Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan menjadi hal wajib bagi seseorang atau organisasi setelah melakukan sebuah
kegiatan, penelitian, pengamatan, dan aktivitas lainnya. Laporan dibuat setelah semua
aktivitas tersebut selesai dilakukan. Laporan yang baik harus memberikan ulasan-ulasan yang
sesuai dengan kejadian nyata, jujur, dan tidak mengada-ada. Definisi laporan menurut para
ahli tentunya beragam. Hal ini karena cakupan laporan sangatlah luas. Laporan bisa dibagi
berdasarkan jenis kegiatannya, waktu pembuatannya, aspek yang mendasari pembuatannya,
dan lain sebagainya. Laporan selalu ada di setiap pekerjaan, bahkan dalam dunia pendidikan
pun pelajar dituntut untuk mahir membuat laporan belajar mereka sehari-hari.

Keberadaan laporan sangat bermanfaat bagi kelanjutan sebuah kegiatan atau organisasi.
Kita bisa mempelajari kesalahan yang pernah terjadi dari laporan yang dibuat. Laporan sering
digunakan untuk menampilkan hasil dari satu eksperimen, investigasi, atau penyelidikan.
Laporan bisa digunakan dalam pemerintahan, bisnis, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
bidang lainnya. Salah satu format yang paling umum untuk menyajikan laporan, yakni
pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi. Laporan tidak diharuskan untuk mengikuti pola ini
dan mungkin menggunakan pola alternatif seperti masalah dan solusi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan-rumusan


masalah sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan laporan?


2) Apa saja fungsi dan peranan laporan?
3) Apa saja syarat atau ciri-ciri laporan?
4) Apa saja jenis dan bentuk laporan?
5) Apa saja manfaat dari laporan?

1|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


1.3 Tujuan Penulisan

Secara khusus tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, adapun tujuan umum yang ingin dicapai oleh
penulis, diantaranya:

a) Mengetahui dan memahami secara komprehensif pengertian laporan.


b) Mengetahui dan memahami secara komprehensif fungsi dan peranan laporan.
c) Mengetahui dan memahami syarat atau ciri-ciri laporan.
d) Mengetahui dan memahami secara komprehensif jenis dan bentuk laporan.
e) Mengetahui manfaat-manfaat dari laporan.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini diantaranya terdiri dari tiga bab, yakni
Bab 1 Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan. Bab 2 Pembahasan, yakni membahas mengenai pengertian laporan,
fungsi dan peranan laporan, syarat atau ciri-ciri laporan, jenis dan bentuk laporan, serta
manfaat dari laporan. Bab 3 Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan

Laporan dalam bahasa Inggris "report" berasal dari bahasa Latin "portare" yang berarti
membawa atau mengangkut. Awalan (prefix) "re" berarti kembali, maknanya bahwa jika
seseorang ditugaskan untuk mengadakan penelitian, setelah itu ia harus membawa hasil fakta,
dan data hasil penelitian tersebut harus obyektif dan tulus. Laporan dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar atau sesuai
kenyataan (fakta) akan meningkatkan mutu penulisan laporan. Artinya, kebenaran isi
tercakup pada laporan yang memiliki bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan
mengikuti bahasa dengan kritis. Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan
komunikasi secara tertulis dan lisan. Sedangkan secara khusus (yaitu dalam konteks
administrasi), laporan diartikan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
setiap satuan organisasi. (Soetrisno dan Renaldi, Brisma : 121)
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan adalah setiap tulisan
yang berisikan hasil pengolahan data informasi. Laporan juga merupakan alat komunikasi
yang di dalamnya terdapat beberapa kesimpulan atau rekomendasi dari fakta-fakta atau
keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan pengertian ini, suatu laporan berkaitan dengan
suatu penyelidikan, penglihatan, pengamatan, pendengaran, serta penelitian dari suatu
keadaan yang kemudian diperoleh data atau informasi yang relevan. Selanjutnya, data atau
informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan.
Oleh karena laporan berisi informasi yang dapat dikomunikasikan, maka laporan dapat
digunakan oleh pihak lain untuk tujuan tertentu. Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya.
Pada umumnya, laporan mempunyai beberapa tujuan, yakni sebagai berikut:
a. mengatasi masalah;
b. mengambil keputusan;
c. mengetahui perkembangan/kemajuan;
d. mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan;
e. menemukan teknik-teknik baru.

3|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


2.2. Fungsi dan Peranan Laporan

2.2.1 Fungsi Laporan


Laporan yang tepat akan mempunyai peranan penting bagi organisasi. Apabila dirinci,
maka fungsi laporan antara lain adalah sebagai berikut:

 Sebagai Sarana Komunikasi Vertikal

Laporan adalah sarana komunikasi atasan dengan bawahan. Pihak bawahan


menginformasikan berbagai kegiatan dan masukan terhadap suatu permasalahan
dengan membuat laporan. Sedangkan pimpinan memperoleh data dan informasi
kemudian mengolahnya, dikembangkan dan digunakan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan, serta perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan dapat
memberikan penilaian terhadap permasalahan dan kinerja bawahannya.

 Sebagai Alat Pertanggungjawaban

Laporan juga berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tanggung jawab


dan wewenang yang diberikan oleh atasan. Laporan adalah alat paling tepat untuk
mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang diterima bawahan.

 Memberikan Informasi Penting

Laporan berisi informasi faktual, rasional, argumentatif, serta obyektif. Maka laporan
digunakan sebagai sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan
manajerial.

 Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan

Laporan memberikan informasi penting, karena hal tersebut, laporan dapat digunakan
sebagai sumber pertimbangan pengambilan kebijakan atau keputusan. Maka
pembuatan laporan harus disusun dengan memperhatikan hal-hal seperti tersebut di
atas.

Agar suatu laporan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dalam proses penyusunan
laporan, selain harus memperhatikan berbagai prinsip dan syarat dalam penyusunan
laporan, juga harus memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan
laporan dimulai dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka permasalahan,

4|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


tujuan penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat kerangka
laporan , dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri.

2.2.2 Peranan Laporan dalam Organisasi


Laporan merupakan alat komunikasi dalam suatu organisasi. Dengan alat inilah
pimpinan diberikan umpan balik (feed-back), sehingga memungkinkan pimpinan untuk
menguji atau mengubah kebijaksanaan yang telah dibuat. Di samping itu, laporan juga
digunakan sebagai alat manajerial dalam melaksanakan tugas atau fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengambilan keputusan, pengawasan dan pengendalian.

2.2.3 Peranan Laporan dalam “administrative communication”


Peranan laporan dalam administrative communication sangat strategis yaitu sebagai
berikut:
a) Pertanggungjawaban dan pengawasan/pengendalian
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang pejabat/petugas kepada
atasannya sesuai dengan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Dari laporan
tersebut, seorang atasan akan meneliti tentang pelaksanaan tugas dan fungsi oleh
pejabat/petugas yang bersangkutan.
b) Penyampaian Informasi
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa laporan merupakan alat untuk
menyampaikan informasi.
c) Bahan Pengambilan Keputusan
Untuk keperluan pengambilan keputusan, seorang pimpinan memerlukan data dan
informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diarnbil. Data dan
informasi itu berasal dari laporan-laporan yang disampaikan ke semua satuan
organisasi atau oleh semua satuan organisasi atau oleh pejabat di dalam organisasi.
d) Alat Pembina Kerja Sama
Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama. Saling
tukar informasi, saling pengertian, dan koordinasi antara atasan dan bawahan sangat
mendukung kerja sama yang baik.
e) Alat Pengembangan Cakrawala Wawasan
Dengan saling tukar informasi, maka pengetahuan kita sebagai pelaksana atau
pimpinan akan bertambah luas dan mendorong timbulnya gagasan baru. Inovasi tugas
dapat dikembangkan berdasarkan pengalaman orang lain.

5|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


2.3. Syarat Laporan

2.3.1 Syarat-syarat Kualitas Laporan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan adalah sebagai berikut:

1) Laporan Harus Benar dan Objektif


Subjek laporan mungkin berbeda-beda, namun apapun subjeknya, laporan harus
dapat dimengerti oleh si penerima. Di samping itu, agar laporan dapat memenuhi
fungsinya, maka laporan harus memuat informasi yang benar dan objektif. Hal ini
berarti bahwa informasi yang dituangkan dalam laporan harus erat hubungannya
dengan masalah yang akan dikemukakan. Kebenaran objektivitas informasi tersebut
sangat penting, oleh karena tepat dan melesetnya keputusan yang diambil oleh
pimpinan banyak tergantung pada kualitas laporan yang diterima.
2) Laporan Harus Jelas dan Cermat
Data yang telah dikumpulkan untuk bahan penyusunan laporan mungkin sangat
banyak. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan serta ketelitian pembuat laporan
dalam menentukan mana data yang harus dimasukkan untuk bahan penyusunan
laporan. Kurangnya data atau informasi dalam laporan yang ada kaitannya dengan
masalah yang dikemukakan akan mengaburkan isi laporan, dan sebagai akibatnya
laporan menjadi tidak jelas. Di samping itu, dalam menyusun laporan, si pembuat
laporan harus menempatkan dirinya pada kedudukan pembaca/penerima laporan, serta
menggunakan pandangan pembaca. Artinya ia sendiri harus memahami materi,
susunan kalimat, maupun istilah-istilah yang digunakan dalam laporan.
Jika ia sendiri sulit memahami apa yang ditulisnya, maka orang lainpun akan
lebih tidak mengerti. Oleh karena itu, si pembuat laporan harus menghindari
penggunaan kata-kata atau istilah-istilah yang kurang dipahami. Hendaknya ia
mengusahakan penggunaan istilah-istilah dan kata-kata yang sederhana, tetapi jelas
maksudnya. Jika kedua hal di atas diperhatikan dan dilaksanakan, maka hal ini akan
menjamin kualitas laporan.
3) Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran
Perlu disadari bahwa si penerima laporan seperti pimpinan, terlalu sibuk dengan
banyaknya persoalan yang dihadapi sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan agar
waktunya yang terbatas tidak lagi dihabiskan untuk menelaah lebih dalam laporan
yang diterima. Sebaiknya laporan yang diterima atasan uraiannya tidak terlalu

6|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


panjang dan menggunakan kata-kata kiasan yang sekedar untuk memberi kesan
bahwa laporan itu tebal. Laporan harus diusahakan singkat, tepat, padat dan jelas,
serta langsung mengenai persoalannya.
4) Laporan Harus Lengkap
Sebagai saran untuk pengambilan keputusan oleh pimpinan, maka laporan harus
dikemukakan secara lengkap. Kelengkapan suatu laporan banyak ditentukan oleh
kemampuan penyusun dalam mengorganisir data yang mencakup semua segi masalah
yang dilaporkan, di samping dalam mengemukakannya secara komprehensif.
Penyajian dalam bentuk uraian yang komprehensif berdasarkan data yang selektif
akan lebih lengkap apabila ditunjang oleh dukungan data, misalnya data statistik,
grafik, skema, dan sebagainya. Laporan yang lengkap harus:
- mencakup segala segi masalah yang dikemukakan;
- uraiannya tidak memberikan kesempatan timbulnya masalah- masalah
atau pertanyaan-pertanyaan baru;
- disertai data penunjang, misalnya statistik, tabel, skema dan sebagainya.
Laporan harus Iengkap dan objektif, artinya laporan tidak dibuat-buat, tidak
dikarang semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar
dan objektif harus ditulis secara cermat dan dapat dipertanggung jawabkan.
5) Laporan Harus Tegas dan Konsisten
Di depan pernah dikemukakan bahwa laporan hendaknya di buat sedemikian
rupa, sehingga tidak memberikan kesempatan timbulnya masalah-masalah/persoalan
baru. Ini berarti bahwa uraian yang dikemukakan harus tegas dan tidak kontradiktif
antara bagian laporan yang satu dan yang lainya.
Keterangan yang dilaporkan harus tegas, artinya si pelapor harus konsekuen atas
keterangan yang dikemukakannya dalam keadaan dan situasi apapun. Konsisten tidak
hanya berlaku bagi data atau keterangan yang dituangkan dalam laporan, tetapi juga
berlaku atas penggunaan bentuk kalimat. Misalnya, sekali kalimat pasif digunakan,
maka dalam uraian Selanjutnya bentuk ini yang digunakan terus.
6) Laporan Harus diusahakan Secepat-cepatnya
Laporan dibuat dan disampaikan yang selanjutnya untuk menanggulangi suatu
masalah yang perlu segera penyelesaiannya. Oleh karena itu, ketepatan waktu
penyampaiannya harus benar-benar diperhatikan. Laporan harus diusahakan secepat-
cepatnya dibuat dan di sampaikan kepada atasan. Tidak tepatnya waktu penyampaian
suatu laporan berarti bahwa tindakan korektif ataupun tindak lanjut yang harus

7|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


diambil akan mengalami keterlambatan. Hal ini memberikan akibat negatif terhadap
organisasi, karena suatu persoalan menjadi terkatung-katung penyelesaiannya.
7) Laporan Harus Tepat Penerimanya
Laporan pada dasarnya mengandung pengertian komunikasi timbal balik antara
yang meminta laporan dan yang memberi laporan, atau antara atasan dan bawahan. Di
satu pihak atasan ingin mengetahui sampai di mana peiaksanaan tugas yang telah
diberikannya, dan di lain pihak bawahan mendapatkan tanggapan dari atasan atas
laporannya serta bagaimana tindak lanjutnya. Oleh karena itu, laporan harus benar-
benar sampai ke yang memintanya. Laporan yang tidak sampai ke alamatnya, pasti
mengarah ke yang tidak berhak membacanya. Kalau hal yang demikian itu sampai
terjadi, maka menimbulkan banyak segi negatif. Akibatnya antara lain kebocoran
rahasia, laporan bagi yang memintanya sudah tidak ada nilainya lagi, dan penilaian
negatif oleh atasan terhadap bawahan yang bersangkutan. Mengingat hal-hal tersebut
di atas, maka bagi penyusun laporan diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
a. benar-benar menguasai masalah yang dilaporkan;
b. harus mempunyai minat/kesanggupan, obyektif, teliti, di samping ia harus
pula analitis, kooperatif, dan "Open minded";
c. harus mampu menggunakan bahasa tulis yang baik;
d. dapat menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang sederhana, jelas serta
mudah dimengerti.

2.3.2 Syarat-syarat Seorang Penulis Laporan


Syarat-syarat yang diperlukan oleh seorang penulis laporan adalah:
- Mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai masalah yang akan dilaporkan.
- Mempunyai wewenang untuk mengadakan peninjauan dan mempunyai
kemampuan analitis.
- Mempunyai pertimbangan yang sehat, tanpa prasangka perseorangan.
- Teliti dalam mengemukakan pernyataan.
- Mempunyai pengetahuan tentang teknik menulis laporan.

8|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


2.4 Jenis Dan Bentuk Laporan
Laporan dapat digolongkan menurut :
a. Maksud Pelaporan
1) Laporan informatif, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan
bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya
adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
2) Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga
menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul
yang tidak mengikat). Meski demikian, akurasi dan rincian informasi tetap
diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
3) Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa
berupa pendapat atau saran setelah melalui analitis yang matang dan mendalam.
Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
4) Laporan Pertanggungjawaban, yaitu laporan di mana si pelapor memberi gambaran
tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (progress report) atau sudah
dilaksanakan (bersifat evaluatif)
5) Laporan Kelayakan (feasibility report), yaitu pelapor menganalisis suatu situasi
atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak
atau tidak. Berbagai alternatif dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih
baik.

b. Berdasarkan Cara Penyampaian


Jika dilihat dari segi cara penyampaian, laporan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu :

1) Laporan Lisan
Laporan ini tidak memerlukan bentuk penulisan khusus, karena pelapor
mengungkapkan isi laporannya secara lisan kepada pimpinan, baik bertatap muka
secara langsung maupun melalui telepon. Tetapi penting diperhatikan bahwa
menyampaikan laporan melalui telepon, menurut etika perkantoran dianggap
kurang sopan. Laporan lisan disampaikan bila hal-hal yang dilaporkan hanya
bersifat informatif dan singkat, tidak memerlukan perincian yang mendetail, serta
hal-hal yang dilaporkan tidak membawa akibat atau pengaruh yang fatal. Salah
satu kelemahan dari laporan lisan adalah adanya ketidakleluasaan untuk

9|MAKALAH PENYUSUNAN LAPORAN


mengungkapkan isi laporan, baik karena waktu terbatas maupun tekanan psikologis
pelapor terhadap pimpinan.

2) Laporan Tertulis
Laporan yang disampaikan dalam bentuk tulisan biasanya diketik di komputer,
yang memberikn keleluasaan penggunaa data yang mendukung dalam bentuk
diagram maupun gambar yang mendukung isi laporan. Mengenai berapa banyak
yang akan dilaporkan tergantung pada kebutuhan, apakah laporan dapat dibuat
secara ringkas atau perlu pembahasan secara mendalam. Laporan ini bisa
berbentuk laporan formal atau informal. Melalui laporan tertulis diharapkan
informasi yang disajikan lebih terstruktur disertai dengan analisis yang mendalam.
3) Laporan Visual
Laporan visual merupakan merupakan laporan yang disajikan dalam bentuk
gambar, entah lukisan, foto, film atau slide. Laporan ini bisa kita temui pada berita
yang ditayangkan dalam televisi atau film dokumentasi yang dibuat untuk
melaporkan kejadian tertentu sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih
besar.

c. Berdasarkan Waktu Penyampaian


Jika dilihat dari segi cara penyampaian, laporan dalam diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu :

1) Laporan Rutin
Laporan ini sering pula disebut sebagai laporan berkala atau periodik. Laporan
rutin merupakan laporan yang dibuat secara rutin menurut periode waktu tertentu,
misalnya mingguan, bulanan, atau triwulan. Laporan ini biasanya memuat
informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas pada satuan unit
organisasi atau tugas individu dalam organisasi.
2) Laporan Isidental
Laporan isidental merupakan laporan yang dibuat dan disampaikan dengan waktu
yang tidak terjadwal secara tetap. Laporan ini disusun biala ada sesuatu hal yang
dipandang sangat penting untuk disampaikan atau kegiatan yang bersifat khusus
dan mendadak.

10 | M A K A L A H P E N Y U S U N A N L A P O R A N
d. Berdasarkan Bentuk
Jika dilihat dari segi bentuk, laporan dalam diklasifikasikan menjadi 3 , yaitu :

1) Laporan berbentuk surat


Laporan ini dibuat dalam bentuk surat dengan isi yang terbatas, biasanya hanya
poin-poin terpenting saja yang perlu ditulis di dalamnya.
2) Laporan berbentuk formulir
Laporan ini disajikan dengan bentuk dan format yang tetap. Dengan emikian, yang
berubah hanya isi laporan, tetapi materi yang dilaporkan tetap. Laporan berbentuk
formulir digunakan untuk laporan yang bersifat rutin, misalnya laporan penjualan,
laporan pembelian, laporan penilaian suatu hasil kerja, dan laporan produksi unit
kerja.
3) Laporan berbentuk karangan atau naskah
Laporan dibuat dalam bentuk karangan, karena informasi yang disampaikan cukup
banyak. Laporan ini biasanya untuk menulis laporan formal, misalnya skripsi atau
thesis maupun disertasi.

e. Berdasarkan Sifat penyajian


Jika dilihat dari segi cara penyampaian, laporan dalam diklasifikasikan menjadi 2 ,
yaitu :
1) Laporan Informal
Laporan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk e-mail, memo, atau surat yang
dibuat dengan tidak mengikuti atauran pembuatan laporan pada umumnya.
Pembuat laporan dapat membuat bentuk yang sesuai dengan keinginannya sendiri
dan sering tanpa disertai dokumen-dokumen yang mendukung materi laporan.
2) Laporan Formal
Laporan ini sifatnya analitis yang dibuat dengan mengikuti aturan resmi dalam
pembuatan laopran dan didukung oleh dokumen-dokumen resmi. Salah satu hal
yang paling penting diperhatikan adalah pembuat laporan harus mampu
menginterpretasikan data dengan benar. Kekeliruan dalam menginterpretasikan
data akan berdampak pada kesalahan dalam pembuatan kesimpulan atau
rekomendasi. Dalam pembuatan kesimpulan, unsur subektivitas pembuat laporan
tidak boleh dimasukkan agar laporan tetap bersifat benar dan objektif.

11 | M A K A L A H P E N Y U S U N A N L A P O R A N
2.5 Manfaat Laporan
Laporan memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun bagi
masyarakat pada umumnya. Sekurang-kurangnya ada beberapa manfaat yang diperoleh
dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:

 Sebagai dasar penetuan kebijakan;


 Sebagai bahan untuk penyusunan rencana kegiatan berikutnya;
 Dapat mengetahui perkembangan dan proses dari peningkatan kegiatan;
 Laporan dapat dijadikan sumber pengalaman bagi orang lain jika akan melakukan hal
serupa;
 Merupakan perwujudan dari tanggung jawab pelapor terhadap tugas yang
dilimpahkan;

 Sebagai alat untuk memperlancar kerja sama dan koordinasi maupun komunikasi
yang saling mempengaruhi antar perseorangan dalam organisasi;

 Sebagai alat untuk membuat budgeting (anggaran), pelaksanaan, pengawasan,


pengendalian maupun pengambilan keputusan;

 Sebagai alat untuk menukar informasi yang saling dibutuhkan dalam pekerjaan.

 Laporan merupakan dokumen yang dapat dijadikan bahan studi dan bahan
perbandingan orang lain;

12 | M A K A L A H P E N Y U S U N A N L A P O R A N

Anda mungkin juga menyukai