PENDIDIKAN KEJURUAN
Oleh: RASTO
Abstrak
tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri, atau untuk bekerja sebagai
bagian dari suatu grup kerja. Sejalan dengan pendapat tersebut Evans
bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu
bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada
RASTO 1
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
peserta didik menjadi tenaga kerja yang profesional. Ditegaskan oleh Byram dan
occupational education are used interchangeably. These terms may have different
connotations for some readers. However, all three terms refer to education for
work.
vokasional di Indonesia terdiri atas tiga jenis, yaitu pendidikan kejuruan, vokasi
RASTO 2
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
manusia terdorong kerja karena tiga aspek yakni, material, bekerja sama, dan
jatidiri (ego); Ketiga, dorongan untuk bekerja karena psikologi, keamanan, rasa
memiliki dan cinta, kepentingan, respek, harga diri serta kebebasan, ingin
Keempat, demikian mendesak manusia akan perlunya kerja, yang dapat diartikan
RASTO 3
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
religi, seni, dan jasa; (2) kontrol sosial yaitu, kontrol perilaku dengan norma-
(3) seleksi dan alokasi yaitu, mempersiapkan, memilih, dan menempatkan calon
tenaga kerja sesuai dengan permintaan pasar kerja; (4) asimilasi dan konservasi
budaya yaitu, absorbsi antar budaya masyarakat serta pemeliharaan budaya lokal;
sekedar mendidik dan melatih keterampilan yang ada, tetapi juga harus berfungsi
akulturasi atau penyesuaian diri dengan perubahan dan enkulturasi atau pembawa
dikaji dari manfaatnya. Pendidikan kejuruan menurut Sudira (2009) memiliki tiga
manfaat utama yaitu: (1) bagi peserta didik sebagai peningkatan kualitas diri,
lingkungan; (2) bagi dunia kerja dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas
mengurangi pengangguran.
RASTO 4
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
Berikut ini adalah falsafah dasar pendidikan kejuruan menurut Prosser dan
Quigley (1950:217).
Sebagian lingkungan tersebut bersifat fisik seperti peralatan dan mesin serta
personal, seperti jenis hubungan kerja atasan dengan bawahan. Apapun jenis
dilatih merupakan suatu replika dari lingkungan tempat siswa nanti bekerja.
b. Pada keadaan tertentu, suatu jenis pekerjaan juga dilaksanakan sesuai dengan
praktik standar tertentu. Agar siswa dapat siap bekerja secara efektif, siswa
RASTO 5
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
efektif hanya dapat diberikan bila pekerjaan yang dilatih itu dilaksanakan
dengan cara yang sama, peralatan yang sama, dan mesin yang sama dengan
pekerjaan aslinya. Tentunya akan sia-sia bila melatih siswa dalam pekerjaan
tertentu dengan menggunakan mesin yang sudah usang. Percuma juga bila
melatih siswa untuk berproses dan bekerja dengan peralatan manual bila
c. Siswa harus dilatih dalam kebiasaan pemikiran yang serupa dengan kebiasaan
bila dapat melatih siswa secara langsung dan secara khusus dalam kebiasaan
dan minat tertentu yang harus dipertimbangkan jika pelatihan mereka ingin
berhasil secara efektif. Harus disadari bahwa individu berbeda dalam hal
pelatihan kepada siswa yang sejalan dengan minat dan sikapnya sehingga
RASTO 6
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
yang efektif untuk setiap profesi, tugas, dan pekerjaan hanya dapat diberikan
bertindak dan berpikir itu diulang-ulang sampai pada titik di mana kebiasaan
pekerjaan sesungguhnya.
g. Pendidikan kejuruan merupakan sarana sosial untuk secara cepat dan secara
supervisi, arahan, dan pengajaran dari orang lain (instruktur). Orang yang
melatih serta memiliki kebiasaan yang dapat ditularkan kepada siswa dari
RASTO 7
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
maupun bagi masyarakat. Hal ini dapat dihindari bila lulusan itu sampai pada
titik di mana dia memiliki asset dalam keterampilan dan pengetahuan yang
dapat dijual kepada pemberi kerja. Dengan demikian untuk setiap pekerjaan
dimiliki seseorang untuk bertahan dan terus bekerja dalam pekerjaan itu. Jika
i. Setiap jenis pekerjaan dilaksanakan dalam cara tertentu. Jika individu harus
dilatih sehingga mereka dapat bertahan dan terus bekerja dalam pekerjaan itu,
harus melatih siswa untuk memenuhi tuntutan “pasar” walaupun ada cara lain
yang lebih efisien untuk melakukan jenis pekerjaan tertentu dan bahwa ada
j. Pembentukan kebiasaan proses yang efektif pada setiap siswa akan berhasil
bila pelatihan diberikan pada pekerjaan aktual dan tidak pada latihan bekerja
RASTO 8
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
k. Sumber dari muatan (content) yang reliable untuk pelatihan khusus dalam
pekerjaan tersebut.
(content) harus ditemukan dalam jenis pekerjaan itu sendiri, tetapi juga
menemukan bahwa muatan ini memang khusus untuk setiap pekerjaan dan
tidak bersifat umum. Kenyataan ini menegaskan bahwa untuk setiap jenis
pekerjaan terdapat suatu body of content yang khusus untuk jenis pekerjaan
tersebut dan yang secara praktik tidak memiliki nilai fungsi untuk pekerjaan
lainnya. Hanya sedikit muatan umum yang ada di antara berbagai jenis
pekerjaan. Muatan khusus untuk suatu jenis pekerjaan biasanya terdiri dari
tiga jenis, yaitu muatan manipulatif, muatan teknis khusus, dan muatan
intelegensi.
n. Pendidikan kejuruan akan efisien jika dalam metode pengajaran dan hubungan
RASTO 9
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
modifikasi utama dalam organisasi, dalam disiplin ilmu, dan dalam metode
pengajaran.
administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika bersifat elastis dan lentur
setiap upaya dilakukan untuk mengurangi biaya per kapita, terdapat suatu
standar minimum yang harus diberikan, dan bila tidak memenuhi, pendidikan
terdapat lima karakteristik yang sekaligus menjadi faktor pembeda antara sekolah
Tabel 1.
Karakteristik Pendidikan Kejuruan dibandingkan
dengan Pendidikan Umum
RASTO 11
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mengajar, maupun situasi
sebenarnya.
perkembangan dunia kerja. Oleh karena itu pendidikan kejuruan harus bersifat
industri.
RASTO 12
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
pemerintah tidak mempunyai peran, atau hanya peran marginal dalam proses
kualifikasi pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya liberal, namun kita dapat
bersifat umum, dan mereka tidak dapat diusik oleh pemerintah karena yang
menjadi sponsor, dana dan lainnya adalah dari perusahaan. Beberapa negara
hal ini yang menentukan jenis pendidikan apa yang harus dilaksanakan di
perusahaan, bagaimana desain silabusnya, begitu pula dalam hal pendanaan dan
permintaan kebutuhan tenaga kerja ataupun jenis pekerjaan saat itu. Walaupun
model ini disebut juga model sekolah (school model), pelatihan dapat
sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol pemerintah
RASTO 13
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
(state controlled market) dan model inilah yang disebut model sistem ganda (dual
kemampuan kerja yang handal bagi para lulusan pelatihan tersebut. Negara yang
kejuruan yang secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah
(dalam Anwar, 1999:5) PSG merupakan perkembangan dari magang yaitu belajar
sambil bekerja atau bekerja sambil belajar langsung dari sumber belajar dengan
aspek meniru sebagai unsur utamanya dan hasil belajar/bekerja itu merupakan
RASTO 14
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
(school based learning) dan berbasis kerja (work based learning). Siswa berstatus
kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
yaitu: (1) ada keterkaitan antara apa yang dilakukan di sekolah dan apa yang
dilakukan di institusi pasangan sebagai suatu rangkaian yang utuh; (2) praktek
keahlian di institusi pasangan merupakan proses belajar yang utuh, bermakna dan
sarat nilai untuk mencapai kompetensi lulusan; (3) ada kesinambungan proses
belajar dengan waktu yang sesuai dalam mencapai tingkat kompetensi yang
RASTO 15
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
bidang studi keahlian yaitu: (1) teknologi dan rekayasa; (2) teknologi informasi
dan komunikasi; (3) kesehatan; (4) seni, kerajinan, dan pariwisata; (5) agribisnis
dan agroteknologi; dan (6) bisnis dan manajemen. Masing-masing bidang studi
curriculum). Harapannya adalah: (1) lulusan SMK mampu bekerja secara mandiri
(wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada; (2) keahlian lulusan
SMK sesuai dengan tuntutan dunia kerja; dan (3) lulusan SMK mampu
teknologi.
RASTO 16
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam
cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang
substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan
baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program
normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam
kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih
pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan
kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
RASTO 17
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada
peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan
teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan
dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama
bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada,
maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap
melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
RASTO 18
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
(skills) agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut oleh
sistem modular.
RASTO 19
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
DAFTAR PUSTAKA
Byram, H.M. & Wenrich, R.C. (1956). Vocational Education and Practical Arts
in the Community School. New York: The Macmillan Company.
Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.
Hamalik, O. (1990). Pendidikan Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan,
Kewirausahaan dan Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Muliati A.M. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu
Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai
Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan
(2005/2007). [Online]. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/
muliatyunjbab.pdf.
RASTO 20
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012
RASTO 21
PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA