115 1 566 2 10 20190528 - 2 PDF
115 1 566 2 10 20190528 - 2 PDF
JURNAL KESEHATAN
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs
Abstract
Berdasarkan hasil data tentang kepemilikan Buruk 15 14,4 89 95,6 104 100
jamban sehat pada masyarakat Kelurahan Kampung Baik 5 5,8 81 94,2 86 100 2,48 0,940 -
0,092 1 6,550
Bugis pada tabel.1 diketahui bahwa responden
Total 20 10,5 170 89,5 190 100
paling banyak memiliki jamban yang tidak
memenuhi persyaratan yaitu 170 orang (89,5%) dan
paling sedikit memiliki jamban yang memenuhi Berdasarkan data tabel.3 diketahui dari 86
persyaratan yaitu sebanyak 20 orang (10,5%). responden yang memiliki sikap baik terdapat 5
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan responden (5,8%) memiliki jamban dan dari 104
Kepemilikan Jamban Sehat responden yang memiliki sikap buruk terdapat 15
responden (14,4%) memiliki jamban.
Kepemilikan Persentase Hasil analisis menggunakan chi-square
Frekuensi diperoleh ρ-value 0,092 > 0,05 sehingga Ho
Jamban Sehat (%)
diterima, artinya tidak terdat peran antara sikap
Memenuhi Syarat 20 10,5
terhadap kepemilikan jamban. Sedangkan jika
Tidak Memenuhi dilihat dari nilai PR sebesar 2,481 dengan rentang
170 89,5 kepercayaan 0,940 – 6,550. Nilai PR > 1 memiliki
Syarat
Jumlah 190 100 makna bahwa sikap merupakan faktor penentu dari
Sumber: Data Primer kepemilikan jamban sehat.
Hasil pengujian peran antara pengetahuan Hasil pengujian peran antara kebiasaan
responden dengan kepemilikan jamban sehat responden dengan kepemilikan jamban sehat
menggunakan uji chi-square adalah sebagai menggunakan uji chi-square diperoleh hasil
berikut sebagai berikut
Tabel 2.Tabulasi Silang Pengetahuan terhadap Tabel 4.Tabulasi Silang Kebiasaan terhadap
Kepemilikan Jamban Sehat Kepemilikan Jamban Sehat
Kebia Kepemilikan Jamban ρ– PR95%
Penge Kepemilikan Jamban ρ – PR 95% saan Val CI
tahua Val CI Ada Tidak Ada Total ue
n Ada Tidak Total ue
Ada N % N % N %
N % N % N % Buru 1 0,6 17 99,4 171 100
Rend 1 11 12 89 145 100 k 0 24,2
ah 6 9 171
0,43 Baik 19 100 0 0 19 100 0,0 26 -
Tingg 4 8,9 41 91, 45 100 00 ,00 1206
0,78 1,24 7 -
8 1 3,52 0
i 1 Total 20 10,5 17 89,5 190 100 ,994
Total 2 10, 17 89, 190 100 4 0
0 5 0 5
Berdasarkan data tabel.4 diketahui dari 19
Berdasarkan data tabel .2 diketahui dari 45 responden yang memiliki kebiasaan baik terdapat
responden yang memiliki pengetahuan tinggi 19 responden (100%) yang memiliki jamban dan
terdapat 4 responden (8,9%) yang memiliki jamban dari 171 responden yang memiliki kebiasaan yang
dan dari 145 responden yang memiliki pengetahuan buruk terdapat 1 responden (0,6%) yang memiliki
rendah terdapat 16 responden (11%) yang memiliki jamban.
jamban. Hasil analisis menggunakan chi-square Hasil analisis menggunakan chi-square
diperoleh ρ-value 0,787 > 0,05 sehingga Ho diperoleh ρ-value 0,000 < 0,05 sehingga Ho
ditolak, artinya terdapat peran antara kebiasan
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174
l 172
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
terhadap kepemilikan jamban.Jika dilihat dari nilai mencerdaskan manusia .(Meliono, I., 2007)
PR sebesar 171,000 dengan rentang kepercayaan Tidak terdapat peranan antara pengetahuan
24,226 – 1206,996. Nilai PR > 1 memiliki makna dengan kepemilikan jamban. Peneliti berasumsi
bahwa sikap merupakan faktor penentu dari sebagian besar masyarakat RW 1 Kampung Bugis
kepemilikan jamban sehat. memiliki rata – rata pengetahuan rendah. Hal ini
Hasil pengujian peran antara dukungan dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan
tokoh masyarakat dan tokoh agama responden masyarakat yang meyebabkan kurangnya
dengan kepemilikan jamban sehat menggunakan uji pengetahuan tentang pentingnya kepemilikan
chi-square diperoleh hasil sebagai berikut : jamban sehat.
Penelitan ini sejalan dengan Joseph dan
Tabel 5.Tabulasi Silang Dukungan Tokoh Warouw (2018) dengan hasil ρ-value 0,95 > 0,05.
Masyarakat terhadap Kepemilikan Jamban Hasilnya menunjukan tidak adanya hubungan
Dukunga Kepemilikan Jamban ρ– PR 95% antara pengetahuan tentang jamban keluarga sehat
n To Valu CI dengan tersedianya jamban keluarga sehat.
Mas, Ada Tidak Total e
Ada Meskipun pengetahuan yang baik akan melandasi
N % N % N % tindakan yang langgeng, namun tidak selamanya
Tidak 19 10, 15 89, 17 10
pengetahuan yang baik akan menghasilkan
Menduku 9 6 1 5 0 tindakan baik yang nyata(Joseph, Woodford B. S.
ng 0,234
dan Warouw, 2018).
1,00 1,62 -
Menduku 1 6,7 14 93, 15 10 Pengetahuan yang bersifat kognitif
0 9 11,33
ng 3 5 0
9 merupakan domain yang sangat penting bagi
Total 20 10, 17 89, 19 10
5 0 5 0 0 terbentuknya suatu tindakan. Tindakan yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
Berdasarkan data tabel.5 diketahui dari 15 pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
responden yang menyatakan bahwa terdapat responden tentang pentingnya memiliki jamban
dukungan dari tokoh masyarakat terdapat 1 keluarga dirumah. Pengetahuan yang dibahas
responden (6,7%) yang memiliki jamban sehat dan dalam penelitian ini adalah tentang kepemilikan
dari 175 responden yang menyatakan bahwa tidak jamban sehat di rumah. Pengetahuan sangat erat
terdapat dukungan dari tokoh masyarakat terhadap hubungannya dengan tindakan seseorang dalam hal
kepemilikan jamban terdapat 19 responden (10,9%) ini pengetahuan tentang pemanfaatan jamban
yang memiliki jamban. keluarga di rumah akan sangat mempengaruhi
Hasil analisis menggunakan chi-square perilaku seseorang(Notoadmodjo, 2012).
diperoleh ρ-value 1,000 > 0,05 sehingga Ho Tidak adanya perananan dalam penelitian
diterima, artinya tidak terdapat peran antara ini menunjukan bahwa baik responden dengan
dukungan tokoh masyarakat terhadap kepemilikan pengetahuan tinggi maupun rendah masih banyak
jamban. Sedangkan jika dilihat dari nilai PR yang tidak memiliki jamban sehat. Hal ini
sebesar 1,629 dengan rentang kepercayaan 0,234 – dikarenakan georafis kampung bugis yang
11,339. Nilai PR > 1 memiliki makna bahwa sikap merupakan wilayah pesisir sehingga menjadi
merupakan faktor penentu dari kepemilikan jamban kendala dalam pembuatan jamban sehat dan
sehat. biasanya masyarakat daerah pelantar dibangun
Penelitian mengenai Kepemilikan Jamban jamban memanjang menuju laut dan menjauhi bibir
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pantai. Dimana masyarakatnya kebanyakan
jamban sehat yaitu sebanyak 20 responden dari 190 merupakan penduduk lama yang beranggapan
responden (10,5%), sedangkan sisanya sebanyak bahwa wilayah laut tidak sama dengan wilayah
170 responden (89,5%) tidak memiliki jamban darat sehingga tidak tersedianya lahan untuk
sehat. Hal tersebut bisa berdampak serius terhadap membangun tangki septik seperti di darat.
sanitasi atau lingkungan di sekitarnya dan menjadi Masyarakat juga tidak pernah merasa terganggu
lebih rentang terhadap pencemaran lingkungan. dengan tindakan mereka selama ini sehingga hal ini
Kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat belum telah menjadi kebiasaan. Dimana baik
sesuai dengan harapan, karena masih ada responden penduduknya memiliki pengetahuan tinggi ataupun
yang belum memiliki fasilitas tangki septik di rendah, apabila bertempat tinggal diatas laut tetap
rumah. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan saja tidak memiliki fasilitas tangki septik.
pendidikan yang masih rendah. Mengenai sikap, menunjukkan tidak ada peran
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh antara sikap dengan kepemilikan jamban. Maka
beberapa faktor, diantaranya yaitu pendidikan. peneliti berasumsi sebagian besar masyarakat RW 1
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap Kampung Bugis memiliki rata – rata sikap yang
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga buruk. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengetahuan masyarakat yang meyebabkan
pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kurangnya pengetahuan bahwa selama ini
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174
l 173
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
masyarakat memiliki sikap yang buruk terhadap Barat. Untuk meningkatkan perilaku pengguna
kepemilikan jamban sehat. jamban perlu ditingkatkan dan diperbaiki sikap dan
Sikap tidak berperan dalam penelitian ini budaya terhadap masyarakat sekitarnya.
berarti bahwa suatu sikap yang baik belum Penelitan ini sejalan dengan penelitian
merupakan penentu terwujudnya suatu tindakan Darsana, dkk (2012) dan Winarno dengan hasil ρ-
yang baik. Tindakan seseorang tidak harus didasari value 0,002 < 0,05. Hasilnya menunjukan adanya
oleh pengetahuan dan sikap. Namun apabila hubungan yang bermakna antara kebiasaan terhadap
perubahan perilaku didasari dengan pengetahuan kepemilikan jamban. (Darsana, 2012). Sejalan juga
dan sikap yang positif maka akan menyebabkan dengan penelitian Junias, Mukono dan Purnomo
langgengnya perilaku (long lasting)(Soekamto, (2016) yang menyatakan ada hubungan antara
2013). Agar terwujud suatu sikap menjadi ketersedian toilet dan pengetahuan dengan perilaku
perbuatan yang nyata, diperlukan faktor pendukung buang air besar sembarangan dengan ρ-value 0,004
atau kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan 0,019(Junias SM, Mukono J, 2016)
dan dukungan pihak lain. Dalam penelitian ini yang Menurut teori Muhidin (2003), kebiasaan
menjadi faktor pendorong yaitu dukungan dari merupakan praktik (sifat, sikap, tindakan) yang
aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama. sudah mapan sehingga seakan-akan ia merupakan
Penelitan ini sejalan dengan penelitian bagian yang menyatu dalam diri seseorang yang
Novianti (2017) dengan hasil ρ-value 1,000 > 0,05. dianggap sebagai kenyataan yang sulit untuk
Hasilnya menunjukan tidak ada hubungan yang diputuskan. Timbulnya suatu kebiasan sering
bermakna antara sikap dengan kepemilikan jamban diawali dengan gejolak pada diri seseorang. Wujud
. kebiasaan pada diri seseorang terbagi 2 yakni :
keluarga Tidak adanya hubungan dalam penelitian
ini menunjukan bahwa baik responden dengan kebiasaan yang baik dan kebiasaan yang tidak baik,
