Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SEKOLAH MENENGAH
DISPERSI CAHAYA
OLEH:
KELOMPOK 8
KELAS FISIKA VI D
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelangi merupakan salah satu dari berbagai fenomena alam yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pelangi yang kita temukan di langit biasanya
berupa untaian spektrum dari beberapa warna yang indah, dengan warna dominan
merah, kuning, hijau, dan biru. Bahkan jika kita sedang beruntung, kita bisa melihat
seberkas cahaya tipis ungu di bawah warna biru kehijau-hijauan. Pelangi yang sering
kita jumpai berbentuk seperempat lingkaran maupun setengah lingkaran. Semua itu
tergantung dari letak pengamatan kita, dan keadaan awan pada saat itu.
Pelangi dapat kita jumpai saat pagi maupun sore hari, ketika udara sangat
panas dan hujan turun rintik-rintik selama masih ada cahaya matahari kita bisa
menemukan pelangi setelah hujan tadi.Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita
berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara
berkabut atau berembun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk
menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Percobaan
LANDASAN TEORI
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar
datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias
I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas
sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar
dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke
zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II,
sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat
optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati
sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah kita
mempelajari fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati
sebuah prisma seperti halnya terjadinya sudut deviasi dan dispersi cahaya.
Keterangan:
Jika percobaan yang sama diulang dengan sudut datang yang berubah-ubah
yaitu sebesar i1, i2, i3 hingga sudut biasnya r1, r2, r3 ternyata Snellius menemukan
bahwa hasil perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut biasnya selalu
konstan atau tetap. Dengan hasil percobaannya tersebut, Snellius
mengemukakan Hukum Pembiasan yang berbunyi sebagai berikut.
■ Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
■ Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium yang
berbeda merupakan bilangan tetap.
sin 𝑖1
= 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 (2.1)
sin 𝑟1
Tetapan atau konstanta tersebut disebut dengan indeks bias relatif suatu medium
terhadap medium lain. Jika sinar datang dari medium 1 ke medium 2, maka indeks
bias relatif medium 2 terhadap medium 1 ditulis sebagai berikut.
𝑛2
𝑛21 = (2.2)
𝑛1
Dengan demikian, persamaan (2.1) di atas dapat ditulis ulang sebagai berikut.
sin 𝑖1
= 𝑛21
sin 𝑟1
sin 𝑖1 𝑛2
=
sin 𝑟1 𝑛1
Sehingga kita peroleh rumus hubungan antara sudut datang, sudut bias dan indeks
bias medium sebagai berikut.
Keterangan:
2) Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih kecil dari sudut bias (i < r).
3) Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, maka sinar tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.
C. Dispersi Cahaya
METODE PENELITIAN
6. Kertas : 3 buah
8. Layar : 1 buah
B. Prosedur Pembelajaran
1. Susun alat dengan urutan : sumber cahaya, lensa 100 mm , diafragma 1 celah, dan
meja optik. Lensa dipasang 10 cm dari sumber cahaya
2. Siapkan kertas HVS, lipat ujung kertas hingga lipatan tersebut berdiri tegak ±2cm
3. Simpan kertas tersebut di atas meja optic dan letakkan prisma diatasnya
6. Singkirkan prisma dan perpanjangan sinar yang masuk dan sinar yang keluar dari
prisma dan ukur sudut deviasi untuk warna merah dan ungu
C. Evaluasi
2. Apakan deviasi warna ungu selalu lebih besar dari warna merah?
3. Mana yang lebih besar indeks biasnya, warna merah atau warna ungu?
5. Dalam peristiwa apakah fenomena alam seperti percobaan ini dapat Anda amati?
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
B. Analisis Data
I. δI = δu – δm III. δI = δu – δm
= 2,5° = 1,0°
II. δI = δu – δm
= 41,5° - 40,0°
= 1,5°
𝛿𝐼 +𝛿𝐼𝐼 +𝛿𝐼𝐼𝐼
δ̅ =
3
= 1,7°
C. Evaluasi
2. Apakan deviasi warna ungu selalu lebih besar dari warna merah?
Iya. Sudut deviasi warna ungu selalu lebih besar dari warna merah
3. Mana yang lebih besar indeks biasnya, warna merah atau warna ungu?
Indeks bias warna ungu lebih besar daripada indeks bias warna merah
δ = δk – δm
5. Dalam peristiwa apakah fenomena alam seperti percobaan ini dapat Anda amati?
D. Pembahasan
Pada percobaan dispersi kali ini tujuan percobaan yaitu menentukan besar
daya dispersi. Data percobaan diambil sebanyak 3 kali. Percobaan dilakukan dengan
melukis jalannya sinar yang masuk melalui prisma kemudian mengamati warna-
warna yang tampak akibat pembiasan dari prisma dan mengukur besarnya sudut
deviasi warna ungu dan sudut deviasi warna merah. Adapun untuk mengukur
besarnya disperse digunakan persamaan δ = δu – δm
Dari percobaan diperoleh besarnya sudut deviasi warna ungu dan sudut
deviasi warna merah yaitu:
Dari hasil analisis data diperoleh besarnya daya dispersi I (δI) = 2,5° , daya
dispersi II (δII) = 1,5° , dan daya dispersi III (δIII) = 1,0° dan untuk daya disperse
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Besarnya daya dispersi I (δI) = 2,5° , daya dispersi II (δII) = 1,5° , dan daya
dispersi III (δIII) = 1,0° dan untuk daya dispersi rata-rata yaitu 𝛿 ̅ = 1,7°
B. Saran