daya listriknya bersumber dari listrik tenaga
surya.
S M A S PBANGUNAN
PEDOMAN PERBATASAN
II-43
RUANGKLINIKGIGI&MULUT
langit tirai jala.
• Fan yang dipakai adalah fan meja ukuran 30 cm atau fan dinding ukuran 35 cm.
• Arah angin fan dari belakang dokter.

• Kotak kontak minimal 4 (Empat) buah (2 buah di back up genset) jika PLN padam.
• Daya dan instalasi listrik harus sesuai alat yang dipakai.
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah Lampu PLC 18 Watt/LED 14 Watt).
N & P E N I N G K A T A&NPENINGKATAN K EFUNGSI
S M A S PBANGUNAN
F U N G S I P U SPEDOMAN R B A T A S A PUSKESMAS
EPEMBANGUNAN PERBATASANFUNGSI BANGUNAN
& PENINGKATAN PUSKESMAS
II-44
RUANGKLINIKGIGI&MULUT
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan pada dental unit.
• Tersedia tempat cuci tangan dan alat yang berdekatan dengan area kerja petugas medis dilengkapi dengan
saluran buang air kotor

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding
(Junction Box Grounding Pentanahan) dengan tahanan pentanahan max. 0,2 ohm.
g. Persyaratan Kompressor Untuk Peralatan Gigi :

• Kotak kontaknya / daya listrik bersumber dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
F PEDOMAN K EFUNGSI
S M A S PBANGUNAN
U N G S I P U S PEMBANGUNAN ERBAT& A PUSKESMAS
A SPENINGKATAN PERBATASAN
FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
II-45
RUANGFARMASI/GUDANGOBAT
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%, dilengkapi dengan Bouvenlight
• Menggunakan AC Split Type Wall Mounted.

• Kotak kontak minimal 4 (Empat) buah (2 buah di back up genset) jika .PLN padam.
• Jenis lampu yang disarankan menggunakan Lampu LED. Penerangan dan AC di back up 100% oleh
Genset, jika PLN Padam.
e. Portable Fire Extinguisher.

BUKUPANDU
II-46
R. FARMAS I
G U D A N GO B A T
N I N G K A T A&PEMBANGUNAN
N & P E PEDOMAN NPENINGKATAN
A S PBANGUNAN
S&MPENINGKATAN PUSKESMAS
E R B A T A S AFUNGSI PERBATASAN
BANGUNAN PUSKESMAS
II-47
RUANGRAWATINAP
langit tirai jala.
• Bukaan menggunakan Jendela Swing dengan bukaan 100%, dilengkapi dengan Bouvenlight.
• Dapat ditambahkan Exhaust Fan dinding minimal ukuran 35 cm x 35 cm, yang dipasang + 20 cm dari lantai
c. Persyaratan Sanitasi :
• Toilet pasien ukuran 2m x 2 m
• Alat Sanitair Wastafel, Closet, Air bersih
• Pintu toilet menghadap ke luar
• Terdapat pegangan tangan di area closet
d. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah per tempat tidur yang terhubung dengan sumber listrik (1 buah di
back up genset) jika PLN padam.
B U K U P A N D U A N P E M BPEDOMANU N A PEMBANGUNAN
A N G PEDOMAN I N G K A T A&NPENINGKATAN
N & P E NPEMBANGUNAN FUN& I P U S K EFUNGSI
G SPENINGKATAN S M A S PBANGUNAN
FUNGSI S A PUSKESMAS
E R B A T ABANGUNAN PERBATASAN
PUSKESMAS
II-48
RUANGRAWATINAP
e. Persyaratan Pencahayaan :
• Lampu pasien minimal 200 Lux (Lampu dipasang pada setiap tempat tidur pasien di posisi segaris
dengan kaki tempat tidur minimal 1 buah Lampu Tipe Standard / LED 2 x 24 W).
• Lampu ruangan minimal 200 Lux (Lampu minimal 2 buah Lampu LED 2 x 14 W).
• Lampu kamar mandi minimal 200 Lux (1 buah Lampu Tipe Standard
/ LED 1 x 14 W).
f. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

• Oxigen (Tabung).
• Nitrogen (Tabung).
P E M BPEDOMAN
B U K U P A N D U A N PEDOMAN N A PEMBANGUNAN
A N G UPEMBANGUNAN
N & P E N I N G K& A&NPENINGKATAN
A TPENINGKATAN K EFUNGSI
F U N G S I P U SFUNGSI S PBANGUNAN
S M ABANGUNAN A PUSKESMAS
E R B A T A S PUSKESMAS PERBATASAN
II-49
RUANGPASCAMELAHIRKAN/NIFAS
langit tirai jala.
• Bukaan menggunakan Jendela Tipe Swing dengan bukaan 100%
dengan Bouvenlight.
• Dapat ditambahkan Exhaust Fan Dinding
• Terdapat tempat tidur bayi didalam ruang rawat
c. Persyaratan Sanitasi :
• Toilet pasien ukuran 2 m x 2 m
• Alat sanitair Wastafel, Closet, Air bersih
• Pintu toilet menghadap ke luar
• Terdapat pegangan tangan di area closet
d. Persyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah per tempat tidur yang terhubung dengan sumber listrik.
B U K U PEDOMAN E M BPEDOMAN
P A N D U A N PPEMBANGUNAN E N I N G K A T A&NPENINGKATAN
N &&PPENINGKATAN FFUNGSI U S K EFUNGSI
U N G S I PBANGUNAN BANGUNAN
S M A S PPUSKESMAS PERBATASAN
II-50
RUANGPASCAMELAHIRKAN/NIF
AS
e. Persyaratan Pencahayaan :
• Lampu pasien minimal 200 Lux (Lampu dipasang pada setiap tempat tidur pasien di posisi segaris dengan kaki
tempat tidur minimal type PLC 18 Watt atau LED 14 W).
• Lampu ruangan minimal 200 Lux (Lampu minimal type PLC 2 x 18 Watt atau LED 2 x 14 W).
• Lampu kamar mandi minimal 200 Lux ( 1 buah Lampu PLC 18 Watt atau LED 14 W).
BUKUPANDU
II-51
RUANGNURSESTATION
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program Ruang, termasuk Ruang
Penyimpanan Obat, Alkes, dan Linen).
• Fan yang dipakai adalah fan dinding/meja ukuran 35 cm.
• Arah angin fan harus mengarah ke luar

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah dengan 1 (satu) buah
yang terhubung dengan sumber listrik darurat (Genset).
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah Lampu PLC 18 Watt/LED 14 W).
• Tersedia tempat cuci tangan yang berdekatan dengan area kerja petugas medis dilengkapi
dengan saluran buangan air kotor.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-52
RUANGLABORATORIUM&PENGAMBILANSPESIMEN
a. Persyaratan Bangunan : R.AMBIL

SPESIME N
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada tabel program ruang,
termasuk ruangan administrasi dan ruangan pengambilan sampel darah).
• Lantai ruangan laboratorium tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan.
• Loket penyerahan dahak Terpisah
• Dilengkapi meja kerja lapis keramik berwarna terang
• Bukaan menggunakan jendela tipe swing dengan bukaan 100%
• Fan yang dipakai adalah fan berdiri ukuran 30cm dan fan dinding ukuran 35 cm untuk ruangan pengambilan
sampel dan administrasi.
• Menggunakan AC Split type wall mounted.
• Arah angin fan harus mengarah ke pasien.
• Di atas meja laboratorium menggunakan fan jenis exhaust hood.

• Kotak kontak minimal 8 (delapan) buah (3 buah di back up genset) jika PLN padam.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-53
RUANGLABORATORIUM&PENGAMBILANSPESIMEN
• Penerangan dan AC di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
• Tersedia tempat untuk mencuci alat.

• Disiapkan khusus terminal sambungan di JB - Grounding (Junction Box Grounding
Pentanahan) dengan tahanan pentanahan max. 0,2 ohm.
PEDOMAN PEMBANGUNAN
B U K U P A N D U& P E M BPEDOMAN
A NPENINGKATAN PEMBANGUNAN
A N G U N AFUNGSI I N G K A T A&NPENINGKATAN
N & P E NBANGUNAN U N G S I P U S K EFUNGSI
FPUSKESMAS S M A S PBANGUNAN
II-54
SPUTUMBOOTH(PENGA
MBILANDAHAK)
a. Perletakan Sputum Booth di lahan sesuai kondisi setempat serta

tidak di lokasi umum dengan ukuran ruang minimal 1.5m x 1.5m.
b. Wastafel pada ruangan pengambilan dahak dilengkapi dengan zat pencuci tangan, tisu pembersih, dan
disarankan kran menggunakan sistem sentuh (no hands basin).
c. Sputum Booth dilengkapi dengan tempat sabun, tempat tisu dan tempat sampah tertutup.
d. Material bangunan digunakan material yang mudah dibersihkan / dicuci dan hindari detail sambungan
material yang sulit dibersihkan dan dapat menjadi tempat hidupnya bakteri.
S M A S PBANGUNAN
N PEDOMANPERBATASAN
RUANGVAKSIN&DOT

• Kotak kontak minimal 6 (Enam) buah (4 buah di back up genset) jika PLN padam.
• Khusus untuk Kotak Kontak Box Pendingin (Refrgerator) Vaksin daya listrik bersumber dari PLTS (Pembangkit
Listrik Tenaga Surya).
• Daya dan instalasi listrik harus sesuai alat yang dipakai.
• Tersedia instalasi air bersih dan buangan pada Dental Unit.
• Tersedia tempat cuci tangan dan alat yang berdekatan dengan area kerja petugas medis dilengkapi dengan
saluran buang air kotor.
.
S M A S PBANGUNAN
N PEDOMANPERBATASAN
RUANGVAKSIN&DOT
f. Persyaratan Peralatan :
• Refrigerator Vaksin (Box Pendingin Vaksin) daya listriknya bersumber dari listrik tenaga surya.
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGU
II-57
DAPUR
• Lantai ruangan Dapur tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan.
• Area kerja tidak saling bersilangan
• Dilengkapi meja kerja lapis keramik berwarna terang
• Fan yang dipakai adalah fan berdiri ukuran 30cm dan fan dinding ukuran 35 cm
• Arah angin fan harus mengarah ke luar.

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah dengan 1 (Satu) buah yang terhubung dengan sumber listrik darurat
(Genset) untuk lemari es
• Intensitas cahaya minimal 300 Lux (4 buah Lampu PLC 18 Watt/LED 14 Watt).
S M A S PBANGUNAN
II-58
DAPUR
• Tersedia tempat cuci bahan makanan dan alat makan.
• Tersedia tempat untuk mencuci alat
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-59
RUANGLAUNDRY;CUCIDANSETRIKA
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada tabel program
ruang)
• Lantai ruangan cuci tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan, dan tidak licin.
• Area kerja tidak saling bersilangan
• Ruang cuci dan penyimpanan linen berada pada area yang terpisah
• Fan yang dipakai adalah Fan Berdiri ukuran 30cm dan Fan Dinding ukuran 35 cm
• Arah angin fan harus mengarah ke luar
• Area Cuci menggunakan Dinding Roster

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah
N & P E N I N G K A T A&NPENINGKATANP U S K EFUNGSI
F U N G S IPEDOMAN S PBANGUNAN
S M APEMBANGUNAN PUSKESMAS PERBATASAN
& PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
II-60
RUANGLAUNDRY;CUCIDANSETRIKA
• Penerangan, Kotak Kontak tidak di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
• Tersedia rendam linen dan cuci linen.
• Tersedia tempat simpan bahan kimia
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-61
RUANGSTERILISASI
• Fan yang dipkai adalah Exhaust Fan ukuran 30 cm terletak 20 cm dari lantai.
• Arah angin fan harus mengarah ke luar bangunan menggunakan ducting.

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah 2 buah di back up genset) jika
PLN padam.
• Penerangan, Kotak Kontak dan Fan di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
G S I P U S K EFUNGSI
F U N PEDOMAN M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A&PUSKESMAS
SPEMBANGUNAN PERBATASAN
NPENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
RUANGLOBBY,PENDAFTARAN,TUNGGU
• Lantai dan dinding berwarna terang, permukaan rata, tidak licin, mudah dibersihkan.
• Tinggi langit-langit ruang tunggu minimal 3,2 m dari lantai.

• Kotak kontak minimal 2 (dua) buah.
• Penerangan dan Kotak Kontak di back up 50% oleh Genset, jika PLN Padam.
e. Persyaratan Instalasi Data :

• Server.
• Outlet Data (Komputer / Internet).
G S I P U S K EFUNGSI
F U N PEDOMAN M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A&PUSKESMAS
SPEMBANGUNAN PERBATASAN
NPENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
RUANGLOBBY,PENDAFTARAN,TUNGGU
f. Persyaratan Instalasi Telepon :

• Outlet Telepon (Extention).
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-64
RUANGREKAMMEDIK
• Ukuran ruangan (menyesuaikan sesuai type pada Tabel Program
Ruang)

• Kotak kontak minimal 6 (enam) buah (3 buah di back up genset) jika PLN padam.
• intensitas cahaya minimal 200 Lux (2 buah lampu Tipe Standard / LED 2 x 14 W).
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-65
RUANGGUDANG
• Bukaan menggunakan Jendela Tipe Swing dengan bukaan 100%, dilengkapi dengan Bouvenlight.
c. Persyaratan instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 1 (Satu) buah.
• Penerangan dan Kotak Kontak tidak di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
e. Portable Fire Extinguisher.

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-66
RUANGPENYULUHAN
ersyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah tidak di back up genset.
ersyaratan Pencahayaan :
• Intensitas cahaya minimal 200 Lux (3 buah Lampu Tipe Standard / LED 2
x 18 W).
BUKUPANDU
II-67
RUANGADMINISTRASI
• Bukaan menggunakan jendela tipe swing dengan bukaan 100%,
• dilengkapi dengan bouvenlight.

• Kotak kontak minimal 4 (empat) buah (2 buah di back up genset) jika PLN padam.
e. Persyaratan Instalasi Nurse Call :

• Paging
f. Persyaratan Instalasi Telepon :

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-68
RUANGADMINISTRASI
g. Persyaratan Instalasi Data :
ALTERNATIF LAY OUT RUANG KERJA

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-69
RUANGRAPAT
• Bukaan menggunakan Jendela Tipe Swing dengan bukaan 100%,
dilengkapi dengan Bouvenlight.
ersyaratan Instalasi Listrik :

• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah.
ersyaratan Pencahayaan :
• Penerangan tidak di back up 100% oleh Genset, jika PLN Padam.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
II-70
RUANGKEPALAPUSKESMAS
• Kotak kontak minimal 3 (tiga) buah (1 buah di back up genset) jika PLN padam.
e. Persyaratan Instalasi Nurse Call :
• Paging
f. Persyaratan Instalasi TV :
• Outlet TV
g. Persyaratan Instalasi Telepon :
h. Persyaratan Instalasi Data :
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI
SPESIFIKASIMATERIALFINISHING N
II-71
ATAP ALUMUNIUMCOMPOSITE
Hindari penggunaan material seng dan asbes. a. Sistem panel terdiri atas 2 lapis almunium tebal 0,5 mm,
Metal : diantara ke 2 lapisan tersebut direkatkan polythirene dengan thermo
a. Bahan dasar : ZINCALUME yang terdiri dari unsur Seng : 43,50% ; Aluminium : 55% ; setting adhesive, Tebal total : 4 - 6 mm.
Silikon : 1,50%. b. Bahan : Alloy 5005.
b. Tipe : Klip-Lok HI-TEN ; tebal : 0,55mm (BMT), Colorbond. c. Finishing : KYNAR 500. PVDF
c. Insulasi menggunakan Glass wool dengan density : 32kg/m3 dan tebal : 50mm ; d. Bending strength : 45-50 kg / 5mm.
Aluminium foil double side dengan buble + kawat ayam e. Heat deformation : 200 °C.
d. Setara : LYSAGHT KLIP LOK f. Warna : Setara QS 3102 Sub Silver.
g. Setara : SEVEN, ALUCOBOND, ALPOLIC, RAYNOBOND,
Bitumen : HOWSOLPAN.
a. Bahan dasar : Selulosa bitumen. h. Rangka Almunium
b. Tebal : 3 mm.
c. Tinggi gelombang : 38 mm.
d. Setara : ONDULINE.
S M A S PBANGUNAN
SPESIFIKASIMATERIALFINISHING N
II-72
PLAFON KERAMIK
a.
Keramik ukuran 30cm x 30cm atau 40
a. Gymsum board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 9 mm untuk surface (tidak licin) untuk lantai area service.
ruang umum. b. Keramik ukuran 20cm x 20cm, tipe Structure surface untuk
b. Gypsum board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 12 mm tipe lantai toilet.
wet area untuk toilet. c. Keramik ukuran 20cm x 20cm, tipe Matt surface (tidak licin)
c. Calcium Board ukuran 1200mm x 2400mm tebal 6 mm untuk dinding toilet.
d. Rangka penggantung Galvanized hollow steel 40mm x 40mm x 1,2 mm kombinasi ukuran d. Keramik ukuran 10cm x 30 cm untuk Plint.
40mm x 60mm x 1,2 mm dicat anti karat. Jarak 60 x 60 e. Setara : ROMAN, KIA, IKAD, MULIA, MASTERINA.
e. Alternatif rangka penggantung : Metal-furing.
f. List langit-langit menggunakan Wall engle dari bahan aluminium
HOMOGENEOUSTILE
powder-coating 60 mikron.
a. Ukuran 60cm x 60cm atau 40cm x 40cm, tipe Matt surface
g. Setara : JAYABOARD, KNAUFF, KALSIBOARD, GRC
(tidak licin) untuk lantai area pelayanan.
b. Keramik ukuran 30cm x 30cm, tipe Structure surface untuk
lantai toilet, gudang.
c. Keramik ukuran 30cm x 60cm, untuk dinding toilet.
d. Setara : Granito, Roman, NiroGranit
S M A S PBANGUNAN
SPESIFIKASIMATERIALFINISHING II-73
N
KUSENALUMUNIUM KACA
a. Billet yang dipakai dari billet utama (primery) dengan standar SNI a. Daun pintu dan jendela rangka / frame aluminium exterior,
07-0734-1989. menggunakan kaca berwarna, jenis PANASAP glass dengan tebal
b. Joint Backer : PolyureTahunane foam yang tidak menyerap air dengan kepadatan 65- : 8mm dan warna : Blue green.
96kg/m3 dan penampang 25% lebih besar dari celah yang terjadi. b. Daun pintu dan jendela rangka / frame aluminium interior,
c. Neoprene : Jenis extrusion yang tahan terhadap matahari, kekerasan 60-80 durometer. menggunakan kaca clear dengan variasi ketebalan 6mm dan 8mm.
d. Setting block untuk kaca : EPDM 80 durometer. c. Joint-sealant antarkaca menggunakan sealant tipe elastosil 121-
e. Sealent Single komponen : Silicone (Non acid). transparan.
f. Sekrup : Stainless-steel. d. Setara : MULIA GLASS, MAGI, ASAHI GLASS.
g. Kebocoran air : Tidak terlihat kebocoran sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka
waktu 15 menit.
h. Finishing : Powder-coating, warna : Broken white.
i. Jendela Tipe swing
j. Setara : INDALEX, YKK, ALEXINDO.
RAGAMHIAS
a. Mengambil pola ragam hias dari budaya lokal.

b. Bahan material : Permanen dan tersedia di daerah tersebut.
c. Contoh : Kayu, Batu, GRC, Alumunium Cutting Laser, metal, dan lain lain.
S M A S PBANGUNAN
N PEDOMAN PERBATASAN
SIGNAGE II-74
LAMBANGPUSKESMAS
Pengertian lambang Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri 5. Bentuk palang hijau berbentuk segi enam melambangkan
Kesehatan (PMK) Nomor 75 Tahun 2014 adalah : pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif.
1. Bentuk segi enam (hexagonal) melambangkan : 6. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan
• Keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat
penyelenggaraan Puskesmas. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat. 7. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas.
• Pergerakan dan pertanggungjawaban Puskesmas di wilayah kerjanya.
2. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur upaya kesehatan, yaitu :
• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
• Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.
3. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas sebagai tempat atau wadah 7
diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam proses penyelenggaraan kesehatan. 4
1,5 2
4. Bidang segitiga mewakili tiga faktor yang memengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku. 3
P E N I N G K A T A&NPENINGKATAN
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
S I NG& N AGE N
II-75
SIGNAGEBANGUNANPUSKESMAS2LANTA I
JENIS HURUF
500cm 4.72m
UKURAN HURUF
TEBAL 15 cm
110.000mcm 0.60m WARNA
50cm (PERMENKES
NO. 75 TH. 2014) UKURAN LOGO : TINGGI 100 CM
TEBAL 15cm
RAGAM HIAS DISESUAIKAN DENGAN BUDAYA SETEMPAT

BUKUPANDU
SIGNAGE ERBATASAN
II-76
SIGNAGEBANGUNANPUSKESMASTIDAKBERTINGKAT
JENIS HURUF
500cm 4.72m UKURAN HURUF
TEBAL 15 cm
WARNA
mcm 0.60m NO. 75 TH. 2014)
50cm UKURAN LOGO
TEBAL 15cm
RAGAM HIAS DISESUAIKAN DENGAN BUDAYA SETEMPAT

BUKUPANDU
KONSTRUKSIBANGUNAN ERBATASAN
III-1
KONSTRUKSI BANGUNAN
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
KONSTRUKSIBANGUNAN N
III-2
• KONSTRUKSI BANGUNAN
• STRUKTUR PONDASI BANGUNAN PUSKESMAS SATU LANTAI
• STRUKTUR PONDASI BANGUNAN PUSKESMAS DUA LANTAI
• STRUKTUR ATAS BANGUNAN PUSKESMAS SATU LANTAI
• STRUKTUR ATAS BANGUNAN PUSKESMAS DUA LANTAI
• KONSTRUKSI ATAP BANGUNAN
• PETA GEMPA INDONESIA
• STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA
• METODA PENGERJA PONDASI
• BAHAN MATERIAL UNTUK PONDASI
• DETAIL TULANGAN BALOK PONDASI
• DETAIL SAMBUNGAN PEMBESIAN TAHAN GEMPA
• METODA PEMBUATAN CAMPURAN BETON
• STANDARD MINIMAL PEKERJAAN STRUKTUR
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
III-3
PEDOMAN PERENCANAAN KONSTRUKSI /STRUKTUR BANGUNAN
Perencanaan Konstruksi bangunan Gedung memerlukan landasan teori berupa Analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta hal lain yang perbedoman pada
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Survey dan penyelidikan tanah (soil investigation) merupakan tahap awal Perencanaan dari stuktur konstuksi bangunan.
Perencanaan konstruksi bangunan harus memenuhi berbagai syarat konstruksi yang ditentukan yaitu kuat, kaku, bentuk yang serasi dan dapat dilaksanakan dengan biaya
yang ekonomis tetapi tidak mengurangi mutu bangunan tersebut
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar
pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Pondasi merupakan bagian paling bawah pada sebuah bangunan. Keberadaannya tentu menjadi hal yang harus paling dimatangkan, karena akan menopang seluruh beban
bangunan. Semakin tinggi bangunan yang dibangun, tentunya semakin besar pula tekanan yang diberikan terhadap pondasi bangunan, sehingga pemilihan pondasi
bangunan haruslah tepat karena mencakup keselamatan dan kekokohan sebuah bangunan.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
III-4
BEBERAPA REFERENSI YANG DIPERGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN KEKUATAN STUKTUR BANGUNAN
Referensi SNI Judul Referensi

SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan gedung dan Non gedung
SNI 1727:2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung

SNI 1729:2015 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
SNI 1727:2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
PERECANAAN PONDASI BANGUNAN B U K U P A N D U A N P E M BPEDOMAN
S M A S PBANGUNAN
A T A S A PUSKESMAS
E R BPEDOMAN PERBATASAN
N PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
PRINSIPPERENCANAANPONDASI III-5
Dalam pemilihan Pondasi adalah Sbb:
• Kondisi tanah tempat bangunan akan dibangun

• Jenis bangunan yang akan ditopang oleh struktur (upper struktur)
• Faktor Lingkungan Proyek
• Biaya Pekerjaan
• Tersedianya material bangunan
• Waktu saat pekerjaan Pondasi
Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karateristik tanah serta Pekerjaan Sondir
kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan
lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi bangunan,
jalan,dll, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan untuk
konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan
terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun, Dari hasil
penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta dimensi pondasi yang
paling ekonomis tetapi masih aman.
Pekerjaan Boring
Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai
dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa merencanakan suatu
struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan
keamanan bila berada didalam gedung. Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa
Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil
dilapangan untuk mengetahui sifat- sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji
laboratorium. dengan menggunakan Test.
Pekerjaan Penetrasi Test

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
PRINSIPPERENCANAANPONDASI N
III-6
Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa merencanakan suatu
struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada didalam gedung.
Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil dilapangan untuk
mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium. dengan menggunakan Test.
Pekerjaan Sondir Pekerjaan Boring Pekerjaan Penetrasi Test

PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG
B U KTANAH
U P A N D U A N P E M BPEDOMAN
S K EFUNGSI
PEDOMAN PBANGUNAN
S M A S PEMBANGUNAN PERBATASAN
PRINSIPPERENCANAANPONDASI FUNGSIPU N
III-7
• Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah
pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
Pondasi Lajur Pondasi Telapak Pondasi Strauss
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dalam, jenis – jenisnya yaitu
pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
Pondasi Mini pile Pondasi Sumuran atau Bored Pile

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
PRINSIPPERENCANAANPONDASI N
III-8
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Pondasi Tiang Pancang Pondasi Bored Pile
Untuk bangunan puskesmas yang mempunyai jumlah lantai 1-2 maka pondasi dalam menjadi tidak efisien dan efektif. Standar daya dukung tanah menurut
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
• Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
• Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
• Tanah lunak (0,5-2 Kg/cm2)
• Tanah Sangat lunak (0-0,5 kg/cm2)
BUKUPANDU
STRUKTURPONDASITANAHRAWA ERBATASAN
III-9
PONDASI UNTUK TANAH RAWA DENGAN PONDASI CERUCUT
Untuk di daerah pantai, rawa dan daerah pasang surut dapat menggunakan cerucuk bambu/dolken sebagai pondasi atau perkuatan tanah untuk bangunan rumah/gedung,
Sampai sekarang ini belum ada penjelasan ilmiah, bagaimana sistim cerucuk tersebut dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dan dapat mengurangi penurunan tanah, akan
tetapi dalam praktek dilapangan telah menunjukkan peningkatan daya dukung tanah lunak/lembek bilamana menggunakan cerucuk bambu/dolken dengan jarak tertentu.
Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum telah menerbitkan pedoman teknis “Tata cara Pelaksanaan Pondasi Cerucut Kayu di Atas Tanah Lembek dan Tanah Gambut”
No.029/T/BM1999 Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999. Dari pedoman teknis tersebut tidak menjelaskan tentang
Perencanaan.
Metoda Pelakasanaan cerucuk

A N P E M BPEDOMAN
U N A PEMBANGUNAN
PBEU KRU EP ANN DCU A N A AA NNG K ONN& PSE TN I RN GUK AKT AS&NPENINGKATAN
IF B A N G UEFUNGSI S M A S PBANGUNAN
U N G S I P U S KPEDOMAN
N B A T A S A PUSKESMAS
A NE RPEMBANGUNAN N PERBATASAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
& PENINGKATAN
III-10
PERENCANAAN STRUKTUR (KONSTRUKSI) BANGUNAN
Dalam perencanaan struktur , perencana struktur mulai menghitung komponen-komponen struktur berdasarkan dari bentuk arsitektural yang telah didapat perencanaan mulai dari
dimensi serta menyesuaikan komponen-komponen struktur tersebut agar memenuhi syarat- syarat konstruksi yang aman, kuat, dana nyaman untuk dipergunakan namum
berdasarkan prinsip-prinsip yang ekonomis.
Struktur adalah suatu kesatuan dan rangkaian dari berberapa elemen yag direncanakan agar mampu menerima beban luar maupun beban sendiri tanpa mengalami perubahan bentuk yang
melampaui batas persyaratan.:
Ada dua struktur pendukung bangunan yaitu :
1. Struktur bangunan atas ( Upper Struktur)

Struktur banguan atas harus sanggup mewujudkan perencanaan dari segi arsitektur dan harus mampu menjamin mutu baik dari segi keamanan maupung kenyamanan bagi
penggunanya. Untuk itu, bahan bangunan yang akan digunakan untuk konstuksi bangunan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
• Tahan Api
• Kuat
• Mudah diperoleh dalam arti tidak memerlukan biaya mobilisasi bahan yang terlalu mahal
• Awet untuk jangka waktu pemakaian yang lama
• Ekonomisi dan mudah perwatannya.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
PERENCANAANKONSTRUKSIBANGUNAN N
III-11
Dari Kriteria-kriteria tersebut diatas , maka komponen struktur utama dari bangunan ini dapat
menggunakan beton bertulang, dan dapat juga dipergunakan struktur rangka baja dan komposit
dengan pertimbangan- pertimbangan tertentu. Perhitungan perencanaan untuk banguan
struktur atas ini meliputi :
RANGKA ATAP
a. Perhitungan Pelat lantai

b. Perhitungan Tangga
c. Perhitungan Portal
d. Perhitungan Balok
e. Perhitungan Kolom.
STRUKTUR
2. Struktur bangunan bawah (Sub Structure) ATAS
Struktur bangunan bawah merupakan sistem pendukung bangunan yang menerima beban
struktur atas, untuk diteruskan ke tanah dibawahnya. Perhitungan perencanaan struktur bagian
bawah (Sub Structure) ini meliputi:
a. Perhitungan Sloof.
b. Perhitungan pondasi STRUKTUR BAWAH
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
G KSA TM PENINGKATAN
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
U SU LS MAANS PBANGUNAN
TE RAB A IT A S A NPUSKESMAS PERBATASAN
DU
III-12
DENAH PONDASI BANGUNAN 1 LANTAI
KONDISI TANAH BAGUS
KETERANGAN:
Untuk daerah tanah bagus, tanah pasir keras, tanah merah, daya dukung ijin 1-2 kg/ cm2
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
TE RAB A IT A S A PUSKESMAS PERBATASAN
DU N
III-13
DETAIL STRUKTUR PONDASI DAN KOLOM PADA TANAH BAGUS
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
DU
III-14
DENAH PONDASI BANGUNAN 1 LANTAI KONDISI TANAH RAWA
KETERANGAN:
Untuk daerah tanah gambut/rawa-rawa, tanah sangat lunak, daya dukung ijin 0,1 kg/cm2
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
DU N
III-15
DETAIL STRUKTUR PONDASI DAN KOLOM PADA TANAH RAWA
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
DU
III-16
DENAH PONDASI BANGUNAN 1 LANTAI KONDISI TANAH SEDANG
KETERANGAN:
Untuk daerah bukan rawa tetapi tanah lunak s/d sedang daya dukung ijin 0,3 s/d 0,5 kg/cm
P O NBANGUNAN
BDU A
K US
P AINB PUSKESMAS
AA N
N PG BPEDOMAN
E MU AN
N GAU N PEMBANGUNAN
N AP
N &U
P ESN K
I NE A&NA
F USN S
G SA
I PT K EFUNGSI
DU N
III-17
DETAIL PONDASI DAN KOLOM PADA TANAH SEDANG
S M A S PBANGUNAN
PONDASIBANGUNANPUSKESMASDUALANTAI
BUKUPANDU N
III-18
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 LANTAI KONDISI TANAH BAGUS
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
III-19
DETAIL PONDASI DAN KOLOM KONDISI TANAH BAGUS
D U A N P E MPERBATASAN
BUKUPAN BANGUNAN&PENINGKATANFUNGSIPUSKESMASPERBATASAN
III-20
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 LANTAI
KONDISI TANAH SEDANG
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
III-21
DETAIL PONDASI DAN KOLOM
KONDISI TANAH SEDANG
BUKUPANDU ERBATASAN
III-22
DENAH PONDASI BANGUNAN 2 LANTAI KONDISI TANAH RAWA
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
III-23
DETAIL PONDASI DAN KOLOM KONDISI TANAH RAWA
N P E M BPEDOMAN
N A PEMBANGUNAN
I N G K A T A&NPENINGKATAN
M A S PBANGUNAN
A T A S A PUSKESMAS
&PERBATASAN
S T R U K T UB URK UAP ATNAD USA B A N AGN GUU N AN &NP EPN U S K E SFM A S S A TSPEDOMANU L AE RNB PEMBANGUNAN
T A IN PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
III-24
MODEL DETAIL BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG
P A N D U A N P E M BPEDOMAN
N G U N A PEMBANGUNAN
P E N I N G K A T A&NPENINGKATAN
N G S I P U S K EFUNGSI PBANGUNAN
S T R U K T BUU KRU A T A S B A NAG U N NA& N P U S K E SF UM A S D USPEDOMAN AM ALS A N TA TAA SIA PUSKESMAS
E R B PEMBANGUNAN
N &PERBATASAN
PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
III-25
MODEL DETAIL BALOK, PLAT KANTILEVER DAN TALANG
S M A S PBANGUNAN
KONSTRUKSIATAPBANGUNAN III-26
N
3. Struktur Atap Bangunan

KONSTRUKSIATAPBANGUNAN III-27
ERBATASAN
3. Struktur Atap Bangunan

S M A S PBANGUNAN
B A T A S A PUSKESMAS
E RPEDOMAN PERBATASAN
N PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA PETAGEMPAINDONESIA III-28
Untuk perencanaan bangunan tahan gempa harus mengacu ke SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan gedung dan Non
gedung.
Untuk mengetauhi spectrum kekuatan Gempa pada suatu lokasi di Indonesia dapat dilakukan dengan membuka website : http://puskim.pu.go.id
/Aplikasi/desain_spektra_Indonesia_2011
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
PETAGEMPAINDONESIA N
III-29
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
STRUKTURBANGUNANTAHANGEMPA N
III-30
DASARPEMBANGUNAN
BANGUNANTAHANGEMPA
1. Mutu bahan bangunan yang baik

2. Mutu pengerjaan yang baik
3. Semua komponen bangunan, pondasi, kolom, balok, dinding, rangka atap, atap harus di sambung satu dengan lainnya agar kalau diguncang gempa bangunan bergetar
sebagai satu kesatuan.
S M A S PBANGUNAN
BAHANMATERIALUNTUKPONDASI III-31
N
BAHANBANGUNAN
1. Pasir
Berasal dari sungai / darat ; bebas tanah / lumpur ; bebas dari bahan organik/bebas garam.
2. Kerikil
Berasal dari sungai / darat, bebas tanah / lumpur ; bebas dari bahan organik ; memiliki diameter 1-2 cm.
3. Semen
Portland semen ; tidak mengeras ; kering, biasanya dengan kemasan 40/50 kg ; tidak tercampur bahan material lain ; warna seragam.
4. Air
Bersih, tidak berwarna dan berbau ; tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali , garam, bahan organik yang merusak beton & besi tulangan ; dapat diminum.
5. Batu Bata
Dibakar sempurna ; rata / tidak melengkung ; tidak mudah pecah / retak ; ukuran seragam ; sudut sudutnya tidak gompal ; ukuran min. 20cm x 10cm x 5cm.
6. Batu Belah
Ukuran seseragam mungkin ; permukaan kasar, tidak halus.
7. Besi Tulangan
Ukuran seragam ; memenuhi syarat syarat yang berlaku ; tidak karatan ; lurus ; diameter sesuai gambar. Besi Tulangan sesuai standrad SNI, Mutu Tulangan utama
menggunakan BJTP 40 dan sengkang BJTP 24
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
STANDARDMINIMALBAHANBANGUNAN N
III-32
Standard minimal pekerjaan struktur

(Harus dihitung ulang dan dipertanggung jawabkan oleh konsultan perencana berdasarkan kondisi lapangan masing masing lokasi)
Standard Rasio Besi Tulangan/m3 min. : Pondasi Telapak : 140 Kg/m3 Standard Mutu Beton :
Sloof : 180 Kg/m3 Beton fc’ 20Mpa atau campuran 1pc:2ps:3split
Kolom Struktur : 250 Kg/m3 Kolom Praktis : 180 Kg/m3
Balok Portal : 200 Kg/m3
Balok Anak : 175 Kg/m3
Standard Mutu Besi Tulangan: BJTP 24,
Tangga : 150 Kg/m3
Untuk Sengkang
Plat lantai t=12 cm : 110 Kg/m3
BJTP 40, Untuk Tulangan Utama
METODAPENGERJAPONDASIBATUKALI
BUKUPAN BANGUNAN&PENINGKATANFUNGSIPUSKESMASPERBATASAN
III-33
PONDASI BATU KALI / GUNUNG
BUKUPANDU
DETAILTULANGANBALOKPONDASI ERBATASAN
III-34
SAMBUNGAN TENGAH SAMBUNGAN SUDUT

D U A N P E M BPEDOMAN
U N A PEMBANGUNAN
P E N I N G K A T A&NPENINGKATAN K EFUNGSI PBANGUNAN
SPEDOMAN A T A S A PUSKESMAS
E R B PEMBANGUNAN & PERBATASAN
PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS
D E T ABIULK USPAA NM B U N GA NAGN P NE&M B E S I A NF UTNAG SHI P UAS N GMEA SM PA N
III-35
PANJANG&PEMBENGKOKANBESI
DETAILSAMBUNGANPEMBESIANTAHANGEMPA
BUKUPANDU ERBATASAN
III-36
BUKUPANDU
METODAPEMBUATANCAMPURANBETON ERBATASAN
III-37
MEMBUAT CAMPURAN BET ON D E TA I L T U L A N G A N B A LO K P O N D A SI
BUKUPANDU
PRASARANAPUSKESMAS ERBATASAN
IV-1
PRASARANA PUSKESMAS
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
PRASARANAPUSKESMAS N
IV-2
• SISTEM PENGHAWAAN
• SISTEM SANITASI
• BIOPORI
• SISTEM PLUMBING
• SISTEM KELISTRIKAN
• SISTEM PENCAHAYAAN
• SISTEM PANEL SURYA
• SISTEM KOMUNIKASI
• SISTEM GAS MEDIK
• SISTEM PROTEKSI PETIR
• SISTEM GROUNDING
S M A S PBANGUNAN
PEDOMAN B A T A S A PUSKESMAS
E R PEMBANGUNAN PERBATASAN
SISTEMPENGHAWAAN N
IV-3
PERHITUNGANBEBANPENDINGIN
Perhitungan Ventilasi untuk Ruang Toile

- Luas = 3,42 m²
- Air Change = 15 x
- Tinggi = 3 m²
- Kapasitas = Luas x Tinggi x A/C
1,7
= 3,42 x 3 x 15
1,7
= 90,5 cfm
(kapasitas exhaust fan yang ada dipasaran dibulatkan menjadi 100 cfm) Type Fan Ceiling.
Sistem AC diperuntukan untuk ruang-ruang tertentu :
• Ruang Tindak Gawat Darurat

• Ruang Bersalin
• Ruang Farmasi & Gudang Obat
• Ruang Daftar Ambil Sampel & Laboratorium
- Ruang-ruang selain yang tercantum diatas menggunakan sistem ventilasi udara

natural (buka jendela).
- Sistem Ventilasi Mekanis (Exhaust Fan) hanya diperuntukan untuk ventilasi toilet.
SISTEMPENGHAWAAN IV-4
No U R A I A N Spesifikasi Standard Merk
A. PERALATAN UTAMA
1 AC Split Unit Kompressor : Scroll (Garansi 3 tahun) ARI 210 / 240 - 94 Fujiaire
Refrigerant
BU BPEDOMAN
K U P A N D U A N P E MPEDOMAN
:AR-410 PEMBANGUNAN
N G U aN A PEMBANGUNAN NPENINGKATAN
FPENINGKATAN
ISO
U N 5151 S K EFUNGSI
G S I P:U1994 A S PBANGUNAN
SFUNGSI
MDaikin R B A T A S A PUSKESMAS
N PUSKESMAS
Range Kapasitas : 5.000 BTU/h - 24.000 BTU/h Mitshubishi
Type Indoor Unit : Wall Samsung
Thermostat LG
Type Indoor Unit Wall : Wireless
Type Indoor Unit Cassette : Wired
2 Fan Ventilasi
Ceiling Fan AMCA Vanco
S & P
Kruger
Nicotra
Fantech
System Air
B. PIPA & DUCTING
1 Pipa Refrigerant Type : Seameless Coil(non integrated) ASTM B 280 Denji
Working Pressure : '65 - 250 Psi Mueller
Refrigerant : R-410 a Elgin
Type : Seameless Coil(integrated) JIS H 3300 Inaba
Working Pressure : '390 - 1690 Psi Denji
Refrigerant : R - 22 Toyoda
2 Pipa Drain Class AW Standard Pabrik Unilon
Wavin
Pralon
Vinilon
Intilon
3 Pipa Exhaust Toilet Class AW Standard Pabrik Unilon
Wavin
Pralon
Vinilon
Intilon
4 Isolasi Pipa Refrigerant 1. Elastomeric : DIN, ASTM Insulflex
Closed cell elastomeric, class 1 Aeroflex
Density minimum 64 kg/m³ K-flex
 =  4.500 Thermaflex
Ambient temp. : '35C Armaflex
Relative humidity : '90% Kem-flex
Temp. permukaan pipa : '2.5 - 5C
Tebal : 19 mm
Untuk Pipa ditanam di dinding tebal isolasi 10 mm
menggunakan bahan isolasi tipe Polytylene
2. Polytylene : DIN, ASTM, JIS Inaba
Closed cell polytylene, class 1 (Integrated) Denji
Density minimum 30 kg/m³
 =  4.500
Ambient temp. : '35C
Relative humidity : '90%
Temp. permukaan pipa : '2.5 - 5C
Tebal : 10 mm (3/8")
S M A S PBANGUNAN
SISTEMPENGHAWAAN N
IV-5
INSTALASIPENDINGINRUANGAN
S M A S PBANGUNAN
SISTEMPENGHAWAAN N
IV-6
JENISIPENDINGINRUANGAN
SISTEMSANITASI ERBATASAN
IV-7
FUNGSIIPAL
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga
memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Fungsi dari IPAL mencakup :
a. Pengolahan air limbah puskesmas, untuk membuang limbah

manusia, limbah laboratorium dan lainnya.
b. Pengolahan air limbah medis.
CARAKERJAIPAL
a. Pompa Air Baku (Raw Water Pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit
pengolahan. Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah.
b. Pompa Dosing (Dosing Pump)

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan
konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah
sebagai oksidator.
S M A S PBANGUNAN
SISTEMSANITASI N
IV-8
c. Pencampur Statik (Static Mixer)
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai
homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk
menghindari pecah flok.
d. Bak Koagulasi – Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
e. Pompa Filter
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion.
f. Saringan Multimedia
Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas.
g. Saringan Karbon Aktif

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna dan pengotor-pengotor organik lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm a
BIOPORI ERBATASAN
IV-9
BIOPORI
Luang Biopri adalah Lubang Silinder yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10- 30 cm dan
ke dalaman sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah dengan permukaaan air dangkal
Luang Biopri diisi dengan sampah organik yang kemudian memicu terbentuknya biopori yang akan membentuk
ruang untuk aktifitas organisme tanah dan akar tanah
BUKUPAN
SISTEMPLUMBING
BANGUNAN&PENINGKATANFUNGSIPUSKESMASPERBATASAN
IV-10
SISTEM INSTALASI AIR BERSIH
GWT = Ground Water Tank/Tangki Air Bawah

SISTEMPLUMBING IV-11
BAGIAN : SISTEM PLAMBING
PERIHAL : PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH & AIR KOTOR
BPEDOMAN
SFUNGSI R B A T A S A PUSKESMAS
N PUSKESMAS
2 LANTAI 2 288 + 4,20

