Anda di halaman 1dari 8

Dana Sehat sudah lama dikembangkan di Indonesia jauh sebelum program JPKM dicanangkan.

Sejak
pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) digunakan pada tahun 1974, Dana
Sehat telah mulai marak, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana. Jimpitan beras, sumbangan
keluarga untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) balita, arisan jamban keluarga, arisan rumah
sehat, adalah beberapa dari sekian banyak kegiatan yang bernuansa Dana Sehat.

Meskipun secara kuantitatif cukup banyak, namun pada skala mikro harus diakui bahwa Dana
Sehat ini mengalami 2 fenomena yang menarik, yaitu :

Fenomena gigi gergaji

Banyak Dana Sehat yang baru berdiri, kemudian jatuh, bangun lagi, jatuh lagi dan seterusnya, sehingga
bila di gambar grafik pertumbuhannya tampak seperti gigi gergaji. Hal ini terjadi karena pada Dana Sehat
yang berskala kecil itu, meskipun mudah tumbuh namun daya tahannya sangat lemah.

Fenomena Bonsai

Dana Sehat yang berhasil melampaui gigi gergaji akan menjadi Dana Sehat yang bertahan terus sampai
bertahun-tahun, namun tatap kecil sehingga mirip bonsai. Hal ini terjadi karena pada model pendanaan
seperti ini berlaku Hukum Bilangan Besar, sehingga bila pesertanya terbatas, manfaatnya juga amat
terbatas. Seperti halnya Bonsai, Dana Sehat memerlukan dedikasi yang tinggi dari pengelolanya. Bila
tidak ada pengelola yang dedikatif, Dana Sehat biasanya akan terbengkelai.

Bersamaan dengan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia, “demand” masyarakat


terhadap kesehatan masyarakat makin meningkat. Sejalan dengan itu terjadi perkembangan yang
menarik, yakni meluasnya keinginan membentuk Dana Sehat dan membesarnya liputan wilayah Dana
Sehat. Bila dulu Dana Sehat hanya terbatas pada desa, kini sudah mulai merambah ketingkat kecamatan
bahkan kabupaten. Institusi penyelenggara Dana Sehat juga mulai beragam, ada pola PKMD, pola UKS,
pola Koperasi, pola UKK, pola Pondok Pesantren, pola PKK, pola LSM, kelompok agama, pola perusahaan
swasta, dan lain-lain.

A. Sejarah Perkembangan Dana sehat

Dana sehat pada awalnya dapat diartikan sebagai kegiatan masyarakat secara gotong royong dalam
mengumpulan dana untuk membantu anggotanya dalam upaya pemeliharaan kesehatan.

Dana sehat mulai berkembang sejak tahun 1950. Berbagai istilah penyebutan dana sehat di masyarakat
seperti dana sehat, dana kesehatan, koperasi kesehatan masyarakat dan sebagainya. Dana sehat pada
waktu itu tidak hanya digunakan untuk kesehatan, tapi juga digunakan untuk perbaikan rumah,
membangun jamban, sumber air bersih dan sebagainya.
Pada tahun 1970 an dana sehat semakin berkembang di pulau Jawa yang dikaitkan dengan program
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Pelaksanaan dana sehat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Iuran dana tidak hanya dalam bentuk uang, tapi juga dalam bentuk
natura (hasil bumi, kerajinan dan sebagainya). Pada tahun 1980 an dikembangkan DUKM (Dana Upaya
Kesehatan Masyarakat), Dana sehat dicantumkan didalam UU No. 23 tahun 1972 tentang kesehatan
yang menyebutkan “Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat” (JPKM).

Sebagai cara penyelenggaraan dan penjelasan pemeliharaan kesehatan sebagai upaya kesehatan
paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), terpadu, berkesinambungan dengan mutu yang
terjamin dan bertujuan melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. JPKM merupakan
landasan bagi setiap penyelenggaraan upaya pemulihan kesehatan yang berazaskan usaha bersama dan
kekeluargaan dan pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya.

Program JPKM adalah upaya pemeliharaan kesehatan untuk peserta serta bidanng penyelenggaraan
yang membiayainya dilakukan secara pra upaya dan dikelola berdasarkan jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat. Kaitan JPKM dan dana sehat : pada JPKM dapat ditempatkan dana sehat karena
pemeliharaan kesehatan didukung oleh kontribusi pembiayaan dari masyarakat.

Untuk mencapai derajat kesehatan optimal diperlukan juga berbagai upaya sebagai peran dari
masyarakat. Salah satu upaya itu adalah dana sehat.

Dana sehat adalah suatu upaya pemeliharaan kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang
diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra
upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Ciri khas dana sehat adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang atau modal dan
benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan kesehatan masyarakat sendiri.

B. Tujuan Dana Sehat

Dana sehat bertujuan untuk memelihara kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berkesinambungan melalui penyelenggaraan kesehatan, kepesertaan dan pendanaan yang
terorganisasi. Secara khusus tujuan dana sehat adalah :

1. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna.

2. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atau azas gotong royong.

3. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi masyarakat yang
melindungi kepentingan peserta.

Dana sehat tidak hanya semata membiayai pemeliharaan kesehatan, melainkan juga berusaha
meningkatkan kemampuan hidup sehat anggota masyarakat, baik perorangan, keluarga maupun
masyarakat.
Dana sehat merupakan salah satu bentuk peran serta dan kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan. Penyelenggaraan diperlihatkan melalui kelompok masyarakat yang terorganisasi seperti
RT/RW, LKMD/PKK, paguyupan, pengajian, koperasi dan lain-lain.

C. Komponen Penyelenggaraan

Dalam penyelenggaran dana terdapat 3 komponen yaitu :

1. Peserta

Peserta dana sehat dapat perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat. Sebagai perorangan, peserta
berkewajiban membayar iuran yang ditetapkan untuk mendapatkan hak pelayanan kesehatan. Peserta
dana sehat dalam bentuk keluarga. Jumlah anggota keluarga yang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan ditentukan atas dasar sesuai dengan iuran yang diserahkan dan paket pelayanan yang
diberikan. Dalam bentuk kelompok, peserta ikut serta didalam penyelenggaraan dana sehat berdasarkan
atas musyawarah bersama.

2. Pelaksana

Tenaga kesehatan yang bekerja diunit kesehatan penyelenggara dana sehat bertindak sebagai pelaksana
dana sehat. Sebagai penyelenggara dana sehat ini dapat unit pelayanan kesehatan pemerintah dan
swasta.

3. Pengelola dana sehat

Pengelola dana sehat melaksanakan tiga fungsi yaitu fungsi kepesertaan, pendanaan dan pemeliharaan
kesehatan.

D. Ciri Penyelenggaraan

Penyelenggaraan dana sehat bercirikan sebagai berikut :

1. Kegotong-royongan

Penyelenggaraan dana sehat dilaksanakan usaha bersama, azas kekeluargaan diantara peserta,
bersama-sama mengumpulkan iuran untuk pemeliharaan kesehatan. Gotong royong dilakukan oleh
peserta spontan dan sadar.

2. Musyawarah mufakat

Setiap putusan penyelenggaraan dana sehat didasarkan atas musyawarah anggotanya. Kepemimpinan
didalam penyelenggaraan dana sehat diperlukan agar tujuan bersama tercapai. Pemeliharaan kesehatan
yang didukung oleh dana sehat memerlukan organisasi yang teratur dan mantap. Azas demokrasi juga
merupakan sistem pengambilan keputusan didalam penyelenggaraan dana sehat.

3. Manajemen terbuka

Oleh karena dana sehat adalah upaya masyarakat secara gotong royong, maka manajemen dilakukan
adalah secara terbuka. Keterbukaan terutama dalam pengelolaan dana yang terkumpul. Hal ini hanya
dapat terwujud bila timbul rasa saling percaya mempercayai antara peserta dan pengelola.

4. Dana sehat dalam kegiatan ekonomi

Penyelenggaraan dana sehat akan lestari bila dikaitkan dengan upaya ekonomi. Misalnya keterkaitan
usaha koperasi, simpan pinjam dan kegiatan ekonomi lainnya merupakan tulang punggung yang dapat
memepertahankan dan mengembangkan penyelenggaraan dana sehat.

E. Penyelenggaraan Dana Sehat

Penyelenggaraan dana sehat dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

1. Penyiapan

Dalam tahapan penyiapan ini dilakukan telaah untuk mengetahui kemungkinan masyarakat dapat
melaksanakan penyelenggaraan dana sehat. Tahap ini juga merupakan tahap memperkenalkan dana
sehat dan dorongan masyarakat untuk turut serta berperan dalam penyelenggaraan dana sehat.

Pendekatan dengan tokoh masyarakat merupakan kegiatan awal dari tahap ini. Tokoh masyarakat
adalah faktor penentu keberhasilan upaya yang dilakukan ditengah-tengah masyarakat. Kepada tokoh
masyarakat diperkenalkan dana sehat dan manfaatnya. Masyarakat diajak untuk mengetahui
permasalahan kesehatan mereka melalui kegiatan survei diri.

Kegiatan survei ini merupakan penentu diselenggarakannya dana sehat. Pengetahuan masalah
kesehatan bagi masyarakat mendorong untuk mencari upaya pemecahan yang dapat dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri adalah penyelenggaraan dana sehat. Masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat merupakan bahan bagi kelompok bermusyawarah untuk mencari jalan keluarnya.

Didalam musyawarah dibahas upaya-upaya yang dilakukan untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Didalam musyawarah diputuskan perlunya penyelenggaraan dana sehat. Ketentuan jumlah iuran yang
harus dikontribusikan ditetapkan didalam musyawarah ini. Kemudian langkah selanjutnya adalah tahap
pelaksanaan.

2. Pelaksanaan

Kegiatan dana sehat yang utama adalah pembayaran iuran para anggotanya. Pemeliharaan kesehatan
melalui dana sehat banyak tergantung kepada kelancaran pembayaran iuran peserta dana sehat.
Pembayaran iuran yang teratur dan tepat waktu akan menjamin kelancaran pemeliharaan kesehatan.
Faktor lain yang perlu diperhatikan didalam pelaksanaan dana sehat ialah kesiapan pelaksana dan
pengelola pelayanan. Pelaksana melakukan pelayanan yang dapat memuaskan peserta. Ketidakpuasan
peserta menerima pelayanan kesehatan akan mempengaruhi kelancaran pembayaran iuran.
Manajemen yang dilaksanakan oleh pengelola dan timnya juga berperan sebagai faktor pendukung.
Manajemen yang baik akan memperlancar pembayaran iuran dan pelayanan.

3. Pembinaan dan pengembangan

Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah dan lembaga penyelenggaraan dana sehat. Melalui kegiatan
pembinaan dapat diketahui dengan segera masalah yang dihadapi dan dicarikan jalan pemecahannya.

Disamping itu petunjuk dapat diberikan melalui pembinaan. Upaya pengembangan merupakan
keharusan agar dana sehat dapat dinamis tumbuh ditengah masyarakat. Dana sehat harus dapat
mengikuti perkembangan masyarakat yang tumbuh dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus
meningkat. Oleh karena itu dana sehat terus berkembang secara terus menerus.

F. Dana Sehat dan KIA

Penyelenggaraan dana sehat dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan anak.
Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan kepada ibu hamil, nifas, menyusui, bayi
dan anak balita dan keluarga berencana.

Kontribusi dana dapat berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga. Sebagai peserta dana sehat disini
adalah ibu atau keluarga. Sebagai pelaksana pelayanan adalah tenaga kesehatan terutama bidan, dokter
dan perawat.

Penyelenggara dana sehat adalah lembaga yang ada di masyarakat seperti LKMD, PKK atau organisasi
masyarakat lainnya. Penyelenggaraan dana sehat KIA dapat merupakan bagian dan penyelenggara dana
sehat untuk pemeliharaan kesehatan umumnya. Bidan dapat berperan serta sebagai pendorong
terbentuknya dana sehat KIA, disamping sebagai pelaksana pelayanan.

Keikutsertaan para ibu dalam kegiatan sosial masyarakat lebih mudah bila dibandingkan dengan para
kaum bapak. Para ibu lebih mudah memberi kontribusi dalam kegiatan sosial. Potensi yang ada pada ibu
perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan dana sehat untuk mendukung pemeliharaan kesehatan ibu
dan anak.

ARAH YANG DITUJU

Pada masa lalu, para pengelola cenderung untuk tetap mengelola Dana Sehat dengan skala kecil.
Memang kecil itu indah. Namun kini dengan meningkatnya “ability to pay” masyarakat dan
meningkatnya demand mereka pada pemeliharaan kesehatan, pemerintah telah menyiapkan alternatif
untuk pemenuhan kebutuhan mereka.
Bila diurai lebih lanjut menurut fungsi kepesertaan pendanaan pemeliharaan kesehatan dan organisasi,
maka arah pembinaan yang harus dituju adalah sebagai berikut :

☺ Paket Pelayanan Dasar

Bila Dana Sehat akan mengarah ke JPKM maka paket pelayanan kesehatan dasar harus meliputi ;

b. rawat jalan yang meliputi :

© Promotif yaitu penyuluhan kesehatan

© Preventif yaitu pelayanan kesehatan pencegahan, termasukm didalammya pemberian imunisasi,


pelayanan KB dan pelayanan kesehatan ibu dan anak

© Kuratif yaitu pemeriksaan kesehatan , pengobatan dan tindakan medis

© Rehabilitatif yaitu upaya pemulihan kesehatan

c. Rawat inap yang meliputi 5 hari rawat

d. Pelayanan kesehatan penunjang termasuk :

© Pelayanan radiodiagnostik dan atau ultrasonografi

© Pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik

☺ Jumlah anggota dan besarnya iuran

Dikaitkan dengan paket pelayanan kesehatan dasar tersebut diatas, maka jumlah peserta dan besarnya
iuran akan saling bergantung. Makin besar jumlah peserta makin kecil iurannya, sebaliknya bila jumlah
peserta makin sedikit, iuran yang harus dibayar menjadi semakin besar.

Dari perhitungan dengan menggunakan tarif dasar pelayanan kesehatan Pemerintah yang berlaku
sekarang ini, untuk peserta lebih dari 1000 KK, atau 5000 orang, maka iuran yang harus dibayar adalah
sebesar Rp 800,- /kapita /bulan. Pada peserta yang sebesar ini, perlu organisasi BP JPKM yang:

© Berbadan hukum (PT, Koperasi atau BUMN)

© Modal yang cukup

© Manajemen minimum dengan 8 orang tenaga yang “full timer”

☺ Tahapan Perkembangan
Melihat standart minimal yang harus dilakukan bagi dana sehat yang mengarah ke JPKM, tampaknya
cukup berat untuk dicapai. Meski poyensi kesana tetap masih ada, namun masih perlu waktu yang
cukup panjang untuk menggapainya.

Untuk itu telah dirumuskan tahapan perkembangan dana sehat sebagai berikut:

a. Dana sehat “PRATAMA”, yaitu dana sehat yang paling pemula tingkatannya.

b. Dana sehat “MADYA”, yaitu dana sehat yang sudah agak berkembang, tetapi belum seperti yang
diinginkan.

c. Dana sehat “PURNAMA”, yaitu dana sehat yang sudah mantap seperti yang kita inginkan dan
mendekati persyaratan JPKM

Bila dikaitkan dengan perhitungan berdasarkan tarif perlayanan kesehatan pemerintah yang berlaku saai
ini, tahap perkembangan dana sehat tersebut dapat dikualifikasi seperti tabel berikut:

Tingkat Perkembangan Dana Sehat

Indikator Pratama Madya Purnama

Kepesertaan <500KK 500-1000 KK 10.000 KK

(2.500 orang) (2.500-5.000orang) (>5.000 orang)

Pendanaan/Iuran/Premi <Rp.500/bulan Rp.500-800/bulan >Rp. 800/bulan

Pemeliharaan Kesehatan Rawat Jalan Ditambah: Perangkat


lengkap seperti
SubPuskes Rawat inap dan tertulis di
persalinan Permenkes
Puskesmas

Organisasi Institusi lokal 1-2 Organisasi ada Organisasi


orang tenaga purna berbadan hukum
3-7 orang tenaga >8 orang tenaga
waktu
purna waktu purna waktu

Perkiraan tingkat Tingkat Desa Tingkat Kecamatan Lintas


wilayah Kecamatan
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa banyak dana sehat yang amsih dalam skala “kecil”,
baik ditinjau dari aspek kepesertaan besarnya iuran, paket pemeliharaan kesehatan maupun
organisasian. Oleh karena itu, terpaksa dilakukan stratifikasi dana sehat Pratama menjadi:

© Dana sehat Pratama I, artinya yang paling kecil

© Dana sehat Pratama II, yang tergolong menengah

© Dana sehat Pratama III, yang sudah mendekati kriteria maksimal Dana Sehat Pratama tersebut
diatas.

Adapun kriteria pembagiannya seperti tergambar dalam tabel berikut :

Pembagian Tingkat perkembangan Dana Sehat Pratama

Indikator Pratama I Pratama II Pratama III

Kepesertaan <150 KK (750 org) 150 - 300 KK (750 – 300 – 500 KK (1500 –
1500 org) 2500 org)

Pendanaan / Rp. 150/kap/bln 150 – 300/kap/bln 300 – 500/kap/bln


Iuran

Pemeliharaan Rawat jalan Sub. Rawat jalan Sub. Rawat jalan Sub.
Kesehatan Puskes dan Puskes Puskes dan Puskes Puskes dan Puskes
dengan pembatasan dengan pembatasan tanpa pembatasan

organisasi Institusi lokal Institusi lokal Institusi lokal


sukarelawan sukarelawan sukarelawan

☺ Jenis intervensi Pada Tiap Kategori Dana Sehat

Dana Sehat pratama I, II, III, jenis intervensi yang bisa dilakukan adalah meningkatkan frekuensi dan
intensitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dari petugas pembina kepada para pengurus Dana
Sehat.

Dana Sehat madya, jenis intervensinya adalah pelatihan manajemen operasional Dana Sehat. Pelatihan
ini berkaitan dengan pengelolaan Dana Sehat secara keseluruhan, termasuk manajemen keuangannya.

Dana Sehat purnama, jenis intervensinya adalah pelatihan JPKM, sebagai persiapan Dana Sehat tersebut
untuk bergabung atau meningkatkan statusnya menjadi JPKM.

http://materi-paksyaf.blogspot.co.id/2011/06/dana-sehat.html

Anda mungkin juga menyukai