sikap baik maupun buruk masih banyak yang tidak terhadap dua kebiasaan tersebut maka seseorang
memiliki jamban sehat. Berdasarkan hasil harus berupaya mengubah kebiasaan yang salah
wawancara sebagian besar masyarakat kampung dan membiasakan diri untuk meraih kebiasaan
bugis merupakan tinggal di wilayah pesisir, pada yang baik (Meliyanti, 2012). Jika kita
pelantar yang dibangun memanjang menuju laut membandingkan antara kebiasaan yang baik dan
dan menjauhi bibir pantai. Dimana masyarakatnya benar dengan kebiasaan yang buruk dan salah lebih
kebanyakan merupakan penduduk lama yang banyak karna adanya kecendrungan umum dalam
beranggapan bahwa wilayah laut tidak sama masyarakat bahwa lebih menarik, biasanya
dengan wilayah darat sehingga tidak tersedianya kebiasaan yang buruk dan salah ini terasa lebih
lahan untuk membangun tangki septik seperti di nikmat, lebih menyenangkan, lebih indah, lebih
darat. Masyarakat juga tidak pernah merasa mudah dicapai walau pada tingkat tertentu lebih
terganggu dengan tindakan mereka selama ini membahayakan, proses kebiasaan buruk mereka
sehingga hal ini telah menjadi kebiasaan. Dimana wujud dari faktor pembiasaan.
baik penduduknya memiliki sikap yang baik Kebiasaan sangat dipengaruhi perilaku
ataupun buruk, apabila bertempat tinggal diatas laut individu dalam menumbuhkan motivasi belajar.
tetap saja tidak memiliki fasilitas tangki septik. Perilaku sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan
Mengenai Kebiasaan menunjukkan ada kebudayaan, dari hasil analisa yang didapat dilihat
peranan antara kebiasaan dengan kepemilikan bahwa walaupun mereka sudah mempunyai jamban
jamban.Maka peneliti berasumsi sebagian besar akan tetapi mereka tetap membuang kotorannya di
masyarakat RW 1 Kampung Bugis memiliki rata – sungai , hal ini juga sudah cukup membuktikan
rata kebiasaan yang buruk. Hal ini dikarenakan bahwa untuk merubah kebiasaan individu bukan
rendahnya kepemilikan jamban sehat yang merupakan upaya yang mudah. Untuk itu perlunya
meyebabkan tingginya kebiasaan masyarakat untuk upaya peningkatan sikap masyarakat terhadap
BAB pada jamban yang tidak memiliki tangki kepemilikan jamban keluarga di rumah dengan
septik. cara memberikan jamban percontohan yang
Kebiasaan memiliki peranan yang kuat memenuhi syarat kesehatan (Muhammad, 2003)
dengan perilaku sebagai mana juga dikemukakan Mengenai dukungan tokoh masyarakat,
oleh Soekanto (2013) bahwa kebudayaan pada menunjukkan tidak ada peran antara dukungan
masyarakat adalah sistem nilai yang dianut tokoh masyarakat dengan kepemilikan jamban.
masyarakat. Sistem nilai tersebut mencakup Maka peneliti berasumsi sebagian besar
konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang masyarakat RW 1 Kampung Bugis rata – rata tidak
dianggap buruk harus dihindari dan apa yang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat..
11
dianggap baik harus diikuti . Bila dibandingkan Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan
dengan sikap, budaya sangat dominan berhubungan masyarakat yang menyebabkan tokoh masyarakat
dengan perilaku. Hal ini terlihat pada kebiasaan tidak memiliki inovasi untuk mendukung
masyarakat pengguna jamban di lingkungan masyarakat untuk memiliki jamban sehat.
pemukiman pendudukan di Kecamatan Padang Penelitian ini sejalan dengan Kurniawati