Siklus Akuntansi Sektor Publik
Siklus Akuntansi Sektor Publik
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kegiatan pemerintahan
atau dikenal akuntansi sektor publik dan
organisasi non-laba terus meningkat
sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era
informasi. Dalam melaksanakan kegiatan
yang semakin rumit, informasi memegang
peranan semakin penting. Salah satu
informasi yang dibutuhkan adalah
informasi akuntansi sektor publik, baik
untuk tujuan pertanggungjawaban maupun
manajerial.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus akuntansi sector
public?
2. Bagaimana analisis laporan keuangan
sector public?
3. Apa tujuan akuntansi sector public?
Tujuan Penulisan
Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam menyusun makalah yang
berjudul “Siklus Akuntansi Sektor
Publik” sebagai berikut.
1. Para pembaca dapat memahami ruang
lingkup akuntansi sector public.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui
bagaimana tahap-tahap siklus akuntansi
sector public.
BAB 2
ISI
Pada hakikatnya, orang belum dapat
dikatakan paham dalam penyusunan
laporan keuangan jika belum memahami
siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada
dasarnya, merupakan suatu proses
pengolahan informasi yang menghasilkan
keluaran berupa informasi akuntansi, yang
salah satu bentuknya adalah laporan
keuangan.
PenggolonganBukti-bukti pembukuan
dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-
transaksi yang sama yang sering terjadi
dicatat dalam buku jurnal
khusus.Peringkasan/
pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang
sudah dicatat dan digolongkan dalam buku
jurnal, setiap bulan atau periode tertentu
diringkas dan dibukukan dalam rekening-
rekening buku besar.Penyajian/
PelaporanData akuntansi yang tercatat
dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yaitu neraca, laporan surplus defisit,
laporan arus kas dan laporan perubahan
ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan
penyusunan laporan keuangan biasanya
dilakukan melalui neraca lajur (kertas
kerja).
Proses akuntansi ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Cr. Kas Rp
100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun
nominal yang akan disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan
kas merupakan akun riil yang akan
disajikan dalam Neraca. Akibatnya,apabila
hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka
hanya akun kas yang disajikan sebagai
bagianaktiva Neraca. Padahal, menurut
SAP, Neraca pemerintah harus disajikan
dengan basis akrualatau
memperesentasikan semua sumber daya
yang dimiliki dan tidak terbatas kas saja.
Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan
yaitu jurnal korolari sebagai solusi
penerapan basis kasmenuju akrual ini.
Masih mengacu pada transaksi di atas,
maka pencatatan yang sebaiknya adalah:
Rp. 100.000.000
Jurnal Korolari:
Dr. Kendaraan
Rp. 100.000.000
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan
dalam aset tetap
Rp. 100.000.000
Dengan adanya jurnal korolari, belanja
kendaraan telah sesuai dicatat dengan
basis kas dan disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca
telah disajikan dengan basis akrual karena
mempresentasikan semua sumber daya
yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan
ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti
kendaraan.
Rp 5.000.000
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika
pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr. Belanja bunga
Rp 5.000.000
Cr. Kas
Rp 5.000.000
Dr. Utang bunga
Rp 5.000.000
Cr. Ekuitas dana yang
harus disediakan untuk pembayaran
bunga Rp 5.000.000
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai
dengan SAP karena telah menyajikan akun
Neraca dengan basis akrual dan
menyajikan akun Laporan Reliasasi
Anggaran dengan basis kas.Maka dapat
disimpulkan, jurnal korolari ini penting
supaya transaksi yang melibatkan akun
riilselain kas bisa tetap disajikan dalam
Neraca dan disisi lain komponen Laporan
RealisasiAnggaran seperti pendapatan,
belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula
disajikan.
Dalam kaitannya dengan anggaran APBN
maupun APBD, perencanaan manajerial,
serta proses pengawasan dalam entitas
pemerintah dengan sistem akuntansi dapat
digambarkan dalam bagan alir dibawah
ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan
antara sistem pengendalian manajemen
entitas pemerintah dengan sistem
akuntansinya.
(c) Neraca;
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
BAB 3
PENUTUP