api; saat konfrontasi kriminal atau insiden teroris (termasuk tembakan oleh aparat penegak
hukum), percobaan bunuh diri, atau tembakan “kecelakaan” yang tidak diinginkan — baik dari
kalangan sipil atau angkatan bersenjata.
Meskipun liputan media saat ini marak memberitakan pembunuhan bersenjata, kejahatan
bersenjata di Indonesia tergolong tidak meluas dan mayoritas dokter akan jarang menghadapi
cedera akibat senjata api. Jika terjadi, korban luka tembak akan mendapatkan layanan bedah atau
dimasukkan dalam pusat trauma regional untuk menerima perawatan lebih lanjut.
Namun, ada pelajaran yang bisa dipetik dari sini. Anda tidak pernah benar-benar tahu pasti apa
yang akan Anda hadapi di masa depan. Tips di bawah ini akan membantu Anda untuk
mengetahui langkah apa yang harus Anda ambil saat dihadapi oleh kasus luka tembak.
Ada tiga faktor utama untuk menentukan tingkat keparahan luka tembak, yaitu:
Ketiganya akan memiliki dampak pada luka tembak, namun mengubah kecepatan peluru
membuat perbedaan besar terhadap tingkat fatalitas yang diakibatkan oleh tembakan tersebut.
Singkatnya, semakin besar senjata, akan semakin besar luka tembakan yang dihasilkan.
2. Telepon polisi (110) atau layanan gawat darurat (119/112), segera setelah Anda
mengetahui pasti bahwa ada keterlibatan senjata api. Bertahan hidup dari luka tembak sangat
bergantung pada seberapa cepat korban dilarikan ke rumah sakit. Idealnya, korban luka tembak
harus segera dilarikan ke unit gawat darurat terdekat dalam 10 menit setelah tertembak.
Kepala dan tubuh bagian atas (dada dan abdomen) adalah dua area tubuh yang paling kritis,
dengan kemungkinan komplikasi gangguan sistem saraf utama atau kerusakan organ berat dan
perdarahan.
5. Hentikan perdarahan
Berikan tekanan langsung. Sebisa mungkin, beri tekanan pada luka. Jika Anda
memiliki kain kasa, gunakanlah. Pembalut kasa akan menahan darah dan membantu
komponen darah untuk tetap bersama dalam luka, guna mendorong proses pembekuan
darah. Jika Anda tidak memiliki kain kasa, sobekan baju korban atau handuk juga akan
bekerja dengan baik. Jika darah menembus kasa, tambahkan lapisannya dan jangan
pernah mengangkat kain tersebut. Mengupas kain kasa dari luka akan menghentikan
proses pembekuan darah sehingga perdarahan akan terus berlanjut.
Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari jantung. Posisikan luka lebih
tinggi daripada jantungnya. Dengan begitu, Anda akan memperlambat aliran darah dan
memudahkan untuk menghentikan perdarahan. Ingat: tetap aplikasikan tekanan di atas
luka.
Tahan luka. Poin tekanan adalah area tubuh di mana pembuluh darah terlihat jelas dari
permukaan kulit. Dengan menekan pembuluh darah di lokasi ini, aliran darah akan
berjalan lebih lambat, yang memungkinkan tekanan langsung bisa menghentikan
perdarahan. Pastikan Anda menekan pembuluh darah di lokasi yang lebih dekat ke
jantung, bukannya di sekitar luka. Menekan pembuluh darah jauh dari jantung tidak akan
memiliki dampak apapun terhadap penghentian perdarahan.
6. Rawat syok. Perawatan syok harus dilakukan sejak awal dan bersamaan dengan perawatan
perdarahan, dan berlanjut hingga bantuan medis datang. Caranya:
7. Jika korban tidak sadar, tetapi masih bernapas, pastikan untuk menjaga saluran napas tetap
terbuka dan tidak terhalang. Jika korban tidak bernapas, lakukan pernapasan buatan (CPR).
Perhatikan tanda-tanda vital korban.