Anda di halaman 1dari 2

Madrid - Catalonia telah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Spanyol,

namun tidak ada pengakuan dari dunia internasional. Pemerintah pusat Spanyol malah
memberlakukan kepemimpinan langsung terhadap Catalonia yang merupakan wilayah
semi-otonomi itu. Bagaimana selanjutnya nasib deklarasi kemerdekaan Catalonia?
Bisakah Catalonia menjadi negara merdeka? Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/10/2017),
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan Catalonia merupakan deklarasi sepihak yang
biasa disebut sebagai UDI. Istilah ini pertama muncul tahun 1965 ketika pemerintahan
minoritas kulit putih di Rhodesia, Afrika mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak
dari pemerintah kolonial Inggris.

UDI terjadi ketika sebuah negara baru yang berdiri di dalam negara yang sudah
ada, mendeklarasikan kedaulatan dan kemerdekaan tanpa izin dari entitas, negara atau
bangsa yang ditinggalkannya.

Apakah Catalonia memiliki hak untuk memerdekakan diri?

Dituturkan konsultan hukum internasional yang berbasis di Brussels, Jean-Claude Piris,


bahwa setiap entitas memiliki hak untuk itu.

"Setiap entitas memiliki hak untuk mendeklarasikan kemerdekaannya. Tapi untuk


menjadi sebuah negara, tentu membutuhkan wilayah, populasi dan pemerintahan,"
sebut Piris yang juga juga mantan Direktur Layanan Hukum Uni Eropa selama 23 tahun
ini.

"Tapi hal yang paling penting adalah pengakuan dari komunitas internasional,"
tegasnya.

Diketahui bahwa sejumlah negara, terutama sekutu-sekutu Spanyol di Eropa, kompak


tidak mengakui kemerdekaan Catalonia. Mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Prancis,
Inggris, Kanada, Meksiko juga Indonesia kompak menganggap Catalonia sebagai
bagian tak terpisahkan dari Spanyol. Piris sendiri menyebut mungkin hanya sedikit
negara yang akan mengakui kemerdekaan Catalonia.

"Oleh karenanya, itu akan tetap menjadi deklarasi kosong: Catalonia tidak akan
terwakili dalam organisasi internasional, mereka tidak akan duduk di Uni Eropa, mereka
tidak akan mampu melakukan apapun dan secara hukum, mereka tetap bagian dari
Spanyol," jelasnya.

Apakah deklarasi kemerdekaan Catalonia secara sepihak ini dianggap legal?


Piris menyebutnya sebagai pertanyaan rumit dan merujuk pada dua contoh kasus untuk
menjawabnya. Kasus pertama adalah laporan opini pengadilan tertinggi PBB,
Mahkamah Keadilan Internasional (ICJ) pada tahun 2010 soal deklarasi kemerdekaan
Kosovo dari Serbia. Kasus kedua adalah opini Mahkamah Agung Kanada tahun 1998
soal Quebec yang pernah ingin memisahkan diri.
Untuk kasus Kosovo yang kini berstatus 'negara yang diakui sebagian', ICJ
menyimpulkan deklarasi kemerdekaannya tidak melanggar hukum internasional
maupun resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun opini tertulis Spanyol saat itu
menyebut deklarasi itu tidak sejalan dengan hukum internasional dan mengabaikan hak
kedaulatan dan integritas wilayah Serbia.

Sedangkan untuk kasus Quebec, Mahkamah Agung Kanada menjabarkan bahwa


orang-orang hanya memiliki hak untuk memisahkan diri ketika mereka menjadi korban
kolonisasi, tertindas dan tereksploitasi, serta tidak mendapat akses terhadap
pemerintah federal.

"Ini sungguh ditujukan bagi orang-orang tertindas yang tidak memiliki hak demokratis,
yang diperlakukan buruk. Tapi tidak demikian untuk Catalonia, yang menikmati hak
demokratis," sebut Piris, sembari menekankan bahwa Catalonia bertindak di luar
kerangka konstitusi Spanyol.

"Saya tidak bisa membayangkan ada mahkamah internasional yang akan menyatakan
hak untuk menentukan nasibnya sendiri berlaku bagi Catalonia. Sungguh tidak bisa
dibayangkan," imbuhnya.

https://news.detik.com/internasional/d-3703920/tak-diakui-internasional-bagaimana-nasib-
kemerdekaan-catalonia

Anda mungkin juga menyukai