Anda di halaman 1dari 2

embak terjadi ketika seseorang tertembak oleh peluru atau jenis proyektil lainnya dari senjata

api; saat konfrontasi kriminal atau insiden teroris (termasuk tembakan oleh aparat penegak
hukum), percobaan bunuh diri, atau tembakan “kecelakaan” yang tidak diinginkan — baik dari
kalangan sipil atau angkatan bersenjata.

Meskipun liputan media saat ini marak memberitakan pembunuhan bersenjata, kejahatan
bersenjata di Indonesia tergolong tidak meluas dan mayoritas dokter akan jarang menghadapi
cedera akibat senjata api. Jika terjadi, korban luka tembak akan mendapatkan layanan bedah atau
dimasukkan dalam pusat trauma regional untuk menerima perawatan lebih lanjut.

Namun, ada pelajaran yang bisa dipetik dari sini. Anda tidak pernah benar-benar tahu pasti apa
yang akan Anda hadapi di masa depan. Tips di bawah ini akan membantu Anda untuk
mengetahui langkah apa yang harus Anda ambil saat dihadapi oleh kasus luka tembak.

Mekanisme luka tembak


Ada berbagai jenis peluru, namun peluru yang umum dipakai adalah yang memiliki inti timah
dilapisi oleh bebapa jenis casing. Pada kecepatan rata-rata saat ditembakkan, proyektil bisa
melesat hingga 1,500 meter per detik, tergantung dari inti amunisi dan jenis senjata yang
digunakan.

Ada tiga faktor utama untuk menentukan tingkat keparahan luka tembak, yaitu:

 Lokasi tembak dan jalur keluar-masuk peluru


 Ukuran proyektil
 Kecepatan proyektil

Ketiganya akan memiliki dampak pada luka tembak, namun mengubah kecepatan peluru
membuat perbedaan besar terhadap tingkat fatalitas yang diakibatkan oleh tembakan tersebut.
Singkatnya, semakin besar senjata, akan semakin besar luka tembakan yang dihasilkan.

Langkah menolong korban luka tembak


1. Tetap aman. Jika Anda bukan korban luka tembak, tetap selalu utamakan kewaspadaan
umum. Segala situasi yang melibatkan senjata api berpotensi bahaya. Jika Anda juga terluka,
Anda tidak bisa memberikan banyak pertolongan bagi korban tersebut.

2. Telepon polisi (110) atau layanan gawat darurat (119/112), segera setelah Anda
mengetahui pasti bahwa ada keterlibatan senjata api. Bertahan hidup dari luka tembak sangat
bergantung pada seberapa cepat korban dilarikan ke rumah sakit. Idealnya, korban luka tembak
harus segera dilarikan ke unit gawat darurat terdekat dalam 10 menit setelah tertembak.

3. Jangan pindahkan korban, jika keselamatan dirinya terancam.


4. Buka pakaian atau celananya, dan periksa menyeluruh untuk mencari luka tembak.
Anda tidak bisa hanya bergantung pada mencari jalur masuk-keluar peluru, bahwa semua peluru
akan secara otomatis menembus keluar di jalur yang sama dengan tempat masuknya dalam
keadaan utuh. Kadang, peluru dapat menabrak tulang, pecah menjadi serpihan kecil, dan
berbelok kemana saja di dalam tubuh. Beberapa jenis peluru dapat menyebabkan luka ganda.

Kepala dan tubuh bagian atas (dada dan abdomen) adalah dua area tubuh yang paling kritis,
dengan kemungkinan komplikasi gangguan sistem saraf utama atau kerusakan organ berat dan
perdarahan.

5. Hentikan perdarahan

 Berikan tekanan langsung. Sebisa mungkin, beri tekanan pada luka. Jika Anda
memiliki kain kasa, gunakanlah. Pembalut kasa akan menahan darah dan membantu
komponen darah untuk tetap bersama dalam luka, guna mendorong proses pembekuan
darah. Jika Anda tidak memiliki kain kasa, sobekan baju korban atau handuk juga akan
bekerja dengan baik. Jika darah menembus kasa, tambahkan lapisannya dan jangan
pernah mengangkat kain tersebut. Mengupas kain kasa dari luka akan menghentikan
proses pembekuan darah sehingga perdarahan akan terus berlanjut.
 Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari jantung. Posisikan luka lebih
tinggi daripada jantungnya. Dengan begitu, Anda akan memperlambat aliran darah dan
memudahkan untuk menghentikan perdarahan. Ingat: tetap aplikasikan tekanan di atas
luka.
 Tahan luka. Poin tekanan adalah area tubuh di mana pembuluh darah terlihat jelas dari
permukaan kulit. Dengan menekan pembuluh darah di lokasi ini, aliran darah akan
berjalan lebih lambat, yang memungkinkan tekanan langsung bisa menghentikan
perdarahan. Pastikan Anda menekan pembuluh darah di lokasi yang lebih dekat ke
jantung, bukannya di sekitar luka. Menekan pembuluh darah jauh dari jantung tidak akan
memiliki dampak apapun terhadap penghentian perdarahan.

6. Rawat syok. Perawatan syok harus dilakukan sejak awal dan bersamaan dengan perawatan
perdarahan, dan berlanjut hingga bantuan medis datang. Caranya:

 Pastikan korban masih bernapas.


 Jika Anda tidak melihat ada cedera leher, pastikan korban dalam kondisi telentang dan
tinggikan kakinya di atas jantung. Jangan mengangkat kaki untuk mengobati syok jika
luka tembak berada di atas pinggang, kecuali luka tembak ada di lengan.
 Jika korban muntah, miringkan kepalanya. Jika dalam posisi berbaring, buka mulutnya,
dan keluarkan isi muntahannya.
 Jaga agar korban tetap hangat. Kematian akibat hipotermia adalah risiko nyata.

7. Jika korban tidak sadar, tetapi masih bernapas, pastikan untuk menjaga saluran napas tetap
terbuka dan tidak terhalang. Jika korban tidak bernapas, lakukan pernapasan buatan (CPR).
Perhatikan tanda-tanda vital korban.

Anda mungkin juga menyukai