Anda di halaman 1dari 20

EFEK SAMPING DARI STEROID TOPIKAL: KONTROL KEMBALI YANG LAMA

TERTUNDA

Arijit Coondoo, Meghana Phiske, Shyam Verma, Koushik Lahiri

Indian Dermatol Online J. 2014 Oct-Dec; 5(4): 416–425.

Abstrak

Penemuan steroid topikal (TS) dari berbagai potensi telah membuat terapi penyakit inflamasi
kulit lebih efektif dan memakan sedikit waktu. Namun kegunaan dari ini telah menjadi
pedang bermata dua dengan meningkatnya kasus penyalahgunaan dan penyalahgunaan yang
mengarah pada efek samping lokal, sistemik dan psikologis yang serius. Efek samping ini
lebih banyak terjadi pada seteroid topikal dengan potensi yang lebih tinggi dan pada area
tubuh tertentu seperti wajah dan genitalia. Artikel ini mengulas efek samping seteroid topical
terhadap kelompok khusus pada usia peadiatrik, juga mencakup langkah-langkah untuk
mencegah efek samping.

Pendahuluan

Penemuan steroid topical (TS) oleh Sulzberger dan Witten pada tahun 1952 dianggap sebagai
penemuan yang paling penting dalam sejarah terapi gangguan dermatologis.1
Peristiwasejarah ini bertahap, diikuti dengan ditemukannya sejumlah besar molekul TS yang
baru yang berpotensi sebagai terapi berbagai gangguan inflamasi kulit yang efektif dan tidak
memakan waktu yang lama. Tetapi, kegunaan obat yang sangat berguna ini menjadi pedang
bermata dua dan membuat obat ini rentan terhadap meningkatnya kasus penyalahgunaan
obat, memiliki efek samping lokal, sistemik, dan psikologis. Penyalahgunaan banyak terjadi
pada TS yang memiliki potensi tinggi dan pada area tubuh yang halus, terutama bagian wajah
dan alat kelamin. TS stadium akhir merupakan pasien yang malang. Mereka cenderung sering
menggunakan TS melebihi batas yang telah ditetapkan oleh dokter dengan melakukan copy
resep. Yang perlu diperhatikan lagi adalah penggunaan berlebihan dari krim TS. Sebagian
besar dari masyarakat Indian rela atau secara tidak sadar menjadi korban kecantikan yang
mengarah ke epidemik jerawat virtual monomorfik, steroid atrophy, steroid rosacea,
telangiectasia, perioral dermatitis, striae, dan manifestasi lain dengan kondisi yang
digambarkan sebagai Topical Steroid Damaged Facies (TSDF).2 Anak-anak umumnya sangat
rentan terhadap berkembangnya efek samping ketika TS digunakan pada bagian kulit yang
halus, karena meningkatnya kapasitas penyerapan permukaan tubuh.3 TS adalah pilihan terapi

1
pada anak-anak yang terkena atopik. Namun, fobia-steroid antara orang tua anak-anak
sekarang menjadi fenomena yang tercatat baik. Pada bagian lain, terdapat bahaya kecanduan
steroid. Kecanduan TS dapat bermanifestasi berupa TSDF, yaitu gejala berulang berupa
photosensitivity, erythema, papula, dan pustula yang disertai rasa gatal dan terbakar, dimana
disebut "TSDF". Penyalahgunaan TS telah menjadi epidemi yang membutuhkan perhatian
semua pihak.

Efek samping akibat topical steroids (TS) lebih banyak terjadi dibandingkan dengan reaksi
sistemik.

Efek samping yang paling sering terjadi yaitu pada pemakaian secara lokal.4 Mekanisme
yang bertanggung jawab terhadap keefektifan nya juga bertanggung jawab terhadap efek
samping yang diberikan.

EFEK SAMPING DAPAT DIBAGI MENJADI

Efek Samping Lokal

Efek ini cenderung terjadi akibat pengobatan jangka panjang dan ketergantungan terhadap
TS, pada pemakaian lokal. Yang paling umum terjadi ialah atrophy, striae, rosacea, perioral
dermatitis, jerawat, dan purpura. Hipertrikosis, perubahan pigmen, penyembuhan luka yang
tertunda dan eksaserbasi infeksi kulit sangat jarang terjadi.5

2
3
Efek Samping Sistematik

Efek samping sistematik dari TS juga telah digambarkan dan lebih cenderung timbul pada
pengggunakan TS yang poten yang digunakan untuk waktu yang lama pada kulit tipis
(contoh: wajah) atau permukaan kulit normal/radang.4.5

4
PENEKANAN DARI HYPHOTHALAMIC-PITUITARY-ADRENAL AXIS

Penekanan Hypothalamic-pituitary adrenal axis diketahui terjadi pada semua pengguna TS.
Faktor yang menyebabkan tekanan HPA antara lain :

• Meningkatnya pemakaian TS

• Penggunaan derivat yang lebih potensial

• Peningkatan dari penetrasi steroid (meningkatkan potensi penekanan HPA, terutama


pada anak-anak atopic)

• Penggunaan TS dibawah oklusi

• Penggunaan konsentrasi TS yang tinggi

• Pemakaian TS di permukaan kulit yang luas

Betametason dipropionat dan diflorasone diasetat memiiki peningkatan kemampuan untuk


menekan fungsi adrenal. Pada sekitar 14 g/minggu salep clobetasol propionat dapat
mengurangi tekanan pada anak-anak, sedangkan untuk dosis 49 g/minggu betametason
dipropionat mengurangi kadar kortisol plasma. Pengembalian sementara waktu terlihat jika
menggunakan 49g superpotent TS selama 2 minggu. Anak-anak dan bayi memiliki rasio
tinggi pada volume permukaan daerah tubuh sehingga memiliki lebih banyak kemungkinan
berkembangnya HPA axis dikarenakan penyerapan sistematik. Iatrogenic cushing syndrome,
kortikosteroid yang terkait dengan krisis Addision, lambatnya pertumbuhan dan kematian
juga ditemukan. Reaktivitas sumbu HPA dapat di hitung dengan menggunakan tes hormon
adrenocorticotropin. Pemulihan tergantung waktu dan terjadi secara spontan.4,5,8

Hiperglikemia dan diabetes melitus

Hiperglikemia dan ditemukannya diabetes melitus dapat terjadi dikarenakan penerapan lama
dan penyerapan perkutan tinggi TS; juga secara sistematik diserapnya TS dapat
memperburuk kondisi hiperglikemia, terutama pada pasien dengan penyakit hati yang sudah
ada sebelumnya.8

5
Efek Mineralocorticoid

Topikal steroid tidak berpengaruh pada aktivitas mineralocorticoid, tapi pada hydrocortisone
dan 9-a-fluroprednisolon, dapat dipastikan mempunyai pengaruh pada aktivitas dari
mineralocorticoid. Pada terapi jangka panjamg dapat menyebabkan edema dan hipokalsemi.

Efek samping akibat intralesional steroid

Hipopigmentasi dan kulit atropi dapat terjadi ketika TS di pakai secara topikal atau disuntik
secara lokal. Namun, mekanisme dimana hyopigmentasi terjadi tidak jelas. Perpanjangan
linier dari hypopigmentasi adalah karena serapan limfatik kristal steroid. Venkatesan dan
Fangman menunjukkan bahwa melanosit tetap utuh dalam steroid yang diberikan pada
hypopigmentasi, yang menunjukkan bahwa TS dapat mengganggu fungsi TS.

Triamsinolon lebih mungkin membuat depigmentasi dikarenakan ukuran yang lebih besar,
memiliki kecenderungan tinggi untuk lebih agresif dan tingkat kepadatan lebih tinggi. Oleh
karena itu, untuk permukaan kulit lunak, terutama pada pasien hiperpigmentasi, triamsinolon
harus dihindari, terutama TS dengan partikel-partikel kecil dan memiliki kecenderungan
kurang agresif lebih disukai.10

6
ATROPHY- EFEK SAMPING PALING UMUM

Atropi pada kulit merupakan efek samping yang paling umum, dilaporkan oleh semua topical
TS. Epstein et al. pertama kali melaporkannya dari penggunaan topical triamcinolone
acetonide.8 Perubahan atropik dapat mempengaruhi jaringan epidermis dan dermis.
Perubahan degeneratif mikroskopis pada epidermis yang jelas selama 3 - 14 hari perawatan.

Awalnya, epidermis menjadi tipis dikarenakan penurunan ukuran sel epidermis, yang
mencerminkan penurunan aktivitas metabolik. Setelah terjadi kontak yang terlalu lama, akan
terjadi pengurangan lapisan sel, yaitu stratum granulosum menghilang dan stratum korneum
menjadi tipis. Sintesis stratum korneum lipid dan butiran keratohyalin dan pembentukan
korneodesmosome (syarat untuk integritas struktural dari stratum corneum) ditekan.
Penghambatan fungsi melanosit dapat terjadi, sehingga menimbulakn hipopigmentasi lokal.4,5

Topikal steroid menginduksi penyerapan mucopolysaccharide di kulit. Penggunaan secara


berulang pada daerah yang sama akan membuat epidermis menipis dan mengubah ikatan
dermis yang menyebabkan kulit keriput, transparan, dan mengkilap secara bersamaan dengan
striae, rapuh, hipopigmentasi, dan menonjolnya urat-urat. Hilangnya hubungan jaringan
untuk menyokong dermal vasculature memberikan hasil erythema, telangiectasia, dan
purpura.4

Tingkat atropi kulit dipengaruhi oleh usia, bentuk tubuh, potensi, dan adanya oklusi. Hal ini
disebabkan oleh adanya penekanan sel dan penghambatan oleh sintesis kolagen. Atropi
dermal biasa disebabkan oleh penurunan pertumbuhan fibroblast dan menurunnya sintesis
kolagen, asam mucoplysaccharide dan stimulasi kulit manusia sel endotel mikrovaskular.

7
Daerah ini biasanya sangat rentan karena kulit yang lebih tipis, peningkatan kelembaban,
suhu tinggi dan oklusi parsial yang di sediakan oleh kulit dalam situs tersebut.8 Atropi dapat
di balikkan pada penghentian TS, tetapi akan memakan waktu berbulan-bulan.11

Striae

Striae terjadi karena TS perlu dibedakan dari orang-orang karena berat badan yang berlebihan
dan kehamilan.

Alergi kontak

Hipersensitif kontak terhadap TS dapat menyebabkan persistensi atau memburuknya penyakit


kulit. Sangat jarang, tetapi memiliki resiko meningkat jika kontak terjadi terlalu lama. TS
Nonfluorinated (Misalnya, hidrokortison hydrocortisone-17-butyrate, dan budesonide)
menghasilkan prevelansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa fluorinated. Ikatan
terhadap asam amino arginine mungkin diperlukan untuk mengembangkan alergi kontak.8

Sensitivitas kontak dapat berkembang tidak hanya secara konstituen (misal: lanolin,
pengawet seperti paraben dan antibiotik), tetapi mengembangkan molekul steroid. Faktor
resiko pengembangan kontak sensitivitas termasuk beberapa uji tempel positif untuk non-TS
alergen, perawatan eksim, borok kaki, dermatitis statis, dermatitis perineal, dan dermatitis
aknitik kronis. Hal ini muncul karena dermatitis kronis bukan karena steroid yang diterapkan
secara lokal, eksim yang akut, urtikaria, edema lokal akut, jenis reaksi langsung, atau erupsi
di sekujur tubuh.4,5,6

Infeksi

Infeksi mucocutaneous (tinea versicolor, onychomycosis disebabkan oleh Trichophyton dan


Candida spesies, dermatophytosis) yang umum selama pengobatan dengan TS, terjadi pada
awal terapi. Timbulnya bervariasi antara 16% dan 43%. Ketika infeksi dermatophyte di obati
dengan TS, gejala dan tanda-tanda membaik secara sementara, sehingga menimbulkan tinea
incognito. TS menekan respon imun kulit normal dermatofit yang menyebabkan infeksi
jamur. Sebuah fenomena kekebalan yang telah dimediasi disebut "tinea pseudoimbricata"
adalah jenis tertentu dari tinea incognito yang telah dijelaskan oleh salah satu penulis.12
Pruritus pada scabies meningkatkan oleh TS tapi infestasi tetap ada kecuali pengobatan
scabicidal diberikan. Granuloma gluteale infantum menetap pada reddish-purple,
granulomatous, erupsi papulonodular terlihat pada bokong, paha atau lipatan inguinal pada

8
anak-anak, ini merupakan akibat dari diaper dermatitis yang diobati dengan TS, yang
disebabkan oleh gangguan respon imun terhadap Candida oleh TS.4

Efek yang sama pada penanggulangan atau perpanjangan herpes simpleks, molluscum
contagiosum dan infeksi scabies juga dilaporkan terjadi; maka TS tidak boleh digunakan
terhadap infeksi ini. TS juga memfasilitasi proliferasi Propionibacterium acnes dan Demodex
folliculoroum yang dapat menyebabkan acne-rosacea . Reaktivasi Kaposi sarcoma juga telah
dilaporkan.8,9

Erupsi Acneiform

Terapi corticosteroid sistemik, dalam beberapa kasus TS intravenous atau inhalasi dikenal
untuk menginduksi luka acneiform. Erupsi ini terdiri atas ukuran kecil dan merata
(monomorphic) inflamasi dan pustula dengan sedikit atau tidak ada komedo, terutama
terletak pada badan dan ekstremitas, dengan sedikit keterlibatan pada wajah. Dalam kasus
steroid inhalasi ini, luka terjadi di dalam dan sekitar hidung atau mulut. Efek anti-inflamasi
dari TS mungkin awalnya menekan luka inflamasi dan eritema. Erupsi kemudian sembuh
setelah penghentian TS.

Steroid topikal menginduksi pembentukan komedo dengan memberikan epithelium follicular


lebih responsif terhadap comedogenesis. ini juga menyebabkan peningkatan konsentrasi asam
lemak bebas dalam lipid di permukaan kulit dan meningkatkan jumlah bakteri di saluran
pilosebaceous. Asam lemak bebas, dibentuk pada saluran pilosebaceous oleh pemecahan
triglycerides dalam sekresi sebaceous, ini mungkin dapat berkontribusi untuk
comedogenesis.13,14

Rosacea

Steroid topikal induksi rosacea terlihat pada wanita paruh baya, yang mengalami papula dan
pustula. Ini awalnya dikendalikan dengan TS potensi rendah, tetapi luka dapat muncul
kembali dan memerlukan penggunaan lanjutan potensi TS yang lebih tinggi.8

Perioral Dermatitis

Perioral dermatitis terjadi pada wajah wanita dan disebabkan oleh penggunaan jangka
panjang TS di wajah. Ini tampak sebagai papula dan pustula follicular pada basis

9
erythematous pada distribusi perioral, dengan menghindarkan kulit yang berdekatan dengan
perbatasan vermilion. Hal ini juga terlihat pada pria dan anak-anak.8

Hypertrichosis

Steroid mempromosikan pertumbuhan rambut vellus dengan mekanisme yang tidak


diketahui. Hypertrichosis lokal dan disebarluaskan karena TS jarang terjadi, ini terlihat biasa
dengan steroid sistemik. Bahkan pada beberapa bulan setelah penarikan TS rambut yang agak
gelap masih dapat bertahan.8

Hyper / hipopigmentasi

Hipopigmentasi saat baru digunakan sangatlah umum, tetapi tidak sering terlihat pada kulit
tipis individu. Orang dengan tipe IV sampai VI sangat terpengaruh. TS mungkin mengganggu
sintesis melanin oleh melanocytes yang lebih kecil, setelah penghentian steroid ini
menyebabkan daerah paTShy dari hipopigmentasi yang reversibel . Hiperpigmentasi setelah
steroid intralesi telah terdokumentasi dengan baik.8

Purpura, pseudoscars stellata, dan ulkerasi

Ini terjadi setelah steroid diinduksi ke dermal atrophy dan hilangnya substansi intercellular,
ini menyebabkan pembuluh darah kehilangan dukungan dermal matrix . Kerapuhan yang
dihasilkan dari dermal vessel dapat menyebabkan purpuric, irregularly shaped,
hypopigmented, depressed pseudoscars over extremities.Penyalahgunaan Lanjutan dari TS
juga dapat menyebabkan ulserasi.8

Tachyphylaxis

Tachyphylaxis ditandai dengan penurunan kemanjuran TS selama pengobatan lanjutan. Hal


ini terjadi biasanya pada pasien psoriasis.9 Ini mungkin mencerminkan ketidakpatuhan
pasien, varian normal pada keparahan penyakit yang tidak terkait dengan terapi, atau
ketidakmampuan TS untuk benar-benar mengobati penyakit. Pencabutan TS diikuti oleh
penyakit flare. Saat jaringan menjadi kurang sensitif (tachyphylaxis), peningkatkan potensial
persiapan diperlukan untuk mencapai efek yang sebanding, yang menyebabkan lebih
parahnya efek samping.8 Tachyphylaxis bisa diukur dengan uji vasoconstrictor dan
penghambatan proliferasi fibroblast.4,5

10
Fenomena Rebound

Pencabutan potensial TS diterapkan pada wilayah yang luas dari psoriasis dalam waktu lama
dapat menyebabkan relapse atau flare papulopustular dan bahkan dapat memicu tidak stabil
atau severe generalized pustular psoriasis. Hal ini khususnya terjadi jika steroid yang
digunakan dalam jumlah besar atau diterapkan di bawah oklusi. Efek vaskular dari TS adalah
vasokonstriksi pada superficial vessel kecil, diikuti oleh rebound yang vasodilatasi yang tidak
berubah setelah pengobatan jangka panjang dan mungkin dapat lebih menonjol, sebagai
hasilnya, dermal dan epidermal atrophy. Demikian ini dapat menyebabkan penarikan flare
eksim.4,5

ketergantungan steroid

Ketergantungan steroid diketahui terjadi setelah pemakaian potensial TS yang tidak disengaja
yang biasanya pada wajah.8 Pasien dengan ketergantungan steroid memiliki jerawat, rosacea,
dermatitis perioral, atau telangiectasia dan melanjutkan penggunaannya, karena takut bahwa
mungkin ada flare terhadap kondisi mereka pada saat penghentian steroid . Tiga fase telah
dijelaskan: (1) Perawatan awal meningkatkan pustulasi, pruritus, erythema dan scaling; (2)
dengan terus menggunakan, imunosupresi lokal ini dapat meningkatkan pertumbuhan
mikroba dan (3) penarikan pengobatan, rebound flare , kemerahan, postulasi dan scaling.5
Atau sering disebut “Red burning skin syndrome” mungkin sudah ada presentasi dalam
beberapa kasus.8

KETERGANTUNGAN STEROID TOPIKAL WAJAH

Penyalahgunaan TS pada wajah terlihat di seluruh India dan insiden tampaknya meningkat
pesat. TSDF juga telah dijelaskan dalam berbagai nama seperti ketergantungan steroid,
dermatitis rosaceaformis steroidica dan Red Face Syndrome. Dalam kondisi ini setelah
pemakaian jangka panjang dari TS pada wajah, terjadi erythema Rebound yang parah,
pembakaran dan scaling pada wajah saat mencoba untuk menghentikan penerapan TS. [2]

Efek samping ocular

Efek samping yang disebabkan oleh obat tetes mata steroid. Tapi ada beberapa laporan dari
komplikasi mata tersebut karena TS.5,6 Penggunaan TS sekitar mata jarang dapat
menyebabkan glaukoma. Sebagai penetrasi TS adalah 300 kali lebih besar melalui kelopak

11
mata dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Kebutaan karena glaukoma oleh TS yang
berkelanjutan digunakan pada wajah pernah dilaporkan.8

Efek pada Penyembuhan luka

Steroid topikal telah terbukti mengganggu penyembuhan luka dan re-epitelisasi pada hewan
dan model manusia.5 Efek berada di keratinocytes (epidermal atrophy, reepithelialization
tertunda), fibroblas (mengurangi kolagen dan substansi dasar), dukungan jaringan ikat
vaskular dan angiogenesis (pembentukan jaringan granulasi tertunda).8

Perubahan dalam elastisitas kulit dan sifat mekaniknya

Steroid Topical dikenal untuk mengurangi elastisitas kulit. Hal ini dapat dinilai dengan
menarik kulit dan mengamati retraksi lengkap pada mekanik tekanan

Pengaruh matahari dan penuaan

Penuaan kulit pathophysiology mirip dengan salah satu yang mengikuti TS. Ditandai dengan
penurunan ketebalan kulit, terutama di daerah terkena cahaya dan tertundanya pemulihan
kulit pernah dilaporkan.8

(a)Comedonal
acne Courtesy Dr.
Koushik Lahiri,
(b) Steroid acne

Atrophy and
hypopigmentation
secondary to IM
steroids

12
Comedonal acne
Courtesy

(a)Mild infantile
acne Courtesy Dr.
Shyam Verma,
(b) Comedonal
and papular acne

(a)Marked facial
erythema on a
background of
acne
(b)Nodular acne
Courtesy

(a)Nodular ance
with crusting (b)
Rosacea

(a)Nodular acne
with hemorrhagic
crusting and
pustulation
Courtesy Dr.
Koushik Lahiri,
(b) Telangiectasia
overlying vitiligo
paTSh on eyelid

13
(a)Nodular acne
with overlying
hyperpigmented
keratotoc papules
(b)Telangectasia
with
hypopigmentation
over genitals
(a) Facial
erythema
Courtesy Dr.
Kaushik Lahiri,
(b) Telangiectasia
with bacterial
infection

(a) Thinning of
skin on dorsal
aspect of hands
with visibility a
vessels,
(b)Tinea
incognito

(a) Striae rubra


with associated
hypopigmentation
(b) Perioral
dermatitis with
background
erythema and
mild acne
(c) Perioral
dermatitis with
background
erythema and
mild acne

(a)Facial
hypertrichosis
(b) Striae alba

14
Striae secondary
to steroid
application for
tinea corporis

Diffuse
Hypopigmentatio
n

(a) Bilateral
hypopigmentation
(b) Facial paTShy
hypopigmentation

Bilateral mild
hypopigmentation
with erythema
and labial
hypertrichosis

Diffuse scalp
hypopigmentation

15
(a) Perilesional
diffuse
hypopigmentation
Courtesy Dr.
Shyam Verma,
(b) Perilesional
diffuse
hypopigmentation
Courtesy Dr.
Shyam Verma

Terganggunya Epidermal barrier

Steroid topical dapat menyebabkan perubahan halus dalam Epidermal barrier seperti yang
diamati oleh pembentukan penurunan badan lipid lamellar dan delayed barrier recovery. Efek
ini, secara teoritis dapat memperburuk gangguan barrier pada atopic dermatitis dan psoriasis,
tetapi sebanding dengan mengurangi peradangan dan memungkinkan perbaikan barrier.8

Efek Vehicle yang terkait

Vehicle dari TS dapat mempotensiasi efek samping dari TS dan menyebabkan efek samping
lokal.

Efek Topical Steroid pada pasien anak

British Nasional formularium menyatakan bahwa kulit anak sensitif sehingga mereka
cenderung rentan terhadap efek samping dari TS, maka mereka harus dihindari pada anak-
anak atau, jika perlu, digunakan dengan hati-hati dan untuk jangka pendek. Administrasi
pusat makanan dan obat-obatan untuk evaluasi obat dan penelitian telah melaporkan tentang
efek samping TS mirip dengan yang terlihat pada orang dewasa. Beberapa efek samping tidak
dilaporkan pada orang dewasa tapi terlihat pada anak-anak termasuk iritasi lokal, perubahan
suasana hati, gynecomastia, hypertrichosis genital dan infeksi staphylococcal.

PENCEGAHAN EFEK SAMPING

Pedoman mengenai penggunaan TS tersedia untuk mencegah penyalahgunaannya. Langkah-


langkah umum untuk mencegah efek samping yang disebabkan TS.

16
KESIMPULAN

Penyalahgunaan kortikosteroid topikal terjadi di berbagai tingkatan. Farmasi memproduksi


dan mempromosikan kombinasi yang tidak etis (misalnya "dirubahnya" regimen Kligman ).
Yang perlu diperhatikan kedepannya adalah membatasi pada penjualan over the counter
(OTC) TS dari semua potensi meskipun banyak dari TS tersebut adalah obat Schedule H.
IMS health menunjukan angka penjualan TS pada tahun 2013 sangat mengejutkan sebesar
Rs. 1400 crore dan 82% nya merupakan penjualan semua molekul topical dermatologi.6

17
Hal ini hanya bagian dari puncak gunung es. Karena sejumlah besar TS dijual sebagai
produk OTC, angka penjualan aktual mungkin jauh lebih banyak lagi.15Namun, tanggung
jawab utama untuk mengatasi kerusakan ini adalah pada Pemerintah India dengan perumusan
kelemahannya, interpretasi dan implementasi undang-undang tentang pembuatan TS dan
penjualannya juga , khususnya merajalelanya OTC yang di dijual dipasaran.15
penyalahgunaan TS menguntungkan industri farmasi tetapi korban utama adalah rakyat yang
tidak menyadari akan bahayanya. Tanggung jawab dengan melawan ancaman ini pada
dermatologi india harus bisa menjadi rantai kampanye kesadaran yang berkelanjutan dengan
interaksi tanpa henti dengan dan oleh para pembuat kebijakan untuk penghentian penggunaan
TS.

18
REFERENCES
1. Sulzberger MB, Witten VH. The effect of topically applied compound F in selected
dermatoses. J Invest Dermatol. 1952;19:101–2. [PubMed: 14955641]

2. Saraswat A, Lahiri K, Chatterjee M, Barua S, Coondoo A, Mittal A, et al. Topical


corticosteroid abuse on the face: A prospective, multicenter study of dermatology
outpatients.Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2011;77:160–6. [PubMed: 21393945]

3. Coondoo A, Chattopadhyay C. Use and abuse of topical corticosteroids in children. Indian


J Paediatr Dermatol. 2014;15:1–4.

4. Berth-Jones J. Topical therapy. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,


editors. Rooks Textbook of Dermatology. 8th ed. 73. Vol. 1. UK: Blackwell Science Ltd;
2010. pp. 1–73.

5. Srinivas CR, Lakshmi C. Principles of topical therapy in dermatology. In: Valia RG, Valia
AR, editors. IADVL Textbook of Dermatology. 3rd ed. Vol. 2. Mumbai, India: Bhalani
Publishing House; 2008. pp. 1591–618.

6. Wolverton SE. Comprehensive Dermatologic Drug Therapy. 2nd ed. Philadelphia USA:
Saunders Elsevier; 2007. Topical Corticosteroids; pp. 595–624.

7. Hsu SP. Formulary. In: Arndt KA, Hsu JT, editors. Manual of Dermatologic
Therapeutics. 7th ed. USA: Lippincott Williams and Wilkins; 2007. pp. 273–359.

8. Hengge UR, Ruzicka T, Schwartz RA, Cork MJ. Adverse effects of topical
glucocorticosteroids. J Am Acad Dermatol. 2006;54:1–15. [PubMed: 16384751]

9. Fisher DA. Adverse effects of topical corticosteroid use. West J Med. 1995;162:123–
6. [PMCID: PMC1022645] [PubMed: 7794369]

10. Liang J, McElroy K. Hypopigmentation after triamcinolone injection for de Quervain


tenosynovitis. Am J Phys Med Rehabil. 2013;92:639. [PubMed: 23777837]

11. Dermatology. [Last accessed on 2014 May 27]. Available


from: http://www.about.com/cs/medications/a/steroideffects.htm .

12. Verma SB, Hay R. Topical steroid induced tinea pseudoimbricata: A striking form of
tinea incognito. Int J Dermatol. 2014 Accepted for publication.

19
13. Kuflik JH, Schwartz RA. Acneiform eruptions. Cutis. 2000;66:97–100. [PubMed:
10955186]

14. Momin S, Peterson A, Del Rosso JQ. Drug-induced acneform eruptions: Definitions and
causes. Cosmet Dermatol. 2009;22:28–37.

15. Verma SB. Sales, status, prescriptions and regulatory problems with topical steroids in
India. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2014;80:201–3. [PubMed: 24823396]

20

Anda mungkin juga menyukai