Ketidakseimbangan
Dukungan pengelolaan
Kepedulian pimpinan/ Regulasi terkait antara Timbulan Limbah
Limbah terhadap
pengelola fasyankes pengelolaan Limbah dengan Kapasitas
akreditasi Belum
belum maksimal belum implementatif Pengolahan
Maksimal
DARURAT LIMBAH
Timbulan dan Kapasitas Pengolahan Limbah Medis
Menurut Provinsi tahun 2018
39,46
38,86
37,13
Timbulan
Kapasitas
23,15
18,92
15,66
11,15
9,28 9,63
8,65 8,36
7,81
7,22
6,27 6,2 5,9
5,4 5,71
4,64 4,68 5,09
4,89 4,98 4,47
3,9 3,54 4,04
3,5 3,15
2,96 2,79 2,76
2,49 2,54
2,13 2,1 2,27
1,2 1,32 1,62 1,43 1,54 1,73
0,78 0,9 0,6 0,98
0 0 0,24 0,36 0,24 0 0,24 0,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peta Sebaran Kapasitas RS mengolah limbah medis
dengan Insenerator berizin
s/d Oktober 2018
Sumatera Utara
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
Kalimantan Timur
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
Riau
Kapasitas: 240 Kg/ Hari
Jambi
Kapasitas: 2.000 Sulawesi Tengah
Kg/ Hari Bangka Belitung Kapasitas: 2.160 Kg/ Hari
Kalimantan Selatan
Kapasitas: 320 Kapasitas: 3.720 Kg/ Hari
Kg/Hari
Sumatera Selatan
Kapasitas: 3.400 DKI Jakarta
Kg/ Hari Kapasitas: 5.200
Kg/ Hari Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan
Kapasitas: 1.600 Kg/ Kapasitas: 3.680 Kg/ Hari
Banten Hari
Kapasitas: 400 Kg/Hari Nusa Tenggara Barat
Kapasitas: 800 Kg/ Hari
Jawa Barat
Kapasitas: 3.400 Kg/Hari Jawa Tengah Nusa Tenggara Timur
Kapasitas: 3.120 Kg/Hari Jawa Timur Kapasitas: 400 Kg/ Hari
Kapasitas: 17.320 Kg/ Hari
KAPASITAS: KAPASITAS:
171,108 ton/hari 53,12 ton/hari
Penggunaan Jasa Pihak Ketiga Pengolah Limbah (%)
0,5 0
5,3
6,5 Sumatera
27
5,8 Jawa
Kalimantan
Bali dan Nusa Tenggara
Sulawesi
Maluku dan Kep Maluku
Papua
55
Dari data 578 Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah B3 fasyankes sesuai dengan
standar, diketahui bahwa ada sebanyak 518 Rumah Sakit yang memiliki kerjasama pengolahan
limbah dengan pihak ketiga, dengan didominasi oleh Rumah Sakit yang berada di pulau Jawa
(55%), diikuti dengan pulau Sumatera (27%).
GRAFIK PERSENTASE RUMAH SAKIT YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
SESUAI STANDAR TINGKAT NASIONAL SD TW IV TAHUN 2018
PER 31 DESEMBER 2018
96,86
90,00
70,67
REALISASI : 33.70%
66,22
80,00
57,69
70,00
54,32
50,00
50,00
49,15
60,00
43,86
43,14
37,39
35,29
50,00
33,70
33,33
32,41
23 PROVINSI DI BAWAH TARGET NASIONAL
27,27
25,64
40,00
21,88
20,45
30,00
12,50
11,54
10,34
10,05
8,33
20,00
8,00
7,53
7,14
6,00
5,71
4,55
4,35
2,22
1,59
0,00
10,00
0,00
Undang-Undang No 32/2009 tentang Undang-Undang No 44/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Undang-Undang No 36/2009 tentang
Kesehatan Rumah Sakit
Lingkungan Hidup
RUMAH SAKIT
UNDANG-UNDANG
NO. 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NO 24 TAHUN 2016 TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
Instalasi pengelolaan limbah PRASARANA RUMAH SAKIT
(Pasal 11 ayat 1a)
Prasarana Rumah Sakit
Pengolahan sampah meliputi ... Instalasi
(Pasal 10 ayat 2t) Pengelolaan Limbah ..
(Pasal 18)
Dokumen Lingkungan
(Pasal 8 ayat 2) Instalasi Air meliputi …
instalasi air kotor/Limbah
…Pasal 19)
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-
Sekjen/2015 PP No. 47 tahun 2016 tentang
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
Fasyankes :
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
Kesehatan Meliputi: dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
a. Pusat Kesehatan Masyarakat; Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Pusat kesehatan masyarakat;
Dan Klinik;
c. Rumah Sakit Rumah Sakit;
Apotek;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah: Unit Transfusi Darah;
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam, Laboratorium Kesehatan;
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa, Optikal;
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif, Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang kepentingan hukum; dan
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Air,
Udara, Vektor Linen,
1.Limbah
Tanah, Binatang Pembawa Dekontaminasi,
2.Radiasi
Pangan, Penyakit Konstruksi/Renovasi
Sarana Prasarana
Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 Pemilahan dan
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Pengurangan
Penanganan
Vektor
Pengurangan
dan Pemilahan
Pengamanan
Limbah Penyimpanan
Limbah B3
Pengangkutan
Limbah Cair
Pengolahan
Limbah Gas
Manajemen Fasilitas dan Keamanan
PENGELOLAAN LIMBAH Dalam MFK 1
AKREDITASI FASYANKES Izin-izin (Izin Lingkungan, IPLC, Izin TPS
Limbah B3, Izin Pengolahan Limbah B3)
(khusus RUMAH SAKIT) MFK 2
Program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan (B3 dan Limbah B3)
MFK 5
Identifikasi dan Pengendalian secara
aman B3 dan Limbah B3
MFK 5.1.
Penyimpanan dan pengolahan Limbah B3
PENGELOLAAN MFK 9.3
Pemeriksaan kualitas air bersih dan air
LIMBAH Limbah secara berkala
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PPI 7.4 Pengendalian risiko infeksi dari
kegiatan pengelolaan Limbah infeksius
PPI 7.5 Pengendalian risiko infeksi dari
benda tajam dan jarum
PENGELOLAAN LIMBAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN
PROGRAM FASYANKES HIJAU DAN PROGRAM FASYANKES BEBAS
BERSIH MERKURI
Efisiensi Energi Inventarisasi alat kesehatan mengandung
merkuri
Tata Udara
Menyiapkan kebijakan pembelian “bebas
Minimisasi Limbah merkuri”
Efisiensi dan konservasi Air Penggantian alat kesehatan mengandung
Transportasi merkuri
Patologis
Infeksius
Kimia
KATEGORI LIMBAH
FASYANKES Farmasi
limbah infeksius,
CAIR B3 MEDIS imbah patologi,
GAS limbah benda tajam,
B3 NON MEDIS Limbah farmasi,
limbah sitotoksis,
limbah kimiawi,
limbah radioaktif,
semua limbah yang berbentuk gas yang semua air buangan termasuk tinja yang limbah kontainer
berasal dari kegiatan pembakaran di berasal dari kegiatan rumah sakit yang bertekanan, dan
rumah sakit seperti insinerator, dapur, kemungkinan mengandung mikroorganisme, limbah dengan kandungan
perlengkapan generator, anastesi, dan bahan kimia beracun dan radioaktif yang logam berat yang tinggi.
pembuatan obat citotoksik berbahaya bagi kesehatan
Pemilahan dan Pewadahan
Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap sumber/ MERAH
NEEDLE PIT
Needle Pit
INFEKSIUS SITOTOKSIS
CONTOH
JERIGEN HD
TAJAM Botol Infus
NON MEDIS
TPS B3
PIHAK
ke 3 3R
INCENERATOR/
METODE LAIN KOMPOS TPA BANK SAMPAH
PENGANGKUTAN
INTERNAL
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai EKSTERNAL
kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera • Pengangkutan dilakukan oleh jasa transporter yang
dilakukan pengantian kantong/wadah. berizin.
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah) • Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah
• Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/ penekanan pada bisa menggunakan kendaraan roda 3, sesuai
saat pengumpulan limbah untuk menghindari risiko ketentuan yang berlaku.
tertusuk Untuk pengangkutan:
• Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” 1. Dari penghasil ke Depo
atau menggunakan selotipe/sejenisnya. 2. Dari penghasil ke pengolah
Di dalam Provinsi, Kabupaten/Kota
PT. EDELWEIS
TRANSPORTASI
HALWA
CONTOH PENERAPAN PENGELOLAAN TRANSPORTASI
LIMBAH MEDIS DI KOTA TEGAL
• Microwave • Enkapsulasi
• Autoclave • Inertisasi
• Hydroclave
SKENARIO PENGOLAHAN LIMBAH
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PENGOLAHAN
LIMBAH
FASYANKES
Recycle
Non Insenerator berizin Non Insenerator
Insenerator berizin
Off-site berizin On-site
Insenerator berizin
/ pihak ke 3
Pihak ke-3
Fasyankes Pemda (BUMD) RS Mandiri
(swasta)
Setiap Fasyankes WAJIB:
• Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3
• Mengurus Izin TPS Limbah B3 di
Kabupaten/Kota masing-masing
• Mentaati persyaratan teknis TPS
Limbah B3
• Tidak melakukan pembelian dan
menghentikan pemakaian alkes
mengandung merkuri
• Melakukan pengumpulan alkes
mengandung merkuri di TPS
Limbah B3
PRINSIP PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
Memilah : RS
DENGAN INSENERATOR
BERIZIN KLHK
- Limbah Domestik
- Limbah Medis Penghasil PENGOLAH
Limbah Infeksius TRANSPORTER
LIMBAH MEDIS
SWASTA DENGAN
Puskesmas
Patologis INSENERATOR ABU
BERIZIN KLHK
Limbah Tajam LIMBAH
MEDIS Landfill
Limbah Penghasil Limbah B3
Fasyankes
Plastik/Kaca Klinik
KONDISI SAAT INI
SUMBER LIMBAH
Recycle Pengumpul
PENGOLAHAN INTERNAL
(Pra-pengolahan) PENGOLAHAN EXTERNAL
MODEL TRANSISI KAB/ KOTA/ PROV/ KARISIDENAN/ GUGUS PULAU
PENGELOLAAN LIMBAH
PROFESI / PT MEDIS FASYANKES
1. Peningkatan kapasitas Rumah Sakit/Fasyankes
2. Kajian/ penelitian 1.Penyiapkan sarana
3. Penyiapan SDM 2.SDM
SWASTA 3.Pendanaan
1. Transportasi/ Transporter SWASTA/
FASYANKES 4.Memenuhi perizinan
PROFESI / PT
2. Jasa Penyediaan Fasilitas 5.Monev dan pelaporan
Pengolahan 6.SOP
KESIMPULAN
• Kondisi ideal pengelolaan limbah medis fasyankes :
Dilakukan oleh pihak ke 3 (Pemerintah, Pemda, Swasta)
Berbasis wilayah (Provinsi, Kab/Kota, Karesidenan, Gugus pulau)
• Masa transisi :
RS yang sudah berizin insenerator diizinkan mengelola limbah medis fasyankes sekitarnya, dimulai dari RS
rujukan Nasional, Provinsi dan Regional
Tidak perlu semua RS mempunyai insenerator
Pengelolaan limbah medis secara non insenerator sebaiknya mulai dilakukan di Fasyankes untuk : limbah
tajam dan limbah plastik.
Limbah tajam dan Limbah Plastik keluar dari RS dalam bentuk tidak utuh
• Regulasi
Revisi Kepmenkes No. 1204/2004 menjadi Permenkes No. 7 tahun 2019 ttg kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
Kewenangan dalam pengawasan pelaksanaan regulasi terkait limbah medis, Kepolisian (?)
Terima kasih