Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PEBDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu isu global yang berkembang adalah krisis energy listrik, hal ini
menjadi permasalahan besar seiring dengan pertambahan penduduk sehingga
menjadi tanggung jawab semua kalangan baik pelajar, mahasiswa dan dosen
untuk memikirkan dan menyumbangkan solusi menangani krisis tersebut,
sehingga tidak jarang bermuncullan lomba-lomba karya ilmiah yang bertemakan
energy terbarukan sebagai solusi penanganan krisis listrik. Alternatif-alternatif
yang ditemukan ini menjadi bahan dasar untuk dikembangkan dikemudian hari,
sehingga dengan menyumbangkan pemikiran berati pelajar telah berbuat untuk
bangsa.
Listrik merupakan kebutuhan muntlak yang dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang
teknologi, industri dan informasi membuat listrik semakin diperlukan mulai dari
pemakaiannya yang cukup banyak di seluruh daerah maupun negara itu sendiri,
tidak lepas dari itu penggunaan listrik secara berlebihan menyebabkan terbatasnya
energi cadangan listrik. Penggunaan yang berlebihan itu membuat dampak buruk
pada kehidupan disamping itu makin berkurangnya ketersediaan sumber daya
energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masih merupakan
tulang punggung dan komponen utama penghasil energi listrik.
Berawal dari teori listrik yang dinyatakan oleh bahwa “ senyawa asam
berupa asam nitrat atau nitrit (HNO3), jika diberi 2 buah elektroda, maka HNO3
akan mengion menjadi H+ dan NO3- yang membuat pergerakan ion sehingga
menghasilkan listrik”, berdasarkan teori tersebut tidak sedikit limbah alam dapat
dijadikan sumber energy alternative sebab biasanya limbah yang terfermentasi
asamnya tinggi, maka penulis berinisiatif menciptakan energy listrik alternatif
dari limbah air cucian kopi, sebab Aceh Tengah yang letaknya pada ketinggian
sangat terkenal dengan kopinya, bahkan sampai ke negara-negara berkembang
yang dikemas baik untuk siap dikomsumsi bagi masyarakat pecandu kopi.
Namun, dari aspek pengolahan kurang diperhatikan, sebab para pedagang hanya
membeli gabah atau biji yang sudah kering, sementara pengolahan awal hanya
dilakukan oleh petani langsung, di mana pertama sekali kopi merah itu digiling
campur sedikit air dengan alat khusus sehingga terpisah antara kulit dengan
bijinya, lalu dibiarkan satu malam agar lendirnya keluar baru dicuci, sampai habis
lendirnya baru dijemur, nah air cuciannya ini biasanya dibuang begitu saja bahkan
terkadang menimbulkan bau asam yang menyengat sehingga berdampak pada
lingkungan, oleh karena itu penulis berinisiatif memanfaatkan limbah tersebut
sebagai upaya penanganan ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, khususnya dalam mengatasi
limbahnya, karena air cucian kopi ini sifatnya asam dan biasanya menjadi limbah
yang berdampak pada lingkungan sekitarnya, misalnya bau yang kurang bagus,
lingkungan jadi kurang bersih sehingga lalat-lalat banyak terutama bagi petani
kopi yang banyak menghasilkan limbah ini sangat menggangu lingkungan
sekitarnya, artinya kurang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, maka
penulis berinisiatif mengukur PHnya selanjutnya melakukan percobaan apakah
dapat dijadikan sumber energy listrik, inilah yang melatarbelakangi penulis
melakukan penelitian sehingga terwujud menjadi suatu karya ilmia, dalam hal ini
penulis memilih judul “ Energi Listrik alternatif ramah Lingkungan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana menciptakan energy listrik
alternative ramah lingkungan?

1.4 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui energy listrik alternative ramah lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi dan manfaat


kepada:

1. Badan penelitian dan pengembangan pusat penelitian dan pengembangan


sumber daya listrik dalam upaya mengurangi krisis listrik.
2. Masyarakat dapat menciptakan energy listrik alternative dan ramah lingkungan.
3. Pelajar menambah wawasan dan dasar pengetahuan mengenai penelitian dan
terkait energy listrik alternatif.
4. Peneliti, sebagai upaya pengembangan kompetensi peserta didik dalam
melakukan penelitian
5. Para pencinta ilmu pengetahuan sebagai referensi terkait dengan upaya
mengurangi krisis listrik.

Anda mungkin juga menyukai