bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan
perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian
balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
Pengumuman penunjukkan Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia pada 15 Oktober dilakukan pada
Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus, 2008 di
Stockholm[1] seiring dengan penunjukkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum
PBB. Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan
pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya [2].
PERMENKES 75 PUSKESMAS
Pasal 2
(1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
(2) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
PROGRAM PUSKESMAS ??
Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
9 PROGRAM PENGEMBANGAN
UU 44 2009 TTG RS
Pasal 42
(1) Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal, maupun struktural dan
fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah
penyakit atau permasalahan kesehatan
Indeks Karies Gigi (DMF-T, def-t)
Untuk mengukur karies gigi biasanya digunakan Indeks Karies Gigi yaitu DMF-T untuk gigi tetap dan def-t untuk gigi
sulung,
UU 36 2009 PASAL
Bagian Ketujuh
Keluarga Berencana
Pasal 78
Pasal 6
Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial
Pasal 93
RS TIPE A
RS TIPE B
RS TIPE C
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
RS TIPE D
Penetapan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) didasarkan pada:
a. pelayanan;
b. sumber daya manusia;
c. peralatan; dan
d. bangunan dan prasarana
4. Sarkoma Kaposi
- Merupakan penyakit mulut yang paling sering dijumpai berkaitan
dengan infeksi HIV, meskipun prevalensi menurun dalam masa
HAART.
- Merupakan neoplasma ganas sel endotel
Pengobatan:
- Dengan an jamur Topikal (nysta n) 4 x 2 ml dikulum 3–5
menit lalu ditelan, selama 2 minggu .
- Obat kumur chlorhexidin gluconat 0,12%.
- Dirujuk ke SpPM atau jika dak ada ke SpPD atau SpKK
• Oral Kandidiasis
Pengobatan:
Pengobatan berdasarkan keparahan infeksi. Untuk ringan
hingga sedang menggunakan nysta n. Kasus berat yang
membutuhkan pengobatan dengan an jamur sistemik dirujuk
ke SpPM atau jika dak ada SpKK atau SpPD.
Terapi an jamur selama dua minggu berfungsi untuk :
- Mengurangi pembentukan koloni.
- Mengurangi risiko kekambuhan.
Topikal dengan menggunakan:
- Nysta n oral suspension 100,000 units/ml
UKGS INOVATIF
TRIAS UKGS
PASAL 44
MEMILIKI STR
PASAL 46
MEMILIKI SIP
PASAL 57, PERLINDUNGAN HUKUM NAKES,MENERIMA IMBALAN, MENOLAK
PERMINTAAN YG TDK SESUAI KODE ETIK
SINGKATAN ODONTOGRAM
PEMBERIAN FLUOR PADA BUMIL 5(LEVEL PREVENTION)
KANDUNGAN PLAK
Plak adalah suatu massa bakteri yang tebal dan tidak mengalami klasifikasi. Plak juga memiliki sifat yang dapat
melekat erat pada permukaan gigi. Sumber utama mikroba plak adalah mikroorganisme mulut, komponen
saliva, protein dan karbohidrat. Plak tetap melekat meskipun ada pergerakan otot, aksi pembersih saliva
ataupun berkumur. Berdasarkan hubungannya dengan gingiva margin, plak dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Apabila plak dibiarkan lebih lama maka akan berubah
menjadi kalkulus
Tipe poket ini dibentuk oleh pembesaran gingiva tanpa disertai destruksi jaringan periodontal sekitar. Sulkus
mengalami pendalaman akibat peningkatan pembesaran gingival
2. Poket Periodontal
Tipe poket yang terbentuk sebagai akibat proses penyakit atau degenerasi yang menyebabkan junctional
epithelium bermigrasi ke apikal sepanjang sementum. Struktur poket periodontal bartambah dalam (tingkat
perlekatan) terlibat berupa sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Poket periodontal dibagi
berdasarkan posisi poket terhadap tulang alveolar dengan dasar poket suprabony atau infrabony
Dasar poket berada di bawah atau apikal dari crest tulang alveolar. Intra berarti terletak di dalam tulang.
Pola destruksi tulang pendukung pada arah vertikal (angular).
Secara interproksimal, fiber trans-septal tersusun pada arah oblik dari pada horizontal. Fiber tersebut meluas
dari sementum di bawah dasar poket sepanjang tulang alveolar dan di atas crest alveolar terhadap sementum
gigi sekitar.
Pada permukaan fasial dan lingual, fiber ligamen periodontal mengikuti pola angular tulang sekitar. Ligamen periodontal meluas dari
sementum di bawah dasar poket sepanjang tulang alveolar, dan di atas crest alveolar dan menyatu dengan periosteum terluar.7
HIPERPIGMENTASI GINGGIVA
Hiperpigmentasi pada gingival dapat terjadi pada semua ras dan biasanya hanya terjadi didaerah mukosa berkeratin saja
Hiperpigmentasi gingiva disebabkan karena deposisi melanin oleh melanosit terutama pada lapisan basal dan suprabasal dari
laposan epithelium. Hiperpigmentasi karena melanin adalah fisiologis dan dikaitkan dengan kebiasaan merokok
Untuk menghilangkan hiperpigmentasi dapat dilakukan beberapa perawatan diantaranya adalah gingival scraping dengan
menggunakan scalpel dimana menghancurkan sel-sel epitel yang menghasilkan pigmen melanin terutama pada lapisal basal.
# a r i s e g i k l i n i k ya n g p e r l u d i p e r h a t i k a n d a ri a n a t o m i s i n u s m ak s il a r i s a d a l a h & d as a r s i n u s
maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar '( dan ()&, molar '* dan *)&, kadang-kadang
juga gigi taring '+& dan gigi molar *
Penyebab sinusitis akut ialah (1) rinitis akut, (2) infeksi faring, seprti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut, (3) infeksi gigi
rahang atas M1, M2, M3 serta P1 dan P2 (dentogen), (4) berenang dan menyelam, (5) trauma dapat menyebabkan
perdarahan mukosa sinus paranasal, (6) barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa
Gigi molar tiga mandibula adalah gigi yang paling sering mengalami impaksi.
ARUS GALVANIS
Terdapat dua jenis tambalan yang berbeda di dalam mulut, apabila dua jenis tambalan yang berbeda itu saling
beradu, akan menimbulkan arus galvanis, yang salah satu efeknya adalah menyebabkan rasa linu pada gigi yang
besangkutan
PX TB DIRUJUK KE RS …
LUDWIG ANGINA
OKC
The odontogenic keratocyst (OKC) is a cystic lesion of odontogenic origin, which is classified as a developmental cyst
derived from the dental lamina
The distribution between sexes varies from equality to a male to female ratio of 1.6:1, except in children. OKCs may
occur in any part of the upper and lower jaw, with the majority occurring in the mandible, most commonly in the angle
of the mandible and ramus.[2] The OKC involves approximately 11% of all cysts in the jaws and is most often located in
the mandibular ramus and angle. This lesion can be associated, although not in all cases, with an impacted third molar.
Radiographically, it appears as a unilocular or multilocular lesion with a scalloped contour.[8] Radiographically, OKCs
demonstrate a well-defined unilocular or multilocular radiolucency with smooth and often corticated margins.Selain
itu juga sering tumbuh di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini dapat tumbuhdengan ukuran besar dan mengakibatkan
destruksi pada tulang rahang danmempunyai kecenderungan rekuren yang tinggi sekitar $0% 60% hampir sama
dengan ameloblastoma
1.Bila didapatkan kembali lesi multiple setelah pera atan kuretase dan enukleasi
2.Bila pada lesi sedemikian besar dan pada tindakan kuretase dan enukleasi akanmenyisakan sedikit tulang di bagian
marginal dan akan menyebabkan hilanganyakontinuitas rahang maka diperlukan tindakan reseksi
ranula merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang berada di dasar mulut, dan diketahui
daerah dasar mulut dekat dengan glandula sublingual dan glandula saliva minor
Pertama pembentukan kista akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang diakibatkan
oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus
TUMPATAN ART
Atraumatic restorative Treatment (ART) adalah prosedur yang berdasarkan pada pembuangan jaringan karies gigi
dengan hanya menggunakan instrument tangan dan disertai dengan penumpatan kavitas dengan bahan tumpatan
adhesive glass ionomer.
Indikasi:1.
Kontra Indikasi:1.
Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi yang tersangkut2.
Pulpa gigi terbuka3.
Gigi mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan kemungkinan terdapat inflasi kronis dari pulpa4.
Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan5.
Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada permukaan proksimal, tapi kavitastersebut diatas dapat
dijangkau dari arah proksimal maupun arah oklusal6.
Gigi dengan karies yang dalam7.
Gigi yang gangrene
RO BITEWING
Selama tiga hari, masyarakat umum dapat memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya, termasuk perawatan gigi.
Cara ini dilakukan untuk mengedukasi serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan
gigi dan mulut
KLASIFIKASI KENEDI
HOST- AGENT-ENVIRONMENT-SUBSTRAT-CARIER
ERITEMA MULTIFORME
Eritema multiforme (E. M.) adalah suatu kondisi kulit akut, self-limited, dan kadang-kadang rekuren karena reaksi
hipersensitivitas tipe IV yang berhubungan dengan infeksi,medikasi, dan berbagai pemicu lain
Eritema Multiforme disebut juga herpes iris, atau eritema eksudativum multiforme,timbul akibat penyebab yang belum
jelas, namun diperkirakan terjadi karena adanya faktor-faktor seperti alergi obat, infeksi bakteri atau virus tertentu,
rangsangan fisik, hawa dingin,matahari, faktor endokrin pada haid atau kehamilan, dan keganasan. EM pada anak-
anak hingga dewasa muda umumnya akibat infeksi, sedangkan pada dewasa akibat obat obat dankeganasan
ada awal muncul, lesi akan berbentuk bulat dan berwarna merah atau merah muda. Lesi dapat tumbuh dan
menonjol (papul), serta membesar membentuk plak dengan ukuran yang dapat mencapai beberapa sentimeter.
Pertumbuhan lesi umumnya berlangsung selama 72 jam dengan bagian tengah plak atau lesi akan semakin
menggelap seiring pembesaran lesi, serta dapat melepuh atau terbentuk cairan (blister), dan mengeras atau
berkerak.
Bentuk lain dari lesi eritema multiformis adalah lesi iris (atau lesi target) yang berbentuk bulat dengan pinggiran
yang dapat terlihat jelas, serta seringkali memiliki tiga warna konsentris. Warna bagian tengah dari lesi iris
umumnya berwarna merah gelap yang juga dapat membentuk blister dan mengeras. Bagian pinggiran lesi
berwarna merah terang, serta bagian antara pinggir dengan tengah berwarna merah pucat dan menonjol akibat
cairan (edema). Lesi kulit yang muncul pada penderita akibat eritema multiformis tidak terbatas hanya pada satu
bentuk, artinya penderita eritema multiformis dapat menderita lesi iris ataupun lesi non iris. Selain itu, lesi yang
muncul pada penderita dapat terjadi pada berbagai stadium perkembangan lesi.
Pada kasus eritema multiformis mayor, lapisan mukosa juga akan terkena lesi, terutama di bibir, bagian dalam
pipi, serta lidah. Lesi pada lapisan mukosa juga dapat ditemukan di dasar dan langit-langit mulut, serta gusi.
Selain itu, lapisan mukosa lain yang dapat terkena efek dari eritema multiformis mayor
Beberapa obat yang dapat diberikan untuk mengatasi eritema multiformis yang muncul berkali-kali (rekuren),
antara lain adalah:
Azathioprine.
Dapsone.
Thalidomide.
Cyclosporine.
Mycophenolate mofetil.
Obat antimalaria, seperti hydroxychloroquine.
Eritema multiformis umumnya akan sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas luka dengan masa
penyembuhan sekitar 2-3 minggu. Namun untuk kasus eritema multiformis mayor, masa penyembuhan dapat
berlangsung hingga 6 minggu.
ANGLE II DIV 2
GEJALA NAPZA
Suntikan untuk KB suntik berisi hormon progesteron. Hormon ini bersifat mengentalkan lendir di mulut rahim sehingga
menghalangi sel sperma masuk ke rahim. Hormon progesteron yang disuntikkan ini sama dengan progesteron yang
diproduksi tubuh ketika wanita sedang masa haid.
KONTRASEPSI AKDR/IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat
dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim
2. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
4. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
5. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
10. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
11. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid terakhir)
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut: (Proverawati dkk, 2010)
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
Menurut Arum (2011) yang dapat menggunakan IUD adalah sebagai berikut:
1. Usia reproduktif
2. Keadaan multipara
IMUNISASI
Vaksin BCG
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
Vaksin DPT – HB – HIB
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b
secara simultan
Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Efek samping:
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan, disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian
Vaksin Hepatitis B
Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID
Efek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari
Vaksin Campak
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada usia
9–11 bulan
Efek samping:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
Vaksin DT
Indikasi:
Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan
tetanus pada anak-anak.
Vaksin Td
Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml.
Nilai normal: Pria: 4,4 - 5,6 x 10 PANGKAT 6 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
RPJKN
RPJMN KIA
4 TARGET RPJMN