Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Terima kasih segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan anugerah dan
kemudahan penulis utuk menyelesaikan makalah ini dengan maksimal. Makalah ini
berjudul Gelas dan Kaca yang merupakan tugas mata kuliah Bahan Konstruksi Kimia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih terdapat
kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima demi penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
diaplikasikan bagi penulis secara khusus dan pembaca secara umum.

Palembang, Mei 2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C. Kaca atau gelas
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk
jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida
atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks.
Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca
atau gelas ialah produk yang “amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas
yang cukup, tetapi sangat rapuh. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika
merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-
partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur. Dari
segi kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Sifat- Sifat kaca atau gelas :

Kaca atau gelas memiliki sifat-sifat yang sangat khas bila disbanding dengan
keramik. Kehasan sifat kaca ini disebabkan oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.

Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum adalah sebagai berikut :

 Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra
merah

 Padatan amorf (short range order).

2
 Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.

 Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)

 Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)

 Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogenfluorida. Karena itulah


kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.

 Efektif sebagai isolator.

 Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

Galas atau kaca banyak kita lihat disekitar kita, berupa alat makan dan
minun, kaca untuk bangunan, atau sebagai bejana dan wadah, bola lampu, block
gelas, genteng kaca, isolator listrik dan lainnya. Disamping itu terdapat gelas khusus
yang dibuat tahan terhadap suhu, atau tahan pecah, gelas optic dan lainnya

1.2 Rumusan masalah

a) Apa pengertian gelas dan kaca?


b) Apa saja bahan baku yang digunakan untuk membuat gelas dan kaca?
c) Bagaimana cara pembuatan gelas dan kaca?
d) Apa sifat – sifat gelas dan kaca?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui proses pembuatan gelas dan kaca.


2) Mengetahui reaksi – reaksi pada pembuatan gelas dan kaca.
3) Mengetahui bahan – bahan pada pembuatan gelas dan kaca.
4) Mengetahui jenis – jenis gelas dan kaca.

3
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Gelas
2.1.1 Bahan Baku Pembuatan Gelas
a. SiO2
Merupakan bahan pokok pembuatan gelas dan diperoleh dari kwarsa.
Bila dipanasi pada suhu tinggi maka akan melebur, dan membentuk cairan
yang bening. Dengan penggunaan silica ini, pengembangan gelas akibat
perubahan suhu akan kecil.
b. Na2O
Didapat dari soda ash atau natrium karbonat. Penambahan natrium
karbonat kepada komposisi gelas akan menurunkan suhu peleburan oksida
dan akan memperbesar pemuaian kerana suhu, sebaliknya dengan sifat dari
Si2O oksida ini akan mempertinggi daya tahan terhadap kejutan suhu
terhadap kejutan suhu tetapi menurunkan akan sifat ketahan dari gelas.
c. CaO atau MgO
Didapat dari batu kapur atau batu dolomite. Dengan penambahan
oksida ini, dipakai sebagai penurunan suhu lebur ( flux ) serta mempertinggi
ketahanan gelas.
d. B2O3
Dipakai untum membuat gelas yang kecil pemuaiannya dan gelas
boro silikat.
Didapat dari borax (Na2B4O7.10H2O)
e. Al2O3
Didapat dari feldspar atau nephelin syenit. Dengan dicampurkannya
oksida ini, akan menaikkan suh lebur dan viskositas dari massa gelas, serta
memperbaiki sifat tahan lama.

4
f. PbO
Jika dicampur dengan silica akan membentuk gelas “flint” yang
banyak dipakai untuk pembuatan gelas alat rumah tangga bermutu tunggi.

2.1.2 Cara Pembuatan Gelas


a. Penyiapan bahan
Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna
atau zat-zat yang sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran
bahan baku dalam suatu mixer hal ini dilakukan agar campuran menjadi homogen
sebelum dicairkan.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :

Bahan Komposisi (%)


Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0

Bahan untuk gelas, biasanya harus berkadar besi yang rendah


(biasanyakurang dari 0.5%) agar gelas yang dibuat berwarna bening cerah. Besi
akan menyebabkan wana gelas menjadi hijau.

b. Peleburan bahan
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan
mencair.
5
Cara peleburannya ada beberapa cara :
1. Peleburannya dengan pot atau krus. Dilakukan sejak jaman dahulu, dimana
masa gelas ditempatkan dalam suatu bejana tahan api, dan bejana itu dibakar
dalam tungku sampai masa yang ada dalam bejana melebur. Kemudian dari
bubur gelas ini diambil sedikit demi sedikit bila akan dibuat benda yang
diingini.
2. Peleburan dengan tungku bak. Tungku bak ini biasanya dibagi menjadi 2
ruangan dimana ruang pertama merupakan ruang untuk meleburkan,
sedangkan ruang kedua untuk pengadukan, sehingga masa gelas homogen
dan bebas dari gelembung udara. Untuk industri yang bekerja kontinu dan
industri modern dari ruang 2 ini masa bubur gelas itu langsung dikerjakan
menjadi produk yang macam-macam bentuknya, dan perlengkapan peralatan
yang dipasang tidak sama, tergantung pada jenis produknya.

c. Pembentukan

Cara pembentukan ada beberapa cara :


1. Dengan press / pakai cetakan baja tuang. Untuk produk yang bermulut lebar lebih
lebar dari dasarnya, seperti : piring, gelas minum, genteng kaca.
2. Dengan sistem tiupan Untuk bentuk-bentuk yang bermulut kecil, seperti botol, pipa
gelas.
3. Proses tarik ( proses kambangan / float ) atau gilas. Dengan proses tarikan, masa
gelas dari ruang pengadukan dipancing, ditarik ke atas pada saat suhu ruangan
masih tinggi sekitar 500 atau 6000C yang diperlukan untuk proses pendinginan
bertahan. Hasil tarikan ini melalui rol baja tahan suhu tinggi sehingga diperoleh
lembaran-lembaran kaca yang siap dipotong menurut ukuran yang dikehendaki.
Pada cara floating, masa gelas dialirkan melalui rol penggilas untuk membentuk
lembaran yang ketebalannya dapat diatur.

6
d. Anealing

Annealing adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk setelah
gelas dibentuk, perlu dipanasi pada suhu kurang lebih 500 atau 600oC , dan suhu ini
diturunkan secara perlahan-lahan. Sebab bila massa gelas dimana waktu dibentuk
segera mendingin diudara biasa, umumnya mudah pecah, akibat perubahan kejutan
suhu.
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan
kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
 menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur
kritik tertentu untuk menurunkan regangan internal
 mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara
perlahan-lahan untuk menahan regangan sampai titik
maksimumnya.
Proses ini berlangsung di dalam "annealing lehr"
Dalam pabrik-pabrik botol, alay makan dan minum, dan lain-lain ruang annealing
terpisah dengan ruang peleburan.

e. Perbaikan bentuk
Benda gelas setelah dibentuk, biasanya masih memiliki sisi-sisi yang belum
baikatau tajam dan ini perlu diperbaiki. Misalnya pada mulut botol, biasanya
digenrinda agar tidak tajam atau dipanasi agar meleleh. Untuk kaca lembaran
biasanya hanya dipotong menurut ukuran pasaran saja. Pada perbaikan bentuk ini
sering terjadi benda gelas itu pecah, dan pecahan gelas itu disebut cullet,
dikumpulkan dan dileburkan lagi dalam tungku.

7
2.1.3 Produk-produk Gelas
a. Gelas kapur soda
Gelas kapur yang terutama dibuat dari campuran silica, soda dan kapur.
Salah satunya daru perbandingan campuran gelas tersebut diantaranya :
1 molekul Na2O dalam % berat = 13%
1 molekul CaO atau MgO dalam % berat = 12%
6 molekul SiO2 dalam % berat = 75%
Jenis gelas yang paling banyak dipakai, dalam bentuk alat makan dan minum, kaca
lembaran, pipa, bola lampu , dll

Kaca lembaran

b. Gelas Cair
Kita kenal dengan nama waterglass, terbuat dari hasil leburan silica dengn soda
abu, yang hasilnya berupa gelas cair yang mudah larut dalam air.

8
c. Gelas Silika
Gelas ini disebut pula gelas Vitreous, terbuat dari pelebiran kuarsa murni.
Kadang-kadang dicampur sedikit feldspar. Gelas ini dapat ditembus oleh sinar
ultraviolet ungu, sedangkan gelas kapur soda membiaskan sinar ultraviolet.

d. Gelas Bor
Disebut juga “borosilicate glass” yang tahan suhu dan pemuaiannya kecil.
Pemakaiannya terutama untuk pembuatan benda gelas untuk keperluan teknik, alat
laboratorium atau alat rumah tangga yang bermutu tinggi, yang dapat dipakai untuk
memasak. Gelas ini tahan suhu kejut. Jena atau pirex glass, untu alat laboratorium
adalah jenis borosilicate glass

Pirex glass

9
e. Gelas Timbal atau Lead Glass
Gelas ini memiliki pemuaian kecil, biasanya digunakan untuk pembuatan gelas-
gelas plastik.

Gelas plastic

f. Gelas Opal / Gelas Susu


Gelas yang tidak cerah, dimana dalam pembuatannya dicampur dengan oksida
sebagai bahan tambahan untuk tidak menjadi cerah. Salah satu oksidanya adalah
tepung Sn

Gelas opal

g. Gelas Translucent
Di pasaran kita kenal sebagai gelas es, dimana massa gelas sebenarnya
cerah/transparan, tetapi karena di satu sisi diberi garis berbentuk gambaran macam-
macam, maka cahaya yang seharusnya tembus tadi dibelokkan sehingga gelasnya
buram.

10
Gelas translucent

h. Gelas Ets
Gelas ini pada salah satu permukannya dibuat lukisan, sehingga terjadi lukisan
yang tersembul, kemudian sebagian dari lukisan ini diberi cat/diwarnai. Biasanya
lukisan dengan cara ets ini dilakukan diatas gelas cermin. Cara membuat lukisan
adalah dengan melarutkan sebagian gelas itu memakai asam Fluorid (HF) keren
gelas larut dalam HF. Bagia yang tidak harus larut dapat ditutupi dengan lilin atau
dammar yang tidak larut dalam HF.

2.1.4 Karaktersiktik Kimia dan Fisik


a. Komposisi Kimia
Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku
pembuatan gelas adalah :
- Pasir silika (SiO2)
- Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk
Na2O sehingga gelas tampak jernih
- Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas
- Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan proses peleburan.
Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan persentase 15-20%.
- Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan
ketahanan dan kekerasan gelas.
- Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih tahan
pada suhu tinggi.
- Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.

Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:


1. Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunyai sifat membentuk
gelas.

11
2. Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk gelas, tetapi tidak
mutlak.
3. Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat membentuk gelas.

Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk gelas dapat dibedakan


menjadi :
a. Major material (berjumlah besar), yaitu pasir silika, soda abu, batu kapur,
feldspar dan pecahan gelas (cullet).
b. Minor material (berjumlah kecil), yaitu natrium sulfat, natrium bikroma, selenium
dan arang.
Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak
praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870oC. Penambahan
soda abu akan menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang mudah dipraktekkan
yaitu 1426-1538oC, sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT. Untuk
membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam
larutan asam. Untuk melindungi permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi
silikon polietilen glikol atau polietilen stearat.
Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka
waktu panjang tanpa kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi gudang kurang
baik maka dapat merusak label dan sumbat. Wadah gelas inert dalam penggunaan
bahan yang mengandung asam kuat atau alkali, tetapi dengan air dapat terjadi
pengikisan komponen tertentu.
Misalnya :
- Air destilata (aquadest) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15 ppm
NaOH selama 1 tahun.
- Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi pengikisan
hingga 0.5 ppm selama 1 tahun.
Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi maka terjadi
kondensasi air dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut keluar gelas,
peristiwa ini disebut blooming.
12
b. Warna Gelas
Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-oksida
logam seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin.
Penambahan senyawa-senyawa tersebut dilakukan pada proses pembuatan wadah
gelas.

2.2.Kaca
2.2.1 Bahan Baku Pembuatan Kaca
a. Pasir
Pasir yang digunakan untuk membuat kaca adalah paasir kuarsa yang hampir
murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan
pasir kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0.45% untuk barang gelas
pecah belah atau 0.015% untuk kaca optic, sebeb kandungan besi ini bersifat
merusak warna kaca pada umumnya.
b. Soda (Na2O)
Bahan ini bersumber dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya adalah
bikarbonat, keraak garam, dan natrium nitrat. Yang tersebut terakhir ini saangat
berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan. Sumber
gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping baker daari
dolmit (CaCO3.MgCO3) yang tersebut terakhir ini memberikan MgO pada
campuran.
c. Feldspar
Mempunyai rumus umum R2O.Al2O3.6SiO2 dimana R2O dapat berupa Na2O
atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3 sendiri digunakan hanya
bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan sumber Na2O atau
K2O dan SiO2. Kaandungan aluminiumnya dapat menurunkan titik cair kaca dan
memperlambat terjadinya defitrifikasi.
d. Boraks
13
Merupakan perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan baron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang dipakai didalam kaca jendela atau lembaran, boraks
sekarang banyak digunakan di dalam jenis kaca pengemas. Ada pula kaca boraks
berindeks tinggi yang mempunyai nilai disperse lebih rendah dan indeks refraksi
lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai
kaca optic. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat
menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap aksi
kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali.
Harganya dua kali dari boraks.
e. Kerak Garam
Bahan ini telah lama digunakan sebagai perawis tambahan pada pembuatan
kaca. Demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat dan barium sulfat
dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini diperkirakan dapat
membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus dipakai
bersama karbon agartereduksi menjadi sulfite.
f. Arsen Trioksida
Ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombnag kaca.
g. Nitrat
Baik yang berasal dari natrium maupun lakium digunakan untuk mengoksidasi
besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat
digunakan pada berbagai jenis kaca meja, keca dekorasi, dan kaca optic.
h. Kulet ( cullet )
Merupakan kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan
beling dari berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai 10% atau bahkan sampai
80% dari muatan bahan baku.

2.2.2 Golongan Kaca


a. Silika lembut
Silika lembut atau silica vitreo dibuat melalui pirolisis silicon teaklorida pada
suhu tinggi atau dari peleburan kuarsa atau pasir bumi. Kaca ini mempunyai cirri-
14
ciri dengan nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi oleh karena itu kaca ini
mempunyai ketahanan thermal tinggi dan apat dipergunakan pada suhu yang lebih
tinggi dari pada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan pada sinar ultraviolet.

Kuvet
b. Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca 2 komponen yang secara komersial.
Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama dan hasilnya yang disebut
natrium silikat, mempunyai komposisi berkisar antara Na2O.SiO2 sampai
Na2.4SiO2. Larutan silikat soda, juga dikenal sebagai kaca larut air yang banyak
dipakai sebagai adhesive dalam pembuatan kotak-kotak karton gelombang. Selain
dari itu bhaan ini juga digunakan untuk memberi sifat tahan api. Variasi kaca ini
yang mengandung alkali tinggi digunakan untuk mencuci sebagai detergen dan
pembangun sabun.
c. Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda lime glass) merupakan 95% dari semua kaca yang
dihasilkan. Kaca digunakan untuk membuat segala macam bejana, jendela mobil
dan lain-lain, gelas dan barang pecah belah. Kualitas fisik kaca lembaran
belakangan ini banyak meningkat misalnya kaca sekarang sudah jauh lebih rata ,
tidak bergelombang, dan bebas dari tegangan namun komposisi kimianya tidak
banyak mengalami perubahan.

15
Kaca Jendela mobil
d. Kaca timbale
Dengan menggunakan oksidasi timbale sebagai pengganti kalsium oksida dalam
campuran kaca air, didapatlah kaca timbale ( lead glass ). Kaca ini sangat penting
dalam bidang optic karena mempunyai indeks refraksi dan disperse yang tinggi.
Kandungan timbalnya biasanya bisa mencapai 82% (densitas 8.0 indeks refraksi
2.2). Kandungan timbale inilah yang memberikan kecemerlangan pada “kaca
potong” (cut glass). Kaca ini juga digunkan dalam jumlah besar untuk membuat
lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai tahanan
(resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga tidak cocok untuk dipakai sebagai perisai
radiasi listrik.

Lampu reklame neon

16
e. Kaca borosilikat
Biasanya mengandung 10-20% B2O3, 80%-87% silica dan kurang dari 10%
Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi yang rendah, lebih tahan
terhadap kejutan , dan mempunyai stabilitas kimia yang tinggi , serta tahanan
terhadap listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca jenis ini dikenal
dengan mana dagang pyrex. Akhir-akhir ini nama pyrex juga digunakan untuk
berbagai barang kaca yang terbuat dengan komposisi lain , misalnya kaca alumino
silikat yang digunakan pada perabot laboratorium, juga digunakan untuk membuat
isolator tegangan tinggi, pipa lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt.
Palomer (AS)

Alat laboratorium

f. Kaca khusus
Kaca berwarna, bersalut, oval, translusen, kaca keselamatan, kaca optic, dan
kaca keramik, semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda
tergantung pada akhir yang diinginkan.

17
Kaca optik

g. Serat kaca (fiber glass)


Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus , yang tehan terhadap komposisi
cuaca. Oleh karena serat kaca mempunya luas permuakaan sangat besar, maka
mudah terkena serangan kelembaban udara. Kaca ini biasanya mempunya
kandungan silica rendah sekitar 55% dan alkali rendah.

2.2.3 Cara Pembuatan


a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasikan sebagai tanur periuk atau tanur tanki. Tanur
periuk dengan kapasitas sekitar 2t (t=100kg) atau kurang lebih dapat digunakan
secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil dimana
tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakan
dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya
sebenarnya adalah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit
sekali melebut kaca didalam bejana ini tanpa prodeknya terkontaminasi atau
18
tanpasebagian bejana itu meleleh , kecuali bila bejana itu terbuat dari platina, Dalam
tanur tangki bahan tumpak itu dimuat di satu ujung tangki besar yang terbuat dari
blok-blok refraktori , di antaranya ada yang berukuran 38x9x1.5 m dengan kepasitas
kaca cair 1350t. Kaca tersebut membentuk kolam diatas tanur itu , sedang nyala api
menjilat dari ujung lain tangki itu, operasinya kontinyu. Dalam tanur jenis ini
sebagaimana juga dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca
panas. Kualitas kaca dan umur tangki tergantung pada kualitas blok konstruksi.
Karena itu perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur tangki
kecil disebut tangki harian (day tank) dan berisi persediaan kaca cair untuk satu hari
sebanyak 1t sampai 10t. Tanki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.
Tanur yang disebutkan diatas adalah golongan tanur generasi (regenerative furnace)
dan beroperasi dalam 2 siklus dengan dua perangkat ruang berisi susunan bata
rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya pada waktu melalui tanur
berisi kaca cair, mengalir kebawah melalui satu oerangkat ruang yang diisi penuh
dengan pasangan bata terbuka atau bata rongga . Sebagian besar dari kandungan
kalor sensible gas keluar dari situ , dan isian itu mencapai suhu berkisar 1500oC
didekat tanur dan 650oC didekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara
dipanaskan dengan melewatkannya melalui ruang regenerasi yang telah dipanaskan
sebelumnya dan dicampur dengan gas bahan bakar yang telah dibakar, sehingga
nyalanya menjadi lebih tinggi lagi (dibandingkan dengan jika udara tidak
dipanaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur yaitu antara 20-30
menit, aliran campuran udara bahan baker atau siklus itu dibalik, dan sekarang
masuk tanur dari ujung yang belawanan melalui isian yang telah mendapat
pemanasan sebelumnya. Kemudian melalui isian semula dan mencapai suhu yang
lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari bergantung pada kemampuan refraktorinya menampung ekspansi.
Bila tanur regenerasi itu telah dipanaskan , suhunya harus dipanaskan sekurang-
kurangnya 1200o setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanue melalui radiasi,
dan hanya sebagian kecil yang temanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan
19
dindingnyta mendingin sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi
sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk
emngurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang pipa air
pendingin.
Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling
berinteraksi membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :
Reaksi-reaksi penguraian
Na2SO3 Na2O + CO2 ….. (1)
CaCO3 CaO + CO2 ….. (2)
Na2SO4 Na2O + SO ….. (3)
MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2 ….. (4)

Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC


Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2 ….. (5)
Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2 ….. (6)
Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC
CaCO3 + a2CO3 Na2Ca(CO3)2 ….. (7)
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2 ….. (8)
Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO …..(9)

b. Pembentukan dan Pencetakan

Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin adalah bahwa cawan rancang
mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang kaca dapat
deselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu
kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas sekali bahwa
20
masalah rancang yang harus diselesaikan seperti aliran kalor stabilitas logam, dan
jarak bebas bantalan merupakan prestasi besar bagi insinyur kaca yang umum yaitu
kaca jendela, kaca flat, kaca apung, botol, bola lampu dan tabung.

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan
yang sangat halus dan kedap air. Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat
yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya rapuh.
2. Bahan baku pembuatan Gelas :
g. SiO2
h. Na2O
i. CaO atau MgO.
j. B2O3
k. Al2O3
l. PbO
3. Cara pembuatan gelas
a.Penyiapan bahan
b.Peleburan bahan
c. Pembentukan
d.Anealing
e. Perbaikan bentuk

4. Produk – produk gelas


- Gelas kapur soda
- Gelas Air
- Gelas Silika
- Gelas Bor
- Gelas Timbal atau Lead Glass
22
- Gelas Opal / Gelas Susu
- Gelas Translucent
- Gelas Ets
5. Bahan baku pembuatan kaca
a. Pasir
b. Soda (Na2O)
c. Feldspar
d. Boraks
e. Kerak Garam
f. Arsen Trioksida
g. Nitrat
h. Kulet ( cullet )

6. Golongan Kaca

- Silika lembut
- Alkali silikat
- Kaca soda gamping
- Kaca timbale
- Kaca borosilikat
- Kaca khusus
- Serat kaca

7. cara Pembuatan kaca

a. Peleburan

b. Pembentukan dan Pencetakan

23
MAKALAH BAHAN KONSTRUKSI KIMIA

GELAS DAN KACA

DISUSUN OLEH :

Nama : Putri Agustina (061840411719)


Muhammad Rafiq Vitruvi (061840411713)

Kelas : 2 EGC

Dosen Mata Kuliah : Ir.Fatria, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI DIV TEKNIK ENERGI
TAHUN AKADEMIK 2019

24

Anda mungkin juga menyukai