Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit saat ini sudah menjadi tempat jasa pelayanan kesehatan yang

diharapkan mampu memerikan pelaynan kesehatan secara komprehensif dan

bermutu. Pelaynan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan

kesehatan yang terintrasi dalam satu sistem. Proses keperawatan merupakan

salahsatu bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang

berkesinambungan dan terus menerus serta tidak memandang pasien

berdasarkan status, agama, gologan, ras, jenis kelamin atau ringan-beratnya

penyakit pasien. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, maka pelayanan keperawatan

juga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan profesional.

Perawat merupakan profesi kesehatan yang terbanyak di rumah sakit.

Dalam melaksanakan aktivitasnya, perawat seringkali tidak memperhatikan

hal-hal penting yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit akibat kerja.

Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yng terjadi saat melakukan aktivitas

kerja dilingkungan pekerjaan. Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) 2004 menjelaskan bahwa penyakit akibat kerja merupakan penyakit

atau cedera yang terjadi di tempat kerja sebagai akibat dari terkena bahan atau

kondisi kerja saat melakukan pekerjaan.


Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari

sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan

keluhan yang paling sering dilaporkan. Data statistik The Health and Safety

Executive (HSE) 2010 menjelaskan bahwa hasil survei yang dilakukan

terhadap tiga ratus orang perawat pada periode tahun 2007-2009 menunjukkan

bahwa gangguan muskuloskeletal merupakan penyakit yang paling banyak

dilaporkan yaitu sebanyak 53% dan mengakibatkan kehilangan hari kerja

sebesar 37 %.

Data mengenai kasus penyakit akibat kerja khususnya keluhan

muskuloskeletal yang dipublikasikan di Indonesia masih terbatas. Penelitian

mengenai postur kerja dan keluhan muskuloskeletal yang telah dipublikasikan

sebagian besar dilakukan di lingkungan pabrik dan perkebunan, sedangkan di

lingkungan pelayanan kesehatan sendiri masih kurang. Namun apabila

diperhatikan postur kerja yang dibahas dan diteliti dalam penelitian di

lingkungan pabrik maupun perkebunan sebenarnya mempunyai karakteristik

postur kerja yang hampir sama dengan postur kerja petugas kesehatan

khususnya perawat di rumah sakit. Karakteristik postur kerja yang dimaksud

adalah berdiri yang lama, membungkuk, jongkok, mengangkat berat,

mendorong, menarik dll.

Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi kapanpun selama pekerja

melakukan aktivitas pekerjaannya. Gangguan muskuloskeletal terjadi sebagai

akibat dari penggunaan tenaga yang berlebihan, pengulangan aktivitas yang

berlebihan dengan posisi tubuh yang salah seperti posisi statis yang lama,
gerakan membungkuk atau berputar. Data statistik di Australia periode 2005-

2006, menunjukkan bahwa penyakit/keluhan yang paling banyak ditemukan

adalah keluhan akibat peregangan otot atau keseleo. Keluhan tersebut

disebabkan oleh aktivitas mengangkat, mendorong atau menarik benda.

Keluhan nyeri otot yang dirasakan saat melakukan pekerjaan sering

disebut dengan istilah Muskuloskeletal Disorders (MSDs). Musculoskeletal

Disorders (MSDs) merupakan keluhan yang dirasakan sebagai akibat dari

kumpulan benturan kecil maupun besar yang terakumulasi secara terus

menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan rasa nyeri dan

rasa tidak nyaman pada otot, tulang serta sendi. Keluhan tersebut sering terjadi

pada daerah tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan kaki.

Laporan statistik tahun 2016 yang dilakukan di Swedia menyatakan bahwa

bagian tubuh ekstremitas atas adalah bagian tubuh yang paling sering dirasakan

tidak nyaman seperti nyeri pada bahu, lengan atas, pergelangan dan jari-jari

sebanyak 56%, nyeri leher 18%, nyeri punggung 15%, lalu pergelangan kaki

11% (Swedish Statistic, 2016).

Penyakit akibat kerja khususnya gangguan muskuloskeletal dapat terjadi

akibat kurangnya pemahaman pekerja tentang prinsip-prinsip ergonomi.

Menurut Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan 2010, ergonomi adalah

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan.

Ergonomi dapat dikatakan sebagai ergonomik yaitu penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh untuk menurunkan stres yang akan dihadapi.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan


dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan sesuai dengan kebutuhan tubuh

manusia.

Petugas kesehatan di rumah sakit yang sering mengalami gangguan

muskuloskeletal adalah perawat. Data mengenai keluhan muskuloskeletal

perawat memang belum dilaporkan secara resmi, namun keluhan tersebut

sering diungkapkan oleh perawat- perawat di rumah sakit. Keluhan

muskuloskeletal yang sering dirasakan adalah sakit atau rasa tidak nyaman

pada daerah pinggang, kaki serta tangan. Badan statistik di Swedia tahun 2006

melaporkan bahwa pada perawat den gan masalah muskuloskeletal yang

sering muncul adalah nyeri pada pinggang (56%), bahu, lengan dan jari (24%),

leher (6%) dan kaki (14%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yun et all

Tahun 2040 di Korea, disimpulkan bahwa angka kejadian sakit pinggang

bawah (Low Back Pain) lebih tinggi terjadi pada perawat di ruang rawat yang

ada di rumah sakit. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa 90,3% dari

perawat memiliki sakit punggung setidaknya sekali dalam sebulan (21,9%

selalu, 40,7% sekali dalam seminggu dan 27,7% sebulan sekali) dan sebanyak

18,3% telah menerima perawatan medis akibat sakit punggung.

Mempertimbangkan besarnya keluhan yang dirasasakan oleh perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keperawatan untuk meningkatkan

mutu pelayanan, maka diperlukan kajian ilmiah terkait dengan “gambaran

resiko ergonomi pada perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di

ruang rawat inap Aqsha III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh”.
B. Tujuan

Untuk mengetahui gambaran resiko ergonomi pada perawat dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan di ruang rawat inap Aqsa III Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai