Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERALATAN METEOROLOGI

Angin dan Kecepatan Angin

NAMA KELOMPOK:

1. AGHA MUHAMMAD AHYA ( 41.17.0003 )


2. ALDI BASTIAN TAMBUNAN ( 41.17.0005 )
3. MAHAKIM LUBIS ( 41.17.0022 )
4. MUHAMMAD AGI WARDHANA ( 41.17.0025 )

KELAS
INSTRUMENTASI 2A

DOSEN
A G U S T I N A R A C H M A W A R D H A N I , S.T . M . Si
.
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang.
Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi
dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.

Angin termasuk salah satu variabel cuaca yang akan diukur oleh BMKG oleh sebab
itu kami akan membahas mengenai angin pada makalah ini demi kepentingan khalayak
banyak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Angin ?


2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya angin ?
3. Apa saja tipe-tipe angin ?
4. Apa yang dimaksud siklus termal ?
5. Apa yang dimaksud dengan kecepatan angin ?
6. Bagaimana cara mengukur arah dan kecepatan angin ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian angin


2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya angin
3. Mengetahui tipe tipe angin
4. Mengetahui apa itu siklus termal
5. Mengetahui apa itu kecepatan angin
6. Mengetahui cara mengukur arah dan kecepatan angin
B A B II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Angin

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi.
Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.

2. Faktor Terjadinya Angin

1) Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang


jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

2) Letak tempat

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.

3) Tinggi tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.

4) Waktu

Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari


3. Tipe Tipe Angin

1) Angin laut

Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arah
laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan para
nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada
siang hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada
daratan, sinar matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu
permukaan daratan meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat
meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih
rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih
tinggi karena lebih dingin. Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang
lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya angin
laut, dimana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan dan
lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam,
maka angin laut tidak terjadi.

2) Angin darat

Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari
arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00
sampai dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi
para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan,
karena kapasitas panas tanah lebih rendah daripada air. Akibatnya perbedaan suhu
yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat laun hilang dan sebaliknya
muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas lautan
yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga terjadilah
angin darat, khususnya bila angin pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.
3) Angin lembah

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak
gunung yang biasa terjadi pada siang hari.

4) Angin gunung

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung yang terjadi pada malam hari.

5) Angin Fohn

Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis.
angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik
pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap
air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.

6) Angin Muson

Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara


periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya
akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari
benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi)
sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan
ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.

Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi
Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini
melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air,
sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi
seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur
curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga


benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat
pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat
tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju
asia.
Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin
musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang
luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia
terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan
pantai selatan irian jaya.

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan
musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu :
Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba
dalam waktu singkat dan lebat.

Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan
Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur

I. Angin Musim Barat

Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang


berhembus dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim
panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian
Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti
perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah
Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.

Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di


Indonesia terjadi musim hujan.

II. Angin Musim Timur

Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang


mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim
panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena
angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia
Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim
kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada
bulan Juli.
4. Sirkulasi thermal

Dikarenakan terjadinya pemanasan pada permukaan yang tidak merata maka :

• Pada saat di utara dingin maka di bagian selatan lebih hangat

• Udara atas di selatan yang lebih hangat bergerak ke utara yang bertekanan rendah

• Udara tersebut mendingin dan turun

• Tekanan udara di permukaan ke arah utara bertambah

• Angin di permukaan bergerak dari utara ke selatan

• Udara hangat di permukaan naik

• Proses berlanjut kembali

5. Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah kecepatan angin horisontal pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah yang ditanami dengan rumput. Jadi jelas merupakan angin permukaan
yang kecepatannya dapat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya.
Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat
asal dan tujuan angin (sebagian faktor pendorong) dan resistensi medan yag dilaluinya .

Angin yang mengikuti pola umum sirkulasi udara ini disebut prevailing wind. Pada
daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari arah tengggara untuk belahan bumi
selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Sedangkan untuk daerah
beriklim sedang, angin secara umum berhembus dari arah barat, yakni dari arah barat laut
untuk belahan bumi selatan dan arah barat daya untuk belahan bumi utara. Sebaliknya
untuk daerah kutub, angin umumnya berhembus dari daerah timur, yakni searah dengan
angin pada daerah tropis. Prevailing wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada
daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan daerah kutub disebut disebut polar
wind.

Kecepatan angin lazimnya diukur dalam satuan KNOP (mm laut per jam) atau
dinyatakan dalam satuan meter per detik menggunakan alat yang disebut Anemometer.
Menurut, dalam pemilihan jenis anemometer perlu diperhatikan beberapa hal, yang
terpenting adalah :
1) Kisaran kecepatan angin (range of wind speed) yang dapat dideteksi. Beberapa
anemometer mekanis hanya dapat bekerja jika kecepatan angin melampaui batas
minimalnya (starting threshold wind speed).
2) Kelinier tanggapan (linearity of response) pada kisaran kecepatan angin yang
diukur.
3) Kecepatan tanggapan (speed of respone). Kecepatan tanggapan ini biasanya
diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan bagi anemometer untuk mulai
melakukan pengukuran.
4) Ukuran alat (size of the instrument). Ukuran ini penting diselaraskan dengan jenis
angin yang akan diukur atau ruang tempat pengukuran. Misalnya untuk mengukur
kecepatan angin dalam sistem tajuk tanaman dibutuhkan anemometer yang kecil.
5) Kesesuaian alat dengan arah angin yang akan diukur kecepatannya. Perlu diingat
bahwa arah angin dapat berubah-ubah, tidak hanya datang dari satu arah.

6. Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin

Alat yang dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer


Sedangkan alat untuk mengetahui arah angin :
Wind sock
Weather cock
Wind vane

Tipe-tipe anemometer dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pengukurannya


yaitu tekanan, termoelektrik gelombang suara dan mekanik. Berikut ini akan diuraikan
secara singkat jenis-jenis anemometer berdasarkan metode pengukurannya. Pitot tube
adalah salah satu contoh anemometer yang prinsip kerjanya berdasarkan tekanan.
Perbedaan tekanan diantara dua tube yang diumpamakan seperti hembusan udara ke
dalam satu tube dan ditransfer ke tube lainnya secara langsung berhubungan dengan
kecepatan angin. Sistem pitot tube merupakan sistem yang paling akurat dan umumnya
digunakan sebagai standar untuk mengkalibrasi sensor kecepatan angin lainnya.

Anemometer termoelektrik diwakili oleh tipe hot-wire. Anemometer jenis ini


dapat digunakan dalam pengukuran kecepatan angin yang sangat lemah, seperti pada
kanopi tanaman. Metode ini memanfaatkan suatu elemen kecil yang dipanasi secara
elektrik. Pendinginan konvektif yang diakibatkan oleh angin yang melalui elemen
tersebut digunakan sebagai fungsi dari kecepatan angin. Sonic anemometer adalah salah
satu teknologi terbaru dari pengukuran kecepatan 2 angin, yang memanfaatkan kecepatan
rambat suara yang dikirim melalui emitter menuju penerima. Suara akan merambat lebih
cepat apabila searah dengan angin dan merambat lebih lambat apabila berlawanan dengan
arah angin.

Metode pengukuran kecepatan angina selanjutnya adalah secara mekanik.


Anemometer jenis Cup(cup counter anemometer). adalah salah satu contoh alat yang
prinsip kerjanya secara mekanik. Alat ini memberi tanggapan atas gaya dinamik yang
berasal dari angin yang bekerja pada alat tersebut. Alat lain yang menggunakan metode
ini dalam pengukuran kecepatan angina yaitu wind vanes, bivanes dan trivanes. Metode
pengukuran secara mekanik merupakan metode yang paling sering digunakan untuk
mengukur kecepatan angin. Metode ini paling sederhana yaitu dengan memperhitungkan
jelajah angina dari Cup yang berputar dan dapat mengukur kecepatan angin dari segala
arah.

7. Cup Anemometer

Pada tahun 1450, arsitek seni dari Italia bernama Leon Battista Alberti menemukan
anemometer mekanik yang pertama. Instrumen tersebut terdiri dari piringan yang
ditempatkan tegak lurus dengan angin. Cup anemometer yang masih digunakan sampai
sekarang diciptakan pada tahun 1846 oleh peneliti dari Irlandia yang bernama John
Thomas Romney Robins (http://en. wikipedia.org/wiki/anemo).

Cup anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju angin dimana
sensor laju anginnya terdiri atas tiga Cup yang dihubungkan oleh lengan yang
ditempelkan pada as. Seluruh Cup menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin
bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Alat ini memberi tanggapan atas gaya
dinamik yang berasal dari angin yang bekerja pada alat tersebut. Gaya dinamik angin
pada permukaan cekung Cup lebih besar daripada permukaan cembung Cup. Perputaran
sumbu sistem Cup dihubungkan secara mekanik atau elektronik dengan suatu alat yang
dinamakan generator sinyal, untuk keperluan pencatatan. Generator sinyal ini berupa alat
penghitung putaran. Anemometer yang akan digunakan sebagai kontrol pada penelitian
ini adalah anemometer tipe AN 1 buatan Delta-T, Inggris. Mangkok rotornya terbuat dari
plastik ABS yang kuat dan tahan cuaca (Delta-T devices). Konstruksi dari anemometer
ini terbuat dari campuran alumunium, stainless steel dan plastik tahan cuaca untuk semua
bagian yang terbuka. Bola-bola besi yang digunakan sebagai penopang kumparan rotor
tangkainya terbuat dari bahan yang tahan karat dan terlindung dari masuknya embun dan
debu. Sehingga anemometer ini dapat ditempatkan pada tempat yang terbuka dan tahan
terhadap cuaca yang cukup ekstrim. Spesifikasi dari alat ini adalah sebagai berikut,
kecepatan minimum yang dapat diukur alat ini yaitu 0,2 ms-1 dan kecepatan maksimum
yang dapat diukur dari alat ini yaitu 75 ms-1. Kalibrasi alat ini yaitu 800 putaran per
kilometer atau 1 pulsa per 1,25x10-3 kilometer. Dengan tinggi alat 200 mm dan diameter
kotak 55 mm (Delta-T devices). Di bawah ini adalah gambar dari anemometer tipe AN 1
yangdigunakan sebagai kontrol pada penelitian ini.

8. Anemometer AM-4836C USB

Alat Pengukur Kecepatan Angin dan Arah Angin Anemometer AM-4836C USB ini
biasa di gunakan industri, saluran ventilasi, pemantau lingkungan, navigasi, ramalan
cuaca, koleksi datum cuaca untuk melaporkan outdoor dan pemadam kebakaran. Untuk
instrumen alat pengukur arah dan kecepatannnya terpisah seperti nampak di screen shot
diatas, jadi lebih portable.
Range Alat Pengukur Kecepatan Angin dan Arah Angin Anemometer AM-4836C.

 Tampilan: 0.5″ (13 mm) 4-digit LCD


 Unit Pengukuran: Kecepatan Angin: m/s, km/h, ft/min, knots
 Arah Angin: CMM (m³/min); CFM (ft³/min)
 Beaufort Scale: Force
 Tinggi Gelombang: m
 Arah: °Dari Arah Utara
 Temp: °C & °F
 Data hold: Maksimum Value
 Data Memori: 24 grup
 Sampling rate: Membaca per Detik
 Sensor: Kecepatan Angin/Arah sensor: 3-cup probe
 Arah Probe: Low friction probe; Temperature sensor: Precision thermometer
 Otomatis Mati: 0-9 menit bisa di setel sendiri
 Data Output: RS 232 C serial interface
 Operating Temperatur: 14°F to 140°F (-10°C to 60°C)
 Operating Humidity: Max. 80% RH
 Power Supply: 4×1.5AAA size
 Berat: 260g (0.57lb) Bersama baterai dan probe
 Dimensi : Instrument: 156x67x28mm; Sensor Kecepatan: 65x65x115mm; Sensor Arah:
86x69x115mm
 Aksesoris lainnya: Kabel + Software for RS232C or USB

Kecepatan Angin.
Range

 m/s (meter per Detik): 0.4-45.0


 km/h (Kilometer Per Jam): 1.4-162.0
 ft/min (Kaki Per Menit): 80-8860
 knots (nautical MPH): 0.8-88.0

Resolusi

 m/s (meter per Detik) : 0.1 m/s


 km/h (Kilometer Per Jam) : 0.1 km/hr
 ft/min (Kaki Per Menit) : 0.1 ft/min
 knots (nautical MPH) : 0.1 knots

Keakuratan
 m/s (meter per Detik) : ± (2%+0.1m/dtk)
 km/h (Kilometer Per Jam) : ±(2% +0.1km/jm)
 ft/min (Kaki Per Menit) : ±(2% + 1ft/men)
 knots (nautical MPH): ±(2% +0.1 nots)

Aliran Angin

 CMM (Kubik meters/men)


 Range : 0-9999
 Resolusi : 0.001 to1
 Keakuratan : ±(2% +1m³/men)
 CFM (Kubik ft/men)
 Range : 0-9999
 Resolusi : 0.001 to1
 Keakuratan : ±(2% +1ft³/men)
 Beaufort Skala
 Range : 0-12
 Resolusi : 0.1
 Keakuratan : ±0.5
 Arah Angin
 Range : 0-360°
 Resolusi : 22.5°
 Keakuratan : ±22.5°
 Tinggi Gelombang
 Range : 0-14
 Resolusi : 0.1
 Keakuratan : ±0.1
 Temperatur udara
 Range : 14 – 140℉
 Resolusi : 0.1 ℉
 Keakuratan : 0.9 ℉
 Range : -10-60 ℃
 Resolusi : 0.1 ℃
 Keakuratan : 0.5 ℃
B A B III
PENUTUP

3.1 K E S I M P U L A N

1. angin terjadi akibat penyebaran panas matahari yang tidak merata

2. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya angin antara lain : Gradien barometris
,Letak tempat, Tinggi tempat, Waktu

3. Angin memiliki beberapa jenis antara lain : angin laut, angin darat, angin lembah,
angin gunung dan angin muson

4. Arah angin dapat ditentukan dengan wind-vane dan wind shock sedangkan kecepatan
angin dpat diukur dengan anemometer

3.2 D A F T A R P U S T A K A

1. https://mc-tester.com/alat-pengukur-kecepatan-angin-dan-arah-angin-anemometer-am-
4836c-usb/
2. http://tnumks.blogspot.com/2013/06/defenisi-arah-dan-kecepatan-angin.html
3. www.softilmu.com/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.html
4. www.alatuji.com/article/detail/682/alat-pengukur-kecepatan-angin
5. https://karyatulisilmiah.com/tekanan-udara-dan-kecepatan-angin

Anda mungkin juga menyukai