Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografi II

ACARA 1
PENGENALAN TOOLS GEOPROCESSING PADA SOFTWARE ARCGIS

Dosen Pengampu :
Dedy Miswar, S.Si., M.Pd.
Listumbinang Halengka, S.Si., M.Sc

Disusun Oleh :
Ahmad Ardyansyah
NPM : 1653034012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
A. Tujuan Praktikum
1. Melakukan pengenalan pada Tools Geoprocessing yang dimiliki oleh
software ArcGIS.
2. Mengetahui manfaat masing-masing tools tersebut, yang meliputi: buffer,
clip, intersect, union, merge, dissolve, dan model builder.

B. Alat dan Bahan


1. Seperangkat komputer/laptop
2. Software ArcGIS 10.x
3. Peta digital format shapefile (shp)

C. Langkah Kerja
1. Buka program ArcGIS dari start menu Program ArcGIS
ArcMap 10.x.
2. Pilih Blank Map untuk lebar kerja baru.
3. Untuk memudahkan memasukan data terlebih dahulu melakukan Folder
Connections, pada perintah Catalog Folder Connectionsklik kanan
Connect to Folder … Pilih Direktori penyimpanan.

4. Lalu masukan data dengan perintah add data seperti di gambar

5. Lalu masukan data tempat data tersimpan yang sebelumnya telah


melakukan Folder Connection.
6. Untuk mulai melakukan pengenalan pada tools geoprocessing, klik menu
yang telah tersedia pada software ArcGIS 10.x. Selain melalui menu
geoprocessing, semua tools yang tersedia dapat juga diakses melalui
ArcToolbox.
7. Pada Toolbox Buffer pada Input Features pilih data yang telah di add data
sebelumnya misal samsat_induk, lalu pada Output Features pilih lokasi
direktori penyimpanan yang telah ter-Folder Connections, kemudian ubah
value Distance dengan unit Meters atau Kilometers. Lalu klik OK tunggu
hingga selesai.

8. Pada Toolbox Clip pada Input Features pilih data yang telah di add data
sebelumnya misal shp lereng Clip Features pilih shp tanggamus_kec, lalu
pada Output Features pilih lokasi direktori penyimpanan yang telah ter-
Folder Connections. Lalu klik OK tunggu hingga selesai.
9. Pada Toolbox Dissolve pada Input Features pilih data yang telah di add
data sebelumnya misal shp administrasi_rev, lalu pada Output Features
pilih lokasi direktori penyimpanan yang telah ter-Folder Connections,
kemudian ubah data yang ingin ditampilkan missal Provinsi dan
Kabupaten. Lalu klik OK tunggu hingga selesai.

10. Pada Toolbox Union/Intersect pada Input Features pilih data yang telah di
add data sebelumnya misal shp hujan dan lereng_tanggamus, lalu pada
Output Features pilih lokasi direktori penyimpanan yang telah ter-Folder
Connections, pada menu lain biarkan default. Lalu klik OK tunggu hingga
selesai.
11. Pada Toolbox Merge pada Input Features pilih data yang telah di add data
sebelumnya misal shp lamsel_kec dan lamtim_kec, lalu pada Output
Features pilih lokasi direktori penyimpanan yang telah ter-Folder
Connections, pada menu lain biarkan default. Lalu klik OK tunggu hingga
selesai.

D. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang


selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer
yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi
geografis (Aronoff, 1989). BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai
kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh,
menyimpan,memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan
semua bentuk informasi yang berefernsi geografi. Sedangkan menurut ESRI,
SIG Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, meng analisis, dan menampilkan data
dalam suatu informasi berbasis geografis (ESRI, 1990).
SIG merupakan perangkat yang selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasis komputer, meskipun pada praktiknya SIG akan dikerjakan secara
manual (seperti halnya proses digitasi maupun databases), SIG yang berbasis
komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang
besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling
berkaitan (GIS konsorsium Aceh Nias, 2007:7). Sedangkan SIG berbasis
manual cenderung digunakan sebagai input fungsi koreksi terhadap output
yang dihasilkan oleh SIG berbasi computer.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan dan menggabungkan
berbagai jenis dan kualitas data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data
yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Terdapat dua bentuk komponen data
spasial yang penting kaitannya dengan SIG, yaitu:
Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah
informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk
mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode Pos.
Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas
bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya;
contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan per tahun (Purwantara,
2010:5). Sehingga aplikasi SIG dimungkinkan untuk dapat menjawab
beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
Salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk membantu dalam
pengolahan data spasial dalam sistem informasi geografis adalah ArcGIS.
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI
(Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi
fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS
desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI
pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana
ArcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komperhensif
dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang
fokus ke penggunaan data yang komperhensif, pemetaan dan alaisis),
ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih
lengkap dengan menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan
analisis geoprosesing).
ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan dalan ArcGIS yang
digunakan untuk mengolah (membuat (create), menampilkan (viewing),
memilih (query), editing, composing dan publishing) peta. ArcMap
merupakan aplikasi pembuat peta yang komperhensif di dalam sistem ArcGIS
desktop. Dalam operasinya, ArcMap akan menawarkan dua tipe map-view:
view data geografis (spasial) dan view halaman layout. Pada tipe view yang
pertama, ArcMap akan memfasilitasi para penggunanya untuk bekerja dengan
layers geografis untuk memberi simbol, dianalisis, dikompilasi ke dalam
dataset SIG. Tipe view ini merupakan window dimana dataset (layers)
dimunculkan di dalam batas-batas spasial yang ditentukan.
Sementara itu, pada tipe view kedua, ArcMap akan menyediakan fasilitas
untuk bekerja dengan halaman-halaman peta yang berisi elemen-elemen peta
(seperti halnya simbol skala, legenda, simbol arah utara, dan peta referensi)
yang juga dimunculkan di dalam tipe view data geografis. Hanya saja, pada
tipe view yang terakhir ini, ArcMap digunakan untuk menyusun peta dalam
wujud halaman-halaman yang siap dicetak atau dipublikasikan.
Peta merupakan catatan hasil observasi dan pengukuran informasi keruangan
keadaan muka bumi yang digambarkan dalam peta dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, dan data dalam peta hanya dapat diungkap kembali
secara visual. Data yang dimasukkan dalam peta dapat berupa titik, garis atau
bidang/polygon dan pada umumnya diikat dan ditentukan oleh letak secara
sistem koordinat, dalam beberapa jenis peta ditambah dengan ikatan
ketinggian.
Analisis keruangan dapat dilakukan dengan cara tumpang susun/overlay
beberapa peta, untuk keperluan tersebut harus dibuat beberapa peta
transparan dengan skala yang sama, dengan cara ini dapat diperoleh peta
gabungan yang bersifat padu (integrated). Setiap data dan informasi pada
sistem overlay terikat oleh lokasi masing-masing, sehingga keterpaduan
analisis juga terikat oleh lokasi tersebut. Pelaksanaan overlay dengan cara
manual memerlukan waktu yang lama dan sulit, sehingga ada kesalahan
sukar untuk dikontrol. Keterbatasan peta baik dalam pembuatan,
penyimpanan maupun pemanfaatan serta pembaharuan peta, menyebabkan
manusia mencari upaya agar data yang diperlukan dapat dengan mudah
didapat dan gambaran keruangannya dapat diperoleh dengan jelas. Kemajuan
teknologi dalam memadukan penimbunan (storage) dan pengayaan data
keruangan tidak dapat memenuhi keinginan para ahli/pakar dalam berbagai
bidang. Perkembangan komputer dalam bidang digital dapat memadukan
bukan saja penimbunan, dan pengayaan data, tapi juga manipulasinya.
Pemanfaatan digital memungkinkan dilakukannya penanganan data dalam
jumlah besar, penayangan dan manipulasinya sehingga digunakan untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan.
Geoprosessis adalah salah satu operasi dalam SIG yang berfungsi untuk
manipulasi data. Geoprocessing perlu input data, lalu melakukan operasi pada
data tersebut, dan menghasilkan data baru atau data turunan. Geoprocessing
akan membantu dalam memperbaiki, mengatur dan menganalisa informasi
geografi untuk membuat keputusan. Dengan kata lain, berbagai ekstraksi
informasi pada data pada umumnya menggunakan geoprocessing.

E. Hasil Praktikum
Hasil dari Praktikum 1 ini adalah sebagai berikut :

1. Buffer
2. Clip
(Input Clip)

(Output Clip)

3. Dissolve
(Input )

(Output)
4. Intersect dan Union
(Input)

(Output Intersect)

(Output Union)

5. Merge
(Intput)
(Ouput)

F. Pembahasan
Geoprocessing merupakan salah satu tool di ArcGIS yang paling sering
digunakan dalam mengolah data spasial. Sekitar 70% analisis GIS, khususnya
proses tumpang susun (overlay) data dilakukan dengan tools ini. Beberapa
tool geoprocessing yang akan dibahas disini adalah Buffer, Clip, Dissolve,
Intersect, Union, dan Merge. Perintah ini semuanya terdapat dalam
ArcToolbox di ArcMap.
1. Buffer
Tools ini berfungsi sebagai membuat zona buffer pada zona tertentu (point,
line, polygon) yang diinginkan. Misal pada contoh hasil praktikum ini
adalah lokasi Samsat Induk dan Samsat Kelurahan yang merupakan data
berupa titik. Lokasi tersebut diberikan buffer dengan jarak radius 1 km
dari titik lokasi.
2. Clip
Tools ini berfungsi menentukan pada area pada input yang berada didalam
area Clip Feature. Operasi Clip ini digunakan untuk memotong sebuah
data peta berupa garis, titik, maupun polygon dengan mengambil bagian
dalam dan membuang bagian luarnya dengan bantuan sebuah data spasial
lainnya. Proses ini dituntut untuk lebih konsentrasi dimana harus paham
terkait dengan pasangan yang dimaksukkan pada kotak dialog setelah
memilih clip dan kemudian masuk ke add data, pasangan itu ialah antara
lereng dengan tanggamus_kec.shp.
3. Dissolve
Dissolve merupakan fungsi geoprocessing wizard dalam geoprocessing
dialog box adalah fungsi dissolve, fungsi dari dissolve akan
menggabungkan objek-objek dalam sebuah layer atau theme yang
mempunyai karakteristik maupun nilai dan isi field tertentu yang
mempunyai kesamaan. Fungsi lainnya adalah mengurangi data attributes
yang terdapat pada layar atau theme agar dapat. Pada hasil praktikum ini
proses dissolve digunakan untuk menyederhanakan data Administrasi
Lampung pada data admin_lampung_rev.shp. Data tersebut
disederhanakan yang mana sebelumnya data tersebut terdiri dari data yang
sangat mendetail hingga tingkat batas Desa Provinsi Lampung
disederhanakan menjadi data batas Kabupaten dan Kota Provinsi
Lampung.
4. Intersect
Toolbox ini merupakan salah satu jenis overlay pada dua peta untuk
menggabungkan kenampakan dalam peta ke dalam peta lainnya dalam
batas yang menyesuaikan peta lain tersebut, kenampakam dari peta input
akan ter- intersect oleh peta yang mengintersect, dan attribut dari kedua
peta yang mengalami intersect akan menjadi satu. Pada contoh hasil
Praktikum ini diambil dari input data hujan dan lereng_tanggamus.shp.
Output data tersebut didapatkan data overlay berupa data Hujan dan
Lereng Tanggamus yang menyatu dan terpotong di daerah Tanggamus.
5. Union
Toolbox ini merupakan salah satu jenis overlay pada dua peta untuk
menggabungkan kenampakan dalam peta ke dalam peta lainnya dalam
batas yang menyesuaikan peta lain tersebut, kenampakam dari peta input
akan ter- intersect oleh peta yang mengintersect, dan attribut dari kedua
peta yang mengalami intersect akan menjadi satu. Pada contoh hasil
Praktikum ini diambil dari input data hujan dan lereng_tanggamus.shp.
Output data tersebut didapatkan data overlay berupa data Hujan dan
Lereng Tanggamus. Berbeda dengan Intersect hasil Overlay dengan tools
Union akan menghasilkan Peta Overlay dengan data yang lengkap tanpa
terpotong. Peta yang sudah di clip biasa lebih variatif pada kenampakan
petanya karena menggabungkan dua polygon antara hujan dan
lereng_tanggamus.shp.
6. Merge
Merge mempunyai fungsi menggabungkan beberapa theme shp dalam satu
file shp, dengan mengambil susunan table dari salah satu peta yang
digabungkan. Pada contoh hasil Praktikum ini diambil dari input data
lamsel dan lamtim.shp. Output data tersebut didapatkan data overlay
berupa data Lampung Selatan dan Lampung Timur yang menjadi sebuah
satu theme atau layer.
G. Kesimpulan
Pada pertemuan praktikum diharapkan mahasiswa bisa melakukan
geprocessingg sehingga diharapkan konsentrasi dan ketelatenan dalam
mengelolah bahan prektek dengan menggunakan ArcMap. Geoprocessing ini
merupakan kekuatan SIG yang tida kterdapat di sistem informasi lainnya. Hal
yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir 60-70% kegiatan
SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data kurang
berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum
mengaplikasikan geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai
alat pemetaan. Proses tumpang susun atau overlay peta sangat berguna untuk
menganalisa suatu wilayah. Mahasiswa harus paham kaidah kartografi
sehingga mampu melakukan geoprocessing yang ada beberapa kaidah yang
harus dilakukan oleh mahasiswa yang tidak lepas dari kajian kartografi yaitu
Buffer, Clip, Dissolve, Intersect, Union, dan Merge.

H. Referensi

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam


Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Elly, M. Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografis. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2003. Konsep dan Tuntunan Praktis Basisdata. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Listumbinang, Halengkara. 2019. Panduan Praktikum Sistem Informasi
Geografis 2 – Aplikasi dan Pemodelan Spasial. UNILA. Bandar
Lampung.
Purwaamijaya, Iskandar Muda. DR. IR. DRS. MT. 2008. Teknik survey dan
pemetaan. Departemen pembinaan sekolah menengah kejuruan.
Bandung.

Tim UP2IG Unila. 2017. Panduan Sistem Informasi Geografis Tingkat


Dasar (Berbasis ArcGIS 10.2) UNILA. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai