Anda di halaman 1dari 24

EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA

Bagian penunjang kuku terdiri atas :

1. Eponychium
Eponikium merupakan batas antara kulit epidermis dengan
kuku pada bagian dorsal lipatan proksimal kuku,
membentuk benteng pertahanan
2. NPF (Nail Proximal Fold)
Lipatan proksimal kuku terbentuk setelah epidermis kulit
membengkok atau melipat ke dalam pada batas
eponychium dan menjadi epidermis kuku. Dalam NPF
terdapat NPFSC yang aktif dalam meregenarasi kuku
3. Matriks
Setelah NPF menekuk ke dorsal lalu ke distal, matriks adalah
lanjutan dari ventral NPF. Matriks terdiri dari sel-sel aktif
yang berkembang biak disebut onikosit. Sel-sel induk akan
berproliferasi dengan cepat dan akan berdiferensiasi dalam
mengatur regenerasi kuku
4. Matriks kuku akan berdiferensiasi menjadi zona keratogen,
yang berfungsi menyimpan sel pada “nail plate” diatasnya
5. Hyponychium
Adalah bagian epitel kuku yang paling distal yang terletak di
tepi “nail bed”, dan dibawah lempeng kuku di
persimpangan antara ujung kuku yang bebas dengan
epidermis kulit
Hyponychium berfungsi untuk melindungi “nail bed”. 1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
1. Perubahan bentuk
a. Clubbing : peningkatan kelengkungan kuku tranversal
dan longitudinal dgn disertai hipertrofi jaringan lunak di
pulpa jari
Ada 3 bentuk penilaian geometrik:
- Lovibond’s angle: ditemukan di persimpangan
antara lempeng kuku dan lipatan kuku proksimal,
biasanya <160°. Pada clubbing menjadi >180°.
- Curth’s angle: sambungan interphalangeal distal
biasanya sekitar 180 °. Pada clubbing berkurang
hingga <160 °
- Schamroth’s window: ketika sisi dorsal dari 2 jari
tangan yg berlawanan ditempelkan menunjukkan
window of light, dibatasi oleh Lovibond’s angle 
ketika sudut ini dihilangkan pada clubbing, window
of light akan tertutup.2
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
b. Koilonychia
- Koilonychia: kelengkungan terbalik pada sumbu
transversal dan longitudinal yang membuat sisi
dorsal kuku menjadi cekung  paling terlihat pada
ibu jari/ jempol kaki
- Koilonychia bisa terjadi pada bayi dgn defisiensi
cysteine‐rich keratin pada trichothiodystrophy,
defisiensi besi, haemochromatosis sementara pada
dewasa disebabkan oleh mayoritas genetik.2

c. Anonychia
- Anonychia: tidak adanya seluruh atau sebagian dari
satu atau beberapa kuku
- Bisa terjadi secara congenital ataupun didapat.2
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
d. Subungual Hiperkeratosit dan Onychogryphosis
- Paling sering terjadi pada penyakit psoriasis
- Etiologi : trauma, kontak alergi, toksik, dermatitis
atopic.
- Ini hampir selalu dikaitkan dengan onycholysis,
- Onychogryposis yang artinya berlebihnya “nailbed”
dan matrix hyperkeratosis.
- Terdiri dari lapisan kertain yang menumpuk satu
dengan yang lain, menebal, keruh dan memiliki
bentuk tanduk domba jantan – sering terjadi pada
orang tua.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
e. Retronychia
- Penumpukan kuku secara proksimal akibat trauma
berulang pada kuku sehingga menyebabkan
gerakan mundur dari lempeng kuku.
- Lunula tidak lagi ada
- Pada tekanan, jaringan granulasi dapat muncul dari
bawah lipatan kuku.
- Sehingga bila terjadi pertumbuhan kuku baru maka
akan terbentuk di bawah kuku proksimal yang
sudah tua tersebut.1

f. Ingrow Nail
- Kuku tumbuh ke dalam dengan tipe yang paling
umum adalah kearah distal-lateral kuku ibu jari kaki.
- Ada perbedaan antara “nail plate” dengan “nail bed”
yang terlalu sempit, hal ini berlaku di bagian distal
karena pengaruh tekanan dari sepatu misalnya.
Ujungnya dekompresi sehingga muncul rasa sakit
sehingga pasien memotong ujung kukunya dan
menyisakan semacam spikula di belakang yang
menembus jaringan lunak bagian distal dari sulkus
sehingga timbullah nyeri, nanah, odem, dan
jaringan granulasi 1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
2. Perubahan warna
a. Leukonychia
- Herediter
Didapat : punctata, striata, diffuse, multiple narrow
white longitudinal lines
- Etiologi : idiopatik, mikrotrauma, manicure,
penyakit liver, kegagalan ginjal
- Penyakit : anemia, Raynaud sindrom, scleroderma.1

b. Cloronychia
Akibat Pseudomonas aeruginosa (pyocianin).1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
c. Erythronychia
- Dibagi menjadi dua : Red Lunula dan Longitudinal
erythronychia
- Tampak pada penyakit : eritema multiform,
alopecia areata, psoriasis dan lupus eritematosa.1

d. Yellow Nail – Xanthonychia


- Semua kuku berwarna kuning, hal ini bisa
disebabkan karena terjadi penebalan atau infeksi
sekunder dari Candida atau Pseudomonas
- Lunula tak tampak dan ada peningkatan lengkungan
baik secara transversal maupun longitudinal pada
lempeng kuku serta hilangnya kutikula
- Sindrom kuku kuning : gejala triad dari
1. infeksi bronkopulmonary,
2. edema pada ujung-ujung ekstremitas dan
3. kuku yang berwarna kuning mengalami
pertumbuhan yang lambat.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
e. Brown to Black – Melanonychia
Etiologi :
- Aktivasi matrix melanosit, matric lentigo, nevus,
melanoma
- Pigmen Mikroba : Proteus spp, Klebsiella spp, fungi
yang memproduksi melanin
- Eksogen : Nitrat silver, potassium permanganat,
perokok berat, lingkungan yang kotor
- Darah : trauma akut atau kronik, gesekan1

f. Blue Nail – Azure Nail


- Etiologi : Tembaga sulfur, ingesti dari silver nitrat
- Lunula berwarna biru keabu-abuan.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
3. Perubahan permukaan
a. Longitudinal Groove
- Tampak alur longitudinal pada permukaan kuku.
Dengan ketebalan sepenuhnya atau hanya sebagian
- Distrofi kalaniform median merupakan gejala klinis
yang khas.
- Ibu jari yang paling sering terkena
- Hal ini bersifat kambuh-kambuhan.2

b. Transverse Grooves dan Beau Line


- Terdapat alur melintang pada sebagian atau seluruh
dari permukaan kuku. Yang membuat batas dengan
lunula
- Etiologi : trauma, inflamasi, neurological, dan
penyakit sistemik
- Jika penyebabnya adalah penyakit sistemik maka
disebut Beau Line.2
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
c. Pitting Nail
- Depresi pada permukaan kuku akibat keratinisasi
yang abnormal dalam matriks apikal.
- Muncul sebagai titik-titik lubang pada permukaan
kuku.1

d. Trachionychia
- Adalah istilah untuk kuku kasar. 1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
e. Brittle Nails = kuku yang mudah rapuh
- Fisura longitudinal multiple, sering dikaitkan akibat
penipisan kuku. Ini merupakan ciri khas
onychorrhexis akibat kelainan pada keratinisasi
- Onychoschizia adalah pembelahan kuku dengan
ujung yang bebas. Faktor lingkungan berperan
penting seperti sering kontak dengan air, yang
berhubungan dengan hidrasi dan dehidrasi kuku,
sehingga lipoprotein turut keluar. Penyebab lain
adalah : onikomikosis dan beberapa dermatosis.1

Penyebab Britte nails adalah :

- Anemia kronik
- Def. besi, vit. A, B6, dan C
- Hipervitaminosis A
- Genetik
- Kerusakan lokal akibat trauma, alkalis, detergen,
manicure berlebihan.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
4. Abnormalitas Perlekatan
a. Onycholisis
- Pemisahan distal dan / atau lateral kuku dari dasar
kuku
- Penyebab idiopatik atau sekunder (trauma, infeksi
jamur, eksim, reaksi obat, dan photo-onycholisis)2

b. Pterygium
- tampilan bersayap yang mana pita fibrotik sentral
membagi kuku secara proksimal menjadi dua
- Ventral pterygium: terjadi pada permukaan bawah
distal kuku, dengan ekstensi kedepan epitel bed
kuku yang menggeser hyponychium dan
mengaburkan alur distal2.
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
c. Nail Shedding
Kuku dapat hilang mll mekanisme sbb:
- Kehilangan total lempeng kuku akibat pemisahan
kuku proksimal yang memanjang ke distal, disebut
onychomadesis
- Dermatosis lokal/ genetalisata
- Trauma
- Kehilangan sementara oleh krn retinoid dan dosis
besar cloxacillin dan cephaloridine
- Onychoptosis defluvium atau alopecia unguium
- Inherited structural defect2.
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
A. Psoriasis
- Dermatosis dengan keterlibatan kuku paling sering
- Perubahan kuku yang paling sering terjadi :
 Pitting nail
 Subungual hyperkeratosis
 Onycholisis
 Bintik salmon
 Eritema pada lunula
 Splinter hemorage
 Leukoplakia
 Paronikia psoariatik.1

B. Eczema
- Dalam konteks ini, istilah eczema digunakan sebagai istilah
gabungan dari dermatitis kontak iritan, alergi, atopic dan
numularis
- Misal pada pasien dengan alergi kuku palsu
 Kukunya sendiri akan kehilangan transparansinya, karena
matriks memasukkan serum ke dalam nail plate. Bed nail
menjadi hiperkeratotik.
 Pada fase akut akan tampak eritema pada kulit
periungual dengan vesikel kecil yang cenderung mudah
pecah
 Tahapan kroniknya, terjadi pembengkakan pada lipatan
kuku bagian proksimal, hilangnya kutikula dan
terpisahnya lempeng kuku yang mendasarinya
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
- Dermatitis kontak iritan
 Pada fase akut jarang tampak eritema dan pembentukan
vesikel.
 Pada fase kronis justru tampak eritema, penebalan,
fisura, dan paronychia.
- Dermatitis Numular
 Plak eritematosa pada lipatan kuku bagian proksimal
dengan papul yang dilapisi oleh krusta serosanguinolenta
- Dermatitis Atopi
 Kuku mengkilap menandakan gatal yang kronis. Mereka
tidak menggunakan ujung kuku untuk menggaruk
gatalnya namun dengan punggung kuku bagian distal
agar tidak menyakiti kulit nya.
 Adanya retakan dan deskuamasi pada ujung jari tangan
dan kaki terutama saat musim dingin. Retakan dimulai
dari bagian kuku lateral menuju ke ibu jari1.
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
C. Alopecia Areata
- Semakin parah alopecia maka semakin parah keterlibatan
kuku
- Kuku menjadi kasar dan tampakan pitting nail yang tak
terhitung banyaknya
- Permukaan kuku bisa tetap halus atau justru tak nampak
- Kuku menjadi keruh.1

D. Liken Planus
- Tampak ridging longitudinal dan membelah kuku sampai
bagian distal
- Kuku menjadi kasar dan tidak mengkilap
- Gambaran kuku pterigium
- Hiperkeratosis subungual dengan onycholisis
- Varian lain yaitu, liken planus pigmen, ulserasi dan bulosa.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
E. Autoimmune Bullous
- Paronikia kronis dengan pembentukan cairan dan krusta
diikuti dengan onycomadesis
- Terkadang mengalami “loss of nail”
- Pembentukan pterigium dan kehilangan kuku secara
permanen ditemukan pada penyakit pemfigoid bullosa,
pemfigoid cicatrical dan epidermolysis bullosa.
- Pada pemfigoid bullosa tampak gelembung ljernih yang
besar pada periungual, kemudian erosi dengan
pembentukan krusta terkadang membentuk impetiginisasi
superficial. 1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
F. Vaskulitis dan Vaskulopati
- Vaskulitis leukositoklastik dapat mempengaruhi phalanx
distal terutama jari kaki.
 Tampak bintik-bintik merah kecil pada lipatan proksimal
kuku yang cenderung menjadi nekrosis dan membekas.
- Pada sepsis gonokokkal “jinak”, tampak papul kecil
haemorage pada falang distal dan pada lipatan proksimal
kuku.
- Vaskulopati Livedoid adalah kelainan khas pada kaki yang
menyebabkan nyeri pada lambung.
 Tampak adanya papul likenoid dengan garis merah-putih
pada lipatan proksimal kuku1

G. Penyakit jaringan penyokong  Kuku berbentuk seperti paruh beo dengan permukaan
- Lupus Erythematosus dan bentuk khususnya yaitu Chilblain kuku kusam atau keruh.1
Lupus, dermatomyositis, dan scleroderma dapat
mempengaruhi kuku.
 Penyakit tersebut akan memengaruhi perubahan kapiler
pada lipatan kuku
 Erytema periungual dan lunula tampak pada lupus
eythematosus akut
 Sementara tingkat kronis menyebabkan garis-garis
merah pada nail bed, kuku meruncing dan distrofi.
Tampak garis putih di kuku berwarna coklat pada pasien
berkulit hitam yang menderita luekoderma kepala akibat
DLE kronis
 Onikolisis, pterigium dan clubbing adalah tanda yang
tidak spesifik
- Scleroderma
 Terjadi penyempitan jari1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
H. Infeksi Virus
- Herpes Virus
Herpes viridae yang paling banyak mempengaruhi kuku
adalah herpes simpleks tipe 1 (HHV 1), tipe 2 (HHV2), virus
varicella zoster (HHV3), dan sarcoma kaposi (HHV 8).
 Herpes simplex pada kuku
- Herpes simpleks digiti terjadi berulang pada anak-
anak, remaja, dan profesi tertentu yaitu dokter gigi
(sebelum mereka memulai rutin memakai sarung
tangan)
- Vesikel kecil terlihat jelas pada fase pertama
kemudian beberapa hari menjadi kekuningan dan
melepuh serta cenderung bergerombol.
- Dari awal terlihat goresan merah memanjang dari
jari ke lengan.
- Limfangitis biasanya berhubungan dengan nyerinya
- Setelah 7-10 hari, nyeri akan berkurang dan lepuhan
akan berubah menjadi hemorage dan akhirnya
mongering.
- Setelah 2 – 3 minggu sisa pecahan akan lepas.1
 Human Papilloma Virus
- Kutil merupakan penyakit infeksi paling sering pada
manusia.
- Pada lipatan proksimal kuku, tampak adanya papul
dengan keratotik kasar
- Kutil subungual memiliki gambaran yang tidak
spesifik  kuku menjadi terangkat dan biasanya
menyakitkan.
- Dibawah lipatan kuku proksimal terdapat
pembengkakan.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
 Varicella Zooster
- Tampak vesikel dan mungkin bersamaan dengan
herpes zoster, meskipun jarang namun meluas ke
digiti bagian distal.
- Tampak onychomadesis pada anak-anak setelah
cacar air dan dapat diasumsikan bahwa tanpa
disadari virus masuk dalam matriks adalah
penyebabnya1.

I. Infeksi Bakteri
- >> streptococci or staphylococci  >> impetigo
 Klinis: >> impetigo bulosa.
 Dimulai dengan lepuh di bagian proksimal dan lateral
kuku kemudian membusuk, kadang perdarahan. Nyeri
ringan. Pada anak2  nanah di bawah kuku. Infeksi di
bawah kuku  subungual whitlow (bentukan abses)1.
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
- Infeksi Pseudomonas
 Klinis: >> P. aeruginosa. Kolonisasi yg menyebabkan kuku
berwarna hijau menjadi hitam kecoklatan dan sering
paronikia marginal yang terlokalisasi1.

J. Infeksi Jamur
- Onikomikosis >> pada subungual distal atau distal-lateral.
Pada awalnya, ada keratosis subungual distal dengan batas
yang tidak beraturan ke arah alas kuku. Perlahan
berkembang ke proksimal, sementara itu kuku berubah
warna, tidak transparan, dan pecah di bagian distal.
- Setelah beberapa bulan atau tahun
- hiperkeratosis subungual dapat terus menebal. Ada
deskuamasi ringan dan tidak mencolok di sekitar kuku atau
bahkan tinea pedis. Kadang, garis kuning berkembang
membentuk seperti irisan sempit di arah proksimal. Tepi
lateral kuku sering onikolitik.1
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
- Onikomikosis putih superfisial adalah kondisi yang sebagian
besar terlihat pada kuku kaki sebagai bercak putih kapur
tanpa kilau pada permukaan kuku  khas pada infeksi HIV1

- Onikomikosis subungual proksimal juga jarang terjadi 


terlihat sebagai perubahan warna putih menjadi kekuningan
pada kuku yang tumbuh dari bawah lipatan kuku proksimal1.
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA
- Onikomikosis endonyx adalah bentuk langka di mana jamur
hanya tumbuh di lempeng kuku tanpa mempengaruhi
jaringan subungual1
- Semua onikomikosis yang berbeda ini dapat menyebabkan
onikomikosis distrofik total di mana kuku diganti dengan
puing-puing keratotik yang tidak teratur yang penuh dengan
jamur.

Sumber :

Blume Ulrike & Varvara Kanti, Disorder of the Hair and Nails
In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 9th ed.
New York: McGraw-Hill Education, LLC; 2019:1568-
1610.

David A. R. de Berker1, Bertrand Richert2 and Robert Baran,


Acquired Disorders of The Nails and Nail Unit In: Rook’s
Textbook of Dermatology. 9th ed. New Jersey: John Wiley
& Sons, Ltd; 2016:95.1-66 .
EFLORESENSI PADA KUKU DAN PENYAKIT YANG MENDASARINYA

Anda mungkin juga menyukai