Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket : Pembangunan dan Peningkatan Jalan Non-Status Desa Ujung


Sumber dana : DAK
Tahun Anggaran : 2018
Prop / Kab / Kodya : Aceh / Aceh Singkil

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Divisi 1 Umum
 1.2 Mobilisasi

Divisi 2 Drainase
 2.3.3 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 70 - 100 cm

DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH


 3.2.2 Timbunan Pilihan
 3.3 Penyiapan Badan Jalan

Divisi 6 Perkerasan Aspal


 6.6.1 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam

METODE PELAKSANAAN

Divisi 1 UMUM

1.2 Mobilisasi
a. Peralatan
Peralatan dan perlengkapan kontraktor sudah harus selesai dimobilisasi kelapangan 7
hari kalender setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja. Peralatan yang dimobilisasi
harus berdasarkan keperluan lapangan agar terhindar kefakuman daripada alat – alat
demi terciptanya pelaksanaan yang ekonomis.
b. Fasilitas Kontraktor
Setelah keluar Surat Perintah Mulai Kerja, kontraktor wajib sewa tempat untuk kantor
di lokasi/dekat lokasi pekerjaan. Kantor ini nantinya diperuntukkan untuk fasilitas
sementara kontraktor salama jangka waktu pelaksanaan. Luas kantor yang disewa
harus mampu untuk menampung seluruh pasilitas pendukung. Dalam hal pemilihan
sewa kantor kontraktor harus mempertimbangkan jangkauan dari lokasi kerja, lokasi
quarry demi terciptanya pelaksanaan yang ekonomis.
c. Mobilisasi Lainnya
Mobilisasi fasilitas lainnya adalah merupakan mobilisasi bahan-bahan yang
mendukung proses pelaksanaan pekerjaan, yaitu berupa pembongkaran jembatan
lama, pemeliharaan jalan masuk kelokasi proyek. Pemasangan Papan Nama Proyek di
lokasi pekerjaan.
d. Demobilisasi
Dalam pekerjaan ini adalah merupakan pemulangan alat dan seluruh perlengkapan
dari lapangan.

Divisi 2 DRAINASE

2.3.3 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 70 - 100 cm


Pembuatan gorong-gorong pipa beton dilakukan di titik lokasi yang sudah ditentukan dengan
ukuran dan spesifikasi sesuai dengan gambar rencana.

Divisi 3 PEKERJAAN TANAH

3.2.2 Timbunan Pilihan


Prosedur ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
yang disetujui untuk pembuatan timbunan biasa, untuk penimbunan dasar badan jalan, beton
siklop k-175 (talud penahan) tanah dan atau bangunan struktur umum yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan yang
diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau bahan
galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pekerjaan permanen.
a. Persiapan
 Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) minggu dari rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan, setelah mendapat informasi tertulis dari Direksi;
 Menetapkan quarry tanah timbunan dan melakukan serangkaian pengujian bahan
timbunan;
 Memastikan lahan timbunan baik struktur bersih dari genangan air dan kotoran;
 Menyerahkan dan meminta persetujuan kepada Direksi pekerjaan hasil pengujian
kepadatan tanah yang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
b. Pelaksanaan
 Lakukan pengukuran elevasi existing dan rencana timbunan, selanjutnya pasang
patok-patok elevasi dengan jarak 25 m;
 Prediksi dan lihat kondisi cuaca, penimbunan jangan dilakukan pada saat kondisi
hujan;
 Lakukan pengaturan lalu lintas dengan menempatkan rambu-rambu lalu lintas;
 Dilokasi sumber bahan Excavator menggali tanah untuk bahan timbunan, dan
memuatnya kedalam Dump Truck untuk diangkut kelokasi titik-titik penimbunan yang
telah ditentukan;
 Selanjutnya bahan timbunan dihampar dan diratakan menggunakan Motor Grader;
 Hamparan material disiram dengan air menggunakan Water Tank Truck;
 Selanjutnya segera padatkan hamparan material dengan mengugunakan Vibrator
Roller sebanyak 6-8 lintasan, selama proses pemadatan sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu;
 Pemadatan tanah timbunan dilakukan secara berlapis-lapis / bertahap sesuai dengan
spesifikasi teknis, (maks 20 cm perlapis).
 Pada setiap ketebalan lapisan dilakukan pemadatan terlebih dahulu dan uji/tes
kepadatan lapangan. Teknisi laboratorium melakukan tes kepadatan (sand cone) pada
setiap lapis sebelum proses penimbunan lapisan berikutnya dan selanjutnya
menyerahkan bukti pelaksanaan tes kepada GS;
 Pemadatan dengan memperhatikan optimum moisture content sesuai hasil
pengetesan laboratorium.
 Pekerjaan dilakukan sedemikian rupa sampai dengan top elevasi yang diperlukan.

3.3 Penyiapan Badan Jalan


Prosedur ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal, atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur badan jalan dan bahu jalan
yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi.
a. Persiapan
 Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) minggu dari rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan, setelah mendapat informasi tertulis dari Direksi;
 Memastikan telah tersedianya batas, patok, elevasi sebagai acuan di lapangan untuk
melakukan proses kegiatan;
 Pengaturan lalu lintas
 Melakukan serangkaian uji CBR lapangan (sand cone) untuk mendapatkan nilai CBR
tanah dasar esisting.
b. Pelaksanaan
 Mengupas lapisan permukaan eksisting hingga ketebalan 5-15 cm menggunakan
Motor Grader;
 Ratakan kembali permukaan yang dikupas sesuai elevasi dan geometri yang
direncanakan menggunakan Motor Grader;
 Padatkan lapisan permukaan yang telah dikupas dan diratakan menggunakan Vibrator
Roller hingga memperoleh kepadatan optimum dengan nilai CBR rencana.
Divisi 6 PERKERASAN ASPAL

6.6.1 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam


a. Persiapan :
 Diletakkan diatas permukaan lapis penutup yang ada permukaan tersebut harus
dilapisi aspal pelekat pada suatu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,51/m2.
 Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan
lain yang harus dibuang.
 Sebelum pemasangan agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah
dilapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
 Penghamparan dan Pemadatan
b.1. Penghamparan Metode Mekanis
 Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan yang sedemikian hingga
kuantitas agregat adalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang,
dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan
penggilasan harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat
pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan
stabil (minimum 6 lintasan).
 Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijagapada temperatur yang disyaratkan
untuk jenis aspal yang digunakan.

Temperatur Penyemprotan Aspal

Jenis Aspal Temperatur Penyemprotan (oC)


60/70 Pen 165-175
80/100 Pen 155-165
Emulsi Kamar, atau sebagaimana petunjuk pabrik
Aspal cair RC/MC 250 80-90
Aspal cair RC/MC 800 105-115
 Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan pada takaran
yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang
melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus
sedemikian hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregat pokok masih nampak.
Pemadatan agregat kunci harus dimulai segera setelah penebaran agre-gat pengunci.
Bilamana diperlukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan dalam jumlah
kecil dan disapu perlahan-lahan di atas permukaan selama pemadatan. Pemadatan
harus dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam
lapisan di bawahnya.
b.2 Penghamparan Metode Manual
 Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok.
Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan
keterampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.
Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratakan untuk metode mekanis.
 Penyemprotan Aspal
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyem-prot tangan
(hand sprayer) dengan temperatur aspal yang disyaratkan. Takaran penggunaan aspal
harus serata mungkin dan pada takaran penyemprotan yang disetujui.
 Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan dengan cara yang
sama untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah
pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregat pokok
masih nampak. Pemadatan harus sebagaimana yang disyaratkan untuk metode
mekanis.

Anda mungkin juga menyukai