JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK
50
JVK 5 (1) (2019) hlm. 49 - 57
Proporsi ventilasi yang tidak memenuhi syarat sebe- Distribusi sebaran kepadatan hunian menunjuk-
sar 13% lebih kecil dibandingkan dengan yang me- kan bahwa sebagian besar responden penderita TB
menuhi syarat yaitu sebesar (87%). Paru dengan kepadatan hunian yang tidak memenuhi
Proporsi pencahayaan yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan distribusi frekuensi penderita TB
syarat sebesar 73,9% lebih besar dibandingkan den- Paru masih banyak yang tidur dalam satu kamar >2
gan yang memenuhi syarat yaitu sebesar (26,1%). orang, syarat minimum kamar tidur diperlukan 3 m²/
Proporsi suhu yang tidak memenuhi syarat sebesar orang. Berdasarkan peta sebaran kepadatan hunian
73,9% lebih besar dibandingkan dengan yang me- penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sep-
menuhi syarat yaitu sebesar 26,1%. auk diperoleh rumah dengan kepadatan hunian tidak
Proporsi jarak pelayanan kesehatan yang ter- memenuhi syarat sebesar 65,2% lebih banyak dari
jangkau sebesar 73,9% lebih besar dibandingkan pada yang memenuhi syarat sebesar 34,8%. Banyakn-
dengan yang tidak terjangkau yaitu sebesar 26,1%. ya kasus penderita TB Paru dengan kepadatan hunian
tidak memenuhi syarat adalah Desa Lengkenat (Lihat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Gambar 1).
Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Sepauk Tahun Distribusi sebaran jarak pelayanan kesehatan
2018. menunjukkan bahwa sebagian besar jarak rumah
penderita TB Paru terjangkau dengan pelayanan kes-
Desa
Jumlah
%
ehatan. Kemudahan akses ke saranan pelayanan kes-
Kasus ehatan berhubungan dengan beberapa faktor penentu,
Nanga Sepauk 3 13 antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh
Sepulut 3 13 ke sarana kesehatan, akses ke pelayanan kesehatan
Tanjung ria 3 13 menggambarkan potensial masyarakat untuk meng-
Tanjung hulu 3 13
gunakan fasilitas pelayanan kesehatan, akses sangat
dipengaruhi oleh jarak dan fasilitas transportasi. Ber-
Lengkenat 10 44
dasarkan peta jarak pelayanan kesehatan dengan ru-
Temiang kapuas 1 4 mah penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah 23 100 Sepauk diperoleh rumah dengan jarak yang terjang-
kau dengan pelayanan kesehatan sebesar 73,9% lebih
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa sebagian banyak dari pada rumah yang tidak terjangkau dengan
besar responden bertempat tinggal di Desa Lengkenat pelayanan kesehatan sebesar 26,1% (Lihat Gambar
yaitu sebesar 44% sedangkan sebagian kecil bertem- 2).
pat tinggal di Temiang Kapuas yaitu sebesar 4%.
51
Ria Risti Komala Dewi dkk, Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian TB Paru Pada Masyarakat...
Distribusi sebaran penggunaan ventilasi menun- sebesar 87% lebih banyak dari ventilasi yang tidak
jukkan bahwa sebagian besar ventilasi rumah pend- memenuhi syarat sebesar 13%.
erita TB Paru memenuhi syarat. Ventilasi berfungsi Distribusi sebaran pada pencahayaan kamar
untuk menjaga aliran udara dalam rumah. Kurangnya (Lihat Gambar 4) penderita TB Paru menunjukkan
ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen dan sebagian besar banyak yang tidak memenuhi syarat.
menyebabkan kelembaban dalam udara naik karena Pencahayaan di dalam rumah sangat mempengaruhi
terjadinya proses penguapan cairan kulit dan menyer- pertumbuhan bakteri-bakteri microbakterium tuber-
ap. culsis, kurangnya pencahayaan di dalam rumah dapat
Kelembaban ini merupakan media yang baik meningkatkan risiko tertularnya TB Paru. Berdasar-
untuk bakteri-bakteri penyebab utama penyakit TB kan peta sebaran pada pencahayaan kamar penderita
Paru. Berdasarkan peta sebaran ventilasi rumah pen- TB Paru wilayah kerja Puskesmas Sepauk diperoleh
derita TB Paru diwilayah kerja Puskesmas Sepauk pencahayaan kamar yang memenuhi syarat sebesar
diperoleh rumah dengan ventilasi memenuhi syarat 73,9% lebih besar dari pada yang tidak memenuhi
syarat sebesar 26,1%.
52
JVK 5 (1) (2019) hlm. 49 - 57
53
Ria Risti Komala Dewi dkk, Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian TB Paru Pada Masyarakat...
54
JVK 5 (1) (2019) hlm. 49 - 57
terhalang oleh keadaan geografis. Jarak tempat ting- menyebabkan kelembaban meningkat dan cahaya
gal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi matahari tidak dapat masuk, hal ini dapat meningkat-
perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. kan potensi penularan tuberkulosis paru.
Jarak tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan ter-
kadang menjadi suatu penghalang terutama untuk be- Pencahayaan
berapa penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Proporsi rumah penderita TB paru yang memi-
Sepauk. Menurut Riskesdas (2007) kemudahan akses liki pencahayaan yang tidak memenuhi syarat sebe-
ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan sar 73,9%, sedangkan yang memenuhi syarat sebesar
beberapa faktor penentu, antara lain jarak tempat 26,1%. Pencahayaan alami yang cukup dapat meng-
tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatan, ak- hambat perkembangbiakan Mycobacterium tubercu-
ses kepelayanan kesehatan mengambarkan potensial losis yang ada di udara, begitu pula sebaliknya. Pe-
masyarakat untuk membangunkan fasilitas pelayanan nelitian ini sejalan dengan penelitian Sidiq (2013)
kesehatan, akses sangat dipengaruhi oleh jarak dan menunjukkan bahwa sebagian besar pencahayaan ru-
fasilitas transportasi. mah responden tidak memenuhi syarat yaitu sebesar
66,2%.
Ventilasi Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Proporsi rumah penderita TB Paru yang memi- masih banyak penderita TB Paru yang tinggal di-
liki ventilasi yang tidak memenuhi syarat sebesar rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi
13%, sedangkan yang memenuhi syarat sebesar 87%. syarat. Hal ini disebabkan karena penderita kurang
Rumah dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat memanfaatkan ventilasi dan jendela, sebagian pend-
akan menghambat sirkulasi udara, dan menyebabkan erita menutup ventilasinya mengunakan kertas karton
kelembaban menjadi tinggi. dan triplek, sebagian jendela penderita mengunakan
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian kayu dan lebih sering di tutup. Bahkan beberapa pen-
yang dilakukan Widiyarsih (2014) yang dilakukan derita TB paru tidak memiliki ventilasi dan jendela.
di unit pelayanan Puskesmas Perumnas 2 Kota Pon- Satu-satunya pencahayaan yang di gunakan adalah
tianak menyebutkan bahwa sebagian besar penderita lampu.
TB Paru memiliki ventilasi yang tidak memenuhi Menurut penelitian Indriani, dkk (2016) yang
syarat yaitu sebesar 63,9%. Begitupula dengan pene- dilakukan di Kecamatan Tulis Kabupaten Bat-
litian yang dilakukan oleh Sinaga et al (2013) bahwa ang,membuktikan bahwa ada hubungan antara penca-
sebagian penderita TB memiliki ventilasi rumah yang hayaan dengan kejadian TB Paru dengan nilai p value
tidak memenuhi syarat sebesar 96,67% dan meru- = 0,031.
pakan faktor risiko yang dominan pada kejadian TB
Paru. Selain itu, Penelitian Ayomi pada tahun 2012 Suhu
mengenai kondisi fisik rumah sebagai determinan ke- Proporsi rumah penderita TB paru yang memi-
jadian TB, meneliti variabel ventilasi alami di kamar liki suhu yang tidak memenuhi syarat sebesar 73,9%,
tidur. Hasil penelitiannya juga menunjukkan sebagian sedangkan yang memenuhi syarat 26,1%. Sejalan
besar penderita TB Paru ventilasinya tidak memenuhi dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiyarsih
syarat serta adanya hubungan bermakna antara venti- (2014) terdapat hubungan yang bermakna antara suhu
lasi alami di kamar tidur dengan kejadian TB paru (p dengan kejadian TB Paru dengan nilai p-value=0,029
= 0,003). dan OR=3,378.
Berdasarkan observasi langsung kerumah pend- Dari hasil wawancara dan observasi dilapan-
erita TB Paru masih ditemukan ventilasi kamar tidur gan, pada penelitian ini masih banyak suhu kamar
penderita dengan luas yang tidak memenuhi syarat responden yang tidak memenuhi syarat. seringnya
kesehatan, dan ada juga yang dikamar penderita yang penderita tidak membuka jendela di pagi hari dan
tidak memiliki ventilasi, bahkan ada yang menutup menutup ventilasi dengan triplek dan kertas karton
ventilasi dengan triplek. dengan beralasan supaya nyamuk tidak masuk, selain
Diharapkan kepada penderita TB paru agar itu beberapa kamar tidur penderita tidak memiliki dek
membuka jendela dipagi hari, penderita TB paru di- atau dinding atas kamar tidur hal ini mengakibatkan
harapkan memiliki ventilasi >10% dalam kamar ti- suhu kamar tidur meningkat pada siang hari.
dur dan tidak menutup ventilasi dengan triplek atau
kertas karton, dengan adanya ventilasi yang baik dan Kelembaban
memenuhi syarat kesehatan maka udara segar dan Proporsi rumah penderita Tb Paru sebagian besar
cahaya matahari dapat masuk dengan mudah sehing- dalam keadaan yang sangat lembab (tidak memenu-
ga dapat menurunkan potensi penularan tuberkulo- hi syarat sebesar 91,3%,) sedangkan yang memenu-
sis paru, sedangkan ventilasi yang tidak baik dapat hi syarat hanya sebesar 8,7%%. Menurut Fernandez
55
Ria Risti Komala Dewi dkk, Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian TB Paru Pada Masyarakat...
(2017) Kualitas udara sangat mempengaruhi perkem- Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 11,
bangbiakan Mycobacterium tuberculosis diudara. No. 1, 1-8,
Hasil penelitiannya di Brazil menunjukkan bahwa Damayanti, et al. 2018. Risiko Kejadian TB Paru di
terdapat hubungan yang bermakna antara kelemba- Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupab-
ban udara dengan kejadian TB Paru dengan nilai p biring Kabupaten Pangkep. Higiene Jurnal,
= 0,000. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Vol 4 No 2, Hal 121-130.
yang dilakukan oleh Cao,K. et al (2016) bahwa ter- Farida Heriyani, Risk Factor of the Incidence of Pu-
dapat hubungan yang bermakna antara kelembaban monary Tuberculosis in Banjarmasin City,
dengan kejadian tuberculosis paru (RR =1,00324). Yokyakarta, International Journal of Pub-
Penelitian lain yang dilakukan Damayanti (2018) lic Health Science, Vol. 2, No. 1m 1-6,
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita TB di 2013.
Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring tidak Fernandes FMC1, Martins ES2, Pedrosa DMAS3,
memenuhi syarat yaitu sebesar (63,3%). Evangelista MDSN3. 2016. Relationship
Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan between climatic factors and air quality with
didapatkan hasil bahwa tingkat kelembaban pada ru- tuberculosis in the Federal District, Bra-
mah kelompok kasus banyak yang tidak memenuhi zil, 2003-2012. 2017. The Brazilian Jour-
syarat dibandingkan dengan kontrol. Kamar penderita nal of Infectious DiseasesVolume 21, Issue
TB paru, pada waktu pagi hari jendela kamar tidur 4, July–August 2017, Pages 369-375
jarang di buka, sehingga tidak ada cahaya matahari Fitriani, Eka. 2013. Faktor Risiko yang Berhubungan
yang masuk, dan sirkulasi udarapun sangat minim, dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes
bahkan beberapa penderita tidak memiliki ventilasi Journal of Public Health 2 (1) (2013). Hal
dan jendela di dalam kamar tidur hal ini mengaki- 4-6
batkan kamar gelap dan lembab. Kelembaban selain Heriyani, F. et al. 2013. Risk Factors of the Incidence
berpengaruh terhadap keadaan rasa nyaman pada ma- of Pulmonary Tuberculosis in Banjarmasin
nusia juga berpengaruh pada pertumbuhan mikroba city, Kalimantan, Indonesia. International
pathogen seperti basil tuberkulosis paru yang bersifat Journal of Public Health Science (IJPHS) 2
suka terhadap tempat yang lembab dan tidak kering. (1). Hal 2-6
Kelembaban udara berdasarkan persyaratan kese- Indriani, Novita., Istiqomah, Nor., Anwar, M.Choiroel.
hatan rumah tinggal berkisar antara 40% sampai 70%. 2016. Hubungan Tingkat Kelembaban Ru-
mah Tinggal Dengan Kejadian Tuberkulosis
Penutup Paru Di Wilayah Kecamatan Tulis Kabupat-
en Batang. Unnes Journal of Public Health
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UJPH Vol 5 No 3.
dapat diketahui sebagian besar responden memili- Irwansyah Edy. 2013. Sistem Informasi Geografis
ki kelembaban rumah, kepadatan hunian, kepadatan Prinsip Dasar Dan pengembangan Aplikasi.
hunian, pencahayaan dan suhu yang tidak memenuhi Jogjakarta ; Digibooks.
syarat. Sementara sebagian besar responden memiliki Kementrian Kesehatan, RI. 2015. Profil Kesehatan
ventilasi yang memenuhi syarat dan jarak pelayanan Indonesia 2010. Kementerian Kesehatan RI.
kesehatan yang terjangkau Analisis spasial TB Paru Jakarta
menunjukkan titik lokasi rumah kasus dari peta ter- ____________________. 2016.Profil Kesehatan In-
lihat tidak berjauhan antara kasus satu dengan kasus donesia 2013.Kementrian kesehatan RI Ja-
lainnya serta sebagian rumah kasus berada diseki- karta
tar sungai. Diharapkan kepada pihak Dinas Kese- Kementrian Riset dan Teknologi RI ,2013. Peman-
hatan dan Puskesmas lebih aktif dalam memberikan faatan Sistem Informasi Geospasial Nasion-
penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya al . Jakarta
memperhatikan kondisi lingkungan fisik rumah untuk Komang, Hasanuddin Ishak & Anwar Daud. 2010.
mengatasi penyebaran penularan TB Paru. Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulo-
sis di Tinjau Dari Faktor Lingkungan Dalam
Daftar Pustaka Rumah Di Kabupaten Luwu Utara. Skripsi.
Universitas Hassanudin. Makassar
Ayomi, Andreas C. (2012). Faktor Risiko Lingkun- Nurhidayah I, Lukman, Mamat, Rakhmawati,
gan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah Windy. Hubungan antara Karakteristik Lingkungan
Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Rumah de-ngan Kejadian Tuberkulosis pada
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sum-
Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Jurnal eda-ng [Skripsi]. Bandung:
56
JVK 5 (1) (2019) hlm. 49 - 57
57