Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOFISIOLOGI TANAMAN

ACARA III. ONTOGENI TANAMAN

OLEH

NAMA : CINDY SULASTRININGSIH


NIM : C1M015038
KELOMPOK :4
GELOMBANG :1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenologi merupakan sebuah respon dari tanaman terhadap faktor-faktor
lingkungan pada suatu daerah yang mana merupakan manifestasi dari interkasi
komponen struktur dan fungsi tanaman terhadap lingkungannya. Fenologi
tumbuhan adalah kalender dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah
kehidupan tumbuh-tumbuhan seperti waktu pertunasan, waktu pertumbuhan daun
baru, waktu pengguran daun, waktu berbuah, waktu berbunga sertawaktu
pertumbuhan diameter batang. Fenologi dan laju perkembangan suatu tanaman
dipengaruhi oleh berbagai penyusun faktor iklim seperti suhu, panjang hari dan
persediaan air. Fenologi pada daerah tropik memiliki sejumlah ciri-ciri yang khas
jika dibandingkan dengan daerah temperat. Sifat-sifat fenologi yang menentukan
kerangka sementara di mana bahan tersebut mengalami pertumbuhan.
Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang memiliki peran
dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang ekonomi.
Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan membuat varietas
unggul jagung sesuai spesifikasi lingkungan atau juga dengan teknik budidaya
yang tepat. Teknik budidaya yang tepat pada umumnya adalah mensinergikan
kebutuhan tanaman dalam setiap fase pertubuhan tanaman dengan input yang
harus diberikan.
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit benih.
Proses perkecambahan dimulai ketika terjadi penyerapan air oleh benih melalui
proses imbibisi. Proses ini menjadikan benih membengkak diikuti oleh
peningkatan aktivitas enzim serta respirasi. Awal perkecambahan, koleoriza
memanjang menembus pericarp kemudian radikula menembus koleoriza. Setelah
radikula muncul, empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang
bersamaan, plamula tertutup oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh
peanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil
berperan peting dalam pemunculan kecambah di permukaan tanah. Ketika ujung
koleoptil muncul keluar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan
plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami perkembangan fenologi
tanaman jagung manis dan menghubungkannya dengan faktor lingkungan, khususnya
suhu yang mempengaruhinya.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting


dalam kehidupan dan pekembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung
pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan
lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman
dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan
eksternal) (Fahn, 2013).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar.
Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan
lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di
meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber hormon pertumbuhan dan
mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah (Harjadi, 2012).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti
yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi
aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada
batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan
aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif
melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus.
Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah
pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 2009).
Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih
tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan
pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus
menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Pada batang
yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung
daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung
(Salisbury dan Ross, 2010).
Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis.
Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menyebabkan akar berbentuk silindris. Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif
berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang
berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona
pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem
primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal
yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang
bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan
(elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga
mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung
pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda
zona pemanjangan tersebut (Heddy, 2011).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Desember 2018 pukul 08.00
WITA sampai selesai di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu penggaris, timbangan, silet dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu amplop dan tanaman jagung
umur 1MST sampai 7MST.

3.3 Prosedur Praktikum


1. Diukurlah tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman serta bunga jantan
(kalau ada)
2. Diukur dari atas permukaan tanah sampai bagian tanaman yang tertinggi
(tidak menarik bagian tanaman tetapi memproyeksikannya ke dalam dua cm
terdekat)
3. Dihitung dengan menghitung daun-daun yang sudah berkembang secara
sempurna
4. Dihitung sampel dan diperkirakan kapan bunga itu keluar dengan
membandingkan kondisi tanaman dengan tanaman yang diamati seminggu
sebelumnya
5. Diambil satu tanaman dari masing-masing petak dan tanaman ini selanjutnya
dibelah menjadi dua. Amati titik tumbuh tanaman dan selanjutnya
gambarlah morfologi tanaman yang anda amati (Untuk referensi, gunakan
manual “How a Corn Plant Develops”)
6. Hitunglah panas hari yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai setiap
tahapan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilPengamatan
Umur Titik tumbuh (buku ke-)
Sampel Gambar
Tanaman Malai Tongkol

1 MST 1 0 0

2 0 0

2 MST 1 0 0
2 0 0

3 MST 1 0 0

2 0 0

4 MST 1 4 0
2 4 0

5 MST 1 14 0

2 13 0

6 MST 1 12 6 dan 7
2 10 4 dan 5

7 MST 1 13 5 dan 7

2 11 5 dan 6

4.2 Pembahasan

Ontogeni merupakam perkembangan yang terjadi pada suatu individu mulai


dari pertama kali terbentuk yakni zigot (sebagai hasil fertilisasi), lalu berkembang
menjadi embrio, fetus, lahir, pubertas, dewasa lalu mati. Sedangkan perkembangan
filogeni mempelajari perkembangan makhluk hidup secara bertahap mulai dari
makhluk hidup tingkat rendah (satu sel) sampai kepada makhluk hidup tingkat tinggi
(multi sel). Dengan demikian embriologi termasuk bagian dari perkembangan
individu atau ontogeni.
Bunga jantan (Tasel) pada tanaman jagung mulai muncul saat pertengahan
umur tanaman, sekitar 50 – 60 hari setelah tanam di daerah tropis dataran rendah dan
sekitar 60 – 65 hari bila ditanam di daerah dataran tinggi. Tasel yang matang
menghasilkan anter (bagian yang menghasilkan serbuk sari) pada batang dan cabang
tasel. Setiap tasel menghasilkan sekitar 1.000 spikelet, yang masing-masingnya
menghasilkan dua floret. Setiap floret menghasilkan tiga anter, yang selanjutnya
menghasilkan serbuk sari. Dengan demikian ada sekitar 6.000 anter pada setiap tasel
yang menggelantung pada cabang-cabang tasel.
Jaringan ini mudah di temukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun
akar. Hasil praktikum ini yang diamati adalah titik tumbuh pada setiap tanaman
jagung mulai dari umur 1 MST, 2MST, 3MST, 4MST, 5MST, 6MST, 7MST. Pada
tabel terilhat bahwa biomassa dan tinggi tanaman jagung semakin meningkat seiring
dengan pertambahan umur tanaman. Peningkatan biomassa ini terjadi karena jumlah
sel semakin meningkat karena adanya reduksi sel. Malai tanaman jagung mulai
muncul pada umur 4MST dan Tongkol mulai tumbuh pada umur 6 MST dan 7 MST.
Titik tumbuh atau meristem berdasarkan literatur yang ada adalah sekumpulan
sel atau jaringan yang selalu muda dan tidak pernah tua. Meristem ini akan
membelah sebagian akan berdiferensiasi menjadi berbagai sel lanjutan, tapi sebagian
tetap berupa sel muda. Sel-sel muda inilah yang disebut meristem. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan
perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem,
hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu
fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn 1992). Meristem
adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel puncak yang aktif
melakukan pembelahan sel.
Pada awal fase pertumbuhan, batang dan daun tidak bisa dibedakan secara
jelas. Ini dikarenakan titik tumbuh masih dibawah tanah. Daun baru dapat dibedakan
dengan batang ketika 5 daun pertama dalam fase pertumbuhan muncul dari tanah.
Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun muncul dari ruas-
ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna
kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung. Titik tumbuh daun jagung
berada pada ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai tergantung dari
varietasnya. Sejalan dengan pertumbuhan jagung, diameter batang akan meningkat.
Pertumbuhan diameter pada tanaman jagung menyebabkan 7-8 daun pada bagian
bawah tanaman jagung mengalami kerontokan (Belfield dan Brown, 2008).
Pada tanaman jagung, akar utama yang terluar berjumlah antara 20-30 buah. Akar
lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan panjang 2,5-25 cm.
Botani tanaman jagung termasuk tanaman monokotil. Sistem perakaran tanaman
jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara. Akar utama muncul
dan berkembang kedalam tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan akar melambat
ketika batang mulai muncul keluar tanah dan kemudian berhenti ketika tanaman
jagung telah memiliki 3 daun.
Pertumbuhan akar kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan akar adventif
yang berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang tidak
tumbuh dari radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif
kemudian berperan penting sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara. Akar
adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang, namun
fungsi utamanya belum diketahui secara pasti.
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah.
Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan rambut yang
terjumbai di ujung tongkol yang selalu dibungkus kelobot yang jumlahnya 6-14 helai.
Pada bunga betina, terdapat sejumlah rambut yang ujungnya membelah dan
jumlahnya cukup banyak.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tinggi dan biomassa tanaman jagung meningkat seiring dengan
pertambahan umurnya karena adanya pertambahan dan pembelahan sel.
2. Titik tumbuh daun jagung berada pada ruas batang, semakin banyak ruas
pada batang jagung, maka semakin banyak umur tanaman jagung tersebut.
3. Malai jagung tumbuh pada umur 5MST, sementara tongkolnya tumbuh pada
umur 7MST.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 2013, Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. UGM University press. Yogyakarta.


Harjadi, S. 2012. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Heddy, S. 20011. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Loveless, A. R. 2009 Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Salisbury dan Ross. 2010. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. ITB Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai