Anda di halaman 1dari 17

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB

bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan
perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian
balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.

Pengumuman penunjukkan Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia pada 15 Oktober dilakukan pada
Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus, 2008 di
Stockholm[1] seiring dengan penunjukkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum
PBB. Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan
pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya [2].

PERMENKES 75 PUSKESMAS

Pasal 2
(1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
(2) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling


sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.

PROGRAM PUSKESMAS ??
Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

9 PROGRAM PENGEMBANGAN

UU 44 2009 TTG RS

Pasal 42
(1) Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal, maupun struktural dan
fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah
penyakit atau permasalahan kesehatan
Indeks Karies Gigi (DMF-T, def-t)
Untuk mengukur karies gigi biasanya digunakan Indeks Karies Gigi yaitu DMF-T untuk gigi tetap dan def-t untuk gigi
sulung,

Pengertian masing-masing komponen dari DMF-T adalah :


D = Decay adalah kerusakan gigi permanen karena karies yang masih dapat ditambal.
M = Missing adalah gigi permanen yang hilang karena karies atau gigi karies yang mempunyai indikasi untuk
dicabut.
F = Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies
"e" (Extraction), berarti hanya gigi karies yang terindikasi untuk dicabut karena karies dicatat sebagai "e".

DOKUMEN ERAWATAN YG DAPAT DIMILIKI PASIEN RESUME PASIEN

PERMEN 269 2008

UU 36 2009 PASAL

Bagian Ketujuh
Keluarga Berencana

Pasal 78

(1) Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan


kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang
sehat dan cerdas.

Pasal 6

Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi


pencapaian derajat kesehatan.

Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial

Kesehatan Gigi dan Mulut

Pasal 93

(1)Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

(2)Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah.
TMBHN PANDUAN PRAKTIS KLINIS DOK GI HK.02.02 2015

PERMENKES 57 2014 TTG TIPE RS

RS TIPE A

a. pelayanan gawat darurat;


b. pelayanan medik spesialis dasar;
c. pelayanan medik spesialis penunjang;
d. pelayanan medik spesialis lain;
e. pelayanan medik subspesialis; dan
f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut
4 DRG UMUM, 1 DRG SP

RS TIPE B

a. pelayanan gawat darurat;


b. pelayanan medik spesialis dasar;
c. pelayanan medik spesialis penunjang;
d. pelayanan medik spesialis lain;
e. pelayanan medik subspesialis; dan MINIM 2
f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut
3 DRG UMUM, 1 DRG SP

RS TIPE C

a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;

b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.

RS TIPE D

a. pelayanan gawat darurat;


b. pelayanan medik umum;
c. pelayanan medik spesialis dasar; dan
d. pelayanan medik spesialis penunjang

1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

Penetapan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) didasarkan pada:
a. pelayanan;
b. sumber daya manusia;
c. peralatan; dan
d. bangunan dan prasarana

4. Sarkoma Kaposi
- Merupakan penyakit mulut yang paling sering dijumpai berkaitan
dengan infeksi HIV, meskipun prevalensi menurun dalam masa
HAART.
- Merupakan neoplasma ganas sel endotel

- Intra oral dan ekstra oral.


- Diagnosis defi ni􀆟 f: dengan biopsy.
Gambaran klinis:
- Berupa makula, papula, atau nodula.
- Warna ungu kemerahan atau ungu kebiruan (warna makin gelap
dengan bertambahnya waktu).
- Awal: datar, merah, dan tanpa gejala.
- Intra oral dapat terjadi di palatum dan gingiva.
Pengobatan:
Dirujuk ke Sp.PM atau Sp.BM untuk dilakukan.
- Pembedahan, kemoterapi.
- Radiasi.
- Sklerosing.

• Pseudomembranous Candidiasis (Kandidiasis Pseudomembran)


Tanda dan Gejala:
- Bercak atau plak pu􀆟 h kekuningan mukosa mulut.
- Jika plak diangkat meninggalkan permukaan yang
kemerahan atau berdarah.
Pemeriksaan:
Deteksi dengan tes pemeriksaan langsung hapusan (smear)
dengan potasium hidroksida dan kultur jamur atau biopsi.

Pengobatan:
- Dengan an􀆟 jamur Topikal (nysta􀆟 n) 4 x 2 ml dikulum 3–5
menit lalu ditelan, selama 2 minggu .
- Obat kumur chlorhexidin gluconat 0,12%.
- Dirujuk ke SpPM atau jika 􀆟 dak ada ke SpPD atau SpKK

• Oral Kandidiasis
Pengobatan:
Pengobatan berdasarkan keparahan infeksi. Untuk ringan
hingga sedang menggunakan nysta􀆟 n. Kasus berat yang
membutuhkan pengobatan dengan an􀆟 jamur sistemik dirujuk
ke SpPM atau jika 􀆟 dak ada SpKK atau SpPD.
Terapi an􀆟 jamur selama dua minggu berfungsi untuk :
- Mengurangi pembentukan koloni.
- Mengurangi risiko kekambuhan.
Topikal dengan menggunakan:
- Nysta􀆟 n oral suspension 100,000 units/ml

• Necro􀆟 zing Ulcera􀆟 ve Periodon􀆟 􀆟 s (NUP)


Tanda dan gejala:
- Merupakan tanda dari penurunan kekebalan yang serius.
- Ulserasi dan nekrosis pada jaringan gusi dan periodontal
yang progresif.
- Hilangnya perlekatan jaringan penyangga gigi dan tulang
alveolar dengan cepat.
- Tidak dapat sembuh sendiri.
- Sangat sakit, perdarahan, bau busuk.
- Sakit rahang hebat.
- Dapat disertai lepasnya gigi.

• Necro􀆟 zing Ulcera􀆟 ve Gingivi􀆟 s (NUG)


- Kemerahan sepanjang tepi gingiva yang meluas ke gingiva
cekat dan mukosa alveolar
- Terjadi ulserasi pada papila interdental sampai marginal
gingiva
- Tertutup jaringan nekro􀆟 k, mudah berdarah dan sakit
- Bau mulut busuk sangat jelas karena nekro􀆟 k

Pengobatan NUP, NUG dan HIV-Necro􀆟 zing Oral Ulcera􀆟 ons


- Konsultasi Dokter Gigi untuk pembersihan karang gigi, dan
jaringan nekro􀆟 k/kuretase radikal.
- Irigasi dan kompres larutan H202 1.5 - 3% pada lesi 3 kali
sehari sampai lesi mengalami perbaikan.
- Pemberian an􀆟 bio􀆟 k yang efek􀆟 f untuk gram nega􀆟 f seper􀆟
metronidasol 500 mg 􀆟 ga kali sehari, klindamisin 300 mg
dua kali sehari, amoksisilin/asam klavulamat 500 mg 􀆟 ga
kali sehari selama 5 hari.
- Perha􀆟 kan pengelolaan rasa sakit, dan nutrisi.
- Untuk kasus NUG dan NUP yang luas dan progresif dirujuk
ke spesialis perio untuk dilakukan Sequestrektomi.

UKGS INOVATIF

1. Program “Donut Irene”


Program Interak􀆟 f Simulator Risiko Karies “Donut Irene”

2. Terapi Remineralisasi (CPP-ACP)


Suatu cara terapi pencegahan karies dengan mengoleskan
Casein Phospho Pep􀆟 de – Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)

3. Surface Protec􀆟 on (pre fi ssure sealant/fi ssure protec􀆟 on)

TRIAS UKGS

Tiga Program Pokok


Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang melipu ; pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat, maka ruang lingkup UKGS yaitu:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang melipu:
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. La􀆟 han atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta
didik;
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan;
c. Pencegahan/pelindungan terhadap penyakit gigi dan mulut;
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara
masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid,
dan masyarakat).

UU 36 2014 TTG TENAGA KESEHATAN

PASAL 44

MEMILIKI STR

PASAL 46

MEMILIKI SIP
PASAL 57, PERLINDUNGAN HUKUM NAKES,MENERIMA IMBALAN, MENOLAK
PERMINTAAN YG TDK SESUAI KODE ETIK

PASAL 66, BEKERJA SESUAI SOP

RISKESDAS 2013 HASIL KARIES TERTINGGI : BANG BEL

SINGKATAN ODONTOGRAM
PEMBERIAN FLUOR PADA BUMIL 5(LEVEL PREVENTION)

PEMBERIAN FLUOR PDA DAERAH DMFT 5 LEVEL PREVENTION HEALTH PROMOTION

KANDUNGAN PLAK

Plak adalah suatu massa bakteri yang tebal dan tidak mengalami klasifikasi. Plak juga memiliki sifat yang dapat
melekat erat pada permukaan gigi. Sumber utama mikroba plak adalah mikroorganisme mulut, komponen
saliva, protein dan karbohidrat. Plak tetap melekat meskipun ada pergerakan otot, aksi pembersih saliva
ataupun berkumur. Berdasarkan hubungannya dengan gingiva margin, plak dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Apabila plak dibiarkan lebih lama maka akan berubah
menjadi kalkulus

POKET SUPRABONI INFRABONI

1. Poket Gingiva (pseudo-poket).

Tipe poket ini dibentuk oleh pembesaran gingiva tanpa disertai destruksi jaringan periodontal sekitar. Sulkus
mengalami pendalaman akibat peningkatan pembesaran gingival

2. Poket Periodontal

Tipe poket yang terbentuk sebagai akibat proses penyakit atau degenerasi yang menyebabkan junctional
epithelium bermigrasi ke apikal sepanjang sementum. Struktur poket periodontal bartambah dalam (tingkat
perlekatan) terlibat berupa sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Poket periodontal dibagi
berdasarkan posisi poket terhadap tulang alveolar dengan dasar poket suprabony atau infrabony

a. Suprabony (suprakrestal atau supraalveolar)


Suprabony bagian dasar poket ini berada di koronal pada tulang alveolar.
Gambaran poket periodontal suprabony :
 Dasar poket berada di koronal pada tulang alveolar
 Pola destruksi tulang pendukung pada arah horizontal
 Secara interproksimal, fiber trans-septal yang direstorasi selama penyakit periodontal progresif tersusun
secara horizontal pada ruang antara dasar poket dan tulang alveolar
 Pada permukaan fasial dan lingual, fiber ligamen periodontal di bawah poket mengikuti jalus horizontal-oblik
normal antara gigi dan tulang
B. Intrabony (infrabony, subkrestal atau intraalveolar)
Intrabony bagian dasar poket berada di apikal dari tinggi tulang alveolar sekitar. Pada tipe poket kedua ini,
dinding poket lateral terdapat di antara permukaan gigi dan tulang alveolar.
Poket dapat melibatkan satu, dua atau lebih permukaan gigi, dan dapat memiliki kedalaman berbeda, dan tipe
pada permukaan berbeda dari gigi yang sama, dan pada bagian aproksimal ruang interdental yang sama. Poket juga
dapat berbentuk spiral (sebagai contoh berasal dari satu permukaan gigi, dan berputar di sepanjang gigi dan melibatkan
satu atau lebih permukaan tambahan). Tipe poket tersebut paling umum pada area furkasi. 6
Gambaran poket periodontal intrabony :

 Dasar poket berada di bawah atau apikal dari crest tulang alveolar. Intra berarti terletak di dalam tulang.
 Pola destruksi tulang pendukung pada arah vertikal (angular).
 Secara interproksimal, fiber trans-septal tersusun pada arah oblik dari pada horizontal. Fiber tersebut meluas
dari sementum di bawah dasar poket sepanjang tulang alveolar dan di atas crest alveolar terhadap sementum
gigi sekitar.

Pada permukaan fasial dan lingual, fiber ligamen periodontal mengikuti pola angular tulang sekitar. Ligamen periodontal meluas dari
sementum di bawah dasar poket sepanjang tulang alveolar, dan di atas crest alveolar dan menyatu dengan periosteum terluar.7

HIPERPIGMENTASI GINGGIVA

Hiperpigmentasi pada gingival dapat terjadi pada semua ras dan biasanya hanya terjadi didaerah mukosa berkeratin saja

Hiperpigmentasi gingiva disebabkan karena deposisi melanin oleh melanosit terutama pada lapisan basal dan suprabasal dari
laposan epithelium. Hiperpigmentasi karena melanin adalah fisiologis dan dikaitkan dengan kebiasaan merokok

Untuk menghilangkan hiperpigmentasi dapat dilakukan beberapa perawatan diantaranya adalah gingival scraping dengan
menggunakan scalpel dimana menghancurkan sel-sel epitel yang menghasilkan pigmen melanin terutama pada lapisal basal.

WAKTU ERUPSI MOLAR 1 SULUNG


ERUPSI PREMOLAR SULUNG

HORMON STRES YG MENGAKIBATKAN SARIAWAN


PONTIK UNTUK GIGI ANTERIOR

STONE UNTUK CASTING

GIGI PENYEBAB SINUSITIS

# a r i s e g i k l i n i k ya n g p e r l u d i p e r h a t i k a n d a ri a n a t o m i s i n u s m ak s il a r i s a d a l a h & d as a r s i n u s
maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar '( dan ()&, molar '* dan *)&, kadang-kadang
juga gigi taring '+& dan gigi molar *

Penyebab sinusitis akut ialah (1) rinitis akut, (2) infeksi faring, seprti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut, (3) infeksi gigi
rahang atas M1, M2, M3 serta P1 dan P2 (dentogen), (4) berenang dan menyelam, (5) trauma dapat menyebabkan
perdarahan mukosa sinus paranasal, (6) barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa

URUTAN GIGI SERING IMPAKSI

Gigi molar tiga mandibula adalah gigi yang paling sering mengalami impaksi.

Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan berikut :


1. Molar ketiga rahang bawah
2. Molar ketiga rahang atas
3. Kaninus rahang atas
4. Premolar rahang bawah
5. Kaninus rahang bawah
6. Premolar rahang atas
7. Insisivus sentralis rahang atas
8. Insisivus lateralis rahang atas

ARUS GALVANIS

Terdapat dua jenis tambalan yang berbeda di dalam mulut, apabila dua jenis tambalan yang berbeda itu saling
beradu, akan menimbulkan arus galvanis, yang salah satu efeknya adalah menyebabkan rasa linu pada gigi yang
besangkutan

PX TB DIRUJUK KE RS …

LUDWIG ANGINA

OKC

The odontogenic keratocyst (OKC) is a cystic lesion of odontogenic origin, which is classified as a developmental cyst
derived from the dental lamina

The distribution between sexes varies from equality to a male to female ratio of 1.6:1, except in children. OKCs may
occur in any part of the upper and lower jaw, with the majority occurring in the mandible, most commonly in the angle
of the mandible and ramus.[2] The OKC involves approximately 11% of all cysts in the jaws and is most often located in
the mandibular ramus and angle. This lesion can be associated, although not in all cases, with an impacted third molar.
Radiographically, it appears as a unilocular or multilocular lesion with a scalloped contour.[8] Radiographically, OKCs
demonstrate a well-defined unilocular or multilocular radiolucency with smooth and often corticated margins.Selain
itu juga sering tumbuh di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini dapat tumbuhdengan ukuran besar dan mengakibatkan
destruksi pada tulang rahang danmempunyai kecenderungan rekuren yang tinggi sekitar $0% 60% hampir sama
dengan ameloblastoma

1.Bila didapatkan kembali lesi multiple setelah pera atan kuretase dan enukleasi

2.Bila pada lesi sedemikian besar dan pada tindakan kuretase dan enukleasi akanmenyisakan sedikit tulang di bagian
marginal dan akan menyebabkan hilanganyakontinuitas rahang maka diperlukan tindakan reseksi

RANULA /MUKOKEL DASAR MULUT

ranula merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang berada di dasar mulut, dan diketahui
daerah dasar mulut dekat dengan glandula sublingual dan glandula saliva minor

Pertama pembentukan kista akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang diakibatkan
oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus

TUMPATAN ART

Atraumatic restorative Treatment (ART) adalah prosedur yang berdasarkan pada pembuangan jaringan karies gigi
dengan hanya menggunakan instrument tangan dan disertai dengan penumpatan kavitas dengan bahan tumpatan
adhesive glass ionomer.

Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi:1.

Kavitas dapat dicapai dengan instrument tangan2.


Kavitas meliputi sampai dengan dentin yang meliputi:a.
Kavitas satu permukaan-
Pada pit dan fitsure dipermukaan oklusal premolar dan molar -
Pada pit dipermukaan lingual insisivus atas-
Pada grove bukal dan lingual dari premolar dan molar -
Pada permukaan bukal dan lingual tepat diatas gingiva semua gigi b.
Kavitas lebih dar satu permukaan-
Pada permukaan proksimal dan oklusal dari premolar dan molar -
Pada permukaan bukal, lingual, dan oklusal dari premolar dan molar -
Pada incisal edge dan permukaan proksima

Kontra Indikasi:1.

Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi yang tersangkut2.
Pulpa gigi terbuka3.
Gigi mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan kemungkinan terdapat inflasi kronis dari pulpa4.
Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan5.
Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada permukaan proksimal, tapi kavitastersebut diatas dapat
dijangkau dari arah proksimal maupun arah oklusal6.
Gigi dengan karies yang dalam7.
Gigi yang gangrene

RO BITEWING

PESAN HKGN 2015 KESIMPULAN PELAKSANAAN

Selama tiga hari, masyarakat umum dapat memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya, termasuk perawatan gigi.
Cara ini dilakukan untuk mengedukasi serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan
gigi dan mulut

BIBIR BENGKAK E.C BRACKET KRN RESPON DR GLANDULA APA?

GLAND SALIVA MINOR, ASESORIUS, SUBMUKOSA BIBIR

KLASIFIKASI KENEDI

HOST- AGENT-ENVIRONMENT-SUBSTRAT-CARIER

90 % SUATU DAERAH DIDAPATKAN KARIES ….ENDEMU/PANDEMI


GT ANTERIOR 4 GIGI BISA GTSL OPEN FACE SADLE (INDIKASINYA < 4 GIGI/DEFEK KECIL)

ERITEMA MULTIFORME

Eritema multiforme (E. M.) adalah suatu kondisi kulit akut, self-limited, dan kadang-kadang rekuren karena reaksi
hipersensitivitas tipe IV yang berhubungan dengan infeksi,medikasi, dan berbagai pemicu lain

Eritema Multiforme disebut juga herpes iris, atau eritema eksudativum multiforme,timbul akibat penyebab yang belum
jelas, namun diperkirakan terjadi karena adanya faktor-faktor seperti alergi obat, infeksi bakteri atau virus tertentu,
rangsangan fisik, hawa dingin,matahari, faktor endokrin pada haid atau kehamilan, dan keganasan. EM pada anak-
anak hingga dewasa muda umumnya akibat infeksi, sedangkan pada dewasa akibat obat obat dankeganasan

ada awal muncul, lesi akan berbentuk bulat dan berwarna merah atau merah muda. Lesi dapat tumbuh dan
menonjol (papul), serta membesar membentuk plak dengan ukuran yang dapat mencapai beberapa sentimeter.
Pertumbuhan lesi umumnya berlangsung selama 72 jam dengan bagian tengah plak atau lesi akan semakin
menggelap seiring pembesaran lesi, serta dapat melepuh atau terbentuk cairan (blister), dan mengeras atau
berkerak.

Bentuk lain dari lesi eritema multiformis adalah lesi iris (atau lesi target) yang berbentuk bulat dengan pinggiran
yang dapat terlihat jelas, serta seringkali memiliki tiga warna konsentris. Warna bagian tengah dari lesi iris
umumnya berwarna merah gelap yang juga dapat membentuk blister dan mengeras. Bagian pinggiran lesi
berwarna merah terang, serta bagian antara pinggir dengan tengah berwarna merah pucat dan menonjol akibat
cairan (edema). Lesi kulit yang muncul pada penderita akibat eritema multiformis tidak terbatas hanya pada satu
bentuk, artinya penderita eritema multiformis dapat menderita lesi iris ataupun lesi non iris. Selain itu, lesi yang
muncul pada penderita dapat terjadi pada berbagai stadium perkembangan lesi.

Pada kasus eritema multiformis mayor, lapisan mukosa juga akan terkena lesi, terutama di bibir, bagian dalam
pipi, serta lidah. Lesi pada lapisan mukosa juga dapat ditemukan di dasar dan langit-langit mulut, serta gusi.
Selain itu, lapisan mukosa lain yang dapat terkena efek dari eritema multiformis mayor

 Antihistamin dan kortikosteroid topikal untuk mengatasi gatal-gatal.


 Obat kumur yang mengandung anti nyeri serta antiseptik untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi
sekunder pada rongga mulut.
 Kortikosteroid oral. Obat ini dapat diberikan pada tahap awal pengobatan eritema multiformis mayor.

Beberapa obat yang dapat diberikan untuk mengatasi eritema multiformis yang muncul berkali-kali (rekuren),
antara lain adalah:

 Azathioprine.
 Dapsone.
 Thalidomide.
 Cyclosporine.
 Mycophenolate mofetil.
 Obat antimalaria, seperti hydroxychloroquine.

Eritema multiformis umumnya akan sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas luka dengan masa
penyembuhan sekitar 2-3 minggu. Namun untuk kasus eritema multiformis mayor, masa penyembuhan dapat
berlangsung hingga 6 minggu.
ANGLE II DIV 2

PROTRUSI OPEN BITE BIBIR UNCOMPETEN GIGI ANTERIOR PROKLINASI

UU NO 2 1992 TENTANG PEASURANSIAN

TRIAL, ADOPTION TEKNIK SIKAT GIGI DIPRAKTEKAN DRMH

Proses Adopsi Perilaku

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui timulus (objek) terlebih dahulu. Misalnya menggosok gigi dapat
menghilangkan plak gigi, dan dapat mencegah radang gusi serta karies gigi.
b. Interest, yakni orang muai tertarik kepada stimulus. Pada tahapan ini, orang
mulai mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat menggosok gigi sehingga orang
tersebut akan mencari informasi lebih lanjut pada orang lain yang dianggap tahu,
membaca atau mendengarkan dari berbagai sumber.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Pada tahap ini orang
tersebut mulai menilai dengan berbagai sudut misalnya kemempuan membeli sikat
gigi, pasta gigi atau melihat orang lain yang rajin menggosok gigi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. Pada tahap ini orang
tersebut mulai mencoba menggosok gigi. Dengan mempertimbangkan untung dan
ruginya. Ia akan melajutkan menggosok gigi jika merasa mulutnya nyaman, gigi
bersih dan menambah rasa percaya diri. Namun jika menggosok gigi membuat ngilu,
maka kegiatan menggosok gigi ini tidak akan dilanjutkan atau berhenti sementara
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada tahap ini, orang yakin dan telah
menerima bahwa informasi baru berupa menggosok gigi memberi keuntungan bagi
dirinya sehingga menggosok gigi menjadi kebutuhan

PUSING PD PX SETELAH ANESTESI

TATA LAKSANA NAPZA

GEJALA NAPZA

CARA MENGHINDARI NAPZA DIKELUARGA

COMMUNITY UNTUK REHAP NAPZA TUJUANNY APA

NAPZA YANG DIHETIKAN TIBA TIBA

TAHAP REHAB YANG LAMA SOSIAL/MRNTAL/MEDIS/FISIK/..

CARA KERJA KB SUNTIK

Suntikan untuk KB suntik berisi hormon progesteron. Hormon ini bersifat mengentalkan lendir di mulut rahim sehingga
menghalangi sel sperma masuk ke rahim. Hormon progesteron yang disuntikkan ini sama dengan progesteron yang
diproduksi tubuh ketika wanita sedang masa haid.

KONTRASEPSI AKDR/IUD

IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat
dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim

Keuntungan menggunakan IUD adalah sebagai berikut: (Proverawati, 2010)


1. Sebagai kontrasepsi, mempunyai efektivitas yang tinggi

2. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

3. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

4. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
5. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

6. Tidak memengaruhi hubungan seksual

7. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil

8. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT-380 A).

9. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI

10. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

11. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid terakhir)

12. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

13. Mencegah kehamilan ektopik

2.1.3. Kerugian IUD

Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut: (Proverawati dkk, 2010)
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

2. Haid lebih lama dan banyak

3. Perdarahan (spotting antar menstruasi)

4. Saat haid lebih sedikit 2.1.4. Indikasi/Persyaratan Pemakaian IUD

Menurut Arum (2011) yang dapat menggunakan IUD adalah sebagai berikut:
1. Usia reproduktif

2. Keadaan multipara

3. Menginginkan penggunaan kontrasepsi

3. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi


5. Tidak menyusui bayinya
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7. Risiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metode hormonal

9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

IMUNISASI

Askeb Neonatus, Bayi, Balita,


Prasekolah
• Imunisasi dasar:
- BCG
- DPT-HB-Hib
- polio/IPV
- Campak
• Imunisasi lanjutan:
- Usia 1,5 tahun diberikan imunisasi DPT-HB-Hib
- Usia 2 tahun diberikan imunisasi campak
- Klas 1 SD diberikan DT, campak
- Klas 2 SD diberikan Td

Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi


Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian Interval minimal
Hepatitis B 0–7 hari 1 X INTERVAL -
BCG 1 bulan 1X INTERVAL -
Polio / IPV 1, 2, 3,4 bulan JUMLAH PEMBERIAN 4 X ; INTERVAL 4 minggu
DPT-HB-Hib 2, 3, 4 bulan JUMLAH PEMBERIAN 3X; INTERVAL 4 minggu
Campak 9 bulan JUMLAH PEMBERIAN 1 X –

Tabel 2.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita


Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Pemberian
DPT-HB-Hib 18 bulan 1 KALI
Campak 24 bulan 1 KALI

Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/Sederajat)


Sasaran Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Keterangan
Kelas 1 SD Campak Bulan Agustus Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Kelas 1 SD DT Bulan November
Kelas 2 & 3 SD Td Bulan November

Vaksin BCG
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
Vaksin DPT – HB – HIB
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b
secara simultan
Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Efek samping:
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan, disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian

Vaksin Hepatitis B
Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID
Efek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari

Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine [OPV])


Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah
dilemahkan
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu.

Vaksin Campak
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada usia
9–11 bulan
Efek samping:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.

Vaksin DT

Indikasi:
Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan
tetanus pada anak-anak.

Cara pemberian dan dosis:


Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di
bawah 8 tahun

Vaksin Td

Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu


mulai usia 7 tahun

Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml.

NILAI NORMAL SEL DARAH


Hemoglobin (Hb)

Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L

Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L

Eritrosit (sel darah merah)

Nilai normal: Pria: 4,4 - 5,6 x 10 PANGKAT 6 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L

Wanita: 3,8-5,0 x 10PANGKAT 6 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L

Leukosit (sel darah putih)


Nilai normal : 3200 – 10.000/mm3 SI : 3,2 – 10,0 x 109/L
Trombosit (platelet)
Nilai normal : 170 – 380. 103/mm3 SI : 170 – 380. 109/L

PEKERJA DPT JKN BILA SDH BEKERJA BERAPA LAMA

RPJKN

RPJMN KIA

4 TARGET RPJMN

Anda mungkin juga menyukai