Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pernikahan Dini


Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Februari 2019
Waktu : 60 Menit (21.00 WIB - 21.30 WIB)
Sasaran : Remaja
Tempat : Rumah Sdr.i Fita
RT 03 Dukuh Ngasem, Timbulharjo, Sewon, Bantul

I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami dampak pernikahan
dini.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian pernikahan dini
2) Mengetahui penyebab/faktor pernikahan dini
3) Mengetahui dampak pernikahan dini
4) Mengetahui cara menghindari pernikahan dini

II. GARIS BESAR MATERI


a. Pengertian pernikahan dini
b. Penyebab/ faktor pernikahan usia dini
c. Bahaya/dampak pernikahan dini
d. Cara menghindari pernikahan dini

III Materi
Terlampir

IV PELAKSANAAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Kegiatan
1. Pembukaan Menjelaskan pertemuan dan Menjawab salam.
mengucapkan salam. Memperhatikan.
(5 menit) Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus pertemuan ini.
Menyampaikan waktu dan kontrak
waktu yang akan digunakan dan
mendiskusikannya.
2. Proses Isi Materi Penyuluhan Mendengarkan.
Menjelaskan tentang pengertian Memberi pertanyaan tentang
(30 menit) pernikahan usia dini materi yang belum jelas.
Menjelaskan tentang penyebab/faktor
pernikahan usia dini
Menjelaskan akibat/dampak dari
pernikahan usia dini
Menjelaskan cara mencegah
pernikahan usia dini
3. Evaluasi Memberikan pertanyaan kepada Menjawab.
peserta secara bergantian.
(20 menit) Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya. Serta
pembagian doorprize.
4. Penutup Menyimpulkan materi yang telah Menyimpulkan bersama
disampaikan bersama peserta. penyuluh.
(5 menit) Rencana Tindak Lanjut (RTL).

V METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
VI MEDIA
1. Power point
2. Video
3. Laptop
4. LCD
5. Proyektor
6. Sound system

VII SUMBER
1. UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
2. Firmasnsyah, Teguh. 2016. Tiga Cara Menghindari Pernikahan Dini.(dalam
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/07/26/oawxvs377-tiga-
cara-menghindari-pernikahan-dini, diakses pada 9 Oktober 2016 pukul 09.15 WIB)
Jakarta : Koran Republika.
3. Mulyono,Budi. 2013. Pernikahan Dini Melanggar Hak Anak. DIY: PKBI DIY
4. Wijayanti,Aprilia Ike. 2013. Dampak Pernikahan Dini Bagi Remaja. DIY : PKBI
DIY.
5. Nugrahenny, Dian Erika dan Umar Mukhtar. 2016 Pernikahan Dini Rentan
Perceraian. Jakarta: Koran Republika.
6. BKKBN. 2012. Kajian Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia:
Dampak Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah.
Jakarta: BKKBN

VIII EVALUASI
1. Apa pengertian dari pernikahan usia dini?
Pernikahan usia dini adalah pernikahan di bawah usia yang diatur dalam UU. UU
Perkawinan No.1 Tahun 1974, menjelaskan bahwa batas usia minimal menikah
bagi perempuan 16 tahun dan lelaki 19 tahun.
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini?
a. Hutang-Piutang
b. Kehamilan Tidak Diinginkan
c. Ekonomi->untuk mengurangi beban keluarga.
d. Pendidikan-> Rendahnya minat masyarakat atas pendidikan. Banyak pelaku
pernikahan dini yang keluar sekolah justru masih di usia SMP.
e. Budaya-> Budaya sebagai alasan dasar pernikahan usia dini. Sering kali
dimensi budaya hanya dijadikan alasan untuk menutupi alasan tekanan
ekonomi.
f. Pemerintah-> Lemahnya peran pemerintah dalam hal Koordinasi dan
Perencanaan Kebijakan pengendalian pernikahan dini.
3. Apa saja dampak dari pernikahan usia dini?
a. Pernikahan dini menjadi salah satu penyebab utama terus meningkatnya
angka perceraian
b. berat badan ibu hamil sering sulit naik
c. anemia
d. bayi dengan berat lahir rendah
e. Depresi
f. Keguguran
g. persalinan lama sehingga meningkatkan angka kematian bayi dan neonatus.
h. penyakit menular seksual, penularan infeksi HIV, dan karsioma serviks.
i. kerusakan pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urine atau
feses ke dalam vagina.
IX Pengorganisasian Kelompok:
1. Koordinator Penyuluhan : Wika Sari
2. Moderator : Dita Puspita
3. Pemateri : Esti Hastuti, Endah Dwi Y, Nanda Widya P
4. Observer : Fitra Ayu R
5. Perlengkapan : Rosyida Fitria R, Hasna Dian P, Rohmi Wahyuningsih
6. Seksi Konsumsi : Nur Halimah, Laksmi Fitri, Narintyas C, Yunita A.P
7. Seksi dokumentasi : Annisa Bekti T, Nuril Hidayah A, Frederica Tyas
Pembimbing Lapangan Pelaksana Penyuluhan

..................................... .......................................

Menyetujui,
Pembimbing Akademik

.........................................
Materi
1. Latar Belakang
Pernikahan merupakan momen paling sakral yang idealnya dialami
sekali dalam hidup manusia, untuk itu momen ini menjadi sangat spesial karena
akan bersanding dengan orang yang akan menemaninya seumur
hidup.(Mulyono,2013). Pernikahan dini dinilai menjadi salah satu penyebab
utama terus meningkatnya angka perceraian di Indonesia (Nugaheny dan Umar
Mukhtar,2016). IPPF dalam Ending Child Marriage: a Guide For Global Policy
Action (2006) menyebutkan bahwa pernikahan anak didefinisikan seagai
pernikahan yang terjadi sebelum anak mencapai usia 18 tahun, sebelum anak
matang secara fisik, fisiologis, dan psikologis untuk bertanggungjawab terhadap
pernikahan dan anak yang dihasilkan dari pernikahan tersebut (Mulyono,2013).

2. Pengertian Pernikahan Dini


Menurut pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, pernikahan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam undang-undang tersebut
juga telah dijelaskan batas umur untuk menikah, yang tertera pada pasal 7, yaitu
19 tahun untuk laki-laki, dan 16 tahun untuk perempuan. Pernikahan di bawah
umur tersebut digolongkan pernikahan dini.

3. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Dini


Banyak masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih di bawah
umur dengan berbagai faktor alasan. Mulai dari faktor:
a. Ekonomi
b. Hutang-Piutang
c. Kehamilan Tidak Diinginkan
(Mulyono,2013)
Kehamilan Tidak Diinginkan kerap menjadi alasan para remaja untuk
melakukan pernikahan dini. Kebanyakan kasus KTD merupakan faktor pemicu
terjadinya pernikahan dini. Kaus KTD banyak terjadi karena kurangnya
informasi dan pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi dan
seksual.(Wijayanti,2013).
Beberapa alasan pernikahan dini menurut BKBN :
a. Ekonomi
Alasan ekonomi mendesak orang tua untuk segera menikahkan anaknya
untuk mengurangi beban keluarga.
b. Pendidikan
Rendahnya minat masyarakat atas pendidikan. Banyak pelaku pernikahan
dini yang keluar sekolah justru masih di usia SMP.
c. Budaya
Budaya sebagai alasan dasar pernikahan usia dini. Dimensi budaya memang
masih kuat terjadi sejak dulu. Namun semakin memupus pengaruhnya pada
beberapa provinsi. Sering kali dimensi budaya hanya dijadikan alasan untuk
menutupi alasan tekanan ekonomi.
d. Pemerintah
Lemahnya peran pemerintah dalam hal Koordinasi dan Perencanaan
Kebijakan pengendalian pernikahan dini.
(BKKBN,2012)

4. Bahaya/Dampak dari Pernikahan Usia Dini


Dampak pernikahan usia dini menurut BKKBN :
Early Marriage is associated with a number of poor social and physical
outcomes for young women and their offspring. They attain lower scholling,
lower social status in their husband’s families, have less reproductive control,
and suffer higher rates of maternal mortality and domestic violence
(BKKBN,2012).
Pernikahan dini menjadi salah satu penyebab utama terus meningkatnya
angka perceraian di Indonesia. Pernikahan dini yang diikuti perceraian
berpengaruh buruk bagi anak yang dilahirkan (Nugraheny dan Umar
Mukhtar,2016).
Risiko komplikasi medis pada kehamilan remaja kurang dari 18 tahun,
baik pada ibu maupun pada anak. Terjadi persaingan nutrisi dengan janin yang
dikandungnya, sehingga berat badan ibu hamil sering sulit naik, dapat disertai
anemia karena defisiensi nutrisi, serta risiko melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah. Sekitar 14% bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun
adalah prematur (Mulyono,2013).
Depresi saat kehamilan dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
meningkatkan risiko terjadinya eklampsia dan berisiko terjadinya keguguran.
Anatomi panggul yang masih dalam pertumbuhan berisiko terjadi persalinan
lama sehingga meningkatkan angka kematian bayi dan neonatus. Usia yang
terlalu muda saat melakukan hubungan seksual pertama kali meningkatkan
risiko penyakit menular seksual, penularan infeksi HIV, dan karsioma serviks
(Mulyono,2013).
Anatomi tubuh anak belum siap mengandung dan melahirkan. Dapat
terjadi Obstructed Labour serta Obstetric Fistula. Fistula merupakan kerusakan
pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urine atau feses ke dalam
vagina. Obstetric Fistula dapat terjadi akibat hubungan seksual di usia dini.
(Mulyono,2013).
5. Cara Menghindari Pernikahan Dini
Remaja diminta memahami informasi tentang kesehatan reproduksi
untuk menghindari seks bebas (Nugrahenny dan Umar Mukhtar,2016).
Pencegahan pernikahan usia dini menurut Kantor Wilayah Kementerian Agama
Sumatera Barat adalah :
a. Pendidikan agama
Pendidikan agama merupakan cara awal mencegah pernikahan usia dini.
Dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah.
b. Didikan orang tua
c. Didikan orang tua mengutamakan persoalan pribadi anak. Tidak hanya
mengutamakan sekolah tetapi juga pekerjaan rumah.
d. Menjauhi pergaulan negatif
Hal ini perlu dijauhi, karena sangat menyesatkan anak.
(Firmasnsyah Teguh,2016)

6. Kesimpulan
a. Pernikahan usia dini adalah pernikahan di bawah usia yang diatur dalam
UU. UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, menjelaskan bahwa batas usia
minimal menikah bagi perempuan 16 tahun dan lelaki 19 tahun.
b. Faktor pernikahan usia dini di antaranya adalah ekonomi, rendahnya
pendidikan, budaya, dan kehamilan tidak diinginkan.
c. Dampak dari pernikahan usia dini di antaranya adalah meningkatkan risiko
kematian ibu dan anak, meningkatkan angka perceraian, berat badan ibu
hamil menjadi sulit naik, anemia, dan eklampsia.
d. Cara mencegah pernikahan usia dini di antaranya adalah meningkatkan
pendidikan agama, pendidikan yang baik dari orang tua dan mencegah
pergaulan negatif.

Anda mungkin juga menyukai