Anda di halaman 1dari 9

Optimasi Konsentrasi DNA dan MgCl2 pada Reaksi Polymerase Chain

Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA untuk Analisis Keragaman


Genetik Tanaman Faloak (Sterculia quadrifida R.Br)
(Optimization of DNA and MgCl2 Concentrations in Polymerase Chain
Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA Reaction for Genetic
Diversity Analysis of Faloak (Sterculia quadrifida R.Br))

Uslan1*), Made Pharmawati 2)


1) Program Studi Magister Biologi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Jalan PB
Sudirman, Denpasar, Bali
2) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran,

Badung, Bali
*Email korespondensi: uslanspd@gmail.com

Diterima 12 Februari 2015, diterima untuk dipublikasikan 28 Februari 2015

Abstrak

Faloak merupakan tanaman yang tumbuh di lahan kritis. Sebagai upaya


mendukung pemuliaan dan konservasi tanaman faloak diperlukan informasi
keragaman genetiknya. Salah satu metode analisis keragaman genetik adalah
menggunakan penanda DNA yang berbasis PCR. Untuk itu diperlukan kondisi
PCR (Polymerase Chain Reaction) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang
dapat dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum
PCR-RAPD (Polymerase Chain Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA)
tanaman faloak. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode CTAB. Optimasi
dilakukan dengan menggunakan beberapa konsentrasi DNA cetakan dan MgCl2.
Kondisi optimum PCR-RAPD tanaman faloak yang menghasilkan pita produk
PCR yang jelas diperoleh menggunakan 50 ng/ul DNA, 3 mM MgCl2 serta jumlah
siklus termal 45 x.
Kata kunci : PCR-RAPD, optimasi, tanaman faloak

Abstract

Faloak is a plant that grows on critical lands. In an effort to support


breeding and conservation of faloak, information about its genetic diversity is
required. One of the methods of genetic diversity analysis is using PCR-based
DNA markers. For that purpose, proper PCR conditions is needed in order to
obtain results that can be further analyzed. This study aimed to determine the
optimum conditions for PCR-RAPD of faloak plants. DNA extraction was
conducted using CTAB. Optimization was done by using several concentrations
of DNA templates and MgCl2. The optimum conditions of PCR-RAPD of faloak
plants that produce clear band of PCR products were obtained using 50 ng/ ul
DNA, 3 mM MgCl2 and 45x thermal cycles
Keywords : PCR-RAPD, optimization, faloak plant

PENDAHULUAN mendukung pemuliaan dan


Faloak (Sterculia quadrifida konservasi tanaman faloak,
R.Br) adalah tanaman yang tumbuh diperlukan informasi keragaman
di lahan kritis. Sebagai upaya genetik tanaman ini. Salah satu
Uslan dan Pharmawati, Optimasi konsentrasi…… 27

cara melakukan analisis keragaman optimal komponen reaksi PCR untuk


genetik adalah menggunakan analisis RAPD pada tanaman faloak
penanda DNA. Penanda DNA yang yaitu konsentrasi MgCl2 dan DNA
umum digunakan adalah PCR- cetakan.
RAPD. PCR (Polymerase Chain
Reaction) merupakan teknik yang METODE
digunakan untuk mengamplikasi Ekstraksi DNA
DNA secara in vitro yang cepat dan Bahan tanaman yang
kuat (Innis et al. 1990). Random digunakan adalah daun faloak
amplified polymorphic DNA (RAPD) diperoleh dari pekarangan dan hutan
merupakan salah satu penanda rakyat yang berada diwilayah Kota
molekuler berbasis PCR yang Kupang (Kecamatan Oebobo 3
banyak digunakan dalam sampel, Kecamatan Kelapa Lima 4
mengidentifikasi keragaman pada sampel, Kecamatan Maulafa 3
tingkat intraspesies maupun sampel, Kecamatan Alak 3 sampel)
antarspesies (Pharmawati 2009, dan Kabupaten Kupang
Adam et al. 2002, Jena dan Das (Kecamatan Kupang Barat 3 sampel,
2006). Teknik ini mendeteksi Kecamatan Taebenu 2 sampel,
polimorfisme ruas nukleotida pada Kecamatan Nekamese 2 sampel,
DNA dengan menggunakan sebuah Kecamatan Fatuleu 2 sampel).
primer tunggal yang memiliki Isolasi DNA dilakukan dengan
rangkaian nukleotida acak. berdasarkan metode yang Doyle dan
Penanda RAPD bersifat lebih Doyle (1990) dengan modifikasi
sederhana dibandingkan penanda (Pharmawati 2009) yaitu
lainnya seperti mikrosatelit atau menggunakan 50 mM Na2EDTA.
simple sequence repeat (SSR), Isolasi DNA dilakukan menggunakan
restriction fragment length 0,1 g daun yang digerus sampai
polymorphism (RFLP) ataupun halus dengan mortar dan pestle.
amplified length polymorphism Ditambahkan 1 mL buffer ekstraksi
(AFLP) (Bardakci 2001). Hal ini [2%CTAB, 1,4 M NaCl, 0.2% β-
dikarenakan teknik RAPD tidak marcaptoetanol, 50 mM Na2EDTA
memerlukan informasi awal (pH 8,0) dan 100 mM Tris-HCL (pH
mengenai urutan DNA genom 8,0)] yang telah mengandung 0,2%
organisme yang diuji maupun tidak β-mercaptoetanol.
memerlukan probe DNA yang Hasil gerusan selanjutnya
spesifik (Williams et al. 1990). dimasukkan ke dalam tabung mikro
Konsistensi atau reproducibility hasil dan diinkubasi pada suhu 650C pada
PCR-RAPD menjadi perhatian water bath selama 60 menit disertai
karena PCR-RAPD sangat sensitif dengan membolak-balik tabung
terhadap konsentrasi komponen setiap 10 menit. Setelah itu
reaksi PCR (Pharmawati 2009). ditambahkan 700 µl kloroform:
Rendahnya konsistensi hasil PCR- isoamilalkohol (24:1) dan divortex.
RAPD dapat disebabkan Selanjutnya dilakukan sentrifugasi
penempelan primer pada cetakan pada kecepatan 12.000 rpm selama
genom DNA tidak sempurna yang 5 menit dan supernatan dipindahkan
diakibatkan karena tidak tepatnya ke tabung baru dan ditambahkan
konsentrasi komponen-komponen etanol dingin sesuai dengan volume
PCR-RAPD. Berdasarkan hal supernatan, lalu tabung dibolak-balik
tersebut, maka penelitian ini dan diinkubasi selama 1 jam pada
bertujuan menentukan kondisi suhu -200C. Tabung di disentrifugasi
28 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2015, VOL. 5 NOMOR 1

pada kecepatan 12.000 rpm selama kali), diikuti dengan denaturasi pada
3 menit dan pellet dicuci dengan suhu 940C selama 2 menit,
alkohol 70 % sebanyak 400 µL. annealing pada suhu 360C selama 2
Pellet di kering anginkan lalu menit, elongasi pada suhu 720C
ditambahkan dengan 100 µL H2O selama 2 menit sebanyak 45 siklus.
steril. Tahap akhir adalah elongasi akhir
pada suhu 720C selama 10 menit
Visualisasi dan Penentuan (sebanyak satu kali) (Wistiani 2014).
Konsentrasi DNA Hasil PCR dilakukan
DNA dielektroforesis dengan elektroforesis pada 1,8 % gel
gel agarosa 1% dalam 1 x buffer agarosa dengan voltase 100 volt
TAE [ 40 mM Tris-asetat (pH 7,9) selama 40 menit. Sebanyak 10 µL
dan 2 mM Na2EDTA]. Sebanyak 3 produk PCR dicampur dengan
µL sampel dicampur dengan loading loading dye dan dimasukkan ke
dye dan dimasukkan ke dalam dalam sumur gel. Untuk menentukan
sumur gel. Lambda DNA dengan ukuran pita DNA digunakan DNA
konsentrasi 100 ng, 200 ng dan 300 ladder 100 bp (Vivantis). Pewarnaan
ng dimasukkan ke dalam sumur gel, dilakukan dengan cara merendam
untuk memperkirakan konsentrasi gel dalam Ethidium Bromide selama
DNA. Elektroforesis dilakukan dalam 30 menit. Pengamatan produk PCR
tegangan 100 volt selama 30 menit. dilakukan dengan GelDoc UV
Pewarnaan dilakukan dengan cara Transiluminator (Sambrook dan
merendam gel dalam Ethidium Russell 2001).
Bromide selama 30 menit
(Sambrook dan Russell 2001), HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya pengamatan DNA Dalam penelitian ini,
dilakukan dengan GelDoc UV ekstraksi DNA tanaman faloak
Transiluminator. berhasil dilakukan dengan metode
CTAB (Doyle dan Doyle 1990)
PCR-RAPD dengan modifikasi oleh Pharmawati
PCR-RAPD dilakukan (2009). Modifikasi yang dilakukan
dengan menggunakan empat adalah menaikkan konsentrasi
random primer (Tabel 1). Volume Na2EDTA dalam buffer ekstraksi
reaksi yang digunakan dalam menjadi 50 mM. Hal ini bertujuan
analisis RAPD ini adalah 25 µL yang untuk memaksimalkan keluarnya
terdiri dari cetakan DNA (dengan DNA dari sel sehingga DNA yang
konsentrasi 50 ng dan 100 ng) 0,2 diperoleh dari tiap sampel secara
mM dNTPs, MgCl2 (dengan konsisten.
konsentrasi 2 mM dan 3 mM) 1 U Beberapa sampel tidak
Taq DNA Polimerase (Vivantis), 1 x berhasil diekstraksi pada ekstraksi
buffer polimerase, 1,9 µM primer yang pertama (Gambar 1a),
dan air steril. DNA dengan sehingga dilakukan pengulangan
konsentrasi >50 ng/µL dibuat (Gambar 1 b). Ketidak berhasilan ini
menjadi konsentrasi 50 ng/µL. diakibatkan DNA tidak berhasil
Program siklus termal dimulai diekstraksi yang dapat disebabkan
dengan denaturasi awal pada suhu sampel daun yang digunakan terlalu
940C selama 2 menit (sebanyak satu sedikit atau proses penghancuran
Uslan dan Pharmawati, Optimasi konsentrasi…… 29

Tabel 1. Primer yang digunakan dan urutan basa primer


No Nama Primer Urutan Basa (5’→ 3’)
1 UBC 106 CGTCTGCCCG
2 UBC 127 ATCTGGCAGC
3 UBC 250 CGACAGTCCC
4 OPB 04 GGACTGGAGT

Gambar 1. Profil DNA Genomik tanaman faloak (a) Isolasi DNA Genomik
pertama, (b) Isolasi DNA Genomik Kedua. [Keterangan: DNA faloak
sampel Kec. Oebobo (1-3), Kec. Kelapa Lima (4-7), Kec. Maulafa
(8-10), Kec. Alak (11-13), Kec. Kupang Barat (14-16), Kec. Taebenu
(17-18), Kec. Nekamese (19-20), Kec. Fatuleu (21-22), Lamda DNA
100 ng /2µL (λ1), 200 ng/4µL (λ2), 300ng/6 µl (λ3), Pita Smear (A),
Sampel DNA Tertinggal di Sumur Gel (B), Pita DNA (C)].

melalui pengerusan yang kurang genomik yang diisolasi sudah tidak


sempurna. Konsentrasi DNA utuh lagi, kemungkinan terpotong-
genomik faloak berkisar antara 50- potong saat ekstraksi berlangsung
250 ng/µL. Beberapa hasil ekstraksi (Sisharmini et al. 2001). Smear
DNA pada elektroforesis terlihat tersebut merupakan DNA yang
smear dan juga sampel DNA sedikit terdegradasi pada proses isolasi,
tertinggal pada sumur gel pada saat karena enzim endonuklease (Anam
elektroforesis. 2010). Adanya sampel DNA yang
Beberapa DNA genomik tertinggal di sumur gel pada saat
tanaman faloak hasil ekstraksi elektroforesis menunjukkan
menghasilkan pita DNA yang tingginya kontaminan polisakarida
disertai smear. Prayitno dan yang ikut terekstrak (Pharmawati
Nuryandani (2011) menyatakan pita 2009).
smear pada bagian bawah pita DNA Beberapa faktor berpengaruh
genomik merupakan molekul dengan pada keberhasilan PCR yaitu
bobot bervariasi yang berasal dari konsentrasi DNA cetakan, primer,
degradasi DNA. Smear MgCl2 maupun jumlah siklus termal
mengindikasikan bahwa DNA untuk menghasilkan pola-pola PCR-
30 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2015, VOL. 5 NOMOR 1

RAPD yang dapat dipercaya untuk menurunya intensitas pita tertentu


analisis keanekaragaman dan (Gambar 3). Menggunakan
hubungan kekerabatan (Pharmawati konsentrasi MgCl2 3 mM, banyak
2009). Konsentrasi magnesium pita produk PCR yang muncul akan
merupakan faktor penting yang tetapi ada juga pandaran pita DNA
mempengaruhi kinerja Taq yang kurang jelas yaitu pada sampel
polimerase sehingga perlu 18A (Gambar 3), sedangkan pada
ditentukan konsentrasi magnesium sampel 2B pita DNA tidak berhasil
yang optimal. Dalam PCR-RAPD, teramplifikasi (Gambar 3). Hasil PCR
konsentrasi magnesium degan konsentrasi MgCl2 3 mM
mempengaruhi kualitas profil RAPD menggunakan primer UBC-250
yang dihasilkan (Pharmawati 2009). dengan konsentrasi DNA 50 ng dan
Optimasi konsentrasi MgCl2 100 ng disajikan pada Gambar 3.
dilakukan karena magnesium Pola-pola hasil RAPD selain
mempengaruhi penempelan primer dipengaruhi oleh konsentrasi MgCl2
serta aktifitas enzim (Padmalatha juga dipengaruhi oleh konsentrasi
dan Prasad, 2006). DNA. Dari dua konsentrasi DNA
Konsentrasi MgCl2 yang digunakan untuk optimasi yaitu
berpengaruh terhadap intensitas 50 ng dan 100 ng dengan tiga primer
produk PCR-RAPD tanaman faloak. yang berbeda yakni UBC-106, UBC-
Konsentrasi ion Mg2+ berpengaruh 127 (Gambar 2) dan UBC-250
besar terhadap spesifisitas dan (Gambar 3) dalam reaksi PCR,
jumlah produk (yield) PCR. Pada amplifikasi menghasilkan pita-pita
umumnya jika ion Mg2+ kurang akan produk PCR namun dengan kualitas
menurunkan yield, sedangkan jika yang berbeda. Pada konsentrasi
ion Mg2+ berlebih akan DNA 50 ng PCR tidak menghasilkan
menghasilkan produk non spesifik pola pada primer UBC-106 dengan
(Asy’ari dan Noer 2005). Pada nomor sampel 3A (Gambar 2)
penelitian ini, PCR-RAPD dengan sedangkan pada primer UBC-250
konsentrasi MgCl2 2 mM pada berhasil menghasilkan produk DNA
sampel 3A (Gambar 2) dengan yang jelas dengan panjang pita yang
primer UBC-106 tidak menghasilkan berbeda (Gambar 3 sampel 2A dan
pita produk PCR. Amplifikasi DNA 18 A). Ketika konsentrasi DNA
dengan primer UBC-106 dan UBC- dinaikkan menjadi 100 ng, terdapat
127 menggunakan konsentrasi band DNA yang berhasil
MgCl2 2 mM dan DNA konsentrasi teramplifikasi dan ada yang tidak
50 ng dan 100 ng ditampilkan pada teramplifikasi. Penggunaan DNA
Gambar 2. konsentrasi 100 ng menghasilkan
Pada konsentrasi MgCl2 3 pita produk PCR yang jelas pada
mM dengan primer UBC-250 primer UBC-127 (Gambar 2 sampel
mempengaruhi jumlah pita yang 3B dan 7B) dan juga primer UBC-
dihasilkan serta mengakibatkan 250 (Gambar 3 sampel 18B).
Uslan dan Pharmawati, Optimasi konsentrasi…… 31

2 mM MgCl2
DNA 50 ng DNA 100 ng
500 bp

1200 bp
1000 bp

500 bp

200 bp

Gambar 2. Profil PCR-RAPD pada Konsentrasi MgCl2 2 mM [Keterangan :


Sampel DNA faloak Kec. Oebobo dengan Konsentrasi DNA 50 ng
(3A), Kec.Kelapa Lima dengan Konsentrasi DNA 50 ng (7A), Kec.
Oebobo dengan Konsentrasi DNA 100 ng (3B), Kec.Kelapa Lima
dengan Konsentrasi DNA 100 ng (7B) Primer UBC-106 (A), Primer
UBC-127 (B), DNA Ladder VC 100bp Plus (L)].

3 mM MgCl2
DNA 50 ng DNA 100 ng

1200 bp
1000 bp

500 bp

200 bp

Gambar 3. Profil PCR-RAPD pada Konsentrasi MgCl2 3 mM Menggunakan


Primer UBC-250 [Keterangan : Sampel DNA faloak Kec.
Oebobo dengan Konsentrasi DNA 50 ng (2A), Kec.Taebenu
dengan Konsentrasi DNA 50 ng (18A), Kec. Oebobo dengan
Konsentrasi DNA 100 ng (2B) dan Kec.Taebenu dengan
Konsentrasi DNA 100 ng (18B), DNA Ladder VC 100bp Plus
(L)].

Sedangkan untuk primer UBC-250 PCR-RAPD menggunakan


(Gambar 3 sampel 2B) pita PCR- konsentrasi DNA 50 ng/ul dan
RAPD tidak berhasil teramplifikasi. konsentrasi MgCl2 3 mM pada primer
32 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2015, VOL. 5 NOMOR 1

UBC-106 menghasilkan pita produk (Chen 2000). DNA yang


PCR yang jelas pada sampel DNA pemurniannya tidak sempurna
no 3 dan 7 (Gambar 4). Amplifikasi kemungkinan masih mengandung
dengan primer OPB-04 polisakarida, senyawa fenolik atau
menggunakan sampel DNA no 6 dan kontaminan lain, sehingga
18 (Gambar 4) juga menghasilkan konsentrasi DNA yang tinggi pada
produk yang jelas. Konsentrasi reaksi PCR akan meningkatnya
MgCl2 3 mM dan konsentrasi DNA konsentrasi DNA kontaminanya
50 ng/ul merupakan kondisi optimum (Pharmawati 2009). Kontaminan
dalam penelitian ini karena dalam jumlah yang signifikan dapat
menghasilkan produk amplifikasi mempengaruhi penempelan primer
DNA yang jelas pada keempat pada DNA cetakan (Weeden et al.
sampel yang ditampilkan pada 1992).
Gambar 4. Dengan menggunakan
Konsentrasi DNA genom kondisi PCR 50 ng DNA, 1,9 µM
merupakan faktor penting dalam primer, 3 mM Mgcl2, serta jumlah
reaksi amplifikasi. Ukuran DNA siklus termal 45 siklus, diperoleh
yang kecil dapat mengurangi amplifikasi fragmen DNA yang
peluang penempelan primer kepada optimum. Hasil ini dapat
DNA cetakan. Demikan pula dimanfaatkan untuk karakterisasi
konsentrasi DNA yang terlalu tinggi molekuler maupun perbaikan genetik
dapat meningkatkan kontaminan pada tanaman faloak.
yang mengganggu reaksi amplifikasi

3 mM MgCl2

DNA 50 ng DNA 50 ng

1000 bp

500 bp

Gambar 4. Profil PCR-RAPD pada Konsentrasi MgCl2. 3 mM menggunakan DNA


Konsentrasi 50 ng/ µL. [Keterangan : Sampel DNA faloak Kec.
Kelapa Lima (6), Kec. Taebenu (18), Kec. Oebobo (3), Kec.
Kelapa Lima (7), Primer OPB-04 (A), Primer UBC-106 (B), DNA
Ladder VC 100bp Plus (L)].
Uslan dan Pharmawati, Optimasi konsentrasi…… 33

KESIMPULAN (Willd.) Moq. a mangrove


Kondisi optimum untuk PCR- species in India. African J
RAPD pada tanaman faloak adalah Agric Res 1: 137-142
menggunakan DNA dengan Padmalatha K, Prasad MNV (2006)
konsentrasi 50 ng/ul, dan MgCl2 Optimization of DNA isolation
dengan konsentrasi 3 mM dengan and PCR protocol for RAPD
jumlah siklus termal 45x. (Random Amplified
Polymorphic DNA) analysis
DAFTAR PUSTAKA of selected medicinal and
Adam RP, Hsieh C, Murata J, aromatic plants of
Pandey RN (2002) conservation concern from
Systematics of Juniperus Peninsular India. African J
from eastern Asia based on Biotech 5:230-234
Random Amplified Pharmawati M (2009) Optimalisasi
Polymorphic DNAs (RAPDs). Ekstraksi DNA dan PCR-
Biochem Sys Ecol 30: 231– RAPD pada Grevillea spp.
241 (Proteaceae). Jurnal Biologi
Anam K (2010) Isolasi DNA genom. 13(1): 12-16
Bioteknologi. Sekolah Prayitno E, Nuryandani E (2011)
Pascasarjana Institut Optimalisasi ekstraksi DNA
Pertanian Bogor. Bogor jarak pagar (Jatropha curcas)
Asy’ari A, Noer AS (2005) Optimasi melalui pemilihan daun yang
konsentrasi MgCl2 dan suhu sesuai. Bioteknologi 8 (1):
annealing pada proses 24-31
amplifikasi multifragment Sambrook J, Russel DW (2001)
mtDNA dengan metode PCR. Molecular cloning (a
JKSA 8(1): 24-28 laboratory manual). Volume
Bardakci F (2001) Random Amplified 1, 3rd Edition. Cold Spring
Polymorphic DNA (RAPD) Harbor Laboratory Press.
markers. Turk J Biol 25:185- New York
196 Sisharmini, Ambarwati A, Santoso
Chen HA (2000) Chen's own AD, Utami TJ, Herman DW
protocols: Chen’s protocol (2001) Teknik isolasi DNA
list:PCR. (PCR online), [cited dan analisis PCR gen pinII
2015 February.26]. Available pada genom ubi jalar.
From: Prosiding Seminar Hasil
http://users.breathe.com/ Penelitian Rintisan dan
hachen/protocols/PCR.html Bioteknologi Tanaman 2001.
Doyle JJ, Doyle JL (1990) Isolation Bogor
of plant DNA from fresh Weeden NF, Temmerman GM,
tissue. Focus 12:13-15 Hemmat M, Kneen BE, Lodhi
Innis MA, Gelfand DH, Sninsky JJ, MA (1992) Inheritance and
White TJ (1990) PCR reliability of RAPD (Random
protocols, a guide to methods Amplified Polymorphic DNA)
and applications. Academic markers. Dalam: Applications
Press Inc. New York of RAPD technology to plant
Jena SN, Das AB (2006) Inter- breeding. Crop Science
population variation of Society of America, Madicon,
chromosome and RAPD WI. Symposium Proceedings,
markers of Suaeda nudiflora pp. 12-17
34 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2015, VOL. 5 NOMOR 1

Williams JG, Kubelik AR, Livak KJ, pada tanaman Kesuna Bali
Rafalski JA, Tingey SV (Allium sativum Linn.) dan
(1990) DNA polymorphisms analisis DNA dengan marka
amplified by arbitrary RAPD (Random Amplified
promers are useful as Polymorphic DNA). Tesis.
genetic markers. Nucleid Program Magister, Program
Acids Res 18: 6531-6535 Studi Ilmu Biologi, Program
Wistiani LAJ (2014) Induksi mutasi Pascasarjana Universitas
kromosom dengan kolkisin Udayana. Denpasar

Anda mungkin juga menyukai