Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN

“KASUS PAJAK PT ASIAN AGRI GROUP”

DI SUSUN OLEH

PUTRI ANDRINITA

( 2018 . 61 . 003170 )

2B MANAJEMEN MALAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN

2019

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN | [Type the company address]


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat – Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KASUS
PAJAK PT ASIAN AGRI GROUP”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah pengantar perpajakan.

Penulis berterimakasih kepada Ibu Rachamadany K, SE., M.Acc., Ak,


selaku dosen mata kuliah Pengantar Perpajakan yang telah memberikan tugas ini
kepada mahasiswa / mahasiswi 2B manajemen malam sebagai tugas individu
membuat makalah yang wajib dikumpulkan sebelum Ujian Akhir Semester(UAS).

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah


wawasan serta menambah pengetahuan kita tentang kasus perpajakan yang terjadi
di Indonesia. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis berharap adanya saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan
makalah ini untuk masa yang akan datang.

Demikianlah kata pengantar dari saya penulis, semoga makalah ini dapat
berguna dan dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata dalam makalah ini. Sekian dan
terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Balikpapan, Mei 2019

(PENULIS)

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 2


DAFTAR ISI

o Kata Pengantar

o Daftar isi

o Bab I Pendahuluan

o Bab II Landasan teori

o Bab III Pembahasan

o Bab IV Penutup

o Daftar Pustaka

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting, di

samping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Dengan posisi pajak

sebagai sumber penerimaan negara yang vital, maka pajak sebagai penerimaan

negara yang strategis harus dikelola dengan baik oleh negara. Dalam struktur

keuangan negara, tugas dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat

Jenderal Pajak di bawah Departermen Keuangan Republik Indonesia.

Dari tahun ke tahun, telah banyak dilakukan berbagai kebijakan untuk

meningkatkan pajak sebagai sumber penerimaan negara. Kebijakan tersebut

dapat dilakukan melalui penyempurnaan Undang-undang, penerbitan peraturan

perundang-undangan baru di bidang perpajakan, guna meningkatkan kepatuhan

wajib pajak maupun menggali sumber pajak lainnya.

Pajak merupakan beban bagi perusahaan, sehingga merupakan suatu hal

yang wajar apabila tidak satu pun perusahaan (wajib pajak) yang dengan

sukarela membayar pajak. Mengingat pajak merupakan beban yang akan

mengurangi laba bersih perusahaan, maka perusahaan akan berupaya

semaksimal mungkin mengurangi beban pajak yang perlu dibayar, maupun

menghindari pembayaran pajak. Namun demikian, penghindaran pajak harus

dilakukan dengan cara-cara yang tidak merugikan perusahaan di kemudian

hari. Salah satu cara ilegal yang banyak dilakukan yaitu dengan penggelapan

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 4


pajak. Hal itu merupakan perbuatan kriminal, karena menyalahi aturan yang

berlaku.

Kasus penggelapan pajak banyak bentuknya, di antaranya melaporkan

penjualan lebih kecil dari yang seharusnya, menggelembungkan biaya

perusahaan dengan membebankan biaya fiktif, dan pemalsuan dokumen

keuangan perusahaan. Perusahaan akan selalu mengusahakan agar pajak yang

dibayar oleh perusahaan optimal dan minimum. Optimal disini diartikan

bahwa perusahaan tidak membayar pajak yang semestinya tidak harus dibayar,

membayar pajak dengan jumlah ‘paling sedikit’ namun dengan cara yang

elegan dan tidak menyalahi ketentuan yang berlaku.

Pada umumnya di negara berkembang, penerimaan pajak yang terbesar

berasal dari pajak tidak langsung. Hal ini disebabkan golongan berpenghasilan

tinggi lebih rendah presentasenya. Permasalahan ini diperparah dengan

banyaknya terjadi pengusaha yang menghindarkan diri dari pajak atau

melakukan penyelewengan pajak di mana penghindaran pajak ini dapat disebut

sebagai pelanggaran Undang-undang dan dapat mengurangi penerimaan negara

dari sektor pajak.

Selain itu, masih banyak pula kasus penggelapan pajak yang lolos dari

jerat hukum dan kasusnya mengambang dikarenakan aparat penegak hukum

tidak tegas dan tidak sungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan,

sebaliknya justru berusaha menyiasati hukum dengan segala cara tidak lain

tujuannya adalah untuk melindungi tersangka mafia pajak.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 5


Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai salah satu kasus

penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group yang telah

terungkap namun masih belum jelas mengenai tuntutan hukum dan proses

pengadilan bagi tersangkanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah

dalam makalah ini antara lain:

1.2.1 Apakah PT Asian Agri Group itu dan dalam bidang manakah kegiatan

operasinya?

1.2.2 Bagaimanakah awal mula kasus penggelapan pajak yang dilakukan

oleh PT Asian Agri Group bermula hingga terbongkar dan diketahui

oleh negara?

1.2.3 Apa sajakah jenis pajak yang digelapkan dan kerugian yang

ditimbulkan akibat penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian

Agri Group?

1.2.4 Bagaimanakah upaya-upaya penyelesaian kasus penyelewengan pajak

yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah

ini antara lain:

1.3.1. Mengetahui profil perusahaan PT Asian Agri Group.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 6


1.3.2. Memahami awal mula kasus terbongkarnya usaha penggelapan pajak

yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group.

1.3.3. Mengetahui jenis-jenis pajak yang digelapkan oleh PT Asian Agri

Group, serta besarnya kerugian negara dari sektor pajak akibat

penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group

tersebut.

1.3.4. Memahami upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan

kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 7


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Dan Fungsi Pajak

Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah berdasarkan oleh peraturan perundang-undangan

yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum pemerintah

yang balas jasanya tidak langsung dirasakan oleh rakyat.

Dr. Soeparman Soemahamidjaya memberikan definisi pengertian

pajak sebagai iuran wajib, berupa barang atau uang, yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Menurut Prof. Dr. MJH. Smeeths, pengertian pajak ialah prestasi

pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat

dipaksakan tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal

individual, yang dimaksud dalam hal ini yaitu membiayai pengeluaran

pemerintah.

Sedangkan pajak menurut Prof. Dr. PJA. Andriani didefinisikan

sebagai iuran pada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung bisa ditunjuk dan yang gunanya untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

pemerintahan.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 8


Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat

Soemitro, S.H. menyatakan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan pajak menurut Pasal 1 UU No. 28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemamakmuran rakyat .

Pajak memiliki unsur-unsur antara lain sebagai berikut:

a. Iuran dari rakyat kepada negara. Hal ini dinyatakan bahwa yang berhak

memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan

barang).

b. Berdasarkan Undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan

kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara secara langsung dapat

ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Adapun fungsi terbagi dua, antara lain sebagai berikut:

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 9


a. Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya, baik pengeluaran rutin maupun

pengeluaran pembangunan.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh:

 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk

mengurangi konsumsi minuman keras.

 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk

mengurangi gaya hidup konsumtif.

 Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor

produk Indonesia di pasaran dunia.

2.2 Teori Pemungutan Pajak

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi

pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak, antara lain sebagai

berikut:

2.2 1. Teori Asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak

rakyatnya. Oleh karena itu, rakyat harus membayar pajak yang

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 10


diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh

perlindungan tersebut.

2.2 2. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan

(misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar

kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus

dibayar.

2.2 3. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak

harus dibayar sesuai daya pikul masing-masing orang. Untuk

mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan, yaitu:

a. Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau

kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

b. Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan

materiil yang harus dipenuhi.

2.2 4. Teori Bakti

Dasar keadilan memungut pajak terletak pada hubungan rakyat

dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus

selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah suatu kewajiban.

2.2 5. Teori Asas Daya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya

memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga

masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 11


menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kepentingan seluruh

masyarakat lebih diutamakan.

2.3 Jenis-Jenis Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dibedakan dan dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori

antara lain sebagai berikut:

2.3.1. Menurut golongannya

Pajak menurut golongannya terbagi dua, antara lain:

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada orang lain. Contohnya adalah pajak penghasilan.

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya

adalah pajak pertambahan nilai.

2.3.2.Menurut sifatnya

Pajak menurut sifatnya terbagi dua, antara lain:

a. Pajak subjektif, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contohnya adalah pajak penghasilan.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,

tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contohnya

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 12


adalah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang

mewah.

2.3.3.Menurut lembaga pemungutnya

Pajak menurut lembaga pemungutnya dibedakan ke dalam dua

golongan, yaitu:

a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Jenis pajak negara yang sampai saat ini masih berlaku antara

lain:

 Pajak Penghasilan (PPh)

Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan adalah

Undang-undang No. 7 tahun 1984, sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 tahun

2008. Undang-undang pajak penghasilan berlaku mulai

tahun 1984 dan merupakan pengganti UU Pajak Perseroan

1925, UU Pajak Pendapatan 1944, dan UU PBDR 1970.

 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPN dan PPn BM)

Dasar hukum pengenaan PPN dan PPn BM adalah

Undang-undang No. 8 tahun 1983 sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-undang No. 42 tahun

2009. Undang-undang PPN dan PPn BM efektif mulai

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 13


berlaku sejak tanggal 1 April 1985 dan merupakan

pengganti UU Pajak Penjualan 1951.

 Bea Materai

Dasar hukum pengenaan Bea Materai adalah Undang-

undang No. 13 tahun 1985. Undang-undang Bea Materai

berlaku mulai tanggal 1 Januari 1986 menggantikan

peraturan dan Undang-undang Bea Materai yang lama

(Aturan Bea Materai 1921).

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Dasar hukum pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

adalah Undang-undang No. 12 tahun 1985, sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1995.

Undang-undang PBB mulai berlaku tanggal 1 Januari

1986 dan merupakan pengganti:

 Ordonasi Pajak Rumah Tangga tahun 1908.

 Ordonasi Verponding Indonesia tahun 1923.

 Ordonasi Pajak Kekayaan tahun 1932.

 Ordonasi Verponding tahun 1928.

 Ordonasi Pajak Jalan tahun 1942.

 Undang-undang Darurat nomor 11 tahun 1957

khususnya pasal 14 huruf j, k, dan l.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 14


 Undang-undang nomor 11 Prp.Tahun 1959 Pajak

Hasil Bumi.

 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Dasar hukum pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan adalah Undang-undang No.21 tahun 1997,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang

No. 20 tahun 2000. Undang-undang BPHTB berlaku sejak

tanggal 1 Januari 1998 menggantikan Ordonasi Bea Balik

Nama Staatsblad 1924 No. 291.

b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Dasar

hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah adalah

Undang-undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Jenis-jenis pajak daerah terbagi dua, yaitu sebagai berikut:

 Pajak provinsi, terdiri dari:

 Pajak Kendaraan Bermotor

 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

 Pajak Air Permukaan

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 15


 Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari:

 Pajak Hotel dan Restoran

 Pajak Hiburan

 Pajak Reklame

 Pajak Penerangan Jalan

 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

 Pajak Air Tanah

 Pajak Sarang Burung Walet

2.4 Pengertian Dan Jenis Tindak Pidana Penggelapan

Beberapa definisi tindak pidana penggelapan menurut para ahli,

antara lain sebagai berikut:

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Penggelapan diartikan sebagai proses, cara dan perbuatan menggelapkan

(penyelewengan) yang menggunakan barang secara tidak sah.

b. Lamintang

Tindak pidana penggelapan adalah penyalahgunaan hak atau

penyalahgunaan kepercayaan oleh seseorang yang mana kepercayaan

tersebut diperolehnya tanpa adanya unsur melawan hukum.

c. R. Soesilo (1968:258)

Penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian

dalam pasal 362. Bedanya ialah pada pencurian barang yang dimiliki itu

belum berada di tangan pencuri dan masih harus “diambilnya”,

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN | PT. ASIAN AGRI GROUP 16


sedangkan pada penggelapan waktu dimilikinya barang itu sudah ada di

tangan si pembuat tidak dengan jalan kejahatan.

Pengertian yuridis mengenai penggelapan diatur pada Bab XXIV

(buku II) KUHP, terdiri dari 5 pasal (pasal 372 sampai pasal 376). Salah

satunya yakni pasal 372 KUHP, merupakan tindak pidana penggelapan dalam

bentuk pokok yang rumusannya berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja

menguasai secara melawan hukum sesuatu benda yang seharusnya atau

sebagian merupakan kepunyaan orang lain yang berada padanya bukan karena

kejahatan, karena bersalah melakukan penggelapan, dipidana dengan pidana

penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau dengan pidana denda setinggi-

tingginya 900 (sembilan ratus) rupiah”.

Jadi, penggelapan dalam tindak pidana tersebut, dapat diartikan

sebagai suatu perbuatan yang menyimpang atau menyeleweng,

menyalahgunakan kepercayaan orang lain dan awal barang itu berada ditangan

bukan merupakan perbuatan yang melawan hukum, bukan dari hasil kejahatan.

Jenis-jenis tindak pidana penggelapan berdasarkan Bab XXIV

Pasal 372 sampai dengan 377 KUHP, antara lain:

a. Penggelapan biasa

Yang dinamakan penggelapan biasa adalah penggelapan yang diatur

dalam Pasal 372 KUHP: “Barang siapa dengan sengaja dan melawan

hukum mengaku sebagai milik sendiri (zich toeegenen) barang sesuatu

yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 17


ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam karena

penggelapan dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.

b. Penggelapan ringan

Penggelapan ringan adalah penggelapan yang apabila yang digelapkan

bukan ternak dan harganya tidak lebih dari dua puluh lima rupiah , diatur

dalam Pasal 373 KUHP, diancam pidana penjara paling lama tiga bulan

atau pidana denda paling banyak dua ratus lima puluh rupiah.

c. Penggelapan dengan pemberatan

Penggelapan dengan pemberatan yaitu penggelapan yang dilakukan oleh

orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada

hubungan kerja atau karena pencaharian atau karena mendapat upah

untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun (Pasal

374 KUHP).

d. Penggelapan oleh Wali

Penggelapan dalam lingkungan keluarga yaitu penggelapan yang

dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi barang untuk disimpan,

atau yang dilakukan oleh wali, pengampu, pengurus atau pelaksana surat

wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap barang sesuatu

yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara

paling lama enam tahun (Pasal 375 KUHP)

e. Penggelapan dalam lingkungan keluarga

Ketentuan dalam pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang

dirumuskan dalam bab ini (Pasal 376 KUHP).

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 18


Adapun menurut Hakim: 2012, pasal 367 ayat 2 KUHP berbunyi: “Jika

dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang atau terpisah harta

kekayaan, atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda, baik

dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua, maka

terhadap orang itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada

pengaduan yang terkena kejahatan”.

2.5 Unsur-Unsur Pasal Tindak Pidana Penggelapan

Dalam suatu penggelapan terdapat unsur-unsur objektif meliputi

perbuatan memiliki, sesuatu benda, yang sebagian atau seluruhnya milik orang

lain, yang berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan; dan unsur-

unsur subjektif meliputi penggelapan dengan sengaja dan penggelapan

melawan hukum.

Pasal-pasal dalam KUHP yang mengatur tentang penggelapan

antara lain sebagai berikut:

2.5.1. Pasal 372 KUHP Penggelapan Biasa

a. Dengan sengaja memiliki;

b. Memiliki suatu barang;

c. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian termasuk milik

orang lain;

d. Mengakui memiliki secara melawan hukum;

e. Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan.

Hukuman: hukuman penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 19


2.5.2. Pasal 373 KUHP Penggelapan Ringan

a. Dengan sengaja memiliki;

b. Memiliki suatu bukan ternak;

c. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian termasuk milik

orang lain;

d. Mengakui memiliki secara melawan hukum;

e. Barang yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

f. Harganya tidak lebih dari Rp.25.

Hukuman: hukuman penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan.

2.5.3. Pasal 374 KUHP dengan Pemberatan

a. Dengan sengaja memiliki;

b. Memiliki suatu barang;

c. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian temasuk milik

orang lain;

d. Mengakui memiliki secara melawan hukum;

e. Barang yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

f. Berhubung dengan pekerjaan atau jabatan.

Hukuman: hukuman penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 20


2.5.4. Pasal 375 KUHP Penggelapan oleh Wali dan Lain-lain.

a. Dengan sengaja memiliki;

b. Memiliki suatu barang;

c. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian termasuk milik

orang lain;

d. Barang yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

e. Terpaksa disuruh menyimpan barang;

f. Dilakukan oleh wali, atau pengurus atau pelaksana surat wasiat,

atau pengurus lembaga sosial atau yayasan.

Hukuman: hukuman penjara selama-lamanya 6 (enam) tahun.

Penggelapan yang ada pada pasal 375 ini adalah beradanya benda

objek Penggelapan di dalam kekuasaan pelaku disebabkan karena:

a. Terpaksa disuruh menyimpan barang itu, ini biasanya disebabkan

karena terjadi kebakaran, banjir dan sebagainya.

b. Kedudukan sebagai seorang wali (voogd); Wali yang dimaksudkan

di sini adalah wali bagi anak-anak yang belum dewasa.

c. Kedudukan sebagai pengampu (curator); Pengampu yang

dimaksudkan adalah seseorang yang ditunjuk oleh hakim untuk

menjadi wali bagi seseorang yang sudah dewasa, akan tetapi orang

tersebut dianggap tidak dapat berbuat hukum dan tidak dapat

menguasai atau mengatur harta bendanya disebabkan karena ia

sakit jiwa atau yang lainnya.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN | PT. ASIAN AGRI GROUP 21


d. Kedudukan sebagai seorang kuasa (bewindvoerder); Seorang kuasa

berdasarkan bewindvoerder adalah orang yang ditunjuk oleh hakim

dan diberi kuasa untuk mengurus harta benda seseorang yang telah

ditinggalkan oleh pemiliknya tanpa menunjuk seorang wakil pun

untuk mengurus harta bendanya itu.

e. Kedudukan sebagai pelaksana surat wasiat; Yang dimaksud adalah

seseorang yang ditunjuk oleh pewaris di dalam surat wasiatnya

untuk melaksanakan apa yang di kehendaki oleh pewaris terhadap

harta kekayaannya.

f. Kedudukan sebagai pengurus lembaga sosial atau yayasan.

2.5.5. Pasal 376 KUHP Penggelapan dalam Lingkungan Keluarga

a. Dengan sengaja memiliki;

b. Memiliki suatu barang;

c. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian termasuk milik

orang lain;

d. Mengakui memiliki secara melawan hukum;

e. Barang yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

f. Penggelapan dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah

diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu kawin.

Hukuman: hanya dapat dilakukan penuntutan kalau ada pengaduan

dari orang yang dikenakan kejahatan itu.

Tindak pidana penggelapan dalam keluarga disebut juga delik aduan

relatif dimana adanya aduan merupakan syarat untuk melakukan

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 22


penuntutan terhadap orang yang oleh pengadu disebutkan namanya di

dalam pengaduan. Dasar hukum delik ini diatur dalam pasal 376 yang

merupakan rumusan dari tindak pidana pencurian dalam keluarga

sebagaimana telah diatur dalam pembahasan tentang pidana

pencurian, yang pada dasarnya pada ayat pertama bahwa keadaan

tidak bercerai meja dan tempat tidur dan keadaan tidak bercerai harta

kekayaan merupakan dasar peniadaan penuntutan terhadap suami atau

istri yang bertindak sebagai pelaku atau yang membantu melakukan

tindak pidana penggelapan terhadap harta kekayaan istri dan suami

mereka. Pada ayat yang kedua, hal yang menjadikan penggelapan

sebagai delik aduan adalah keadaan di mana suami dan istri telah

pisah atau telah bercerai harta kekayaan. Alasannya, sama halnya

dengan pencurian dalam keluarga yang dilakukan oleh suami atau istri

terhadap harta kekayaan suami mereka, yaitu bahwa kemungkinan

harta tersebut adalah harta bersama yang didapat ketika hidup bersama

atau yang lebih dikenal dengan harta gono-gini yang mengakibatkan

sulitnya membedakan apakah itu harta suami atau harta istri. Oleh

karena itu, perceraian harta kekayaan adalah yang menjadikan tindak

pidana penggelapan dalam keluarga sebagai delik aduan. Tindak

pidana penggelapan dalam keluarga dapat diadili jika kejahatan

tersebut diadukan oleh keluarga yang bersengketa.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 23


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan Pt Asian Agri Group

PT Asian Agri adalah holding company dari divisi agribisnis Raja

Garuda Mas Group yang memiliki perkebunan kelapa sawit tersebar di wilayah

Sumatera, yang merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar

di Asia dengan kapasitas produksi per tahun mencapai satu juta ton. Asian Agri

merupakan sebuah komunitas paling besar dan paling sukses di Indonesia yang

telah membawa keuntungan ekonomi dan tansformasi sosial bagi keluarga

petani plasma. Saat ini, Asian Agri mengelola 28 perkebunan minyak kelapa

sawit dan 19 pabrik pengilangan minyak kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau,

dan Jambi. Perusahaan ini memiliki total area perkebunan kelapa sawit sebesar

160.000 hektar.

Kelapa sawit merupakan produk serba guna yang dapat digunakan

sebagai produk makanan dan bahan-bahan masakan, kosmetik, perlengkapan

mandi, minyak pelumas, serta biofuel. Oleh karena harganya yang kompetitif

dan daya guna yang tinggi, kelapa sawit menikmati pangsa pasar yang paling

tinggi di pasar minyak konsumsi dunia.

Asian Agri adalah anggota Roundtable Sustainable Palm Oil

(RSPO), sebuah inisiatif dari berbagai pemangku kepentingan global yang

mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan kelapa sawit yang

berkelanjutan. Asian Agri sangat percaya bahwa produksi dan penggunaan

kelapa sawit harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan berdasarkan

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN | PT. ASIAN AGRI GROUP 24


keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Perusahaan ini

menerapkan kebijakan anti pembakaran lahan, manajemen pengendalian hama

yang terintegrasi, pelestarian kelembapan tanah, dan praktik-praktik ramah

lingkungan lainnya.

3.2 Proses Terbongkarnya Kasus Penggelapan Pajak PT Asian Agri

Terungkapnya dugaan penggelapan pajak oleh PT Asian Agri

Group, bermula dari aksi Vincentius Amin Sutanto (Vincent) membobol

brankas PT Asian Agri Group di Bank Fortis Singapura senilai US$ 3,1 juta

pada tanggal 13 November 2006. Vincent saat itu menjabat sebagai group

financial controller di PT Asian Agri Group—yang mengetahui seluk-beluk

keuangannya. Perbuatan Vincent ini terendus oleh perusahaan dan dilaporkan

ke Polda Metro Jaya. Vincent diburu bahkan diancam akan dibunuh. Vincent

kabur ke Singapura sambil membawa sejumlah dokumen penting perusahaan

tersebut. Dalam pelariannya inilah terjadi jalinan komunikasi antara Vincent

dan wartawan Tempo.

Pelarian Vincentius Amin Sutanto berakhir setelah pada tanggal 11

Desember 2006 ia menyerahkan diri ke Polda Metro Jawa. Namun, sebelum

itu, pada tanggal 1 Desember 2006 Vincent sengaja datang ke KPK untuk

membeberkan permasalahan keuangan PT Asian Agri Group yang dilengkapi

dengan sejumlah dokumen keuangan dan data digital. Salah satu dokumen

tersebut adalah dokumen yang berjudul “AAA-Cross Border Tax Planning

(Under Pricing of Export Sales)”, disusun sekitar tahun 2002. Dokumen ini

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 25


memuat semua persiapan transfer pricing PT Asian Agri Group secara

terperinci. Modusnya dilakukan dengan cara menjual produk minyak sawit

mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT Asian Agri Group ke perusahaan afiliasi

di luar negeri dengan harga di bawah harga pasar—untuk kemudian dijual

kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan begitu, beban pajak di

dalam negeri bisa ditekan. Selain itu, rupanya perusahaan-perusahaan luar

negeri yang menjadi rekanan PT Asian Agri sebagian adalah perusahaan fiktif.

Pembeberan Vincent ini kemudian ditindaklanjuti oleh KPK

dengan menyerahkan permasalahan tersebut ke Direktorat Pajak—karena

memang permasalahan PT Asian Agri Group tersebut terkait erat dengan

perpajakan. Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Jenderal Pajak, Darmin

Nasution, kemudian membentuk tim khusus yang terdiri atas pemeriksa,

penyidik dan intelijen. Tim ini bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kejaksaan Agung. Tim khusus

tersebut melakukan serangkaian penyelidikan termasuk penggeladahan

terhadap kantor PT Asian Agri Group, baik yang di Jakarta maupun di Medan.

3.3 Upaya Penyelesaian Kasus Penyelewengan Pajak PT Asian Agri

PT Asian Agri Group diduga telah melakukan penggelapan pajak

(tax evasion) selama beberapa tahun terakhir sehingga menimbulkan kerugian

negara senilai trilyunan rupiah. Belum lagi kelar proses penyidikan,

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 26


berkembang wacana mengenai penyelesaian kasus itu di luar pengadilan (out of

court settlement). Hal ini sangat menggelisahkan kalangan yang menginginkan

tegaknya hukum dan terwujudnya keadilan, tanpa pandang bulu. Sangat ironis

jika para penjahat kelas teri ditangkapi, ditembaki, disidangkan, dan

dimasukkan bui, sementara itu penjahat kerah putih (white collar criminal)

yang mengakibatkan kerugian besar pada negara justru dibiarkan melenggang

karena kekuatan kapitalnya.

Meski peraturan perundangan mengancam pelaku tindak pidana

perpajakan dengan sanksi pidana penjara dan denda yang cukup berat,

nyatanya masih ada celah hukum untuk meloloskan para penggelap pajak dari

proses persidangan di pengadilan. Pasal 44B UU No.28/2007 membuka

peluang out of court settlement bagi tindak pidana di bidang perpajakan.

Ketentuan itu mengatur bahwa atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa

Agung dapat menghentikan penyidikan. Dengan demikian, kasus berakhir

(case closed) jika wajib pajak yang telah melakukan kejahatan itu telah

melunasi beban pajak beserta sanksi administratif berupa denda.

Ketentuan hukum nyatanya begitu lunak dalam mengatur tindak

pidana perpajakan. Peluang out of court settlement dimungkinkan bagi segala

jenis tindak pidana perpajakan. Peluang itu tidak hanya berlaku untuk

“Perlawanan Pasif terhadap Pajak”, yaitu perlawanan yang tidak dilakukan

secara sadar atau disertai niat dari warga masyarakat untuk merintangi aparat

pajak dalam melakukan tugasnya. Penghentian penyidikan dan penyelesaian di

luar sidang juga berlaku untuk “Perlawanan Aktif terhadap Pajak” yang

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 27


perbuatannya dilakukan lewat cara-cara ilegal dan langsung ditujukan pada

fiskus atau pemerintah.

Jadi, penyelesaian kasus tindak pidana perpajakan oleh Asian Agri

Group meski masuk kategori “Perlawanan Aktif terhadap Pajak” sekalipun

tetap dapat diselesaikan di luar sidang pengadilan. Dengan demikian, harapan

kita bergantung pada Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sebagai pihak yang

paling menentukan dalam proses penyelesaian tindak pidana perpajakan ini.

Selanjutnya, menilik modus operandi dalam kasus ini, penggelapan

pajak bukanlah satu-satunya perbuatan pidana yang bisa didakwakan kepada

Asian Agri Group. Penyidikan terhadap Asian Agri Group juga dapat

dikembangkan pada tindak pidana pencucian uang (money laundering). Dalam

hal itu, penggelapan pajak oleh Asian Agri Group perlu dilihat sebagai

kejahatan asal (predict crime) dari tindak pidana pencucian uang. Sebagaimana

lazimnya, kejahatan pencucian uang tidak berdiri sendiri dan terkait dengan

kejahatan lain. Kegiatan pencucian uang adalah cara untuk menghapuskan

bukti dan menyamarkan asal-usul keberadaan uang dari kejahatan yang

sebelumnya. Dalam kasus ini, penggelapan pajak dapat menjadi salah satu

mata rantai dari kejahatan pencucian uang.

Asian Agri Group mengecilkan laba perusahaan dalam negeri agar

terhindar dari beban pajak yang semestinya dengan cara mengalirkan labanya

ke luar negeri (Mauritius, Hongkong Macao, dan British Virgin Island). Surat

Pemberitahuan Tahunan (SPT) kelompok usaha Asian Agri Group kepada

Ditjen Pajak telah direkayasa sehingga kondisinya seolah merugi. Modus

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 28


semacam itu memang biasa dilakukan dalam kejahatan pencucian uang,

sebagaimana juga diungkapkan oleh Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Hussein mengenai profil, karakteristik,

dan pola transaksi keuangan yang tidak beres sebagai indikasi kuat adanya

money laundering.

Kuatnya dugaan tindak pidana pencucian uang oleh Asian Agri

Group semakin didukung fakta-fakta yang diperoleh lewat penelusuran Tempo.

Investigasi wartawan Tempo memperlihatkan adanya transaksi mencurigakan

melalui perbankan untuk mengalirkan uang hasil penggelapan pajak Asian

Agri Group ke afiliasinya di luar negeri yang ternyata adalah perusahaan fiktif.

Salah satu perusahaan fiktif itu adalah Twin Bonus Edible Oil and Fat, yang

setelah dilakukan pengecekan rupanya menggunakan alamat pabrik payung

yang berkedudukan hukum di Hongkong (Tempo, 4/2/2007).

Catatan atau profil transaksi keuangan yang tidak beres dan adanya

transaksi dengan perusahaan fiktif merupakan bukti permulaan yang bisa

digunakan untuk membuat terang dugaan tindak pidana pencucian uang.

Penyidikan selanjutnya bisa dilakukan dengan menyelusuri tiga tahapan dalam

kejahatan pencucian uang. Pertama, penempatan (placement) yang dimulai

dengan menyelundupkan penghasilan yang diduga dari laba perusahaan ke

negara lain. Kedua, pelapisan (layering) yaitu proses pemindahan dana dari

beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil upaya placement ke tempat

lainnya melalui serangkaian transaksi yang kompleks didesain untuk

menyamarkan atau mengelabui sumber uang haram tersebut. Ketiga, integrasi

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 29


(integration) yang merupakan tahap akhir dari proses money laundering yang

bertujuan menjadikan uang hasil tindak pidana itu dapat digunakan atau

dinikmati selayaknya uang halal.

Berbeda dengan tindak pidana perpajakan, dalam proses

penyelesaian tindak pidana pencucian uang tidak ada satu pihak pun yang

diberi kewenangan untuk menghentikan penyidikan. Dengan demikian, jika

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan penyidik

dapat melakukan koordinasi dengan baik untuk menuntaskan penyidikan tindak

pidana pencucian uang itu, maka persidangan kasus ini pun dapat segera

digelar. Ketentuan yang memberikan kewenangan untuk menghentikan

penyidikan tindak pidana perpajakan hanya akan menimbulkan ketidakpastian

hukum dan jelas tidak mampu menghadirkan keadilan. Persetujuan kita

bersama terhadap filosofi pajak yang tidak bertujuan membangkrutkan usaha,

semestinya juga tidak diinterpretasikan lewat kebijakan yang membeda-

bedakan kedudukan warga negara di hadapan hukum.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 30


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sektor penerimaan keuangan negara yang pokok salah satunya

adalah pajak, sangat berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi di negara

kita. Perpajakan yang efisien dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat

membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu untuk

memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat

kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem

administrasi.

Karena peran pajak yang sangat penting, apabila pajak ternyata

dimanipulasi unuk kepentingan beberapa pihak sehingga merugikan negara

baik dilakukan secara sengaja maupun bersifat ilegal maka secara tidak

langsung akan banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan

pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Pertama, pengaruhnya pada produksi

sebagai keseluruhan berlangsung melalui pengaruh-pengaruhnya terhadap

kerja, tabungan, dan investasi.

Pengaruh yang kedua adalah pajak dapat mengakibatkan adanya

penyimpangan dalam penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang

seharusnya dapat menghasilkan produksi yang maksimum menuju ke arah

penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit. Ketiga, pada

pajak perseorangan yaitu yang dikenakan pada suatu kelompok tertentu tanpa

mengingat aktivitasnya berpengaruh terhadap pendapatan (yang menjadi

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN | PT. ASIAN AGRI GROUP 31


berkurang setelah pembayaran pajak), tabungan, atau kedua-duanya. Pajak ini

pada akhirnya mempengaruhi kepuasan seseorang untuk melakukan konsumsi

dan menabung.

Di negara kita dalam prakteknya, baik sistem maupun administrasi

perpajakan seringkali menemui permasalahan-permasalahan. Seperti kasus

pada PT. Asian Agri Group yang terbukti merugikan negara sebesar 1,3 trilyun

rupiah secara otomatis akan berdampak pada perekonomian nasional. Pajak

yang seharusnya dapat memberikan sumbangan pembangunan masyarakat

menjadi tidak jelas akibat penggelapan pajak penghasilan untuk badan usaha

dari SPT-nya. Prosesi hukum tentunya harus dijalankan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Karena bagaimanapun juga

pertanggungjawaban pajak ini harus adil dan transparan. Apabila terjadi

kesalahan maka pihak yang berkaitan harus membayar ganti rugi untuk negara

dan demi kepentingan nasional bangsa.

4.2 Saran

Demikianlah materi singkat yang dapat penulis sampaikan melalui

penulisan makalah “Kasus Penggelapan Pajak oleh PT Asian Agri Group”.

Semoga makalah ini dapat menjadi rujukan dan referensi bagi para pembaca

untuk dapat memahami pentingnya peran pajak sebagai sumber penerimaan

negara. Kasus penggelapan pajak merupakan masalah yang sangat merugikan

negara dan perlu ditindak secara tegas menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Dengan adanya penyelesaian yang nyata, misalnya para koruptor

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 32


pajak dimiskinkan, akan menimbulkan efek jera sehingga dapat mengurangi

bahkan meniadakan jumlah kasus penggelapan pajak.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 33


DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI.

Situs Web:

Data Consult. 2009. Industri Palm Oil di Indonesia.

http://www.datacon.co.id/CPO2-2009Sawit.html. Diakses pada tanggal 28

Febuari 2015.

Goesur, Kang. 2013. Tugas Makalah Penggelapan Pajak.

http://goesur25.blogspot.com/2013/09/tugas-makalah-penggelapan-pajak.html.

Diakses pada tanggal 1 Maret 2015.

Hakim, Amrie. 2012. Pencurian dalam Kalangan Keluarga.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5041cf072f0e0/pencurian-dalam-

kalangan-keluarga. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015.

Pakpahan, Efendi. 2013. Makalah Kasus Penyelewengan Pajak oleh Dhana

Widyatmika. http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/makalah-kasus-

penyelewengan-pajak-oleh.html. Diakses pada tanggal 26 Febuari 2015.

Serizawa, Ali. 2014. Pengertian Pajak Menurut Para Ahli.

http://www.hukumsumberhukum.com/2014/08/pengertian-pajak.html. Diakses

pada tanggal 1 Maret 2015.

Tanoto, Sukanto. Asian Agri. http://www.sukantotanoto.net/id/asian-agri. Diakses

pada tanggal 28 Febuari 2015.

Tirana, Garin. 2014. Tindak Pidana Penggelapan.

http://garintirana.blogspot.com/2014/01/tindak-pidana-penggelapan.html. Diakses

pada tanggal 28 Febuari 2015.

MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 34


MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN |PT ASIAN AGRI GROUP 35

Anda mungkin juga menyukai