Anda di halaman 1dari 31

Struktur balok diatas dua tumpuan, akibat beban luar akan menahan

regangan tarik dan tekan, yang mencapai harga ekstrem pada tepi
penam
penampan
pangny
gnya,
a, denga
dengan
n demikia
demikian
n bahan
bahan yang
yang berada
berada didala
didalam
m balok 
balok 
menja
enjadi
di tida
tidakk efe
efektif
ktif.. Sehu
Sehubu
bung
ngan
an deng
dengan
an hal
hal ters
terseb
ebut
ut,, maka
aka
diusahakan bahan dipusatkan pada tempat dengan tegangan normal
ekstrim itu, dalam bentuk batang-batang (serat tepi bawah dan atas)
dan untuk mencapai suatu kestabilan terhadap geser, batang-batang
tersebut dihubungkan oleh batang-batang lain dalam arah tegak dan
diagonal.

Struktu
Strukturr terseb
tersebut
ut yang
yang disebu
disebutt dengan
dengan

Rangka
Rangka batang
batang dimaks
dimaksud
ud tersus
tersusun
un dalam
dalam satu
satu atau
atau lebih
lebih segitig
segitiga-
a-
segitiga yang mentransfer beban-beban dengan membangun gaya-gaya
aksial (normal).

Contoh yang umum adalah jembatan, menara , dan rangka kuda-kuda


atap. Batang–batang yang digunakan antara lain adalah balok I, balok 
alur, baja siku atau bentuk khusus yang dipasang terpadu pada ujung-
ujungnya.

Jika batang-batang rangka terletak pada sebuah bidang tunggal, maka


rangka batang tersebut, disebut Beberapa
contoh rangka batang yang umumnya banyak digunakan dan dapat

III-1
dianalisa sebagai rangka batang bidang, antara lain adalah type Pratt,
Howe, Warren, rasuk K, Baltimore dan Pink yang biasanya dipakai untuk 
rangka jembatan atau rangka kuda-kuda atap, dapat dilihat seperti
gambar berikut :

a) Rang
Rangka
ka Jemb
Jembat
atan
an..

Type Camel Back 

Type Petit

III-2
Gambar III – 1

III-3
 b) Rangka Kuda-Kuda Atap.

Gambar III – 2

III-4
Elemen dasar dari rangka batang adalah segitiga

Tiga batang yang disatukan oleh


pin/eng
pin/engsel
sel (jepit
(jepit putar)
putar) pada
pada ujungn
ujungnya,
ya,
(gam
(gamba
barr a) akan
kan membe
embent
ntuk
uk suatu
uatu
kerangka yang tegar (stabil)

Empat batang atau lebih yang disambung


dengan jepit putar (pin/engsel)
membe
embent
ntuk
uk poli
poligo
gon
n yang
yang terd
terdir
irii dari
dari
banyak sisi, akan menjadi kerangka yang
tidak stabil (gambar b)

Kerangka yang tidak stabil pada gambar


(b) dapat dibuat menjadi stabil dengan
menam
menambah
bahkan
kan batang
batang diagon
diagonal
al yang
yang
menghubungkan titik simpul A dengan
C seperti gambar (c)

 Atau : menghub
menghubungka
ungkann titik
titik simpul
simpul B
dengan D seperti gambar (d), dengan
demikian akan
akan terbentuk 2 (dua)
(dua)
segitiga, sehingga menjadi stabil

Strukt
Struktur
ur terseb
tersebut
ut dapat
dapat diperlu
diperluas
as
dengan
dengan menamba
menambah h unit tambahan
tambahan
berupa
berupa 2 (dua)
(dua) buah
buah batang
batang yang
yang
ujun
jungnya bersa
rsambunga
ngan dan
demikian seterusnya.

Gambar III – 3

III-5
1. Batang
Batang-bat
-batang
ang yang
yang dihubu
dihubungk
ngkan
an satu
satu dengan
dengan yang
yang lain
lain pada
pada
ujung-ujungnya dengan engsel (jepit-putar) yang tidak bergeser,
hanya ada satu gaya dan tidak ada momen yang dapat ditransfer
dari satu batang kebatang yang lain.

2. Beba
Beban-
n-be
beba
ban
n luar
luar dili
dilim
mpahk
pahkan
an ke rang
rangka
ka bata
batang
ng hany
hanyaa pada
pada
simpul / pertemuannya.
per temuannya.

3. Sumb
Sumbu-
u-su
sumb
mbu
u bata
batang
ng yang
yang mela
melalu
luii pusa
pusatt pena
penamp
mpan
ang,
g, berte
bertemu
mu
pada sebuah titik simpul, pada titik mana batang-batang tersebut
diikat/diengsel satu sama lain.

Dengan demikian
demikian dapat dianggap bahwa
bahwa :

● Pada batang-bat
batang-batang
ang dari suatu rangka
rangka batang
batang hanya bekerja
bekerja gaya-
gaya
gaya aksial
aksial (norma
(normal)
l) saja,
saja, tidak
tidak ada mome
momen
n yang
yang bekerja
bekerja pada
ujung batang, karena batang-batang dihubungkan satu sama lain
pada ujung-ujungnya dengan engsel.

● Karena
Karena semua
semua gaya-gaya
gaya-gaya luar yang diasumsika
diasumsikan
n bekerja
bekerja pada
rangka batang di titik pertemuannya, maka tidak ada gaya/beban
yang bekerja pada batang diantara titik-titik simpulnya.

Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah
disebutkan diatas dikenal sebagai rangka batang sederhana .

Jika terdapat jumlah batang lebih banyak  dari yang diperlukan untuk 
mencegah agar struktur tidak runtuh, maka rangka batang tersebut

III-6
menjadi . Artinya
Artinya adalah
adalah : rangka batang
batang tersebut
tersebut
tida
tidakk dapa
dapatt dian
dianali
alisa
sa hany
hanyaa deng
dengan
an meng
menggu
guna
naka
kan
n pers
persam
amaa
aan-
n-
persamaan keseimbangan statis saja.

Rangka batang disebut  , jika dapat dianalisa dengan


hanya memakai persamaan-persamaan keseimbangan statika saja.

Stabili
Stabilitas
tas dari
dari sebuah
sebuah rangka
rangka batang
batang juga
juga tergan
tergantu
tung
ng pada
pada kondis
kondisii
tumpuan yang tersedia. Secara umum kita dapat menyatakan bahwa
stabilitas dari struktur
struktur harus ditumpu oleh
oleh sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga)
gaya reaksi, semuanya tidak boleh parallel ataupun konkuren (melalui
satu titik)

Untuk rangka batang bidang, gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik 


simpul adalah , dan .

Tujuan menganalisa struktur rangka adalah untuk menghitung gaya-


gaya yang terjadi dalam batang-batangnya akibat suatu set gaya-gaya
luar yang bekerja pada rangka batang tersebut.

Karena gaya-gaya ini adalah gaya-gaya dalam, jika kita memandang


rang
rangka
ka bata
batang
ng seca
secara
ra kese
keselu
luru
ruha
han,
n, untu
untukk menga
mengana
nalis
lisan
anya
ya perlu
perlu
membuat .

Stabilitas Rangka Batang dapat


dapat ditinjau dari :

¤ Stabilitas Luar (perletakan)

Reaksi-reaksi perletakan tidak boleh bertemu disatu titik.

III-7
¤ Stabilitas Dalam (posisi batang)

Batang-batang yang menyusun struktur harus mengikuti pola


segitiga.

Gambar III – 4

Untu
Untukk meme
memenu
nuhi
hi sifat
sifat , rang
rangka
ka bata
batang
ng haru
haruss
memenuhi syarat-syarat :

III-8
a. Stat
Statis
is Te
Tert
rten
entu
tu Luar
Luar

Persyaratan keseimbangan
keseimbangan memberikan
memberikan 3 persamaan ( ∑V = 0, ∑H
= 0, ∑M = 0, ) sehingga gaya-gaya yang tidak diketahui (dalam hal
ini reaksi) yang dapat
dapat diselesaikan sebanyak
sebanyak 3 ( r = 3 )

Bila r < 3 : struktur akan labil


Bila r = 3 : struktur akan stabil dan statis tertentu
Bila r > 3 : struktur akan stabil dan statis tak tertentu

Gambar VII – 5

III-9
 b. Statis Tertentu Dalam

Untuk
Untuk strukt
struktur
ur rangka
rangka batang
batang dengan
dengan jumlah
jumlah titik
titik simpul
simpul ( joint )
sebanyak
sebanyak j , jumlah
jumlah batang
batang m dan komponen
komponen reaksi
reaksi tumpuan
tumpuan
seba
sebany
nyak
ak r, maka
maka haru
haruss dipe
dipenu
nuhi
hi syar
syarat
at stru
strukt
ktur
ur stab
stabilil stat
statis
is
tertentu :

atau

Gambar III – 6

3.5

 Ada 2 metode
metode yang terkenal
terkenal :

1). Metode Keseimbangan Titik Simpul (method of joints )

Pada cara
cara ini kita memperhat
memperhatikan
ikan dan meninjau
meninjau free-body
free-body dari
titik-titik simpul

III-10
2). Metode Potongan (method of section )

Pada cara ini kita membagi / memotong


memotong rangka batang
batang menjadi 2
bagian
bagian,, lalu meninj
meninjau
au free-bo
free-body
dy dari
dari satu
satu bagian
bagian yang
yang sudah
sudah
terpisah.

Jika kita ingin menghitung beberapa gaya-gaya batang tertentu saja,


maka lebih menguntu
menguntungkan
ngkan dengan
dengan memakai
memakai
Sedang
Sedangkan
kan jika ingin
ingin menghi
menghitun
tung
g semua
semua gaya
gaya batang
batang dari
dari rangka
rangka
batang, lebih baik memakai

Prinsip dasar yang dipergunakan dalam metode titik simpul,


simpul, adalah :

a. Seluruh
Seluruh gaya
gaya yang
yang bekerja
bekerja pada titik simpu
simpull (gaya luar maupun
maupun
gaya batang) harus memenuhi persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0

b. Perh
Perhit
itun
unga
gan
n gaya
gaya bata
batang
ng dapa
dapatt dimu
dimulai
lai dari titi
titikk simp
simpul
ul yang
yang
diketahui gaya luarnya (reaksinya), sedang gaya batang yang belum
diketahui besarnya, maksimum 2 batang.

c. Batang
Batang yang akan dihitun
dihitung
g gaya batangnya
batangnya diangga
dianggap
p mengalami
mengalami
tarik dan diberi nilai positip
positip ( + )

d. Bila ditinjau dari titik simpul,


simpul, maka yang dimaksud dengan :

- Batang tarik, adalah batang yang memberikan gaya dengan arah


meninggalkan (menarik) titik simpul

- Batang tekan, adalah


adalah batang yang memberikan gaya dengan
dengan arah
menuju titik simpul.

III-11
Contoh
Contoh (1) : Hitung
Hitung gaya-gaya
gaya-gaya batang
batang dari struktu
strukturr rangka
rangka batang
batang dengan
dengan
beban dan ukuran pada Gambar III – 7 a sebagai berikut :

º Misalka
Misalkan
n : Kompon
Komponen
en reaksi
reaksi tumpua
tumpuan
n bekerja
bekerja seperti
seperti pada
Gambar III – 7 a

tan α = ¾ —› sin α = 3/5 = 0,6


cos α = 4/5 = 0,8

º Reaksi Tumpuan :

∑H = 0 —› R  AH + 20 = 0 —› R  AH = - 20 T ( ‹— )

∑MC = 0 —› R  AV(8)+ 20(3) – 40(4) = 0


8 R  AV + 60 – 160 = 0 —› R  AV = 12,5 T ( ↑ )

∑M A = 0 —› 40(4) + 20(3) – R CV


CV (8) = 0

160 + 60 – 8 R CV CV = 27,5 T ( ↑ )


CV = 0 —› R CV

III-12
º Gaya-gaya Batang

Selanjutnya
Selanjutnya diselesaikan
diselesaikan dengan
dengan mengguna
menggunakan
kan metode 
keseimbangan titik simpul .
keseimbangan

dengan
ngan ara
arah
menin
meningga
ggalkan
lkan titik
titik simpul
simpul,, sepert
sepertii dalam
dalam gambar
gambar free
free body
body

menunjukkan batang tarik ( )

Titik Simpul A, Gambar III – 7 b

R  AH = - 20 T —› arah berlawanan dengan asumsi ( )

∑V = 0 —› R  AV + F AB sin α = 0


12,5 + F AB sin α = 0
F AB = - 20,83 T (tekan)
∑H = 0 —› R  AH + F AC+ F AB cos α = 0
(- 20) + F AC + (-20,83) (0,8) = 0
- 20 + F AC – 16,664 = 0
F AC = 36,664 T (tarik)

III-13
Titik Simpul B, Gambar III – 7 c

∑H = 0 —› F AB cos α + FBC cos α + 20 = 0


20,83 (0,8) + FBC (0,8) + 20 = 0
16,664 + 0,8 FBC + 20 = 0
FBC = - 45,83 T (tekan)

Untuk Kontrol :

Tinjau Titik Simpul C, Gambar III – 7 d

III-14
∑V = 0 —› FBC sin α + R CV
CV = 0

20,83 (0,8) + FBC (0,8) + 20 = 0


FBC (0,6) + 27,5 = 0
FBC = - 45,83 T (tekan) —› Ok ‼

∑H = 0 —› F AC - FBC cos α = 0


F AC – 45,83 (0,8) = 0
F AC = 36,664 T (tarik) —› Ok ‼

Hasil Akhir

(e) Gaya-gaya Batang

Gambar III – 7

Dalam bentuk tabel :


No. Gaya Batang ( Ton )
Tarik ( + ) Tekan ( - )
Batang
F AB  – 20,83
FBC  – 45,83
F AC 36,66 –

III-15
Contoh
Contoh (2) : Hitunglah
Hitunglah gaya-gaya
gaya-gaya batang
batang yang timbul
timbul akibat
akibat beban
beban luar
yang
yang bekerj
bekerjaa pada
pada strukt
struktur
ur rangka
rangka batang
batang sepert
sepertii pada
pada
Gambar III – 8 a

(a) Struktu
Strukturr rang
rangka
ka batang
batang

๏ Reaksi Tumpuan

∑H = 0 —› R  AH + 20 = 0 —› R  AH = - 20 T ( ‹— )

∑MB = 0 —› R  AV(6)+ 20(3) – 70(3) = 0


6 R  AV + 60 – 210 = 0 —› R  AV = 25 T ( ↑ )

∑M A = 0 —› 20(3) + 70(3) – R BV


BV (6) = 0

60 + 210 – 6 R BV BV = 45 T ( ↑ )
BV = 0 —› R BV

Untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, kita amati


struktur dan kemudian secara berurutan yang diambil adalah

III-16
titi
titik-t
k-titi
itikk simp
simpul
ul yang
yang memp
mempun
unya
yaii gaya
gaya-g
-gaya
aya yang
yang belu
belum
m
diketahui dari 2 gaya.

Selanjutnya batang-batang dari struktur, masing-masing diberi


nomor 1, 2, 3 dan seterusnya.

๏ Menghitung Gaya-gaya Batang.

Titik Simpul A

∑ H = 0
F8 – 20 = 0 —› F8 = 20 T (tarik)

∑ V = 0
F3 +25 = 0 —› F3 = - 25 T (tekan)

Sela
Selanj
njut
utny
nyaa kita
kita bera
beralih
lih ke titi
titikk simp
simpul
ul berik
berikut
utny
nya,
a,
dimana
dimana hanya
hanya ada 2 gaya
gaya bata
batang
ng saja
saja yang
yang harus
harus
dicari ( C ).

III-17
Titik Simpul C

(c) Titik Simpul C

tan α = 3/3 = 1 —› sin α = ½ √2


cos α = ½ √2
∑ V = 0
25 – F4 sin α = 0
25 – F4 (½ √2) = 0 —› F 4 = 35,36 T (tarik)

∑ H = 0
20 + F1 + F4 cos α = 0
20 + F1 +35,36 (½ √2) = 0 —› F1 = - 45 T (tekan)

Kita beralih ke titik D, dimana hanya ada 2 gaya yang belum


diketa
diketahui
hui (akan
(akan dicari)
dicari).. Kedua
Kedua gaya
gaya terseb
tersebut
ut diasum
diasumsika
sikan
n
sebagai gaya tarik (arahnya meninggalkan titik simpul)

Titik Simpul D

∑ V = 0

III-18
70 + F5 = 0 —› F5 = - 70 T (tekan)

∑ H = 0
F1 + F2 = 0
45 + F2 = 0 —› F2 = - 45 T (tekan)

Selanjutnya
Selanjutnya dipilih titik simpul
simpul E, dimana
dimana ada 2 gaya F 6 dan
F7 yang akan dicari.

Titik Simpul E

(e) Titik Simpul E


∑ H = 0
F2 - F6 cos 45 = 0

45 – F6 (½ √2) = 0 —› F 6 = 63,64 T (tarik)

∑ V = 0
F7 + F6 sin 45 = 0

F7 + 63,64 (½ √2) = 0 —› F7 = - 45 T (tekan)

Untuk control :

III-19
Titik Simpul B

∑ V = 0 —› R BV
BV – F7 = 0

R BV BV = 45 T ( ↑ ) —› Ok ‼
BV  – 45 = 0 —› R 
BV

∑H = 0 —› F9 = 0 T

Titik Simpul F

∑ H = 0
F8 + F4 cos 45 - F6 cos 45 - F9 = 0
⁰ ⁰

20 + 35,355 (½ √2) - 63,64(½ √2) - F9= 0


45 – 45 – F9 = 0 —› F9 = 0 T —› Ok ‼

Hasil Akhir :

III-20
Gambar III – 8

Tabel Daftar Gaya Batang

No. Gaya Batang ( Ton )


Batang Tarik ( + ) Tekan ( - )

1 (CD) - 45
2 (DE) - 45
3 (AC) 25 -
4 (CF) 35,36 -
5 (DF) - 70
6 (EF) 63,64 -
7 (BE) - 45
8 (AF) 20 -
9 (BF) 0 -

3.7

III-21
Method of section dilakukan dengan cara memotong rangka batang,
sehingga
sehingga menjadi
menjadi 2 (dua) bagian
bagian yang bebas.
bebas. Pada masing-ma
masing-masing
sing
bagian yang terpotong akan bekerja gaya-gaya batang yang akan dicari.

Prinsip dasar yang dipergunakan dalam Metode Potongan ( Method of 


Section ),
), adalah :

1). Seluruh gaya yang bekerja pada


pada potongan (tinjau bagian kiri atau
atau
kanan struktur yang terpotong) harus memenuhi persamaan ∑
MJ = 0 (titik simpul/joint diasumsikan sebagai sendi); ∑ V = 0
dan ∑ H = 0.

2) Perhitunga
Perhitungan
n gaya
gaya batang
batang tidak harus dimulai
dimulai secara
secara berurutan
berurutan,,
tapi dapat langsung pada batang yang diinginkan.

3) Potongan
Potongan harus melalui/mem
melalui/memotong
otong batang
batang yang
yang akan dihitung
dihitung
gayanya, sehingga dapat digambarkan free body diagram -nya.
-nya.

4) Batang
Batang yang
yang akan dihitun
dihitung
g besar gaya
gaya batangny
batangnya,
a, diangga
dianggap
p
mengalami tarik dan diberi nilai positip (+)

Contoh (3) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang yang
dibebani seperti pada Gambar III – 9a.

III-22
(a) Strukt
Struktur
ur rangka
rangka batang
batang

º Misalkan
Misalkan : Komponen
Komponen reaksi
reaksi tumpu
tumpuan
an bekerja
bekerja seperti
seperti
pada Gambar
Gambar III – 9 a

tan α = ¾ —› sin α = 3/5 = 0,6


cos α = 4/5 = 0,8

º :

∑ ME = 0 —› R  AV (16) – 40(12) – 80(8) – 20(4) = 0


16 R 
 AV - 480 – 640 – 80 = 0

 —› R  AV = 75 T ( ↑ )

∑M A = 0 —› 40(4) + 80(8) + 20(12) – R EV


EV (16) = 0

EV = 27,5 T ( ↑ )
—› R EV

º Gaya-gaya Batang

Untuk menghitung gaya-gaya batang 1, 2, dan 3


sekaligus, maka dapat dilakukan potongan I-I seperti
terlihat pada Gambar III – 9 b.

III-23
Dari ketiga batang yang terkena potongan (batang 1, 2,
dan 3), maka batang 2 dan 3 akan berpotongan di titik 
G.

Pada kesetimbangan bagian kiri, didapatkan :

∑ MG = 0 —› R  AV (8) – 40(4) + F1(3) = 0


75(8) – 160 + 3 F1 = 0
 —› F1 = - 146,667 T (tekan)

Untuk menentuk
menentukan
an gaya batang
batang 3, kita amati
amati bahwa
bahwa
batang
batang 1 dan 2 akan
akan bertem
bertemu
u di titik
titik simpul
simpul B.
Deng
Dengaan menga
engamb
mbilil jum
jumlah
lah momen
omen terh
terhad
adap
ap B,
didapatkan :

∑ MB = 0 —› R  AV (4) – F3(3) = 0


75(4) – 3 F3 = 0
F3 = - 100 T (tarik)

III-24
Selanjutnya untuk
untuk menghitung gaya batang 2, kita amati
bahwa
bahwa batang
batang 1 dan 3 adalah
adalah horizontal,
horizontal, sedangkan
sedangkan
bata
batang
ng 2 adala
adalah
h vert
vertika
ikall (F2 sin ), maka
α maka dari
dari
kesetimbangan gaya vertikal
vertikal pada bagian kiri potongan
:

∑ V = 0 —› R  AV – 40 – F2 sin α = 0
75 – 40 – F2 (0,6)= 0
 —› F2 = 58,33 T (tarik)

Atau dapat dikontrol dengan meninjau kesetimbangan


gaya horizontal bagian kiri potongan.
potongan.

Untuk menghitung gaya batang 4, dibuat potongan II-II


seperti pada Gambar III – 9 c, dan selanjutnya meninjau
kesetimbangan bagian kiri potongan :

(c) Potongan II-II

Gambar III – 9

∑ M A = 0
- F4 (4) + 40(4) = 0
- 4 F4 + 160= 0 —› F4 = 40 T (tarik)

III-25
Contoh
Contoh (4) : Hitungla
Hitunglah
h gaya-gaya
gaya-gaya batang
batang 1, 2 dan
dan 3 dari struktur
struktur
rang
rangka
ka atap
atap sepe
sepert
rtii pada
pada gamb
gambar
ar III–10
III–10a,
a, deng
dengan
an
menggunakan Metode Potongan.

º Misalka
Misalkan
n : Kompon
Komponen
en reaksi
reaksi tumpuan
tumpuan bekerj
bekerjaa seperti
seperti
pada Gambar III – 10 a

tan α = 2/4 = ½ —› sin α = 1/√5 = 1/5 (√5)


cos α = 2/√5 = 2/5 (√5)

º :

∑ MB = 0 —› R  AV (16) – 20(12) – 30(8) = 0


16 R  AV - 240 – 240 = 0
 —› R  AV = 30 T ( ↑ )

III-26
∑M A = 0 —› 20(4) + 30(8) – R BV
BV (16) = 0

80 + 240 – R BV
BV (16) = 0

BV = 20 T ( ↑ )
—› R BV

º Gaya-gaya Batang

Untuk menentukan gaya-gaya batang 1, 2, dan 3, maka


dilakukan potongan I-I yang memotong sekaligus ketiga
batang
batang tersebut,
tersebut, seperti
seperti terlihat
terlihat pada
pada Gambar
Gambar III – 10
b.

Tinjau kesetimbangan
kesetimbangan pada potongan bagian
bagian kiri :

Batang 2 dan batang 3 bertemu dititk simpul C, maka


untu
untukk mengh
menghit
itun
ung
g gaya
gaya bata
batang
ng F 3 diambi
diambill jumlah
jumlah
momen terhadap titik C.

∑ MC = 0 —› R  AV (4) – F3(2) = 0


30(4) – 2 F 3 = 0 —› F3 = 60 T (tarik)

III-27
Untu
Untukk mengh
enghit
itun
ung
g gaya
gaya batan
batang
g 1, maka
maka dapa
dapatt
mengambil jumlah
jumlah momen
momen terhadap
terhadap titik simpul
simpul G

Dan untuk mempermudah perhitungan dapat dilakukan


dengan
dengan cara
cara mengg
menggese
eserr letak
letak F1 ke titi
titikk D dan
dan
menguraikannya atas komponen vertikal dan horizontal,
seperti terlihat pada gambar III–10c, sedangkan jarak 
dari D ke G sudah diketahui.

(c)

Gambar III – 10

III-28
∑ MG = 0 —› R  AV (8) –
(8) – 20(4)
20(4) + F1 cos α (4) = 0
30(8) – 20(4) + F1 (2/5)(√5)(4) = 0
 —› F1 = - 44,72 T (tekan)

Untuk menghitung gaya batang 2, dengan cara yang


sama,
ama, gaya
gaya F2 dige
igeser
ser ke titi
titikk simpu
impull G dan
dan
menguraikannya atas komponen horizontal
horizontal dan vertikal.

Dengan mengambil jumlah momen terhadap Titik A :

∑ M A = 0 —› 20(4) + F2 sin α (8) = 0


80 + F2 (1/5)(√5)(8) = 0
 —› F2 = - 22,36 T (tekan)

III-29
Prinsip dasar yang dipergunakan dalam metode Cremona adalah :

1. Selu
Seluru
ruh
h gaya
gaya yang
yang beke
bekerja
rja pada
pada stru
strukt
ktur
ur pada
pada dasa
dasarn
rnya
ya dapa
dapatt
diny
dinyat
atak
akan
an seba
sebaga
gaii vekt
vektor
or,, sehi
sehing
ngga
ga sela
selain
in dapa
dapatt diny
dinyat
atak
akan
an
besarannya dapat pula dilukiskan arahnya .

2. Gaya
Gaya luar maupun
maupun gaya
gaya dalam
dalam (gaya batan
batang)
g) bila dilukis
dilukiskan
kan dalam
dalam
bentuk vektor akan membentuk suatu poligon tertutup, hal ini sesuai
dengan prinsip keseimbangan.

3. Untuk
Untuk menggamba
menggambarkan
rkan poligon
poligon tersebut,
tersebut, kita dapat memulai dengan
menggambar vektor gaya yang telah diketahui besar dan arahnya
(misalkan beban luar atau reaksi tumpuan) pada salah satu  joint  (titik 
sim
simpul)
pul),, sela
selanj
njut
utny
nyaa deng
dengan
an meng
mengam
ambi
bill suat
suatu
u puta
putara
ran
n dapa
dapatt
digambarkan poligon tertututp dari seluruh gaya yang bekerja pada
 joint tersebut.

4. Denga
Dengan
n mengik
mengikuti
uti proses
proses sepert
sepertii diatas
diatas,, dapat
dapat digam
digambar
barkan
kan gaya
gaya
batang keseluruhan.

: Analisis
Analisis struktur
struktur rangka batang
batang dari struktur
struktur rangka
rangka batang
batang
dengan pembebanan seperti pada Gambar III-11a dengan
metode Cremona.

III-30
Gambar III – 11

Untuk kontrol hitungan dapat ditinjau reaksi tumpuan dan dibandingkan


dengan analitis.

∑ MB = 0 → (3)(4) + (2)(8) +(3)(12) + R  AH (6) = 0


12 + 16 + 36 = - 6 R  AH
R  AH = - (64/6) = - 10,67 kN.

∑ M A = 0 → (3)(4) + (2)(8) +(3)(12) – R BH


BH (6) = 0

12 + 16 + 36 = 6 R BH
BH

R BH
BH = (64/6) = 10,67 kN.

∑ H = 0 → R  AV = 8 kN.

III-31

Anda mungkin juga menyukai