Anda di halaman 1dari 3

E V O L U S I

ESAY EVOLUSI
LAILI MABRUR ROHMA
XII MIPA 2
EVOLUSI

Evolusi merupakan perubahan bertahap terhadap mahluk hidup yang berlangsung lambat.
Banyak para ahli melakukan pengamatan dan eksperimen untuk memecahkan proses evolusi,
sehingga banyak teori-teori para ahli yang menjelaskan tentang proses evolusi. Salah satu
yang paling terkenal adalah Teori Evolusi Carles Darwin “Evolusi dipengaruhi oleh variasi,
adaptasi dan seleksi alam”. Teori tersebut menjelaskan bahwa yang terseleksi adalah yang
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan. Namun hal ini juga dapat rejadi karena perbedaan
struktur tubuh atau keberagaman, seperti yang dijelaskan Darwin. Teori Darwin mulai
mendapat banyak tanggapan yang pro dan kontra.

Seperti Lamarc yang mengemukakan bahwa, “Evolusi merupakan sifat yang terbentuk karena
alam dan akan diturunkan”. Namun pendapatnya dibantah oleh Weisman, ia menyatakan
“Evolusi merupakan proses seleksi alam yang melibatkan genetika”. Teori Weisman yang
disertai percobaan ini lebih dapat dipercaya daripada, Teori Lamarc yang tidak didasarkan
pada percobaan dan Teori Darwin yang tidak dapat menjealsakan kebeargaman yang menjadi
landasan teorinya. Karena keduanya hanya menunjukan bukti-bukti yang mendukung
teorinya, tanpa mengetahui apakah teori tersebut benar terjadi. Sehingga Teori Weisman lah
yang lebih ilmiah.

Teori Weisman didukung dengan percobaan pada tikus, dengan cara memotong ekor tikus
tersebut dan mengawinkan dengan sesamanya. Namun hal tersebut tidak dapat diturunkan
pada keturunannya hingga yang ke-21. Hal tersebut langsung mematahkan Teori Lamarc.
Namun bila evolusi melibatkan genetika seperti yang dijelaskan Weisman, bagaimanakah
proses terjadinya? Beberapa taori baru yang bermunculan sangat mendunkug Teori Waisman.
Seperti Teori Evolusi Berbasis Mutasi (Neo-Darwinisme), yang memasukan konsep mutasi
acak pada mahluk hidup. Dengan adanya teori baru ini, akan menjawab bagaimana proses
evolusi pada Teori Weisman dan keberagaman pada Teori Darwin. Bila disangkut pautkan
mutasi memang dapat terjadi pada mahluk hidup secara acak, yang akan merubah kode
genetika pembawa informasi dan menyebabkan keberagaman pada mahluk hidup.
Sederhanya keberagaman ini dapat dijelaskan pada Teori Hereditas. Tak hanya itu, Teori
Evolusi Berbasi Gen turut menyumbang. Teori tersebut menyatakan bahwa gen dapat
berubah bila konsi lingkungan memenuhi disertai hal-hal yang mendukung perubahan gen
tersbut. Teori-teori baru ini, bila diresapi sebenarnya sama. Dalam arti, sama-sama
menjabarkan tentang kemungkinan keberagaman. Mulai dari perwarisan sifat induk sampai
mutasi gen karena hal tertentu yang dapat menyebabkan keberagaman. Sehinnga teori
Weisman dan Darwin terlengkapi oleh teori-teori baru tersebut.

Tidak berhenti sampai keberagaman, karena akhir dari evolusi ini masih belum terjawab.
Dalam Teori Weisman dan Teori Darwin, mereka menyatakan bahwa seleksi alam
merupakan salah satu faktor terjadinya evolusi. Dapat dimulai dari keberagaman yang ada,
dimisalkan burung finch. Burung finch pada awalnya memiliki bentuk paruh yang sama.
Namun karena faktor genetik seperti yang telah dijelaskan, burung finch memiliki banyak
fariasi paruh. Sehingga mereka beradaptasi sesuai dengan apa yang mereka miliki. Entah
dengan mencari kawasan yang cocok untuk mempertahankan kehidupan mereka atau
memilih menetap dengan menyesuaikan diri. Hal ini yang menyebabkan perbedaan burung
finch di beberapa daerah. Seperti salah satu pulau di Galapagos ditenemukan bahwa burung
finch yang berukuran sedang di pulau itu, Geospiza fortis, tidak menghadapi kompetisi
makanan, dan memakan berbagai ukuran makanan. Tahun 1982 pasangan burung-burung
finch besar, Geospiza magnirostris, tiba di pulau itu untuk kawin, dan memulai kompetisi
untuk mendapatkan biji-bijian ukuran besar dari tanaman Tribulus. Burung-burung itu bisa
membuka dan makan biji-bijian itu tiga kali lebih cepat dari burung Geospiza fortis, sehingga
menurunkan persediaan biji jenis ini. Tahun 2003 dan 2004 hujan turun dan kian menipisnya
persediaan makanan. Akibatnya burung finch jenis Geospiza magnirostris (berparuh besar)
banyak yang mati, dan hanya menyisakan burung Geospiza fortis yang berparuh lebih kecil,
yang mampu memakan biji dari tanaman yang lebih kecil dan tak perlu berkompetisi dengan
burung Geospiza magnirostris yang lebih besar. Kompetisi dari burung finch ini yang
menimbulkan seleksi alam. Seperti Asas Persaingan Gause berbunyi “kompetisi secara terus
menerus antara dua spesies akan sangat jarang terjadi di dalam komunitas alami. Salah satu
dari spesies tersebut pasti mengendalikan spesies lain menuju ke kepunahan atau keterusiran,
atau dengan kata lain, seleksi alam akan mengurangi kompetisi di antara keduanya”.

Sehingga evolusi terjadi karena seleksi alam pada keberagaman yang disebabkan oleh
perubahan genetika ataupun pola hereditas yang terjadi sebelumnya. Dengan tidak melupakan
proses adaptasi dari mahluk hidup tersebut dan kompetisi yang akan ada seiring berjalannya
waktu. Sehingga menyebabkan terseleksinya mahluk hidup yang tidak dapat beradaptasi
karena keberagaman yang ada.

Anda mungkin juga menyukai