Roasting Process:

 Nikel laterit direduksi untuk mengurangi nikel silikat, oksida, (Mg, Fe, Ni)6Si4O12(OH)8 dan (Fe,
Ni)0(0H).H2O menjadi metalik yang mana larut di ammonia, dan pada saat yang bersamaan
mereduksi jumlah minimal dari iron yang juga bersifat larut.
 Bijih diberi perlakuan awal dengan pengeringan dan pengamplasan, setelah itu dipindahkan ke
tungku pembebanan dari tungku multi-tungk. Gas panas muncul di bagian bawah dan mengalir
ke atas, berlawanan dengan arah bijih. Pemanasan dijaga pada tingkat rendah untuk memastikan
nikel tereduksi menjadi metal sebelum temperature 1400OC. di atas suhu ini ada perubahan fasa
dengan nikel yang tersisa sebagai oksida yang bergabung dengan silikat besi.
 Waktu di tungku sekitar 1,5 jam, dan selama periode nikel tereduksi menjadi logam, bersama
dengan banyak zat besi dalam fraksi bijih limonitik, yang berkurang menjadi Fe3O4.
 Bijih yang panas tereduksi meninggalkan roaster akan dengan cepat mengoksidasi dan menjadi
tidak larut pada larutan amonia jika terkena udara.

 Laterit nikel adalah bijih tingkat rendah yang kompleks, tidak terlalu sesuai dengan
pyrometallurgical karena kurangnya sulfur untuk pembentukan matte. Leaching dilakukan oleh
dua metode yang sangat berbeda, tergantung ada atau tidak ada persentase tinggi magnesia
dasar dalam bijih.

o Jika magnesia tinggi, itu membuat leaching acid secara ekonomi tidak mungkin karena
cukup asam harus dipasok untuk menetralkan magnesium serta mengambil nikel ke
dalam larutan. Bijih magnesia tinggi kemudian mendikte sebuah leach dasar amonia, yang
dilakukan pada tekanan atmosfer dan suhu lingkungan.
o Jika bijih magnesium rendah, dapat tercuci dengan asam sulfat karena tidak ada masalah
yang terlibat dari membuang sejumlah besar asam untuk menetralisir gangue dasar
dalam bijih. pelindian ini dilakukan suhu dan tekanan tinggi untuk mempercepat proses
pembubaran keseluruhan.

 laterites magnesia tinggi treated untuk waktu yang lebih lama oleh proses Nicaro dan bijih yang
menuju proses leaching ini mengandung 1,4% nikel, 8% magnesia, dan 14% silika. Bijih, H2 (NiMg)
SiO4.nH2O, di-roast untuk mengurangi nikel oksida menjadi logam nikel yang kompatibel dengan
pencucian amoniak.

 proses roast cukup penting karena tingkat pemanasan yang cukup rendah dan atmosfer reduksi
yang tinggi harus dipertahankan untuk mengurangi nikel ke logam di bawah 1400F. di atas suhu
ini, perubahan fasa eksotermik terjadi di mana setiap oksida nikel yang tersisa digantikan untuk
magnesium oksida dalam olivin yang sekarang terbentuk dari serpentin dan membuat oksida nikel
lebih sulit untuk dikurangi.
 Rasio pengurangan untuk mengoksidasi konstituen harus diadakan sedekat mungkin dengan 1: 1
pada tungku yang lebih rendah untuk mendapatkan pengurangan oksida-ke-logam nikel yang
memuaskan dan pengurangan besi besi menjadi magnetit:
 Untuk mencegah reoksidasi dari partikel halus yang tereduksi karena mereka dibuang panas dari
roaster, pembuangan diarahkan ke pendingin dengan atmosfer non-oksidasi.
 Paduan nikel-besi teroksidasi menjadi ion nikel dan ion-ion besi yang masuk ke dalam larutan,
dengan ion-ion besi kemudian mengoksidasi lebih lanjut ke keadaan besi dan mengendap sebagai
massa gelatin:

 Limpahan slurry dari pengental pencucian ini dicuci dengan air yang mengandung amonia dalam
serangkaian empat pengental. pencucian menggunakan arus berlawanan, dengan aliran bawah
mengalir dari pengental 1 sampai 4, sedangkan air pencuci ditambahkan ke pengental 4 dan
luapan kemudian dipompa kembali dari 4 sampai 1. Cairan pencuci akhir, yang meluap dari
pengental 1, ditambahkan ke limpahan dari pengental pencucian menuju ke sirkuit pemulihan
nikel. Sisa-sisa pencucian akhir, yang merupakan pengaliran dari pencucian 4, dikirim ke pabrik
untuk menghilangkan dan memulihkan amonia.

 laterites magnesia rendah, yang menganalisis 1,35% nikel, 1,66% magnesia, dan 3,7% silika, secara
selektif tercuci dengan asam sulfat pada suhu tinggi dan tekanan untuk memulihkan nikel dan
kobalt. ini adalah Proses Moa Bay (freeport nickel). jika bijih tercuci sebagai larutan asam sulfat
berair pada tekanan atmosfir dan suhu lingkungan