Anda di halaman 1dari 41

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kegiatan pemerintahan
atau dikenal akuntansi sektor publik dan
organisasi non-laba terus meningkat
sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era
informasi. Dalam melaksanakan kegiatan
yang semakin rumit, informasi memegang
peranan semakin penting. Salah satu
informasi yang dibutuhkan adalah
informasi akuntansi sektor publik, baik
untuk tujuan pertanggungjawaban maupun
manajerial.

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi,


informasi mengenai akuntansi sektor
publik sangatlah penting. Oleh karena itu
penulis berusaha menyajikan informasi
mengenai akuntansi sektor publik dalam
bentuk makalah yang berjudul “Siklus
Akuntansi Sektor Publik”.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus akuntansi sector
public?
2. Bagaimana analisis laporan keuangan
sector public?
3. Apa tujuan akuntansi sector public?
Tujuan Penulisan
Berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam menyusun makalah yang
berjudul “Siklus Akuntansi Sektor
Publik” sebagai berikut.
1. Para pembaca dapat memahami ruang
lingkup akuntansi sector public.
2. Agar para pembaca dapat mengetahui
bagaimana tahap-tahap siklus akuntansi
sector public.
BAB 2
ISI
Pada hakikatnya, orang belum dapat
dikatakan paham dalam penyusunan
laporan keuangan jika belum memahami
siklus akuntansi. Kenapa? Akuntansi, pada
dasarnya, merupakan suatu proses
pengolahan informasi yang menghasilkan
keluaran berupa informasi akuntansi, yang
salah satu bentuknya adalah laporan
keuangan.

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari


suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data
keuangan untuk disajikan dalam bentuk
laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar
lainnya yang dapat digunakan untuk
membantu para pemakainya dalam
mengambil keputusan. Penyusunan suatu
laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
dipertanggung-jelaskan serta dapat
diterima secara umum, didasari pada
prinsip akuntansi, prosedur-prosedur,
metode-metode, serta teknik-teknik yang
tercakup dalam ruang lingkup akuntansi.
Aturan penyusunan suatu laporan
keuangan dapat disebut sebagai siklus
akuntansi.

“…..Siklus akuntansi merupakan sistematika


transaksi keuangan, peringkasannya, dan p
keuangan….”
Siklus akuntansi merupakan suatu proses
penyediaan laporan keuangan organisasi
suatu periode akuntansi tertentu. Siklus
akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan selama periode
tersebut, bersumber dari transaksi atau
kejadian selanjutnya dimulailah siklus
akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi
atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam
buku besar, dan penyiapan laporan
keuangan pada akhir periode. Pekerjaan
yang dilakukan pada akhir periode
termasuk mempersiapkan akun untuk
mencatat transaksi-transaksi pada periode
selanjutnya. Banyaknya langkah yang
harus dilakukan pada akhir periode secara
tidak langsung menunjukkan bahwa
sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian,
pencatatan dan pemindahbukuan selama
periode tersebut membutuhkan waktu
lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan
di akhir periode.

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi


Sekali lagi siklus akuntansi merupakan
serangkaian prosedur kegiatan akuntansi
dalam suatu periode, mulai dari pencatatan
transaksi pertama sampai dengan
penyusunan laporan keuangan dan
penutupan pembukuan secara
keseluruhan, dan siap untuk pencatatan
transaksi periode selanjutnya. Alur proses
siklus akuntansi dapat dikelompokkan
dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi


Sumber : Bastian: 2006:214

Urutan perancangan komponen siklus


akuntansi meliputi:

Urutan siklus akuntansi


menunjukkan posisi strategis dari chart of
account (bagan perkiraan/daftar akun).
Untuk dapat menyediakan data, setiap
transaksi perlu diklasifikasikan, diringkas,
dan kemudian disajikan dalam bentuk
laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan
sampai dengan penyajian disebut proses
akuntansi yang terdiri dari beberapa
kegiatan sebagai berikut:
Pencatatan dan

PenggolonganBukti-bukti pembukuan
dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-
transaksi yang sama yang sering terjadi
dicatat dalam buku jurnal
khusus.Peringkasan/
pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang
sudah dicatat dan digolongkan dalam buku
jurnal, setiap bulan atau periode tertentu
diringkas dan dibukukan dalam rekening-
rekening buku besar.Penyajian/
PelaporanData akuntansi yang tercatat
dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yaitu neraca, laporan surplus defisit,
laporan arus kas dan laporan perubahan
ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan
penyusunan laporan keuangan biasanya
dilakukan melalui neraca lajur (kertas
kerja).
Proses akuntansi ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

Bukti-bukti pembukuan dicatat


dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi
secara kronologis. Tembusan bukti-bukti
pembukuan dibukukan ke dalam buku
pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap
bulan atau periode tertentu, buku jurnal
dijumlah dan dibukukan ke akun-akun
dalam buku besar. Setiap akhir periode
dari buku besar disusun laporan-laporan
keuangan. Sistem akuntansi yang baik
dapat memastikan berjalannya proses
penyusunan laporan keuangan, seperti:

1. Bukti-bukti pembukuan, yang


merupakan catatan pertama dari setiap
transaksi dan digunakan sebagai dasar
pencatatan dalam buku jurnal.
2. Buku-buku jurnal, sering disebut
dengan buku catatan pertama,
merupakan buku yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi sesuai
dengan tanggal terjadinya (kronologis),
dan sumber pencatatannya berasal dari
bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu
transaksi yang sama sering terjadi,
biasanya dibuatkan buku jurnal khusus
yang digunakan untuk mencatat suatu
jenis transaksi tertentu seperti jurnal
pengeluaran kas, dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang
ada dalam buku jurnal akan dipindahkan
ke dalam akun-akun yang sesuai. Akun-
akun ini disusun dalam format yang akan
memudahkan penyusunan laporan
keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini
disebut sebagai buku besar. Akun-akun
dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan
menjadi kelompok akun riil, nominal, dan
campuran.
Akun riil adalah akun-akun aktiva,
kewajiban, dan ekuitas yang merupakan
pos-pos neraca, sehingga akun-akun riil itu
merupakan akun-akun neraca. Akun
nominal adalah akun-akun pendapatan,
biaya, dan surplus/defisit yang merupakan
pos-pos dalam laporan surplus/defisit,
sehingga akun-akun nominal itu
merupakan akun surplus/defisit.

Akun campuran adalah akun-akun yang


saldonya mengandung unsur-unsur akun
riil dan nominal. Setiap akhir periode,
akun-akun campuran ini perlu dianalisis
dan dipisahkan menjadi akun riil dan
nominal. Contoh akun-akun campuran
adalah akun pembantu kantor yang
didalamnya terdiri dari jumlah bahan
pembantu yang digunakan dan persediaan
bahan pembantu.

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi


Sektor Publik
Ketika melakukan pencatatan akuntansi,
basis akuntansi dan fokus pengukuran
merupakan duahal yang penting. Basis
akuntansi menentukan kapan transaksi
dan peristiwa yang terjadi diakuiatau
dicatat, sedangkan fokus pengukuran
menentukan aset atau kewajiban apa saja
yang akandiakui dalam neraca. Kedua hal
ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas
dipilih, maka transaksi dicatat pada saat
kas diterima dan dibayarkan sehingga
hanya akun kas dan ekuitas yang
dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya
ketika basis akrual yang digunakan,
transaksi akan dicatat jika secara
ekonomi telah terjadi, tanpa harus
menunggu
kas diterima atau dibayarkan.Akibatnya,
dengan basis akrual ini, akun-akun yang
dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas
akunkas saja, namun semua sumber daya
yang dimiliki, utang, dan
ekuitas.Keunggulan penggunaan basis
akrual ini adalah informasi yang disajikan
dalam Neraca akan lebih komprehensif
karena mempresentasikan seluruh sumber
daya yang dimiliki entitas.

Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini


belum bisa diterapkan oleh semua entitas
akuntansi.Entitas pemerintah merupakan
entitas yang memiliki karakteristik unik
dalam basis akuntansinya. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 yang mengatur StandarAkuntansi
Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang
digunakan entitas pemerintah adalah basis
kas menuju akrual (cash toward accrual ).
Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dicatat dengan berbasis
akrual sedangkan komponen Laporan
Realisasi Anggaran seperti pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dicatat dengan
basis kas. Konsekuensi dari penggunaan
basis kas menuju akrual ini adalah
dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.
Untuk
memudahkan pemahaman, penulis akan m
emberikan bagai- mana jurnal korolari ini
digunakan.
Contoh pertama, misalnya terjadi
transaksi pembelian kendaraan senilai
100.000.000 secara tunai. Karena segala
pengeluaran yang melibatkan kas harus
disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dengan basis kas, maka
transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja Kendaraan Rp100.00
0.000

Cr. Kas Rp
100.000.000
Belanja kendaraan merupakan akun
nominal yang akan disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan
kas merupakan akun riil yang akan
disajikan dalam Neraca. Akibatnya,apabila
hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka
hanya akun kas yang disajikan sebagai
bagianaktiva Neraca. Padahal, menurut
SAP, Neraca pemerintah harus disajikan
dengan basis akrualatau
memperesentasikan semua sumber daya
yang dimiliki dan tidak terbatas kas saja.
Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan
yaitu jurnal korolari sebagai solusi
penerapan basis kasmenuju akrual ini.
Masih mengacu pada transaksi di atas,
maka pencatatan yang sebaiknya adalah:

Dr. Belanja Kendaraan


Rp. 100.000.000
Cr. Kas

Rp. 100.000.000
Jurnal Korolari:

Dr. Kendaraan
Rp. 100.000.000
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan
dalam aset tetap
Rp. 100.000.000
Dengan adanya jurnal korolari, belanja
kendaraan telah sesuai dicatat dengan
basis kas dan disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca
telah disajikan dengan basis akrual karena
mempresentasikan semua sumber daya
yang dimiliki dimana akun yang
disajikandalam Neraca tidak hanya kas dan
ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti
kendaraan.

Contoh lain, misalnya Pemerintah


Daerah melakukan pinjaman kepada
Pemerintah Pusat sebesar Rp 50.000.000
yang akan jatuh tempo dalam lima tahun
mendatang dengan bunga pinjaman 10%
per tahun. Pembayaran bunga dilakukan
setiap tahun pada tanggal 15 januari.
Jurnal yang akandibuat pada akhir tahun
berdasarkan basis akrual adalah
pengakuan utang bunga yaitu sebesar
Rp5.000.000 (10%*Rp50.000.000).
Jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal Korolari:

Dr. Ekuitas dana yang harus


disediakan untuk pembayaranbungaRp
5.000.000
Cr. Utang bunga

Rp 5.000.000
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika
pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr. Belanja bunga

Rp 5.000.000
Cr. Kas

Rp 5.000.000
Dr. Utang bunga

Rp 5.000.000
Cr. Ekuitas dana yang
harus disediakan untuk pembayaran
bunga Rp 5.000.000
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai
dengan SAP karena telah menyajikan akun
Neraca dengan basis akrual dan
menyajikan akun Laporan Reliasasi
Anggaran dengan basis kas.Maka dapat
disimpulkan, jurnal korolari ini penting
supaya transaksi yang melibatkan akun
riilselain kas bisa tetap disajikan dalam
Neraca dan disisi lain komponen Laporan
RealisasiAnggaran seperti pendapatan,
belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula
disajikan.
Dalam kaitannya dengan anggaran APBN
maupun APBD, perencanaan manajerial,
serta proses pengawasan dalam entitas
pemerintah dengan sistem akuntansi dapat
digambarkan dalam bagan alir dibawah
ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan
antara sistem pengendalian manajemen
entitas pemerintah dengan sistem
akuntansinya.

C. Analisis Keuangan Laporan


Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sektor publik
merupakan representasi posisi keuangan
dari transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan
umum pelaporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu
entitas yang berguna bagi sejumlah besar
pemakai (wide range users) dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya yang
dibutuhkan oleh suatu entitas dalam
aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Komponen –
Komponen Laporan Keuangan Sektor
Publik
Laporan keuangan terdiri dari:

(a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);


(b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih (Laporan Perubahan SAL);

(c) Neraca;

(d) Laporan Operasional (LO);

(e) Laporan Arus Kas (LAK);

(f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

(g) Catatan atas Laporan Keuangan


(CaLK).

Tujuan Dan Fungsi Laporan


Keuangan Sektor Publik
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan
keuangan sektor publik adalah :
1. Untuk memberikan informasi yang
digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai
bukti pertanggungjawaban
(accontability) dan
pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional. Laporan
keuangan untuk mendukung pembuatan
keputusan ekonomi, sosial, dan
politik tersebut meliputi informasi yang
digunakan untuk :
a. membandingkan kinerja keuangan
aktual dengan yang dianggarkan

b. menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil


operasi
c. membantu menentukan tingkat
kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang terkait dengan masalah
keuangan lainnya

d. membantu dalam mengevaluasi


efisiensi dan efektivitas.

Govermental Accounting Standards


Board (GASB) dalam Concepts Statement
No. 1 tentang Objectives of Finacial
Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas
merupakan dasar dari pelaporan keuangan
di pemerintah. Akuntabilitas merupakan
tujuan tertinggi pelaporan keuangan
pemerintah. GASB menjelaskan
keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan
keuangan sebagai berikut :
…Accountability requires
governments to answer to the citizenry to
justifythe raising of publicresources and
the purpose for which they are used.
Governmental accountability is based on
the belief that the citizenry has a “right to
know,” a right to receive openly declared
facts that may lead to public debate by the
citizens and their elected representatives.
Financial reporting plays a major role in
fulfilling government’s duty to be publicly
accountable in a democratic society
(par.56).
Laporan keuangan sebagai sumber
informasi financial memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap kualitas keputusan
yang dihasilkan. Laporan keuangan
merupakan tindakan pragmatis, oleh
karena itu laporan keuangan pemerintah
harus dievaluasi dalam hal manfaat
laporan tersebut terhadap kualitas
keputusan yang dihasilkan serta mudah
tidaknya laporankeuangan tersebut oleh
pemakai. Dalam konteks akuntansi sector
public, jenis informasi yang diberikan
untuk pengambilan keputusan adalah
terbatas pada informasi yang bersifat
financial saja, sedangkan informasi
financial itu sendiri adalah informasi yang
diukur dengan satuan moneter. Secara
rinci tujuan akuntansi dan laporan
keuangan organisasi pemerintah adalah :

1 Memberikan informasi keuangan untuk


menemukan dan memprediksi aliran kas,
saldoneraca, dan kebutuhan sumber daya
financial jangka pendek unit pemerintah.
2 Memberikan informasi keuangan untuk
menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomisuatu unit pemerintahan dan
perubahan-perubahan yang terjadi di
dalamnya.

3 Memberikan informasi keuangan untuk


memonitor kinerja, kesesuiannya
denganperaturan perundang-undangan,
kontrak yang telah di sepakati, dan
ketentuan lain yangdi syaratkan.

4 Memberikan informasi untuk


perencanaan dan penganggaran, serta
untuk memprediksipengaruh akuisisi dan
alokasi sumber daya terhadap pencapaian
tujuan operasional.
5 Memberikan informasi untuk
mengevaluasi kinerja manajerial dan
operasional.

Perencanaan dan Penganggaran


Anggaran merupakan alat perencanaan
sekaligus alat pengendalian pemerintah.
Anggaran sebagai alat perencanaan
mengindikasikan target yang harus dicapai
oleh pemerintah, sedangkan anggaran
sebagai alat pengendalian mengindikasikan
alokasi sumber dana yang di setujui
legislatif untuk dibelanjakan. Proses
penganggaran sector public melibatkan
partisipasi banyak pihak, sehingga
informasi financial sangat diperlukan agar
public dapat mengevaluasi anggaran yang
diajukan pemerintah. Membuat anggaran
membutuhkan pertimbangan-
pertimbangan teknis akuntansi yang
matang. Dalam membuat anggaran,
akuntansi dibutuhkan terutama untuk
mengestimasi biaya program dan
memprediksi kondisi ekonomi pemerintah
dan perubahan-perubahan yang akan
terjadi. Informasi akuntansi sangat
membantu dalam pemilihan program yang
efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi
pemerintah.

Kinerja Manajerial dan Organisasional


Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai
berdasarkan laba yang diperoleh, karena
organisasi pemerintah bukan entitas bisnis
yang mencari laba. Mungkin saja
pemerintah memiliki program atau
aktivitas yang dari program tersebut
dihasilkan pendapatan yang lebih besar
dari biayanya, sehingga pemerintah
mengalami surplus atas program tersebut.
Akan tetapi, surplus yang diperoleh tidak
berarrti menunjukkan kinerja unit
pemerintah yang bagus sebab harus
dilihat juga apakah surplus tersebut
karena tariff yang terlalu tinggi yang dibeb
ankan kepada public, termasuk tingkat
kualitas pelayanan yang diberikan apakah
sudah memadai. Laba bukan merupakan
ukuran yang relevan bagi unit pemerintah.
Akuntansi sector public berfungsi untuk
memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja
sector public yang memadai. Ukuran
kinerja sector public dapat berupa biaya
program, efisiensi, dan efektivitas
program. Akuntan sector public
bertanggung jawab untuk menetapkan
biaya program dan menghitung
tingkatefisiensi dan efektivitas program.
Pengukuran efisiensi memerlukan
informasi biaya, sehingga biaya pelayanan
dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran
kinerja. Selain informasi biaya, pengukuran
efisiensi memerlukan penghitungan output
atau hasil. Akan tetapi, output pada sector
public lebih banyak berupa intangible
output , sehingga pengukuran efisiensi
sering mengalami kesulitan. Ukuran kinerja
yang kemudian dikembangkan adalah
pengukurane fektivitas. Karena sulitanya
mengukur secara tepat kinerja di sector
public, maka analisis terakhir adalah
dengan mempertimbangkan seberapa jauh
suatu program dan pelayanan memenuhi
kebutuhan masyarakat relative terhadap
biaya yang dikeluarkan.
Pemakai Laporan Keuangan Sektor Pu
blik Dan Kepentingannya
Pada bahasan ini akan dilakukan
pengklasifikasian pengguna laporan
keuangan dan kebutuhan masing-masing
kelompok pengguna laporan keuangan
sector public tersebut. Drebin et al. (1981)
mengidentifikasikan terdapat sepuluh
kelompok pemakai laporan keuangan.
Lebih lanjut Drebin menjelaskan
keterkaitan antar kelompok pemakai
laporan keuangan tersebut dan
menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh
kelompok pamakai laporan keuangan
tersebut adalah:

1. Pembayar pajak (taxpayers)

2. Pemberi dana bantuan (grantors)


3. Investor

4. Pengguna jasa (fee-paying service


recipients)

5. Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)

7. Dewan legislatif

8. Manajemen

9. Pemilih (voters)

10. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas


pertimbangan bahwa pembayar pajak,
pemberi dana bantuan, investor, dan
pembayar jasa pelayanan merupakan
sumber penyedia keuangan organisasi;
karyawan dan pemasok merupakan
penyedia tenaga kerja dan sumber daya
material; dewan legislative dan
manajemen membuat keputusan alokasi
sumber daya; dan aktivitas mereka semua
diawasi oleh pemilih dan badan pengawas,
termasuk level pemerintahan yanglebih
tinggi.

Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan


Keuangan
Pada dasarnya masyarakat (publik)
memiliki hak dasar terhadap pemerintah,
yaitu :

a. Hak untuk mengetahui (right to know),


yaitu : suatu kebijakan dan keputusan
tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be
informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasansecara terbuka atas
permasalahan-permasalahan tertentu yang
menjadi perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to
be heard and to be listen to).
Laporan keuangan pemerintah merupakan
hak publik yang harus diberikan oleh
pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Hak publik atas informasi keuangan
muncul sebagai konsekuensi konsep
pertanggungjawaban publik.
Pertanggungjawaban publik mensyaratkan
organisasi publik untuk memberikan
laporan keuangan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan
(accountability & stewardship). Setiap
pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda – beda
terrhadap informasi keuangan yang
diberikan oleh pemerintah. Bahkan di
antara kelompok pemakai laporan
keuangan tersebut dapat timbul konflik
kepentingan. Laporan keuangan
pemerintah disediakan untuk memberi
informasi kepada berbagai kelompok
pemakai, meskipunsetiap kelompok
pemakai memiliki kebutuhan informasi
yang berbeda – beda. Kebutuhan informasi
pemakai laporan keuangan pemerintah
tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik
membutuhkan informasi atas biaya, harga,
dankualitas pelayanan yang diberikan.

2. Masyarakat pembayar pajak dan


pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan danpenggunaan dana yang
telah diberikan. Publik ingin mengetahui
apakah pemerintah melakukan ketaatan
fiskal dan ketaatan pada peraturan
perundangan atas pengeluaran –
pengeluaran yang dilakukan.

3. Kreditor dan investor membutuhkan


informasi untuk menghiitung tingkat risiko,
likuiditas, dan solvabilitas.

4. Parlemen dan kelompok politik


memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsipengawasan, mencegah
terjadinya laporan yang bias atas kondisi
keuangan pemerintah, dan penyelewengan
keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi
akuntansi sebagai komponen sistem
informasi manajemen untuk membantu
perencanaan dan pengendalian organisasi,
pengukuran kinerja, dan membandingkan
kinerja organisasi antar kurun waktu dan
dengan organisasi lain yang sejenis.

6. Pegawai membutuhkan informasi atas


gaji dan manajemen kompensasi.

BAB 3
PENUTUP

Siklus akuntansi merupakan suatu


proses penyediaan laporan keuangan
organisasi suatu periode akuntansi
tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
selama periode tersebut, bersumber dari
transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari
penjurnalan transaksi atau kejadian,
pemindahbukuan ke dalam buku besar,
dan penyiapan laporan keuangan pada
akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan
pada akhir periode termasuk
mempersiapkan akun untuk mencatat
transaksi-transaksi pada periode
selanjutnya. Banyaknya langkah yang
harus dilakukan pada akhir periode secara
tidak langsung menunjukkan bahwa
sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian,
pencatatan dan pemindahbukuan selama
periode tersebut membutuhkan waktu
lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan
di akhir periode.

Anda mungkin juga menyukai