Anda di halaman 1dari 147

1

PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS


(AHP) DAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION
METHOD FOR ENRICHMENT EVALUTION (PROMETHEE)
UNTUK PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL

SKRIPSI

DIDI PRATAMA
121421040

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
2

PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS


(AHP) DAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION
METHOD FOR ENRICHMENT EVALUTION (PROMETHEE)
UNTUK PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah


Sarjana Ilmu Komputer

DIDI PRATAMA
121421040

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ii

PERSETUJUAN

Judul : PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL


HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE
PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD
FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE)
UNTUK PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL
Kategori : SKRIPSI
Nama : DIDI PRATAMA
Nomor Induk Mahasiswa : 121421040
Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di
Medan, 16 April 2015

Komisi Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Agus Salim Harahap, M.Si Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom


NIP. 19540828 198103 1 004 NIP. 19830723 20092 2 004

Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer
Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom


NIP. 19620317 199103 1 001
iii

PERNYATAAN

PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN


METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR
ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) UNTUK
PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 16 April 2015

Didi Pratama
121421040
iv

PENGHARGAAN

Alhamdulillah. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam juga tak lupa penulis haturkan kehadirat junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas
Sumatera Utara. Dalam tugas akhir ini, penulis banyak mendapat masukan serta
dukungan dari berbagai pihak.

Selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembanding I
yang sudah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis.
4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Agus Salim Harahap, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
v

6. Ibu Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing II yang juga
telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak M. Andri Budiman, S.T, M.Comp.Sc, M.E.M selaku Dosen Pembanding II
yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh dosen program studi Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan.
9. Kepada orang tua penulis, Abah Wardi dan Mamak Nuriani, yang tidak kenal lelah
memotivasi penulis untuk sukses dan pantang menyerah dan selalu memberikan
dukungan baik materi maupun non materi, perhatian, serta doa tanpa henti kepada
penulis dan terkhusus kepada Wak Sugeng beserta seluruh keluarga, Bang Adek
beserta seluruh keluarga, Paman Gunawan, dan Ibu Vivi beserta seluruh keluarga
yang telah memberikan semangat kepada saya.
10. Teman-teman kuliah dan teman-teman terbaik, Mas Syaipul, Mas Rino, Bang
Jahrudin, Kak Claudia, Kak Indah, Bang Berkat, Kak Tika dan lain-lain yang
selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman-teman Ekstensi Ilmu Komputer Angkatan 2012 yang telah banyak
membantu penulis baik dalam menyusun tugas akhir ini.

Pada penulisan tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk mencapai kesempurnaan. Namun penulis menyadari terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca sekalian demi penyempurnaan tugas akhir ini.

Medan, 16 April 2015


Penulis

Didi Pratama
vi

PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


DAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD
FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) UNTUK
PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL

ABSTRAK

Sistem pendukung keputusan adalah pemberi alternatif solusi pada pembuat kebijakan
dalam menentukan pilihan. Hardisk Eksternal yang beragam dengan fungsi dan
kegunaan yang berbeda merupakan sebuah permasalahan baru bagi pembuat
kebijakan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana menentukan pilihan terhadap
Hardisk Eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user berdasarkan nilai dari kriteria
pemilihan dan dengan memperhatikan jenis keputusan dari setiap kriteria. Sistem
pendukung keputusan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode Preference Ranking Organization
Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Dalam mengambil keputusan
digunakan 4 kriteria pembanding untuk menentukan Hardisk Eksternal, yaitu
Kapasitas, Kecepatan Transfer, Dimensi dan Tipe USB. Aplikasi pada penelitian ini
dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Hasil akhir penelitian ini
memberikan alternatif terbaik yaitu Hardisk Eksternal Lacie Rugged Triple dengan
nilai 0,23 dengan menggunakan metode AHP dan dengan menggunakan metode
PROMETHEE yaitu Hardisk Eksternal Lacie Rugged Triple dengan nilai 0,29.
Adapun total waktu rata-rata yang diperlukan metode AHP untuk mengeksekusi
program adalah 0,091000 detik dan total waktu rata-rata yang diperlukan metode
PROMETHEE untuk mengeksekusi program adalah 0,016000 detik. Pada Penelitian
ini tingkat kompleksitas waktu dalam pemilihan AHP yaitu T(n) = Ө(n3) sedangkan
untuk PROMETHEE T(n) = Ө(n). Solusi akhir ini memberikan referensi alternatif
pilihan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process


(AHP) dan Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) Hardisk.
vii

COMPARISON OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD


AND PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR
ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) METHOD FOR
SELECTING EXTERNAL HARD DRIVE

ABSTRACT

Decision support system is an alternative solution to the decision maker to decide the
choice. Many kinds of an External Hard Drive with functions different and uses are a
new problem for the decision maker. The purpose of this research is how to choose a
choice of an External Hard Drive which based on to user needs, based on the value of
the selection criteria, and by paying attention to kind of decision. Decision support
system used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) method and
Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHE)
method. In deciding the decision, it is used four comparison criteria to determine
External Hardisk, they are Capacity, Transfer Speeds, Dimensions and USB Type.
The application in this study is built by using the Java programming language. The
final results of this study provide the best alternative which is External Hard Drive
LaCie Rugged Triple with a value 0,23 by using AHP method and with using
PROMETHEE method is LaCie Rugged Triple External Hard Drive with a value 0,29.
The average total time required to execute the program by using AHP method which
is 0,091000 second and the average total time required to execute the program by
using PROMETHEE method which is 0,016000 second. In this research the
complexity of algorithm in the election AHP is T(n) = Ө(n3) while for the
PROMETHEE is T(n) = Ө(n). The Final solution is an alternative reference for
decision maker to determine the choice.

Keyword: Decision Support System (DSS), Analytical Hierarchy Process (AHP) and
Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) Hard Drive.
viii

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Metodologi Penelitian 3
1.7. Sistematika Penulisan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sistem Pendukung Keputusan 6
2.1.1. Definisi Keputusan 6
2.1.2. Proses Pengambilan Keputusan 6
2.1.3. Sistem Pendukung Keputusan 7
2.2. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods 9
2.2.1. Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) 9
2.2.2. Algoritma Preference Ranking Organization Method 15
For Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
2.3. Big Ɵ (Big Theta) 22

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1. Analisis Masalah 23
3.2. Analisis Kebutuhan Sistem 24
3.2.1. Kebutuhan Fungsional 24
3.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional 25
3.3. Analisis Proses 25
3.3.1. Analisis Proses Pemecahan Masalah Dengan 26
Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP)
ix

3.3.2. Analisis Proses Pemecahan Masalah Dengan 44


Algoritma Preference Ranking Organization Method
For Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
3.4. Pemodelan Sistem 80
3.4.1. Use-Case Diagram dan Activity Diagram 80
3.4.1.1. Spesifikasi Use-Case dan Activity Diagram 81
Algoritma AHP
3.4.1.2. Spesifikasi Use-Case dan Activity Diagram 83
Algoritma PROMETHEE
3.4.1.3. Sequence Diagram 84
3.5. Perancangan Sistem 86
3.5.1. Pembuatan Algoritma Program 86
3.5.2. Alur Proses Sistem Secara Umum 87
3.6. Perancangan Antarmuka Sistem (Interface) 90
3.6.1. Halaman Menu Utama 90
3.6.2. Halaman Sub Menu AHP 91
3.6.3. Halaman Sub Menu PROMETHEE 99
3.6.4. Rancangan Halaman About 101

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM


4.1. Implementasi Sistem 102
4.1.1. Form Menu Utama 102
4.1.2. Form Algorithm 103
4.1.3. Form About 105
4.2. Pengujian Sistem 105
4.2.1. Pengujian Proses Algoritma AHP 105
4.2.2. Pengujian Proses Algoritma PROMETHEE 109
4.3. Analisis Perbandingan Algoritma 110
4.3.1. Perhitungan Kompleksitas Waktu 110
4.3.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma AHP 110
4.3.3. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma 113
PROMETHEE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 116
5.2. Saran 116

DAFTAR PUSTAKA 118


LAMPIRAN L-1
x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Indeks Random 12


Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Pasangan 14
Tabel 2.3. Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan 14
Tabel 3.1. Matriks Berpasangan Untuk Kriteria Memilih Hardisk Eksternal 26
Tabel 3.2. Matriks Berpasangan Alternatif Hardisk Eksternal 27
Tabel 3.3. Nilai Perbandingan Kriteria 28
Tabel 3.4. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria 28
Disederhanakan
Tabel 3.5. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria 29
Dinormalisasikan
Tabel 3.6. Tabel Matriks Eigenvector 30
Tabel 3.7. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Kapasitas 32
Tabel 3.8. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif 33
Kapasitas Disederhanakan
Tabel 3.9. Tabel Perhitungan Eigenvector 34
Tabel 3.10. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Kecepatan Transfer 35
Tabel 3.11. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif 35
Disederhanakan
Tabel 3.12. Tabel Perhitungan Eigenvector 36
Tabel 3.13. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Dimensi 37
Tabel 3.14. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif 38
Disederhanakan
Tabel 3.15. Tabel Perhitungan Eigenvector 38
Tabel 3.16. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Tipe USB 40
Tabel 3.17. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif 40
Disederhanakan
Tabel 3.18. Tabel Perhitungan Eigenvector 41
Tabel 3.19. Perhitungan Matriks Global 42
Tabel 3.20. Hasil Akhir Ranking AHP 44
Tabel 3.21. Tabel PROMETHEE Tahap 1 45
Tabel 3.22. Tabel PROMETHEE Tahap 2 76
Tabel 3.23. Tabel Ranking PROMETHEE 80
Tabel 3.24. Spesifikasi Use-Case Diagram Algoritma AHP 81
Tabel 3.25. Spesifikasi Use-Case Diagram Algoritma PROMETHEE 83
Tabel 3.26. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Antarmuka Aplikasi 91
Tabel 3.27. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Kriteria 92
Tabel 3.28. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Alternatif 94
Kapasitas
xi

Tabel 3.29. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Alternatif 95


Tipe USB
Tabel 3.30. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Matriks Global 97
Tabel 3.31. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan PROMETHEE 99
Tabel 3.32. Keterangan Rancangan Tampilan About 101
Tabel 4.1. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma AHP 111
Tabel 4.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma PROMETHEE 113
xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Karakteristik dan Kapabilitas Kunci dari Sistem Pendukung 9


Keputusan
Gambar 2.2. Kriteria Biasa 17
Gambar 2.3. Kriteria Quasi 18
Gambar 2.4. Kriteria Preferensi Linear 18
Gambar 2.5. Kriteria Level 19
Gambar 2.6. Kriteria dengan preferensi linear dan area yang tidak berbeda 20
Gambar 2.7. Kriteria Gaussian 20
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah 24
Gambar 3.2. Use-Case Sistem 81
Gambar 3.3. Activity Diagram Algoritama AHP 82
Gambar 3.4. Activity Diagram Algoritma PROMETHEE 84
Gambar 3.5. Sequence Diagram AHP 85
Gambar 3.6. Sequence Diagram PROMETHEE 86
Gambar 3.7. Flowchart Proses Algoritma AHP 88
Gambar 3.8. Flowchart Proses Algoritma PROMETHEE 89
Gambar 3.9. Rancangan Halaman Utama 90
Gambar 3.10. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Kriteria 92
Gambar 3.11. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Alternatif Kapasitas 93
Gambar 3.12. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Alternatif Tipe USB 95
Gambar 3.13. Rancangan Halaman Matriks Global 97
Gambar 3.14. Rancangan Halaman PROMETHEE 99
Gambar 3.15. Rancangan Tampilan About 101
Gambar 4.1. Form Menu Utama 103
Gambar 4.2. Form Matriks AHP 104
Gambar 4.3. Form Matriks PROMETHEE 104
Gambar 4.4. Form About 105
Gambar 4.5. Perhitungan Matriks Kriteria 106
Gambar 4.6. Perhitungan Matriks Alternative Kapasitas 106
Gambar 4.7. Perhitungan Matriks Alternative Kecepatan Transfer 107
Gambar 4.8. Perhitungan Matriks Alternative Dimensi 107
Gambar 4.9. Perhitungan Matriks Alternative Tipe USB 108
Gambar 4.10. Perhitungan Matriks Global 109
Gambar 4.11. Perhitungan Matriks PROMETHEE 110
vi

PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


DAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD
FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) UNTUK
PEMILIHAN HARDISK EKSTERNAL

ABSTRAK

Sistem pendukung keputusan adalah pemberi alternatif solusi pada pembuat kebijakan
dalam menentukan pilihan. Hardisk Eksternal yang beragam dengan fungsi dan
kegunaan yang berbeda merupakan sebuah permasalahan baru bagi pembuat
kebijakan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana menentukan pilihan terhadap
Hardisk Eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user berdasarkan nilai dari kriteria
pemilihan dan dengan memperhatikan jenis keputusan dari setiap kriteria. Sistem
pendukung keputusan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode Preference Ranking Organization
Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Dalam mengambil keputusan
digunakan 4 kriteria pembanding untuk menentukan Hardisk Eksternal, yaitu
Kapasitas, Kecepatan Transfer, Dimensi dan Tipe USB. Aplikasi pada penelitian ini
dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Hasil akhir penelitian ini
memberikan alternatif terbaik yaitu Hardisk Eksternal Lacie Rugged Triple dengan
nilai 0,23 dengan menggunakan metode AHP dan dengan menggunakan metode
PROMETHEE yaitu Hardisk Eksternal Lacie Rugged Triple dengan nilai 0,29.
Adapun total waktu rata-rata yang diperlukan metode AHP untuk mengeksekusi
program adalah 0,091000 detik dan total waktu rata-rata yang diperlukan metode
PROMETHEE untuk mengeksekusi program adalah 0,016000 detik. Pada Penelitian
ini tingkat kompleksitas waktu dalam pemilihan AHP yaitu T(n) = Ө(n3) sedangkan
untuk PROMETHEE T(n) = Ө(n). Solusi akhir ini memberikan referensi alternatif
pilihan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process


(AHP) dan Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) Hardisk.
vii

COMPARISON OF ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD


AND PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR
ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) METHOD FOR
SELECTING EXTERNAL HARD DRIVE

ABSTRACT

Decision support system is an alternative solution to the decision maker to decide the
choice. Many kinds of an External Hard Drive with functions different and uses are a
new problem for the decision maker. The purpose of this research is how to choose a
choice of an External Hard Drive which based on to user needs, based on the value of
the selection criteria, and by paying attention to kind of decision. Decision support
system used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) method and
Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHE)
method. In deciding the decision, it is used four comparison criteria to determine
External Hardisk, they are Capacity, Transfer Speeds, Dimensions and USB Type.
The application in this study is built by using the Java programming language. The
final results of this study provide the best alternative which is External Hard Drive
LaCie Rugged Triple with a value 0,23 by using AHP method and with using
PROMETHEE method is LaCie Rugged Triple External Hard Drive with a value 0,29.
The average total time required to execute the program by using AHP method which
is 0,091000 second and the average total time required to execute the program by
using PROMETHEE method which is 0,016000 second. In this research the
complexity of algorithm in the election AHP is T(n) = Ө(n3) while for the
PROMETHEE is T(n) = Ө(n). The Final solution is an alternative reference for
decision maker to determine the choice.

Keyword: Decision Support System (DSS), Analytical Hierarchy Process (AHP) and
Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) Hard Drive.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hardisk merupakan ruang simpan utama dalam sebuah komputer. Bukan hanya
dokumen, tapi juga gambar, musik, dan video. Program-program komputer, sistem
operasi semuanya disimpan dalam hardisk komputer. Hardisk merupakan media
penyimpan yang didesain untuk dapat digunakan menyimpan data dalam kapasitas
yang besar. Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai hardisk
eksternal. Hardisk eksternal adalah hardisk yang berdiri sendiri, terhubung dengan
kabel ke port USB (Universal Serial Bus) ke unit komputer, sama seperti hardisk
internal (Vermaat, 2008). Selain itu volume serta desainnya yang simpel memudahkan
untuk dibawa dan disimpan tanpa menghabiskan ruang dan tempat. Permasalahannya
ialah bagaimana cara user memilih hardisk eksternal yang sesuai diantara hardisk
eksternal yang ada sehingga penggunaan terhadap hardisk eksternal sesuai dengan
kebutuhan user.

Sistem pendukung keputusan (Decision Support Systems) adalah bagian dari


sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis pengetahuan yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang
spesifik (Nurinda, 2011). Algoritma analytical hierarchy process (AHP) dan
Algoritma preference ranking organization method for enrichment evaluation
(PROMETHEE) dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
2

Algoritma yang digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP) yang


membuat suatu model pengambilan keputusan yang bisa diterima dan bersifat global
dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. AHP juga
memungkinkan struktur sistem dan lingkungan yang ada didalam komponen saling
berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur
dampak dari komponen kesalahan sistem (Rochmasari, 2010). AHP merupakan suatu
kerangka berfikir yang komperehensif dalam proses pengambilan keputusan dengan
pertimbangan proses hirarki, dan preference ranking organization method for
enrichment evaluation (PROMETHEE) adalah sistem pendukung keputusan yang
menentukan urutan prioritas dalam analisa multikriteria. Kriteria disini sebagai acuan
dalam proses penilaian (Suryadi & Ramdhani, 2012). PROMETHEE merupakan suatu
metode pengambilan keputusan atas fungsi preferensi dengan penyelesaian masalah
melalui pendekatan hubungan outranking. Dengan pemanfaatan keduanya dapat
digunakan untuk sebuah analisa dan bertujuan untuk sebuah solusi pemilihan hardisk
eksternal. Formulasi permasalahan dalam penelitian ini menggunakan AHP dan
PROMETHEE dengan berbagai kriteria-kriteria yang ditentukan, dan hasil dari analisa
akan memberikan alternatif.

Dengan pemanfaatan kedua algoritma ini akan menghasilkan hardisk


eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user diantara hardisk eksternal yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan
sebuah sistem yang mampu membandingkan algoritma AHP dan algoritma
PROMETHEE untuk pemilihan hardisk eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user.
3

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Kriteria yang digunakan ialah Kapasitas, Kecepatan Transfer, Dimensi dan Tipe
USB (Universal Serial Bus).
2. Parameter pembanding yang di analisis dalam proses kerja implementasi algoritma
dalam pendukung sistem keputusan ini ialah Big Ɵ dan Running Time.
3. Menggunakan bahasa pemrograman Java NetBeans IDE 6.8 dan Java 1.6.0_18.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengambil satu keputusan dalam pemilihan hardisk
eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user di antara hardisk eksternal yang ada
dengan pemanfaatan algoritma AHP dan PROMETHEE.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk


membantu user sebagai referensi dalam pemilihan hardisk eksternal yang ada
sehingga penggunaan hardisk eksternal sesuai dengan kebutuhan user.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
a. Studi Literatur
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca
buku-buku yang relevan dengan tema skripsi, jurnal yang relevan mengenai
sistem pendukung keputusan, Algoritma AHP dan Algoritma PROMETHEE.
b. Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data dari hasil studi kepustakaan
kemudian melakukan analisis sehingga menjadi suatu informasi.
4

c. Perancangan
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem pengambilan keputusan dalam
penentuan hardisk eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user. Termasuk di
dalamnya yaitu perancangan flowchart, use case diagram, sequence diagram,
activity diagram, dan desain interface serta perancangan sistem.
d. Implementasi
Pada tahap ini menerapkan Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
Algoritma Preference Ranking Organization For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) ke dalam bentuk kode program menggunakan Java 6.8.
e. Pengujian
Proses pengujian terhadap program yang dihasilkan untuk mengetahui apakah
program sudah berjalan dengan benar dan sesuai dengan perancangan yang
dilakukan.
f. Dokumentasi
Tahap ini berisi kesimpulan akhir dari hasil analisa dan laporan tentang penelitian
yang telah dilakukan.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam struktur penulisannya, skripsi ini disusun menjadi beberapa bab seperti berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi
“Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode
Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) Untuk Pemilihan Hardisk Eksternal”, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
perancangan model sistem pendukung keputusan dalam pemilihan
Hardisk Eksternal.
5

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM


Bab ini menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan
penyelesaian persoalan dalam pemilihan Hardisk Eksternal yang sesuai
dengan kebutuhan user dengan mengimplementasikan Algoritma AHP dan
Algoritma PROMETHEE untuk pemilihan.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi perancangan sistem dari hasil analisis dan
perancangan yang sudah dibuat, serta menguji sistem untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan pada sistem yang dibuat.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya
dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1. Definisi Keputusan

Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat
dilihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan
akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang disebut pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, keputusan merupakan sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah
dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara
yang lain dikesampingkan (Bobby, 2011).

2.1.2. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Simon ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan
yaitu (Daihani, 2001):
1. Penelusuran (Intelligence)
Tahap ini merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi
yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan
yang akan di ambil. Langkah ini sangat menentukan tingkat ketepatan keputusan
yang akan di ambil, karena sebelum suatu tindakan di ambil, tentunya persoalan
yang di ambil harus dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
7

2. Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan
alternatif-alternatif pemecahan masalah. Setelah permasalahan diputuskan dengan
baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model
pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Pemilihan (Choice)
Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil yang diharapkan, selanjutnya
manajemen memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai. Pemilihan
alternatif ini akan mudah dilakukan apabila hasil yang di inginkan terukur atau
memiliki nilai kuantitas tertentu.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah di ambil. Pada
tahapan ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil
keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan.

2.1.3. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) pertama
kali di ungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton dengan istilah
Management Decision System. Little (1970) mendefinisikan SPK sebagai sekumpulan
prosedur berbaris model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para
manajer mengambil keputusan. Menurut Turban, sistem pendukung keputusan
merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan (Turban,
2005).

Sistem pendukung keputusan juga mempunyai karakteristik dan kapabilitas


yang menjadi kunci dari sistem pendukung keputusan yaitu dapat dilihat pada Gambar
2.1., yaitu:
1. Dukungan untuk pengambil keputusan dengan menyertakan penilaian manusia
dan informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan untuk semua level manajerial.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
8

4. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. Keputusan dapat


dilakukan satu kali atau berulang kali.
5. Dukungan disemua fase proses pengambil keputusan: intelegensi, desain, pilihan
dan implementasi.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambil keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu.
8. Kemudahan terhadap sistem (user friendly).
9. Peningkatan terhadap ke efektifan pengambil keputusan ketimbang pada
efisiensinya.
10. Control penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilkan keputusan dalam memecahkan masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem
sederhana.
12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambil
keputusan.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe.
14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil
keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan disatu organisasi.

Karakteristik dan kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan tersebut


membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik
dan lebih konsisten (Turban, 2005).
9

Semi Terstuktur
Standalone, 14 2 Mendukung Manajer
dan tidak.
Integrasi Web. disemua level.
1
13 3
Akses Data. Mendukung Individu
dan Kelompok.
Pemodelan dan 12 4 Keputusan
Analisis.
Independen dan
11 Sekuensial.
Kemudahan Sistem Pendukung
Pengembangan. Keputusan 5 Mendukung
Intelegensi, Desain,
Manusia 10 Pilihan,
Mengontrol Mesin. Implementasi.
6 Mendukung
9
Keefektifan Bukan berbagai proses
Efisiensi. dan gaya.
8 7
Dapat di adaptasi dan
User Friendly.
fleksibel.
Gambar 2.1. Karakteristik dan Kapabilitas Kunci dari Sistem Pendukung
Keputusan

2.2. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods ialah sekumpulan pemilihan untuk
menentukan sebuah keputusan, algoritma AHP dan algoritma PROMETHEE
merupakan sub bagian pada kesatuan ini (Chen, 1991).

2.2.1. Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,


seorang ahli matematika pada tahun 1970. Metode AHP yang dikembangkan dapat
memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang di ambil cukup banyak, struktur
masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta
ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat (Hidayani, 2011).
10

Disamping bersifat multikriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang
terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu
prosedur yang logis dan terstuktur. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang
representatif berkaitan dengan alternatif-alternatif yang disusun prioritasnya
(Hasibuan, 2011).

AHP sering digunakan untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan


yang kompleks dengan tingkatan kriteria yang lebih banyak dan beragam, karena
(Saragih, 2013):
1. AHP akan mengurutkan setiap alternatif yang tersedia dalam sebuah struktur
hirarki yang lengkap, selanjutnya mengarah kepada konsekuensi dari kriteria yang
akan dipilih (alternatif terbaik).
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan output dari setiap alternatif keputusan yang akan di ambil,
sehingga dapat memberi gambaran yang jelas tentang alternatif terbaik yang akan
di arahkan pada sebuah keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang


multi-objektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari
setiap elemen dalam hirarki. Adapun langkah-langkah dalam metode AHP adalah
sebagai berikut (Azwany, 2010):
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan.
2. Membuat struktur hirarki, yang di awali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan
sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang
paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi
relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang
setingkat di atasnya. Perbandingan berdasarkan judgement dari pengambil
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen
lainnya.
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya.
11

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka
pengambilan data di ulangi.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari (konsistensi CR ≤ 0,1)
maka penilaian data judgement harus diperbaiki.

Berdasarkan penjelasan langkah-langkah AHP di atas, dapat dibuat rumus


perhitungan untuk pemilihan hardisk eksternal adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam memilih hardisk
eksternal.
2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.
3. Menjumlahkan matriks kolom yang disebut dengan jumlah elemen.
4. Menentukan bobot relatif yang dinormalkan (normalized relatif weight) dengan
cara membandingkan masing-masing nilai skala dengan jumlah elemennya.
5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlahkan matriks baris
pada langkah 4 dan dibagi dengan jumlah kriteria.
6. Menghitung nilai λ maksimum, dengan cara menjumlahkan hasil perkalian jumlah
kolom pada langkah 3 dengan prioritas tiap kriteria pada langkah 5.
7. Menguji konsistensi matriks berpasangan kriteria yaitu nilai Indeks Konsisten,
dengan rumus:
(� – )
CI = .…….…………..……………..(2.1)
−1
Keterangan:
CI = Indeks konsistensi (Consistency Indeks).
λ maks = Nilai eigen.
n = Banyak kriteria.
8. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus:

CR = ………..….…......…………….(2.2)

12

Keterangan:
CR = Rasio Konsistensi (Consistency Ratio).
CI = Indeks Konsistensi (Consistency Indeks).
RI = Indeks Random (Random Indeks).
RI adalah nilai indeks random seperti tabel 2.1.

Tabel 2.1. Indeks Random


n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51

Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang
diberikan konsisten. Jika CR ≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada
matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten maka
pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun
alternatif harus di ulang.
9. Menentukan hardisk eksternal-hardisk eksternal yang akan menjadi pilihan untuk
menghasilkan hardisk eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user.
10. Menyusun hardisk eksternal yang telah ditentukan dalam bentuk matriks
berpasangan untuk masing-masing kriteria. Ada n buah matriks berpasangan antar
hardisk eksternal tersebut.
11. Masing-masing matriks berpasangan antar hardisk eksternal sebanyak n buah
matriks, tiap-tiap matriksnya dijumlah perkolomnya seperti pada langkah 3.
12. Menghitung nilai prioritas masing-masing matriks berpasangan antar hardisk
eksternal dengan rumus pada langkah 4 dan langkah 5.
13. Menghitung nilai λ maksimum sama seperti langkah 6.
14. Menghitung konsistensi matriks berpasangan antar hardisk eksternal dengan
mengikuti langkah-langkah 7 dan 8.
15. Menyusun matriks baris antar hardisk eksternal dengan matriks baris kriteria yang
isinya hasil perhitungan nilai prioritas kriteria dan nilai prioritas hardisk eksternal
tiap kriteria.
13

16. Hasil akhir berupa prioritas global dari perkalian nilai prioritas masing-masing
matriks kriteria dengan matriks antar hardisk eksternal yang kemudian
dijumlahkan. Nilai ini yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan
nilai tertinggi.

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang


harus dipahami, di antaranya adalah (Azwany, 2010):
1. Membuat Hirarki (Decomposition)
yaitu membuat hirarki, jadi sistem yang kompleks dipecah menjadi sederhana
sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan.
2. Penilaian kriteria dan alternatif (Comparative judgment)
yaitu penilaian kriteria dan alternatif, kriteria dan alternatif sering ditunjukkan
dengan matrik berpasangan. Menurut Saaty (1988) digunakan skala perbandingan
sebagai ukuran seperti pada skala di bawah ini yang menyatakan intensitas
kepentingan untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty bisa di ukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan
pada tabel 2.2. dibawah ini.
14

Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Pasangan


Intensitas
Keterangan
Kepentingan
1 Kedua elemen sama pentingnya.
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada
3
elemen yang lainnya.
Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen
5
lainnya.
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada
7
elemen lainnya.
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen
9
lainnya.
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
2, 4, 6, 8
berdekatan.
Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
Kebalikan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai
kebalikannya dibandingkan dengan i.

Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan


kebijakan pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu
elemen dengan elemen yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai
dari perbandingan kriteria misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen
yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan


A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala


bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 2.3. Apabila suatu elemen
dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i
15

dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j


dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
3. Menentukan Prioritas (Synthesis of priority)
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria di anggap sebagai
bobot/kontribusi elemen terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan
analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antara dua
elemen sehingga semua elemen yang ada terpenuhi. Prioritas ini ditentukan
berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun secara tidak
langsung (kuisioner).
4. Konsistensi Logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa
dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah
tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.2.2. Algoritma Preference Ranking Organization For Enrichment Evaluation


(PROMETHEE)

Algoritma Preference Ranking Organization For Enrichment Evaluation


(PROMETHEE) adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.
Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam PROMETHEE adalah
penggunaan nilai dalam hubungan outranking (Brans, 1998). Ini adalah metode
peringkat yang cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan
metode lain untuk analisis multikriteria.

PROMETHEE menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara


langsung dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. PROMETHEE mempunyai
kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya
mendefinisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi
prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai
(value). Penggunaan metode PROMETHEE dapat dijadikan metode untuk
16

pengambilan keputusan dibidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan lokasi,


atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif.

Metode PROMETHEE merupakan salah satu yang paling dikenal dan


merupakan metode outranking yang diterapkan secara luas, terdiri dari pembangunan
relasi outranking melalui perbandingan berpasangan alternatif diperiksa disetiap
kriteria terpisah. Dengan memperkenalkan beberapa jenis kriteria umum,
PROMETHEE memungkinkan untuk pengayaan struktur preferensi yang lebih cocok
untuk menangani masalah ketidakpastian atau ketidaktepatan struktur karakteristik
(Yusuf, 2011).

Secara umum langkah-langkah metode PROMETHEE yang dijelaskan oleh


Suryadi dan Ramdhani dengan langkah-langkah metode PROMETHEE adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan nilai kriteria dengan memasukkan nilai alternatif.
2. Menentukan tipe preferensi untuk menentukan tipe perhitungan dalam mengolah
alternatif.
3. Menentukan hasil nilai preferensi berdasarkan tipe preferensi yang di inginkan.
4. Menentukan nilai indeks preferensi bertujuan untuk menghitung nilai preferensi
dari masing-masing kriteria.
5. Menentukan PROMETHEE rangking yang terdiri dari nilai PROMETHEE I dan
nilai PROMETHEE II. Pada PROMETHEE I menetukan nilai Leaving Flow,
Entering Flow. Pada PROMETHEE II menentukan nilai Net Flow.

Dalam PROMETHEE disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini
tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus, antara lain
(Yusuf, 2011):
1. Kriteria Biasa (Usual Criterion)

0 jika d ≤ 0

H(d) =

1 jika d > 0
17

Keterangan:
H(d) = selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) - f(b)}.

Pada kasus ini, tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika
f(a) = f(b), apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai
berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki
nilai yang lebih baik yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.2.

H(d)

0
d

Gambar 2.2. Kriteria Biasa

2. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)

0 jika ≤ q

H(d) =

1 jika d > q

Keterangan:
H(d) = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) - f(b)}.
Parameter (q) = harus merupakan nilai tetap.

Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai
H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q,
dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q
maka terjadi bentuk preferensi mutlak yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.3.
18

H(d)

d
-q
0 q
Gambar 2.3. Kriteria Quasi

3. Kriteria dengan preferensi linier

0 jika d ≤ 0

H(d) = d/p jika 0 < d ≤ p

1 jika d > p

Keterangan:
H(d) = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) - f(b)}.
p = nilai kecenderungan atas.

Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki
nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara
linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka
terjadi preferensi mutlak yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.4.

H(d)

d
-p 0 p

Gambar 2.4. Kriteria Preferensi Linear


19

4. Kriteria Level (Level Criterion)

0 jika d ≤ q

H(d) = 0,5 jika q < d ≤ p

1 jika d > p

Keterangan:
H(d) = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
p = nilai kecenderungan atas.
q = harus merupakan nilai yang tetap.

Kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan


secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi
preferensi yang lemah (H(d) = 0,5) (Brans, 1984) yaitu dapat dilihat pada Gambar
2.5.

H(d)

d
-p -q 0 q p
Gambar 2.5. Kriteria Level

5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda

0 jika d ≤ q

H(d) = (d-q)/p-q jika q < d ≤ p

1 jika d > p
20

Keterangan:
H(d) = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) - f(b)}.
p = nilai kecenderungan atas.
q = harus merupakan nilai yang tetap.

Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier


dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q
dan p. Dua parameter tersebut telah ditentukan yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.6.

H(d)

d
-p -q 0 q p

Gambar 2.6. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda

6. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)

0 jika d ≤ 0
H(d) =
2
1 – exp(- 2� 2 ) jika d > 0

Fungsi ini bersyarat apabila ditentukan nilai �, dimana dapat dibuat berdasarkan
distribusi normal dalam statistik (Brans, 1998) yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.7.
H(d)

0 d

Gambar 2.7. Kriteria Gaussian


21

Langkah-langkah perhitungan dengan Algoritma PROMETHEE adalah sebagai


berikut:
Diperlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan untuk
mendapatkan hasil penyeleksian dengan metode PROMETHEE.
1. Menentukan beberapa alternatif
Alternatif disini bisa di artikan dengan obyek yang akan diseleksi (obyek
seleksi). Pada perhitungan penyeleksian dengan PROMETHEE diperlukan
penentuan beberapa obyek yang akan diseleksi (minimal 2 obyek). Dimana
antara obyek yang satu dengan obyek lainnya akan dibandingkan.
2. Menentukan beberapa kriteria
Setelah melakukan penentuan obyek yang akan diseleksi, maka dalam
perhitungan penyeleksian PROMETHEE juga diperlukan penentuan beberapa
kriteria, penentuan kriteria disini sebagai syarat atau ketentuan dalam
penyeleksian.
3. Menentukan dominasi kriteria
Ketika menentukan kriteria, decision maker harus menentukan bobot atau
dominasi kriteria dari kriteria lainnya. Setiap kriteria boleh memiliki nilai bobot
yang sama atau berbeda.
4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan
pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe preferensi ini berjumlah
Enam (Usual, Quasi, Linier, Level, Linear Quasi dan Gaussian).
5. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria
berdasarkan preferensi yang telah dipilih. Nilai kecenderungan tersebut adalah
nilai indifference, preference, dan Gaussian.
6. Perhitungan Entering Flow, Leaving Flow dan Net Flow.
1. Nilai Entering Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari
node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking. Untuk semua
nilai node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan entering
flow dengan persamaan:
1
∅+ 1 = =1
�( 1 , 2) …………………….(2.3)
Keterangan: ∅+ ( 1 ) = Entering Flow
22

2. Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a.
dan hal ini merupakan pengukuran outrangking. Adapun persamaannya:
1
∅− 2 = =1
�( 1 , 2) ………………..…...(2.4)
Keterangan: ∅−( 2) = Leaving Flow
3. Nilai Net Flow adalah penilaian secara lengkap. Lengkap disini adalah
penilaian yang didapat dari nilai Entering Flow yang dikurangi nilai Leaving
Flow. Jadi bisa di artikan, nilai Net Flow adalah nilai akhir atau hasil yang
didapat dari nilai positif yang dikurangi nilai negatif dari sebuah node.
Adapun persamaannya ialah:
∅ 1 = � + −� − 1 …………………….(2.5)
Keterangan: ∅+ ( 1 ) = Entering Flow
∅− ( 2) = Leaving Flow

2.3. Big Ɵ (Big Theta)

Big Ɵ (Big Theta) adalah bagian dari kompleksitas waktu dari seubah algoritma.
Kompleksitas waktu adalah hubungan waktu komputasi dan jumlah input.
Kompleksitas waktu biasanya tentang ukuran dari sebuah array atau obyek.
Kompleksitas waktu tidak digunakan untuk fungsi yang sederhana seperti menginput
username dari database atau mengenkripsi password melainkan digunakan untuk
menyortir sebuah fungsi, perhitungan rekursif dan secara umum biasanya untuk
perhitungan waktu.
Didefinisikan bahwa f(n) merupakan theta dari g(n) dan dinotasikan
f(n) = Ɵ(g(n)) jika dan hanya jika terdapat tiga konstanta positif n0 , c1 dan c2
sedemikian berlaku:
| C1 g(n) | <= | f(n) | <= |C2 g(n) |; ∀n > n0.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Masalah

Memilih hardisk eksternal yang tepat sesuai dengan kebutuhan user bukan hal yang
mudah, banyaknya pilihan tersedia dipasaran bisa jadi membuat user sulit untuk
memilihnya. Masalah utama yang di angkat dari penelitian ini adalah bagaimana
mengimplementasikan Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Algoritma
Preference Ranking Organization For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk
memecahkan permasalahan Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Hardisk
Eksternal.

Gambar 3.1. merupakan diagram Ishikawa yang dapat digunakan untuk


menganalisis masalah. Bagian kepala atau segiempat yang berada disebelah kanan
merupakan masalah. Sementara pada bagian tulang merupakan penyebab.
24

MAN MATERIAL

User butuh waktu


Kriteria
lama mengambil Sistem
satu keputusan
Pendukung
Butuh interaksi tiap Alternatif
stakeholder Keputusan
Menggunakan
AHP dan
Sistem yang ada
Algoritma AHP PROMETHEE
belum beri solusi
terbaik
Algoritma
PROMETHEE Jdk 6Update18

METHOD MACHINE

Gambar 3.1. Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah

3.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan
sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu:
kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.

3.2.1. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang harus diberikan oleh sistem. Hal
yang menjadi kebutuhan fungsional ialah inputs, outputs, processes, yaitu antara lain
adalah:
1. Sistem harus mampu memberi solusi terhadap sistem pendukung keputusan
pemilihan Hardisk Eksternal dengan mengimplementasikan Algoritma AHP.
2. Sistem harus mampu memberi solusi terhadap sistem pendukung keputusan
pemilihan Hardisk Eksternal dengan mengimplementasikan Algoritma
PROMETHEE.
3. Menggunakan parameter running time (waktu akses dalam milisecond) dan Big 
untuk mengukur kinerja algoritma.
25

3.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional

Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang diberikan oleh sistem yang


bertujuan untuk mendukung kebutuhan fungsional yang sudah ditentukan. Kebutuhan
non-fungsional dari sistem adalah:
1. Hasil Kuisioner
Dalam menentukan nilai perbandingan kriteria global dan alternatif digunakan
hasil kuisioner.
2. Mudah digunakan (User friendly)
Sistem yang akan dibangun harus user friendly, artinya bahwa sistem mudah
digunakan oleh user dengan tampilan (interface) yang sederhana dan mudah
dimengerti.
3. Menjadi Referensi
Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu menjadi referensi bagi user untuk
menentukan Hardisk Eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user.
4. Pelayanan
Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks
lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut sehingga solusi
yang diberikan lebih efektif.

3.3. Analisis Proses

Dalam sistem ini terdapat dua proses utama, yaitu proses pemilihan Hardisk Eksternal
menggunakan Algoritma AHP dan Algoritma PROMETHEE. Untuk mengetahui
bagaimana sistem bekerja dapat dengan mengimplementasikannya ke dalam analisis
proses.
26

3.3.1. Analisis Proses Pemecahan Masalah Dengan Algoritma Analytical Hierarchy


Process (AHP).

Urutan langkah-langkah pemecahan masalah untuk memilih Hardisk Eksternal


dengan menggunakan Algoritma AHP adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria yang digunakan adalah Kapasitas, Kecepatan
Transfer, Dimensi dan Tipe USB.

Tabel 3.1. Matriks Berpasangan Untuk Kriteria Memilih Hardisk Eksternal


Kriteria Kapasitas Kecepatan transfer Dimensi Tipe USB
Kapasitas 1
Kecepatan transfer 1
Dimensi 1
Tipe USB 1

Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.1. adalah sebagai berikut:
a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1, 2, 3,….n dan j = 1, 2, 3,….n. Untuk penelitian
ini n = 4.
b. Elemen matriks segitiga atas sebagai masukan.
c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus:
1
a[j,i] = Untuk i ≠ j ..…….………………………..(3.1)
[,

Keterangan:
a[i,j] = elemen matriks segitiga atas.
a[j,i] = elemen matriks segitiga bawah.
i = baris.
j = kolom.

2. Menentukan Alternatif dalam pemilihan Hardisk Eksternal.


27

Tabel 3.2. Matriks Berpasangan Alternatif Hardisk Eksternal


Alternatif A B C D E F G H I J
A 1
B 1
C 1
D 1
E 1
F 1
G 1
H 1
I 1
J 1
Σ

3. Menguji konsistensi matriks berpasangan kriteria dan alternatif dengan rumus:


� −
CI = .…….………………………..(3.2)
−1
Keterangan:
CI = Indeks konsistensi (Consistency Indeks).
λ maks = Nilai eigen.
n = Banyak alternatif.
n–1 = Banyak alternatif dikurang 1.

4. Menghitung Rasio Konsistensi dengan rumus:



CR = .…….………………………..(3.3)

CR = Rasio Konsistensi (Consistency Ratio).
CI = Indeks Konsistensi (Consistency Indeks).
RI = Indeks Random (Random Indeks).

5. Menghitung Matriks Global untuk perankingan akhir.


28

Penyelesaian Matriks Kriteria:


1. Menentukan kriteria dalam memilih Hardisk Eksternal, serta menghitung matriks
kriteria berpasangan.

Tabel 3.3. Nilai Perbandingan Kriteria

Kriteria Kapasitas Kecepatan transfer Dimensi Tipe USB

Kapasitas 1 2 5 7
1
Kecepatan transfer 1 4 6
2
1 1
Dimensi 1 3
5 4
1 1 1
Tipe USB 1
7 6 3

2. Menghitung Matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua kriteria


disederhanakan.

Tabel 3.4. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria


Disederhanakan

Kriteria Kapasitas Kecepatan transfer Dimensi Tipe USB


Kapasitas 1,00 2,00 5,00 7,00
Kecepatan transfer 0,50 1,00 4,00 6,00
Dimensi 0,20 0,25 1,00 3,00
Tipe USB 0,14 0,17 0,33 1,00
Σ 1,84 3,42 10,33 17,00

3. Membuat tabel normalisasi yaitu membagi nilai masing-masing sel pada Tabel
3.4. dengan jumlah masing-masing kolomnya. Dengan perhitungan sebagai
berikut:

HN = .…….………………………..(3.4)

Keterangan:
HN = Hasil Normalisasi.
Nek = Nilai Elemen Kolom Kriteria.
Jkm = Jumlah Kolom Matriks.
>< = Perbandingan.
29

1,00
HN Kapasitas >< Kapasitas = = 0,54
1,84
0,50
HN Kecepatan Transfer >< Kapasitas = = 0,27
1,84
0,20
HN Dimensi >< Kapasitas = = 0,11
1,84
0,14
HN Tipe USB >< Kapasitas = = 0,08
1,84
2,00
HN Kapasitas >< Kecepatan Transfer = = 0,58
3,42
1,00
HN Kecepatan Transfer >< Kecepatan Transfer = = 0,29
3,42
0,25
HN Dimensi >< Kecepatan Transfer = = 0,07
3,42
0,17
HN Tipe USB >< Kecepatan Transfer = = 0,05
3,42
5,00
HN Kapasitas >< Dimensi = = 0,48
10,33
4,00
HN Kecepatan Transfer >< Dimensi = = 0,39
10,33
1,00
HN Dimensi >< Dimensi = = 0,10
10,33
0,33
HN Tipe USB >< Dimensi = = 0,03
10,33
7,00
HN Kapasitas >< Tipe USB = = 0,41
17,00
6,00
HN Kecepatan Transfer >< Tipe USB = = 0,35
17,00
3,00
HN Dimensi >< Tipe USB = = 0,18
17,00
1,00
HN Tipe USB >< Tipe USB = = 0,06
17,00

Tabel 3.5. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria


Dinormalisasikan
Kriteria Kapasitas Kecepatan transfer Dimensi Tipe USB
Kapasitas 0,54 0,58 0,48 0,41
Kecepatan transfer 0,27 0,29 0,39 0,35
Dimensi 0,11 0,07 0,10 0,18
Tipe USB 0,08 0,05 0,03 0,06
30

4. Menghitung nilai prioritas masing-masing kriteria dengan membagikan


penjumlahan tiap baris matriks pada Tabel 3.5. dengan jumlah kriteria, seperti
perhitungan berikut:

Pr = .…….………………………..(3.5)

Keterangan:
Pr = Prioritas.
Jbp = Jumlah baris perkriteria.
Jk = Jumlah kriteria (n = 4).

(0,54 + 0,58 + 0,48 + 0,41) 2,01


Pr Kapasitas = = = 0,50
4 4
(0,27 + 0,29 + 0,39 + 0,35) 1,30
Pr Kecepatan transfer = = = 0,32
4 4
(0,11 + 0,07 + 0,10 + 0,18) 0,46
Pr Dimensi = = = 0,11
4 4
(0,08 + 0,05 + 0,03 + 0,06) 0,22
Pr Tipe USB = = = 0,05
4 4

Tabel 3.6. Tabel Matriks Eigenvector


Kecepatan
Kriteria Kapasitas Dimensi Tipe USB Eigenvector
transfer

Kapasitas 0,54 0,58 0,48 0,41 0,50


Kecepatan
0,27 0,29 0,39 0,35 0,32
Transfer
Dimensi 0,11 0,07 0,10 0,18 0,11
Tipe USB 0,08 0,05 0,03 0,06 0,05

5. Menghitung Eigen Value (λ maks) dengan cara menjumlakan hasil perkalian


jumlah tiap kolom tiap kriteria, dengan prioritas tiap kriteria, perhitungannya
ialah sebagai berikut:

EVal = (Jkp1 x EV1) + (Jkp2 x EV2) + . . . + (Jkpn x EVn) …………..(3.6)


31

Keterangan:
EVal = Eigen Value (λ maks).
EV = Eigenvector.
Jkp = Jumlah kolom perkriteria.

EVal = (1,84 x 0,50) + (3,42 x 0,32) + (10,33 x 0,11) + (17,00 x 0,05)


= 0,92 + 1,09 + 1,14 + 0,85
=4

6. Menghitung nilai consistency indeks (CI) dengan rumus:


(� − )
CI =
( − 1)

(4 − 4) 0
CI = = = 0
(4 − 1) 3

7. Menghitung Nilai consistency ratio (CR) dengan rumus:


� 0
CR = =
� 0,90

= 0 (CR < 0,1 Nilai Acceptable)

Jika CR < 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang
diberikan konsisten. Jika CR ≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada
matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Maka pengisian nilai-nilai pada
matriks berpasangan pada unsur kriteria harus di ulang.

8. Menghitung Matriks Vektor Prioritas, maka:


4 4
1,00 x 2,00 x 5,00 x 7,00 = 70 = 2,89
4 4
0,50 x 1,00 x 4,00 x 6,00 = 12 = 1,86
4 4
0,20 x 0,25 x 1,00 x 3,00 = 15 = 1,97
4 4
0,14 x 0,17 x 0,33 x 1,00 = 0,007854 = 0,30
32

Penyelesaian Matriks Alternatif:


Alternatif Hardisk Eksternal
1. Lacie Rugged Triple (A)
2. WD My Passport (B)
3. Toshiba Canvio Simple (C)
4. Seagate (D)
5. Transcend StoreJet (E)
6. A-Data DashDrive (F)
7. Hitachi Touro Mobile (G)
8. Buffalo Mini Station (H)
9. Spectra Flash RapidStore (I)
10. Fujitsu (J)

1. Kriteria Kapasitas

1. Menentukan Alternatif dalam memilih Hardisk Eksternal, serta menghitung


matriks Alternatif berpasangan.

Tabel 3.7. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Kapasitas

A B C D E F G H I J
A 1 2 2 5 3 3 4 4 4 6
1
B 1 1 4 2 2 3 3 3 5
2
1 1
C 1 4 2 2 3 3 3 5
2 1
1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 2
5 4 4 3 3 2 2 2
1 1 1
E 3 1 1 2 2 2 4
3 2 2
1 1 1 1
F 3 1 2 2 2 4
3 2 2 1
1 1 1 1 1
G 2 1 1 1 3
4 3 3 2 2
1 1 1 1 1 1
H 2 1 1 3
4 3 3 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1
I 2 1 3
4 3 3 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
J 1
6 5 5 2 4 4 3 3 3
33

2. Menghitung Matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua Alternatif


disederhanakan.

Tabel 3.8. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif


Kapasitas Disederhanakan

A B C D E F G H I J
A 1,00 2,00 2,00 5,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 6,00
B 0,50 1,00 1,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 5,00
C 0,50 1,00 1,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 5,00
D 0,20 0,25 0,25 1,00 0,33 0,33 0,50 0,50 0,50 2,00
E 0,33 0,50 0,50 3,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 4,00
F 0,33 0,50 0,50 3,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 4,00
G 0,25 0,33 0,33 2,00 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 3,00
H 0,25 0,33 0,33 2,00 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 3,00
I 0,25 0,33 0,33 2,00 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 3,00
J 0,17 0,20 0,20 0,50 0,25 0,25 0,33 0,33 0,33 1,00
Σ 3,78 6,44 6,44 26,50 11,08 11,08 17,83 17,83 17,83 36,00

3. Membuat tabel normalisasi yaitu membagi nilai masing-masing sel pada Tabel
3.8. dengan jumlah masing-masing kolomnya. Dengan perhitungan sebagai
berikut:

1,00
HN A >< A = = 0,26
3,78

Cara di atas semuanya sama, dari perhitungan alternatif A >< J, sampai ke


perhitungan alternatif J >< I. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.9.
tabel perhitungan eigenvector dibawah ini.
34

Tabel 3.9. Tabel Perhitungan Eigenvector

A B C D E F G H I J Eigenvector
A 0,26 0,31 0,31 0,19 0,27 0,27 0,22 0,22 0,22 0,17 0,24
B 0,13 0,15 0,15 0,15 0,18 0,18 0,17 0,17 0,17 0,14 0,16
C 0,13 0,15 0,15 0,15 0,18 0,18 0,17 0,17 0,17 0,14 0,16
D 0,05 0,04 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,05 0,04
E 0,09 0,08 0,08 0,11 0,09 0,09 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10
F 0,09 0,08 0,08 0,11 0,09 0,09 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10
G 0,07 0,05 0,05 0,07 0,04 0,04 0,06 0,06 0,06 0,08 0,06
H 0,07 0,05 0,05 0,07 0,04 0,04 0,06 0,06 0,06 0,08 0,06
I 0,07 0,05 0,05 0,07 0,04 0,04 0,06 0,06 0,06 0,08 0,06
J 0,04 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02

4. Menghitung Nilai Eigen Value


EVal = (3,78 x 0,24) + (6,44 x 0,16) + (6,44 x 0,16) + (26,56 x 0,04) +
(11,08 x 0,10) + (11,08 x 0,10) + (17,83 x 0,06) + (17,83 x 0,06) +
(17,83 x 0,06) + (36,00 x 0,02)
= 0,91 + 1,03 + 1,03 + 1,06 + 1,11 + 1,11 + 1,07 + 1,07 + 1,07 +
0,72
λ maks = 10,18

(� − ) 10,18 − 10 0,18
5. CI = = = = 0,02
( − 1) 10 − 1 9

� 0,02
6. CR = = = 0,01 Acceptable
� 1,49

2. Kriteria Kecepatan Transfer


1. Menentukan Alternatif dalam memilih Hardisk Eksternal, serta menghitung
matriks Alternatif berpasangan pada Kriteria Kecepatan Transfer.
35

Tabel 3.10. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Kecepatan Transfer


A B C D E F G H I J
A 1 7 8 3 5 7 9 2 7 8
1 1 1 1
B 1 2 1 3 1 2
7 5 3 6
1 1 1 1 1 1 1
C 1 2 1
8 2 6 4 2 7 2
1 1
D 5 6 1 3 5 7 5 6
3 2
1 1 1
E 3 4 1 3 5 3 4
5 3 4
1 1 1 1 1
F 2 1 3 1 2
7 1 5 3 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1
G 1
9 3 2 7 5 3 8 3 2
1
H 6 7 2 4 6 8 1 6 7
2
1 1 1 1 1 1
I 2 3 1 2
7 1 5 3 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1
J 2 1
8 2 1 6 4 2 7 2

2. Menghitung Matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua Alternatif Kriteria


Kecepatan Transfer disederhanakan.

Tabel 3.11. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif


Disederhanakan

A B C D E F G H I J
A 1,00 7,00 8,00 3,00 5,00 7,00 9,00 2,00 7,00 8,00
B 0,14 1,00 2,00 0,20 0,33 1,00 3,00 0,17 1,00 2,00
C 0,12 0,50 1,00 0,17 0,25 0,50 2,00 0,14 0,50 1,00
D 0,33 5,00 6,00 1,00 3,00 5,00 7,00 0,50 5,00 6,00
E 0,20 3,00 4,00 0,33 1,00 3,00 5,00 0,25 3,00 4,00
F 0,14 1,00 2,00 0,20 0,33 1,00 3,00 0,17 1,00 2,00
G 0,11 0,33 0,50 0,14 0,20 0,33 1,00 0,12 0,33 0,50
H 0,50 6,00 7,00 2,00 4,00 6,00 8,00 1,00 6,00 7,00
I 0,14 1,00 2,00 0,20 0,33 1,00 3,00 0,17 1,00 2,00
J 0,12 0,50 1,00 0,17 0,25 0,50 2,00 0,14 0,50 1,00
36

Σ 2,80 25,33 33,50 7,41 14,69 25,33 43,00 4,66 25,33 33,50

3. Membuat tabel normalisasi yaitu membagi nilai masing-masing sel pada Tabel
3.11. dengan jumlah masing-masing kolomnya. Dengan perhitungan sebagai
berikut:

1,00
HN A >< A = = 0,36
2,80

Cara di atas semuanya sama, dari perhitungan alternatif A >< J, sampai ke


perhitungan alternatif J >< I. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.12.
tabel perhitungan eigenvector dibawah ini.

Tabel 3.12. Tabel Perhitungan Eigenvector

A B C D E F G H I J Eigenvector
A 0,36 0,28 0,24 0,40 0,34 0,28 0,21 0,43 0,28 0,24 0,31
B 0,05 0,04 0,06 0,03 0,02 0,04 0,07 0,04 0,04 0,06 0,04
C 0,04 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,05 0,03 0,02 0,03 0,03
D 0,12 0,20 0,18 0,13 0,20 0,20 0,16 0,11 0,20 0,18 0,17
E 0,07 0,12 0,12 0,04 0,07 0,12 0,12 0,05 0,12 0,12 0,09
F 0,05 0,04 0,06 0,03 0,02 0,04 0,07 0,04 0,04 0,06 0,04
G 0,04 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02
H 0,18 0,24 0,21 0,27 0,27 0,24 0,19 0,21 0,24 0,21 0,23
I 0,05 0,04 0,06 0,03 0,02 0,04 0,07 0,04 0,04 0,06 0,04
J 0,04 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,05 0,03 0,02 0,03 0,03

4. Menghitung Nilai Eigen Value


EVal = (2,80 x 0,31) + (25,33 x 0,04) + (33,50 x 0,03) + (7,41 x 0,17) +
(14,69 x 0,09) + (25,33 x 0,04) + (43,00 x 0,02) + (4,66 x 0,23) +
(25,33 x 0,04) + (33,50 x 0,03)
= 0,87 + 1,01 + 1,00 + 1,26 + 1,32 + 1,01 + 0,86 + 1,07 + 1,01 +
1,00
37

λ maks = 10,41

(� − ) 10,41 − 10 0,41
5. CI = = = = 0,04
( − 1) 10 − 1 9

� 0,04
6. CR = = = 0,03 Acceptable
� 1,49

3. Kriteria Dimensi

1. Menentukan Alternatif Dimensi dalam memilih Hardisk Eksternal, serta


menghitung matriks Alternatif berpasangan.

Tabel 3.13. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Dimensi

A B C D E F G H I J
1 1 1 1 1 1 1 1 1
A 1
6 7 6 2 3 6 5 6 8
1 1
B 6 1 1 5 4 1 2 1
2 3
1
C 7 2 1 2 6 5 2 3 2
2
1 1 1
D 6 1 5 4 1 2 1
1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1
E 2 1
5 6 5 2 5 4 5 7
1 1 1 1 1 1 1
F 3 2 1
4 5 4 4 3 4 6
1 1 1 1
G 6 5 4 1 2 1
1 2 1 3
1 1 1 1 1 1
H 5 4 3 1
2 3 2 2 2 4
1 1 1 1 1
I 6 5 4 2 1
1 2 1 1 3
J 8 3 2 3 7 6 3 4 3 1

2. Menghitung Matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua Alternatif Kriteria


Dimensi disederhanakan.
38

Tabel 3.14. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif


Disederhanakan

A B C D E F G H I J
A 1,00 0,17 0,14 0,17 0,50 0,33 0,17 0,20 0,17 0,12
B 6,00 1,00 0,50 1,00 5,00 4,00 1,00 2,00 1,00 0,33
C 7,00 2,00 1,00 2,00 6,00 5,00 2,00 3,00 2,00 0,50
D 6,00 1,00 0,50 1,00 5,00 4,00 1,00 2,00 1,00 0,33
E 2,00 0,20 0,17 0,20 1,00 0,50 0,20 0,25 0,20 0,14
F 3,00 0,25 0,20 0,25 2,00 1,00 0,25 0,33 0,25 0,17
G 6,00 1,00 0,50 1,00 5,00 4,00 1,00 2,00 1,00 0,33
H 5,00 0,50 0,33 0,50 4,00 3,00 0,50 1,00 0,50 0,25
I 6,00 1,00 0,50 1,00 5,00 4,00 1,00 2,00 1,00 0,33
J 8,00 3,00 2,00 3,00 7,00 6,00 3,00 4,00 3,00 1,00
Σ 50,00 10,12 5,84 10,12 40,50 31,83 10,12 16,78 10,12 3,50

3. Membuat tabel normalisasi yaitu membagi nilai masing-masing sel pada Tabel
3.14. dengan jumlah masing-masing kolomnya. Dengan perhitungan sebagai
berikut:

1,00
HN A >< A = = 0,02
50,00

Cara di atas semuanya sama, dari perhitungan alternatif A >< J, sampai ke


perhitungan alternatif J >< I. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.15.
tabel perhitungan eigenvector dibawah ini.
39

Tabel 3.15. Tabel Perhitungan Eigenvector

A B C D E F G H I J Eigenvector
A 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,03 0,02
B 0,12 0,10 0,08 0,10 0,12 0,12 0,10 0,12 0,10 0,09 0,10
C 0,14 0,20 0,17 0,20 0,15 0,16 0,20 0,18 0,20 0,14 0,17
D 0,12 0,10 0,08 0,10 0,12 0,12 0,10 0,12 0,10 0,09 0,10
E 0,04 0,02 0,03 0,02 0,02 0,01 0,02 0,01 0,02 0,04 0,02
F 0,06 0,02 0,03 0,02 0,05 0,03 0,02 0,02 0,02 0,05 0,03
G 0,12 0,10 0,08 0,10 0,12 0,12 0,10 0,12 0,10 0,09 0,10
H 0,10 0,05 0,06 0,05 0,10 0,09 0,05 0,06 0,05 0,07 0,07
I 0,12 0,10 0,08 0,10 0,12 0,12 0,10 0,12 0,10 0,09 0,10
J 0,16 0,30 0,34 0,30 0,17 0,19 0,30 0,24 0,30 0,28 0,26

4. Menghitung Nilai Eigen Value


EVal = (50,00 x 0,02) + (10,12 x 0,10) + (5,84 x 0,17) + (10,12 + 0,10) +
(40,50 x 0,02) + (31,83 x 0,03) + (10,12 x 0,10) + (16,78 x 0,07) +
(10,12 x 0,10) + (3,50 + 0,26)
= 1,00 + 1,01 + 0,99 + 1,01 + 0,81 + 0,95 + 1,01 + 1,17 + 1,01 + 0,91
λ maks = 9,87

(� − ) 9,87 − 10 −0,13
5. CI = = = = -0,01
( − 1) 10 − 1 9

� −0,01
6. CR = = = -0,01 Acceptable
� 1,49

4. Kriteria Tipe USB


1. Menentukan Alternatif dalam memilih Hardisk Eksternal, serta menghitung
matriks berpasangan Alternatif Kriteria Tipe USB.
.
40

Tabel 3.16. Matriks Berpasangan Alternatif Kriteria Tipe USB

A B C D E F G H I J
A 1 3 3 5 3 3 5 5 3 3
1
B 1 1 3 1 1 3 3 1 1
3
1 1
C 1 3 1 1 3 3 1 1
3 1
1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1
5 3 3 3 3 3 3
1 1 1
E 3 1 1 3 3 1 1
3 1 1
1 1 1 1
F 3 1 3 3 1 1
3 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1
5 3 3 1 3 3 3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1
H 1
5 3 3 1 3 3 1 3 3
1 1 1 1 1
I 3 3 3 1 1
3 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
J 3 3 3 1
3 1 1 1 1 1

2. Menghitung Matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua Alternatif


disederhanakan.

Tabel 3.17. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Alternatif


Disederhanakan
A B C D E F G H I J
A 1,00 3,00 3,00 5,00 3,00 3,00 5,00 5,00 3,00 3,00
B 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
C 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
D 0,20 0,33 0,33 1,00 0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33
E 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
F 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
G 0,20 0,33 0,33 1,00 0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33
H 0,20 0,33 0,33 1,00 0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33
I 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
J 0,33 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00
Σ 3,58 9,99 9,99 26,00 9,99 9,99 26,00 26,00 9,99 9,99
41

3. Membuat tabel normalisasi yaitu membagi nilai masing-masing sel pada Tabel
3.17. dengan jumlah masing-masing kolomnya. Dengan perhitungan sebagai
berikut :

1,00
HN A >< A = = 0,28
3,58

Cara di atas semuanya sama, dari perhitungan alternatif A >< J, sampai ke


perhitungan alternatif J >< I. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.18.
tabel perhitungan eigenvector dibawah ini.

Tabel 3.18. Tabel Perhitungan Eigenvector

A B C D E F G H I J Eigenvector
A 0,28 0,30 0,30 0,19 0,30 0,30 0,19 0,19 0,30 0,30 0,26
B 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10
C 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10
D 0,05 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03
E 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10
F 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10
G 0,05 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03
H 0,05 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03
I 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10
J 0,09 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10

4. Menghitung Nilai Eigen Value


EVal = (3,58 x 0,26) + (9,99 x 0,10) + (9,99 x 0,10) + (26,00 + 0,03) +
(9,99 x 0,10) + (9,99 x 0,10) + (26,00 + 0,03) + (26,00 + 0,03) +
(9,99 x 0,10) + (9,99 x 0,10)
= 0,93 + 1,00 + 1,00 + 0,78 + 1,00 + 1,00 + 0,78 + 0,78 + 1,00 + 1,00
λ maks = 9,27

(� − ) 9,27 − 10 −0,73
5. CI = = = = -0,08
( − 1) 10 − 1 9
42

� −0,08
6. CR = = = -0,05 Acceptable
� 1,49

Perhitungan Matriks Global

Tabel 3.19. Perhitungan Matriks Global

Kriteria PRIORITAS A B C D E F G H I J

Kapasitas 0,50 0,24 0,16 0,16 0,04 0,10 0,10 0,06 0,06 0,06 0,02
Kecepatan
0,32 0,31 0,04 0,03 0,17 0,09 0,04 0,02 0,23 0,04 0,03
transfer
Dimensi 0,11 0,02 0,10 0,17 0,10 0,02 0,03 0,10 0,07 0,10 0,26
Tipe USB 0,05 0,26 0,10 0,10 0,03 0,10 0,10 0,03 0,03 0,10 0,10

Perhitungan Global

Lacie Rugged Triple (A) = (0,24 x 0,50) + (0,31 x 0,32) + (0,02 x 0,11) + (0,26 x
0,05)

= 0,12 + 0,10 + 0 + 0,01

= 0,23

WD My Passport (B) = (0,16 x 0,50) + (0,04 x 0,32) + (0,10 x 0,11) + (0,10 x


0,05)

= 0,08 + 0,01 + 0,01 + 0

= 0,10

Toshiba Canvio Simple (C) = (0,16 x 0,50) + (0,03 x 0,32) + (0,17 x 0,11) + (0,10 x
0,05)

= 0,08 + 0,01 + 0,02 + 0

= 0,11

Seagate (D) = (0,04 x 0,50) + (0,17 x 0,32) + (0,10 x 0,11) + (0,03 x


0,05)

= 0,02 + 0,05 + 0,01 + 0

= 0,08
43

Transcend StoreJet (E) = (0,10 x 0,50) + (0,09 x 0,32) + (0,02 x 0,11) + (0,10 x
0,05)

= 0,05 + 0,03 + 0 + 0

= 0,08

A-Data DashDrive (F) = (0,10 x 0,50) + (0,04 x 0,32) + (0,03 x 0,11) + (0,10 x
0,05)

= 0,05 + 0,01 + 0 + 0

= 0,06

Hitachi Touro Mobile (G) = (0,06 x 0,50) + (0,02 x 0,32) + (0,10 x 0,11) + (0,03 x
0,05)

= 0,03 + 0,01 + 0,01 + 0

= 0,05

Buffalo Mini Station (H) = (0,06 x 0,50) + (0,23 x 0,32) + (0,07 x 0,11) + (0,03 x
0,05)

= 0,03 + 0,07 + 0,01 + 0

= 0,11

Spectra Flash RapidStore (I) = (0,06 x 0,50) + (0,04 x 0,32) + (0,10 x 0,11) + (0,10 x
0,05)

= 0,03 + 0,01 + 0,01 + 0

= 0,05

Fujitsu (J) = (0,02 x 0,50) + (0,03 x 0,32) + (0,26 x 0,11) + (0,10 x


0,05)

= 0,01 + 0,01 + 0,03 + 0

= 0,05
44

Tabel 3.20. Hasil Akhir Ranking AHP

Alternatif Nilai Ranking

Lacie Rugged Triple (A) 0,23 1

Toshiba Canvio Simple (C) 0,11 2

Buffalo Mini Station (H) 0,11 3

WD My Passport (B) 0,10 4

Seagate (D) 0,08 5

Transcend StoreJet (E) 0,08 6

A-Data DashDrive (F) 0,06 7

Hitachi Touro Mobile (G) 0,05 8

Spectra Flash RapidStore (I) 0,05 9

Fujitsu (J) 0,05 10

3.3.2. Analisis Proses Pemecahan Masalah Dengan Algoritma Preference Ranking


Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE).

Urutan langkah-langkah pemecahan masalah untuk memilih Hardisk Eksternal


dengan menggunakan Algoritma PROMETHEE adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam penyelesaian masalah dalam PROMETHEE adalah
membagi setiap kriteria menjadi beberapa sub kriteria.
2. Pilih tipe pilihan dalam PROMETHEE
3. Hitung Nilai H(d) berdasarkan terhadap tipe pilihan.
4. Pada penelitian ini penulis membagi kriteria menjadi sub kriteria, antara lain:
Kriteria Kapasitas dibagi menjadi menjadi sub kriteria Kapasitas Hardisk dan
System Requirements, kriteria Kecepatan Transfer dibagi menjadi sub kriteria
Write Speed dan Read Speed, kriteria Dimensi dibagi menjadi sub kriteria Height
dan Width, dan kriteria Tipe USB dibagi menjadi sub kriteria Interface dan File
System.
45

5. Pada penelitian ini penulis membuat pemisalan Alternatif sehingga perhitungan


lebih efisien antara lain:
Lacie Rugged Triple = A, WD My Passport = B, Toshiba Canvio Simple = C,
Seagate = D, Transcend StoreJet = E, A-Data DashDrive = F, Hitachi Touro
Mobile = G, Buffalo MiniStation = H, Spectra Flash RapidStore = I, Fujitsu = J.
6. Hitung nilai Leaving Flow.
7. Hitung nilai Entering Flow.
8. Hitung nilai Net Flow.
Net Flow = Leaving Flow – Entering Flow.

Penyelesaian dengan Algoritma PROMETHEE:

Tabel 3.21. Tabel PROMETHEE Tahap 1

KRITERIA A B C D E F G H I J TIPE P Q

Kapasitas
1. Kapasitas Hardisk
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Usual 7 1
2. System Requirements
7 7 7 5 7 7 6 6 6 4 Usual 7 1

Kecepatan Transfer
1. Write Speed
7 4 2 6 5 4 1 6 4 3 Linier 7 1
2. Read Speed
7 2 2 6 5 4 4 6 2 3 Linier 7 1

Dimensi
1. Height
6 7 7 7 6 6 7 7 7 7 Level 7 1
2. Width
5 4 7 6 6 5 6 6 6 7 Level 7 1

Tipe USB
1. Interface
7 6 6 5 6 6 5 5 6 6 Usual 7 1
2. File System
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Usual 7 1
46

1. Langkah Pertama ialah Tentukan Nilai H(d)


1. H (d) untuk (A,B)
Kapasitas Hardisk (A, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (A, B) = 7 - 4 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (A, B) = 7 - 2 = 5 → Linier → H(d) = 0,71
Height (A, B) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, B) = 5 - 4 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, B) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,14
(A, B) = (0 + 0 + 0,43 + 0,71 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,26
8 8
2. H (d) untuk (A,C)
Kapasitas Hardisk (A, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (A, C) = 7 - 2 = 5 → Linier → H(d) = 0,71
Read Speed (A, C) = 7 - 2 = 5 → Linier → H(d) = 0,71
Height (A, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, C) = 5 - 7 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (A, C) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,42
(A, C) = (0 + 0 + 0,71 + 0,71 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,30
8 8
3. H (d) untuk (A,D)
Kapasitas Hardisk (A, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (A, D) = 7 - 6 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (A, D) = 7 - 6 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (A, D) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, D) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
File System (A, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,28
(A, D) = (0 + 1 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,28
8 8
47

4. H (d) untuk (A, E)


Kapasitas Hardisk (A, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (A, E) = 7 - 5 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (A, E) = 7 - 5 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (A, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (A, E) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, E) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,56
(A, E) = (0 + 0 + 0,28 + 0,28 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,19
8 8
5. H (d) untuk (A, F)
Kapasitas Hardisk (A, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (A, F) = 7 - 4 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (A, F) = 7 - 4 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (A, F) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (A, F) = 5 - 5 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (A, F) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,86
(A, F) = (0 + 0 + 0,43 + 0,43 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,23
8 8
6. H (d) untuk (A, G)
Kapasitas Hardisk (A, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, G) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (A, G) = 7 - 1 = 6 → Linier → H(d) = 0,86
Read Speed (A, G) = 7 - 4 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (A, G) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, G) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, G) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
File System (A, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 3,29
(A, G) = (0 + 1 + 0,86 + 0,43 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,41
8 8
48

7. H (d) untuk (A, H)


Kapasitas Hardisk (A, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, H) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (A, H) = 7 - 6 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (A, H) = 7 - 6 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (A, H) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, H) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, H) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
File System (A, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,28
(A, H) = (0 + 1 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,28
8 8
8. H (d) untuk (A, I)
Kapasitas Hardisk (A, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (A, I) = 7 - 4 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (A, I) = 7 - 2 = 5 → Linier → H(d) = 0,71
Height (A, I) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, I) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (A, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 3,14
(A, I) = (0 + 1 + 0,43 + 0,71 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,39
8 8
9. H (d) untuk (A, J)
Kapasitas Hardisk (A, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (A, J) = 7 - 4 = 3 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (A, J) = 7 - 3 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Read Speed (A, J) = 7 - 3 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (A, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (A, J) = 5 - 7 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (A, J) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (A, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 3,14
(A, J) = (0 + 1 + 0,57 + 0,57 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,39
8 8
49

10. H (d) untuk (B, A)


Kapasitas Hardisk (B, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (B, A) = 4 - 7 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, A) = 2 - 7 = -5 → Linier → H(d) = 0
Height (B, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (B, A) = 4 - 5 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (B, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (B, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(B, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
11. H (d) untuk (B, C)
Kapasitas Hardisk (B, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (B, C) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (B, C) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (B, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, C) = 4 - 7 = -3 → Level → H(d) = 0
Interface (B, C) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (B, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(B, C) = (0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
12. H (d) untuk (B, D)
Kapasitas Hardisk (B, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (B, D) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, D) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (B, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, D) = 4 - 6 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (B, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (B, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(B, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
50

13. H (d) untuk (B, E)


Kapasitas Hardisk (B, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (B, E) = 4 - 5 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, E) = 2 - 5 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (B, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (B, E) = 4 - 6 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (B, E) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (B, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(B, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
14. H (d) untuk (B, F)
Kapasitas Hardisk (B, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (B, F) = 4 - 4 = -0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, F) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (B, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (B, F) = 4 - 5 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (B, F) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (B, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(B, F) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
15. H (d) untuk (B, G)
Kapasitas Hardisk (B, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, G) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (B, G) = 4 - 1 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (B, G) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (B, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, G) = 4 - 6 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (B, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (B, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,43
(B, G) = (0 + 1 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,30
8 8
51

16. H (d) untuk (B, H)


Kapasitas Hardisk (B, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, H) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (B, H) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, H) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (B, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, H) = 4 - 6 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (B, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (B, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(B, H) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
17. H (d) untuk (B, I)
Kapasitas Hardisk (B, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (B, I) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (B, I) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (B, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, I) = 4 - 6 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (B, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (B, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(B, I) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
18. H (d) untuk (B, J)
Kapasitas Hardisk (B, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (B, J) = 7 - 4 = 3 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (B, J) = 4 - 3 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (B, J) = 2 - 3 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (B, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (B, J) = 4 - 7 = -3 → Level → H(d) = 0
Interface (B, J) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (B, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,14
(B, J) = (0 + 1 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,14
8 8
52

19. H (d) untuk (C, A)


Kapasitas Hardisk (C, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (C, A) = 2 - 7 = -5 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, A) = 2 - 7 = -5 → Linier → H(d) = 0
Height (C, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (C, A) = 7 - 5 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (C, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (C, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(C, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
20. H (d) untuk (C, B)
Kapasitas Hardisk (C, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (C, B) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, B) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (C, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, B) = 7 - 4 = 3 → Level → H(d) = 0,5
Interface (C, B) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (C, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(C, B) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
21. H (d) untuk (C, D)
Kapasitas Hardisk (C, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (C, D) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, D) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (C, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, D) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (C, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (C, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(C, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
53

22. H (d) untuk (C, E)


Kapasitas Hardisk (C, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (C, E) = 2 - 5 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, E) = 2 - 5 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (C, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (C, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (C, E) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (C, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(C, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
23. H (d) untuk (C, F)
Kapasitas Hardisk (C, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (C, F) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, F) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (C, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (C, F) = 7 - 5 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (C, F) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (C, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(C, F) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
24. H (d) untuk (C, G)
Kapasitas Hardisk (C, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, G) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (C, G) = 2 - 1 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (C, G) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (C, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, G) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (C, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (C, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,14
(C, G) = (0 + 1 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,27
8 8
54

25. H (d) untuk (C, H)


Kapasitas Hardisk (C, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, H) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (C, H) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, H) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (C, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, H) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (C, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (C, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(C, H) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
26. H (d) untuk (C, I)
Kapasitas Hardisk (C, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (C, I) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, I) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (C, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, I) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (C, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (C, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(C, I) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
27. H (d) untuk (C, J)
Kapasitas Hardisk (C, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (C, J) = 7 - 4 = 3 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (C, J) = 2 - 3 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (C, J) = 2 - 3 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (C, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (C, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (C, J) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (C, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(C, J) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
55

28. H (d) untuk (D, A)


Kapasitas Hardisk (D, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, A) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, A) = 6 - 7 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (D, A) = 6 - 7 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (D, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (D, A) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (D, A) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
File System (D, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(D, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
29. H (d) untuk (D, B)
Kapasitas Hardisk (D, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, B) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, B) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (D, B) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (D, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, B) = 6 - 4 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (D, B) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,35
(D, B) = (0 + 0 + 0,28 + 0,57 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,17
8 8
30. H (d) untuk (D, C)
Kapasitas Hardisk (D, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, C) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, C) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Read Speed (D, C) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (D, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (D, C) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,14
(D, C) = (0 + 0 + 0,57 + 0,57 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,14
8 8
56

31. H (d) untuk (D, E)


Kapasitas Hardisk (D, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, E) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, E) = 6 - 5 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (D, E) = 6 - 5 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (D, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (D, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (D, E) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(D, E) = (0 + 0 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
32. H (d) untuk (D, F)
Kapasitas Hardisk (D, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, F) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, F) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (D, F) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (D, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (D, F) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (D, F) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,56
(D, F) = (0 + 0 + 0,28 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,07
8 8
33. H (d) untuk (D, G)
Kapasitas Hardisk (D, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, G) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, G) = 6 - 1 = 5 → Linier → H(d) = 0,71
Read Speed (D, G) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (D, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, G) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (D, G) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (D, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,99
(D, G) = (0 + 0 + 0,71 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
57

34. H (d) untuk (D, H)


Kapasitas Hardisk (D, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, H) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, H) = 6 - 6 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (D, H) = 6 - 6 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (D, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, H) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (D, H) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (D, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(D, H) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
35. H (d) untuk (D, I)
Kapasitas Hardisk (D, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, I) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (D, I) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (D, I) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (D, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, I) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (D, I) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,85
(D, I) = (0 + 0 + 0,28 + 0,57 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,11
8 8
36. H (d) untuk (D, J)
Kapasitas Hardisk (D, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (D, J) = 5 - 4 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (D, J) = 6 - 3 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (D, J) = 6 - 3 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (D, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (D, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (D, J) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (D, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,86
(D, J) = (0 + 1 + 0,43 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,23
8 8
58

37. H (d) untuk (E, A)


Kapasitas Hardisk (E, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (E, A) = 5 - 7 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (E, A) = 5 - 7 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (E, A) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (E, A) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (E, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (E, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(E, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
38. H (d) untuk (E, B)
Kapasitas Hardisk (E, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (E, B) = 5 - 4 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (E, B) = 5 - 2 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (E, B) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, B) = 6 - 4 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (E, B) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (E, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,07
(E, B) = (0 + 0 + 0,14 + 0,43 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,13
8 8
39. H (d) untuk (E, C)
Kapasitas Hardisk (E, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (E, C) = 5 - 2 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (E, C) = 5 - 2 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (E, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (E, C) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (E, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,86
(E, C) = (0 + 0 + 0,43 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,11
8 8
59

40. H (d) untuk (E, D)


Kapasitas Hardisk (E, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (E, D) = 5 - 6 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (E, D) = 5 - 6 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (E, D) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, D) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (E, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (E, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(E, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
41. H (d) untuk (E, F)
Kapasitas Hardisk (E, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (E, F) = 5 - 4 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (E, F) = 5 - 4 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (E, F) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (E, F) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (E, F) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (E, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(E, F) = (0 + 0 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
42. H (d) untuk (E, G)
Kapasitas Hardisk (E, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, G) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (E, G) = 5 - 1 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Read Speed (E, G) = 5 - 4 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (E, G) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, G) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (E, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (E, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,71
(E, G) = (0 + 1 + 0,57 + 0,14 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,34
8 8
60

43. H (d) untuk (E, H)


Kapasitas Hardisk (E, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, H) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (E, H) = 5 - 6 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (E, H) = 5 - 6 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (E, H) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, H) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (E, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (E, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(E, H) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
44. H (d) untuk (E, I)
Kapasitas Hardisk (E, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (E, I) = 5 - 4 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (E, I) = 5 - 2 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (E, I) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, I) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (E, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (E, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,57
(E, I) = (0 + 1 + 0,14 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,20
8 8
45. H (d) untuk (E, J)
Kapasitas Hardisk (E, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (E, J) = 7 - 4 = 3 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (E, J) = 5 - 3 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (E, J) = 5 - 3 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (E, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (E, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (E, J) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (E, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,56
(E, J) = (0 + 1 + 0,28 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,19
8 8
61

46. H (d) untuk (F, A)


Kapasitas Hardisk (F, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (F, A) = 4 - 7 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, A) = 4 - 7 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (F, A) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (F, A) = 5 - 5 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (F, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (F, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(F, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
47. H (d) untuk (F, B)
Kapasitas Hardisk (F, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (F, B) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, B) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (F, B) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, B) = 5 - 4 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, B) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (F, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(F, B) = (0 + 0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
48. H (d) untuk (F, C)
Kapasitas Hardisk (F, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (F, C) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (F, C) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (F, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, C) = 5 - 7 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (F, C) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (F, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,56
(F, C) = (0 + 0 + 0,28 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,07
8 8
62

49. H (d) untuk (F, D)


Kapasitas Hardisk (F, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, D) = 7 - 5 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (F, D) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, D) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (F, D) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, D) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (F, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(F, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
50. H (d) untuk (F, E)
Kapasitas Hardisk (F, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (F, E) = 4 - 5 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, E) = 4 - 5 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (F, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (F, E) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, E) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (F, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(F, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
51. H (d) untuk (F, G)
Kapasitas Hardisk (F, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, G) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (F, G) = 4 - 1 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (F, G) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (F, G) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, G) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (F, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2,43
(F, G) = (0 + 1 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,30
8 8
63

52. H (d) untuk (F, H)


Kapasitas Hardisk (F, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, H) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (F, H) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, H) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (F, H) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, H) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (F, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(F, H) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
53. H (d) untuk (F, I)
Kapasitas Hardisk (F, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, I) = 7 - 6 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (F, I) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (F, I) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (F, I) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, I) = 5 - 6 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (F, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (F, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,28
(F, I) = (0 + 1 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,16
8 8
54. H (d) untuk (F, J)
Kapasitas Hardisk (F, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (F, J) = 7 - 4 = 3 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (F, J) = 4 - 3 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (F, J) = 4 - 3 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (F, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Width (F, J) = 5 - 7 = -2 → Level → H(d) = 0
Interface (F, J) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (F, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,28
(F, J) = (0 + 1 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,16
8 8
64

55. H (d) untuk (G, A)


Kapasitas Hardisk (G, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, A) = 1 - 7 = -6 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, A) = 4 - 7 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (G, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (G, A) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (G, A) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
File System (G, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(G, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
56. H (d) untuk (G, B)
Kapasitas Hardisk (G, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, B) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, B) = 1 - 4 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, B) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (G, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, B) = 6 - 4 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (G, B) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,78
(G, B) = (0 + 0 + 0 + 0,28 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,10
8 8
57. H (d) untuk (G, C)
Kapasitas Hardisk (G, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, C) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, C) = 1 - 2 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, C) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (G, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (G, C) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(G, C) = (0 + 0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
65

58. H (d) untuk (G, D)


Kapasitas Hardisk (G, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (G, D) = 1 - 6 = -5 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, D) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (G, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, D) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (G, D) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (G, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(G, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
59. H (d) untuk (G, E)
Kapasitas Hardisk (G, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, E) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, E) = 1 - 5 = -4 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, E) = 4 - 5 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (G, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (G, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (G, E) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(G, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
60. H (d) untuk (G, F)
Kapasitas Hardisk (G, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, F) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, F) = 1 - 4 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, F) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (G, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (G, F) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (G, F) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(G, F) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
66

61. H (d) untuk (G, H)


Kapasitas Hardisk (G, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, H) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, H) = 1 - 6 = -5 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, H) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (G, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, H) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (G, H) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (G, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(G, H) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
62. H (d) untuk (G, I)
Kapasitas Hardisk (G, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (G, I) = 1 - 4 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, I) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (G, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, I) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (G, I) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(G, I) = (0 + 0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
63. H (d) untuk (G, J)
Kapasitas Hardisk (G, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (G, J) = 6 - 4 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (G, J) = 1 - 3 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (G, J) = 4 - 3 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (G, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (G, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (G, J) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (G, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,14
(G, J) = (0 + 1 + 0 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,14
8 8
67

64. H (d) untuk (H, A)


Kapasitas Hardisk (H, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, A) = 6 - 7 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (H, A) = 6 - 7 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (H, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (H, A) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (H, A) = 5 - 7 = -2 → Usual → H(d) = 0
File System (H, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(H, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
65. H (d) untuk (H, B)
Kapasitas Hardisk (H, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, B) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, B) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (H, B) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (H, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, B) = 6 - 4 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (H, B) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,35
(H, B) = (0 + 0 + 0,28 + 0,57 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,17
8 8
66. H (d) untuk (H, C)
Kapasitas Hardisk (H, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, C) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, C) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Read Speed (H, C) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (H, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (H, C) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,14
(H, C) = (0 + 0 + 0,57 + 0,57 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,14
8 8
68

67. H (d) untuk (H, D)


Kapasitas Hardisk (H, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (H, D) = 6 - 6 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (H, D) = 6 - 6 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (H, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, D) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (H, D) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (H, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(H, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
68. H (d) untuk (H, E)
Kapasitas Hardisk (H, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, E) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, E) = 6 - 5 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (H, E) = 6 - 5 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (H, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (H, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (H, E) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(H, E) = (0 + 0 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
69. H (d) untuk (H, F)
Kapasitas Hardisk (H, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, F) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, F) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (H, F) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Height (H, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (H, F) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (H, F) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,56
(H, F) = (0 + 0 + 0,28 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,07
8 8
69

70. H (d) untuk (H, G)


Kapasitas Hardisk (H, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, G) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, G) = 6 - 1 = 5 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (H, G) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,71
Height (H, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, G) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (H, G) = 5 - 5 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (H, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,99
(H, G) = (0 + 0 + 0,28 + 0,71 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,12
8 8
71. H (d) untuk (H, I)
Kapasitas Hardisk (H, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (H, I) = 6 - 4 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (H, I) = 6 - 2 = 4 → Linier → H(d) = 0,57
Height (H, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, I) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (H, I) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,85
(H, I) = (0 + 0 + 0,28 + 0,57 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,11
8 8
72. H (d) untuk (H, J)
Kapasitas Hardisk (H, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (H, J) = 6 - 4 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (H, J) = 6 - 3 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (H, J) = 6 - 3 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Height (H, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (H, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (H, J) = 5 - 6 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (H, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,86
(H, J) = (0 + 1 + 0,43 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,23
8 8
70

73. H (d) untuk (I, A)


Kapasitas Hardisk (I, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, A) = 4 - 7 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, A) = 2 - 7 = -5 → Linier → H(d) = 0
Height (I, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (I, A) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (I, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (I, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(I, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
74. H (d) untuk (I, B)
Kapasitas Hardisk (I, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, B) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, B) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, B) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (I, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, B) = 6 - 4 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (I, B) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (I, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(I, B) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
75. H (d) untuk (I, C)
Kapasitas Hardisk (I, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, C) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, C) = 4 - 2 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (I, C) = 2 - 2 = 0 → Linier → H(d) = 0
Height (I, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, C) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (I, C) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (I, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(I, C) = (0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
71

76. H (d) untuk (I, D)


Kapasitas Hardisk (I, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (I, D) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, D) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (I, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, D) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (I, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (I, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 2
(I, D) = (0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,25
8 8
77. H (d) untuk (I, E)
Kapasitas Hardisk (I, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, E) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, E) = 4 - 5 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, E) = 2 - 5 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (I, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (I, E) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (I, E) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (I, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(I, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
78. H (d) untuk (I, F)
Kapasitas Hardisk (I, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, F) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, F) = 4 - 4 = 0 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, F) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (I, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (I, F) = 6 - 5 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (I, F) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (I, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(I, F) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
72

79. H (d) untuk (I, G)


Kapasitas Hardisk (I, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, G) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, G) = 4 - 1 = 3 → Linier → H(d) = 0,43
Read Speed (I, G) = 2 - 4 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (I, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, G) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (I, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (I, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,43
(I, G) = (0 + 0 + 0,43 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,18
8 8
80. H (d) untuk (I, H)
Kapasitas Hardisk (I, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, H) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (I, H) = 4 - 6 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (I, H) = 2 - 6 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (I, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, H) = 6 - 6 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (I, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (I, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(I, H) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,12
8 8
81. H (d) untuk (I, J)
Kapasitas Hardisk (I, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (I, J) = 6 - 4 = 2 → Usual → H(d) = 1
Write Speed (I, J) = 4 - 3 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (I, J) = 2 - 3 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (I, J) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (I, J) = 6 - 7 = -1 → Level → H(d) = 0
Interface (I, J) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (I, J) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,14
(I, J) = (0 + 1 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,14
8 8
73

82. H (d) untuk (J, A)


Kapasitas Hardisk (J, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, A) = 4 - 7 = -3 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, A) = 3 - 7 = -4 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, A) = 3 - 7 = -4 → Linier → H(d) = 0
Height (J, A) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (J, A) = 7 - 5 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (J, A) = 6 - 7 = -1 → Usual → H(d) = 0
File System (J, A) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(J, A) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
83. H (d) untuk (J, B)
Kapasitas Hardisk (J, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, B) = 4 - 7 = -3 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, B) = 3 - 4 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, B) = 3 - 2 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (J, B) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, B) = 7 - 4 = 3 → Level → H(d) = 0,5
Interface (J, B) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (J, B) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,64
(J, B) = (0 + 0 + 0 + 0,14 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,08
8 8
84. H (d) untuk (J, C)
Kapasitas Hardisk (J, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, C) = 4 - 7 = -3 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, C) = 3 - 2 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Read Speed (J, C) = 3 - 2 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (J, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, C) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Interface (J, C) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (J, C) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,28
(J, C) = (0 + 0 + 0,14 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,03
8 8
74

85. H (d) untuk (J, D)


Kapasitas Hardisk (J, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, D) = 4 - 5 = -1 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, D) = 3 - 6 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, D) = 3 - 6 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (J, D) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, D) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (J, D) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (J, D) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(J, D) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,12
8 8
86. H (d) untuk (J, E)
Kapasitas Hardisk (J, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, E) = 4 - 7 = -3 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, E) = 3 - 5 = -2 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, E) = 3 - 5 = -2 → Linier → H(d) = 0
Height (J, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (J, E) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (J, E) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (J, E) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0
(J, E) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0) = =0
8 8
87. H (d) untuk (J, F)
Kapasitas Hardisk (J, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, F) = 4 - 7 = -3 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, F) = 3 - 4 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, F) = 3 - 4 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (J, F) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Width (J, F) = 7 - 5 = 2 → Level → H(d) = 0,5
Interface (J, F) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (J, F) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,5
(J, F) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,5 + 0 + 0) = = 0,06
8 8
75

88. H (d) untuk (J, G)


Kapasitas Hardisk (J, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, G) = 4 - 6 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, G) = 3 - 1 = 2 → Linier → H(d) = 0,28
Read Speed (J, G) = 3 - 4 = -1 → Linier → H(d) = 0
Height (J, G) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, G) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (J, G) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (J, G) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1,28
(J, G) = (0 + 0 + 0,28 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,16
8 8
89. H (d) untuk (J, H)
Kapasitas Hardisk (J, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, H) = 4 - 6 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, H) = 3 - 6 = -3 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, H) = 3 - 6 = -3 → Linier → H(d) = 0
Height (J, H) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, H) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (J, H) = 6 - 5 = 1 → Usual → H(d) = 1
File System (J, H) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 1
(J, H) = (0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 0) = = 0,12
8 8
90. H (d) untuk (J, I)
Kapasitas Hardisk (J, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
System Requirements (J, I) = 4 - 6 = -2 → Usual → H(d) = 0
Write Speed (J, I) = 3 - 4 = -1 → Linier → H(d) = 0
Read Speed (J, I) = 3 - 2 = 1 → Linier → H(d) = 0,14
Height (J, I) = 7 - 7 = 0 → Level → H(d) = 0
Width (J, I) = 7 - 6 = 1 → Level → H(d) = 0
Interface (J, I) = 6 - 6 = 0 → Usual → H(d) = 0
File System (J, I) = 7 - 7 = 0 → Usual → H(d) = 0
1 0,14
(J, I) = (0 + 0 + 0 + 0,14 + 0 + 0 + 0 + 0) = = 0,02
8 8
76

Tabel 3.22. Tabel PROMETHEE Tahap 2


PROMETHEE
A B C D E F G H I J
TAHAP 2
A 0,26 0,30 0,28 0,19 0,23 0,41 0,28 0,39 0,39
B 0 0,03 0,25 0 0 0,30 0,25 0,12 0,14
C 0,06 0,06 0,25 0 0,06 0,27 0,25 0,12 0,12
D 0 0,17 0,14 0,03 0,07 0,12 0 0,11 0,23
E 0 0,13 0,11 0,25 0,03 0,34 0,25 0,20 0,19
F 0 0,03 0,07 0,25 0 0,30 0,25 0,16 0,16
G 0 0,10 0,03 0,12 0 0 0 0,03 0,14
H 0 0,17 0,14 0,12 0,03 0,07 0,12 0,11 0,23
I 0 0,06 0,03 0,25 0 0 0,18 0,12 0,14
J 0,06 0,08 0,03 0,12 0 0,06 0,16 0,12 0,02

2. Menghitung Nilai Leaving Flow


1
A = (0,26 + 0,30 + 0,28 + 0,19 + 0,23 + 0,41 + 0,28 + 0,39 + 0,39)
10 − 1

1
= (2,73)
9
= 0,30
1
B = (0 + 0,03 + 0,25 + 0 + 0 + 0,30 + 0,25 + 0,12 + 0,14)
10 − 1

1
= (1,09)
9
= 0,12
1
C = (0,06 + 0,06 + 0,25 + 0 + 0,06 + 0,27 + 0,25 + 0,12 + 0,12)
10 − 1

1
= (1,19)
9
= 0,13
1
D = (0 + 0,17 + 0,14 + 0,03 + 0,07 + 0,12 + 0 + 0,11 + 0,23)
10 − 1

1
= (0,87)
9
= 0,09
77

1
E = (0 + 0,13 + 0,11 + 0,25 + 0,03 + 0,34 + 0,25 + 0,20 + 0,19)
10 − 1

1
= (1,50)
9
= 0,16
1
F = (0 + 0,03 + 0,07 + 0,25 + 0 + 0,30 + 0,25 + 0,16 + 0,16)
10 − 1

1
= (1,22)
9
= 0,13
1
G = (0 + 0,10 + 0,03 + 0,12 + 0 + 0 + 0 + 0,03 + 0,14)
10 − 1

1
= (0,42)
9
= 0,05
1
H = (0 + 0,17 + 0,14 + 0,12 + 0,03 + 0,07 + 0,12 + 0,11 + 0,23)
10 − 1

1
= (0,99)
9
= 0,11
1
I = (0 + 0,06 + 0,03 + 0,25 + 0 + 0 + 0,18 + 0,12 + 0,14)
10 − 1

1
= (0,78)
9
= 0,08
1
J = (0,06 + 0,08 + 0,03 + 0,12 + 0 + 0,06 + 0,16 + 0,12 + 0,02)
10 − 1

1
= (0,65)
9
= 0,07

3. Menghitung Nilai Entering Flow


1
A = (0 + 0,06 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0,06)
10 − 1

1
= (0,12)
9
= 0,01
78

1
B = (0,26 + 0,06 + 0,17 + 0,13 + 0,03 + 0,10 + 0,17 + 0,06 + 0,08)
10 − 1

1
= (1,06)
9
= 0,12
1
C = (0,30 + 0,03 + 0,14 + 0,11 + 0,07 + 0,03 + 0,14 + 0,03 + 0,03)
10 − 1

1
= (0,88)
9
= 0,10
1
D = (0,28 + 0,25 + 0,25 + 0,25 + 0,25 + 0,12 + 0,12 + 0,25 + 0,12)
10 − 1

1
= (1,89)
9
= 0,21
1
E = (0,19 + 0 + 0 + 0,03 + 0 + 0 + 0,03 + 0 + 0)
10 − 1

1
= (0,25)
9
= 0,03
1
F = (0,23 + 0 + 0,06 + 0,07 + 0,03 + 0 + 0,07 + 0 + 0,06)
10 − 1

1
= (0,52)
9
= 0,06
1
G = (0,41 + 0,30 + 0,27 + 0,12 + 0,34 + 0,30 + 0,12 + 0,18 + 0,16)
10 − 1

1
= (2,20)
9
= 0,24
1
H = (0,28 + 0,25 + 0,25 + 0 + 0,25 + 0,25 + 0 + 0,12 + 0,12)
10 − 1

1
= (1,52)
9
= 0,17
1
I = (0,39 + 0,12 + 0,12 + 0,11 + 0,20 + 0,16 + 0,03 + 0,11 + 0,02)
10 − 1

1
= (1,26)
9
= 0,14
79

1
J = (0,39 + 0,14 + 0,12 + 0,23 + 0,19 + 0,16 + 0,14 + 0,23 + 0,14)
10 − 1
1
= (1,74)
9
= 0,19

4. Hitung Nilai Net Flow


A = 0,30 – 0,01
= 0,29
B = 0,12 – 0,12
= 0
C = 0,13 – 0,10
= 0,03
D = 0,09 – 0,21
= -0,12
E = 0,16 – 0,03
= 0,13
F = 0,13 – 0,06
= 0,07
G = 0,05 – 0,24
= -0,19
H = 0,11 – 0,17
= -0,06
I = 0,08 – 0,14
= -0,06
J = 0,07 – 0,19
= -0,12
80

Hasil Akhir Ranking PROMETHEE

Tabel 3.23. Tabel Ranking PROMETHEE

Alternatif Nilai Ranking

Lacie Rugged Triple (A) 0,29 1

Transcend StoreJet (E) 0,13 2

A-Data DashDrive (F) 0,07 3

Toshiba Canvio Simple (C) 0,03 4

WD My Passport (B) 0 5

Buffalo Mini Station (H) -0,06 6

Spectra Flash RapidStore (I) -0,06 7

Seagate (D) -0,12 8

Fujitsu (J) -0,12 9

Hitachi Touro Mobile (G) -0,19 10

3.4. Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem yang dirancang penulis bertujuan menggambarkan kondisi dan


bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan sistem
dilakukan dengan membuat use-case diagram, activity diagram dan sequence
diagram.

3.4.1. Use-Case Diagram dan Activity Diagram

Untuk menganalisis interaksi yang terjadi antara user dan sistem penulis
menggunakan use-case diagram. Use-case berperan menggambarkan interaksi antar
komponen-komponen yang berperan dalam sistem yang akan dirancang, yaitu dapat
dilihat pada gambar 3.2. Use-case sistem.
81

Gambar 3.2. Use-Case Sistem

Use-case pada gambar 3.2. menjelaskan aksi yang dapat dilakukan oleh user,
user dapat menginput nilai preferensi matriks, menginput nilai preferensi alternatif,
menghitung net flow, mendapatkan nilai perankingan AHP, mendapatkan nilai
perankingan PROMETHEE.

3.4.1.1. Spesifikasi Use-Case dan Activity Diagram Algoritma AHP

Spesifikasi use-case untuk Algoritma AHP

Tabel 3.24. Spesifikasi Use-Case Diagram Algoritma AHP


Name Algoritma AHP.
Actors User.
Trigger User mengklik tombol AHP Algorithm, hasil akhir
menghasilkan ranking AHP untuk Hardisk Eksternal.
Preconditions Menghitung nilai matriks kriteria.
Post Conditions Perhitungan Matriks Global.
Success Scenario 1. User menginput nilai preferensi kriteria dan Alternatif.
82

2. Sistem akan melakukan proses perankingan.


3. Sistem akan menampilkan hasil Hardisk Eksternal yang
sesuai dengan kebutuhan user.
Alternatif Flows -

Activity diagram untuk proses perankingan dengan Algoritma AHP ialah


sebagai Gambar 3.3. berikut:

Gambar 3.3. Activity Diagram Algoritma AHP


83

3.4.1.2. Spesifikasi Use-Case dan Activity Diagram Algoritma PROMETHEE

Spesifikasi use-case untuk Algoritma PROMETHEE

Tabel 3.25. Spesifikasi Use-Case Diagram Algoritma PROMETHEE


Name Algoritma PROMETHEE.
Actors User.
Trigger User mengklik tombol PROMETHEE Algorithm, hasil akhir
menghasilkan ranking PROMETHEE untuk Hardisk Eksternal.
Preconditions Menghitung nilai PROMETHEE tahap 1.
Post Conditions Perhitungan nilai PROMETHEE tahap 2.
Success 1. User menginput nilai preferensi pada PROMETHEE tahap 1.
Scenario 2. Sistem akan melakukan proses perankingan.
3. Sistem akan menampilkan hasil Hardisk Eksternal yang
sesuai dengan kebutuhan user.
Alternatif Flows -

Activity diagram untuk proses perankingan dengan Algoritma AHP ialah


sebagai Gambar 3.4 berikut:
84

Gambar 3.4. Activity Diagram Algoritma PROMETHEE

3.4.1.3. Sequence Diagram

Sequence Diagram ialah interaksi menggambarkan interaksi di antara actor dan sistem
dalam scenario use-case. Sequence diagram untuk penelitian ini penulis membagi
dalam 2 bagian , sequence diagram AHP dan sequence diagram PROMETHEE, yaitu
dapat dilihat pada gambar 3.5. sequence diagram AHP dan pada gambar 3.6. sequence
diagram PROMETHEE berikut:
85

Gambar 3.5. Sequence Diagram AHP


86

Gambar 3.6. Sequence Diagram PROMETHEE

3.5. Perancangan Sistem

3.5.1. Pembuatan Algoritma Program

Pembuatan algoritma program adalah proses penerjemahan langkah-langkah algoritma


AHP dan algoritma PROMETHEE ke dalam sebuah bahasa pemograman. Tahap-tahap
yang dilalui dalam pembuatan algoritma program yaitu:

1. Pembuatan alur proses sistem secara umum.


2. Pembuatan alur proses sistem pendukung keputusan menggunakan algoritma AHP
ke dalam bahasa pemrograman Java.
3. Pembuatan alur proses sistem pendukung keputusan menggunakan algoritma
PROMETHEE ke dalam bahasa pemrograman Java.
87

3.5.2. Alur Proses Sistem Secara Umum

Alur proses sistem secara umum dibagi menjadi dua yaitu pemilihan Hardisk
Eksternal dengan algoritma AHP dan algoritma PROMETHEE, penulis
memvisualisasikan melalui flowchart seperti pada Gambar 3.7. menggunakan
algoritma AHP dan Gambar 3.8. menggunakan algoritma PROMETHEE.
88

Mulai A

tidak
Input nilai matriks CR < 0,1
kriteria berpasangan

Inputyanilai matriks
Normalisasi matriks kriteria
alternatif Dimensi
berpasangan

Proses matriks
Hitung nilai matriks prioritas alternatif Dimensi

Hitung konsistensi matriks Hitung konsistensi matriks


kriteria alternatif Dimensi

tidak tidak
CR < 0,1 CR < 0,1

ya ya

Input nilai matriks Input nilai matriks


alternatif Kapasitas alternatif Tipe USB

Proses matriks alternatif Proses matriks


Kapasitas alternatif Tipe USB

Hitung konsistensi matriks Hitung konsistensi matriks


alternatif Kapasitas alternatif Tipe USB

tidak tidak
CR < 0,1 CR < 0,1

ya ya
Input nilai matriks alternatif Hitung Prioritas Global
Kecepatan Transfer

Proses matriks alternatif Ranking Hardisk Eksternal


Kecepatan Transfer

Selesai
Hitung konsistensi matriks
alternatif Kecepatan Transfer

Gambar 3.7. Flowchart Proses Algoritma AHP


89

Mulai

Bagi kriteria menjadi sub


kriteria

Input nilai preferensi


tiap alternatif

Tentukan tipe preferensi


serta nilai p dan q

Hitung nilai H(d)

Menampilkan tabel
PROMETHEE tahap 2

Hitung Entering Flow

Hitung Leaving Flow

Hitung Net Flow

Tampilan Hardisk
Eksternal

Selesai

Gambar 3.8. Flowchart Proses Algoritma PROMETHEE


90

3.6. Perancangan Antarmuka Sistem (Interface)

3.6.1. Halaman Menu Utama

Halaman menu utama merupakan halaman yang pertama kali muncul pada saat sistem
dijalankan. Dimana halaman utama ini terdiri dari beberapa menu bar, yaitu menu
Algorithm, About dan Exit. Tampilan rancangan halaman utama dapat dilihat pada
Gambar 3.9.

Judul(1) X

Algorithm(2) About(3) Exit(4)

AHP(5)

PROMETHEE(6)
(7)
Background

Gambar 3.9. Rancangan Halaman Utama


91

Keterangan:

Tabel 3.26. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Antarmuka Aplikasi


No
Jenis Objek Keterangan
Objek
Judul Menu
1 Judul Aplikasi yang akan dirancang.
(Menu File)
Berisi sub menu algoritma AHP dan algoritma
2 JMenu Algorithm
PROMETHEE.
3 JMenu About Menu yang berisi sekilas tentang penulis.
4 JMenu Exit Keluar dari aplikasi.
5 JMenu Item (AHP) Sub menu perhitungan awal algoritma AHP.
JMenu Item Sub menu perhitungan awal algoritma
6
(PROMETHEE) PROMETHEE.
JPanel
7 Tampilan background aplikasi.
(Judul)

3.6. 2. Halaman Sub Menu AHP

Halaman menu Algorithm, merupakan halaman sub menu yang berisi sub menu AHP
dan sub menu PROMETHEE. Halaman sub menu AHP, merupakan halaman sub menu
yang berisi langkah awal perhitungan algoritma AHP. Terdapat tiga tampilan yang
akan dirancang, rancangan untuk tampilan Matriks Kriteria, Matriks Alternatif dan
Matriks Global. Tampilan rancangan Matriks Kriteria dapat dilihat pada Gambar
3.10., rancangan Matriks Alternatif Kapasitas pada Gambar 3.11., rancangan Matriks
Alternatif Tipe USB pada Gambar 3.12. dan Matriks Global pada Gambar 3.13.
92

Judul(1) X
(1)

Perbandingan Matriks Berpasangan :(2) Konsistensi:(9)

(3) (10)
Jtable Jtable
(11)
JTextField
(4)
Hitung Next (5)

Normalisasi:(6) Alternative Berikutnya(12)

(7)
Jtable

Next (8)

Gambar 3.10. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Kriteria

Tabel 3.27. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Kriteria

No
Jenis Objek Keterangan
Objek
JInternal Frame
1 Judul dari frame kriteria.
(Proses Kriteria)
JPanel (Perbandingan Berisi JTable dan JButton untuk input, dan proses
2
Matriks Kriteria) nilai preferensi.
3 JTable Tabel yang berisi nilai input dari preferensi kriteria.
Button untuk melakukan proses perbandingan dan
4 JButton (Hitung)
pembobotan hirarki dari nilai preferensi.
Button untuk normalisasi eigenvector (matriks
5 JButton (Next)
prioritas).
Berisi perhitungan pembobotan hirarki yang
6 JPanel (Normalisasi) dinormalisasi dan perhitungan normalisasi
eigenvector (matriks prioritas).
7 JTable Tabel yang berisi nilai normalisasi dari eigenvector.
93

Button untuk memproses hasil dari λ maks, CI, CR


8 JButton (Next)
dan menampilkan konsistensi.
Berisi perhitungan dari λ maks, CI, CR, dan
9 JPanel (Konsistensi)
konsistensi.
Tabel yang berisi λ maks, CI dan CR untuk
10 JTable
menghitung konsistensi.
Untuk menampilkan nilai konsisten dan tidak
11 JTextField
konsisten.
JButton (Alternative
12 Untuk melanjutkan perhitungan alternatif.
Berikutnya)

Judul(1) X
(1)
Kapasitas(2) Kecepatan Transfer(3) Dimensi(4) Tipe USB(5)

Perbandingan Matriks Alternative Kapasitas :(6) Konsistensi:(13)

(7) (14)
Jtable Jtable
(15)
JTextField
(8) (9)
Hitung Next

Normalisasi:(10)

(11)
Jtable
Next (12)

Gambar 3.11. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Alternatif Kapasitas


94

Tabel 3.28. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Alternatif


Kapasitas

No
Jenis Objek Keterangan
Objek
JInternal Frame
1 Judul dari frame alternative.
(Proses Alternative)
2 JPanel (Kapasitas) Berisi perhitungan alternatif kapasitas.
JPanel (Kecepatan
3 Berisi perhitungan alternatif kecepatan transfer.
transfer)
4 JPanel (Dimensi) Berisi perhitungan alternatif dimensi.
5 JPanel (Tipe USB) Berisi perhitungan alternatif tipe usb.
JPanel (Perbandingan
Berisi JTabel dan JButton untuk input dan proses
6 Matriks Alternative
nilai preferensi.
Kapasitas)
Tabel yang berisi nilai input dari preferensi
7 JTable
alternatif kapasitas.
Button untuk melakukan proses perbandingan dan
8 JButton (Hitung)
pembobotan hirarki dari nilai preferensi.
Button untuk normalisasi eigenvector (matriks
9 JButton (Next)
prioritas).
Berisi perhitungan pembobotan hirarki yang di
10 JPanel (Normalisasi) normalisasi dan perhitungan normalisasi eigen
vector (matriks prioritas).
11 JTabel Tabel yang berisi nilai normalisasi dari eigenvector.
Button untuk memproses hasil dari λ maks, CI, CR
12 JButton (Next)
dan menampilkan konsistensi.
Berisi perhitungan dari λ maks, CI, CR dan
13 JPanel (Konsistensi)
konsistensi.
Tabel yang berisi λ maks, CI dan CR untuk
14 JTable
menghitung konsistensi.
Untuk menampilkan nilai konsisten dan tidak
15 JText Field
konsisten.
95

Judul(1) X
(1)
Kapasitas(2) Kecepatan Transfer(3) Dimensi(4) Tipe USB(5)
Konsistensi:(13)
Perbandingan Matriks Alternative Tipe USB :(6)

(14)
(7)
Jtable
Jtable
(15)
JTextField

Hitung (8) Next (9)

Normalisasi:(10) Hitung Matriks Global(16)

(11)
Jtable
Next (12)

Gambar 3.12. Rancangan Halaman Sub Menu AHP Alternatif Tipe USB

Tabel 3.29. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Sub Menu AHP Alternatif


Tipe USB

No
Jenis Objek Keterangan
Objek
JInternal Frame
1 Judul dari frame alternative.
(Proses Alternative)
2 JPanel (Kapasitas) Berisi perhitungan alternatif kapasitas.
JPanel (Kecepatan
3 Berisi perhitungan alternatif kecepatan transfer.
transfer)
4 JPanel (Dimensi) Berisi perhitungan alternatif dimensi.
5 JPanel (Tipe USB) Berisi perhitungan alternatif tipe usb.
JPanel (Perbandingan
Berisi JTabel dan JButton untuk input dan proses
6 Matriks Alternative
nilai preferensi.
Kapasitas)
Tabel yang berisi nilai input dari preferensi
7 JTable
alternatif kapasitas.
96

Button untuk melakukan proses perbandingan dan


8 JButton (Hitung)
pembobotan hirarki dari nilai preferensi.
Button untuk normalisasi eigenvector (matriks
9 JButton (Next)
prioritas).
Berisi perhitungan pembobotan hirarki yang di
10 JPanel (Normalisasi) normalisasi dan perhitungan normalisasi eigen
vector (matriks prioritas).
11 JTabel Tabel yang berisi nilai normalisasi dari eigenvector.
Button untuk memproses hasil dari λ maks, CI, CR
12 JButton (Next)
dan menampilkan konsistensi.
Berisi perhitungan dari λ maks, CI, CR dan
13 JPanel (Konsistensi)
konsistensi.
Tabel yang berisi λ maks, CI dan CR untuk
14 JTable
menghitung konsistensi.
Untuk menampilkan nilai konsisten dan tidak
15 JText Field
konsisten.
JButton (Hitung Button untuk melanjutkan perhitungan matriks
16
Matriks Global) global.
97

Judul(1) X

Reload Matriks Prioritas: (2)

)
JTable (3

Hitung Matriks Prioritas Global (4)

Prioritas Global: (4)


(16)
Lacie Rugged Triple (6) JTextField
(17)
WD My Passport (7) JTextField
(18)
Toshiba Canvio Simple (8) JTextField
(19)
Seagate (9) JTextField
(20)
Transcend StoreJet (10) JTextField
(21)
A-Data DashDrive (11) JTextField
(22)
Hitachi Touro Mobile (12) JTextField
(23)
Buffalo Mini Station (13) JTextField
(24)
Spectra Flash RapidStore (14) JTextField
(25)
JTextArea (26)
Fujitsu (15) JTextField

Gambar 3.13. Rancangan Halaman Matriks Global

Tabel 3.30. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Matriks Global


No
Jenis Objek Keterangan
Objek
JInternal Frame
1 Judul dari frame matriks global.
(Matriks Global)
JPanel (Reload Berisi perhitungan matriks prioritas kriteria dan
2
Matriks Prioritas) alternatif
Tabel yang berisi perhitungan dari matriks prioritas
3 JTable
kriteria dan alternatif.
JButton (Hitung
Button untuk menghitung nilai matriks prioritas
4 Matriks Prioritas
global.
Global)
98

JPanel (Prioritas Berisi sub-sub untuk menghitung ranking hardisk


5
Global) eksternal.
6 JLabel Label dari keterangan Lacie Rugged Triple.
7 JLabel Label dari keterangan WD My Passport.
8 JLabel Label dari keterangan Toshiba Canvio Simple.
9 JLabel Label dari keterangan Seagate.
10 JLabel Label dari keterangan Transcend StoreJet.
11 JLabel Label dari keterangan A-Data DashDrive.
12 JLabel Label dari keterangan Hitachi Touro Mobile.
13 JLabel Label dari keterangan Buffalo MiniStation.
14 JLabel Label dari keterangan Spectra Flash RapidStore.
15 JLabel Label dari keterangan Fujitsu.
JTextField TextField untuk menampilkan nilai dari Lacie
16
Rugged Triple.
TextField untuk menampilkan nilai dari WD My
17 JTextField
Passport.
TextField untuk menampilkan nilai dari Toshiba
18 JTextField
Canvio Simple.
19 JTextField TextField untuk menampilkan nilai dari Seagate.
TextField untuk menampilkan nilai dari Transcend
20 JTextField
StoreJet.
TextField untuk menampilkan nilai dari A-Data
21 JTextField
DashDrive.
TextField untuk menampilkan nilai dari Hitachi
22 JTextField
Touro Mobile.
TextField untuk menampilkan nilai dari Buffalo Mini
23 JTextField
Station.
TextField untuk menampilkan nilai dari Spectra
24 JTextField
Flash RapidStore.
25 JTextField TextField untuk menampilkan nilai dari Fujitsu.
JTextArea TextArea untuk menampilkan hardisk eksternal dan
26
menampilkan waktu berjalannya algoritma.
99

3.6.3. Halaman Sub Menu PROMETHEE

Halaman sub menu PROMETHEE merupakan halaman sub menu yang berisi
perhitungan algoritma PROMETHEE. Tampilan yang akan dirancang ialah seperti
pada Gambar 3.14.

Judul X

JTabel (1)

Proses PROMETHEE Tahap 2(2)

JTabel (3)

Proses Net flow (4)


Net Flow: (5)
(16) JText
Lacie Rugged Triple (6) JTextField (11) A-Data DashDrive JTextField (21)
(17) (26)
WD My Passport (7) JTextField (12) Hitachi Touro Mobile JTextField (22) Area
(18)
Toshiba Canvio Simple (8) JTextField (13) Buffalo Mini Station JTextField (23)
(19)
Seagate (9) JTextField (14) Spectra Flash RapidSotre JTextField (24)
Transcend StoreJet (10) Fujitsu (20) JTextField (25)
JTextField (15)

Gambar 3.14. Rancangan Halaman PROMETHEE

Tabel 3.31. Keterangan Bagian-Bagian Rancangan PROMETHEE


No
Jenis Objek Keterangan
Objek
Tabel untuk mengisi nilai preferensi, tipe preferensi, p
1 JTabel
dan q.
2 JButton Button untuk menghitung proses PROMETHEE tahap 2.
Tabel untuk menampilkan nilai dari PROMETHEE
3 JTabel
Tahap 2.
100

4 JButton Button untuk menghitung nilai dari Net Flow.


5 Border Net Flow Border yang berisi ranking dari Net Flow.
6 JLabel Label untuk keterangan dari Lacie Rugged Triple.
7 JLabel Label untuk keterangan dari WD My Passport.
8 JLabel Label untuk keterangan dari Toshiba Canvio Simple.
9 JLabel Label untuk keterangan dari Seagate.
10 JLabel Label untuk keterangan dari Transcend StoreJet.
TextField untuk menampilkan nilai dari Lacie Rugged
11 JTextField
Triple.
TextField untuk menampilkan nilai dari Samsung WD
12 JTextField
My Passport.
TextField untuk menampilkan nilai dari Toshiba Canvio
13 JTextField
Simple.
14 JTextField TextField untuk menampilkan nilai dari Seagate.
TextField untuk menampilkan nilai dari Transcend
15 JTextField
StoreJet.
16 JLabel Label untuk keterangan dari A-Data DashDrive.
17 JLabel Label untuk keterangan dari Hitachi Touro Mobile.
18 JLabel Label untuk keterangan dari Buffalo Mini Station.
19 JLabel Label untuk keterangan dari Spectra Flash RapidStore.
20 JLabel Label untuk keterangan dari Fujitsu.
TextField untuk menampilkan nilai dari A-Data
21 JTextField
DashDrive.
TextField untuk menampilkan nilai dari Hitachi Touro
22 JTextField
Mobile.
TextField untuk menampilkan nilai dari Buffalo Mini
23 JTextField
Station.
TextField untuk menampilkan nilai dari Spectra Flash
24 JTextField
RapidStore.
25 JTextField TextField untuk menampilkan nilai dari Fujitsu.
TextArea untuk menampilkan hardisk eksternal dan
26 JTextArea
menampilkan waktu berjalannya algoritma.
101

3.6.4. Rancangan Halaman About

Rancangan halaman Tentang ini berfungsi menampilkan informasi tentang profil


penulis. Rancangan About dapat dilihat pada Gambar 3.15.

About(1) X

Label Profil(2)

Gambar 3.15. Rancangan Tampilan About

Tabel 3.32. Keterangan Rancangan Tampilan About

No
Jenis Objek Keterangan
Objek
JInternal Frame
1 Judul dari frame About.
(About)
2 JLabel Label yang berisi profil singkat penulis.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1. Implementasi Sistem

Implementasi dari aplikasi dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Java


NetBeans IDE 6.8 dengan JDK versi 6 Update 18. Penggunaan bahasa pemrograman
Java bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada penulis dalam pembuatan
source code dan tampilan aplikasi.

Proses implementasi sistem yang terjadi didalam aplikasi yang dirancang


dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Implementasi sistem pendukung keputusan dengan Algoritma AHP untuk
pemilihan Hardisk Eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user.
2. Implementasi sistem pendukung keputusan dengan Algoritma PROMETHEE
untuk pemilihan Hardisk Eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user.

4.1.1. Form Menu Utama

Form Menu Utama merupakan tampilan awal sistem yang muncul pada saat sistem
pertama kali dijalankan. Form Menu Utama terdiri dari 3 menu bar, yaitu menu
Algorithm, About dan Exit.
103

Gambar 4.1. Form Menu Utama

4.1.2. Form Algorithm

Form Algorithm merupakan menu bar pada form ini memiliki sub AHP dan sub
PROMETHEE. Pada sub AHP berisi Implementasi Algoritma AHP, dalam sub AHP
terdapat form Matriks Proses Kriteria, form Matriks Proses Alternative Kapasitas,
form Matriks Proses Alternative Kecepatan Transfer, form Matriks Proses Alternative
Dimensi, dan form Matriks Proses Altenative Tipe USB, yaitu dapat dilihat pada
gambar 4.2. Form Matriks AHP.
104

Gambar 4.2. Form Matriks AHP

Pada sub PROMETHEE berisi Implementasi Algoritma PROMETHEE, dalam


sub PROMETHEE terdapat form Matriks Perhitungan dengan PROMETHEE, yaitu
dapat dilihat pada gambar 4.3. Form Matriks PROMETHEE.

Gambar 4.3. Form Matiks PROMETHEE


105

4.1.3. Form About

Form About berisi tentang penulis, form ini memberikan sekilas tentang penulis dapat
dilihat pada gambar 4.4. Form About berikut ini.

Gambar 4.4. Form About

4.2. Pengujian Sistem

Tahap pengujian sistem merupakan lanjutan dari tahap yang sebelumnya telah
dilakukan, yaitu tahap implementasi sistem. Pengujian sistem ini ialah dengan
memasukan nilai preferensi terhadap Algoritma AHP dan Algoritma PROMETHEE ke
dalam aplikasi sistem.

4.2.1. Pengujian Proses Algoritma AHP

Pada pengujian ini dengan menggunakan algoritma AHP ialah dengan melakukan
interaksi dengan sistem dengan cara memilih menu Algorithm dan masuk pada sub
menu AHP. Dalam sub menu AHP terdapat form matriks proses kriteria, setelah
kriteria dihitung maka hal kedua yang dilakukan ialah melakukan perhitungan
alternative, yaitu dapat dilihat pada gambar 4.5. Perhitungan Matriks Kriteria.
106

Gambar 4.5. Perhitungan Matriks Kriteria

Setelah matriks kriteria dihitung, maka dilakukan menghitung matriks


alternative. Perhitungan alternative Kapasitas dapat dilihat pada gambar 4.6. di bawah
ini. Perhitungan alternatif terdiri dari 4 bagian, yaitu Kapasitas, Kecepatan Tranfer,
Dimensi dan Tipe USB.

Gambar 4.6. Perhitungan Matriks Alternative Kapasitas


107

Gambar 4.7. Perhitungan Matriks Alternative Kecepatan Transfer

Setelah Kapasitas alternative Kapasitas dihitung, selanjutnya perhitungan


alternative Kecepatan Transfer dapat dilihat pada gambar 4.7. di atas dan Perhitungan
alternative Dimensi dapat dilihat pada gambar 4.8. di bawah ini.

Gambar 4.8. Perhitungan Matriks Alternative Dimensi


108

Setelah matriks alternative Kecepatan Transfer dan matriks alternative


Dimensi dihitung, maka dilakukan menghitung matriks alternative Tipe USB.
Perhitungan alternative Tipe USB dapat dilihat pada gambar 4.9. Setelah alternative
Tipe USB dihitung dan dilakukan perhitungan Matriks Global.

Gambar 4.9. Perhitungan Matriks Alternative Tipe USB

Perhitungan Matriks Global dan menghitung matriks prioritas global. Hasil


dari Perhitungan matriks prioritas global yaitu dapat diketahui ranking hardisk
eksternal yang sesuai dengan kebutuhan user dan waktu proses algoritma yang
dibutuhkan menjalankan perhitungan AHP, yaitu dapat dilihat pada gambar 4.10.
Perhitungan Matriks Global.
109

Gambar 4.10. Perhitungan Matriks Global

4.2.2. Pengujian Proses Algoritma PROMETHEE

Pada pengujian ini dengan menggunakan algoritma PROMETHEE ialah dengan


melakukan interaksi dengan sistem dengan cara memilih menu algorithm dan masuk
pada sub menu PROMETHEE. Dalam sub menu PROMETHEE sistem akan
melakukan interaksi dengan menampilkan halaman perhitungan PROMETHEE, yaitu
dapat dilihat pada gambar 4.11. Perhitungan Matriks PROMETHEE.
110

Gambar 4.11. Perhitungan Matriks PROMETHEE

4.3. Analisis Perbandingan Algoritma

4.3.1. Perhitungan Kompleksitas Waktu

Perhitungan Big � dapat dilakukan dengan mengambil nilai looping yang paling
dalam yang terdapat pada coding program, dimana nilai Big � adalah nilai waktu
proses terbesar.

4.3.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma AHP

Perhitungan kompleksitas waktu Algoritma AHP ialah dapat dilihat pada tabel 4.1.
keterangan dibawah ini.
111

Tabel 4.1. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma AHP


No Code C # C*#
private void
1 btHitungActionPerformed(java.awt.event.ActionEve C1 1 C1
nt evt) {
2 start=System.currentTimeMillis(); C2 1 C2
3 AHPFunction f=new AHPFunction(); C3 1 C3
4 int colLength=tblPr.getColumnCount()-1; C4 1 C4
5 double alternative[]=new double[colLength]; C5 1 C5
6 for (int i = 0; i < colLength; i++) { C6 n nC6

7 alternative=f.getMatGlobal(tblPr); C7 1 C7
8 }

9 txLacie.setText(String.valueOf(alternative[0])); C8 1 C8
10 txWD.setText(String.valueOf(alternative[1])); C8 1 C8
txToshiba.setText(String.valueOf(alternative[2])
11 C8 1 C8
);
txSeagate.setText(String.valueOf(alternative[3])
12 C8 1 C8
);
txTranscend.setText(String.valueOf(alternative[4
13 C8 1 C8
]));
14 txAData.setText(String.valueOf(alternative[5])); C8 1 C8
txHitachi.setText(String.valueOf(alternative[6])
15 C8 1 C8
);
txBuffalo.setText(String.valueOf(alternative[7])
16 C8 1 C8
);
txSpectra.setText(String.valueOf(alternative[8])
17 C8 1 C8
);
txFujitsu.setText(String.valueOf(alternative[9])
18 C8 1 C8
);
19 double max = alternative[0]; C5 1 C5
20 for (int i = 0; i < alternative.length; i++) { C6 n nC6

21 if (alternative[i] > max) { C9 n nC9

22 }

23 }
112

Map<Double,String> map=new
24 C10 1 C10
HashMap<Double,String>();
25 map.put(alternative[0], "LaCie Rugged Triple"); C10 1 C10
26 map.put(alternative[1], "WD My Passport"); C10 1 C10
map.put(alternative[2], "Toshiba Canvio
27 C10 1 C10
Triple");
28 map.put(alternative[3], "Seagate"); C10 1 C10
29 map.put(alternative[4], "Transcend StoreJet"); C10 1 C10
30 map.put(alternative[5], "A-Data DashDrive"); C10 1 C10
31 map.put(alternative[6], "Hitachi Touro Mobile"); C10 1 C10
32 map.put(alternative[7], "Buffalo MiniStation"); C10 1 C10
map.put(alternative[8], "Spectra Flash
33 C10 1 C10
RapidStore");
34 map.put(alternative[9], "Fujitsu"); C10 1 C10
35 String terbaik = map.get(Double.valueOf(max)); C11 1 C11
36 end=System.currentTimeMillis(); C12 1 C12
DecimalFormat runTimeDf=new
37 C13 1 C13
DecimalFormat("##0.000000");
38 double waktu=0; C5 1 C5
39 for (int i = 0; i < 3; i++) { C6 n nC6

40 waktu+=Kriteria.runTime[i]; C14 1 C14


41 }
2
42 for (int i = 0; i < 12; i++) { C6 n*n n C6
43 waktu+=Alternative.runTime[i]; C14 1 C14
44 }
3
45 for (int i = 0; i < 1; i++) { C6 n*n*n n C6
46 waktu+=MatriksGlobal.runTime[i]; C14 1 C14
47 }
areaHasil.setText("Ranking 1 = "+terbaik+"
dengan nilai prioritas global = "+max+" waktu
48 C15 1 C15
proses yang dibutuhkan =
"+runTimeDf.format(waktu)+" detik.");
49 }
113

Pada Tabel 4.1. perhitungan kompleksitas waktu algoritma AHP, diperoleh T(|n|)
yang merupakan jumlah dari kolom C * # sebagai berikut:

T(|n|) = (C1 + C2 + C3 + C4 + 3C5 + C7 + 10C8 + 11C10 + C11 + C12 + C13 + 3C14 +


C15) n0 + (3C6 + C9) n1 + (C6) n2 + (C6) n3
T(|n|) = �(n3).

Keterangan:
T = Time (Waktu eksekusi algoritma) .
n = Koefisien (Banyaknya Data).
� = Big Theta.

4.3.3. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma PROMETHEE

Perhitungan kompleksitas waktu Algoritma PROMETHEE ialah dapat dilihat pada


tabel 4.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma PROMETHEE keterangan di
bawah ini.

Tabel 4.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma PROMETHEE


No Code C # C*#
private void
1 btHitLeavingFlowActionPerformed(java.awt.event.Ac C1 1 C1
tionEvent evt) {
2 start = System.currentTimeMillis(); C2 1 C2
3 double netFlow[]=new double[10]; C3 1 C3
4 netFlow=f.getNetFlow(tblNetFlow); C4 1 C4
5 txLacie.setText(Double.toString(netFlow[0])); C5 1 C5
6 txWD.setText(Double.toString(netFlow[1])); C5 1 C5
7 txToshiba.setText(Double.toString(netFlow[2])); C5 1 C5
8 txSeagate.setText(Double.toString(netFlow[3])); C5 1 C5
9 txTranscend.setText(Double.toString(netFlow[4])); C5 1 C5
10 txAData.setText(Double.toString(netFlow[5])); C5 1 C5
11 txHitachi.setText(Double.toString(netFlow[6])); C5 1 C5
114

12 txBuffalo.setText(Double.toString(netFlow[7])); C5 1 C5
13 txSpectra.setText(Double.toString(netFlow[8])); C5 1 C5
14 txFujitsu.setText(Double.toString(netFlow[9])); C5 1 C5
15 double max = netFlow[0]; C3 1 C3
16 for (int i = 0; i < netFlow.length; i++) { C6 n nC6

17 if (netFlow[i] > max) { C7 n nC7

18 max = netFlow[i]; C8 1 C8
19 }
20 }
Map<Double,String> map=new
21 C9 1 C9
HashMap<Double,String>();
22 map.put(netFlow[0], "LaCie Rugged Triple"); C9 1 C9
23 map.put(netFlow[1], "WD My Passport"); C9 1 C9
24 map.put(netFlow[2], "Toshiba Canvio Triple"); C9 1 C9
25 map.put(netFlow[3], "Seagate"); C9 1 C9
26 map.put(netFlow[4], "Transcend StoreJet"); C9 1 C9
27 map.put(netFlow[5], "A-Data DashDrive"); C9 1 C9
28 map.put(netFlow[6], "Hitachi Touro Mobile"); C9 1 C9
29 map.put(netFlow[7], "Buffalo MiniStation"); C9 1 C9
30 map.put(netFlow[8], "Spectra Flash RapidStore"); C9 1 C9
31 map.put(netFlow[9], "Fujitsu"); C9 1 C9
32 String terbaik = map.get(Double.valueOf(max)); C10 1 C10
33 end=System.currentTimeMillis(); C11 1 C11
34 runTime[0]=(double)(end-start)/1000; C12 1 C12
DecimalFormat runTimeDf=new
35 C13 1 C13
DecimalFormat("##0.000000");
36 double waktu=0; C3 1 C3
37 for (int i = 0; i < 2; i++) { C6 n nC6

38 waktu+=Promethee.runTime[i]; C14 1 C14


39 }
areaHasil.setText("Ranking 1 = "+terbaik+" dengan
nilai prioritas global = "+max+" waktu proses
40 C15 1 C15
yang dibutuhkan = "+runTimeDf.format(waktu)+"
detik.");
115

41 }

Pada Tabel 4.2. perhitungan kompleksitas waktu algoritma PROMETHEE, diperoleh


T(|n|) yang merupakan jumlah dari kolom C*# sebagai berikut:

T(|n|) = (C1 + C2 + 3C3 + C4 + 10C5 + C8 + 11C9 + C10 + C11 + C12 + C 13+ C14 + C15) n0
+ (2C6 + C7) n1
T(|n|) = �(n).

Keterangan:
T = Time (Waktu eksekusi algoritma) .
n = Koefisien (Banyaknya Data).
� = Big Theta.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:


1. Total waktu rata-rata yang dibutuhkan Metode AHP untuk mengeksekusi program
adalah 0,091000 detik dan total waktu yang dibutuhkan Metode PROMETHEE
untuk mengeksekusi program adalah 0, 016000 detik.
2. Kompleksitas waktu Big θ untuk Metode AHP adalah T(n) = θ(n3) sedangkan
untuk Metode PROMETHEE adalah T(n) = θ(n).
3. Hasil Hardisk Eksternal alternatif untuk Metode AHP adalah Lacie Rugged
Triple = 0.23, WD My Passport = 0.10, Toshiba Canvio Simple = 0.11, Seagate =
0.08, Transcend StoreJet = 0.08, A-Data DashDrive = 0.06, Hitachi Touro
Mobile = 0.05, Buffalo MiniStation = 0.11, Spectra Flash RapidStore = 0.05,
Fujitsu = 0.05. Sedangkan Hasil Hardisk Eksternal alternatif untuk Metode
PROMETHEE adalah Lacie Rugged Triple = 0.29, WD My Passport = 0, Toshiba
Canvio Simple = 0.03, Seagate = -0.12, Transcend StoreJet = 0.13, A-Data
DashDrive = 0.07, Hitachi Touro Mobile = -0.19, Buffalo MiniStation = -0.06,
Spectra Flash RapidStore = -0.06, Fujitsu = -0.12.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah penelitian dilakukan adalah:
1. Sistem yang dirancang agar lebih kompleks dengan menambahkan jumlah
alternatif dan jumlah kriteria.
117

2. Untuk nilai konsistensi CR = 0.1 Ketentuan Saaty diharapkan pada penelitian yang
akan datang dapat menjadi CR = 0.0001 dengan melakukan iterasi pada
perhitungan analisa AHP.
3. Sistem yang dibangun dapat dikembangkan lagi dengan penambahan interface
yang lebih baik sehingga menarik bagi user.
118

DAFTAR PUSTAKA

Azwany, Faraby. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha


Rakyat Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Bobby, et al. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Adira
Dinamika Multi Finance TBK. Dengan Menggunakan Metode Preference
Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE).
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Brans, Jean-Pierre. 1998. Promethee Method. Centrum Voor Statistiek Operationeel


Onderzoek, Brussel University. Belgia.
http://www.inf.unideb.hu/valseg/dolgozok/anett.racz/docs/DSS/Promethee.pdf
Diakses tanggal: [19 september 2014].

Chen, Shu-Jen. 1991. Fuzzy Multile Attribute Decision Making. Manhattan, USA.

Daihani, Dadan Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta:


PT. Elex Media Komputindo.

Hasibuan, Nur Kholilah. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop


Dengan Metode AHP Dan TOPSIS. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Hidayani, Waty. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Customer Service


Pada PT. Global Media Nusantara Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Nurinda. 2011. Analisis Dan Desain Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa
Baru Kelas X Unggulan Dengan Metode PROMETHEE. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.

Rochmasari, Lia. 2010. Penentuan Prioritas Usulan Sertifikasi Guru Dengan Metode
AHP (Analitical Hirarchy Process). Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6,
Nomor 1, April 2010. ISSN 1414-9999. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
119

Saragih, Saud.H. 2013. Penentuan Prioritas Pembangunan Irigasi Pertanian Tingkat


Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Analytical Hierarchy
Process. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Suryadi, K., & Ramdhani, A. 2012. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana
Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Turban, E, dkk. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem
Pendukung Keputusan dan System Cerdas). Jilid 1. Yogyakarta: Andi.

Vermaat, Shelly Cashman. 2008. Discovering Computers "Menjelajah Dunia


Komputer" FUNDAMENTAL. Third Edition. Salemba Infotek.

Yusuf, Annida Wijaya. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi
Dengan Metode PROMETHEE Berbasis WEB. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.
L-1

LAMPIRAN

LISTING PROGRAM

AHP Function
package AHP_PROMETHEE_Function;

import java.util.Arrays;
import java.util.Collections;
import java.util.List;
import javax.swing.JTable;

public class AHPFunction {

public AHPFunction() {
}

public void matSegitiga(JTable matriks){


double[][] nilai=new
double[matriks.getRowCount()][matriks.getColumnCount()];
double[]hasil=new double[45];
for (int i = 0; i<nilai.length ; i++) {
for (int j = i+2; j < nilai[0].length; j++) {
nilai[i][j]=Double.parseDouble(String.valueOf(matriks.getValueAt(i,
j)));
}
}
int n=0;
for (int i = 0; i<nilai.length ; i++) {
for (int j = i+2; j < nilai[0].length; j++) {
hasil[n]=1/nilai[i][j];
n++;
}
}
n=0;
for (int i = 1; i<nilai.length-1 ; i++) {
for (int j = i; j <= nilai[0].length-2; j++) {
matriks.setValueAt(hasil[n], j, i);
n++;
}
}
}

public void getSum(JTable matriks){


double[][] nilai=new
double[matriks.getRowCount()][matriks.getColumnCount()];
double[] hasil = new double[nilai[0].length];
for (int i = 0; i < nilai[0].length; i++) {
hasil[i] = 0;
}
for (int i = 0; i<nilai.length-1 ; i++) {
for (int j = 1; j < nilai[0].length; j++) {
nilai[i][j]=Double.parseDouble(String.valueOf(matriks.getValueAt(i,
j)));
hasil[j]+=nilai[i][j];
}
}
L-2

for (int i = 1; i < nilai[0].length; i++) {


matriks.setValueAt(hasil[i], nilai.length-1, i);
}
}

public void normalisasi(JTable tabel1, JTable tabel2){


double nilai[][]=new
double[tabel1.getRowCount()][tabel1.getColumnCount()];
for (int i = 0; i<nilai.length-1 ; i++) {
for (int j = 1; j < nilai[0].length; j++) {
nilai[i][j]=Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(i,
j)))/Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(nilai[0].len
gth-1, j)));
tabel2.setValueAt(nilai[i][j], i, j);
}
}
}

public void getEigenVector(JTable tblEV){


double EV[]=new double[tblEV.getRowCount()];
for (int i = 0; i < EV.length; i++) {
EV[i]=0;
}
for (int i = 0; i < tblEV.getRowCount(); i++) {
for (int j = 1; j < tblEV.getColumnCount()-1; j++) {
EV[i]+=(Double.parseDouble(String.valueOf(tblEV.getValueAt(i,
j))))/(tblEV.getColumnCount()-2);
}
}
for (int i = 0; i < EV.length; i++) {
tblEV.setValueAt(EV[i], i, tblEV.getColumnCount()-1);
}
}

public double getLamdaMax(JTable tabel1, JTable tabel2){


double LamdaMax=0;
double kriteria[]=new double[tabel1.getColumnCount()];
double EV[]=new double[tabel2.getRowCount()];
for (int i = 1; i < tabel1.getColumnCount(); i++) {
kriteria[i]=Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(tabel
1.getRowCount()-1, i)));
}
for (int i = 0; i < tabel2.getRowCount(); i++) {
EV[i]=Double.parseDouble(String.valueOf(tabel2.getValueAt(i,
tabel2.getColumnCount()-1)));
}
for (int i = 0; i < tabel2.getRowCount(); i++) {
LamdaMax+=(kriteria[i+1]*EV[i]);
}
return LamdaMax;
}

public double getCI(JTable tabel1, double lamdaMax){


double CI;
CI=(lamdaMax-tabel1.getRowCount())/(tabel1.getRowCount()-1);
return CI;
}

public double[] getMatGlobal(JTable tabel1){


double alternative[]=new double[tabel1.getColumnCount()-1];
L-3

int colLength=tabel1.getColumnCount();
int rowLength=tabel1.getRowCount();
for (int i = 0; i < colLength-1; i++) {
alternative[i] = 0;
}
for (int i = 0; i < rowLength; i++) {
for (int j = 2; j < colLength; j++) {
alternative[j-
2]+=(Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(i,
j)))*(Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(i, 1)))));
}
}
return alternative;
}

public double getPrioritasMax(Double[] alternative){


double pilihan;
List<Double> rank = Arrays.asList(alternative);
pilihan=Collections.max(rank);
return pilihan;
}

PROMETHEE Function
package AHP_PROMETHEE_Function;

import java.util.HashMap;
import java.util.Map;
import javax.swing.JTable;

public class PrometheeFunction {

public PrometheeFunction() {
}

public void getHD(JTable tabel1, JTable tabel2) {


double d[][][] = new double[tabel1.getColumnCount() -
3][tabel1.getRowCount()][tabel1.getColumnCount() - 3];
double Hd[][][] = new double[tabel1.getColumnCount() -
3][tabel1.getRowCount()][tabel1.getColumnCount() - 3];
double Hdh[][][] = new double[tabel1.getColumnCount() -
3][tabel1.getRowCount()][tabel1.getColumnCount() - 3];
double Hd_Hasil[][] = new
double[tabel2.getRowCount()][tabel2.getColumnCount()];
double nilai_d[][] = new
double[tabel1.getRowCount()][tabel1.getColumnCount() - 4];
Map<Double, String> map = new HashMap<Double, String>();
for (int i = 0; i < tabel1.getRowCount(); i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getColumnCount() - 4; j++) {
nilai_d[i][j] =
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(i, j + 1)));
}
}
int n = 0;
for (int i = 0; i < tabel1.getColumnCount() - 4; i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getRowCount(); j++) {
for (int k = 0; k < tabel1.getColumnCount() - 4; k++)
{
L-4

if (i != k) {
d[i][j][k] = 0;
Hd[i][j][k] = n++;
}
}
}
}
System.out.println("");
for (int i = 0; i < tabel1.getColumnCount() - 4; i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getRowCount(); j++) {
for (int k = 0; k < tabel1.getColumnCount() - 4; k++)
{
if (i != k) {
d[i][j][k] = nilai_d[j][i] - nilai_d[j][k];
map.put(Hd[i][j][k],
String.valueOf(tabel1.getValueAt(j, tabel1.getColumnCount() - 3)));
}
}
}
}
for (int i = 0; i < tabel1.getColumnCount() - 4; i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getRowCount(); j++) {
for (int k = 0; k < tabel1.getColumnCount() - 4; k++)
{
if (i != k) {
}
}
}
}
for (int i = 0; i < tabel1.getColumnCount() - 4; i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getRowCount(); j++) {
for (int k = 0; k < tabel1.getColumnCount() - 4; k++)
{
if (i != k) {
if (map.get(Hd[i][j][k]).equals("Usual")) {
if (d[i][j][k] <= 0) {
Hdh[i][j][k] = 0;
} else {
Hdh[i][j][k] = 1;
}
}
if (map.get(Hd[i][j][k]).equals("Linier")) {
if (d[i][j][k] <= 0) {
Hdh[i][j][k] = 0;
} else if (d[i][j][k] >
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 2)))) {
Hdh[i][j][k] = 1;
} else if ((d[i][j][k] <=
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 2))) || (d[i][j][k] > 0))) {
// Hd[i][j][k] = d[i][j][k] * 1;
Hdh[i][j][k] = d[i][j][k] *
0.142857143;
// Hd[i][j][k] = d[i][j][k] /
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 2)));
}
}
if (map.get(Hd[i][j][k]).equals("Level")) {
L-5

if (d[i][j][k] <=
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 1)))) {
Hdh[i][j][k] = 0;
} else if (d[i][j][k] >
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 2)))) {
Hdh[i][j][k] = 1;
} else if ((d[i][j][k] <=
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 2))) || (d[i][j][k] >
Double.parseDouble(String.valueOf(tabel1.getValueAt(j,
tabel1.getColumnCount() - 1)))))) {
Hdh[i][j][k] = 0.5;
}
}
}
}
}
}

for (int i = 0; i < tabel2.getRowCount(); i++) {


for (int j = 0; j < tabel2.getColumnCount(); j++) {
Hd_Hasil[i][j] = 0;
}
}
for (int i = 0; i < tabel1.getColumnCount() - 4; i++) {
for (int j = 0; j < tabel1.getRowCount(); j++) {
for (int k = 0; k < tabel1.getColumnCount() - 4; k++)
{
if (i != k) {
Hd_Hasil[i][k] += (0.125 * (Hdh[i][j][k]));
}
}
}
}

for (int i = 0; i < tabel2.getRowCount(); i++) {


for (int j = 1; j < tabel2.getColumnCount(); j++) {
if (i != (j - 1)) {
tabel2.setValueAt(Hd_Hasil[i][j - 1], i, j);
}
}
}
}

public double[] getNetFlow(JTable table){


double leavingFlow[]=new double[table.getRowCount()];
double enteringFlow[]=new double[table.getColumnCount()-1];
double netFlow[]=new double[table.getRowCount()];
for (int i = 0; i < table.getRowCount(); i++) {
for (int j = 1; j < table.getColumnCount(); j++) {
if(i!=j-1){
leavingFlow[i]+=((1/(float)(table.getRowCount()-
1))*Double.parseDouble(String.valueOf(table.getValueAt(i, j))));
}
}
}
for (int i = 0; i < table.getRowCount(); i++) {
for (int j = 1; j < table.getColumnCount(); j++) {
L-6

if(i != j-1){
enteringFlow[j-1]+=((1/(float)(table.getRowCount()-
1))*Double.parseDouble(String.valueOf(table.getValueAt(i, j))));
}
}
}
for (int i = 0; i < table.getRowCount(); i++) {
netFlow[i]=leavingFlow[i]-enteringFlow[i];
}
return netFlow;
}
}

Main
package AHP_PROMETHEE_View;

public class Main {

public static void main(String args[]) {


java.awt.EventQueue.invokeLater(new Runnable() {
public void run() {
new MainFrame().setVisible(true);
}
});
}

Main Frame
package AHP_PROMETHEE_View;

import java.awt.Component;
import java.awt.Dimension;
import javax.swing.JComponent;
import javax.swing.JDesktopPane;

public class MainFrame extends javax.swing.JFrame {

/** Creates new form MainFrame */


public MainFrame() {
initComponents();
this.setLocationRelativeTo(null);
this.setExtendedState(MAXIMIZED_BOTH);
}

// <editor-fold defaultstate="collapsed" desc="Generated Code">


private void initComponents() {

jDesktopPane1 = new javax.swing.JDesktopPane();


jLabel1 = new javax.swing.JLabel();
jMenuBar1 = new javax.swing.JMenuBar();
mnAHP = new javax.swing.JMenu();
jMenuItem1 = new javax.swing.JMenuItem();
mnPromethee = new javax.swing.JMenuItem();
jMenu3 = new javax.swing.JMenu();
jMenu1 = new javax.swing.JMenu();
setDefaultCloseOperation(javax.swing.WindowConstants.EXIT_ON_CLOSE);
setTitle("PERBANDINGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(AHP) DAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR
L-7

ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) UNTUK PEMILIHAN HARDISK


EKSTERNAL");

jDesktopPane1.setBackground(new java.awt.Color(0, 51, 204));


jLabel1.setHorizontalAlignment(javax.swing.SwingConstants.CENTER);
jLabel1.setIcon(new javax.swing.ImageIcon("I:\\Untitled-
2.jpg")); // NOI18N
jLabel1.setBounds(200, 20, 910, 650);
jDesktopPane1.add(jLabel1,
javax.swing.JLayeredPane.DEFAULT_LAYER);

getContentPane().add(jDesktopPane1,
java.awt.BorderLayout.CENTER);

mnAHP.setText("Algorithm");
mnAHP.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent
evt) {
mnAHPActionPerformed(evt);
}
});

jMenuItem1.setText("AHP");
jMenuItem1.addActionListener(new
java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent
evt) {
jMenuItem1ActionPerformed(evt);
}
});
mnAHP.add(jMenuItem1);

mnPromethee.setText("PROMETHEE");
mnPromethee.addActionListener(new
java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent
evt) {
mnPrometheeActionPerformed(evt);
}
});
mnAHP.add(mnPromethee);

jMenuBar1.add(mnAHP);

jMenu3.setText("About");
jMenu3.addMouseListener(new java.awt.event.MouseAdapter() {
public void mouseClicked(java.awt.event.MouseEvent evt) {
jMenu3MouseClicked(evt);
}
});
jMenuBar1.add(jMenu3);

jMenu1.setText("Exit");
jMenu1.addMouseListener(new java.awt.event.MouseAdapter() {
public void mouseClicked(java.awt.event.MouseEvent evt) {
jMenu1MouseClicked(evt);
}
});
jMenuBar1.add(jMenu1);
L-8

setJMenuBar(jMenuBar1);

pack();
}// </editor-fold>

private void jMenuItem1ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent


evt) {
// TODO add your handling code here:
Kriteria kriteria=new Kriteria();
jDesktopPane1.add(kriteria);
setLocationToCenter(kriteria);
kriteria.show();
}

private void mnAHPActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt)


{
// TODO add your handling code here:
}

private void
mnPrometheeActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
Promethee promethee=new Promethee();
jDesktopPane1.add(promethee);
setLocationToCenter(promethee);
promethee.show();
}

private void jMenu3MouseClicked(java.awt.event.MouseEvent evt) {


// TODO add your handling code here:
About about=new About();
jDesktopPane1.add(about);
setLocationToCenter(about);
about.show();
}

private void jMenu1MouseClicked(java.awt.event.MouseEvent evt) {


// TODO add your handling code here:
System.exit(0);
}

// Variables declaration - do not modify


public javax.swing.JDesktopPane jDesktopPane1;
private javax.swing.JLabel jLabel1;
private javax.swing.JMenu jMenu1;
private javax.swing.JMenu jMenu3;
private javax.swing.JMenuBar jMenuBar1;
private javax.swing.JMenuItem jMenuItem1;
private javax.swing.JMenu mnAHP;
private javax.swing.JMenuItem mnPromethee;
// End of variables declaration

public void setLocationToCenter(JComponent form) {


Dimension parentSiZe=jDesktopPane1.getSize();
Dimension childSize=form.getSize();
form.setLocation((parentSiZe.width -
childSize.width)/2,(parentSiZe.height - childSize.height)/2);
}

}
L-9

KUISIONER PENELITIAN

Survei Data Penelitian Skripsi dengan judul:

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference


Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

Penulis dan Surveyor: Didi Pratama

Mahasiswa Ekstensi S-1 Ilmu Komputer

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

Universitas Sumatera Utara

Kuisioner ini disusun untuk mengetahui daya pilih konsumen terhadap Hardisk
Eksternal. Dalam survey ini, tidak ada jawaban yang salah dan benar. Survey ini
bertujuan untuk data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan
mendukung sistem keputusan terhadap pemilihan Hardisk Eksternal. Setiap informasi
yang diperoleh dari kuisioner ini murni hanya untuk tujuan akademis dan tidak
berpengaruh dengan apapun terhadap responden. Saya menjamin kerahasiaan dari
informasi yang anda berikan.

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda ceklish (√) pada kolom skala kriteria (A) atau pada kolom skala kriteria
(B) yang sesuai dengan pendapat anda.

Defenisi Kode:

1. Kedua kriteria sama penting (equal importance).


3. Kriteria (A) sedikit lebih penting (moderate importance ) dibanding dengan (B).
5. Kriteria (A) lebih penting (strong Importance) dibanding dengan (B).
7. Kriteria (A) sangat lebih penting (very strong importance) dibanding dengan (B).
9. Kriteria (A) mutlak lebih penting (extreme Importance) dibanding dengan (B).

Dan jika anda ragu-ragu antara 2 skala maka ambil nilai tengahnya, misalkan anda
ragu-ragu antara 3 dan 5 maka pilih skala 4 dan seterusnya.
L-10

Contoh:

Dalam memilih Hardisk Eksternal seberapa pentingkah Kapasitas menurut


konsumen

No. Kriteria Skala Skala Kriteria


(A) (B)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kapasitas √ Kecepatan
transfer

Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 dikolom A, maka artinya adalah kriteria
A dalam contoh ini Kapasitas sangat lebih penting dibanding dengan kriteria B
dalam contoh ini adalah Kecepatan transfer. Akan tetapi jika anda merasa kriteria
B sangat lebih penting dibanding dengan kriteria A (Kapasitas) maka pengisian
kolomnya adalah sebagai berikut:

No. Kriteria Skala Skala Kriteria


(A) (B)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kapasitas √ Kecepatan
transfer
L-11

Identitas Responden

Nama Responden : Lokasi Toko :

Nama Toko :

1. Apakah Toko ini menjual Hardisk Eksternal?


a. Ya
b. Tidak

Jika Jawaban Ya lanjutkan pertanyaan dan jika Tidak berhenti sampai disini
dan ucapkan terima kasih.

2. Hardisk Eksternal apakah yang paling diminati oleh konsumen dalam


beberapa bulan terakhir?
(Pada bagian ini dapat memilih 2 atau lebih)
a. WD
b. Fujitsu
c. Thosiba
d. Spectra
e. A-Data
f. Transcend
g. Hitachi
h. Seagate
i. Buffalo
j. Lacie

3. Tipe Hardisk Eksternal apa yang paling dicari oleh konsumen berdasarkan
data diatas?
Sebutkan dua atau lebih.
a.
b.
c.
d.
L-12

Dalam memilih Hardisk Eksternal seberapa pentingkah menurut konsumen:

No. Kriteria Skala Skala Kriteria (B)


(A) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kapasitas Kecepatan
transfer
2. Kapasitas Dimensi
3. Kapasitas Tipe USB

No. Kriteria Skala Skala Kriteria


(A) (B)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Kecepatan Dimensi
transfer
2. Kecepatan Tipe USB
transfer

No. Kriteria Skala Skala Kriteria


(A) (B)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Dimensi Tipe USB
L-13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

 Nama : Didi Pratama


 Tempat / Tgl Lahir : Dolok Maraja, 21 Juli 1990
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Agama : Islam
 Status : Belum Menikah
 Kewarganegaraan : Indonesia
 Alamat : Jln. Huta II Bahapal, Pematang Siantar.
 No. Telp / HP : 085362217037
 Email : dhidipratama@gmail.com

Riwayat Pendidikan

 1996 - 2002 : SD MIS Andalusia


 2002 - 2005 : SMP Sultan Agung Pematang Siantar
 2005 - 2008 : SMA Taman Siswa Tapian Dolok
 2008 - 2011 : AMIK Tunas Bangsa Pematang Siantar
 2012 - 2015 : Ekstensi S1 Ilmu Komputer USU

Pelatihan

 Pelatihan kerja berbasis kompetensi jurusan Jaringan Komputer di Balai Besar


Latihan Kerja Industri (BBLKI) Medan tanggal 29 April s/d 30 Mei 2014.

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Hormat Saya,

(Didi Pratama)

Anda mungkin juga menyukai