PENDAHULUAN
Sebelum masuk pada penjelasan mengenai motor sinkron dan generator AC, ada
baiknya kita mengetahui dan mengenal dasar pengertian motor itu sendiri agar dapat
memahami konsep cara kerja motor.
Dalam ilmu fisika (physical science), teknologi rekayasa kelistrikan (electrical
engineering technology), dan teknologi rekayasa permesinan (automotive
engineering technology), yang dinamakan mesin listrik (electrical machines)
dibedakan atas 3 kelompok besar, yaitu:
Motor listrik atau generator mesin, disebut motor (pemuntir).
Generator listrik atau motor mesin, disebut generator (pembangkit).
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa,
fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan
digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik, kipas
angin). Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum adalah sama,
yaitu:
Pada motor bakar, motor listrik digunakan sebagai motor starter. Pada traktor
pertanian, motor listrik dugunakan pada motor starter dan wiper. Penggunaan motor
listrik ini semakin berkembang karena memiliki keunggulan dibandingkan motor
bakar, misalnya:
c) lebih bersih,
Kontruksi dari motor sinkron sama dengan kontruksi generator sinkron. Adapun
Bila kumparan stator atau armatur mendapatkan tegangan sumber bolak-balik (AC) 3
phasa, maka pada kumparan stator timbul fluks magnet putar. Fluks magnet putar ini
setiap saat akan memotong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan
stator timbul GGL armatur (Eam). Fluks putar yang dihasilkan oleh arus bolak-balik
tidak seluruhnya tercakup oleh kumparan stator. Dengan perkataan lain, pada
kumparan stator timbul fluks bocor dan dinyatakan dengan hambatan armatur (R am)
fluks magnet. Kedua fluks magnet tersebut akan saling berinteraksi dan
Pada motor DC, GGL armatur besarnya tergantung pada kecepatan putar rotor,
sedangkan pada motor AC, GGL armatur besarnya tergantung pada faktor daya (PF)
Untuk memperbesar kopel putar rotor (kecepatan putar rotor), kutub-kutub magnet
yang terletak pada bagian rotor dililiti kumparan dan kumparan tersebut dialiri arus
Dari kumparan rotor yang ikut berputar dengan kumparan stator (kecepatan sinkron)
akan timbul fluks putar rotor yang bersifat reaktif terhadap fluks putar stator. Ini
reaktans armatur (Xam) disebut reaktans motor sinkron (Xsm). Dengan demikian
rangkaian listrik dari motor sinkron adalah seperti tertera pada gambar berikut
Gambar 1. Rangkaian Listrik Motor Sinkron
Keterangan:
arus AC 3 phasa, maka pada kumparan stator timbul fluks putar yang mempunyai
kutub utara stator (Ns) dan kutub selatan (Ss). Andaikan saat awal fluks berputar
searah jarum jam dengan kedudukan kutub utara stator pada titik A dan kutub
selatan stator pada titik B, sedangkan kedudukan kutub-kutub magnet rotor yaitu
kutub utara magnet pada titik A dan kutub selatan magnet pada titik B (perhatikan
gambar a), maka kedua kutub magnet tersebut akan tolak-menolak. Kedudukan
kutub-kutub fluks putar pada setengah periode berikutnya (gambar b), kutub selatan
fluks putar stator pada titik A sedangkan kutub utara fliks putar pada titik B. Hal ini
berlawanan dengan kedudukan kutub-kutub magnet rotor, yaitu kutub utara rotor
pada titik A sedangkan kutub selatan rotor pada titik B. Hal ini membuat magnet rotor
akan tertarik oleh arah fluks putar stator karena saling berlawanan tanda.
(a) (b) (c)
Pada setengah periode berikutnya (ganbar c), kutub utara stator pada titik A
sedangkan kutub selatan stator pada titik B, demikian juga kutub utara rotor pada titik
A dan kutub selatan rotor pada titik B. Sehingga pada periode berikutnya, rotor akan
Pada motor sinkron, sifat GGL armatur (stator) yang timbul akibat adanya fluks
rotor adalah menentang tegangan sumber V t. Besar GGL armatur hanya tergantung
pada arus eksitasi rotor (tidak seperti pada motor DC yang tergantung pada
kecepatan). Dengan adanya GGL armatur (E a) dan tegangan sumber (V), maka pada
Pada gambar di atas menunjukkan motor berputar tanpa beban dan tanpa
adanya rugi-rugi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa arah vektor E a berlawanan
dengan arah vektor V dan sama besar atau ditulis V = -E a. Hasil penjumlahan dari
kedua vektor tegangan tersebut adalah ER = 0. dalam keadaan ini, motor bekerja
mengambang.
Bila motor tanpa beban tetapi mempunyai rugi-rugi, maka E a akan bergeser dengan
sudut yang kecil sebesar d terhadap V karena adanya rugi-rugi I a.Ra dan Ia.Xsm (besar
Apabila moor terbebani, sudut d akan naik menjadi d 1, sedangkan ER juga akan naik
a. Eksitasi Normal
Pada kondisi eksitasi normal, motor akan bekerja pada beban lagging. Karena
Arus eksitasi (If) yang dibutuhkan oleh motor kurang besarnya terhadap motor yang
bekerja pada eksitasi normal. Dalam hal ini, beban motor bersifat induktip. Akibatnya
motor bekerja pada faktor dya tertinggal (lagging power factor) atau Ia tertinggal
akan menarik arus pemagnet dari sumber listrik. Dalam hal ini, beban motor bersifat
kapasitip dan akibatnya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading power
factor). Dalam keadaan ini, Ea > V dan disebut motor bekerja pada eksitasi lebih.
d. Unity
Untuk Ea > V dan Ia sephasa dengan V, dalam keadaan ini motor mempunyai beban
a. Penurunan eksitasi
Bila penurunan eksitasi terjadi, maka E a akan turun menjadi Ea1 pada sudut beban
sama dengan a1. Tegangan resultan ER1 menyebabkan arus I a1 lagging walaupun
daya motor untuk memikul beban konstan masih kurang karena komponen I a1 cos q1
<>a sehingga V.Ia1 cos q1 <>a. Akibatnya memerlukan kenaikan sudut beban a 1 ke a2.
Hal ini menyebabkan kenaikan E a1 menjadi Ea2 dan kenaikan ER1 menjadi ER2.
Konsekuensinya Ia1 naik menjadi Ia2 sehingga didapat Ia2 cos q2 = Ia. Dengan demikian
telah dicapai daya armatur yang sama pada motor beban konstan.
b. Kenaikan eksitasi
Efek dari kenaikan eksitasi, Ea naik menjadi Ea1 pada a = a1. tegangan resultan
ER1 yang timbulmenyebabkan Ia1 mendahului terhadap V t yang Ia1 > Ia. Karena itu
Konsekuensinya, Ia1 turun menjadi Ia2 sampai dengan komponen Ia2 cos q2 = Ia,
sehingga daya cukup untuk memikul beban. Jadi pada beban konstan, variasi
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor
sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk
memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang
menggunakan banyak listrik.
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu
sumbu. Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan
stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi
medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron.
Motor sinkron seringkali dinyalakan dengan menggunakan belitan sangkar tupai
(squirrel-cage) yang dipasang di hadapan kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan
seperti halnya motor induksi hingga mencapai –95% kecepatan sinkron, saat mana
arus searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan
untuk menarik motor hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus terus
beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi
tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada
dalam satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada
pergeseran kutub rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian
b). Tidak ada perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut
sudut torque .
Gambar sudut torque (torque angle)
Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
sinkronisasi , maka motor akan berhenti. Harga maksimum torque sehingga
motor tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi disebut pull-out torque.
Rotor
Ns = 120 f / P
di mana :
F = frekuensi daya AC
Di mana :
Motor dapat menjadi generator, apabila energi listrik dirubah menjadi energi
mekanik disebut motor, tapi apabila energi mekanik menjadi energi listrik disebut
generator. Jadi "di atas kertas" motor itu bisa jadi generator, tapi bila melihat fungsi
dan konstruksinya akan berbeda, jadi dalam keadaan khusus motor akan menjadi
generator, atau generator menjadi motor. Namun untuk mencegah hal
tersebut dipasang proteksi khusus agar motor tidak menjadi menjadi generator atau
sebaliknya.
Ada banyak metode kendali motor AC (motor induksi, motor sinkron) dengan
kelebihan dan kekurangannya. Namun secara umum metode ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Overload Motor Protection, yang dimaksud motor ini adalah electric motor yang oleh
orang awam disebut dinamo. Dan disini dikhususkan yang terjadi pada motor AC 3
phase. Fungsi dari motor ini adalah sebagai penggerak atau untuk mengkonversi
energi listrik menjadi mekanik/ gerak seperti lift, conveyor, blower, crusher dll. Dalam
dunia industri saat ini peran yang dilakukan motor ini sangat vital. Untuk itu proteksi
sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran suatu proses. Sistem proteksi motor ini
sudah lama dikenal dan berkembang seiring kemajuan teknologi. Mulai dari
penggunaan eutic relay, thermal, sampai elektronik. Secara umum sistem kerja alat
tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan thermal dan elektronik.THERMAL
OVERLOAD
ELECTRONIC OVERLOAD
Overload electronic ini mempunyai 2 karakteristik trip, INVERSE dan
DEFINITE. Inverse, ia akan bekerja seperti thermal overload. Perbedaannya adalah
kemampuannya untuk menggeser kurva trip. Jadi overload ini selain mempunyai
setting arus juga kecepatan trip atau class adjustment. Selain itu dengan
menggunakan rangkaian elektronik ia akan tidak mudah dipengaruhi suhu sekitar
serta akurasi lebih terjaga. Definite, bekerja dengan pembatasan yang ketat. Dengan
karakteristik ini, berapapun besar kelebihan beban ia akan trip setelah mencapai
waktu yang ditentukan. Misal seting overload pada 10 amp dengan waktu trip 4 detik.
Jika terjadi kelebihan beban lebih dari 10 amp selama lebih dari 4 detik dia akan trip.
Kecepatan trip ini tidak tergantung besar arus overload (baik kecil atau besar sama
saja).
Pembangkitan Torka
Interaksi antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br) yang
membangkitkan torka seperti terlihat dalam persamaan berikut:
T = Bsx Bs(sin δ)
Pada Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan beda
sudut fasa 120o
ia = Im sin ωt
ib = Im sin (ωt-120o)
ic = Im sin (ωt-240o)
Tiap arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang ө seperti
ia à Fa.cos θ. Dengan Fa=Fm. sin ωt
Maka ggm F tiap fasa yang dibangkitkan
Fa = Fm sin ωt.cos θ
Fb = Fm sin (ωt-120o).cos (θ-120o)
Fc = Fm sin (ωt-240o) .cos (θ-240o)
Yang berarti resultan-mmf adalah medan putar sebagai fungsi dari ruang dan waktu,
seperti terlihat dalam gambar berikut:
Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik daya
reaktif yang bersifat induktif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor
daya(pf) terbelakang (lagging). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif
yang bersifat induktif.
Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan
menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor
bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya motor menjadi
pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.
Kondensor Sinkron
Seperti diuraikan di atas, jika motor sinkron kelebihan penguatan arus medan,
maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator.
Sehingga motor bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya motor
menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif. Sehingga motor sinkron
dapat digunakan untuk memperbaiki factor daya (pf). Dalam hal ini motor sinkron
disebut Kondensor sinkron.
Karakteristik Torka dan Sudut daya
http://web.ipb.ac.id/%7Etepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor
1. Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan
ujung-ujung yang dihubung singkat
2. Kecepatan konstan
3. Arus scart yang besar diperlukan oleh motor menyebabkan tegangan perfluktansi
4. Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga fasa daya utama pada motor
5. Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang dikurangi
6. Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator dihasilkan medan magnet putar yang
menginduksikan tegangan pada rotor.Tegangan tersebut pada gilirannya menimbulkan
medan magnet. Medan rotor dan medan stator cenderung saling tarik-menarik satu sama
lain. Situasi tersebut membangkitkan torsi yang memutar rotor dengan arah yang sama
dengan putaran medan magnet yang dihasilkan oleh stator.
Ketika motor induksi di jalankan maka akan timbul arus mula yang besar, hal ini dikarenakan
frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start yaitu dengan slip seratus persen. Jadi
dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal terhadap ggl (gaya gerak
listrik) rotor dengan sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum terjadi
dalam konduktor rotor pada suatu waktu setelah kerapatan fluksi maksimum stator melewati
konduktor tersebut. Sehingga kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar dengan faktor
daya yang rendah dan menghasilkan torsi mula yang rendah.
Jika rotor melakukan percepatan, frekuensi rotor menjadi berkurang dikarenakan nilai slip
yang berkurang, hal ini berarti nilai reaktansi rotornya berkurang sehingga menyebabkan nilai
torsinya naik ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut, torsi akan turun
sesuai dengan harga yang diperlukan untuk memutar beban dengan kecepatan konstan. Pada
saat kondisi start motor listrik memerlukan arus yang besar, hal ini berlangsung untuk
beberapa lama. Kemudian arus yang dibutuhkan akan turun pada kondisi locked rotor. Dan
nilai arus yang dibutuhkan akan tetap saat kondisi beban normal. Dari karakteristik arus mula
ini kita bisa menentukan karakteristik dan setting relay proteksi yang di butuhkan untuk
melindungi peralatan ini.
Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level tegangan
yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Pengurangan tegangan starting tersebut akan
membatasi daya yang diberikan ke motor, namun demikian di sisi lain pengurangan tegangan
ini akan berdampak memperpanjang waktu/periode starting (waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kecepatan nominalnya).
Sebagai contoh, jika digunakan untuk menggerakkan flywheel yang memiliki energi kinetik
5000 joule. Maka selama periode starting rotor akan mendisidasikan panas sebesar 5000 joule
juga. Tergantung pada ukuran dan sistem pendinginan pada motor tersebut dapat dengan
mudah akan menyebabkan overheating pada motor.
Cara yang paling sederhana untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar tupai ini adalah
dengan menghubungkan langsung dengan sumber dengan menggunakan saklar tiga phasa.
Cara ini hanya diizinkan pada motor induksi rotor sangkar tupai dengan daya di bawah 3HP
(sekitar 2 kw). Motor-motor dengan daya lebih dari 3 HP tidak boleh langsung dihubungkan
dengan sumber. Untuk motor-motor dengan daya 2-4 kw kita hanya memakai saklar bintang
segitiga. Untuk itu kumparan mula-mula dihubungkan. Cara ini hanya digunakan untuk
motor-motor induksi 3 phasa yang mempunyai hubungan kumparan segitiga pada kondisi
normalnya.
Slip
Perbedaan kecepatan putaran rotor (Nr) terhadap kecepatan medan putar stator (Ns) disebut
dengan slip. Berubahnya kecepatan motor dapat mengakibatkan berubahnya besar slip 100 %
pada saat start sampai 0 % pada saat diam (Nr) = (Ns). Karena terjadi slip maka kecepatan
relative medan putar stator terhadap putaran rotor. Hubungan antar frekuensi slip dapat dilihat
dari persamaan berikut :
Bila f1 = frekuensi
Ns = 120 f / P atau f1 = P Ns / 120
Pada rotor berlaku hubungan f2 = P (Ns-Nr) / 120
Bila f2 = P Ns (Ns- Nr) / 120 Ns
Karena S = Ns-Nr / Ns dan f1 = P Ns / 120
Maka f2 = f1 S
Karena pada saat start S = 100%, jadi f2 = f2 dengan demikian terlihat bahwa pada saat start
dan rotor belum berputar frekuensi arus rotor dipengaruhi oleh slip (f2 = f1 S). Karena
tegangan induksi dan reaktansi kumparan rotor merupakan fungsi, maka besarnya juga
dipengaruhi oleh slip.
TEORI TAMBAHAN MODUL 2
ARAH PUTARAN DAN PERUBAHAN ARAH PUTARAN
DARI MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR TUPAI
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada stator tersebut
akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan
Hukum Lorentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.
Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Motor induksi satu fasa sering disebut dengan motor asinkron atau motor tak
serempak, karena putaran medan stator tidak sama dengan putaran medan rotor. Putaran
sinkron stator (ns) selalu mendahului atau lebih cepat dari putaran medan rotor (nr).
Putaran medan stator dihasilkan karena adanya medan putar (fluks yang berputar) yang
dihasilkan oleh kumparan stator atau rotor dari motor. Medan putar akan terjadi bila
kumparan stator atau rotor dialiri arus listrik dengan fase banyak, misalnya dua fasa, tiga
fasa dan sebagainya.
Motor induksi satu fasa bila dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik tidak akan
menghasilkan medan putar pada kumparan statornya, tetapi malah medan pulsasilah yang
akan terjadi. Medan pulsasi adalah suatu medan yang punya dua besaran yang sama
besar, tetapi berlawanan arah dengan kecepatan sudut yang sama pula. Kedua komponen
tersebut akan bergerak berlawanan arah dan dengan kecepatan sudut yang sama, sehingga
kedudukannya terhadap ruang seolah‐olah tetap (diam). Kedua komponen ini tentunya akan
menghasilkan kopel yang sama besar dan berlawanan arah pula. Pada dasarnya, kopel
yang dihasilkan mempunyai kemampuan untuk menggerakkan motor dengan arah maju
atau mundur, akan tetapi dalam gerak mulanya kemampuan gerak maju dan gerak mundur
sama besar oleh sebab itu motor akan diam. Apabila dengan suatu bantuan gerak mula yang
diberikan pada arah maju atau arah mundur, maka motor akan berputar sesuai dengan arah
gerak yang diberikan.
Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan
sinkronnya, meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya
pengaturan putaran. Pengaturan putaran motor induksi memerlukan biaya yang agak tinggi.
Karena ns = maka perubahan jumlah kutub (p) atau frekuensi (f) akan mempengaruhi
putaran. Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa
sehingga dapat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.
Biasanya diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah kutub dari 2
menjadi 4.
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekuensi
jala. Hanya saja untuk menjaga keseimbangan kerapatan fluks, perubahan tegangan harus
dilakukan bersamaan dengan perubahan frekuensi. Persoalannya sekarang adalah bagaimana
mengatur frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis.
T = (V1)2
Dari persamaan kopel motor induksi diatas diketahui bahwa kopel sebanding dengan pangkat
dua tegangan yang diberikan. Untuk karakteristik beban, kecepatan akan berubah dari n1 ke
n2 untuk tegangan masuk setengah tegangan semula. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan
putaran yang terbatas (daerah pengaturan sempit).
Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihasilkan karakteristik kopel
kecepatan yang berbeda-beda. Putaran akan berubah dari n1 ke n2 ke n3 dengan
bertambahnya tahanan luar yang dihubungkan ke rotor.
Jika kumparan utama dan kumparan bantu dihubungkan ke sumber tegangan maka arus
mengalir ke kumparan utama dan bantu dengan berbeda fase. Perbedaan fase tersebut
ditimbulkan medan magnit antara medan stator kumparan utama dan kumparan bantu. Hasil
kedua medan kumparan utama dan kumparan bantu menghasilkan medan putar pada stator
dan selanjutnya menyebabkan rotor berputar. Saklar sentrifugal akan bekerja memutuskan
arus pada kumparan bantu secara otomatis jika putaran motor mencapai 70 – 80 % dari
kecepatan nominal.
Dynamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan
kecepatan putaran (rpm) dari tenaga yang diproduksi oleh suatu mesin, motor atau penggerak berputar
lain.
Dynamometer dapat juga digunakan untuk menentukan tenaga dan torsi yang diperlukan
untuk mengoperasikan suatu mesin. Dalam hal ini, maka diperlukan dynamometer. Dynamometer
yang dirancang untuk dikemudikan disebut dynamometer absorsi/penyerap atau dynamometer pasif.
Dynamometer yang dapat digunakan, baik penggerak maupun penyerap tenaga disebut dynamometer
aktif atau universal.
Sebagai tambahan untuk digunakan dalam menentukan torsi atau karakteristik tenaga dari
mesin dalam test/Machine Under Test (MUT), Dynamometer juga mempunyai peran lain. Dalam
siklus standar uji emisi, seperti yang digambarkan oleh US Environmental Protection Agency (US
EPA), dynamometer digunakan untuk membuat simulasi jalan baik untuk mesin (dengan
menggunakan dynamometer mesin) atau kendaraan secara penuh (dengan menggunakan dynamometer
chasis). Sebenarnya, di luar pengukuran torsi dan power yang sederhana, dynamometer dapat
digunakan sebagai bagian dari pengujian untuk berbagai aktivitas pengembangan mesin seperti
kalibrasi pengontrol manajemen mesin, pengembangan sistem pembakaran dan sebagainya.
Prinsip Operasi
Dynamometer absorsi bertindak sebagai pemberi beban yang digerakkan oleh mesin pada saat
pengujian. Dynamometer harus mampu beroperasi pada kecepatan yang bervariasi, dan memberi
beban pada mesin tersebut pada tingkatan torsi yang bervariasi pula selama pengujian berlangsung.
Dynamometer pada umumnya dilengkapi dengan beberapa cara operasi pengukuran torsi dan
kecepatan.
Dynamometer harus dapat menyerap tenaga yang dikeluarkan oleh mesin.Tenaga yang diserap
oleh dynamometer harus dapat diteruskan ke udara sekitar atau mentransfer ke air pendingin.
Dynamometer regeneratife memindahkan tenaga ke bentuk daya listrik.
Dynamometer Listrik
Pada dasarnya pengereman yang terjadi pada dynamometer listrik akibat pemotongan medan
magnet oleh pergerakan bahan konduktor.
Dynamometer ini terdiri dari suatu rotor yang digerakkan oleh suatu motor yang tenaganya
yang akan diukur, dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnetnya dikontrol dengan
merubah arus sepanjang susunan kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi dari rotor. Rotor ini
bertindak sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan medan magnet itu
maka terjadi arus dan arus ini diinduksikan dalam rotor sehingga rotor menjadi panas.
Keuntungan-keuntungan:
- Pengaturan beban dan pemeliharaan mudah
- Pada kecepatan yang rendah penyerapan daya bisa penuh
Kerugian-kerugian:
- Harus tersedia sumber arus searah yang besar
- Pada penyerapan daya yang besar, panas yang timbul menyulitkan pendingin
- Bagian yang dilalui air pendingin dipengaruhi erosi dan korosi
Pada prinsipnya, bidang gerak dynamometer ini diputarkan secara terpisah baik dengan
mengutamakan pipa-pipa saluran utama atau abattery yang mempertahankan suatu tegangan yang
konstan. Seluruh mesin ditumpu dengan ball bearing, casing menahan sebuah lengan torsi untuk
menjadikan seimbang torsi mesin. Torsi mesin disebarkan pada casing oleh daya tarik medan magnet,
yang dihasilkan ketika jangkar sedang berputar dan mengeluarkan tenaga listriknya pada aliran
sebelah luar dynamometer.
Keuntungan-keuntungan:
- Kapasitas penyerapan sampai 500 hp dan ketelitian kerja tinggi
- Sistem yang tertutup yang tidak terpengaruh gangguan luar
- Tidak memerlukan pendinginan
Kerugian-kerugian:
- Harga mahal
- Untuk penyerapan daya yang besar dengan kecepatan yang rendah sulit dilaksanakan
TEORI TAMBAHAN MODUL 4
KARAKTERISTIK TORSI DAN BEBAN
PADA SEBUAH MOTOR INDUKSI
Torque (Torsi) motor induksi AC tergantung kepada kekuatan medan rotor dan stator yang
saling berinteraksi dan hubungan fasa antara keduanya. Torque dapat dihitung dengan
Equation (12-3).
Dimana :
Selama operasi normal, K, , dan cos adalah konstan, sehingga torque berbanding lurus
dengan arus rotor. Arus rotor meningkat dengan proporsi yang sama dengan slip. Perubahan
torque terhadap slip menunjukkan bahwa begitu slip naik dari 0% hingga 10%, torque naik
secara linier. Begitu torque dan slip naik melebihi torque beban penuh, maka torque akan
mencapai harga maksimum sekitar 25% slip. Torque maksimum disebut breakdown torque
motor. Jika beban dinaikkan melebihi titik ini, motor akan stall dan segera berhenti.
Umumnya, breakdown torque bervariasi dari 200% hingga 300% torque beban penuh. Torque
awal (starting torque) adalah nilai torque pada 100% slip dan normalnya 150% hingga 200%
torque beban penuh. Seiring dengan pertambahan kecepatan dari rotor, torque akan naik
hingga breakdown torque dan turun mencapai nilai yang diperlukan untuk menarik beban
motor pada kecepatan konstan, biasanya antara 0 – 10%.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torque sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok :
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque
konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan
(torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.
Beban Motor
Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban motor
dapat diukur sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor daya dan
efisinsi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh.
Beban = Pi x η
HP x 0,7457
Dimana :
HP = Nameplate untuk Hp
Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di seluruh
pabrik. Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil (mengakibatkan
motor terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidakefisiensian). US DOE
merekomendasikan untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam
per tahun.
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi secara
individu:
Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat
analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.
Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis daya)
dengan laju amper. Metode ini digunakan bila faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai
amper yang tersedia. Juga direkomendasikan untuk menggunakan metode ini bila persen
pembebanan kurang dari 50%
3. Metode Slip.
Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor beroperasi dengan slip
untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini terbatas namun dapat dilakukan
dengan hanya penggunaan tachometer (tidak diperlukan alat analisis daya). Karena
pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling umum digunakan, maka hanya
metode ini yang dijelaskan untuk motor tiga fase.
MOTOR INDUKSI
MOTOR induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan -oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p). Medan putar pada
stator tersebut akan memotong konduktorkonduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan
sesuaidengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.
Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung
menurun. Dikenal dua tipe motor induksi (lihat gambar) yaitu motor induksi dengan rotor
belitan dan motor induksi dengan rotor sangkar.
MEDAN PUTAR
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya m;<:la.D: putar (fluks
yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Megan putar ini terjadi apabila
kumparan
stator dihubungkan dalam fasa bany,!,\(, umumnya fasa 3. Hubungan dapat berupa hubungan
bintang atau delta
Di sini akan dijelaskan bagaimana terjadinya medan putar itu. Perhatikanlah gambar berikut:
(b)
Dari gambar c, d, e, dan f tersebut terlihat bahwa fluks resultanini akar berputar satu kali.
Oleh karena itu, untuk mesin dengan
jumlah kutub lebih dar dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut:
(1) Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator akan timbul medan
putar dengan kecepatan ns = 120 tip (2) Medan putar stator tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor: (3) Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar: E2s = 4.44 fzN2d.>m (untuk satu fasa). E adalah tegangan induksi pada saat rotor
berputar. 2s (4) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E)
akan menghasilkan arus (I). (5) Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gay a
(F) pada rotor (6) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar
untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. (7) Seperti
telah dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor
(n ). y (8) P.erbedaan kecepatan antara ny dan ns disebut slip (5) dinyatakan dengan
(9) Bila ny = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila
ny lebih kecil dari ns' (10) Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai
motor tak serempak atau asinkron.
PENGATURAN PUTARAN Motor induksi pad a umumnya berputar dengan kecepatan
konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. Meskipun demikian pada pe,nggunan tertentu
dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. pengaturan motor induksi memerlukan biaya
yang agak tinggi. Biasanya pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
mengubah jumlah kutub motor, mengubah frekuensi jala-jala, mengatur tegangan jala-jala,
dan mengatur tahanan luar.
Karena ns = 120flp, maka perubahan jumlah kutub (P) atau frekuensi (f) akan mempengaruhi
putaran. lumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan cumparan stator sedeniikian rupa
sehingga dapat menerima tegangan masuk pad a posisi kumparan yang berbeda-beda.
Biasanya diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah kutub dari 2
menjadi 4.
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekuensi
jala. Hanya saja untuk menjaga keseimbangan kerapatan fIuks, perubahan tegangan harus
dilakukan bersamaan dengan perubahan frekuensi. Persoalannya sekarang adalah bagaimana
mengatur frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis. Car a pengaturan frekuensi
dengan menggunakan solid state frequency converter akan dibahas dalam bab: solid state
motor control. Mengatur Tegangan Jala-jala
Dari persamaan kopel motor induksi di atas diketahui bahwa kopel sebanding dengan
pangkat dua tegangan yang diberikan. Untuk karakteristik beban seperti terlihat pada
gambar, kecepatan akan berubah dari nr ke n2 untuk tegangan mas uk setengah tegangan
semula. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang terbatas (daerah pengaturan
sempit).
Putaran akan berubah dari fl 1 ke fl2 dan dari fl2 ke fl3 dengan bertambahnya tahanan luar
yang dihubungkan ke rotor. Pengaturan putaran motor induksi umumnya mahal, sedangkan
daerah pengaturan yang diperoleh tidak begitu lebar, kecuali dengan pengaturan pada 2, yaitu
pengaturan frekuensi jala.
Oleh karena bentuknya yang sederhana dan harganya yang relatif murah. motor induksi fasa
tunggal banyak dipakai untuk keperluan motor kecil di dalam rumah tangga seperti kip as
angin. pompa. mesin pendingin. air-condirioning. dan lainlain. Struktur motor induksi fasa
tunggal sarna dengan motor induksi tiga fasa jenis rotor
sangkar, kecuali kumparan statornya yang hanya terdiri atas satu fasa
Seperti telah diketahui kumparan stator tiga fasa bila dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik akan menghasilkan suatu medan magnet yang berputar terhadap ruang. Medan
putar inilah yang pada dasarnya menjadi prinsip motor induksi. Fasa tunggal tidak
menghasilkan medan putar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya fluks yanf dihasilkan oleh
kumparan fasa tunggal merupakan fluks dengan dua komponen yaitu komponen f1uks arah
maju 1/2d>m cos (8 ~ wt) dan komponen fluks arar mundur 1/2<Pm cas (8 + wt). Kedua
komponen fluks tersebut bergerak berlawanan arah dengan kecepatar sudut (wt) yang sama,
sehingga kedudukannya terhadap ruang seolah-olah tetap Kedua komponen fluks yang
berlawanan arah t~rsebut tentunya akan menghasil· kan kopel yang sama besar dan
berlawanan arah pula (arah maju dan mundur.
Kopel resultan yang dihasilkan oleh kedua komponen kopel tersebut pada dasarnya
mempunyai kemampuan untuk menggerakkan rotor dengan arah maju atau mundur. Tetapi
pad a keadaan start kemampuan motor untuk maju sarna besar dengan kemampuan gerak
mundurnya, oleh sebab itu motor tetap saja diam. Apabila dengan
suatu alat bantu kita dapat memberikan sedikit kopel maju, motor akan berputar mengikuti
kopel resultan maju dan demikian pula sebaliknya. Persoalannya sekarang adalah bagaimana
cara memberikan kopel mula pad a motor induksi fasa tunggal
M0TOR FASA TIDAK SEIMBANG
Motor fasa tak seimbang mempunyai dua kumparan stator. yaitu kumparan utama (U) dan
kumparan bantu (B) yang diletakkan dengan perbedaan sudut 90 derajat listrik. Kumparan
bantu mempunyai tahanan lebih besar daripada kumparan utama. sedang reaktansinya dibuat
lebih kecil. Dengan demikian. terdapat perbedaan fasa antara arus kumparan fm dengan arus
kumparan bantu fa Va terdahulu dari fm)' Motor berfungsi sebagai motor 2 fasa tidak
seimbang, akibatnya terjadi medan putar pacta stator yang mengakibatbn motor berputar.
Kumparan bantu diputuskan hubungannya (saklar S terbukal ketika motor mencapai putaran
sekitar 75% kecepatan sinkron. Biasanya ctigunakan saklar yang terbuka oleh adanya gaya
sentrifugal pacta rotor.
MOTOR KAPASITOR
Dengan dipasangnya kapasitor pada rangkaian kumparan bantu, akan diperoleh beda fasa 90°
antara arus kumparan utama 1m dan arus kumparan bantu la (fa terdahulu 90° dari 1m); dan
karenanya diperoleh kopel mula yang lebih besar. Berbagai alat seperti kompresor, pompa,
mesin pendingin yang banyak dipakai di rumah memang memerlukan kopel mula yang relatif
lebih besaL sehingga kapasitor motor coeok digunakan..