Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada umunya para investor yang akan melakukan investasi, para investor terlebih dahulu

melakukan pengamatan dan penelitian terhadap perusahaan yang akan dipilih dengan terus

memantau laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut terutama perusahaan yang sudah

go public. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui kinerja perusahaan dalam

menjalankan kegiatan usaha dan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktivitas

usahanya secara efisien dan efektif serta factor diluar perusahaan ekonomi, politik, financial, dan

lain-lain.

Iinvestasi yang dilakukan investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan

yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk Pengambilan keputusan

investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang

bersifat fundamental dan informasi teknikal. Melalui dua pendekatan informasi tersebut

diharapkan investor yang melakukan investasi mendapatkan keuntungan yang signifikan ataupun

dapat menghindari kerugian yang harus ditanggung (Hardiningsih, 2002).

Pertambangan adalah kegiatan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industry

pertambangan mulai dari prospeksi, eskplorasi, evaluasi, penambangan, pengelolahan,

permunian, pengangkutan, sampai pemasaran. Pertambangan merupakan salah satu jenis

kegiatan melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainya dari dalam bumi. Kondisi

perusahaan pertambangan secara umum menurun karena masih mengalami perlambatan karena

masalah-masalah ekonomi global. Yang menjadi penulis untuk mengambil sector penambangan

karena investasi sector pertambangan Indonesia di sejumlah negara dari Kawasan Amerika dan
Eropa tercatat mengalami penurunan yang cukup segnifikan sehingga saya tertarik untuk

melakukan penelitian perusahaan pertambangan.

Rusdin (2008), pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan,

serta Lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai

alternative investasi bagi para investor selain alternative investasi lainya seperti : menabung

dibank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya.

Berdasarkan analisis ratio-ratio keuangan, para pemegang saham cenderung akan menjual

sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, dan sebaliknya akan mempertahankan

sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik. Demikian juga dengan calon pemegang

saham, jika rasio keuangan perusahaan buruk, maka cenderung investor tidak menginvestasikan

modalnya, sebaliknya jika rasio keuangan dari suatu perusahaan baik, maka investor cenderung

menginvestasikan modalnya. Kecenderungan-kecenderungan dari perlakukan pemegang saham

maupun calon pemegang saham cenderung.atas analisis rasio keuangan tersebut juga akan

berpengaruh terhadap kecenderungan perubahan harga saham dipasar modal. Hal ini dapat

disebabkan daya kelebihan permintaan dan kelebihan penawaran atas saham yang ada dipasar

modal (Wulandini, 2010)

Harga saham sebagai proksi dari return saham mudah berfluktuasi sejalan dengan pasang

surutnya kegiatanya. Hal ini mencerminkan bahwa investasi saham dipasar modal beresiko tinggi

namun menjanjikan keuntungan yang relative besar, oleh karena itu penelitian saham secara

akurat sangatlah diperlukan guna meminimalkan risiko sekaligus membantu investor

mendapatkan keuntungan yang wajar (Ambarwati,2008).


Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan dimasa mendatang. Return realisasi

merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis. Rwturn realisasi penting

karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Konsep risk dan return

mempunyai peranan yang sangat besar dimana perilaku investor sering kali didasarkan pada

konsep ini.

Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengetahui

perkembangan perusahaan secara periodic, baik sesudah diaudit oleh akuntan public ataupun

belum diaudit, semakin betguna bagi investor.

Tujuan para pemodal atau investor menanamkan modalnya pada sekuritas saham adalah

untuk mendapatkan return (tingkat pembelian) yang tinggi tapi dengan tingkat resiko tertentu

atau mendapatkan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah. Oleh karena itu, dalam

melakukan investasi sekuritas saham investor akan lebih menyukai perusahaan yang dapat

memberikan return yang cenderung lebih tinggi. Untuk memprediksi return saham banyak factor

yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya dengan menghitung resio keuangan

perusahaan. Investor yang tidak berspekulasi tentu akan menghitungkan dan menilai kinerja

keuangan dari rasio-rasio keuangan dalam menjalankan pilihanya terhadap suatu saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini mengambil

judul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio

(PER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham perusahaan Pertambangan di

Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

2. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham perusahaan

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

3. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham perusahaan

Pertambangan di Bursa Efek Indonesi (BEI) ?

4. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pengaruh Current Ratio] (CR) terhadap Return saham perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return saham perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return saham perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return saham perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).


1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti :

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memperoleh pengetahuan dan tambahan

pengalaman tentang masalah kinerja perusahaan jika dilihst dari rasio keuangan dan sebagai

bandingan teori perkuliahan dengan kedaan yang sebenarnya,

2. Bagi Investor

Sebagai alat komunikasi yang berguna dan bermanfaat bagi para investor, sebagai arah

petunjuk pada perusahaan mana mereka berinvestasi dan itu dilihat dari laporan keuangan

perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelotian ini diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan

penelitian selanjutnya mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan

maupun melengkapi.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-

masing pihak tidak sama. Dengan kata lain, teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi.

Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan informasi. Untuk itu, manajer perlu memberikan informasi

bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui penerbitan laporan keuangan. Teori sinyal

mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna

laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenain apa yang sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik sinyal dapat berupa promosi atau informasi

lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka

menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas

karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan

membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Informasi yang diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik

karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya apabila laba yang dilaporkan

menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal

jelek. Bringham dan Houston (2001) menyatakan bahwa isyarat adalah suatu tindakan yang

diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan


akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal yang baru

diperlukan dengan cara-cara lain. Sedangkan dengan prospek yang kurang menguntungkan

cenderung untuk menjual saham.

2.1.2 Pengertian Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1

(satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasara modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. (Samsul, 2006).

Menurut Samsul, (2006), tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang,

yaitu :

1. Sudut Pandang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerek perekonomian suatu Negara malalui

kekuatan dan menggurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan untuk mengatur bidang

perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri.

Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksankan oleh pihak swasta, maka negara tidak perlu ikut

campur agar tidak membuang-buang uang biaya. Akan tetapi, negara mempunyai kewajiban

membuat perundang-undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi

monopoli. Suatu perusahaan yang menyangkut kehidupan publik dan keamanan negara juga

dapat memiliki serta dioprasikan oleh pihak swasta, tetapi negara mempunyai kekuasaan untuk

membuat perundangan yang ketat tentang pelaksanaan produksi, penjualan, tenaga kerja,

kerahasiaan dan lain sebagainya.


2. Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan

berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal yang itu hanya

bisa diperoleh dipasar modal. Modal pinjaman dalam bentuk obligasijauh lebih murah dari pada

kredit jangka panjang perbankan. Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daroi pada

meningkatkan modal pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di

era globalisasi. Perusahaan yang pada awalanya memiliki utang lebih tinggi dari pada modal

sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi dari pada utang apabila

memasuki pasar modal. Jadi pasar modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur

permodalan perusahaan.

3. Sudut Pandang Masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang

semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah atau rumah sekarang dapat dilakukan

dalam bentuk saham dan obigasi. Jika investasi dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang

ratusan juta rupiah, maka investasi dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana dibawah RP.

5 juta. Jadi pasar modal merupakan sarana yang baik untuk melakukan investasi dalam jumlah

yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat. Jika pasar modal berjalan dengan baik,

jujur, pertumbuhannya stabil dan harganya tidak terlalu bergejolak, maka sarana itu akan

mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat. Akan tetapi, dalam kenyataan pasar modal

Indonesia jatuh bangun, banyak terjadi penipuan harga, da nada kasus Bank, serta banyaknya

emiten yang dikeluarkan dari bursa sehingga mencerminkan bahwa pasar modal tidak dikelola

dengan baik.
2.1.3 Analisi Rasio

Menurut Irawati, (2006), analisis rasio kuangan didefinisikan sebagai, analisis rasio

keuangan adalah suatu teknik analisi dalam bidang keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat

ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan

membandingkan dua variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca

atau rugi laba.

Dengan rasio keuangan para pemakai laporan keuangan dapat dengan mudah

mengartikan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.

Analisi rasio ini dibagi dalam lima macam yaitu :

1. Rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban financial jangka pendek.

2. Rasio leverage atau rasio utang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh

aktiva perusahaan dibiayai utang atau dibiayai oleh pihak luar.

3. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa afektif perusahaan menggunakan sumber

daya yang dimiliki. Atau dengan kata lain, sejauh mana efisiensi perusahaan dalam

menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.

4. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba dan modal

sendiri.

5. Rasio saham yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden dan modal

yang dibagikan pada setiap saham.


2.1.4 Laporan keuangan

Untuk mengetahui kinerja keungan suatu perusahaan diperlukan informasi keungan

dalam bentuk laporan keungan yang memungkinkan analisis untuk menelaah kondisi dan hasil

dari suatu usaha. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari laporan

keuangan adalah sebagai berikut :

Menurut prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa “Laporan keungan merupakan

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Neraca, Laporan laba rugi, laporan perubahan posisi (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagai integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk

skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi

keungan segmen industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. “(Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2007).

Bentuk Laporan Keuangan

1. Neraca (aktiva, kewajiban dan modal)

2. Laporan Laba/Rugi (pendapatan, biaya, dan laba/rugi)

3. Laporan Perubahan Modal (bertambah atau berkurangnya modal)

4. Laporan Arus Kas (arus kas masuk dan keluar)

2.1.5 Pengertian Saham

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai

pemegang saham. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap pemegang saham
adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar

Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum

Pemegang Saham di selenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa

seseorang adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham

apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan atau belum, (Samsul, 2006)

Menurut Riyanto, (2001) dalam “Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan” :

“Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas

(PT)”

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang paling dominan

diperdagangkan, menurut Samsul, (2006), ada beberapa jenis-jenis saham yaitu :

1. Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk

menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk medapatkan

laba yang tidak dibagikan pada satu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada

tahun yang mengalami kerugian, sehingga saha preferren akan menerima laba dua kali. Hak

istimewa ini diberikan pada pemegang saham preferren karena merekalah yang memasok dana

ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.

2. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian

saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang

menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa.

Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS.

2.1.6 Harga Saham


Harga pasar saham adalah harga suatu daham pada pasar yang sedang berlangsung

dibursa efek (Sunariyan. 2003). Harga saham adalah nilai yang tercantum pada selembar saham

yang telah beredar dibursa efek. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.

Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai

setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham

karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga

saham pada pasar perdananya biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. Dengan

demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya

untuk menentukan harga perdana.

c. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada insvestor, maka

harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi

setelah saham tersebut tercatat disana. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten emisi harga

ini yang disebut sebagai harga dipasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili

harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar sekunder, kecil sekali terjadi

negisiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yagn setiap hari diumumkan disurat

kabar atau media lain adalah harga saham.


2.1.7 Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa

yang akan dating dengan cara mengestimasi nilai factor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan dating., dan menerapkan hubungan veriabel-veriabel tersebut

sehingga diperoleh taksiran harga saham. (Suad Husnan, 2001)

Menurut Samsul, (2006) dalam “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, dalam analisis

fundamental yang dijadikan dasar perkiraan harga (intrinsic value) adalah factor-faktor

fundamental seperti laporan keuangan, informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus

diumumkan perusahaan public dan perkembangan ekonomi makro, maupun berita dalam bidang-

bidang lain seperti politik, social, cuaca yagn dianggap perlu, semuanya selama paling tidak dua

tahun terakhir.

Analisi fundamental adalah suatu metode yang menggunakan data ekonomi, seperti data

produksi, konsumsi dan pendapatan rumah tangga untuk meramalkan pergerakan harga. Samsul

(2006). Analisis factor fundamental didasarkan pada analisis keuangan yang tercermin dalam

rasio-rasio keuangan yang terdiri dari lima rasio diantaranya yaitu, rasio likuiditas, rasio

rentabilitas (profitabilitas), rasio solvabilitas, rasio pasar dan rasio aktivitas.

Penelitian ini menggunakan Teori Sinyal (Signaling Theory). Teori signal menjelaskan

mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keungan pada

pihak eksternal. Teori sinya mengemukakan tengang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kedapa pengguna laporan keungan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa

yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat
berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari

pada perusahan lain. (Sari dan Zuhrohtun, 2006)

2.1.8 Variabel Penelitian

2.1.8.1 Return Saham

Return merukapan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan dimasa yang akan mendatang. Return

realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

Konsep risk dan return mempunyai peranan yang sangat besar dimana perilaku investor sering

kali didasari pada konsep ini.

Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi

juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang

dilakukan.

2.1.8.2 Current Ratio (CR)

Merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan

untuk memenuhi current obligation. Menunjukan kemampuan aktiva lancar yang dimiliki emiten

dalam membayar jangka pendek, semakin tinggi rasio semakin baik. (Rusdin, 2008).

2.1.8.3 Dept to Equaly Ratio (DER)

Ratio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat

menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan ratio yang mengukur hingga sejauh
mana perusahaan dibiayai dari hutang. Menujukan struktur permodalan emiten jikan

dibangdingkan dengan kewajiban semakin tinggi ratio semakin baik (Rusdin, 2008)

2.1.8.4 Price Earning Ratio (PER)

Ratio ini sering digunakan oleh analisis saham untuk menilai harga saham. Pada

dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan

dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu

Menurut Abdul Halim dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi”

menganggap bahwa: “Price Earning Ratioo (PER) adalah perbandingan antara harga saham

dengan Earning per share.

2.1.8.5 Return On Asset (ROA)

Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva

(ROA) adalah bunga dan jarak (Brigham Houston, 2001). Rasio ini mengukur tingkat

pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva

yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan. Semakin tinggi keuntungan

yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham.

2.1.9 Hubungan variable bebas dan variable terikat

2.1.9.1 Hubungan CR terhadap return saham

Malitan (2013) meneliti tentang pengaruh CR, DER, PER dan ROA terhadap

return saham. Dengan mengambil sampel perusahaan pertambangan di Busra Efek Indonesia

untuk tahun 2005-2010. Hasil penelitian ini menunjukan CR (current ratio) tidak berpengaruh

terhadap return saham.


Nuryana (2008) meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham.

Dengan mengambil sampel perusahaandalam kelompok LQ 45 di Bursa Efek Jakarta untuk

tahun 2002-2003. Hasil penelitian ini menunjukan CR (current rasio) berpengaruh positif

terhdapan return saham.

2.1.9.2 Hubungan DER terhadap return saham

Malitan (2013) meneliti tentang pengaruh CR, DER, PER, dan ROA terhadap

return saham. Dengan mengambil sampel perusahaan di Bursak Efek Indonesia tahun 2005-

2010. Hasil penelitian tersebut menunjukan DER tidak berpengaruh terhadap return saham.

Trisye (2013) menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap

return saham. Hal ini berarti DER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham

2.1.9.3 Hubungan PER terhadap return saham

Malitan (2013) meneliti tentang pengaruh CR, DER dan ROA terhadap return

saham. Dengan mengambil sampel perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia untuk

tahun 2005-2010. Hasil penelitian ini menunjukan PER berpengaruh positif terhadap return

saham.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuraya (2008) yang meneliti tentang

pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. Dengan mengammbil sampel perusahaan dalam

kelompok LQ 45 di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

PER berpengaruh terhadap return saham.

2.1.9.4 Hubungan ROA terhadap return saham


Return on Asset adalah pengukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk

menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Aset dan aktiva ini adalah seluruh kekayaan

perusahaan yang di dapat dari modal sendiri atau modal asing yang telah di ubah menjadi aktiva

perusahaan yang di pergunakan untuk kelangsungan perusahaan.

Malitan (2013) meneliti tentang pengaruh CR, DER, PER, dan ROA terhadap

return saham. Dengan mengambil sempel perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

untuk tahun 2005-2010. Dimana hasil penelitian menunjukan ROA sangan berpengaruh positif

terhadap return saham.

Hasil penelitian Ulupui (2009) penelitianya mengenai Analisis pengaruh rasio

Likuiditas, laverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham yang terdaftar di BEJ.

Dengan populasi dalam penelitian pada perusahaan makanan minuman dengan kategori industry

barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 1999—2005. Hasil penelitian

ini menunjukan ROA (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Gantino dan Maulana (2013) dalam penelitianya mengenai pengaruh ROA, CAR

dan LDR terhadap return saham yang terdaftar di BEI. Dengan populasi dalam penelitian pada

perusahaan perbankkan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ROA (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap return

saham.

Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian terdahulu, yang telah dilakukan penelitian sebelumnya :
Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian dan Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Publikasi Penelitian

1 Malitan (2013) Pengaruh CR, CR, DER, PER, Hasil penelitian


DER, PER dan dan ROA membuktikan CR
ROA terhadap dan DER tidak
return saham. berpengaruh
Dengan signifikan
mengambil terhadap return
sampel saham,
perusahaan sedangkan PER
pertambangan di dan ROA
Bursa Efek berpengaruh
Indonesia untuk signifikan
tahun 2005-2010 terhadap return
saham.

2 Thrisye ( 2013) Analisis DER (Debt To Hasil penelitian


pengaruh rasio Equity) DER
keuangan berpengaruh
terhadap return signifikan
saham. Dengan terhadap return
mengambil saham
sampel
perusahan
pertambangan
BUMN yang
terdaftar di BEI
untuk tahun
2007-2010

3 Ulupui (2009) Analisis CR (Current Hasil Penelitian


pengaruh rasio Ratio), ROA membuktikan
Likuiditas, (Return On bahwa variable
laverage, Asset), DER CR (current
aktivitas dan (Debt To Equity) ratio), ROA
profitabilitas (return on asset),
terhadap return DER (debt to
saham yang equity ratio)
terdaftar di BEJ memiliki
untuk tahun pengaruh
2005-2009 signifikan
terhadap return
saham pada
perusahaan
dalam indeks
LQ45 yang
terdaftar di BEI

4 Nuryana (2008) Pengaruh rasio PER, DER, CR Hasil penelitian


keuangan menunjukan PER
terhadap return ber, DER
saham. Dengan berpengaruh
mengambil signifikan
sampel terhadap return
perusahaan saham, pengaruh
dalam kelompok signifikan
LQ45 di Bursa terhadap return
Efek Jakarta saham, CR
untuk tahun berpengaruh
2002-2003 signifikan
terhadap return
saham.

5 Gantino dan Maulana (2013) Pengaruh ROA, ROA (Return On Hasil penelitian
C. DAR, dan Asset) tersebut ROA
LDR terhadap berpengaruh
return saham signifikan
yang terdaftar di terhadap return
BEI. Dengan saham
populasi dalam
penelitian pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2008-2012

2.2 Kerangka Konseptual


Berdasarkan telaah teoritis dan pengembangan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini

dapat membangun pemikiran teoritis sebagai berikut :

CR (𝑋1 )

DER (𝑋2 )

Return Saham
PER (𝑋3 )
(Y)

ROA (𝑋4 )

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Zikmund (1997:112) adalah proposisi atau dugaan belum terbukti

bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan penelitian.

2.3.1 Pengaruh CR (Current Ratio) terhadap return saham

Menunjukan kemampuan aktiva lancar yang dimiliki emiten dalam membayar jangan

pendek, semakin tinggi rasio maka semakin baik.

Nuryana (2008) meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham.

Dengan mengambil sampel perusahaandalam kelompok LQ 45 di Bursa Efek Jakarta untuk

tahun 2002-2003. Hasil penelitian inu menunjukan CR (current rasio) berpengaruh positif

terhdapan return saham.

H1 : CR (Current Ratio) Berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.2 Pengaruh DER (Debt To Equity) terhadap return saham


Menunjukan struktur pemodalan emiten jika dibandingkan dengan kewajiban.

Semakin tinggi resiko maka semakin baik.

Trisye (2013) menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap

return saham. Hal ini berarti DER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.

H2 : DER (Debt To Equity) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2.3.3 Pengaruh PER (Price Earning Rato) terhadap return saham

Rasio ini sering digunakan oleh analisis saham yang digunakan untuk menilai

saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk

mengembalikan dana pada tingkat saham dan keuntungan perusahaan pada periode tertentu.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuraya (2008) yang meneliti tentang

pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. Dengan mengammbil sampel perusahaan dalam

kelompok LQ 45 di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

PER berpengaruh terhadap return saham

H3 : PER (Price Earning Ratio) berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.3 Pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap return saham

ROA menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilakn keuntungan

dari setiap satu rupiah asset menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan

aktivanya.

Malitan (2013) meneliti tentang pengaruh CR, DER, PER, dan ROA terhadap

return saham. Dengan mengambil sempel perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
untuk tahun 2005-2010. Dimana hasil penelitian menunjukan ROA sangan berpengaruh positif

terhadap return saham.

H4 : ROA (Return On Asset) berpengaruh signifikan terhadap return saham.


METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variable dipenden dan variable

independent. Variaabel independent adalah tipe variable yang dijelaskan atau dipengatuhi oleh

variable independent. Dengan kata lain pertumbuhan perusahaan tergantung pada perubahan satu

lebih factor. Sedangkan variable independent adalah tipe variable yang menjelaskan atau

mempengaruhi variable yang lain.

1. Variable Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt To Equity

(DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variable terikat yang digunakan penelitian ini adalah Return saham perusahaan Pertambangan

yang terdaftar di BEI.

3.1.2 Definisi Oprasional

Menurut Indriantoro dan Supomo, (2013), definisi operasional adalah penjelasan

mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur (mengoprasionalisasi)

construct menjadi variable penelitian yang dapat diuji. Indicator-indikator variable dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain :

a. CR

current ratio merupakan rasio untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam membayar

hutang jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Rumusan untuk

mencari current ratio menurut Kasmir (2014:135) yaitu :

Aset lancar (Current Assets)


Current ratio =
Utang Lancar (Current Liabilities)

b. DER

Debt To Equity ratio merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai

oleh hutang dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan ekuitas

yang dimiliki. Untuk menghitung DER digunakan rumus :

Total Utang (Debt)


Debt to Equity Ratio =
Ekuitas (Equity)

c. PER

Rasio ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya

PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan

dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu.

(Halim,2003).

Menurut Halim dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi” menggangap bahwa :

PER adalah perbandingan antara harga pasar saham dengan Earning per share.

Rumusan untuk menghitung PER adalah sebagai berikut :


Harga Saham
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Earning per lembar saham

d. ROA

Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva

yang dimilikinya. Menurut Brigham & Houston (2010:148) dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Untuk menghitung ROA digunakan rumus :

Laba Bersih
Return on Assets = × 100%
Total Aset

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Return saham perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Return saham merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi juga

merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan

(Tendelin, 2010). Mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan kas secara periodik

kepada pemegang saham, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogianto, 2003) :

Pτ − (Pτ − 1)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
(Pτ − 1)

Keterangan :

R = Return sekarang

Pt = Harga saham sekarang


Pt-1 = Harga saham periode lalu

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Sedangkan pemilihan sampel penelitian ini secara

purposive sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

2. Perusahaan tambang yang memiliki laporan keuangan lengkap

3. Perusahaan tambang yang terdaftar berturut-turut di BEI setiap tahunya

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk

angka yang berasal Current Ratio (CR), Debt To Equity (DER), Price Earning Ratio

(PER), dan Return On Asset (ROA).

3.3.2 Sumber Data

Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah data Sekunder yang diperoleh

dari Bursa Efek Indonesia. Menurut Indriantoro dan Supomo, (2013), data sekunder yaitu

data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan merupakan

pengolahnya. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi Current Ratio (CR), Debt To

Equity (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA).

3.4 Metode Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan oleh penelitian ini adalah

1) Data perusahaan yang terdaftar di BEI

2) Data perusahaan yang delisting

3) Data laporan keuangan

4) Data ini diperoleh dari Pusat Data Pasar Modal

5) Data tanggal laporan keuangan

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisi data yang digunakan adalah Teknik regresi berganda atau multiple

regression untuk menguji pengaruh CR, DER, PER, ROA terhadap Return saham. Model regresi

berganda adalah Teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan anatara variable dependen

dengan beberapa variable independent. Dalam penggunaan persamaan regresi terdapat beberapa

asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah : uji normalitas, uji

multikoleneritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Analisis ini mencangkup uji asumsi

klasik dan uji hipotesis.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Tujuan pengujian ini adalah mempermudah penggunaan variable-variabel yang

digunakan. Ghozali (2013) menyatakan bahwa statistic deskriptif memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devisiasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

Statistic deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data sampel

sebelum memanfaatkanteknik analisis statistic yang berfungsi untuk menguji hipotesis.


3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi memerlukan beberapa asumsi agar model layak digunakan.

Asumsi yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasia, uji

heterosdastisitas.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Penelitian ini mengunakan pendekatan grafik Normal P-P of

regression standardized residual untuk menguji normalitas data dan pendekatan uji

statistik Kormogolov-Smirnov. Untuk pendekatan grafik jika data menyebar disekitar

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi norma ,maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi

normal,maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali,2013:163)

3.5.2.1 Uji Multikolinieritas

Menurut Imam Ghozali (2013:105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Metode yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya multikolinieritas dapat dilihat

dari matrik korelasi variabel-variabel bebas. Pada matrik korelasi, jika antar variabel

bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Selain itu dapat juga dilihat nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF adalah ≥10 (Imam Ghozali, 2013:106).

3.5.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang

individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau

kelompok yang sama pada periode berikutnya. Dalam penelitian ini,peneliti

menggunakan pendekatan DurbinWaston (DW test),dikarenakan sampel yang digunakan

dibawah 100. Sedangkan jika sampel diatas 100 maka harus menggunakan pendekatan

Lagrange Multiplier (LM test). Uji Durbin-Woston hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada

variabel lag diantara variabel independen(Imam Ghozali, 2013:111)

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Imam

Ghozali, 2013:139). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser (Gujarati,2003) yang dikutip oleh Imam Ghozali (2013:142). Pada uji Glejser,

nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,maka terdapat indikasi

terjadi Heteroskedasitas.

3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Pengujian Model (Uji F)

Menurut Imam Ghozali (2013:98) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji kedua hipotesis ini

digunakan uji statistik F: a) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho

dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis

alternatif,yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen. b) Membandingkan nilai F hasil

perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F

tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6.2 Pengujian Parsial (Uji t)

Menurut Imam Ghozali (2013:98) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05

(α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria: 1. Jika nilai

signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti

secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan ). Ini

berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen

3.7 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Menurut Gujarati (2003) yang dikutip oleh oleh Imam Ghozali (2013:97)

mengemukakan bahwa jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai

adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R 2 = 1, maka nilai adjusted R 2 =

R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R 2 = ( 1- k)/(n – k). Jika k > 1, maka

adjusted R 2 akan bernilai negatif.

Anda mungkin juga menyukai