PENDAHULUAN
Hati merupakan salah satu organ yang rentan mengalami gangguan. Gangguan
ini biasanya disebabkan oleh gangguan sistem metabolisme, zat-zat toksik,
infeksi mikroba, ganggua sirkulasi dan neoplasma. Penyakit yang sering
terjadi pada hati adalah infeksi virus hepatitis ( A, B, C, D,dan E ), sirosis hati,
akibat konsumsi alkohol, dan karsinoma sel hati (Kumar, et al., 2013).
Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang paling sering dijumpai didunia
(WHO, 2016).
Abses hepar atau abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan
karena infeksi bakteri, parasit, jamur, maupun nekrosis steril yang bersumber
dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi
dengan pembentukan pus didalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai
komplikasi dari peradangan akut saluran empedu ( Anggunweb, 2010).
Sebagian besar orang yang telah terinfeksi virus Hepatitis B kronis (HBV)
atau virus Hepatitis C (HCV) akan membutuhkan pengobatan disuatu waktu
dalam periode hidup mereka. Kebutuhan ini menjadi mendesak bagi mereka
yang telah memiliki kerusakan hati dan berisiko tinggi mengalami komplikasi
bahkan kematian dini. Diwilayah Asia Tenggara diperkirakan 100 juta orang
hidup dengan Hepatitis B kronis dan 30 juta orang hidup dengan Hepatitis C
kronis. Setiap tahun diwilayah tersebut, Hepatitis B menyebabkan hampir 1,4
juta kasus baru dan 300.000 kematian. Sementara, Hepatitis C menyebabkan
sekitar 500.000 kasus baru dan 160.000 kematian.