Oleh :
Pembimbing :
DAFTAR ISI
2.2.4 Epidemiologi……………..…………………………………………….12
BAB 5 Kesimpulan...........................................................................................40
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
bilateral dan tersusun dari banyak sel (multi seluler). Cacing yang penting atau
cacing yang sering menginfeksi tubuh manusia terdiri atas dua golongan besar
atas dua kelas yang penting yaitu kelas Cestoda dan kelas Trematoda, sedangkan
cacing cambuk, cacing tambang) (Price, et al. 2011). World Health Organization
menjelaskan bahwa infeksi cacing yang prosesnya dilakukan melalui tanah disebut
Soil Transmitted Helminths (STH). Empat spesies cacing yang paling sering
WHO memperkirakan ada sekitar 350 sampai 500 juta orang terinfeksi
cacing STH dengan usia yang paling sering adalah 5 sampai 15 tahun. Prevalensi
kecacingan sekitar 60% berada di wilayah Asia Tenggara. Wilayah ini juga
tahun 2009, kurang lebih 145 juta anak-anak yang membutuhkan kemoterapi
preventif pengobatan), yaitu 64% berasal dari India, 15% berasal dari Indonesia,
dan 13% berasal dari Bangladesh. Di Indonesia, penyakit cacingan tersebar luas
yaitu iklim tropis dengan kelembaban tinggi, keadaan sosial ekonomi rendah,
yang tinggi. Anak usia sekolah dasar memiliki resiko tinggi tertular infeksi STH. Di
samping prevalensi yang tinggi, derajat infeksi (intensitas) pada anak usia SD lebih
tinggi dibanding kelompok usia lainnya walaupun usia dewasa juga dinyatakan
dijumpai. Angka kejadian infeksi cacingan yang tinggi dipengaruhi oleh letak
geografis Indonesia yang beriklim tropis. Infeksi cacing ini erat hubungannya
dengan perilaku hidup sehat dan sanitasi lingkungan. Infeksi cacing bisa
penduduk yang kurang mampu. Infeksi cacing ini pun tersebar tidak hanya di
berkisar antara 30-90 %. Dahulu infeksi Trichuris trichiura sulit sekali diobati.
(Gandahusada, 2000).
Penyakit infeksi cacing merupakan salah satu masalah yang masih banyak
sehingga masalah ini sering terlewatkan. Gambaran klinis dari infeksi cacing
sering kali tidak menampakkan gambaran yang jelas dan keluhan yang berarti,
dan pada akhirnya dapat pula menyebabkan kematian (Price, et al. 2011)
STH terutama Trichuriasis, infeksi dapat dicegah dengan cara yang sederhana
seperti pengobatan pada penderita trikuriasis, pembuatan jamban yang baik dan
tangan sebelum makan, mencuci dengan baik sayuran yang dimakan mentah
(Gandahusada, 2000). Oleh sebab itu penting bagi kalangan masyarakat untuk
mengetahui bagaimana infeksi cacing ini terjadi dan bagaimana cara mengobati
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat berbagai macam jenis infeksi cacing yang telah diketahui, masing-
masing infeksi disebabkan oleh jenis cacing yang berbeda, masing-masing cacing
pun memiliki daur hidup yang berbeda pula sehingga memberikan tatalaksana
kelas yaitu nematoda. Nematoda pun dibagi lagi menjadi beberapa jenis, Soil
A.lumbricoides, T.trichiura dan hookworms adalah sekitar 75%, 50% dan 30%
berhubungan erat dengan hygiene lingkungan yang buruk dan status sanitasi yang
Trematod
a/
Ascaris Hookworm Cestoda/Taenia
Strongyloides Trihuris Enterobius Schistoso
Nematoda lumbricoide N.Americanus/ Solium;Taenia
stercoralis trichuria vermicularis ma
s A.Duodenale Saginata
Japonicu
m
Taeniasis
Ascariasis;
Ancylostomiasis/ Strongyloidia (saginata,solium Schistoso
Diseases Loeffler Trichuriasis Enterobiasis
Uncinariasis sis ); Cysticercosis miasis
syndrome
(solium)
Morfologi
Telur
Cysticercus
Infective Infected Filariform Infected
Filariform larva Infected eggs cellulose:Cystice Serkaria
form egg Larva eggs
rcus bovis
Smaal
S.
