Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

NAMA KELOMPOK :

1. Tito Dias Fernando (2014-11-127)


2. Muhammad Kahfi Fachelinno (2015-11-089)
3. Ariq Kamaluddin (2015-11-060)
4. Zulhaidi Ryan Syahputra (2015-11-020)
5. Dimas Prasetyo Nugroho Putro (2015-11-037)

TANGGAL PRAKTIKUM: 15 MARET 2016

LABORATORIUM PLN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(PUSLITBANG) KETENAGALISTRIKAN

2018
PRAKTIKUM 1
PENGUJIAN TEGANGAN IMPULS PETIR
PADA ISOLATOR

1.1 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman secara praktis tentang cara pengujian tegangan tinggi impuls petir
dengan contoh uji Suspension insulator (isolator kap dan pin) berdasarkan standar IEC 60060-1
atau standar yang sesuai.

1.2 Teori
Ketahanan tegangan suatu benda isolasi yang dipengaruhi oleh udara tergantung kepada bahan
isolasi, jarak rambat, dan jarak loncat.
Parameter kondisi udara yang mempengaruhi tegangan loncat atau tegangan fhashover suatu
isolasi adalah untuk suatu kondisi udara tertentu, bahan isolasi tersebut akan mengalami flashover
suatu isolasi adalah temperature (t), tekanan (b) dan kelembaban (h)
Untuk suatu kondisi udara tertentu, bahan isolasi tersebut akan mengalami flashover pada tegangan
tertentu. Demikian untuk pengujian tegangan dengan menggunakan tegangan AC, dan DC.
1.3 Peralatan
- Generator impuls 750kV, 5 tingkat
- Capasitor devider
- Oscilloscope
- Mikro ampere meter DC
- Beban uji (isolasi kap & pin 20kv)
- Termometer basah dan kering
- Barometer
- Peralatan APD (Safety helmet, Safety shoes, sarung tangan listrik)
1.4 Sirkit Pengujian
1.5 Prosedur Percobaan
1.5.1 Rangkai sirkit percobaan seperti gambar
1.5.2 Rangkaian benda uji, Capasitor devider, dan generator impuls ditempatkan sedemikian
rupa sehingga jarak antara masing-masing benda tersebut tidak saling berdekatan
(sekurang-kurangnya tegangan uji dalam Kv dibagi dua adalah jarak dalam cm)
1.5.3 Bersihkan benda uji dan pasang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
1.5.4 Catat data teknis benda uji dan pasang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di
lapangan.
1.5.5 Catat kondisi udara ruang : suhu kering (td), suhu basah (tw) dan tekanan udara (b), dan
jarak busur minimum dari isolator (L)
1.5.6 Hitung factor koreksi udara untuk mendapatkan besarnya tegangan uji pada kondisi
ruang.
1.5.7 Hidupkan oscilloscope sesuai manual alat.
1.5.8 Lakukan pengisian kapasitor generator impuls hingga tegangan masukan generator
impuls pertingkat mencapai nilai setelan. Bila sebelum nilai setelah tercapai terjasi
pelepasan muatan pada generator impuls, maka tambah jarak sela bola generator impuls
sebesar 0,1 cm dan lakuakan pengisian kembali. Bila terjadi lagi pelepasan sebelum
waktunya, ulangi langkah-langkah ini hingga tegangan setelan dapat tercapai. Setelah
tercapai tunggu proses penyalaan (triggering) generator impuls. Pada langkah ini ujung
kabel keluaran dari generator impuls tidak disambung ke benda uji melainkan disambung
kesela bola 25 cm, sampai penyetelan tegangan yang dikehendaki tercapai.
1.5.9 Setelah penyetelan masukan generator impuls tercapai yaitu dengan melihat tinggi
tegangan di oscilloscope, langkah selanjutnya adalah menyambngkan ujung keluaran dari
generator ke benda yang akan diuji.
1.5.10 Lakukan kembali pengisian masukan generator sesuai dengan langkah 1.5.7.1 kemudian
terapkan ke benda uji masing-masing 15 kali untuk setiap polaritas.
1.5.11 Catat hasil penerapan tegangan uji ke benda uji tersebut pada blanko yang sesuai
1.5.12 Benda uji/ isolasi dinyatakan lulus bila selama pengujian terjadi maksimum 2 kali
flashover.
PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI UDARA

Data Teknis Macam Tegangan


Nama Barang : Isolator Tegangan Menengah Impuls petir : + -
Merek : - DC : + -
Spesifikasi : Kap dan Pin Frekuensi Tenaga : Basah Kering

Nomor Td Tw B h δ h/δ K
Contoh [oC] [oC] [ mBar ] [ g/m3 ]
- 32 24,7 987 19 0,9359 20,3013 1,0930

L UB g m w K1 K2 Kt
[ meter ] [Kv]
0,212 121 1,1159 1 1 0,9359 1,093 1,0229

Kondisi Udara Standar IEC : pada 110 kV


T0 = 20 oC
B0 = 1013 mBar
H = 11 g/m3
PENGOLAHAN DATA

h = diperoleh dari grafik, sehingga h adalah 19

19

32

b 273 + To
δ= [ ]
bo 273 + Td

987 273 + 20
δ= [ ] = 𝟎, 𝟗𝟑𝟓𝟗
1013 273 + 32

ℎ 19
= = 𝟐𝟎, 𝟑𝟎𝟏𝟑
δ 0,9359

Untuk Impuls Petir :


K = (1+ 0,010 (h/ δ -11) = (1+0,010 (19/0,9359-11) = 1,0930
L = jarak busur api terdekat benda uji = 212 cm = 0,212 m

UB = 1,1 x Tegangan uji


= 1,1 x 110 kV = 121 kV

𝑈𝑏 121
𝑔= = = 𝟏, 𝟏𝟏𝟓𝟗
500. 𝐿. δ. K 500 𝑥 0,212 𝑥 0,9359 𝑥 1,0930
m dan w = diperoleh dari grafik

1,1159

Dari grafik m = 1 dan w = 1

K1= δ m = 0,93591 = 0,9359

K2= K w = 1,09301 = 1,0930

Kt = K1 x K2 = 0,9359 x 1,093 = 1,0229


PENGUJIAN TEGANGAN KETAHANAN IMPULS PETIR PADA ISOLATOR

Data Teknis Kondisi Udara

Tipe : - Td : 32 oC
Merek : - Tw : 24,7 oC
Standar : - b : 992 mmHg

Hasil Uji

Polaritas : + -

Nomor Faktor Koreksi Tegangan uji [ kV ] Hasil


Contoh [ Kt ] Kondisi Standar Kondisi Tahan Loncat
[ Vs ] Ruang
[ VR]
- 1,0229 110 112,519 10 5

Keterangan :

1. VR = Vs x Kt = 110 x 1,0229 = 112,519 kV

2. Jumlah penembakan benda uji sebanyak 15 x penembakan (impuls) polaritas (+).

3. Bila jumlah loncat yang terjadi lebih dari dua kali, isolator dinyatakan tidak tahan terhadap
tegangan ketahanan impuls petir sesuai standar.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖 112,519 𝑥 10³


𝑉 𝑜𝑠𝑐𝑖𝑙𝑙𝑜𝑠𝑐𝑜𝑝𝑒 = = = 1,6330 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 689 𝑥 100
ANALISA PRAKTIKUM I

Praktikum I membahas mengenai pegujian tegangan impuls petir pada isolator, dimana
mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan agar mengetahui ketahanan dari suatu
isolator saat diberi tegangan tinggi impuls petir, sebagai contoh uji suspension insulator (isolator
kap dan pin) . Penghitungan beberapa nilai untuk mendapatkan tegangan uji untuk pembacaan
pada oscilloscope .

Untuk bisa mendapatkan nilai yang akan digunakan untuk tegangan uji pada kondisi
ruang digunakan melakukan beberapa perhitungan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan
diantaranya adalah jarak busur api terdekat benda uji, yaitu jarak terdekat kemungkinan
terjadinya loncatan api atau flash over terhadap material tegangan dengan material yang
ditanahkan (titik terluar). Kita juga memperhitungkan faktor koreksi udara dari kondisi udara
standar IEC, karena penggunaan isolator tergantung pada kondisi lingkungan seperti iklim,
cuaca, dan lain-lain, untuk itu perlu diperhatikan faktor koreksi udara, kondisi udara standar
dimanapun nilainya akan tetap karena sudah standar, tetapi untuk ondisi ruang akan berubah-
ubah tergantung pada kondisi udara setempat. Dari perhitungan dapat diketahui hasilnya antara
tegangan uji kondisi standar dan kondisi ruang mengalami peningkatan, dimana kondisi standar
adalah 110 kV sedangkan hasil perhitungan adalah 112,519 kV. Tegangan uji pada kondisi
standar 110 kV adalah nilai dari BIL (Basic Insulation Level), BIL ini digunakan untuk sebagai
referensi kekuatan isolasi peralatan.

Nilai tegangan uji kondisi ruang yang digunakan pada lapangan adalah 112,519 kV.
Tegangan ini sangat besar sehingga agar dapat dilihat pada oscilloscope maka dapat digunakan
divider tegangan dan probe ini maka didapatkan tegangan uji pada oscilloscope sebesar 1,6330
Volt.

Pengujian ketahanan impuls petir ini dilakukan selama 15 kali tembakan dan pada
isolator ini didapat 2 kali lompatan atau flash over. Dari hasil ini isolator yang sedang diuji ini
dinyatakan TAHAN terhadap tegangan ketahanan impuls petir. Selain itu, sebenarnya ketahanan
suatu isolator dipengaruhi oleh udara tergantung pada bahan isolasi, jarak rambat, dan jarak
loncat. Parameter yang mempengaruhi nya dalah temperature, tekanan, dan kelembaban, serta
polusi udara. Semakin suatu daerah mempunyai polutan tiggi maka penggunaan isolator semakin
banyak, karena pada daerah berpolutan tinggi kadar garam yang ada di udara semakin tinggi.
Perbedaan antara ketahanan isolasi:

TAHAN

1. Suara yang ditimbulkan pelan

2. Tidak ada lompatan

3. Grafiknya Landai

TIDAK TAHAN

1. Suara yang ditimbulkan keras

2. Ada lompatan atau flashover

3. Grafiknya Curam

SIMPULAN

1. Dari pengujian yang dilakukan dinyatakan bahwa isolator TAHAN terhadap tegangan
ketahanan impuls petir., karena jumlah loncatan atau flash over tidak lebih dari 2.

2. Jika diberi tegangan yang meleati batas ketahanan isolator maka aman terjadi loncatan
atau flash over atau melewati tekanan listrik maksimum yang dapat digunakan sebagai
bahan isolator.

3. Kondisi udara mempengaruhi tegangan loncat (flash over), faktor koreksi udara.
PRAKTIKUM 2

PENGUJIAN TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC)

PADA ISOLATOR

3.1 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman secara praktis tentang tata cara pengujian tegangan tinggi AC
pada peralatan listrik.
3.2 Teori
Tegangan tinggi AC adalah suatu nilai tegangan tinggi yang mempunyai frekuensi kerja antara 45
Hz sampai dengan 65 Hz, Tegangan uji harus mendekati sinusoidal.
Toleransi tegangan uji +- 1 % dari nilai tegangan uji.
Tegangan uji disuplai dari trafo penaik tegangan (step up transformator)
3.3 Peralatan
- HV AC test set 100 Kv
- Stop watch
- Benda uji (isolator 20 Kv)
- Termometer basah dan kering
- Barometer
- Peralatan APD (Safety helmet, safety shoes, sarung tangan listrik)
3.4 Sirkit Pengujian
3.5 Prosedur Percobaan
3.5.1 Rangkai sirkit percobaan seperti gambar pada ayat 4, dengan jarak yang cukup untuk
menghindari terjadinya flashover (sekurang-kurangnya tegangan uji dalam Kv dibagi dua
adalah jarak dalam centimeter)
3.5.2 Catat kondisi udara ruang uji (suhu udara kering tadi, suhu udara basah tw, tekanan udara
b, dan jarak busur minimum dari isolator L)
3.5.3 Bersihkan benda uji dan pasang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya seperti
dilapangan.
3.5.4 Hubungkan konduktor dan label pengukuran susuai dengan rangkaian pengujian.
3.5.5 Khusus untuk pengujian tegangan ketahanan pada isolator, hitung factor koreksi udara Kt
berdasarkan standar IEC Publikasi 60-1 1989.
3.5.6 Setelah persiapan pengujian selesai, kemudian putar slide regulator untuk memberikan
tegangan uji yang diinginkan pada papan control secara perlahan kira-kira 2% tegangan uji
perdetik.
3.5.7 Catat hasil pengujian pada blanko uji.
3.5.8 Bila waktu pengujian telah tercapai, turunkan tegangan secara perlahan dengan cara
memutar balik slide regulator dan tidak diperbolehkan mematikan tegangan dengan
mencabut power suplay tegangan atau emergency.
PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI UDARA

Data Teknis Macam Tegangan


Nama Barang :Isolator Tegangan Menengah Impuls petir : + -
Merek : - DC : + -
Spesifikasi :Kap dan Pin Frekuensi Tenaga : Basah Kering

Nomor Td Tw B h δ h/δ K
Contoh [oC] [oC] [ mBar ] [ g/m3 ]
- 32 24,7 987 19 0,9359 20,3013 1,1116

L UB g M w K1 K2 Kt
[ meter ] [Kv]
0,212 77 0,6982 0,36 0,36 0,9764 1,0388 1,0142

Kondisi Udara Standar IEC pada 70 kV


To = 20oC
Bo = 1013 mBar
H = 11g/m3
PENGOLAHAN DATA

h = diperoleh dari grafik, sehingga h adalah 19 g/m3

19

32

b 273 + To
δ= [ ]
bo 273 + Td

987 273 + 20
δ= [ ] = 𝟎, 𝟗𝟑𝟓𝟗
1013 273 + 32

ℎ 19
= = 𝟐𝟓, 𝟓𝟏𝟓𝟔
δ 0,9359

Untuk Frekuensi Tenaga :


K = (1+ 0,010 (h/ δ -11) = (1+0,012 (20,3013-11) = 1,1116

L = Jarak busur api terdekat benda uji = 22 cm= 0,212 m

UB = 1,1 x Tegangan uji = 1,1 x 70 kV = 77 kV

𝑈𝑏 77
𝑔= = = 𝟎, 𝟔𝟗𝟖𝟐
500. 𝐿. δ. K 500 𝑥 0,212 𝑥 0,9359 𝑥 1,1116
m dan w = diperoleh dari grafik

Dari grafik m = 0,36 dan w = 0,36

0,36

0,6982

K1 = δ m = 0,93590,36 = 0,9764

K2 = K w = 1,11160,36 = 1,0388

Kt = K1 . K2 = 0,9764 x 1,0388 = 1,0142


PENGUJIAN TEGANGAN KETAHANAN IMPULS PETIR PADA ISOLATOR

1. Data Teknis :

Nama benda uji : -


Tipe : -
Merek : -
Tegangan Pengenal : -

2. Hasil uji

Kondisi Pengujian : Kering

Alat yang Tegangan uji Tegangan uji kondisi Durasi (detik) Hasil
diuji kondisi standar Ruang[ kV ]
[kv]

- 70 70,994 60

Keterangan :

1. Apabila terjadi lompatan api/flashover maka benda uji dinyatakan : tidak tahan

2. Apabila tidak terjadi lompatan api/flashover maka benda uji dinyatakan : tahan

3. Durasi pengujian adalah 60 detik

4. VR = Vs x Kt = 70 x 1,0142 = 70,994 kV
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖 70,994 𝑥 10³
5. 𝑉 𝑜𝑠𝑐𝑖𝑙𝑙𝑜𝑠𝑐𝑜𝑝𝑒 = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
=
689 𝑥 100
= 1,0303 𝑣𝑜𝑙𝑡
ANALISA PRAKTIKUM II

Praktikum ini membahas mengenai pengujian tegangan tinggi bolak balik (AC) pada
isolator yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara praktis tetang tata cara pengujian
tegangan tinggi AC pada peralatan listrik. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan arus
bolak balik (AC) pada isolator dengan rentan waktu 60 detik. Selama percobaan tidak terjadi
loncatan atau flash over. Untuk menentukan nilai dari tegangan uji kondisi ruang dengan
menggunakan beberapa perhitungan seperti pada praktikum I, yang membedakan adalah pada
perhitungan K sehingga UB juga berbeda. Rumus K menggunakan rumus untuk frekuensi
tenaga. Dan untuk nilai UB terltak pada tegangan uji untuk yaitu Dry Power frequency
Withstand Voltage yaitu sebesar 70 kV sebagai besar tegangan frekuensi kering. Untuk
menaikkana tegangan pada praktikum ini menggunakan transformator sebagai penaik tegangan,
dan dari perhitungan didapatkan tegangan uji sebesar 70,994 kV dan teganga uji kondisi standar
adalah sebesar 70 kV.

Pada praktikum ini, ketika diberi tegangan sebesar tegangan uji kondisi ruang yaitu
sebesar 70,994 kV selama durasi 60 detik tidak terjadi flash over atau loncatan jadi dapat
dikatakan bahwa isolator ini TAHAN. Apabila diberi tegangan lebih dari tegangan uji kondisi
ruang lama kelamaan akan terjadi flashover. Dimana apabila diberi arus AC maka arus akan
merambat pada permukaan isolator tersebut, sehingga terjadilh flash over. Yang membedakan
antara tegangan impuls dengan tegangan AC adalah proses flashover nya yaiu sisa tegangan
impuls melompat atau loncat jika tegangan AC merambat melalui permukaan isolator.

Jika isolator kap dan pin dipasang secara susun maka isolator yang palig atas tidak tidak
ada listrik, sedangkan yang paling bawah aka nada listrik, oleh karena itu isolator harus tahan
terhadap gangguan mekanis atau listrik.

Ketika isolator mulai terjadi percikan api terdengan suaru mendesis ini menandakan
bahwa ada korona-korona yang mengeluarkan cahaya berwarna ungu muda, suara mendesis
menimbulkan panas. Polusi masih tetap mempengaruhi terjadinya flash over karena polusi yang
mengandung banyak kadar garam dapat sebagai media merambat saat diberi arus AC.
SIMPULAN

1. Isolator yang di uji ini TAHAN terhadap tegangan uji kondisi ruang sebesar 70,994 kV

2. Saat pengujian menggunakan arus AC bila terjadi flash over akan merambat dari permukaan
isolator dan menuju grounding, hal ini berbeda dengan tegangan impuls dimana flashover
terjadi dengan loncatan.

3. Tegangan AC adalah suatu nilai tinggi yang mempunyai frekuensi tenaga 45 hz sampai 65
hz, disini meggunakan 50 hz

4. Pada pengujian ini terjadi korona dengan adanya suara mendesis , cahaya berwarna ungu,
dan adanya panas.

5. Tegangan uji ini menggunakan trafo step up dan mendekati sinusoidal


PRAKTIKUM 3
PENGUJIAN TEGANGAN SEARAH (DC) PADA KABEL XLPE 20 KV

3.1 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman secara praktis tentang tata cara pengujian tegangan tinggi DC
pada peralatan listrik.
3.2 Teori
Tegangan searah (DC) untuk maksud pengujian tegangan tinggi umumnya diperoleh dengan
penyearah tegangan bolak balik frekuensi tenaga melalui rectifier. Bentuk tegangan yang
diterapkan ke benda uji “ripple factor” harus tidak lebih dari 3%, ripple factor ini dipengaruhi
oleh adanya benda uji dan kondisi sekitarnya.
3.3 Peralatan
- HV DC tet set
- Stopwatch
- Beban uji (kabel 20 kv)
- Peralatan APD (Safety helmet, safety shoes, sarung tangan listrik)

3.4 Sirkit Pengujian

3.5 Prosedur Percobaan


3.5.1 Rangkaian sirkit percobaan seperti gambar pada ayat 4, dengan jarak yang cukup untuk
menghindari terjadinya flashover (sekurung-kurangnya tegangan uji dalam kV dibagi
dua adalah jarak dalam centimeter).
3.5.2 Hubungkan konduktor dan kabel pengukuran sesuai dengan rangkaian pengujian.
3.5.3 Setelah persiapan pengujian selesai, kemuadian putar slide regulator untuk memberikan
tegangan uji yang diinginkan pada papan control secara perlahan kira-kira 2% tegangan
uji perdetik.
3.5.4 Besarnya tegangan serta lamanya waktu yang diperlukan untuk pengujian tergantung
pada jenis kabel yang diuji dan oleh karena itu sebelum menguji harus dipelajari
3.5.5 Selama pengujian harus dicatat arus bocor dari kabel yang diuji.
3.5.6 Bila waktu telah tercapai, tegangan harus diturunkan secara tepat dengan cara
memutarbalik slide regulator hingga habis, dan tidak diperbolehkan mematikan
tegangan dengan mencabut power supply tegangan atau emergency. Sebelum melepas
kabel-kabel penghubung, yakinkan bahwa tegangan sisa telah habis dengan cara
mentanahkan bagian yang tadinya bertegangan dengan kabel grounding.
3.5.7 Benda uji dikatakan baik bila rekaman arus menunjukkan nilai yang rata atau menurun.
Benda uji dikatakan kurang baik rekaman arus menunjukkan nilai yang meningkat.
Benda uji dikatakan gagal bila selama pengujian terjadi breakdown
3.5.8 Catat hasil pengujian pada blanko uji
PENGUJIAN KETAHANAN TEGANGAN

PADA KABEL XLPE 20 KV

1. Data Teknis

Nama benda uji : Kabel Tegangan Menengah

Tipe : NA2XSEYBY 1 x 150 mm

Merek :-

Tegangan pengenal (Kv) : 12 / 20 Kv

2. Hasil Uji

Tegangan uji kpondisi standar (Vs) : 48 kV

Tegangan uji kondisi ruang (Vr=VsxKt) :-

Durasi : 15 menit

Isolasi Pengukuran tahanan isolasi (M

Yang diuji Sebelum pengujian Setelah pengujian

- ------------------- -------------------

Isolasi yang Hasil


Arus Bocor (µA)
diuji uji
1 2 3 5 7 9 11 13 14 15

- ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA BAIK
ANALISA PRAKTIKUM III

Pada praktikum ini yang berjudul pegujian tegangan tinggi searah (DC) pada kabel TM 20 KV
mempunyai tujuan memberikan pemahaman secara praktis tentang tata cara pengujian tegangan
tinggi DC pada peralatan listrik. Pada percobaan ini, di uji sampai 15 menit dan pada waktu
tersebut kabel TM seolah tidak mengalami arus bocor, namun yang sebenarnya terjadi adalah
bahwa ada arus bocor tetapi nilai nya sangat kecil dan tidak ada alat untuk mengujur berapa arus
bocor karena besarnya adalah mikro Ampere. Apabila arus bocor yang terjadi berbentuk steady
state atau tetap atau ada pada nilai yang hampir sama, maka dari hasil pengujian ini pada kabel
tegangan menengah tipe NA2XSEYBY ini adalah BAIK.

Diketahui pula bahwa sifat kabeladalah kapasitif yaitu menyimpan muatan listrik oleh karena itu,
apabila melakuka pegujian ketahanan tegangan pada kabelsaat dilapangan maka harus di
grounding atau dikebumikan, karena apabila terjadi arus bocor akan besar nilainya.

Ketika Kael tersebut diberi tegangan kemudian dimatikan masih ada sisa muatan. Hal ini
membuktikan bahwa kabel bersifat kapasitif. Semikonduktif sangat erpengaruh pada kegagalan,

Benda uji dikatakan baik apabila grafik konstan dan apabila grafik naik atau turun maka benda
uji dikatakan tidak baik.

Perbedaan antara pengujian tegangan tinggi bolak balik (AC) dengan yang searah (AC) yaitu jika
pengujian AC terdapat suara mendesis dan korona tetapi jika DC tidak ada suara hanya ada
loncatan saja.

SIMPULAN

1. Kabel Tegangan Menengah tipe ini BAIK karea arus nya yang konstan

2. Kabel TM ini bersifat kapasitif, sehingga harus di grounding

3. Perbedaan antara pengujian AC dan DC, apabila AC maka aka nada suara mendesis dan
corana, tetapi pada DC tidak ada.
TUGAS

1a. Berapa tegangan uji kondisi ruang dengan kondisi udara tersebut diatas (Kv) ?
Keterangan:

Td [ºC] = 30,5 B [mbar] = 998 Rasio Probe [x] = 100


Tw [ºC] = 26 L [mm] = 230
BiL [kV] = 150 Rasio divider [x] = 689

PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI UDARA

Data teknis : - Macam tegangan

Nama barang : Isolator Tegangan Menengah Impuls petir : + _


Merek : - DC : + _
Spesifikasi : Kap dan Pin Frekuensi tenaga Basah kering

Nomor Td Tw B H δ h/δ K
contoh
[ºC] [ºC] [mBar] [g/m3]

- 30,5 26 998 22,5 0,9511 23,6568 1,1265

L UB g m W K1 K2 Kt

[meter] [Kv]

0,230 165 1,3391 0.8 0,8 0,9606 1,0999 1,0565


h ( kelembaban udara) = diperoleh dari gambar 3

Maka h yang diperoleh dari grafik adalah 23 g/m3

22,5

2. Menghitung δ ( kerapatan udara)

b 273 + To
δ= [ ]
bo 273 + Td
1001 273+20
δ= [273+30,5] = 0,9511
1013

3. Menghitung h/δ
ℎ 22,5
δ
= 0,9511
= 23,6568

4. Menghitung K

untuk impuls petir : K= (1+ 0,010 (h/ δ -11) = (1+0,010 (23,6568-11) = 1,1265

5. Menghitung nilai UB

UB = 1,1 x Tegangan uji = 1,1 x 150 kV = 165 kV

6. Menghitung nilai g

𝑈𝑏 165
𝑔= = = 1,3391
500. 𝐿. δ. K 500 𝑥 0,230 𝑥 0,9511 𝑥 1,1265
7. Mencari nilai m dan w dari grafik. Maka :

diperoleh nilai m= 0,8 dan w =0.8


8. Menghitung nilai K1 (factor koreksi kerapatan udara)

K1= δ m = 0,95110,8=0,9606

9. Menghitung nilai K2 (factor koreksi kelembaban)

K2= K w = 1,12650,8 = 1,0999

10. Menghitung Kt (factor koreksi udara total)

Kt = K1 x K2 = 0,9606 x 1,0999 = 1,0565


b. Berapa tegangan uji pada pembacaan di oscilloscope (volt) ?
Tegangan Uji

Nomor Contoh Faktor koreksi [ kV ]

[Kt] Kondisi Standar Kondisi Ruang

[Vs] [VR]

- 1,0565 150 158,475

Maka nilai tegangan uji kondisi ruang dengan kondisi standar tersebut adalah =

VR = VS x Kt = 150 x 1,0565 = 158,475 kV

𝑉𝑅
𝑉𝑢𝑗𝑖 𝑜𝑠𝑖𝑙𝑜𝑠𝑐𝑜𝑝𝑒 =
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑒
158,475 𝑥 10³
= = 2,300
689 𝑥 100

2. Apa fungsi Arester pada system distribusi dan beri penjelasannnya?

Lightning arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik terhadap
sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning
arrester membentuk jalan yang mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi
pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem 50
Hz. Pada kerja normal, lightning arrester berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan
berlaku sebagai konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester harus cepat
kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka. Pada kondisi normal (tidak
terkena petir), arus bocor lightning arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut
berarti kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai