Anda di halaman 1dari 7

l 168

PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT


TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG

JURNAL KESEHATAN
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs

PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH


MASYARAKAT TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI
TANJUNGPINANG
1 2
Kholilah Samosir , Fajar Surya Ramadhan
1
Prodi DIII Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang,
1
Indonesia Surel/Email kholilahsam@gmail.com
Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Permasalahan pembangunan sanitasi di Indonesia merupakan masalah tantangan


Diterima 5 Mei 2019 sosial-budaya, salah satunya adalah perilaku penduduk yang terbiasa Buang Air
Disetujui 23 Mei 2019 Besar (BAB) di sembarangan tempat.(sari,2014)Tujuan pada penelitian ini
Di Publikasi 30 Mei 2019 adalah untuk mengetahui Peranan antara Perilaku, Kebiasaan serta Dukungan
dari Tokoh Masyarakat Terhadap kepemilikan jamban sehat di Pesisir Kampung
Keywords: Bugis Kota Tanjungpinang. Penelitian ini termasuk penelitian observasional
Healthy Latrines, analitik dan desain yang digunakan adalah cross sectional, yaitu untuk
Householder Behavior mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada waktu yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Kampung
Bugis yang berjumlah 372 KK dengan sampel sebanyak 193 KK. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat peranan antara Kebiasaan (ρ= 0,000). Tidak
terdapat peran antara Pengetahuan (ρ= 0,788), Sikap (ρ= 0,092) serta Dukungan
dari Tokoh Masyarakat (ρ= 1,000) terhadap kepemilikan jamban sehat. Saran
yang diberikan dalam penelitian ini adalah agar seluruh pihak terkait
memberikan penyuluhan pada masyarakat Kelurahan Kampung Bugis agar
dapat memiliki jamban sehat yang memenuhi syarat kesehatan sehingga layak
digunakan.

Abstract

The problem of sanitation development in Indonesia is the problem of socio-


cultural challenges, one of which is the behavior of residents who are
accustomed to defecating in the vain places, The purpose of this study was to
find out the Role between Behavior, Habits and Support from Community
Figure on the ownership of the healthy latrines in the Coast Village of Bugis,
Tanjungpinang City. This study included analytic observational research and the
design used was cross sectional, namely to study the dynamics of correlation
between the risk factors and the effects, by approaching, observing or collecting
data at the same time. The populations is this study were 372 householder of the
coast Village of Bugis with a sample of 193 that were householder. The results
of the study indicated that there is a role between Habits (ρ = 0,000). There is
no role between Knowledge (ρ = 0,788), Attitude (ρ = 0,092) and Support from
Community Figure (ρ = 1,000) on the ownership of the healthy latrines. The
recomendation given in this study is that all relevant parties shald support the
Community of Bugis Village to have healthy latrines that meet requirements of
health so that it is proper to use .
.

© 2019 Poltekkes Kemenkes Ternate

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174


l 169
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
Alamat korespondensi:
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara , Indonesia ISSN 2597-7520
Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174


l 170
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
Pendahuluan dilakukan oleh Pebriani, dkk (2012) diperoleh hasil
bahwa sebanyak 55,2% masyarakat dengan sikap
Permasalahan pembangunan sanitasi di yang baik menggunakan jamban, sedangkan
Indonesia merupakan masalah tantangan sosial- sebanyak 81% masyarakat dengan sikap yang
budaya, salah satunya adalah perilaku penduduk buruk tidak menggunakan jamban.(Pebriani,
yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di Rahma Ayu., 2012). Kebiasaan, Berdasarkan
sembarangan tempat, khususnya ke badan air yang penelitian yang dilakukan oleh Kasim (2012)
juga digunakan untuk mencuci, mandi dan menunjukan bahwa sebanyak 62,1% masyarakat
kebutuhan higienis lainnya(Sari, 2014).Terkait dengan kebiasaan yang kurang baik tidak
BAB sembarangan Indonesia menduduki peringkat menggunakan jamban. Dukungan Tokoh
kedua atau tepatnya di bawah India dengan lebih Masyarakat juga merupakan salah satu yang diduga
dari 51 juta orang penduduk Indonesia masih berhubungan dengan kepemilikan jamban.
melakukan praktik BAB sembarangan(UNICEF, Penelitian lain menunjukkan bahwa sebanyak
2015) 46,2% masyarakat menggunakan jamban akibat
Tinja atau kotoran manusia merupakan dorongan dari aparat desa.(Pane, 2009)
media sebagai tempat berkembang dan berinduknya Berdasarkan survei pendahuluan yang telah
bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dilakukan pada tanggal 04 Januari 2018 terhadap
dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di 10 orang penduduk RW 1 Kelurahan Kampung
sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dan Bugis, didapatkan informasi bahwa keseluruhan
lain-lain, maka bibit penyakit tersebut akan warga yang tinggal di daerah pesisir tidak memiliki
menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan fasilitas tangki septik. 8 orang responden beralasan
masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko bahwa lokasi pemukiman yang langsung terhubung
menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan ke laut menyebabkan tidak adanya lahan bagi
bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat penduduk untuk membangun tangki septik seperti
yang lebih luas sehingga, jamban merupakan yang ada di darat. 1 orang responden beralasan
sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap bahwa kurangnya pendapatan yang menjadi
masayarakat.(Daryanto, 2004) masalah. Sedangkan satu responden lagi berasalan
Kepulauan Riau merupakan provinsi bahwa tindakan BAB sembarangan di laut sudah
tertinggi kedua yang telah menggunakan fasilitas merupakan kebiasaan bagi masyarakat setempat
jamban milik sendiri dan merupakan tertinggi yang memang sudah lazim untuk dilakukan
kelima dalam penggunaan tangki septik (Riskesdas, demikian. Berdasarkan hasil survei tersebut, maka
2013). Daerah Kelurahan Kampung Bugis peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
merupakan bagian dari Kecamatan Tanjungpinang mengenai “Peranan Perilaku, Kebiasaan serta
Kota, Kota Tanjungpinang dimana sebagian besar Dukungan dari Tokoh Masyarakat terhadap
penduduknya yang merupakan masyarakat wilayah kepemilikan jamban sehat Di Daerah Pesisir
pesisir yang masih menggunakan jamban cemplung Kampung Bugis Kota Tanjungpinang”.
tanpa memiliki fasilitas tangki septik yang Adapun tujuan penelitian ini secara umum
memenuhi persyaratan. Berdasarkan data dari adalah mengetahui peranan perilaku, kebiasaan
Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang (2018) masyarakat serta dukungan tokoh masyarakat
sebanyak 31,7% masyarakat Kelurahan Kampung terhadap kepemilikan jamban sehat di Daerah
Bugis belum memiliki akses terhadap sanitasi yang pesisir Kampung Bugis Kota Tanjungpinang,
layak. Sedangkan data Sanitasi Total Berbasis sedangkan tujuan khususnya meliputi Peranan
Masyarakat (STBM) Kota Tanjung Pinang Tahun Pengetahuan masyarakat terhadap kepemilikan
2018 menunjukan bahwa sebanyak 54,5% dari jamban sehat, peranan sikap masyarakat terhadap
jumlah KK di kampung Bugis belum memiliki kepemilikan jamban sehat, perann kebiasaan
fasilitas jamban. masyarakat terhadap kepemilikan jamban sehat
Pengetahuan, sikap, kebiasaan merupakan serta peranan dukungan dari tokoh masyarakat
variabel yang diduga berhubungan dengan terhadapa kepemilikan jamban sehat. Secara
kepemilikan jamban sehat. Penelitian lain yang praktis, hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan diharapkan dapat memberikan informasi tentang
ketersedian toilet dengan perilaku buang air besar pentingnya berperilaku untuk hidup bersih dan
sembarangan dengan ρ-value 0,004 dan sehat terhadap kebiasaan buang air besar. Ada- pun
0,019.(Junias SM, Mukono J, 2016). Kemudian bagi pemerintah diharapkan dapat digunakan
penelitian yang dilakukan Kasim (2012) didapatkan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk
hasil sebanyak 22,7% masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
pengetahuan yang baik menggunakan jamban, kepemilikan jamban
sedangkan sebanyak 40,2% masyarakat dengan
pengetahuan yang buruk tidak memiliki jamban Metode
.
(Kasim, 2012) Berdasarkan penelitian yang
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174
l 171
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
Penelitian ini termasuk penelitian diterima, artinya tidak terdapat peran antara
observasional analitik dan desain yang di gunakan pengetahuan terhadap kepemilikan jamban.
adalah cross sectional, yaitu untuk mempelajari Sedangkan nilai prevalence risk (PR) sebesar 1,241
dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan rentang kepercayaan 0,437 – 3,524.
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi Sedangkan jika dilihat dari nilai PR > 1 memiliki
atau pengumpulan data sekaligus pada waktu yang makna bahwa pengetahuan merupakan faktor
sama, melakukan wawancara dengan menggunakan penentu dari kepemilikan jamban sehat
kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil pengujian peran antara sikap responden
masyarakat Kelurahan Kampung Bugis yang dengan kepemilikan jamban sehat menggunakan
berjumlah 372 KK dengan sampel sebanyak 193 uji chi-square diperoleh hasil sebagai berikut.
KK. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Tabel 3.Tabulasi Silang Sikap terhadap
chi square, dan uji signifikan dengan batas Kepemilikan Jamban Sehat
kemaknaaan α = 0,05 dengan taraf signifikan 95%.
Sikap Kepemilikan Jamban ρ– OR 95%
Value CI
Hasil dan Pembahasan Ada Tidak Ada Total
N % N % N %

Berdasarkan hasil data tentang kepemilikan Buruk 15 14,4 89 95,6 104 100
jamban sehat pada masyarakat Kelurahan Kampung Baik 5 5,8 81 94,2 86 100 2,48 0,940 -
0,092 1 6,550
Bugis pada tabel.1 diketahui bahwa responden
Total 20 10,5 170 89,5 190 100
paling banyak memiliki jamban yang tidak
memenuhi persyaratan yaitu 170 orang (89,5%) dan
paling sedikit memiliki jamban yang memenuhi Berdasarkan data tabel.3 diketahui dari 86
persyaratan yaitu sebanyak 20 orang (10,5%). responden yang memiliki sikap baik terdapat 5
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan responden (5,8%) memiliki jamban dan dari 104
Kepemilikan Jamban Sehat responden yang memiliki sikap buruk terdapat 15
responden (14,4%) memiliki jamban.
Kepemilikan Persentase Hasil analisis menggunakan chi-square
Frekuensi diperoleh ρ-value 0,092 > 0,05 sehingga Ho
Jamban Sehat (%)
diterima, artinya tidak terdat peran antara sikap
Memenuhi Syarat 20 10,5
terhadap kepemilikan jamban. Sedangkan jika
Tidak Memenuhi dilihat dari nilai PR sebesar 2,481 dengan rentang
170 89,5 kepercayaan 0,940 – 6,550. Nilai PR > 1 memiliki
Syarat
Jumlah 190 100 makna bahwa sikap merupakan faktor penentu dari
Sumber: Data Primer kepemilikan jamban sehat.
Hasil pengujian peran antara pengetahuan Hasil pengujian peran antara kebiasaan
responden dengan kepemilikan jamban sehat responden dengan kepemilikan jamban sehat
menggunakan uji chi-square adalah sebagai menggunakan uji chi-square diperoleh hasil
berikut sebagai berikut
Tabel 2.Tabulasi Silang Pengetahuan terhadap Tabel 4.Tabulasi Silang Kebiasaan terhadap
Kepemilikan Jamban Sehat Kepemilikan Jamban Sehat
Kebia Kepemilikan Jamban ρ– PR95%
Penge Kepemilikan Jamban ρ – PR 95% saan Val CI
tahua Val CI Ada Tidak Ada Total ue
n Ada Tidak Total ue
Ada N % N % N %
N % N % N % Buru 1 0,6 17 99,4 171 100
Rend 1 11 12 89 145 100 k 0 24,2
ah 6 9 171
0,43 Baik 19 100 0 0 19 100 0,0 26 -
Tingg 4 8,9 41 91, 45 100 00 ,00 1206
0,78 1,24 7 -
8 1 3,52 0
i 1 Total 20 10,5 17 89,5 190 100 ,994
Total 2 10, 17 89, 190 100 4 0
0 5 0 5
Berdasarkan data tabel.4 diketahui dari 19
Berdasarkan data tabel .2 diketahui dari 45 responden yang memiliki kebiasaan baik terdapat
responden yang memiliki pengetahuan tinggi 19 responden (100%) yang memiliki jamban dan
terdapat 4 responden (8,9%) yang memiliki jamban dari 171 responden yang memiliki kebiasaan yang
dan dari 145 responden yang memiliki pengetahuan buruk terdapat 1 responden (0,6%) yang memiliki
rendah terdapat 16 responden (11%) yang memiliki jamban.
jamban. Hasil analisis menggunakan chi-square Hasil analisis menggunakan chi-square
diperoleh ρ-value 0,787 > 0,05 sehingga Ho diperoleh ρ-value 0,000 < 0,05 sehingga Ho
ditolak, artinya terdapat peran antara kebiasan
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174
l 172
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
terhadap kepemilikan jamban.Jika dilihat dari nilai mencerdaskan manusia .(Meliono, I., 2007)
PR sebesar 171,000 dengan rentang kepercayaan Tidak terdapat peranan antara pengetahuan
24,226 – 1206,996. Nilai PR > 1 memiliki makna dengan kepemilikan jamban. Peneliti berasumsi
bahwa sikap merupakan faktor penentu dari sebagian besar masyarakat RW 1 Kampung Bugis
kepemilikan jamban sehat. memiliki rata – rata pengetahuan rendah. Hal ini
Hasil pengujian peran antara dukungan dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan
tokoh masyarakat dan tokoh agama responden masyarakat yang meyebabkan kurangnya
dengan kepemilikan jamban sehat menggunakan uji pengetahuan tentang pentingnya kepemilikan
chi-square diperoleh hasil sebagai berikut : jamban sehat.
Penelitan ini sejalan dengan Joseph dan
Tabel 5.Tabulasi Silang Dukungan Tokoh Warouw (2018) dengan hasil ρ-value 0,95 > 0,05.
Masyarakat terhadap Kepemilikan Jamban Hasilnya menunjukan tidak adanya hubungan
Dukunga Kepemilikan Jamban ρ– PR 95% antara pengetahuan tentang jamban keluarga sehat
n To Valu CI dengan tersedianya jamban keluarga sehat.
Mas, Ada Tidak Total e
Ada Meskipun pengetahuan yang baik akan melandasi
N % N % N % tindakan yang langgeng, namun tidak selamanya
Tidak 19 10, 15 89, 17 10
pengetahuan yang baik akan menghasilkan
Menduku 9 6 1 5 0 tindakan baik yang nyata(Joseph, Woodford B. S.
ng 0,234
dan Warouw, 2018).
1,00 1,62 -
Menduku 1 6,7 14 93, 15 10 Pengetahuan yang bersifat kognitif
0 9 11,33
ng 3 5 0
9 merupakan domain yang sangat penting bagi
Total 20 10, 17 89, 19 10
5 0 5 0 0 terbentuknya suatu tindakan. Tindakan yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
Berdasarkan data tabel.5 diketahui dari 15 pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
responden yang menyatakan bahwa terdapat responden tentang pentingnya memiliki jamban
dukungan dari tokoh masyarakat terdapat 1 keluarga dirumah. Pengetahuan yang dibahas
responden (6,7%) yang memiliki jamban sehat dan dalam penelitian ini adalah tentang kepemilikan
dari 175 responden yang menyatakan bahwa tidak jamban sehat di rumah. Pengetahuan sangat erat
terdapat dukungan dari tokoh masyarakat terhadap hubungannya dengan tindakan seseorang dalam hal
kepemilikan jamban terdapat 19 responden (10,9%) ini pengetahuan tentang pemanfaatan jamban
yang memiliki jamban. keluarga di rumah akan sangat mempengaruhi
Hasil analisis menggunakan chi-square perilaku seseorang(Notoadmodjo, 2012).
diperoleh ρ-value 1,000 > 0,05 sehingga Ho Tidak adanya perananan dalam penelitian
diterima, artinya tidak terdapat peran antara ini menunjukan bahwa baik responden dengan
dukungan tokoh masyarakat terhadap kepemilikan pengetahuan tinggi maupun rendah masih banyak
jamban. Sedangkan jika dilihat dari nilai PR yang tidak memiliki jamban sehat. Hal ini
sebesar 1,629 dengan rentang kepercayaan 0,234 – dikarenakan georafis kampung bugis yang
11,339. Nilai PR > 1 memiliki makna bahwa sikap merupakan wilayah pesisir sehingga menjadi
merupakan faktor penentu dari kepemilikan jamban kendala dalam pembuatan jamban sehat dan
sehat. biasanya masyarakat daerah pelantar dibangun
Penelitian mengenai Kepemilikan Jamban jamban memanjang menuju laut dan menjauhi bibir
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pantai. Dimana masyarakatnya kebanyakan
jamban sehat yaitu sebanyak 20 responden dari 190 merupakan penduduk lama yang beranggapan
responden (10,5%), sedangkan sisanya sebanyak bahwa wilayah laut tidak sama dengan wilayah
170 responden (89,5%) tidak memiliki jamban darat sehingga tidak tersedianya lahan untuk
sehat. Hal tersebut bisa berdampak serius terhadap membangun tangki septik seperti di darat.
sanitasi atau lingkungan di sekitarnya dan menjadi Masyarakat juga tidak pernah merasa terganggu
lebih rentang terhadap pencemaran lingkungan. dengan tindakan mereka selama ini sehingga hal ini
Kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat belum telah menjadi kebiasaan. Dimana baik
sesuai dengan harapan, karena masih ada responden penduduknya memiliki pengetahuan tinggi ataupun
yang belum memiliki fasilitas tangki septik di rendah, apabila bertempat tinggal diatas laut tetap
rumah. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan saja tidak memiliki fasilitas tangki septik.
pendidikan yang masih rendah. Mengenai sikap, menunjukkan tidak ada peran
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh antara sikap dengan kepemilikan jamban. Maka
beberapa faktor, diantaranya yaitu pendidikan. peneliti berasumsi sebagian besar masyarakat RW 1
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap Kampung Bugis memiliki rata – rata sikap yang
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga buruk. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengetahuan masyarakat yang meyebabkan
pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kurangnya pengetahuan bahwa selama ini
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174
l 173
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
masyarakat memiliki sikap yang buruk terhadap Barat. Untuk meningkatkan perilaku pengguna
kepemilikan jamban sehat. jamban perlu ditingkatkan dan diperbaiki sikap dan
Sikap tidak berperan dalam penelitian ini budaya terhadap masyarakat sekitarnya.
berarti bahwa suatu sikap yang baik belum Penelitan ini sejalan dengan penelitian
merupakan penentu terwujudnya suatu tindakan Darsana, dkk (2012) dan Winarno dengan hasil ρ-
yang baik. Tindakan seseorang tidak harus didasari value 0,002 < 0,05. Hasilnya menunjukan adanya
oleh pengetahuan dan sikap. Namun apabila hubungan yang bermakna antara kebiasaan terhadap
perubahan perilaku didasari dengan pengetahuan kepemilikan jamban. (Darsana, 2012). Sejalan juga
dan sikap yang positif maka akan menyebabkan dengan penelitian Junias, Mukono dan Purnomo
langgengnya perilaku (long lasting)(Soekamto, (2016) yang menyatakan ada hubungan antara
2013). Agar terwujud suatu sikap menjadi ketersedian toilet dan pengetahuan dengan perilaku
perbuatan yang nyata, diperlukan faktor pendukung buang air besar sembarangan dengan ρ-value 0,004
atau kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan 0,019(Junias SM, Mukono J, 2016)
dan dukungan pihak lain. Dalam penelitian ini yang Menurut teori Muhidin (2003), kebiasaan
menjadi faktor pendorong yaitu dukungan dari merupakan praktik (sifat, sikap, tindakan) yang
aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama. sudah mapan sehingga seakan-akan ia merupakan
Penelitan ini sejalan dengan penelitian bagian yang menyatu dalam diri seseorang yang
Novianti (2017) dengan hasil ρ-value 1,000 > 0,05. dianggap sebagai kenyataan yang sulit untuk
Hasilnya menunjukan tidak ada hubungan yang diputuskan. Timbulnya suatu kebiasan sering
bermakna antara sikap dengan kepemilikan jamban diawali dengan gejolak pada diri seseorang. Wujud
. kebiasaan pada diri seseorang terbagi 2 yakni :
keluarga Tidak adanya hubungan dalam penelitian
ini menunjukan bahwa baik responden dengan kebiasaan yang baik dan kebiasaan yang tidak baik,
sikap baik maupun buruk masih banyak yang tidak terhadap dua kebiasaan tersebut maka seseorang
memiliki jamban sehat. Berdasarkan hasil harus berupaya mengubah kebiasaan yang salah
wawancara sebagian besar masyarakat kampung dan membiasakan diri untuk meraih kebiasaan
bugis merupakan tinggal di wilayah pesisir, pada yang baik (Meliyanti, 2012). Jika kita
pelantar yang dibangun memanjang menuju laut membandingkan antara kebiasaan yang baik dan
dan menjauhi bibir pantai. Dimana masyarakatnya benar dengan kebiasaan yang buruk dan salah lebih
kebanyakan merupakan penduduk lama yang banyak karna adanya kecendrungan umum dalam
beranggapan bahwa wilayah laut tidak sama masyarakat bahwa lebih menarik, biasanya
dengan wilayah darat sehingga tidak tersedianya kebiasaan yang buruk dan salah ini terasa lebih
lahan untuk membangun tangki septik seperti di nikmat, lebih menyenangkan, lebih indah, lebih
darat. Masyarakat juga tidak pernah merasa mudah dicapai walau pada tingkat tertentu lebih
terganggu dengan tindakan mereka selama ini membahayakan, proses kebiasaan buruk mereka
sehingga hal ini telah menjadi kebiasaan. Dimana wujud dari faktor pembiasaan.
baik penduduknya memiliki sikap yang baik Kebiasaan sangat dipengaruhi perilaku
ataupun buruk, apabila bertempat tinggal diatas laut individu dalam menumbuhkan motivasi belajar.
tetap saja tidak memiliki fasilitas tangki septik. Perilaku sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan
Mengenai Kebiasaan menunjukkan ada kebudayaan, dari hasil analisa yang didapat dilihat
peranan antara kebiasaan dengan kepemilikan bahwa walaupun mereka sudah mempunyai jamban
jamban.Maka peneliti berasumsi sebagian besar akan tetapi mereka tetap membuang kotorannya di
masyarakat RW 1 Kampung Bugis memiliki rata – sungai , hal ini juga sudah cukup membuktikan
rata kebiasaan yang buruk. Hal ini dikarenakan bahwa untuk merubah kebiasaan individu bukan
rendahnya kepemilikan jamban sehat yang merupakan upaya yang mudah. Untuk itu perlunya
meyebabkan tingginya kebiasaan masyarakat untuk upaya peningkatan sikap masyarakat terhadap
BAB pada jamban yang tidak memiliki tangki kepemilikan jamban keluarga di rumah dengan
septik. cara memberikan jamban percontohan yang
Kebiasaan memiliki peranan yang kuat memenuhi syarat kesehatan (Muhammad, 2003)
dengan perilaku sebagai mana juga dikemukakan Mengenai dukungan tokoh masyarakat,
oleh Soekanto (2013) bahwa kebudayaan pada menunjukkan tidak ada peran antara dukungan
masyarakat adalah sistem nilai yang dianut tokoh masyarakat dengan kepemilikan jamban.
masyarakat. Sistem nilai tersebut mencakup Maka peneliti berasumsi sebagian besar
konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang masyarakat RW 1 Kampung Bugis rata – rata tidak
dianggap buruk harus dihindari dan apa yang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat..
11
dianggap baik harus diikuti . Bila dibandingkan Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan
dengan sikap, budaya sangat dominan berhubungan masyarakat yang menyebabkan tokoh masyarakat
dengan perilaku. Hal ini terlihat pada kebiasaan tidak memiliki inovasi untuk mendukung
masyarakat pengguna jamban di lingkungan masyarakat untuk memiliki jamban sehat.
pemukiman pendudukan di Kecamatan Padang Penelitian ini sejalan dengan Kurniawati

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174


l 174
PERANAN PERILAKU DAN DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI TANJUNGPINANG
(2015) dengan hasil ρ-value 0,548 > 0,05. Hasil Daryanto. (2004). Masalah
tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan Pencemaran.Bandung.PT Tarsito (PT
antara dukungan, tokoh masyarakat dengan Tarsito). Bandung.
perilaku kepala keluarga dalam pemanfaatan Joseph, Woodford B. S. dan Warouw, F. (2018).
jamban. Nilai RP sebesar 0,654 artinya responden Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
yang mendapatkan dukungan akan memiliki Tersedianya Jamban Keluarga Sehat di
perilaku memanfaatkan jamban 0,654 kali untuk Desa Tompaso Dua Kecamatan Tompaso
tidak memanfaatkan jamban(Kurniawati, 2015). Barat Kabupaten Minahasa. Universitas
Tidak adanya peran dalam penelitian ini Sam Ratulangi.
menunjukan bahwa baik responden dengan Junias SM, Mukono J, P. W. (2016). Factor of
dukungan maupun tanpa dukungan dari tokoh knowledge and toilet availibity in
masyarakat masih banyak yang tidak memiliki affecting behaviour of open defecation.
jamban sehat. Hal ini dikarenakan belum adanya International Journal of scientific and
inovasi dan keterbatasan dana dari aparat desa, research publications. Journal of Scientific
tokoh masyarakat dan tokoh agama. and Research Publications, Vol 6(5).
Menurut Anggoro, dkk (2015) kurangnya Kasim, D. sy. (2012). Faktor-faktor Yang
dukungan dari tokoh masyarakat disebabkan karena Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan
masyarakat di wilayah tersebut tidak Jamban Pada Masyarakat Pesisir Desa
memperdulikan pentingnya himbauan tentang Bulontio Barat Kecamatan Sumalata
pemanfaatan jamban. Selain itu, program petugas Kabupaten Gorontalo Utara.
kesehatan masih kurang dalam memanfaatkan Universitas Negeri Gorontalo.
tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kurniawati, L. D. (2015). Faktor - Faktor Yang
tersebut dalam melakukan penyuluhan(Anggoro, Berpengaruh Terhadap Perilaku Kepala
Fani Febri., 2015). Hal ini perlu dilakukan karena Keluarga Dalam Pemanfaatan Jamban
dukungan dari orang sekitar mempunyai fungsi Di Pemukiman Kampung Nelayan
yaitu sebagai sumber informasi mengenai dunia di Tambak Lorok Semarang. Universitas
luar, memperoleh umpan balik mengenai Negeri Semarang.
kemampuannya dari kelompok masyarakat, dan Meliono, I., D. (2007). MPKT Modul I. Jakarta:
mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu Meliyanti, F. (2012). Faktor- faktor yang
lebih baik, sama baik, atau kurang baik, Berhubungan dengan Ketersediaan Jamban
dibandingkan dengan individu lainnya. Keluarga di Desa Majar Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten
Penutupan Oku Selatan. Stikes Al-Maarif Baturaja.
Muhammad, M. (2003). Kiat - Kiat Mengubah
Berdasarkan hasil analisis terdapat Perilaku, Jakarta. Lantera (Lantera, Ed.).
peranan kebiasaan terhadap kepemilikan jamban Jakarta.
(ρ-value = 0,000) dan kebiasaan merupakan faktor Notoadmodjo, S. (2012). Ilmu Kesehatan
risiko dari kepemilikan jamban sehat (PR=171,000) Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Dan tidak terdapat peranan pengetahuan(ρ-value = Rineka Cipta.
0,788), (PR = 1,241), sikap (ρ-value 0,092), (PR = Pane, E. (2009). Pengaruh Perilaku Keluarga
2,481),dukungan dari tokoh masyarakat(ρ-value = terhadap Penggunaan Jamban. Jurnal
1,000), (PR = 1,629) terhadap kepemilikan jamban. Kesehatan Masyarakat Nasional.
Meingkatkan pengetahuan dan kesadaran kepala Pebriani, Rahma Ayu., D. (2012). Faktor -
keluarga dan pemberian penyuluhan sebagai Faktor yang Berhubungan dengan
Informasi mengenai jamban sehat dan pentingnya Penggunaan Jamban Keluarga dan
pemanfaatan jamban serta upaya pengembangan Kejadian Diare Di Desa Tualang Sembilar
program STBM kepada kepala keluarga yang Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh
belum memiliki jamban dengan sistem pemicuan Tenggara. Universitas Sumatera Utara.
Sari, K. I. M. (2014). Evaluasi Konsistensi
Daftar Pustaka Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Pilar I Stop Buang Air
Anggoro, Fani Febri., D. (2015). Analisis Besar Sembarangan di Kab. Polewali
Faktor yang Berhubungan dengan Mandar. Universitas Gadjah Mada.
Pemanfaatan Jamban Di Kawasan Soekamto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar.
Perkebunan Kopi. Universitas Jember. Rajawali Pers.
Darsana, I. N. (2012). Faktor - Faktor yang UNICEF. (2015). Laporan Tahunan Indonesia.
Berhubungan Dengan Kepemilikan Retrieved from
Jamban Keluarga di Desa Jehem https://www.unicef.org/indonesia/id/Laporan
Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. _Tahunan_UNICEF_Indonesia_2015.pdf

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 168 - 174

Anda mungkin juga menyukai