Anda di halaman 1dari 6

JMEL 2 (1) (2013)

Journal of Mechanical Engineering Learning


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel

PERBEDAAN HASIL BELAJAR K3 ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN


METODE TPS DENGAN METODE STAD

Azas Ramang Pambudi, Soesanto, Wirawan Sumbodo

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar
Diterima November 2012 antara siswa yang mendapatkan pembelajaran metode kooperatif TPS dengan
Disetujui Desember 2012 STAD. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Control
Dipublikasikan Januari 2013
Group Pretest Posttest. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling.
Keywords: Hasil pretest menggunakan One Way Anova didapatkan Fhitung = 0,185 < Ftabel = 3,08
Cooperative learning untuk peluang 0,95 dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 104 membuktikan
TPS ketiga kelas tidak memiliki perbedaan signifikan sebelum perlakuan. Hasil uji postest
STAD didapatkan Fhitung = 21,803 > Ftabel = 3,08 untuk peluang 0,95 dengan dk pembilang
= 2 dan dk penyebut = 104 membuktikan terdapat perbedaan signifikan antara
ketiga kelas setelah perlakuan. Hasil t-test terhadap data posttest kelas eksperimen
I dan II diperoleh thitung = -4,943 < ttabel = 1,67 untuk α = 5% dengan dk = 70.
Kesimpulan penelitian adalah hasil belajar siswa menggunakan metode kooperatif
STAD lebih baik daripada hasil belajar menggunakan metode kooperatif TPS.

Abstract
The study aimed at obtaining information about the differences between the learning
outcomes of students who receive TPS cooperative learning methods to STAD. This study is
an experimental research design with Control Group Pretest Posttest. Determination of the
sample using random sampling techniques. Pretest results obtained using One Way Anova
Fcount= 0.185 < Ftable = 3.08 to 0.95 odds with dk = 2 numerator and denominator df = 104
third class proved no significant difference before treatment. The test results obtained posttest
Fcount= 21.803 > Ftable = 3.08 to 0.95 odds with dk = 2 numerator and denominator df = 104
proves there is a significant difference between the three classes after treatment. The results of
t-test on the data posttest experimental class I and II obtained thitung = -4.943 < ttable = 1.67
for α= 5% with dk = 70. Conclusion The study is the result of student learning using STAD
cooperative method is better than the results of cooperative learning methods TPS.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
ISSN 2252-651x
Gedung E5 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journalmel@yahoo.com
Azas Ramang dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Pendahuluan berkesempatan untuk mengekspresikan apa yang


dipahaminya kepada orang lain, mengklarifikasi
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah ide, maupun menawarkan alternatif ide. Melalui
pendidikan yang menyiapkan peserta didik aktifitas ini diharapkan tercipta kesempatan bagi
menjadi manusia yang produktif, yang langsung siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka
dapat bekerja di bidangnya setelah melalui terhadap materi pelajaran.
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Mourkos menyatakan (Journal of
Selain itu, Sekolah Menengah Kejuruan Engineering Education, 2010:35):
(SMK) juga menyelenggarakan pendidikan dan “There are two good reasons for using
pelatihan (diklat) berbagai program keahlian Cooperative Learning in engineering classes. First,
yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan students learn better when working with each other
kerja. Untuk mencapai standar kompetensi yang than when working in isolation or competing against
telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha/ each other. Second, it forces students to practice team
asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam and small group communication skills which are a
berbagai mata diklat yang dikelompokan dan must in the real world”.
diorganisir menjadi program normatif, produktif, Arti dalam bahasa Indonesia adalah
dan adaptif. “Terdapat dua alasan kuat dalam penggunaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pembelajaran kooperatif di kelas-kelas teknik.
(K3) merupakan salah satu dasar kompetensi Pertama, siswa belajar lebih baik ketika bekerja
kejuruan program produktif yang diajarkan dengan satu sama lain daripada bekerja dalam
pada Sekolah Menengah Kejuruan program isolasi atau berkompetisi melawan satu sama
studi keahlian Teknik Otomotif. Sebagai materi lain. Kedua, hal tersebut memaksa siswa untuk
program produktif dasar tentunya Keselamatan berlatih dalam tim dan keterampilan komunikasi
dan Kesehatan Kerja merupakan materi yang kelompok kecil yang merupakan keharusan di
sangat penting dan mempunyai peran atau dunia nyata”. Dengan demikian, keuntungan
pengaruh yang besar terhadap kelancaran yang didapat dari model pembelajaran kooperatif
pencapaian kompetensi lainnya. Realitas di tidak hanya semata dalam dunia pendidikan
lapangan menunjukkan pada saat penulis tetapi juga pada ranah sosial.
melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Terdapat berbagai macam metode yang
di SMK Negeri 4 Semarang proses pembelajaran termasuk dalam pembelajaran kooperatif,
konvensional K3 selama ini masih cenderung dua diantaranya adalah metode Berpikir
berpusat pada guru (teacher centered) yang identik Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) dan
dengan metode ekspositori. Dengan kata lain, Pembagian Pencapaian Tim Siswa (Student Teams
guru sebagai sumber informasi dan menyajikan Achievement Division), yang akan dipergunakan
materi dalam bentuk jadi. Sedangkan siswa hanya dalam penelitian ini.
menerima materi pelajaran dan menghafalnya Metode kooperatif Berpikir Berpasangan
tanpa mengkonstruksi pengetahuan dan Berbagi (Think Pair Share) dan Pembagian
pengalaman yang dimilikinya. Pencapaian Tim Siswa (Student Teams Achievement
Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa Division), diketahui dapat meningkatkan hasil
dalam proses belajar mengajar yaitu model yang belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil dua
digunakan guru dalam menyampaikan materi. penelitian yang dimuat dalam berbagai jurnal
Menurut Syah (2007: 144) salah satu faktor ilmiah, diantaranya: (1) hasil penelitian yang
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor dilakukan oleh Nina Septriana dan Budi
pendekatan belajar yang meliputi strategi dan Handoyo (2006:50) berjudul “Penerapan Think
metode yang digunakan siswa untuk melakukan Pair Share (TPS) dalam
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Pembelajaran Kooperatif untuk
Ketika model yang digunakan tidak melibatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi”
siswa secara aktif, tujuan pembelajaran yang yang dipublikasikan dalam Jurnal Pendidikan
diharapkan tidak tercapai. Inovatif menyimpulkan bahwa prestasi belajar
Salah satu model pembelajaran yang siswa setelah penerapan TPS mengalami
dapat digunakan sebagai alternatif adalah peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar
pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran 71,76 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar
kooperatif siswa dikondisikan untuk belajar sebanyak 64,71% dan pada siklus II mengalami
secara aktif. Selama proses tukar pendapat peningkatan menjadi 76,03 dengan jumlah siswa
maupun berbagi informasi yang berlangsung yang tuntas belajar adalah sebanyak 79,41%. (2)
dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Ngatini
Azas Ramang dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

(2009:502) berjudul belajar K3 menggunakan metode kooperatif


“Penggunaan Metode Kooperatif Student TPS dan hasil belajar K3 menggunakan metode
Teams Achievement Division (STAD) untuk kooperatif STAD.
Peningkatan Hasil Belajar Kewirausahaan siswa Instrumen penelitian ini ada 2, yaitu
kelas XI TMO-D SMK Negeri 2 Surakarta pada dokumentasi dan tes hasil belajar. Dokumentasi
Semester 4 Tahun Pelajaran 2008-2009” yang digunakan untuk memperoleh data-data seperti
dipublikasikan dalam Jurnal daftar nama siswa dan data kurikulum sekolah.
DIDAKTIKA menyimpulkan bahwa hasil Sedangkan instrumen tes hasil belajar digunakan
belajar siswa mengalami peningkatan setelah untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa
adanya perlakuan metode STAD. Hasil belajar dari aspek kognitif. Tes dilakukan sebanyak
siswa mengalami peningkatan dari 7,35 menjadi dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan
8,36 pada siklus pertama dan 8,66 pada siklus sesudah perlakuan (postest). Ketiga kelas sampel
kedua. akan diberikan post-test pada akhir pembelajaran
yang soalnya sama dengan soal pre-test. Post-
Metode test diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Teknik analisis menggunakan uji
Metode penelitian ini merupakana true hipotesis uji-F dan uji-t.
eksperimental design, dengan menggunakan desain
Control Group Pretest Posttest (Arikunto, 2006: Hasil dan Pembahasan
86). Ada tiga kelompok penelitian, yaitu kelas
eksperimen I menggunakan metode kooperatif Data hasil proses pretest pada kompetensi
Berpikir Berpasangan Berbagi atau Think Pair Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di kelas
Share (TPS), kelas eksperimen II menggunakan eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas
metode kooperatif Pembagian Pencapaian Tim kontrol siswa kelas X Teknik Mekanik Otomotif
Siswa atau Student Teams Achievement Division SMK Negeri 4 Semarang diperoleh hasil pada
(STAD) dan kelompok kelas kontrol yang tabel 1.
menggunakan metode ekspositori. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebelum
Populasi dalam penelitian ini adalah dilakukan kegiatan pembelajan kemampuan
siswa SMK Negeri 4 Semarang kelas X Teknik awal kompetensi Kesehatan dan Keselamatan
Mekanik Otomotif. Sampel dalam penelitian Kerja pada siswa kelas eksperimen I mempunyai
ini, yaitu kelas X-TSM sebagai kelompok kelas rata-rata 66,39 dengan nilai tertinggi 77, nilai
eksperimen I sebanyak 36 siswa, kelas X-TKR1 terendah 50 dan standar deviasi 7,14, pada
sebagai kelompok kelas eksperimen II sebanyak kelas eksperimen II rata-rata 65,94 dengan nilai
36 siswa, dan kelas X-TKR2 sebagai kelompok tertinggi 77, nilai terendah 50 dan standar deviasi
kelas kontrol sebanyak 35 siswa. 6,41, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata
Variabel bebas dalam penelitian ini 65,29 dengan nilai tertinggi 77, nilai terendah 46
adalah pembelajaran K3 menggunakan dan standar deviasi 9,25.
metode kooperatif TPS dan pembelajaran Hasil perhitungan dari proses posttest
K3 menggunakan metode kooperatif STAD. kompetensi K3 di kelas eksperimen dan kontrol
Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil siswa kelas X Teknik Mekanik Otomotif SMK

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Pretest

Kelas N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Eksperimen I 36 50 77 66,39 7,14
Eksperimen II 36 50 77 65,94 6,41
Kontrol 35 46 77 65,29 9,25

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Posttest

Kelas N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Eksperimen I 36 62 85 76,36 4,54
Eksperimen II 36 69 92 82,06 5,21
Kontrol 35 65 85 74,03 6,01
Azas Ramang dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Negeri 4 Semarang disajikan dalam tabel 2. yang menyatakan


Tabel 2 menunjukkan bahwa pada kelas : ” Hasil belajar siswa menggunakan
eksperimen I setelah dilakukan pembelajaran metode kooperatif Pembagian Pencapaian Tim
menggunakan metode kooperatif TPS Siswa (Student Teams Achievement Division) secara
memperoleh rata-rata hasil belajar kompetensi signifikan lebih baik daripada metode ekspositori
K3 sebesar 76,36 dengan nilai tertinggi 85, nilai pada kompetensi K3”, diterima.
terendah 62 dan standar deviasi 4,54. Melalui perhitungan dengan menggunakan
Kelas eksperimen II setelah dilakukan rumus t-test terhadap data posttest kelas eksperimen
pembelajaran kompetensi K3 menggunakan I dan kelas eksperimen II diperoleh nilai thitung =
metode kooperatif STAD memperoleh rata-rata -4,943 < ttabel = 1,67 untuk α = 5% dengan dk =
hasil belajar sebesar 82,06 dengan nilai tertinggi 70. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja
92, nilai terendah 69 dan standar deviasi 5,21. empat (Ha4) yang menyatakan : ”Hasil belajar
Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh rata- siswa menggunakan metode kooperatif Berpikir
rata hasil belajar kompetensi K3 sebesar 74,03 Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) secara
dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 65 dan signifikan lebih baik daripada metode kooperatif
standar deviasi 6,01. Pembagian Pencapaian Tim Siswa (Student Teams
Perhitungan analisis varian satu arah (One Achievement Division) pada kompetensi K3”,
Way Anova) terhadap data hasil posttest diperoleh ditolak.
nilai Fhitung sebesar 21,803 lebih besar dari nilai Penelitian ini bertujuan untuk
Ftabel yang sebesar 3,08 untuk α = 5% dengan dk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa
pembilang = 2 dan dk penyebut = 104. Dengan melalui pembelajaran metode kooperatif Berpikir
demikian hipotesis penelitian pertama (Ha1) yang Berpasangan Berbagi atau Think Pair Share (TPS)
menyatakan: “Ada perbedaan yang signifikan dengan Pembagian Pencapaian Tim Siswa atau
antara hasil belajar siswa menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD)
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi (Think pada kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Pair Share), metode kooperatif Pembagian Kerja. Penelitian ini mengambil objek pada
Pencapaian Tim Siswa (Student Teams Achievement ranah kognitif sebagai bahan penelitian, sesuai
Division) dan metode ekspositori pada kompetensi pendapat Sudjana (2011: 23) ranah kognitif
K3” diterima. paling banyak dinilai karena berkaitan dengan
Rata-rata hasil belajar kompetensi K3 kemampuan para siswa dalam menguasai isi
di kelas eksperimen I menggunakan metode bahan pengajaran.
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
(Think Pair Share) mencapai 76,36 sedangkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran menggunakan metode kooperatif
ekspositori mencapai 74,03. Melalui perhitungan Berpikir Berpasangan Berbagi di kelas X-TSM
menggunakan rumus uji t-test terhadap data sebagai kelas eksperimen I dan pembelajaran
posttest kelas eksperimen I dan kelas kontrol menggunakan metode kooperatif Pembagian
diperoleh nilai thitung = 1,849 > ttabel = 1,67 untuk Pencapaian Tim Siswa di kelas XMO-1 sebagai
α = 5% dengan dk = 69. Hasil ini menunjukkan kelas eksperimen II, sedangkan pembelajaran
bahwa hipotesis kerja kedua (Ha2) yang konvensional dengan metode ekspositori di kelas
menyatakan :” Hasil belajar siswa menggunakan XMO-2 sebagai kelas kontrol dilakukan oleh
metode kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi guru kelas.
(Think Pair Share) secara signifikan lebih baik Hasil perhitungan data pretest menunjukkan
daripada metode ekspositori pada kompetensi kelas eksperimen I mempunyai rata-rata
K3”, diterima. mencapai 66,39, kelas eksperimen II mencapai
Rata-rata hasil belajar pada materi K3 kelas 65,94 dan pada kelas kontrol mencapai 65,29.
eksperimen II menggunakan metode kooperatif Kemudian melalui analisis varians satu arah (One
Pembagian Pencapaian Tim Siswa (Student Way Anova) diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,185
Teams Achievement Division) mencapai 82,06 lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 2,69 untuk taraf
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan kesalahan 5% dengan dk pembilang = 2 dan dk
metode ekspositori mencapai 74,03. Melalui penyebut = 104. Hal ini menunjukkan bahwa
perhitungan menggunakan rumus uji t-test sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda,
terhadap data posttest kelas eksperimen II dan kemampuan awal siswa dari ketiga kelas dalam
kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 6,020 > ttabel kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
= 1,67 untuk α = 5% dengan dk = 69. Hasil ini tidak berbeda secara signifikan atau dianggap
menunjukkan bahwa hipotesis kerja ketiga (Ha3) sama.
Azas Ramang dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

Kemampuan pengetahuan awal yang menonjol yang membedakan kedua metode


sama dari kelas tersebut dapat disebabkan karena kooperatif dengan metode ekspositori adalah
siswa belajar dengan guru yang sama, sehingga dalam hal interaksi ketika proses pembelajaran.
terdapat kesamaan dalam hal kurikulum, Cooperative learning is defined as students working
pembelajaran, sarana dan prasarana. Menurut together to “attain group goals that cannot be obtained
Muhibin Syah (2007: 144) salah satu faktor by working alone or competitively” (Johnson,
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor Johnson, & Holubec dalam Palmer, 2003).
pendekatan belajar yang meliputi strategi dan Sedangkan pembelajaran menggunakan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan metode ekspositori bersifat individualistik.
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Pembelajaran metode ekspositori menekankan
Oleh karena itu, ketika siswa mendapatkan pretest pada penyampaian materi secara teacher centered,
yang dilakukan secara mendadak, maka akan siswa menyimak penjelasan yang disampaikan
didapatkan hasil yang kurang memuaskan. oleh guru secara pasif tanpa menuntut siswa
Setelah dilakukan pembelajaran untuk menemukan dan membangun pengetahuan
yang berbeda yaitu pada kelas ekperimen I tersebut. Sesuai pendapat yang menyatakan “In
menggunakan metode kooperatif Berpikir the individualistic condition, students were directed not
Berpasangan Berbagi dan kelas eksperimen II to talk and were required to complete the assignment
menggunakan metode kooperatif tipe Pembagian on their own” (Johnson, Johnson, & Stanne
Pencapaian Tim Siswa, terlihat bahwa hasil dalam Robinson, 1991: 15). Selanjutnya Felder
belajar kompetensi Kesehatan dan Keselamatan (1994) juga menyatakan “weak students working
Kerja dari ketiga kelas tersebut berbeda secara individually are likely to give up when they get stuck;
signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis working cooperatively, they keep going”.
varians satu arah (One Way Anova) yang diperoleh Metode kooperatif merupakan
nilai Fhitung = 21,803 > ttabel = 3,08 untuk taraf pembelajaran berbasis kerja kelompok dan
kesalahan 5% dengan dk pembilang 2 dan dk merupakan sesuatu hal baru bagi kelas tersebut.
penyebut 104. Beberapa sudah terlanjur terbiasa belajar dengan
Rata-rata hasil belajar kompetensi sistem individu dan minim pengalaman untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada kelas belajar dan berkomunikasi dalam sebuah tim. Hal
eksperimen I setelah diberikan pembelajaran ini membuat jalannya penelitian menjadi agak
menggunakan metode kooperatif TPS sebesar terhambat pada awalnya karena peneliti harus
76,36 dan kelas eksperimen II setelah diberikan menjelaskan mengenai proses pembelajaran dan
pembelajaran menggunakan metode kooperatif bagaimana aturannya.
tipe STAD sebesar 82,06 lebih besar dari kelas Hasil perhitungan t-test menolak hipotesis
kontrol yang menggunakan metode ekspositori ke empat yaitu rata-rata metode kooperatif
yaitu 74,03. Hasil ini ini mengindikasikan bahwa TPS lebih tinggi dari metode kooperatif STAD,
pembelajaran menggunakan metode kooperatif membuktikan bahwa secara signifikan rata-
tipe TPS maupun tipe STAD secara signifikan rata nilai yang diperoleh siswa di kelas yang
lebih lebih unggul dibandingkan pembelajaran menggunakan metode kooperatif STAD lebih
menggunakan metode ekspositori. Lebih tinggi dari metode kooperatif TPS. Perhitungan
lanjut, hasil t-test yang dilakukan antara metode uji t kelas eksperimen I menggunakan metode
kooperatif TPS dengan metode ekspositori kooperatif TPS dengan kelas eksperimen
maupun antara metode kooperatif STAD II menggunakan metode kooperatif STAD
dengan metode ekspositori juga menunjukkan diperoleh nilai thitung = -4,943 < ttabel = 1,67 untuk
hasil perbandingan dari dua metode kooperatif α = 5% dengan dk = 70.
ini secara signifikan lebih baik daripada metode Hasil perhitungan di atas membuktikan
ekspositori. Hal ini sesuai dengan pendapat penggunaan metode kooperatif Pembagian
Arends (2008: ) yang menjelaskan salah satu Pencapaian Tim Siswa mempunyai pengaruh
aspek penting dari cooperative learning adalah yang lebih baik dalam peningkatan hasil belajar
dapat membantu meningkatkan prestasi dibandingkan dengan metode kooperatif
akademik siswa. Berpikir Berpasangan Berbagi. Siswa lebih dapat
Perbedaan pencapaian nilai rata-rata hasil memahami penyampaian kompetensi K3 dengan
belajar siswa yang signifikan antara dua metode metode Pembagian Pencapaian Tim Siswa
kooperatif tersebut dan metode ekspositori juga dengan pemberian kuis didalamnya sebagai
disebabkan adanya perbedaan karakter dalam alat evaluasi dan keinginan untuk memperoleh
proses pembelajaran antara metode kooperatif penghargaan atau predikat tim super sebagai
dengan metode ekspositori. Hal yang paling alat motivasi. Gagasan utama dari STAD
Azas Ramang dkk. / Journal of Mechanical Engineering Learning 2 (1) (2013)

adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat Penggunaan metode kooperatif STAD
saling mendukung dan membantu satu sama khususnya dalam kompetensi Kesehatan dan Ke-
lain dalam menguasai kemampuan (Slavin, selamatan Kerja dapat lebih diprioritaskan kare-
2005: 14). Metode kooperatif STAD juga cocok na memberikan hasil belajar yang lebih baik.
digunakan dalam berbagai jenjang kelas dan Perlu ada penelitian lanjutan untuk popu-
bidang studi terlebih untuk bidang studi yang lasi yang lebih besar dengan kondisi kelas yang
sudah terdefinisikan, seperti berhitung dan studi beragam sehingga simpulan penelitian dapat ber-
terapan (Slavin, 2005:12). laku untuk lingkup yang lebih luas.
Namun demikian, penerapan metode
kooperatif TPS tidak boleh diabaikan, karena dari Daftar Pustaka
hasil perhitungan yang sudah disebutkan di atas
bahwa metode kooperatif TPS secara signifikan Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach Belajar untuk
lebih unggul dibanding metode ekspositori yang Mengajar: Edisi Ketujuh Buku Dua. Yogyakarta:
selama ini masih diterapkan dalam pembelajaran Pustaka Pelajar
kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
di SMK Negeri 4 Semarang. Anita Lie juga Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Felder, Richard M. (1994). Cooperative Learning in
menyatakan (2004: 57) metode kooperatif ini
Technical Courses: Procedures, Pitfalls, and Payoffs.
memberi kesempatan lebih banyak kepada setiap http://www.ncsu.edu/felder-public/Papers/
siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi Coopreport.html (diakses pada 01 November
mereka kepada orang lain. 2012)
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning : Mempraktikkan
Simpulan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia
Ada perbedaan yang signifikan antara hasil Mourtos, Nikos J. 1997. The Nuts and Bolts of
belajar siswa menggunakan metode kooperatif Cooperative Learning in Engineering. Department
Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair Share), of Mechanical and Aerospace Engineering San Jose
State University. Journal of Engineering Education:
metode kooperatif Pembagian Pencapaian Tim
35-37
Siswa (Student Teams Achievement Division) dan Ngatini, Sri. 2009. Penggunaan Metode Kooperatif
metode ekspositori pada kompetensi K3. Student Teams Achievement Division (STAD)
Hasil belajar siswa menggunakan metode untuk Peningkatan Hasil Belajar Kewirausahaan
kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi (Think siswa kelas XI TMO-D SMK Negeri 2 Surakarta
Pair Share) secara signifikan lebih baik daripada pada Semester 4 Tahun Pelajaran 2008-2009.
metode ekspositori pada kompetensi K3. Jurnal DIDAKTIKA, 1(3): 491-504
Hasil belajar siswa menggunakan metode Robinson, Ann. (1991). Cooperative Learning and the
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim Siswa Academically Talented Student. The National
Research Center on the Gifted and Talented.
(Student Teams Achievement Division) secara
The University of Connecticut
signifikan lebih baik daripada metode ekspositori Septriana, Nina & Budi Handoyo. 2006. Penerapan
pada kompetensi K3. Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran
Hasil belajar siswa menggunakan metode Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
kooperatif Pembagian Pencapaian Tim Siswa Geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (1): 47-
(Student Teams Achievement Division) secara 50
signifikan lebih baik daripada metode kooperatif Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset,
Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) dan Praktik. Bandung: Nusa Media
pada kompetensi K3. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Hendaknya guru dapat menerapkan
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan
metode kooperatif dalam kegiatan pembelajaran Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja
untuk meningkatkan pemahaman dan nilai hasil Rosdakarya
belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai