1. Fungsi APBN
Fungsi Alokasi
APBN dapat digunakan untuk mengatur alokasi dana dari seluruh pendapatan negara kepada
pos” belanja untuk pengadaan barang” dan jasa” publik, serta pembiayaan pembangunan
lainnya.
Fungsi Distribusi
Menciptakan pemerataan atau mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelas sosial maupun
sektoral
Fungsi Stabilitas
APBN merupakan salah satu instrumen bagi pengendalian stabilitas perekonomian negara di
bidang fiskal
2. Tujuan APBN
3. Dampak APBN
5. Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran adalah suatu instrumen kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam
rangka memengaruhi tingkat kegiatan ekonomi melalui pengendalian pajak dan pengeluaran
pemerintah.
7. Menghitung PBB
Dasar perhitungan PBB adalah perkalian tarif 0,5% dengan NJKP (Nilai Jual Kena Pajak),
sedangkan NJKP diperoleh 20% dari NJOP.
Rumus PBB = 0,5% xtarif tetap, nilai ini berdasarkan undang-undang n0.12 tahun 1994.
Contoh :
Pak Amin memiliki rumah seluas 50 meter persegi yang berdiri di atas sebidang tanah seluas
100 meter persegi. Diketahui harga bangunan tersebut adalah Rp 500.000, sedangkan harga
tanah tersebut adalah Rp 1.000.000. Jadi berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Pak
Amin?
Kedua, kita hitung NJOP nya dengan menjumlahkan nilai bangunan dan tanah :
Terakhir, setelah diketahui NJOP nya, kita bisa langsung menghitung PBB nya:
NJKP: 20% x Rp125.000.000 = Rp25.000.000
PBB : 0,5% x Rp 25.000.000 = Rp125.000
8. Menghitung PPH
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan penghasilan neto bagi wajib
pajak orang pribadi dalam menentukan besarnya penghasian kena pajak (PKP).
Setiap orang memiliki hitungan PTKP yang berlainan karena 2 faktor utama berikut ini:
Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturuanan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tigas) orang untuk setiap keluarga.
Penghasilan kotor (bruto) dikurangi PTKP menghasilkan penghasilan neto atau penghasilan
kena pajak (PKP). Setelah nilai penghasilan bruto dan PTKP diketahui, maka proses
perhitungan PKP dapat dilakukan.
Setelah angka atau nilai PKP sudah ada, maka besaran pajak penghasilan sudah dapat
dilakukan.
Setelah besaran PKP sudah diketahui, Anda dapat langsung menghitung pajak penghasilan
dengan ketentuan berikut ini:
Penghasilan bersih yang kurang dari Rp 50.000.000,00 tarif pajaknya sebesar 5%.
Sedangkan untuk penghasilan bersih di atas Rp. 500.000.000,00 dikenai tarif pajak 50%.
Jika Anda memiliki penghasilan per bulan Rp 5.000.000, maka penghasilan kotor per
tahunnya mencapai Rp 60.000.000.
Bila Anda masih bujangan, maka Anda masuk dalam kategori PTKP poin pertama yakni Rp
54.000.000.
Dari penghasilan ini, Anda bisa menghitung besarnya pajak yang akan Anda bayarkan. Cara
menghitung pajak penghasilan dengan penghasilan bersih Rp 6.000.000 maka Anda akan
mengikuti poin tarif pajak yang kedua yakni 15%.
Pajak penghasilan = 15% x Rp 6.000.000 = Rp 900.000. Jadi, pajak penghasilan per tahun
yang harus Anda setor ke negara adalah Rp 900.000 atau Rp 75.000 per bulan.
Rumus diterapkan berbeda – beda menurut seberapa besar penghasilan yang didapatkan. Jadi,
rumus pajak tidak sama seperti rumus matematika yang bersifat pasti. Menurut Undang –
Undang Nomor 36 Tahun 2008 pada Pasal 17, ketentuan tarif pajak adalah sebagai berikut
ini:
Pajak sebesar 5% akan dikenakan pada warna negara yang memiliki penghasilan Rp
50.000.000,00 per tahun.
Pajak sebesar 15% akan dikenakan pada warga negara yang memiliki penghasilan Rp
50.000.000,00 sampai dengan Rp 250.000.000,00
Pajak sebesar 25% akan dikenakan pada warga negara yang memiliki penghasilan Rp
250.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00
Pajak sebesar 30% akan dikenakan pada warga negara yang memiliki penghasilan Rp
500.000.000,00 ke atas
Untuk warga negara yang telah bekerja yang memenuhi kriteria untuk membayar pajak tetapi
tidak mempunyai NPWP, maka ia akan dikenai pajak 20% lebih tinggi.
Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan
pajak langsung.
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila
melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat
dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan
tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas
barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak
berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak
terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung
seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak yang lain.
Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.
Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak daerah
dan pajak negara.
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas hanya pada
rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda Tingkat I.
Contohnya: pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, dan masih banyak lainnya.
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi terkait,
seperti: Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang tersebar di
seluruh Indonesia. Contohnya: pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan, pajak bumi dan
bangunan, dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak objektif
dan pajak subjektif.
a) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya. Contohnya: pajak
impor, pajak kendaraan bermotor, bea materai, bea masuk dan masih banyak lainnya.
b) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya. Contohnya: pajak
kekayaan dan pajak penghasilan.
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana atau
uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional atau
pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara
yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam lapangan
sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:
Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti: pajak ekspor
barang.
Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari dalam
negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.
4. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian, seperti: untuk
mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi,
pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat ditambah dan
deflasi dapat di atasi.
Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari pajak yang umum dijumpai di berbagai
negara. Untuk Indonesia saat ini pemerintah lebih menitik beratkan kepada 2 fungsi pajak
yang pertama. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana
pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-
undang.
14. UU Perpajakan
Pasal 23 A UUN 1945 : Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang undang.
Salah satu Undang-Undang Perpajakan di Indonesia ialah seperti yang termaktub pada
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Di dalam pasal tersebut disebutkan tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan, yakni :
Kontribusi kepada negara oleh orang pribadi maupun badan bersifat memaksa
Kontribusi tersebut akan digunakna untuk keperluan negara dengan tujuan
kemakmuran rakyat.
Selain Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, terdapat dasar hukum lain yang menjadi
hukum dasar perpajakan :
Undang-undang Ketentuan Umum tentang Tatacara Perpajakan yaitu UU No. 16
Tahun 2000
Undang-undang Pajak Penghasilan, UU No. 17 Tahun 2000
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah dalam UU No. 18 Tahun 2000
Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan No. 12 tahun 1994
Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, tertuang dalam UU No. 19
tahun 2000
Undang-undang Pengadilan Pajak, UU No. 14 Tahun 2002
Undang-undang Bea Materai, UU No. 13 tahun 1985
Beberapa kandungan Undang-undang tentang PPH yang perlu diketahui ialah PPh 21, PPh
23, dan PPh 25. Di dalamnya ada penjabaran dari jenis-jenis PPh yang penting Anda tahu :
PPh21 => Istilah ini untuk menggambarkan kewajiban pajak penghasilan berupa gaji,
upah dan honorarium, serta tunjangan atau dalam bentuk apapun yang diterima oleh
wajib pajak. Dalam hal ini semua yang terkait dengan pekerjaan maupun jabatan
seseorang.
PPh23 => Pada pasal ini, pajak penghasilan berasal dari penghasilan atas modal,
penyerahan jasa atau hadiah selain yang sudah dipotong oleh PPh yang ada pada pasal
21 di atas. Penghasilan yang berupa modal bisa dalam bentuk bunga, dividen, bonus,
royalty, dan sewa. Besaran tarif pajak pada PPh 23 ini adalah 15% dan 2% tergantung
pada objek pajak yang dimaksud.
PPh25 => Dasar hukum pajak yang satu ini mengatur tentang Pajak Penghasilan
Angsuran. Untuk PPh yang satu ini, pembayarannya harus dilakukan sendiri dan tidak
bisa diwakilkan. Yang terkena PPh 25 ini bisa berupa orang pribadi pengusaha, orang
pribadi selain pengusaha, dan badan.
Diskriminasi Harga
Apa sih yang dimaksud dengan diskriminasi harga? Diskriminasi harga adalah penetapan
harga barang yang berbeda untuk masing-masing negara. Oleh karena itu, harga barang yang
sama di negara A akan berbeda dengan harga barang di negara B. Oleh karena itu, mungkin
saja lho, harga barang di negara B lebih murah dibanding harga barang di negara A. Padahal
barangnya sama persis. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan perjanjian untuk memenangkan
persaingan serta untuk memperoleh keuntungan yang besar.
Pemberian Premi
Kebijakan selanjutnya adalah kebijakan premi. Kebijakan premi merupakan salah satu
kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor. Bagaimana caranya, ya?
Caranya adalah dengan memberikan premi kepada badan usaha atau industri yang
melakukan ekspor. Pemberian premi banyak bentuknya nih. Bentuknya antara lain berupa
bantuan biaya produksi serta pemberian pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang
ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
Dumping
Kamu sudah pernah mendengar istilah dumping? Dumping adalah penetapan harga barang
ekspor lebih murah dibandingkan harga barang tersebut di dalam negeri. Ada kondisi tertentu
yang harus kamu perhatikan jika ingin menerapkan kebijakan dumping. Kamu dapat
melakukannya jika pasar dalam negeri berada di dalam kendali pemerintah. Tapi kamu tahu
nggak sih, kebijakan dumping ini sudah dilarang, lho. Wah, kenapa dilarang? Kebijakan ini
dilarang karena bisa mematikan persaingan penjual lain. Jadi, harap diingat ya Squad,
kebijakan ini nggak dipakai lagi.
Politik dagang bebas merupakan suatu kondisi ketika masing-masing Pemerintah memberi
kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam perdagangan ini akan membawa
beberapa keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.
Larangan Ekspor
Sesuai dengan namanya, larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk melarang
ekspor barang-barang tertentu keluar negeri. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya,
antara lain karena ada alasan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Contoh alasan ekonomi antara lain adalah larangan ekspor karena ingin mendorong
perkembangan industri lokal. Jadi, supaya industri lokalnya terus berkembang dan tidak
"manja" dengan kebiasaan mengekspor barang ini. Contoh alasan politik adalah dilarangnya
ekspor minyak bumi di negara Timur Tengah, misalnya Irak. Hal ini dikarenakan ada campur
tangan politis dari PBB dan Amerika Serikat dalam bentuk embargo ekonomi. Contoh alasan
sosial dan budaya adalah larangan ekspor benda-benda bersejarah dan ekspor hewan-hewan
yang dilindungi
Kuota
Dalam konteks impor, kuota yang dimaksud adalah jumlah total suatu barang yang bisa
diimpor dalam satu periode tertentu. Kuota impor ini sudah diprediksikan sebelumnya,
sehingga seharusnya tidak mengganggu industri dalam negeri. Meskipun demikian, jika suatu
negara sedang memberlakukan perdagangan bebas, maka kebijakan kuota tidak bisa dipakai
lagi karena bisa menghambat proses perdagangan internasionalnya.
Tarif
Sesuai dengan namanya, kebijakan tarif ini berarti ada penerapan tarif yang tinggi untuk
impor barang-barang tertentu. Kebijakan tarif ini diharapkan bisa membantu barang produksi
dalam negeri meningkatkan daya saingnya di pasar. Jadi supaya konsumernya juga nggak
beli barang-barang impor terus, nih. Ada sedikit perbedaan antara negara dengan sistem
perdagangan bebas dan sistem perdagangan proteksi mengenai kebijakan tarif ini. Penganut
perdagangan bebas akan mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang impor.
Sebaliknya, negara dengan sistem perdagangan proteksionis akan menetapkan tarif yang
tinggi untuk barang impor.
Subsidi
Kamu pernah nggak sih, belanja barang impor tapi harganya jauh lebih murah dibanding
barang lokal? Aneh nggak sih rasanya, kok bisa ya barang impor lebih murah dibanding
barang lokal? Kamu pasti jadinya ingin beli barang impor terus, ya. Oleh karena itu, ada yang
namanya kebijakan subsidi. Kebijakan subsidi ini bertujuan untuk menekan harga barang
produksi lokal. Jadinya produk lokal bisa lebih murah deh dibanding produk impor.
Larangan Impor
Kebijakan larangan impor dilakukan jika suatu negara diharuskan untuk menghemat
devisanya. Selain itu, barang-barang yang dianggap berbahaya juga akan dikenakan
kebijakan larangan impor.
Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab
wajib pajak.
Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang
berbeda-beda.
Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk
menghitung pajak terutang.
Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik
sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.
Di Indonesia itu sendiri, tarif pajak progresif ini diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh)
wajib pajak orang pribadi, seperti:
o Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.
o Lapisan PKP lebih dari Rp50 - Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.
o Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.
Tarif Degresif
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak
yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi.
Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
meningkat.
Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Melainkan
bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.
Tarif Proporsional
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan
tetap.
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek
pajaknya.
Tarif Tetap/Regresif
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa
memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan
peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar
Rp3.000 dan Rp6.000.
Pada dasarnya tarif pajak dipungut berdasarkan atau sesuai dengan pengelompokan jenis-
jenis pajak.
Pertama, ada retribusi. Pungutan ini dikenakan kepada masyarakat atau warga yang
menggunakan fasilitas yang disediakan negara. Retribusi dikelola oleh Pemerintah
Daerah dan uangnya digunakan untuk pelayanan umum yang berkaitan dengan jenis
retribusi. Pembayaran retribusi ini tergantung pada kemauan si pembayar, artinya pungutan
retribusi hanya dikenakan pada orang yang menikmati atau menerima jasa retribusi
tersebut. Jenis retribusi daerah ada tiga bagian Squad, yaitu:
Pajak dan retribusi keduanya sama-sama pungutan yang dibebankan kepada masyarakat demi
tercapainya kesejahteraan. Bedanya, manfaat dari pajak tidak bisa kita rasakan secara
langsung karena hasil pemungutannya dialokasikan untuk fasilitas atau sarana dan prasarana
masyarakat seperti perbaikan jalan, beasiswa, subsidi dan sebagainya. Sementara pada
retribusi, kita dapat merasakan balas jasanya secara langsung Squad. Contohnya sampah di
rumah kita bisa diangkut setiap hari oleh para petugasnya sebagai bentuk balas jasa dari
retribusi kebersihan (sampah) yang kita bayar.
Cukai
Kedua ada cukai. Cukai adalah iuran rakyat atas pemakaian barang
tertentu. Barang yang terkena cukai hanya barang yang memiliki karakteristik
khusus Squad. Sifat atau karakteristik barang yang terkena cukai di antaranya adalah:
- Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup;
atau
Bea
Bea sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bea masuk dan bea keluar. Bea
masukadalah pungutan yang dilakukan oleh negara (berdasarkan undang-undang pabean)
pada barang-barang impor. Kebalikannya, bea keluar adalah pungutan yang dilakukan
oleh negara (berdasarkan undang-undang pabean) pada barang ekspor. Sama seperti cukai,
negara melakukan pungutan ini bukan tanpa tujuan.
Salah satu tujuan pengenaan bea terhadap barang-barang tersebut adalah untuk mengurangi
impor. Walaupun impor merupakan transaksi penting antarnegara, bukan berarti impor tidak
memberi dampak buruk ya Squad. Makanya, impor perlu diatur untuk melindungi produksi
dalam negeri, salah satunya adalah dengan mengenakan bea masuk. Bea keluar juga
dikenakan untuk melindungi SDA dalam negeri sekaligus menjamin bahan baku mentah
untuk industri dalam negeri.
Sumbangan
Terakhir, ada sumbangan. Sumbangan adalah pungutan yang dilakukan pemerintah kepada
segolongan orang tertentu. Pengumpulan dana ini dilakukan untuk mencapai satu tujuan
dan hasil dari sumbangan tersebut dimasukkan ke dalam kas negara atau daerah. Jadi, pihak
yang mendapatkan fasilitas dari sumbangan tersebut hanyalah orang-orang yang terlibat
dalam pembayaran sumbangan Squad. Contohnya adalah sumbangan wajib untuk perawatan
dan pemeliharaan jalan.
Nah, setelah mempelajari pungutan-pungutan resmi selain pajak, sekarang kita lihat
kesimpulan perbedaan pajak dan pungutan resmi lain. Check tabel di bawah ya!
20. Sistem Pemungutan Pajak
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud
dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintahsuatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.
1. Dapat memperoleh barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan sendiri karena
adanya perbedaan sumber daya alam, kemampuan sumber daya manusia, teknologi
dan lainnya.
2. Dapat memperluas pasar untuk tujuan menambah keuntungan dari spesialisasi
3. Memungkinkan transfer teknologi modern untuk memahami teknik produksi yang
lebih efisien dan modern dalam hal manajemen.
4. Dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara
5. Menambah devisa negara dari hasil ekspor
6. Perdagangan internasional dapat membuka lapangan pekerjaan di sebuah negara
7. Menjalin persahabatan dengan negara lain
8. Meningkatkan penyebaran sumber daya alam sebuah negara
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri,
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain
disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang,
taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
Model Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan mutlak yang menyatakan bahwa
suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu
memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut
teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara
maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional.
Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep
paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara
mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti
model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi di mana negara-negara akan menjadi
spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model
Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari
buruh dan modal dalam negara.
Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan
komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak
membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis
model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga
neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan
dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan
mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan
akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif.
Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji
empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung
untuk mengekspor barang padat karya dibanding barang padat modal dan sebagainya.
Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika
modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke
pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak
secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam
harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk
pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan
(seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk
pengendalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi
pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan
modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi
pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.
Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisis yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk
dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara
dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga
memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara dua benda. Model ini telah terbukti
menjadi kuat secara empiris oleh analisis ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan,
hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar
dari model ini.
Kebijakan ekspor:
Pemberian premi (subsidi), diberikan kepada badan usaha yang melakukan ekspor.
Diskriminasi harga, penetapan harga yang berbeda di setiap negara – negara.
Politik dagang bebas, pemerintah memberikan kebebasan pada pelaku ekonomi.
Dumping, penetapan harga barang ekspor lebih murah dibanding di dalam negeri.
Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah pabean. Yaitu suatu
daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea pabean. Tarif
merupakan suatu rintangan yang membatasi kebebasan perdagangan internasional.
Jenis-jenis Tarif
Dalam pelaksanaan kegiatan export import, pembebanan tarif dapat dikelompokan menjadi
beberapa jenis, antara lain :
Penerapan dari pengenaan suatu tarif terutama dalam bentuk bea masuk meliputi beberapa
hal, yaitu :
1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% – 5%, yang dikenakan untuk
bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat militer dan lain-
lain.
2. Tarif sedang antara 5% – 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang-
barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
3. Tarif tinggi >20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-barang lain
yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok.
27. Alat Pembayaran Perdagangan Internasional
1. Secara kontan/tunai ( Full Bodied Money)
Pembayaran kontan merupakan membeli barang dengan membayar langsung. Biasanya
dilakukan oleh turis, jamaah haji dan sebagainya.
2. Telegrafik Transfer ( Cabie Order)
Pembayaran dengan cara cek yang diteruskan melalui telegram. Cara ini dilakukan oleh bank
di dalam negeri kepada pelanggan di luar negeri dengan mentransfer rekening deposito.
3. Wesel ( Bill of Exchange)
Surat perintah pembayaran dari Bank di dalam negeri kepada bank di luar negeri sesuai
dengan tujuan, jumlah uang, dan nama orang yang tertulis di dalam wesel.
4. Cek (Cheque)
Pembayaran ini dilakukan dengan cara importir mengirimkan cek kepada eksportir melalui
bank yang ditunjuk di Negara eksportir. Biasanya bank yang ditunjuk adalah bank yang
mempunyai cabang di Negara importir.
5. Emas
Pembayaran dengan emas sama dengan pembayaran dengan menggunakan barang biasa.
6. Kompensasi pribadi
Cara ini dilakukan dengan cara mengkompensasikan antara eksportir dengan importir dalam
satu Negara.
7. Letter of Credit (L/ C)
L/ C atau Letter of Credit pada prinsipnya merupakan fasilitas atau jasa untuk memperlancar
transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional. Bank,
pemberi L/ C memberikan jaminan untuk membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas
permintaan nasabahnya.
8. Kartu Kredit
Sekitar mulai tahun 2010 bisnis e-commerce mulai meluas seiring dengan meningkatnya
kepercayaan orang untuk melakukan transaksi melalui internet. Adanya internet memberikan
kemudahan akses ke seluruh dunia, tidak hanya untuk bertujuan membaca berita saja namun
kita juga bisa melihat berbagai layanan e-commerce yang memiliki berbagai jenis merk dan
kualitas luar negeri, apalagi jika kita orang Indonesia mendengar merk luar negeri maka
sudah berpikir bahwa barangnya bagus dan berkualitas tinggi dan ketika memakainya akan
menghadirkan rasa prestigious tersendiri.
Di seluruh dunia, Neraca Perdagangan setiap negara memiliki status berbeda-beda. Berikut
ini contoh data Neraca Perdagangan internasional berikut status defisit atau surplus masing-
masing.
Keempat faktor tersebut merupakan komponen utama yang dapat menentukan apakah aliran
ekspor atau impor yang akan lebih unggul dalam Neraca Perdagangan Internasional suatu
negara. Namun, setiap tindakan ekspor maupun impor biasanya harus pula disertai ijin dari
pihak berwenang, sehingga kebijakan pemerintah merupakan penentu utama.
Apabila suatu negara dilanda paceklik berat misalnya, maka dapat diputuskan untuk
melakukan impor besar-besaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan jika
industri dalam negeri dianggap dalam kondisi kritis dan perlu dilindungi dari banjir barang
impor murah, maka pemerintah bisa menerapkan bea impor tinggi atau melarang impor sama
sekali. Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan pemerintah terkait Neraca
Perdagangan dapat pula berimbas jauh melampaui bidang-bidang yang ditarget.
32. Neraca Perdagangan Internasional
Lembaga kerja sama ekonomi internasional ada yang berada dalam naungan PBB ada pula
yang di luar naungan PBB. Lembaga-lembaga yang berada dalam naungan PBB adalah
sebagai berikut.
1. IMF
2. World Bank
Bank Dunia (World Bank) atau Bank Pembangunan dan Pengembangan Internasional
(International Bank for Recontruction and Development-IRBD) didirikan pada tanggal 27
Desember 1947. Bank Dunia berkedudukan di Washington DC, Amerika Serikat. Lembaga
ini didirikan untuk memecahkan masalah moneter dan keuangan lainnya. Kegiatan utama
Bank Dunia pada masa awal pendiriannya lebih difokuskan untuk membantu proses
rekonstruksi bagi negara-negara yang menderita karena Perang Dunia II. Pada perkembangan
selanjutnya, bantuan Bank Dunia dialihkan kepada pemberian pinjaman dalam rangka
membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggota Bank Dunia. Pinjaman yang
dibiayai oleh Bank Dunia hanya ditujukan untuk proyek-proyek yang produktif.
3. WTO
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-WTO) adalah organisasi
internasional yang bertugas menata dan memfasilitasi lalu lintas perdagangan antarnegara
serta mengatasi perselisihan perdagangan antarnegara. WTO dibentuk pada tahun 1995
sebagai pengganti dari General Agreement on Tarif and Trade (GATT) yang dibubarkan pada
tanggal 12 Desember 1995.
WTO bertujuan memantau pelaksanaan perjanjian dagang yang telah disepakati bersama dan
mengevaluasi kebijakan perdagangan nasional negara anggota. Selain itu, WTO juga
berperan sebagai forum negosiasi perdagangan dan aktif dalam menangani konflik
perdagangan yang terjadi, WTO juga memberikan bantuan teknik dan pelatihan bagi negara-
negara berkembang dalam bidang yang berhubungan dengan perdagangan internasional serta
bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya.
4. FAO
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agricultural Organization-FAO) didirikan pada
tanggal 16 Oktober 1945 di Kanada. Markas besar FAO berada di Roma, Italia. Tujuan
didirikannya FAO untuk meningkatkan jumlah dan mutu pangan serta menyelenggarakan
persediaan bahan makanan dan produksi agraris internasional. Indonesia sebagai anggota
FAO pernah menerima penghargaan atas keberhasilannya dalam meningkatkan produksi
beras.
5. ILO
6. IFC
IFC (International Finance Cooperation) merupakan organisasi kerja sama di bidang
keuangan dan merupakan bagian dari Bank Dunia. IFC memberikan pinjaman kepada
pengusaha-pengusaha swasta serta membantu mengalihkan investasi luar negeri ke negara-
negara yang sedang berkembang. IFC didirikan pada tanggal 24 Juli 1956 di Washington DC,
Amerika Serikat. Tujuan didirikannya IFC adalah untuk membantu penambahan modal yang
sudah ada dan membantu memberikan kredit jangka panjang kepada pengusaha swasta yang
memperoleh jaminan dari negara asalnya.
7. UNDP
UNDP (United Nations Development Program) adalah badan PBB yang memberikan
sumbangan untuk membiayai program-program pembangunan terutama bagi negara-negara
berkembang. UNDP dibentuk pada bulan November 1965. Proyek-proyek yang dilakukan
oleh UNDP antara lain seperti berikut.
Mencari, meneliti, dan mengaktifkan potensi sumber daya alam yang belum
dimanfaatkan serta sumber daya lain yang diperlukan bagi pembangunan.
8. UNIDO
Menyediakan forum konsultasi dan negosiasi antara negara berkembang dan negara
industri maju.
Lembaga Kerja Sama Ekonomi Internasional di Luar Naungan PBB adalah sebagai berikut;
1. OPEC
2. OECD
Pada tanggal 24 Januari 2007, Indonesia memutuskan untuk membubarkan CGI. Keputusan
membubarkan CGI murni dari pemerintah Indonesia dengan alasan utamanya adalah bahwa
CGI tidak lagi murni menjadi forum konsultasi perencanaan dan pendanaan pembangunan
Indonesia, namun telah dimanfaatkan sebagai forum politik negara-negara donatur. Dengan
dibubarkannya CGI, Indonesia menyatakan diri sudah mampu melakukan perencanaan
pembiayaan pembangunan sendiri.
Walaupun ada banyak bentuk kerjasama internasional, secara umum tujuan kerjasama itu
adalah untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Hal ini karena dengan
bekerja sama, suatu negara akan mendapatkan bantuan dari negara lain sehingga pemenuhan
dalam negeri dapat dipenuhi. Salah satu contoh dari poin pertama ini adalah ketika Indonesia
melakukan kerjasama dengan Vietnam dan Thailand dalam hal pemenuhan kebutuhan beras
dalam negeri.
Keuntungan lain dari kerjasama antar negara adalah semakin luasnya target pasar bagi produk
dalam negeri sehingga kesempatan untuk mendapatkan tambahan penghasilan akan semakin
besar. Tidak hanya itu, manfaat perdagangan internasional juga dapat dirasakan dari
hubungan antar negara yang menyebabkan negara-negara semakin dekat dan semakin akrab.
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara dengan
negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan – kesepakatan tertentu, dengan
memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan.”