Promosi Kesehatan Serbagun 50 1 25 5 125 80% 100
Luas Elevasi Hunian Kebutuhan Air Bersih Beban Air Kotor R Rapat 14 2 28 5 280 80% 224
No. Uraian Unit Total Total
R Kepala Puskesmas 14 1 1 50 50 80% 40
(m²) (mm) (Orang) (ltr/org/hari) Faktor R Administrasi 30 1 8 50 375 80% 300
(ltr/hari) (ltr/hari)
Toilet Pria 1
Toilet Wanita 1
1 LANTAI 1 822 + 0,00 Gudang 1
Teras 1 Tangki Air/Atap Beton 1
Ruang Tunggu Pasien 1 65 15 975 80% 780
Pendaftaran 1 2 50 100 80% 80 TOTAL 8.836 7.069
Rekam medik 1 2 50 100 80% 80 -
Ruang Dokter Perawat 1 2 50 100 80% 80 DIBULATKAN 9 8
Toilet 2
Perawatan Anak 12 1 6 15 90 80% 72 - Faktor Hunian (Occupancy) = 100 %
- Kebutuhan Harian Air Bersih (Qd) = 9 m3/hari
R.Tindakan Gawat Darurat 28 1 14 15 210 80% 168
- Kebutuhan Harian Air Bersih Rata-rata per Jam (Qh) = 1 m3/jam 3 m3
Spoel hoek 30 1 4 3 11 80% 9
- Kapasitas Tangki Atas = 8 m3
Ruang Steril 1 - Kapasitas Tangki Septik (STP) =
Ruang ALAT 1
Ruang Bersalin 1 1 500 500 80% 400
Paska Bersalin 1 2 500 1.000 80% 800
Toilet 1
Ruang Linen 1
Nurse Station 1 4 50 200 80% 160
Toilet Pria 1
Toilet Wanita 1
Perawatan Pria 1 4 500 2.000 80% 1.600
Perawatan Wanita 1 4 500 2.000 80% 1.600
Ruang Farmasi 1 1 50 50 80% 40
Ruang obat 1 2 50 100 80% 80
Klinik 1 1 1 50 50 80% 40
Ruang Laktasi 1 2 50 100 80% 80
Klinik 2 1 1 50 50 80% 40
Klinik 3 1 1 50 50 80% 40
Klinik 1 1 1 50 50 80% 40
Klinik Gigi Mulut 1 1 50 50 80% 40
Daftar Ambil Sample 1 1 50 50 80% 40
Laboratorium 1 1 50 50 80% 40
Toilet Pria 1
Toilet Wanita 1
Dapur 1 4 15 60 80% 48
Laundry 1 4 15 60 80% 48
Rendam 1
Cuci 1
SISTEMKELISTRIKAN
BUKUPANDUANPEMBANGUNAN&PENINGKATANFUNGSIPUSKESMASPERBATASAN
IV-12
Sistem Kelistrikan :
1. Bangunan Puskesmas memiliki sistem kelistrikan dengan PLN sebagai sumber utama dengan generator set (Genset) sebagai cadangan. Jika
PLN mengalami gangguan (Padam), maka generator set (Genset) sebagai back up.
2. Sumber daya listrik akan diambil dari gardu PLN (Jaringan) yang tersedia dengan tegangan sistem distribusi tenaga listrik sampai dengan ke titik beban adalah : 380 / 220 Volt, 50 Hz.
3. Faktor kebutuhan adalah angka pengali terhadap daya pengenal berdasarkan kemungkinan penggunaan maksimum dalam durasi 1 hari. Nilai berkisar pada 0,5 – 1,25 dan
berdasarkan refrensi dari PUIL 2011 yaitu sebagai berikut :
a. Penerangan : 0,8
b. Kotak Kontak: 0,6
c. AC / Ventilasi : 0,8
d. Motor Pompa: 0,75 – 1,25
e. Peralatan Kesehatan: 0,5
4. Faktor tidak keserempakan adalah angka pembagi yang menjadi penggambaran terhadap kemungkinan seluruh beban terpasang dijalankan pada saat yang bersamaan nilai berkisar
dari 1,0 – 1,35 dengan 1,0 menjadi kemungkinan terbesar beban terpasang dijalankan pada saat yang bersamaan dan 1,35 menjadi kemungkinan beban terkecil seluruh beban
terpasang dijalankan pada saat bersamaan.
5. Peralihan daya dari PLN menuju Genset menggunakan sistem manual dengan masing-masing ditandai / indikasinya dengan lampu indicator
/ pilot lamp disetiap sumbernya (PLN & GENSET) dan mengubah sumber daya listrik dari sumber daya listrik PLN menjadi sumber genset melalui COS (Change Over Switch).
S M A S PBANGUNAN
SISTEMKELISTRIKAN N
IV-13
A. Sistem Distribusi Daya Listrik Tegangan Rendah
Peralatan tegangan rendah yang digunakan antara lain :

1. Panel Tegangan Rendah
- Tegangan Kerja : 380 / 220 Volt, 3 Phase + Netra, 50 Hz
- Kapasitas : Sesuai gambar
2. Kabel Tegangan Rendah
- Tegangan Kerja : 600 – 1.000 Volt
- Isolasi : PVC & XLPE
- Conductor : Tembaga
- Temperatur Maksimum : 70C
- Standard : IEC, SII, SPLN
- Jenis : NYFGBY, NYY, NYM, BC
3. Komponen Pemutus Daya
- Tegangan Kerja : 380 Volt, 3 Phase / 220 Volt 1 Phase
- Jenis : MCCB, MCB
4. Kabel Rak
- Bahan : Perforated steel plate 2 mm
- Support : Besi Siku / Hanger
- Jenis : Kabel Tray
B. Sistem Pembumian
- Sistem Pembumian yang digunakan adalah sistem PP (Pembumian Pengaman).

- Arus hubung singkat akan dicegah degan menggunakan pemutus daya.
PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS BPEDOMAN
A N P E MPEDOMAN PEMBANGUNAN
SFUNGSI PUSKESMAS
PUSKESMAS
BUKUPANDU
SISTEMKELISTRIKAN RBATASAN
IV-14
KABELLISTRIK
a. Kabel instalasi yang dipakai dalam instalasi adalah jenis

kawat tembaga, bukan kabel serabut.
b. Yaitu tipe kabel NYA, NYM dan NYY.
c. Ukuran diameter kabel harus sesuai dengan SNI dan PUIL, serta perhitungan listrik oleh
konsultan.
d. Setara : Supreme / Kabel Metal / Tranka.
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
SISTEMKELISTRIKAN N
IV-15
S M A S PBANGUNAN
SISTEMKELISTRIKAN N
IV-16
SISTEM INSTALASI GENSET DAN PLN
SPESIFIKASI GENSET
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
SISTEMPENERANGAN N
IV-17
INSTALASIPENERANGANDANKOTAKKONTAK
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
SISTEMPENERANGAN N
IV-18
LAMPUPENERANGAN
a. Jenis Lampu yang dipakai disarankan menggunakan jenis LED

b. Setara : Philips/OSRAM/GE/Panasonic
c. Color Temperature (kelvin, K) = 6500k (cool daylight / Putih).
S M A S PBANGUNAN
SISTEMPANELSURYA N
IV-19
SISTEM INSTALASI PANEL SURYA – RUANG KLINIK GIGI
S M A S PBANGUNAN
SISTEMKELISTRIKAN N
IV-20
SISTEM INSTALASI PANEL SURYA – RUANG VAKSIN
S M A S PBANGUNAN
SISTEMKOMUNIKASI N
IV-21
SISTEM INSTALASI TELEPON
SISTEMKOMUNIKASI ERBATASAN
IV-22
SISTEM INSTALASI NURSE CALL
S M A S PBANGUNAN
SISTEMPROTEKSIPETIR N
IV-23
Sistem Perlindungan Bahaya Petir :
Sistem yang diterapkan adalah sistem konvensional dengan menggunakan

splitzen tembaga sebagai terminasi udara, dengan metode bola bergulir
sesuai SNI 03-7015-2004 A
B
C
A. Splitzen tembaga langkap tiang penyangga, di pasang pada bangunan yang tertinggi (sistem konvensional).
B. Kawat BC  50 mm sebagai penghantar penurun dari tiang proteksi petir (splitzen tembaga) menuju box control pentanahan (di klem tiap jarak 50 cm / modul).
C. Box control grounding penatanahan c/w cooper ROD  1” sebagai elektroda conductor dengan tahanan pentanahan max. 2 ohm.
S M A S PBANGUNAN
SISTEMGROUNDING N
IV-24
SISTEM INSTALASI GROUNDING PERALATAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN ERBATASAN
V-1
LAMPIRAN DED ARSITEKTUR

BANGUNAN PUSKESMAS BERTINGKAT RAWAT INAP - 10 TT/ T980
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDDENAHARSITEKTUR N
V-2
BANGUNANPUSKESMASBERTINGKATRAWATINAP-10TT/T980
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
V-3
BUKUPANDU
GAMBARDEDDENAHARSITEKTUR ERBATASAN
V-4
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDTAMPAKARSITEKTUR N
V-5
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPOTONGANARSITEKTUR N
V-6
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN N
VI-1
LAMPIRAN DED ARSITEKTUR

BANGUNAN PUSKESMAS TIDAK BERTINGKAT RAWAT INAP - 4 TT/ T560
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VI-2
BANGUNANPUSKESMASTIDAKBERTINGKATRAWATINAP-4TT/T560
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VI-3
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDTAMPAKARSITEKTUR N
VI-4
BUKUPANDU
GAMBARDEDTAMPAKARSITEKTUR ERBATASAN
VI-5
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VI-6
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VI-7
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VI-8
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN N
VII-01
LAMPIRAN DED STRUKTUR

GAMBARDEDDENAHPONDASISTRUKTUR VII-02

S M A S PBANGUNAN
N PERBATASAN
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDDETAILPONDASISTRUKTUR N
VII-3
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VII-4
GAMBARDEDKOLOMDANBALOKSTRUKTUR
BUKUPANDU ERBATASAN
VII-5
BUKUPANDU ERBATASAN
VII-6
S M A S PBANGUNAN
GAMBARDEDDETAILPEMBALOKANSTRUKTUR
BUKUPANDU N
VII-7
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
VII-8
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDRANGKAATAPSTRUKTUR N
VII-9
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDCANOPYSTRUKTUR N
VII-10
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN N
VIII-01
LAMPIRAN DED STRUKTUR

GAMBARDEDDENAHPONDASISTRUKTUR VIII-02

S M A S PBANGUNAN
N PERBATASAN
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
VIII-3
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
VIII-4
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU N
VIII-5
S M A S PBANGUNAN
GAMBARDEDDETAILPEMBALOKANSTRUKTUR
BUKUPANDU N
VIII-6
BUKUPANDU ERBATASAN
VIII-7
BUKUPANDU
GAMBARDEDRANGKAATAPSTRUKTUR ERBATASAN
VIII-8
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDRANGKAATAPSTRUKTUR N
VIII-9
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN N
IX-01
LAMPIRAN DED PRASARANA

BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPENGHAWAAN ERBATASAN
IX-2
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPENCAHAYAAN N
IX-3
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
IX-4
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPUMBING N
IX-5
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
IX-6
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
IX-7
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
IX-8
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPLUMBING ERBATASAN
IX-9
U P A N D U A N P E M BPEDOMAN
GB UAK M AN ASPEMBANGUNAN
B A R D E DAPN GRUPEDOMAN A R AI NNG KAA TKA&NEPENINGKATAN
N & P E N PEMBANGUNAN F U N G& P U S K EFUNGSI
L I SS TI PENINGKATAN
R I KS A M A S PBANGUNAN
N EFUNGSI A PUSKESMAS
R B A T A SBANGUNAN
N PERBATASAN
PUSKESMAS
IX-10
BANGUNA NPUSKESMASBERTINGKATRAWATINAP-10TT/T980
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAKELISTRIKAN N
IX-11
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAKOMUNIKASI ERBATASAN
IX-12
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAGASMEDIK ERBATASAN
IX-13
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPROTEKSIPETIR N
IX-14
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
L A M P I R AN N
X-01
LAMPIRAN DED PRASARANA

S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPENGHAWAAN N
X-02
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
X-03
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANASANITASI N
X-04
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANABIOPORI N
X-5
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAPLUMBING N
X-6
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
X-7
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
X-8
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAKELISTRIKAN N
X-9
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAKOMUNIKASI N
X-10
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
GAMBARDEDPRASARANAGASMEDIK N
X-11
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
X-12
S M A S PBANGUNAN
BUKUPANDU
X-13
S M A S PBANGUNAN
E R B A T A S A PUSKESMAS PERBATASAN PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BA
R E F E R E N SI N
X1-01
BUKU
• Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Teknis: Bangunan dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk Mencegah
Infeksi yang Ditransmisikan Melalui Udara (Airborne Infection) Edisi Pertama. Jakarta.
• Teddy Boen & Associates. 2009. Constructing Seismic Resistant Masonry Houses Third Edition. UNCRD dan Disaster Management Planning Hyogo Office.
WEBSITE
• depkes.go.id
• rumahdangriya.blogspot.com
• http://puskim.pu.go.id /Aplikasi/desain_spektra_Indonesia_2011

PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS PERBATASAN

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS PERBATASAN

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

B U K U P A N D U A N P E M BPEDOMAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN & P E N I N G K ATA N

KAi A F ENGAN ,.a.JR

Ir ta, BS!ffllgBI 'bulw p,!!IXlmllll

I. PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN PUSKESMAS ( BUKU )

II. RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS BANGUNAN PUSKESMAS ( CD )

III. GAMBAR TEKNIS BANGUNAN PUSKESMAS ( CD )

IV. PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DEFINISI PUSKESMAS

II. ARSITEKTUR ZONASI & SIRKULASI ALUR KEGIATAN PROGRAM

III. STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN

IV. PRASARANA SISTEM PENGHAWAAN SISTEM SANITASI

V. LAMPIRAN GAMBAR DED ARSITEKTUR GAMBAR DED STRUKTUR

JENIS BANGUNAN PUSKESMAS

I. PUSKESMAS RAWAT INAP

1. PUSKESMAS RAWAT INAP - 10 TT/ T980

II. PUSKESMAS NON RAWAT INAP

1. PUSKESMAS NON RAWAT INAP T600

• ZONASI & SIRKULASI

BANGUNA NPUSKESMA S PARKIR

R. PENDAFTARAN & REKAM MEDIK

R. PENDAFTARAN & REKAM MEDIK

Luas Keseluruhan 618 594 400 396 328 m²

1 Parkir Ambulan 12.5 m²/mobil 62.5 62.5 12.5 25 12.5 m²

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 3.150 m2

• Luas Tanah : 1.980 m2

• Luas Tanah : 1.980 m2

• Penyesuaian bentuk bangunan dengan kondisi site atau lahan.

b. Persyaratan Instalasi Listrik.

e. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

PEDOMAN PEMBANGUNAN & PENINGKATAN FUNGSI BANGUNAN

c. Persyaratan instalasi listrik.

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

g. Persyaratan Kompressor Untuk Peralatan Gigi :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

e. Portable Fire Extinguisher.

d. Persyaratan Instalasi Listrik :

f. Persyaratan Instalasi Gas Medis :

d. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

a. Persyaratan Bangunan : R.AMBIL

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

f. Sistem Grounding Untuk Peralatan :

a. Perletakan Sputum Booth di lahan sesuai kondisi setempat serta

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :

e. Persyaratan Instalasi Data :

f. Persyaratan Instalasi Telepon :

c. Persyaratan Instalasi Listrik :