Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolik abdomen adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal.
Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran usus ke
depan tetap peristaltiknya normal. (Taufiq, 2011).
Kolik biasanya terjadi pada bayi namun tidak jarang juga orang dewasa
mengalaminya. Rasa sakit atau nyeri yang berlangsung bisa sampai beberapa menit atau
beberapa jam, namun dalam beberapa kasus bisa sampai beberapa hari. Tingkat rasa
sakitnya pun bervariasi, beberapa orang mungkin merasa seperti mereka sedang
mengalami kram otot.
Jika rasa sakit berada di bagian bawah perut dan menuju kedaerah selangkangan,
ini bisa menjadi gejala colic empedu, suatu kondisi yang umum disebabkan oleh batu
empedu. Usus buntu juga menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, terutama jika
orang tersebut merasa sakit di sekitarnya atau pusarnya yang semakin parah dengan
tekanan.
Colic bisa sering terjadi pada orang yang pernah punya riwayat sakit maag. Gejala
yang sering terjadi menyerang bagian ulu hati & perut tengah, bisa kebagian kanan jika
peradangan sampai ke usus. Namun tanda-tanda umum sama seperti tukak lambung
atau maag yang akut.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umumnya yaitu untuk mempelajari dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan Kolik Abdomen.
2. Tujuan Khusus
 Untuk menjelaskan Pengkajian dalam Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen.
 Untuk menjelaskan Diagnosa dalam Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen.
 Untuk menjelaskan Intervensi Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen.
 Untuk menjelaskan evaluasi Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kolik Abdomen


Colic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal
(Donges, 2001)
Kolik abdomen merupakan gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (NN. 2013)
Kolik abdomen merupakah salah satu keadaan darurat non trauma, dimana seorang
penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan secepatnya untuk
dapat dibebaskan atau diringankan penderitaannya atau mencegah memburuknya keadaan
penderita.

2.2 Etiologi Kolik Abdomen

 Mekanis
1. Adhesi /perlengketan pasca bedah (905 dari obstruksi mekanik ).
2. Karsinoma
3. Volvulus
4. Intusu sepsi
5. Obstipasi
6. Polip
7. Struktur
 Fungsional (non mekanik)
1. Ileus praktik
2. Lesi medulla spinalis
3. Enteritis spinalis
4. Ketidak seimbangan elektrolit
5. Uremia

2
2.3 Pathway

Kehamilan ektopik
Apendisitis akut Hernia
Aneurisma yg pecah
Kolesistitis akut
obstruktif Perdarahan limpa,hati
Pancreatitis akut
Perforasi organ dalam

peradangan perdarahan
Hambatan
pasase dalam
Peningkatan
Resiko infeksi regangan/ tarikan
Peningkatan tek organ kontaksi
intra luminer berlebih
Mual muntah
Merangsang
Aliran darah peritonium viseral
Resiko
ketidakseimbangan Hipoksia jaringan Persepsi nyeri
cairan dan elektrolit
Metabolisme
anaerob

Penumpukan
asam laktat

Nyeri

3
2.4 Manifestasi Klinis

1. Mekanika sederhana-usus halus atas


kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemericing bernada tinggi terdengar pada
interval singkat ), nyeri tekan difus bawah.
2. Mekanika sederhana–usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan mid abdomen, distensi berat, muntah, sedikit atau tidak ada
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan
difus minimal.
3. Mekanika sederhana- kolon
Kram (adomen tengah sampai bawah) distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi granulomatosa usus penyakit crohn, gejalanya kam nyeri abdomen,
distensi ringan dan diare.
5. Srangulasi
Gejala berkembang dengan cepat, nyeri parah terus menerus dan terlokalisir, distensi
sedang, muntah persistem, biasanya bising usus menurun dan nyeri takan terlokalisir
hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap / berdarah atau mengandung darah
samar.

2.5 Komplikasi
 Ganggren
 Sepsis
 Peritonitis
 Ileus

2.6 Pemeriksaan Penunjang

 Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus


 Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid
yang tertutup.

4
 Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
 Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.

2.7 Pencegahan
 Mengurangi mengonsumsi makanan yang pedas.
 Tidak mengkonsumsi makanan yang asam.
 Tidak mengkomsumsi ie instan
 Menghindari sayuran tertentu misalnya : kol, sawi.
 Menghindari melakukan aktivitas yang berat.

2.8 Penatalaksanaan

 Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.


 Terapi Na+, K+, komponen darah
 Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
 Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
 Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
 Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
 Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
 Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
 Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
 Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

5
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DENGAN KOLIK ABDOMEN

DI RUANG EIDELWAYS

RSUD R.A.A SOEWONDO PATI

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 November 2014 pukul 10.00 WIB di ruang
edelways RSUD R.A.A SOEWONDO PATI secara allo anamnesa dan auto anamnesa :

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : An . R Jenis Kelamin: Laki - laki
Umur : 9 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belum bekerja
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Luwang RT 01 RW 2 Tayu, Pati
Dx . Keperawatan : Kolik Abdomen

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny . S Jenis Kelamin: Perempuan
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
Alamat : Luwang Rt 01 Rw 02 Tayu , Pati

6
B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Alasan Masuk RS

Pasien satang ke RSUD R.A.A Soewondo Pati pada tanggal 25 November


2014 pukul 18.48 WIB melalui IGD dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan bawah
kemudian pasien opname di ruang eidelways untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.

2. Keluhan Utama

Pasien merasakan nyeri pada daerah perut bagian kanan bawah

P : Post op appendik
Q : Tertusuk Tusuk
R : Perut sebelah kanan bawah
S : Nyeri skala 6 dari skala nyeri 1-10
T : Hilang timbul

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 24 November 2014 pasien mengeluh rasa sakit pada perut sebelah
kanan bagian bawah, akibat luka post op appendik pada tanggal 20 November 2014
disalah satu RS swasta Pati.

Pada tanggal 25 november 2014 pukul 18:48 WIB pasien datang ke RSUD
R.A.A Soewondo Pati melalui IGD dan dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan ada
permasalahan pada abdomen. Kemudian dilakukan pemeriksaan TTV dengan TD:
100/70 mmHg, N: 100x/mnt, S: 36,5 C, RR: 20x/mnt.

Kemudian pasien didiagnosa kolik abdomen dan mendapatkan terapi infus RL


12 tpm, ketorolac 30mg dan cefotaxim 500mg. Pasien disarankan untuk op name di
RSUD R.A.A Soewondo Pati dan pasien memilih opname di ruang eidelways,
kemudian pasien diakukan pemeriksaan laboratorium, rongent dan konsul PD.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien tidak pernah mengalami sakit.

7
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak mengalami alergi makanan namun mengalami alergi obat.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Compos Mentis
a. Vital Sign
1. HR : 100x/menit
2. RR : 20x/menit
3. BP : 100/70 mmHg
4.Temperatur : 36,5 C
b. Sakit / nyeri
1. Paliatif : Luka post op appendik
2. Kualitas : Tertusuk tusuk
3.Regio : Pada perut sebelah kanan bawah
4.Skala : 6 dari skala nyeri 1 - 10
5.Time : Hilang timbul

2. Data persistem

a. Sistem Pernafasan

DS : Pasien mengatakan tidak batuk dan tidak sesak nafas.


DO : - RR : 20 x/menit , pola nafas normal , irama reguler
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak sianosis
- Pasien tidak menggunakan alat bantu pernafasan
- Px . Fisik
 I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada kanan dan kiri simetris
 Pal : Tidak ada nyeri tekan , vokal fremitus dalam intensitas getaran
yang sama antara paru kanan & paru kiri , retraksi dada 3 cm
 Per : Sonor pada semua lapang paru dekstra & sinestra
 A : Bunyi normal
Vesikuler pada sebagian besar lobus paru

8
Bronkovesikuler di intercosta ke 3 parasternum dextra dan
sinestra

Broncial pada area sternum


Tracheal pada leher
Tidak ada suara tambahan
b . Sistem Kardiovaskuler
DS : Tidak ada nyeri dada saat beraktivitas
DO : Nadi : 100x/menit
TD : 100/70 mmHg
JVP : 3cm

Px . fisik

- I : Bentuk dada simetris , ictus cordis tidak tampak


- Pal : Tidak ada nyeri tekan , ictus cordis teraba pada intercosta ke 5 linea
mid clavikula sinestra
- Per : Redup pada intercosta ke 2 parasternum dekstra sampai dengan
intercosta ke 5 linea mid clavikula sinistra ( tidak ada pembesaran jantung )
- A : Bunyi jantung s1 dan S2 normal , tidak ada bunyi tambahan

c. Sistem Persyarafan dan pengindraan

1. Pemeriksaan fungsi luhur

- Mood : ekspresi dan perkataan klien sesuai


- Memori jangka panjang : Klien mampu mengingat pengalaman masa lalu

- Memori jangka pendek : Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi

- Intelektual : Klien mampu berhitung

2. Tingkat Kesadaran

Kualitatif : Kompos Metis

Kuantitatif : E : 4 M : 6 V: 5 = 15

9
3. Kejang : pasien tidak mengalami kejang.

4. Kelumpuhan : pasien tidak mengalami kelumpuhan.

5. Penglihatan : bentuk matasimetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,


pergerakan bola mata normal, tidak buta warna.

6. Penciuman : pasien tidak mengalami gangguan penciuman.

7. Pendengaran : telinga simetris, terdapat sedikit serumen, tidak mengalami


gangguan pendengaran.

8. Perasa : pasien mampu membedakan rasa pahit, manis, asin, pedas, dan asam.

9. Peraba : pasien tidak mengalami penurunan fungsi peraba.

d. Sistem Perkemihan

1. Pola berkemih: 5x sehari

2. Produksi urin kurang lebih 150 cc sekali berkemih.

3. Karakteristik urine : warna kuning dan berbau khas.

4. Pemeriksaan ginjal :

 Pal : ginjal tidak teraba.


 Per : tidak mengalami nyeri pada area costovertebrata.

5. Pasien tidak mengalami kesulitan BAK.

e. Pencernaan dan Masalah Eliminasi.

1. Clinical Sign

- Rambut : hitam dan tampak kering.


2. Pasien mengalami penurunan nafsu makan. Porsi makan hanya dihabiskan 1/3
dari porsi yang disediakan.
3. Mulut dan tenggorokan.
- Bibir tampak kering.
- Karies dan keutuhan gigi.
- Pasien tidak karies dan gigi masih utuh.
10
4. Pemeriksaan Abdomen
I : perut tidak asites.
A : bising usus 8x/menit.
Pal : terdapat nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah
Per : KW I pekak KW III tympani
KW II tympani KW IV tympani
5. Masalah Usus Besar dan Rektum
Pasien BAB 1x sehari pasien tidak mengalami konstipasi dan diare.

f. Sistem Muskuloskeletal (bone)

DS : Pasien tidak mengalami nyeri

DO : - Kekuatan otot pasien baik.

- Tidak ada fraktur.


- Turgor kulit pasien kembali normal kurang lebih 3 detik.
- Tidak ada oedem.

Skor ADL :

Aktivitas Mandiri Di bantu Tergantung


Makan v
Mandi v
Berpakaian v
Toileting v
Inkontinensia v
Transfering v

Kekuatan tonus Otot Oedema

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 - -
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 - -

11
g. Sistem Reproduksi

1. laki-laki

a. Bentuk kelamin : normal

b. Pasien belum memiliki anak

c. Tidak ada gangguan pada sistem reproduksi.

h. Sistem Endokrin

 Pasien tidak mengalami alergi.


 Pasien tidak memiliki penyakit DM.

D. PSIKOSOSIAL BUDAYA DAN SPIRITUAL

1. Psikologis

a. Perasaan klien setelah menerima masalah ini

Pasien menganggap penyakit yang saat ini diderita merupakan suatu takdir dan
pasien ikhlas menghadapinya.

b. Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan

Pasien akan lebih berhati-hati dihari selanjutnya agar tidak terulan lagi bersyukur
atas kesembuhannya.

c. Pengetahuan klien tentang masalah / penyakit

Pasien mengetahui tentang penyakitnya.

2. Sosial

Pasien tidak dapat bermain dan berkumpul dengan teman-temannya.

3. Budaya

Tidak ada budaya yang dianut oleh pasien yang bertentangan dengan penyakit yang di
deritanya.

12
4. Spiritual

Selama sakit pasien tidak pernah beribadah.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 25 november 2014

Hasil Satuan Nilai normal


PARAMETERS
WBC 9,13 10^ 3 / uL M : 4,8 - 10,8 F: 4,8 – 10,8
RBC 4,58 10^ 6 / uL M : 4,7 - 6,1 F: 4,2 - 5,4
HGB 12.8 g/Dl M : 14 - 18 F : 12 - 16
HCT 36,1 % M : 42 - 52 F : 37 - 47
MCV 78,8 fL 79,0 – 99,0
MCH 27,9 Pg 27,0 – 31,0
MCHC 35,5 g/dl 33,0 – 37,0
PLT 385 10^3/uL 150 – 450
RDW-CV 12,5 % 11,5 – 14,5
RDW-SD 34,9 fL 35 – 47
PDW 9,9 fL 9,0 – 13, 0
MPV 8,9 Fl 7,2 – 11,0
P-LCR 17,3 % 15,0 – 25,0
DIFERENTIAL
NEUT# 6,85 10^3/Ul 1,8 – 8
LYMPH# 1,37 10^3/uL 0,9 – 5,2
MONO# 0,78 10^3/uL 0,16
EO# 0,11 10^3/uL 0,045
BASO# 0,02 10^3/uL 0 – 0,2
NEUT% 75,1 % 50 – 70
LYMPH% 15,0 % 25 – 40
MONO% 8,5 % 2–8
EO% 1,2 % 2–4

13
BASO% 0,2 % 0–1

F. TERAPI

Infus RL 12 tpm

Cefotaxim 2 x 500 mg

Novalgin 3 x 250 mg

14
ANALISA DATA

Nama Klien : An. R No. CM : 042955

Umur : 9 th Dx. Medis : Kolik Abdomen

Ruang di Rawat : Eidelways Alamat : Luwang ½ Tayu, Pati

Tgl/ jam Data Fokus Problem Etiologi


26-11-14 DS : Pasien mengatakan nyeri pada perut Nyeri Diskontinui
10.00 bagian kanan bawah. tas jaringan
WIB P : Luka post op appendik peritonium
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Perut sebelah kanan bawah
S : 6 dari skala nyeri 1–10
T : Hilang timbul
DO : Pesien menangis menahan rasa sakit
TD : 100/70 mmHg
N : 100x/mnt
S : 36,5 C
RR : 20x/mnt

26-11-14 DS: -Pasien mengatakan mengalami Ketidakseimbangan Intake


10.00 penurunan nafsu makan nutrisi kurang dari inadekuat
WIB - Pasien mengatakan badannya lemas kebutuhan
DO : - Porsi makan pasien tidak dihabiskan
2-3 sendok makan
- KU pasien tampak lemah
A : TB : 135 cm
BB : 22 Kg
LILA : 15 cm
Ling Paha : 27 cm
B : Hb : 12,8 g/dl
Albumin : -
C : Kondisi Umum lemah

15
GCS E : 4 M : 5 V : 6 = 15
D : Bubur halus , sayuran dan lauk
pauk

PRIORITAS DIAGNOSA

1. Nyeri berhubungan dengan diskontuitas jaringan


2. Ketidakseimbangan nutrisi tubuh berhubungan dengan intake inadekuat

16
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An. R No. CM : 042955

Umur : 9 th Dx. Medis : Kolik Abdomen

Ruang di Rawat : Eidelways Alamat : Luwang ½ Tayu, Pati

Tgl/ No Intervention
NOC Ttd
jam Dx NIC Activity
Setelah dilakukan tindakan Pain - Lakukan
keperawatan selama 3 x 24 Managemen pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri secara
berkurang komprehensif
Kriteria hasil : - Observasi reaksi
- Mampu mengontrol nyeri non verbal dari
( tahu penyebab nyeri, ketidaknyamanan
mampu menggunakan - Gunakan tehnik
tehnik non farmakologi komunikasi
untuk mengurangi nyeri, teraupetik untuk
mencari bantuan ) mengetahui
- Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri
berkurang dengan pasien
menggunakan managemen - Kurangi faktor
nyeri berkurang dengan presipitasi nyeri
menggunakan managemen - Ajarkan tentang
nyeri tehnik non
- Mampu mengenali nyeri farmakologi
(skala, intensitas frekuensi - Berikan analgetik
dan tanda nyeri ) untuk
- Mengatakan rasa nyaman mengurangi nyeri
setelah nyeri berkurang - Tingkatkan
istirahat

17
Analgesic - Tentukan lokasi,
administration karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat

- Cek riwayat
alergi

- Memonitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali

- Evaluasi
efektivitas
analgesik
pertama kali

- Evaluasi
efektivitas
analgesik , tanda
dan gejala

Setelah dilakukan tindakan Therapy nutrisi - Pantau


keperawatan selama 3 x 24 kandungan nutrisi
jam diharapkan nutrisi pasien
terpenuhi - Pantau
Kriteria hasil : kandungan kalori
- Status gizi pasien
Asupan gizi adekuat - Catat asupan

18
- Berat badan nutrisi pasien
Masa tubuh terpenuhi Pemantauan - Kolaborasi
- Peningkatan selera nutrisi: keluarga Ajarkan
makan Mengumpulkan keluarga tentang
, menganalisis makanan bergizi
data pasien dan tidak mahal
untuk - Beri informasi
mencegah dan tentang
meminimalkan kebutuhan nutrisi
kurang gizi - Kolaborasi gizi
- Menentukan
kebutuhan
protein pasien

19
IMPLEMENTASI

Nama Klien : An. R No. CM : 042955

Umur : 9 th Dx. Medis : Kolik Abdomen

Ruang di Rawat : Eidelways Alamat : Luwang ½ Tayu, Pati

Tgl/Jam No Implementasi Respon TTD


.
Dx
26 NOV 1,2 Mengukur TTV S:Pasien bersedia dilakukan
2014 pemeriksaan TTV
11.30 O: HR : 100x/mnt
WIB RR : 20x/mnt
BP : 100/70 mmHg
S : 36,5 C

13.00 1 Mengobservasi S:pasien mengatakan nyeri pada


WIB ketidaknyamanan non verbal, perut bagian kanan bawah
Misal : raut wajah P:luka post op appendik
Q:seperti tertusuk-tusuk
R:perut sebelah kanan
bawah
S:6 dari skala nyeri 1-10
T:hilang timbul
O:pasien menangis menahan
sakit

16.00 1 Memberikan terapi ketorolak S:pasien mengatakan bersedia


WIB 30 mg dilakukan injeksi
O:injeksi lancar melalui selang
infus

20
17.00 2 Memantau asupan makanan S: Pasien mengatakan
WIB mengalami penurunan
nafsu makan
O: Porsi makan tidak habis,
pasien menghabiskan 1/3
dari porsi yang
disediakan

17.25 2 Memantau Berat Badan pasien S: Ibu pasien mengatakan berat


WIB badan anaknya turun 2kg
selama sakit
O:Pasien terlihat kurus
BB sebelum sakit:24 kg
BB selama sakit:22 kg

27 NOV 1,2 Mengukur TTV S:Pasien bersedia


2014 dilakukan pemeriksaan TTV
05.00 O:HR:100 x/mnt
WIB RR:20 x/mnt
BP:100/70 mmHg
S:36,5 C

07.00 1 Mengobservasi S : Pasien mengatakan nyeri


WIB ketidaknyamanan non verbal pada perut kanan bawah
P :Luka post operasi
appendiks
Q : seperti tertusuk tusuk
R : Perut sebelah kanan
bawah
S : 5 dari skala nyeri 1-10
T : Hilang timbul
O : Pasien menangis menahan

21
sakit

09.00 1 Memberikan terapi S :Pasien mengatakan bersedia


WIB Injeksi ketorolac 30mg dilakukan injeksi
O : Injeksi lancar melalui selang
infus

12.30 2 Memantau asupan makanan S : Ibu pasien mengatakan


WIB anaknya susah makan
O : porsi makan tidak
dihabiskan ½ dari porsi
yang tersedia

28 1.2 Mengukur TTV S : Pasien bersedia dilakukan


Novemb pemeriksaan TTV
er 2014 O : HR : 100x/menit
13.00 RR : 20x/menit
WIB BP : 100/70 mmHg
S : 36,5° C

15.00 1 Mengobservasi S : Pasien mengatakan nyeri


WIB ketidaknyamanan non-verbal perut kanan bawah
P : Luka post operasi
appendiks
Q : Seperti tertusuk tusuk
jarum
R : Perut sebelah kanan
S : 3 dari skala 1-10
T : Hilang Timbul
O:pasien menangis menahan

22
sakit

16.00 1 Memberikan terapi injeksi S : pasien mengatakan bersedia


WIB ketorolac 30mg dilakukan injeksi
O : Injeksi lancar melalui selang
infus

23
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. R No. CM : 042955

Umur : 9 th Dx. Medis : Kolik Abdomen

Ruang di Rawat : Eidelways Alamat : Luwang ½ Tayu, Pati

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


26 Nyeri berhubungan dengan S : Pasien mengatakan nyeri
November diskontinuitas jaringan pada perut bagian kanan bawah
2014 peritonium P: Luka post op appendik
18.00 Q : Seperti tertusuk tusuk
WIB R : Perut sebelah kanan
bawah
S : 6 dari skala nyeri 1-10
T :Hilang timbul
O : Pasien menangis menahan
sakit
A : Masalah belum teratasi
P: Kaji Ulang

26 Ketidakseimbangan nutrisi S : Pasien mengatakan


November kurang dari kebutuhan tubuh b.d mengalami penurunan nafsu
2014 intake inadekuat makan
18.00 O : Porsi makan tidak habis
WIB Pasien menghabiskan
porsi1/3 dari porsi makan
yang disediakan
A : Masalah belum teratasi
P : Kaji ulang
- Memantau asupan
makanan
- Memantau berat badan

24
27 Nyeri berhungan dengan S : pasien mengatakan nyeri
November diskontinuitas jaringan pada perut sebelah kanan
2014 peritonium bawah
14.00 P : Luka post operasi
WIB apendiks
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Perut sebelah kanan
bawah
S : 5 dari skala nyeri 1-10
T : Hilang timbul
O : Pasien menangis menahan
sakit
A : masalah belum teratasi
P : Kaji ulang
- Mengobservasi
ketidaknyamanan non
verbal
- Memberikan terapi
ketorolac 30mg

14.00 Ketidakseimbangan nutrisi S : Pasien mengatakan


WIB kurang dari kebutuhan dari mengalami penurunan nafsu
kebutuhan tubuh b.d intake makan
inadekuat O : Pasien menghabiskan
separuh dari porsi makanan
yang disediakan
A : masalah belum teratasi
P : kaji ulang

25
-memantau asupan makanan
-memantau berat badan

26
EVALUASI

Nama Klien : An. R No. CM : 042955

Umur : 9 th Dx. Medis : Kolik Abdomen

Ruang di Rawat : Eidelways Alamat : Luwang ½ Tayu, Pati

Tangggal / Jam Diagnosa Evaluasi TTD


28 Desember 2014 Nyeri b.d S : Pasien mengatakan nyeri
17.00 WIB diskontuitas jaringan pada perut bagian bawah
peritonium P:Luka post op appendik
Q:Seperti tertusuk tusuk
R:Perut sebelah kanan bawah
S:3 dari skala nyeri 1-10
T:Hilang Timbul
O : Pasien tampak meringis
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi
28 November 2014 Ketidakseimbangan S : Pasien sudah mau makan
17.00 WIB nutrisi kurang dari O : Porsi makan habis
kebutuhan tubuh b.d A : Masalah Teratasi
intake inadekuat P : Pertahankan Kondisi

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Colic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal.
Kolik abdomen merupakah salah satu keadaan darurat non trauma, dimana seorang
penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan secepatnya untuk
dapat dibebaskan atau diringankan penderitaannya atau mencegah memburuknya keadaan
penderita. Etiologi kolik abdomen dibagi menjadi mekanis dan fungsional. Mekanis
terdiri dari adhesi, karsinoma, volvulus, Intusu sepsi, Obstipasi, Polip, Struktur.
Fungsional (non mekanik) terdiri dari Ileus praktik, Lesi medulla spinalis, Enteritis
spinalis, ketidak seimbangan elektrolit, Uremia.

4.2 Saran

Sebagai perawat sebaiknya memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada


pasien penderita kolik abdomen.

28

Anda mungkin juga menyukai