Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah perkotaan mengalami perubahan yang sangat besar akibat banyaknya industri
yang didirikan. Hal ini menyebabkan penduduk yang tinggal di pedesaan mulai berpindah ke
kota untuk menjadi tenaga kerja. Selain itu faktor yang menyebabkan mereka berpindah
(urban) adalah faktor ekonomi.Dengan adanya pendirian industri tersebut menyebabkan
lingkungan yang hijau kini menjadi gersang akibat ditebang untuk dijadikan lahan industri
dan perumahan.Seiring dengan perubahan waktu maka hal tersebut menimbulkan beberapa
dampak terhadap lingkungan sekitar, salah satu dampaknya adalah penularan penyakit.

Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk
berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada
pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun luar tubuh.
Berdasarkan karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit menular
dan penyakit tidak menular. Penyakit menular mendapatkan perhatian yang lebih dari
pemerintah dibanding dengan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu.
Penyakit menular sering juga disebut penyakit infeksi karena penyakit ini diderita melalui
infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media seperti udara,
jarum suntik, transfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya
(Vatimatunnimah, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan binatang pengganggu ?


2. Apa saja macam-macam binatang pengganggu ?
3. Bagaimana cara pengendalian binatang pengganggu ?

1
1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian binatang pengganggu


2. Mengetahui macam-macam binatang pengganggu
3. Mengetahui cara pengendalian binatang pengganggu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Binatang Pengganggu

Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang/ menularkan


penyakit kepada manusia, binatang/ tumbuhan. Atau binatang pengganggu adalah binatang bukan
serangga yang menganggu (kenyamanan) hidup manusia.

2.2 Macam-Macam Binatang Pengganggu

2.2.1 Tikus

Tikus adalah binatang mamalia yang sering kita jumpai di sekitar kita. Hewan mengerat
ini identik dengan lingkungan kotor dan penyakit. Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui
tikus, baik melalui urinnya, gigitannya atau bahkan lewat gigitan kutu yang menempel di
tubuhnya. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui tikus yang perlu kita
ketahui dan kita waspadai.

2.2.1.1 Ciri-Ciri Tikus

• Tikus memiliki ciri-ciri kepala, badan dan ekor terlihat jelas, tertutup rambut, tetapi
ekornya bersisik dan kadang-kadang berambut.

• Memiliki sepasang daun telinga, mata dengan membran niktitans, bibir kecil dan lentur. Di
sekitar hidung/moncong terdapat misae.

• Badan tikus berukuran kecil ( 600 mm): mamalia kecil.

• Ukuran panjang badan tikus lebih besar ( 180 mm) dari pada mencit (180 cm)

• Tikus betina mempunyai kelenjar mamae berjumlah 4 – 6 pasang .

• Kaki depan lebih kecil dari pada kaki belakang. Kaki depan memiliki 4 jari, sedang kaki
belakang 5 jari.

3
• Ekor tikus lebih panjang atau lebih pendek daripada badannya.

• Anus di bawah ekor. Organ reproduksi terletak di sebelah anterior anus.

2.2.1.2 Habitat Tikus

Jenis domestik (domestic species)

aktivitas hidupnya (terutama mencari makan, berlindung, bersarang, dan berkembang


biak) di dalam rumah (commensal rodent) atau synanthropic), (atap, sela-sela dinding, dapur,
almari), gudang, kantor, pasar, selokan, dan lain-lain.

Jenis peridomestik (peridomestic species)

Aktivitas hidup tikus jenis ini sebagian besar dilakukan di luar rumah dan sekitarnya ; di
lahan pertanian, perkebunan, sawah dan pekarangan rumah

Jenis silvatik (sylvatic species)

Tikus jenis ini aktivitas hidupnya dilakukan jauh dari lingkungan manusia. Binatang ini
memakan tumbuhan liar, bersarang di hutan, dan jarang berhubungan dengan manusia.

2.2.1.3 Jenis-Jenis Tikus

Tikus rumah Rattus rattus diardii (Jentink)

Panjang total ujung kepala sampai ujung ekor 220–370 mm, ekor 101-180 mm, kaki
belakang 20–39 mm, telinga 13–23 mm. Rumus mamae 2 + 3 = 10. Warna rambut badan atas
coklat tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Tikus jenis ini banyak dijumpai
di rumah (atap, kamar, dapur) dan gudang. Kadang-kadang ditemukan pula di kebun sekitar
rumah.

Tikus riol Rattus norvegicus (Berkenhout)

Panjang ujung kepala sampai ekor 300–400 mm, ekor 170-230 mm, kaki belakang 42–47
mm, telinga 18–22 mm. Rumus mamae 3+3 = 12. Warna rambut badan atas coklat kelabu,
rambut bagian perut kelabu. Banyak dijumpai di saluran air/riol/got di daerah pemukiman kota
dan pasar

4
Tikus ladang Rattus exulans (Peale)

Panjang ujung kepala sampai ekor 139–365 mm, ekor 108–147 mm, kaki belakang 24–
35 mm, telinga 11–28 mm. Rumus mamae 2+2 = 8. Warna rambut badan atas coklat kelabu,
rambut bagian perut putih kelabu. Terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-sayuran
dan pinggiran hutan, kadang-kadang masuk ke rumah

Tikus belukar Rattus tiomanicus (Miller)

Panjang ujung kepala sampai ekor 245 –397 mm, ekor 123 - 225 mm, kaki belakang 24
– 42 mm, telinga 12 – 29 mm. Rumus mamae 2 + 3 = 10. Warna rambut badan atas coklat
kelabu, rambut bagian perut putih krem. Terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-
sayuran

Tikus dada putih Rattus niviventer (Bonhote)

Panjang ujung kepala sampai ekor 187–370 mm, ekor 100–210 mm, kaki belakang 18–
33 mm, telinga 16–32 mm. Rumus mamae 2 + 2 = 8. Berambut kaku. Warna rambut badan
atas kuning coklat kemerahan, rambut bagian perut putih. Ekor bagian atas berwarna coklat
dan bagian bawah berwarna putih. Terdapat di daerah pegunungan, semak-semak, rumpun
bambu dan hutan

Tikus sawah Rattus argentiventer (Robinson & Kloss)

Panjang ujung kepala sampai ekor 270–370 mm, ekor, 130 - 192 mm, kaki belakang 32
– 39 mm, telinga 18–21 mm. Rumus mamae 3 + 3 = 12. Warna rambut badan atas coklat muda
berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat. Terdapat di sawah dan
padang alang-alang

Tikus wirok Bandicota indica (Bechstein)

Panjang ujung kepala sampai ekor 400 – 580 mm, ekor 160 – 315 mm, kaki belakang 47
– 53 mm, telinga 29 – 32 mm. Rumus mamae 3 + 3 = 12. Warna rambut badan atas dan rambut
bagian perut coklat hitam.Rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku seperti
ijuk. Banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang, dan kadang-kadang di kebun
sekitar rumah

5
Mencit rumah Mus musculus Linnaeus

Panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81–108 mm, kaki belakang
12–18 mm, telinga 8–12 mm. Rumus mamae 3 + 2 = 10. Warna rambut badan atas dan bawah
coklat kelabu. Terdapat di dalam rumah ; dalam almari, dan tempat penyimpanan lainnya

2.2.1.4 Penyakit yang Disebabkan oleh Tikus

1 Leptospirosis

Penyakit ini lebih dikenal dengan nama penyakit kencing tikus. Penyebabnya adalah
bakteri leptospira. Bakteri leptospira menyebabkan penyakit leptospirosis terutama pada tikus,
cecurut, anjing, kucing, maupun hewan ternak seperti kambing, sapi dan kuda. Akan tetapi
penyakit ini juga dapat menular ke manusia. Cara penularannya melalui kencing hewan yang
terkena penyakit, masuk ke dalam genangan air yang ada di lingkungan sekitar, dan jika terdapat
luka di kaki atau tangan kita, sedangkan kondisi tubuh kita sedang tidak fit, maka kita bakteri
tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita dan kita akan tertular penyakit ini.

Gejala atau tanda penyakit ini tidak ada yang khas. Umumnya penderita merasakan
demam, meriang, disertai pegal atau nyeri pada betis. Pada penderita yang sudah parah bisa
mengalami kekuningan seperti pada penyakit hati (penyakit kuning), mata kemerahan, dan yang
fatal adalah gagal ginjal.

2 Pes

Penyakit pes pernah menjadi wabah penyakit yang mengerikan di Eropa pada masa
lampau. Hampir sepertiga hingga dua per tiga penduduk di Eropa meninggal karena menderita
penyakit ini. Sedangkan di Indonesia, wabah pes pernah terjadi antara lain di Boyolali, Jawa
Tengah. Akan tetapi saat ini, penyakit tersebut jarang dilaporkan kembali. Walau demikian kita
diharuskan tetap waspada, mengingat penyakit tersebut dapat menimbulkan kematian dengan
cepat. Ada beberapa jenis penyakit pes. Tetapi yang paling berbahaya yaitu jenis Pes Pnemonik
yang menyerang pernafasan. Penyebab pes adalah bakteri Yersinia pestis. Bakteri tersebut menular
melalui gigitan kutu yang hidup pada tikus.

6
Gejala yang dialami oleh penderita antara lain demam tinggi dan nyeri pada lipat paha atau
ketiak. Pada penderita yang sudah parah dapat pula mengalami gangguan pernafasan hingga
menimbulkan kematian.

3 Murine typhus

Murine typhus adalah jenis penyakit yang jarang dikenal oleh masayarakat luas. Penyakit
ini disebut juga Tipus Endemik. Penyebabnya yaitu bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan
melalui kotoran kutu pada tikus yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu atau luka lain
yang ada di kulit kita.

Gejala utamanya antara lain yaitu demam dan nyeri otot, kadang pula disertai ruam atau
bintik kemerahan. Tipus ini jarang menimbulkan kematian, tetapi cukup mengganggu kesehatan
manusia.

4 Scrub typhus

Scrub typhus adalah sejenis penyakit tipus yang juga ditularkan melalui kotoran tungau
yang mengenai luka di kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau. Tungau atau disebut “tengu”
oleh orang jawa, adalah sejenis laba-laba sangat kecil, yang dapat hidup juga pada tikus. Penyebab
penyakit Scrub typhus disebut Orientia tsutsugamushi. Gejalanya demam, sakit kepala, nyeri pada
ketiak atau pangkal paha. Gatal-gatal akibat penyakit ini sangat mengganggu manusia.

5 Hantavirus

Nama penyakit hantavirus berasal dari nama sungai di Korea yaitu Sungai Hantan.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Hantaan disebut demam berdarah dengan sindrom
renal(HFRS). Gejalanya antara lain telapak tangan berkeringat, demam, kencing berbusa, dan bisa
menyebabkan sulit bernafas sehingga meyebabkan kematian. Virus hantaan ditularkan melalui
kencing, ludah, kotoran serta gigitan binatang pengerat seperti tikus.

7
Masih banyak lagi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tikus. Untuk itu, kita harus waspada
terhadap tikus di sekitar kita, terlebih di dalam rumah kita. Perilaku hidup bersih seperti cuci
tangan dengan sabun, merawat luka dengan baik, misalnya dengan menutupnya menggunakan
plester, rajin cuci tangan dengan sabun, menutup makanan agar tidak terkena tikus maupun
kencing atau kotorannya, adalah beberapa cara praktis dan sederhana yang seringkali kita
sepelekan ternyata dapat mencegah penularan penyakit berbahaya.

2.3 Pencegahan Binatang Pengganggu

Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat yang biasanya


menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus antara
lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup. Ruang-ruang tersebut antara lain di
daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit, antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium,
ICU, radiologi, UGD, ruang operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang bersalin,
dan ruang lainnya. Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di dinding, plafon, pintu,
dan jendela. Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

Melakukan pengendalian tikus secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan


atau sebagai alternatif terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan umpan beracun.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang/


menularkan penyakit kepada manusia, binatang/ tumbuhan. Atau binatang pengganggu
adalah binatang bukan serangga yang menganggu (kenyamanan) hidup manusia. Banyak
penyakit yang dapat ditularkan melalui tikus, baik melalui urinnya, gigitannya atau bahkan
lewat gigitan kutu yang menempel di tubuhnya. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat
ditularkan melalui tikus yang perlu kita ketahui dan kita waspadai.

3.2 Saran
Untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas lingkungan yang bersih dan sehat serta
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesepakatan umum dari tujuan nasional, sangat diperlukan pengetahuan yang cukup serta
mendalam pengetahuan tentang binatang pengganggu sehingga kita dapat meminimalisir
dan memutus rantai penyebaran penyakit dan menuju masyarakat yang sehat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wati Nopia.2019.Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Bengkulu: Universitas


Muhammadiyah.
Widya Irma.Tanpa Tahun.Binatang Pengganggu.
www.academia.edu/11431938/Binatang_Pengganggu_PRINT

Endradita Galih.2017. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG


PENGGANGGU LAINNYA DI RUMAH
SAKIT.https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/16/pengendalian-serangga-
tikus-dan-binatang-pengganggu-lainnya-di-rumah-sakit/

Djati Anggun.2014. Penyakit-penyakit yang Ditularkan Melalui Tikus yang Perlu Kita
Kenal.

www.kompasiana.com/rasyidalmas/54f94b7ba33311a13d8b4e3b/penyakitpenyakit-
yang-ditularkan-melalui-tikus-yang-perlu-kita-kenal

10

Anda mungkin juga menyukai