Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Kelompok : 5
ARDIANTO
KURNIA SAFITRI KHAZ
FAJAR EKA SAPUTRA
NUR AFNI OKTAVIANA
NUR SYAFRIDAWATI
PUTRI DELVIANI
VINNA INDAH SARI
SUCI DESRIANTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan terimakasih kepada Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga makalah berjudul “konsep complementary dan alternative
therapy” ini dapat terselesaikan. Disini penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada ibu dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan
khususnya yang berkaitan dengan pembahasan konsep complementary dan
alternative therapy. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
mendukung, demi lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata, penulis hanya
berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak dan menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 14 maret 2018

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar belakang ..............................................................................1


B. Rumusan masalah.........................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................2
Tujuan umum .................................................................................2
Tujuan khusus ................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Teori keperawatan yang mendasari keperawatan komplementer 3


B. Dasar hukum/ aturan tentang terapi komplementer .....................5
C. Jenis terapi komplementer yang ada di indonesia ........................5
D. Peraturan terkait terapi komplementer keperawatan ...................6
E. Self healing...................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................14

A. Simpulan ...........................................................................................14

B. Saran ..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep complementary dan alternative
therapy?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui konsep complementary dan alternative therapy.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Teori keperawatan yang mendasari keperawatan
komplementer
b. Untuk mengetahui Dasar hukum/ aturan tentang terapi
komplementer
c. Untuk mengetahui Jenis terapi komplementer yang ada di
indonesia
d. Untuk mengetahui Peraturan terkait terapi komplementer
keperawatan
e. Untuk mengetahui Self healing

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Yang Mendasari Keperawatan Komplementer


Perkembangan terapi komplementer akhir- akhir ini menjadi
sorotan banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif
menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat
dan negara lainnya (Snyder &Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika
Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang
yang mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain
menyebutkan terjadi peningkatan jumlah penggunaterapi komplementer di
Amerika dari 33% padatahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997
(Eisenberg,1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa
alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi
komplementer,yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan
dalam terapi komplementer. Alasanlainnya karena klien ingin terlibat
untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas
hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkanadanya
reaksi efek samping dari pengobatankonvensional yang diterima
menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas
kesehatan seperti dokter atau pun perawat. Masyarakat mengajak dialog
perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smithet al., 2004). Hal ini
terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada
kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk
berperan memberikan terapi komplementer. Peran yang dapat diberikan
perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat disesuaikan

2
dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya. Pada
dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal inisudah ada.
Sebagai contoh yaitu American Holisticn Nursing Association (AHNA),
Nurse Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al.,1999). Ada
pula National Center forComplementary/Alternative Medicine (NCCAM)
yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam
mengembangkan terapikomplementer misalnya teori transkultural yang
dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi,anatomi, patofisiologi, dan
lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan Florence
Nightingale yang telah menekankan pentingnyamengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik
dalam proses penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer
meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien
(Snyder &Lindquis, 2002)
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak
dan tidak dijelaskan dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang
berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi sentuhan untuk
meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan,
mempercepat penyembuhan luka, dan member kontribusi positif pada
perubahan psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999). Hasil-hasil tersebut
menyatakan terapi komplementer sebagai suatu paradigma baru (Smith et
al., 2004). Bentuk terapi yang digunakandalam terapi komplementer ini
beragam sehinggadisebut juga dengan terapi holistik. Terminologi
kesehatan holistik mengacu pada integrasi secara menyeluruh dan
mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan hidup, dan
pengembangan spiritual (Hitchcock et al., 1999).
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai
manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh
juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih
murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan

3
dana. Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern
menunjukkan bahwa biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam
beberapa bulan setelah menggunakan terapi komplementer (Nezabudkin,
2007).
Minat masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer ataupun
yang masih tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pengunjung praktik terapi komplementer dan tradisional di
berbagai tempat. Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun kursuskursus
terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang
telah memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional Chinese
Medicine (TCM) ke dalam perguruan tinggi di negara tersebut (Snyder &
Lindquis, 2002).
Kebutuhan perawat dalam meningkatnya kemampuan perawat untuk
praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari
berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai
kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil
yang lebih baik dalam pelayanan keperawatan.
B. Dasar Hukum/ Aturan Tentang Terapi Komplementer
Peraturan mentri kesehatan republik indonesia nomor 1109
MENKES/PER /IX/2007. tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehaan, pada pasal 12
ayat (1) “ tenaga pengobatan komplementer- alternatif terdiri dari dokter,
dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan
terstruktur dalam bidang pengobatan komplementer-alternatif”. Sedang
pada padal pasal 14 ayat 2 (a) menyebutkan” dokter dan dokter gigi
merupakan pelaksana utama untuk pengobatan komplementer – alternatif
secara sinergi dan atau terintekgrasi dipasilitas pelayanan kesehatan. Ayat
2 (b)” tenaga kesehatan lainya mempunyai fungsi untuk membantu dokter
atau dokter gigi dalam melaksanakan pengobatan komlementer – alternatif
secara sinergi dan atau terintegrasi dipasilitas pelayanan kesehatan.

4
Dengan dikeluarkannya peraturan dan keputusan mentri kesehatan
tersebut maka perawat sebagai penyedia jasa layanan kesehatan dan klien
sebagai penerima layanan kesehatan akan memperoleh perlindungan
hukum terhadap tindakan yang dilakukan. Sebagai upaya mempertahankan
eksistensi dan manajemen propesi keperawatan diindonesia maka sikap
sebagai seorang perawat harus terus mendukung realisasinya undang-
undang keperawatan.
C. Jenis Terapi Komplementer Yang Ada Di Indonesia
Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu bangsa
yang berarti terapi yang di dapatkan melalui proses social yang bukan
merupakan system yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup
kuat untuk menentukan kepercayaan terhadap penyakit dan
penyembuhnya. Sehingga dalam penerapan dapat di modifikasi oleh
terapis sesuai dengan kemampuannya, tetepi hasil akhirnya adalah
tindakan tersebut berefek positif bagi kesehatan pasien. Dalam hal ini
kemampuan terapis secara kognitif, afektif dan psikomotor sangat
menentukan keberhasilan terapi. Ruang lingkup tindakan komplementer
yang berlandasan ilmu pengetahuan biomedik dan di tetapkan oleh materi
kesehatan adalah:
a. Intervensi tumbuh dan pikiran (mind and body intervension)
b. System pelayanan pengobatan alternative (alternative systems of
medical practice)
c. Cara penyembuhan manual (manual healing methods)
d. Pengetahuan farmakologi dan biologi (farmakologic and biologic
treatments)
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan ( diet and nutrition
the prevebtion and treatment of desease) dan
f. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan ( unclassified diagnosis and
treatment methods)

5
Berikut ini jenis- jenis terapi komplementer yang ada di Indonesia
antara lain:
1. Komplementer medic
Jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah di
terima oleh kedokteran konvensional dan dalam penyelenggaraan nya
di lakukan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki sertifikat kompetensi dan keahlian khususnya dalam bidang
pengobatan komplementer. Peraturan ini diatur melalui peraturan
menteri kesehatan republic Indonesia nomor
1109/MENKES/PER/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer alternative di pasilitasi pelayanan kesehatan.
Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan
komplementer medis fasilitas pelayan kesehatan tersebut meliputi:
1. Mempunyai ijazah pendidikan tenanga kesehatan (dokter,dokter
gigi,perawat dll.)
2. Mendapat rekomendasi dari organisasi profesi
3. Mempunyai sertifikat dan dinyatakan lulus kompetens keahlian
tertentu dibidang pengobatan komplementer
4. Mempunyai SBR-TPKA(surat bukti registrasi tenaga pengobatan
komplenter –alternatif)
5. Mempunyai ST-TPKA (surat tugas tenanga pengobatan
koplementer-alternatif)
6. Mempunyai SIK-TPKA (surat ijin kerja tenaga kesehatan
pengobatan komplementer-alternatif)
Sedangkan untuk penetapan tindakan komplenter yang dapat
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh manteri
kesehatan .Di Negara Indonesia terdapat 3 jenis teknik pengobatan
komplementer medis yang telah di intergrasikan ke dalam pelayanan
medis konvensional yaitu:
1. Akupuntur medic yaitu metode pengobatan alternative telah
dilandasi dengan ilmu biomedik serta bersinergris dengan

6
pengobatan konvensional. Disebut pengobatan alternative karena
akunpuntur adalah pengobatan tradisional dari cina yang
digunakan diindonesia. Akunpuntur bermanfaat dalam mengatasi
berbagain kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi
(pereda nyeri)
2. Terapi hiperbarik ,yaitu metode terapi dimana pasien berada
didalam sebuah ruangan dan diberikan tekanan oksigen murni.
Terapi ini sering digunakan pada pasien deangan kasus gangren
untuk mencegah ampultasi.
3. Terapi herbal medic ,yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alami baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka.
Ada beberapa persyaratan yang di penuhi yaitu:
1. Memiliki sertifikasi kompetensi di bidang herbal dan telah
mendapatkan kewenangan dari organisasi seminat perhimpun
dokter Indonesia pengembang kesehatan Teradisionsl timur
(PDPKT).
2. Standar ketenagaan adalah dokter dan atau dokter gigi yang
sudah memiliki kompetensi.
3. Bahan yang di gunakan harus yang telah berstandar (obat jadi)
namun jika meracik sendiri dokter pelaksana harus di damping
asisten apoteker.
4. Rumah sakit yang dapat melaksanakan ini pelayan medic
herbal wajib mendapatkan izin dari kementerian kesehatan
republic Indonesia.
2. Komplementer tradisional alternative
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan definisi pengobatan
komplenter tradisional alternative adalah pengobatan non konvesional
yang di tujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan hebabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan tersruktur dengan kualitas, keamanan

7
dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
tapi belum di terima dalam kedokteran konvisional. Dalam
penyelenggaraan harus sinergi dan terintergrasi dengan pelayanan
pengobatan konvesional dengan tenaga pelaksanaannya dokter, dokter
gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam
bidang pengobatan komplenter tradisional alternative yang dapat
diselenggarakan secara sinergi dan terintegrasi harus ditetapkan oleh
menteri kesehatan melalui pengkajian.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternative berdasarkan
permenkes RI,Nomor:1109/Menkes/per/2007 adalah:
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions):
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual , doa, dan yoga.
2. Sistem pelayanan pengobatan alternative : akunpuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi :jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pengcegahan dan pengobatan :diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan :terapi, ozon, hiperbarik,
EECP.
3. Komplementer keperawatan
a. Dasar hukum
Praktik keperawatan komplementer dapat dilakukan oleh
perawat secara mandiri dengan sertifikat dan kompentesi khusus
yang secara resmi diakui organisasi profesi atau lembaga lain
yang berkompeten .Pelaksanaan praktik keperawatan
komplementer di Indonesia berlandaskan pada:
1. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia Nomor
Hk.02.02/MENKES/148/12010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik perawat pada pasal 8 ayat 3 yang

8
menyebutkan :”praktik keperawatan dilaksanakan melalui
“pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer”.
2. Keputasan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
908/MENKES/SK/VII/2010 tentang pedoan penyelenggaraan
pelayanan keperawatan keluarga,pada ruang lingkup pelayanan
keperawatan keluarga yang mencakup upaaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
yang diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan
sesuai tahap perkembang keluarga. Lingkup pelayanan
kesehatan meliputi:
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Intervensi keperwatan untuk proses penyembuhan
3. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer–alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan pada pasal 12 ayat (1) “tenaga pengobatan
komplementer –alternatif terdiri dari dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan tersuktur
dalam bidang pengobatan komplementer –alternatif
“.Sedangkan pasal 14 ayat 2(a) menyebutkan “dokter dan
dokter gigi merupakan pelaksanaan utama untuk pengobatan
komplementer alternative secara sinergi dan atau teritegrasi
difasilitas pelaksanaan kesehatan. Ayat 2(b) “tenaga kesehatan
lainnya mempunya fungsi untuk membantu dokter atau dokter
gigi dalam melaksanakan pengobatan komplementer–alternatif
secara sinergi atau terintegrasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Jenis tindakan komplementer keperawatan:
1. Terapi sentuhan (touch therapy)
- Masase
- Pijat refleksi

9
- Akupresur
2. Terapi pikiran tubuh
- Relaksasi progresif
- Guided imaginary therapy
- Meditasi
- Berdoa
- Terapi music
- Terapi humor
- Hypnosis atau hypnotherapy
D. Peraturan Terkait Terapi Komplementer Keperawatan
Peraturan menteri kesehatan RI nomor 1109 tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer- alternatif pelayanan
kesehatan, yang isinya :
1. Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Tradisional yang selanjutnya
disingkat STRTKT adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer.
2. Memiliki potensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien/klien secara fisik, mental, dan
sosial dan dilakukan oleh tenaga kesehatan tradisional.
3. Pemberian Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional.
4. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/klien atau
keluarganya.
5. Mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga kesehatan tradisional

E. Self Healing
Self Healing atau disebut dengan penyembuhan diri sendiri dapat
membantu menyehatkan tubuh dan dapat meningkatkan kualitas hidup.
Self Healing bukan hal yang baru bagi kehidupan manusia. Metode ini
sebetulnya lebih fokus pada pikiran dan sudah ada sejak dulu. Self Healing
dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti :
ketergantungan narkoba, stress, vertigo, insomnia, fobia, migrain,

10
hipertensi, diabetes, hingga menurunkan berat badan, dan prakteknya pun
sangat mudah, tanpa obat, dan tidak bergantung pada dokter secara terus
menerus. Self Healing yang banyak dipraktekkan adalah metode Self
Healing dengan pendekatan self hypnosis karena pada pendekatan tersebut
akan sangat membantu seseorang untuk selalu sehat jiwa dan badan. Dan
dalam prakteknya ini anda harus membutuhkan ahli / pakar hipnosis yang
benar benar berkompeten di bidang kesehatan jiwa dan badan.
Self Healing dapat memelihara ketentraman dan kesehatan
seutuhnya, dengan melatih kesadaran diri, agar hidup semakin ringan,
ikhlas dan selaras dalam penyembuhan untuk diri sendiri. Self healing
adalah rangkaian latihan praktis yang dikerjakan ssecara mandiri sekitar
15 menit, dan dilakukan 2 kali dalam sehari. dalam latihan self healing,
ada beberapa aspek yang dilibatkan yakni nafas, gerak, sentuhan, atau
pijatan, dan keheningan. Self healing bersivat universal, tidak menngacu
agama manapun, praktis, dan dipelajari secara masuk akal. Filosofinya
bertumpu pada manusia sebagai unit yang lengkapantara badan, batin, dan
energinya. Dengan berlatih ini kita bisa merawat kesehatan lahir batin
secara mandiri.Sebenarnya self healing ini ditunjukkan sebagai tindakan
preventif atau pencegahan sebelum datangnya suatu penyakit. Namun
demikian, saat seseorang sakit, teknik self healing tetap bisa dilakukan
sembari melakukan pengobatan medis.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan
pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak
sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada
petugas kesehatan seperti dokter atau pun perawat. Masyarakat mengajak
dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smithet al., 2004).
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam
makalah ini. sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan
pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah
penelitian selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; Hal 53-57.

Purwanto Budi.2013.Herbal Dan Keperawatan Komlementer.Yogyakarta :Haikhi.

13

Anda mungkin juga menyukai