Anda di halaman 1dari 3

KETERGANTUNGAN MASYARAKAT TERHADAP BERITA KAMPANYE DI

SURAT KABAR DAN TELEVISI

Di tengah masa transisi saat ini kondisi sosial politik belum benar-benar stabil,
sementara krisis ekonomi yang hadapi bangsa Indonesia belum sepenuhnya pulih. Oleh karena
itu adanya sebuah bentuk perubahan seperti pemelihan secara langsung kemungkinan akan
dapat memunculkan ketidakpuasan, bahkan meningkatnya prasangka negatif. Selain itu,
terdapat juga pro dan kontra yang menyangkut pada para calon presiden dan wakilnya tersebut
seperti masalah kesehatan sampai dengan maraknya berbagai aksi, baik massa atau mahasiswa.
Munculnya bayang-bayang kekhawatiran terhadap kampanye pemilihan presiden merupakan
suatu hal yang dapat mendorong orang untuk mengikuti perkembangan yang terjadi melalui
media massa. Salah satu institusi yang melakukan pemberitaan mengenai hal ini ialah Media
Massa yaitu Televisi dan Surat Kabar.
Menurut Littlejohn (Panuju, 1997:117) komunikasi massa adalah suatu proses dimana
organisasi media memproduksi pesan – pesan dan mengirimkannya kepada public, dan melalui
proses tersebut sejumlah pesan mencapai khalayak, digunakan, dipahami dan mempengaruhi
khalayak. Selanjutnya ia juga menyatakan bahwa perhatian utama studi tentang komunikasi
massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem bagian
dalam konteks yang lebih besar, yakni politik, ekonomi dan institusi kekuasaan, maka studi
komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan media
massa dalam masyarakat.
Adapun dengan mengikuti dan mengetahui perkembangan yang terjadi tersebut, maka
dengan sendirinya akan terjadi peningkatan terhadap konsumsi media massa yang pada
gilirannya dapat menimbulkan terjadinya ketergantungan komunikasi. Dalam khazanah teori
komunikasi massa, gejala ketergantungan terhadap komunikasi dibahas dalam sebuah teori
yaitu Dependency Theory (Teori Ketergantungan). Beranjak dari kondisi di atas, maka
permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat ketergantungan
masyarakat terhadap berita kampanye pemilihan presiden 2019 di surat kabar dan televisi, dan
sejauh mana ketergantungan masyarakat tersebut.”
Teori ini pada intinya merupakan sebuah teori komunikasi dari audiens (khalayak)
terhadap media massa. Teori ini berpendapat bahwa orang mempunyai derajat ketergantungan
berbeda dimana semakin tinggi ketergantungan terhadap media, maka akan semakin besar
pengaruh komunikasi tersebut. Ketergantungan terhadap media tersebut berbeda-beda dimana
semakin tergantung khalayak terhadap media, maka media tersebut mempunyai pengaruh yang
besar terhadap khalayak. Dalam masyarakat yang kompleks seperti di Indonesia saat ini, media
memberikan berbagai layanan fungsi informasi mulai dari hal kecil seperti hiburan untuk
mengisi waktu senggang sampai yang kompleks dan rumit seperti memberikan tentang
perkembangan politik dan pemerintahan. Semakin banyak fungsi memberikan pelayanan
infoemasi ini dapat memberikan pelayanan informasi ini dapat dilakukan oleh sistem media,
maka akan semakin besar ketergantungan khalayak terhadap media. Dalam konteks sehari-hari
adanya ketertarikan individu terhadap satu jenis informasi tertentu, secara langsung dapat saja
menyebabkan meningkatnya penggunaan media yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan ketergantungan individu tersebut pada media.
Teori ketergantungan komunikasi dapat dikatakan sebagai pengembangan dari agenda
setting Mc. Combs dan Weaver (Severin dan Tankard, 1992:222) terutama pada variable
orientasi kebutuhan (need for orientation) yang mempengaruhi kognisi, perilaku dan perasaan
khalayak. Jadi teori depedensi merupakan perluasan terhadap agenda setting (penataan
agenda). Jika seseorang mempunyai ketergantungan yang tinggi pada media dalam memenuhi
kebutuhan informasi, maka hal itu memudahkan bagi media dalam melakukan agenda setting
atau mempengaruhi agenda orang tersebut. Dalam konteks sistem media, berita kampanye yang
dilakukan oleh media massa baik cetak maupun elektronik telah cukup mampu memberikan
layanan fungsi informasi yang beragam pada masyarakat. Berita kampanye dianggap oleh
mayoritas masyarakat membantu dalam menentukan isu-isu yang penting. Secara lebih jauh
dapat dikatakan bahwa terdapat kesesuaian anatara isu yang diberikan dalam berita kampanye
dengan isu yang dianggap penting oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan factor bahwa
menurut masyarakat berita kampanye membantu dalam menentukan calon yang akan dipilih,
membantu dalam memperluas keyakinan pada calon yang akan dipilih, dan pada akhirnya
mendorong untuk memilih pada pemilihan umum presiden. Dengan kata lain berita kampanye
yang disebarkan melalui televisi dan surat kabar, sedikit banyak merupakan masyarakat hal
yang berpengaruh bagi masyarakat dalam menentukan sikap terhadap pemilu presiden 2019.
Untuk surat kabar, meski lama waktu yang digunakan untuk membacanya di banding
menonton televisi, namun perananannya dalam memberikan layanan informasi berita
kampanye secara tercetak masih diperlukan oleh khalayak luas. Menurut masyarakat berita
kampanye membantu dalam menentukan calon yang akan dipilih, membantu dalam
memperluas keyakinan pada calon yang akan dipilih, dan pada akhirnya mendorong untuk
memilih pada pemilihan umum presiden. Dengan kata lain berita kampanye yang disebarkan
melalui televisi dan surat kabar, sedikit banyak merupakan hal yang berpengaruh bagi
masyarakat dalam menentukan sikap terhadap pemilu presiden 2019. Akan tetapi, meskipun
telah menerima atau mendapatkan banyak hal atau informasi mengenai kampanye, masyarakat
pada umumnya kurang terdorong untuk kemudian menjelaskan atau menceritakan apa yang
diketahuinya pada orang lain. Sehingga nampaknya hal itu dilakukan hanya untuk memenuhi
keperluan pribadinya saja dan bukan untuk mempengaruhi orang lainnya.
Gejala ini sejalan dengan pendekatan Agenda Setting terutama need for orientation. Mc
Combs dan Weaver (Severin dan Tankard, 1992:222) menyatakan bahwa individu mempunyai
perbedaan kebutuhan akan orientasi yang mana hal itu sangat dipengaruhi oleh berjalan atau
tidaknya Agenda Setting. Kebutuhan akan orientasi didasarkan pada dua factor, yaitu relevansi
informasi yang diterima individu, dan ketidakpastian terhadap hal yang menjadi perhatian.
Semakin besar kedua hal tersebut terjadi, maka akan semakin besar pula kebutuhan akan
orientasi yang diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan terssebut, khalayak kemudian
berpaling kepada media massa dalam hal ini surat kabar dan televisi. Secara umum
tergambarkan bahwa masyarakat ternyata lebih banyak yang menonton televisi daripada
membaca surat kabar dalam mendapatkan berita kampanye. Dan umumnya pembaca surat
kabar juga menonton televisi, akan tetapi penonton televisi belum tentu membaca surat kabar.
Pada sistem media fungsi pelayanan informasi di era yang demokratis dan bebas ini
juga telah demikian besarnya dinikmati oleh masyarakat, sehingga secara jelas juga terlihat
masyarakat, sehingga secara jelas juga terlihat terdapat gejala ketergantungan pada media
didalamnya. Selanjutnya pada khalayak, adanya ketertarikan/kepedulian yang tinggi dari
khalayak terhadap permasalahan kampanye calon presiden merupakan indicator dalam faktor
ini yang menunjukan adanya gejala ketergantungan komunikasi dalam masyarakat. Pada
sistem social, ketergantungan yang besar dan menimbulkan ketidakpastian terutama adalah
pada terjadinya kekhawatiran akan terjadi situasi tidak stabil dan rawa konflik sebagai akibat
dari kampanye calon presiden.
Dalam asumsi dasar yang mana, apabila terdapat ketergantungan khalayak pada berita
kampanye, maka berita kampanye tersebut dapat mempengaruhi khalayak. Semakin besar
ketergantungan khalayak pada berita kampanye, makan akan semakin besar pula pengaruh
berita kampanye pada khalayak. Pada unsur khalayak keterarikan yang tinggi dalam
masyarakat pada berita kampanye pemilu presiden 2019 merupakan ukuran dari gejala
ketergantungan komunikasi. Ketertarikan ini menyebabkan khalayak berusaha memenuhinya
dengan menonton dan membaca berita kampanye media massa. Semakin besar pemenuhan rasa
ketertarikan pada satu hal tertentu melalui media, maka akan semakin besar pula
ketergantungan pada media dan efek yang ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai