1. LATAR BELAKANG
Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia pada dasarnya sangat tergantung
pada keberadaan daya tarik wisata yang sangat beragam jenisnya. Keberadaan
daya tarik wisata ini belum sepenuhnya teridentifikasi dengan baik, bahkan pada
beberapa wilayah, keberadaan daya tarik wisata ini sangat potensial namun kondisi
saat ini masih belum berkembang. Belum berkembangnya daya tarik wisata di
Indonesia ini dikarenakan adanya beberapa kendala, baik yang sifatnya teknis
maupun non-teknis. Oleh karena itu kendala-kendala ini perlu ditemukenali dan
dirumuskan upaya penanganannya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan daya tarik wisata ini
adalah keberadaan dukungan infrastruktur konektivitas. Hal ini diperlukan karena
daya tarik wisata yang berkembang dalam suatu kawasan tidak dapat berdiri
sendiri. Adapun konektivitas terpenting terkait pengembangan pariwisata dan
ekonomi kreatif adalah konektivitas transportasi dan konektivitas infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi. Konektivitas transportasi, khususnya
transportasi udara, berkorelasi erat dengan kinerja jumlah wisman dan wisnus.
Konektivitas infrastruktur teknologi informasi, berkorelasi erat dengan kinerja
pariwisata, investasi, dan terutama perdagangan produk-produk kreatif, khususnya
produk yang intangible.
Merujuk pada kebutuhan ini, maka diperlukan adanya proses identifikasi
terhadap dukungan infrastruktur konektivitas dalam pengembangan daya tarik
wisata. Upaya ini diwadahi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
melalui Direktorat Pengembangan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Penyusunan
Masterlist Dukungan Infrastruktur Konektivitas Daya Tarik Wisata pada tahun
anggaran 2014
4. RUANG LINGKUP
4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Kegiatan Masterlist Dukungan Infrastruktur Konektivitas Daya Tarik Wisata
ini dilaksanakan untuk 12 KSPN, yaitu (1) KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa dsk,
(2) KSPN Borobudur dsk, (3) KSPN Kintamani-Danau Batur dsk, (4) KSPN
Menjangan, Pemuteran, dsk, (5) KSPN Kuta, Sanur, Nusadua, dsk, (6) KSPN
Rinjani dsk, (7) KSPN Wakatobi dsk, (8) KSPN Toba dsk, (9) KSPN Ende-
Kelimutu dsk, (10) KSPN Tanjung Puting dsk, (11) KSPN Bunaken dsk, dan
(12) KSPN Raja Ampat dsk. Keduabelas KSPN tersebut dipilih karena
merupakan bagian dari fokus destinasi (flagship destinasi) parwisata nasional
dan dengan mempertimbangkan sebaran dan jenis daya tarik wisata.
9. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini memerlukan biaya sebesar Rp. 1.400.000.000,- (satu milyar empat
ratus juta rupiah) dengan sumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) pada Direktorat Pengembangan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Direktur
Pengembangan Daya Tarik Wisata
Azwir Malaon
NIP. 19570710 198603 1 002