Intestine
Japonicu
(jejenum,duo
Lumen m:
Small Intestine denum) Large
Habitat small Large Intens Small Intenstine plexus
Mucosa Betina : Intestine
intestine mesentric
mucosa
us
;Jantan:
superior
Lumen
DH Human Human Human Human Human Human Human
Autoinfeksi
Lung
T.solium.Taenia
Migration; Diare,Malnutr Autoinfeksi,
Ground sis : Oriental
Patho & Obstructive Anemia,Loeffl isi,Prolaps retrograde
Itch,cough; diare,mual,munt schistoso
Symptoms ileus er Syndrome recti , Lung infection,peri
anemia ah; Cysticercosis miasis
,ectopis migration (-) anal pruritus,
: menyerang
ascariasis
otot,otak
Albendazol Pyrantel
e (Albenza) Thiabendazol Pamoat,Meb
Praziquan
Treatment Mebendazole e; Albendazole endazole, praziquantel
Mebendazo tel
Ivermectine pengobatan
le keluarga
Taeniasis :Tinja,
Graham scotch
Graham
tape, segmen
Tinja Kultur harada scotch
Pemeriksaan Pemeriksaan gravid di feses. Rectal
Diagnosis :dewasa, mori : bentuk adhesive
tinja : larva tinja :telur Cysticercosis : Snips
telur larva cellulose
biopsy jar
tape
subkutan,radiolo
gi
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Aphasmidia
Ordo : Enoplida
Superfamili : Trichuroidea
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Species : trichiura
2.2.2 Morfologi
1) Jantan
2) Betina
2.2.4 Epidemiologi
Di wilayah studi, sumber utama air minum di wilayah studi adalah mata air
pegunungan (jauh dari area tempat tinggal manusia, disalurkan setelah curah
hujan dan filtrasi yang luas), diikuti oleh sumur atau sungai (keduanya dekat
dengan area hidup dan rentan terhadap polusi tinja) . Selain itu, beberapa rumah
siswa (14,33%) menggunakan sungai atau air sumur sebagai sumber air minum
dan 84,42% anak-anak sekolah terbiasa minum air yang tidak direbus (Manz et al,
2017).
Siswa yang tinggal di kampus (89,10%) makan tiga kali di kantin sekolah. Sekolah
dasar yang kami pilih pada dasarnya adalah sekolah asrama. Mayoritas siswa
tinggal di asrama sekolah selama 5 hari per minggu dan kembali ke rumah selama
liburan dan akhir pekan. Salah satu alasan yang mungkin untuk hubungan infeksi
Cryptosporidium dengan makan di kantin sekolah adalah kurang kesempatan
untuk kontak dengan hewan peliharaan. Memelihara hewan domestik dikenal
sebagai faktor risiko infeksi Cryptosporidium. Alasan lain yang mungkin adalah
bahwa sekolah memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik dan air yang lebih aman,
melindungi para siswa yang tidak memiliki akses ke fasilitas ini di rumah.
Pemerintah daerah telah memperhatikan keamanan air minum sekolah (Manz et
al, 2017)
Pada infeksi yang berat dan khronis gejalanya mirip dengan infestasi
cacing tambang, dapat juga seperti appendicitis atau amoebic dysentery.
Trichiuriasis terutama menyerang anak usia 1-5 tahun. Infeksi ringan biasanya
tanpa gejala, ditemukan kebetulan pada waktu pemeriksaan tinja rutin.
2) Reaksi allergi:
2.2.7 Diagnosis
Ada laporan kasus pasien yang melaporkan gejala di daerah yang kaya
sumber daya di mana diagnosis dibuat dengan kolonoskopi. Temuan klasik adalah
"coconut cake rectum." Baru-baru ini ada penelitian yang menunjukkan whipworm
dance di ultrasound, dan ini adalah modalitas yang dapat dengan mudah
digunakan di pada negara miskin sumber daya (Viswanath A,2018).
Tes PCR saat ini sedang dikembangkan dan digunakan. Ini telah
meningkatkan spesifisitas dan sensitivitas mendeteksi whipworm (Viswanath
A,2018).
2.2.8 Tatalaksana
2.2.9 Pencegahan
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Autoanamnesa (13/02/2019)
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama: Nyeri Perut Kanan Bawah
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang dirasakan
sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien merasakan nyeri
tidak spesifik di kanan bawah dirasa seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul.
Pasien sempat mengkosumsi obat nyeri yang dibelinya sendiri untuk
mengurangi nyeri perut namun tetap kembali nyeri.
Pasien juga mengeluh Mual dan muntah sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
disertai Lemas badan dan demam. Pasien mengatakan tidak sempat mengukur
demamnya.
Keluhan lain pasien nyeri saat berkemih sejak 5 hari yang lalu. Pasien
mengatakan sering bolak-balik untuk pipis, sehari bisa ke kamar mandi 15kali.
Riwayat BAK darah (-). BAB saat ini dalam batas normal.
Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah mengalami diare pada beberapa bulan lalu karena suka
memakan tanpa sendok. DM (-),HT (-), alergi (-)
18
Riwayat pengobatan
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk keluhannya saat ini.
Riwayat penyakit keluarga
Adik pasien sempat masuk rumah sakit karena anemia dan cacingan.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Orang tua dan kedua
saudara pasien tinggal di Sumba. Pasien merupakan seorang mahasiswa di
salah satu universitas swasta di Malang. Pasien merantau dari Sumba barat
dan tinggal di kos dekat kampus. Sehari-hari pasien lebih suka mengkonsumsi
makanan tanpa menggunakan sendok dan seringkali pasien makan di pinggir
jalan.
Riwayat Pribadi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat.
Hobi : membaca novel
Olah raga : berenang
Merokok : pasien tidak merokok
Minum alkohol : pasien tidak pernah minum alkohol
Hubungan seks : pasien belum menikah
Gineko- kelamin
Diplopia - logi Kontrasepsi -
Visus - Menarche -
Pendengaran Dbn Siklus haid -
Telinga Infeksi
nnnn - Menopause -
Nyeri - Kehamilan -
Tinnitus - Prematur -
Vertigo - Abortus -
Sekret - Pap smear -
Kering - Nyeri
Berdarah - Gatal
Alat
Hidung Nyeri - Sekret
Buntu - kelamin Penyakit -
laki-laki kelamin
Berbau - Ulkus
Halusinasi - Gatal
Bersin-bersin - Ereksi
Nyeri - Disuri -
Ginjal
Kering - Hematuri -
Suara serak - dan Inkontinensia -
Nokturia -
20
Telinga
Hidung
Inspeksi: septum, mukosa, sekret, Sekret (-), polip (-), nyeri (-), perdarahan
perdarahan, polip (-)
Palpasi: nyeri
Inspeksi: pigmentasi, leukoplakia, Leukoplakia (-), Ulkus (-), tumor (-), gusi
ulkus, tumor, gusi, gigi, lidah, faring, tidak ada pendarahan, infeksi (-), lidah,
tonsil faring, tonsil dalam batas normal.
Palpasi: Nyeri, tumor, kelenjar ludah Nyeri (-), tumor (-), kalenjar ludah dalam
batas normal.
Mata
air mata, tumor, perdarahan, pupil mata dalam batas normal, tumor (-),
(kanan dan kiri), lapangan pandang pendarahan (-), pupil dalam batas
normal, reflek cahaya (+)/(+).
Palpasi: tonometri
Tonometri tidak dilakukan.
Fundoskopi
Funduskopi tidak dilakukan.
Toraks
V V - - - -
V V - - - -
Jantung
Abdomen
23
Inspeksi: kontur, striae, sikatrik, vena, Flat, soeffl, BU (+) N, nyeri tekan
caput medusae, hernia kanan bawah (+), Liver span 10 cm ,
Traube space thympani dan limpa tidak
Palpasi: nyeri, defans/rigiditas, massa,
teraba
hernia, hati, limpa, ginjal
Punggung
Ekstremitas
Alat Kelamin
Rektum
Neurologi
24
Berdiri, gaya jalan, tremor, koordinasi, Gaya jalan normal, tremor (-), koordinasi
kelemahan, flaksid, spatik, paralisis, baik, flaksid (-), spastik (-), paralisis (-),
fasikulasi, saraf kranial, reflek fisiologis, fasikulasi (-), saraf kranial tidak
reflek patologis menunjukkan kelainan, reflek fisiologis
normal, reflek patologis (-)
Bicara
Hitung Jenis
Lain-lain -
Initial Planning
Cue and Clue Problem List
Diagnosis Diagnosis Terapi Moni - Edu
Nn. IK /21th /R.28 1. Chronic 1.1 USG Bed rest PMo :
Right Lower Appendicitis Abdomen Diet lunak TKTP Keluhan
Quadran
Subjektif 1.2 Pelvic IVFD NaCl 0,9% : Tanda-tanda vital
Nyeri perut kanan abdominal pain Inflamatory VAS
Tutofusin = 2:1
bawah sejak 2 minggu + nausea
vomiting + low
Disease IV Metoklopramid
yang lalu. Hilang 1.3 Urinary PEd :
grade fever 3x10mg
timbul. Rasanya Tract Penyebab dan tatalaksana penyakit
seperti ditusuk tusuk
IV Ranitidin 2x1
Infection IV Buscopan 3x1
Mual (+) muntah (+)
Demam (+) PO PCT
Nyeri saat berkemih 3X500mg
(+)
Anyang anyangen (+)
Objektif
Tax 37,90C
Abdomen : Nyeri tekan
kanan bawah (+)
Laboratory
Hitung Jenis
13,6/0,5/63,4/17,8/4,7
PLT 448.000 /uL
WBC 9.270 /uL
29
Laboratory
UL bakteri
115.900/mL
Laboratory
Hb 10,50 g/dL
MCV.MCH
68,30/21,20
30
LAMPIRAN
Tanggal Subjective Vital Sign Physical Lab Assessment Pdx Treatment Monitoring/
Examination Edukasi
13/02/2019 Nyeri perut kanan GCS : 456 Abdomen : nyeri (13/02/2019) 1. Chronic Right Lower USG Bed rest PMo :
bawah sejak 2 TD : 110/70 tekan perut kanan Hb 10,50 g/dL Quadran abdominal Abdomen Diet lunak TKTP Subjective
minggu yang lalu. N : 90x bawah (+) MCV.MCH pain + nausea IVFD NaCl 0,9% : Tutofusin Vital Sign
Hilang timbul. RR : 20x 68,30/21,20 vomiting + low grade SI,TIBC, = 2:1 VAS
HJ13,6/0,5/63,
Rasanya seperti Tax : 37,9 fever Saturasi IV Metoklopramid 3x10mg
4/17,8/4,7
ditusuk tusuk SpO2 : 98% RA 1.1 Appendicitis Transferin PO PCT 3X500mg PEd :
PLT 448.000
Mual (+) muntah (+) VAS 5/10 WBC 9.270 1.2 Pelvic PO Sulfas Ferosus Penyakit,
Demam (+) UL bakteri Inflamatory Prognosis,
2x200mg
Tatalaksana
Lemas badan (+) 115.900/mL Disease PO Amoxicilin 3x500mg Banyak
Nyeri saat berkemih 1.3 Urinary Tract (H1) minum air
(+) Infection
putih
Anyang anyangen (+) 2. Urinary Tract
Infection
3. Anemia Hipokrom
Mikrositer
3.1 Chronic blood
loss
3.1.1 Infection
3.2 Fe deficiency
31
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Subjective Vital Sign Physical Lab Assessment Pdx Treatment Monitoring/
Examination Edukasi
14/02/2019 - Nyeri perut kanan GCS : 456 Abdomen : nyeri (13/02/2019) 1. Chronic Right Lower USG Bed rest PMo :
bawah (+) TD : 90/60 tekan perut kanan Hb 10,50 g/dL Quadran abdominal Abdomen Diet lunak TKTP Subjective
- Mual muntah N : 86x bawah (+) MCV.MCH pain + nausea IVFD NaCl 0,9% : Tutofusin Vital Sign
berkurang 68,30/21,20
RR : 16x vomiting + low grade Fecal smear = 2:1 VAS
- Demam (-) HJ13,6/0,5/63,
- Tax : 37,0 fever IV Metoklopramid 3x10mg
4/17,8/4,7
SpO2 : 98% RA 1.1 Appendicitis IV Ranitidin 2x1 PEd :
PLT 448.000
VAS 4/10 WBC 9.270 1.2 Pelvic IV Buscopan 3x1 Penyakit,
Inflamatory Prognosis,
UL bakteri PO PCT 3X500mg
Disease Tatalaksana
115.900/Ml PO Sulfas Ferosus Banyak
1.3 Urinary Tract 2x200mg minum air
Infection
(14/02/2019) PO Amoxicilin 3x500mg putih
Fe/iron39ug/dl 2. Urinary Tract
(H2)
TIBC 345Ug/dl Infection
Saturasi 3. Anemia Hipokrom
transferin11% Mikrositer
3.1 Chronic blood
loss
3.1.1 Infection
3.2 Fe deficiency
32
LAMPIRAN
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Subjective Vital sign Physicalexaminati Lab asessment pdx treatment Monitoring/e
on dukasi
15/02/2019 - Nyeri perut kanan GCS : 456 Abdomen : nyeri (13/02/2019) 1. Chronic Right Lower USG Bed rest PMo :
bawah berkurang TD : 100/60 tekan perut kanan Hb 10,50 g/dL Quadran abdominal Abdomen Diet lunak TKTP Subjective
- Mual (-) Muntah (-) pain + nausea
N : 87x bawah (-) MCV.MCH IVFD NaCl 0,9% : Tutofusin Vital Sign
- Nyeri saat berkemih 68,30/21,20 vomiting + low grade
RR : 18x = 2:1 VAS
berkurang HJ13,6/0,5/63, fever
Tax : 36,2 1.1 Appendicitis IV Metoklopramid 3x10mg
4/17,8/4,7
SpO2 : 98% RA 1.2 Pelvic Inflamatory IV Ranitidin 2x1 PEd :
PLT 448.000
VAS 3/10 WBC 9.270 Disease IV Buscopan 3x1 Penyakit,
Prognosis,
UL bakteri 1.3 Urinary Tract PO PCT 3X500mg
Tatalaksana
115.900/Ml Infection PO Amoxicilin 3x500mg -Banyak
2. Urinary Tract (H3) minum air
(14/02/2019) Infection PO Sulfas Ferosus putih
Fe/iron39ug/dl 3. Trichuriasis 2x200mg -Cuci tangan
TIBC 345Ug/dl PO Mebendazole 2x100mg sebelum dan
Saturasi (H1) sesudah
transferin11%
makan
(15/02/2019)
Fecal Smear
Ditemukannya
bakteri +++
bentukan telur
trichuris
trichiura
33
LAMPIRAN
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Subjective Vital sign Physicalexaminati Lab asessment pdx treatment Monitoring/e
on dukasi
16/02/2019 - Nyeri perut kanan GCS : 456 Abdomen : nyeri (13/02/2019) 1. Trichuriasis - Bed rest PMo :
bawah berkurang TD : 100/70 tekan perut kanan Hb 10,50 g/dL 2. Urinary Tract Diet lunak TKTP Subjective
- Nyeri saat berkemih N : 86x bawah (-) MCV.MCH 68,30/21,20 Infection IVFD NaCl 0,9% : Tutofusin Vital Sign
(-) HJ13,6/0,5/63,4/17,8/4,7
RR : 20x = 2:1 VAS
PLT 448.000
Tax : 36,0 IV Metoklopramid 3x10mg
WBC 9.270
SpO2 : 98% RA IV Ranitidin 2x1 PEd :
UL bakteri 115.900/Ml
VAS 2/10 IV Buscopan 3x1 Penyakit,
Prognosis,
(14/02/2019) PO Amoxicilin 3x500mg
Tatalaksana
Fe/iron39ug/dl (H4) -Banyak
TIBC 345Ug/dl PO Mebendazole 2x100mg minum air
Saturasi transferin11% (H2) putih
-Cuci tangan
(15/02/2019) sebelum dan
Fecal Smear sesudah
Ditemukannya bakteri makan
+++
bentukan telur trichuris
trichiura
(16/02/2019)
USG Abdomen dalam
batas normal
34
LAMPIRAN
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Subjective Vital sign Physicalexaminati Lab asessment pdx treatment Monitoring/e
on dukasi
17/02/2019 - Nyeri perut kanan GCS : 456 Abdomen : nyeri (13/02/2019) 1. Trichuriasis - Bed rest PMo :
bawah (-) TD : 100/70 tekan perut kanan Hb 10,50 g/dL 2. Urinary Tract Diet lunak TKTP Subjective
- Nyeri saat berkemih N : 90x bawah (-) MCV.MCH Infection IVFD NaCl 0,9% : Tutofusin Vital Sign
(-) 68,30/21,20
RR : 20x = 2:1 VAS
HJ13,6/0,5/63,4/17,8/
Tax : 36,1 PO Amoxicilin 3x500mg
4,7
SpO2 : 98% RA (H5) PEd :
PLT 448.000
VAS 0/10 WBC 9.270 PO Ranitidin 2x1 tab Penyakit,
Prognosis,
UL bakteri 115.900/Ml PO Mebendazole 2x100mg
Tatalaksana
(H3) -Banyak
(14/02/2019) Pro KRS minum air
Fe/iron39ug/dl
putih
TIBC 345Ug/dl
-Cuci tangan
Saturasi
sebelum dan
transferin11%
sesudah
makan
(15/02/2019)
Fecal Smear
Ditemukannya bakteri
+++
bentukan telur trichuris
trichiura
(16/02/2019)
USG Abdomen dalam
batas normal
BAB IV
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama: Nyeri Perut Kanan Menurut teori faktor risiko dari
Bawah trichuris yaitu sanitasi lingkungan dan
Pasien datang dengan keluhan ketersediaan air bersih. Penggunaan air
nyeri perut kanan bawah yang sungai atau sumur juga dikaitkan
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dengan peningkatan risiko infeksi
sebelum masuk rumah sakit. Pasien helminthiasis. Cara penularannya sama
merasakan nyeri tidak spesifik di seperti cara penularan cacing Ascaris
kanan bawah dirasa seperti ditusuk- lumbricoides yaitu melalui route fecal-
tusuk dan hilang timbul. Pasien oral. Seekor cacing betina
sempat mengkosumsi obat nyeri diperkirakan menghasilkan telur setiap
yang dibelinya sendiri untuk hari antara 3000-10000 butir. Telur
mengurangi nyeri perut namun tetap yang dibuahi akan keluar melalui tinja
kembali nyeri. dan akan matang dalam waktu 3
Pasien juga mengeluh Mual sampai 6 minggu pada lingkungan
dan muntah sejak 5 hari yang lalu. yang sesuai; tanah yang lembab dan
Keluhan disertai Lemas badan dan tempat yang teduh. Selain itu menurut
demam. Pasien mengatakan tidak teori, infeksi yang disebabkan oleh
sempat mengukur demamnya. trichuris menyebabkan manifestasi
Keluhan lain pasien nyeri saat klinis yang mirip dengan appendicitis
berkemih sejak 5 hari yang lalu. atau disentri amoeba. Pada pasien ini
Pasien mengatakan sering bolak- gejalanya menyerupai appendisitis.
balik untuk pipis, sehari bisa ke
Dari anamnesa pada pasien Infeksi
kamar mandi 15kali. Riwayat BAK
Saluran Kemih didapatkan :
darah (-). BAB saat ini dalam batas
normal. - Demam
Riwayat penyakit terdahulu
- Susah buang air kecil
Pasien pernah mengalami
diare pada beberapa bulan lalu
36
Riwayat Pribadi
Pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan ataupun obat.
Hobi : membaca novel
Olah raga : berenang
Merokok : pasien tidak
merokok
37
LHM ~ iktus
BAB V
KESIMPULAN
dan nutrisi yang buruk karena beban cacing dan bukan merupakan
penyebab langsung dari serangan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Kazura JW dan Dent AE, 2011. Trichuriasis (Trichuris trichiura). Dalam: RM.
Kliegman et al., penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics Edisi Ke-19.
United States Of America: Elsevier Ltd. Hlm. 1221–1222.
Manz KM, Clowes P, Kroidl L et al. Trichuris trichiura infection and its
relation to environmental factors in Mbeya region, Tanzania : A cross
sectional, population based study. Plos One. 2017