Anda di halaman 1dari 115

BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN MALANG

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KKN ALTERNATIF


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan matakuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh:
Handoko Ramadhan
140432600617

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
DESEMBER 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KKN ALTERNATIF
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Nama Kegiatan : KKN Alternatif di k


Tempat Pelaksanaan : Bank Indonesia Kantor Perwakilan Malang
Alamat Instansi : Jl. Merdeka No. 5, Malang
Waktu Pelaksanaan : Selama 3 (Tiga) minggu atau 15 hari kerja, terhitung
mulai 11 Juli sampai dengan 29 Juli 2016 disesuaikan
dengan jam kerja yang telah diatur dan ditentukan Bank
Indonesia Kantor Perwakilan Malang.
Nama Pelaksana : Anna Marinda (120432426992)
Evi Nur Aslinawati (120432426897)
Riska Trisnawati (120432426930)
Yuliandy Rige Irawan (120431426452)
Judul Laporan : Pemantauan Inflasi Melalui Survei Konsumen (SK) Dan
Survei Pemantauan Harga (SPH) Oleh Bank Indonesia
Perwakilan Malang

Malang, Desember 2016


Dosen Pembimbing Ketua KKN Alternatif

Dr. Nasikh, S.E.,M.P.,M.Pd. Anna Marinda


NIP 197210272003121002 NIM 120432426912

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Dr. Dwi Wulandari.,SE.,MM


NIP 198101052005012004
ABSTRAK
Marinda, A., Aslinawati, Evi N., Trisna, R. & Irawan, Yuliandy R. 2016.
Pemantauan Inflasi Melalui Survei Konsumen (SK) Dan Pemantauan
Harga (SPH) Oleh Bank Indonesia Perwakilan Malang. Laporan
Pertanggungjawaban KKN Alternatif. Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Nasikh,
S.E., M.P., M.Pd.

Kata Kunci: inflasi, survei konsumen (SK) dan pemantauan harga (SPH)

Berdasarkan kegiatan kuliah kerja lapangan (KKN) alternatif atau praktik


kerja lapangan yang dilaksanakan di Bank Indonesia perwakilan Malang,
diketahui bahwa dalam pemantauan inflasi permasalahan yang dihadapi yaitu
dalam sektor perekonomian makro daya saing barang ekspor berkurang dan harga
barang ekspor semakin mahal, serta lemahnya daya beli masyarakat terhadap
produksi dalam negeri yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
nilai mata uang nasional. Selain itu, inflasi disebabkan oleh permintaan (demand)
dan penawaran (supply) di pasar. Pengumpulan informasi mengenai
perkembangan permintaan pada sektor riil dan implikasinya terhadap
pertumbuhan ekonomi dan inflasi diselenggarakan oleh Bank Indonesia melalui
Survei Konsumen (SK) dengan target responden rumah tangga. Di samping itu,
kejutan yang terjadi di perekonomian yang berasal dari sisi penawaran (supply
shock) turut memengaruhi pergerakan inflasi di Indonesia. Pihak Perwakilan Bank
Indonesia Malang selalu melakukan survei harga dengan bekerjasama dengan
pihak ketiga (surveyor).
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemantauan inflasi melalui
survei konsumen oleh Bank Indonesia perwakilan Malang dan untuk mengetahui
hasil pemantauan survei pemantauan harga oleh Bank Indonesia perwakilan
Malang.
Subjek penulisan ini adalah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang,
Jalan Merdeka Utara No. 7 Malang. Penulisan ini dilaksanakan dalam kegiatan
praktik kerja lapangan selama 15 hari kerja, yaitu pada hari Senin tanggal 11 Juli
2016 sampai dengan hari Jum’at tanggal 29 Juli 2016. Data yang digunakan
adalah time series dari situs resmi Bank Indonesia.
Berdasarkan hasil penulisan diketahui bahwa hasil pemantauan inflasi
melalui survei konsumen oleh Bank Indonesia perwakilan Malang bahwa
memiliki hubungan negatif dan tidak berpengaruh terhadap inflasi di Kota Malang
dan Hasil pemantauan inflasi melalui survei pemantauan harga oleh Bank
Indonesia perwakilan Malang bahwa memiliki hubungan atau korelasi positif
yang cukup besar terhadap inflasi di Kota Malang.
Demikian dapat disimpulkan bahwa pemantauan inflasi melalui survei
konsumen (SK) dan pemantauan harga (SPH) oleh Bank Indonesia perwakilan
Malang. Saran bagi Bank Indonesia untuk memantau langsung dalam pelaksanaan
survei konsumen dan pemantauan harga.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan pertanggungjawaban ini sebagai salah satu syarat kelulusan matakuliah

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Malang. Adapun tema laporan KKN Alternatif ini

adalah sebagai berikut : Pemantauan Inflasi Melalui Survei Konsumen (SK) Dan

Pemantauan Harga (SPH) Oleh Bank Indonesia Perwakilan Malang

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih

kepada beberapa pihak diantaranya:

1. Bapak Arief Budi Laksono selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan banyak ilmu dan motivasi.

2. Dr. Nasikh, S.E.,M.P.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan dorongan, bimbingan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan ini.

3. Dr. Dwi Wulandari, SE., MM selaku ketua jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

4. Bapak Dudi Herawadi selaku Kepala Deputi KPwBI Malang yang telah

menerima kami sebagai mahasiswa praktik.

5. Karyawan dan karyawati KPwBI Malang yang telah membimbing dan

mengajari kami.

Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban ini, penulis banyak

menemukan hambatan dan tantangan baik bersifat internal maupun eksternal

v
sehingga penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan

pertanggungjawaban ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya

ilmiah. Hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang

masih berada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang

bersifat membangun demi penyempurnaannya.

Akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu dan penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang

setimpal atas bantuan dan jasa-jasa semua pihak yang telah berupaya membantu

penyusunan laporan pertanggungjawaban.

Malang, Desember 2016

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
LEMBAR LOGO ............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI


A. Inflasi .......................................................................................... 5
B. Penyebab Inflasi .......................................................................... 6
C. Teori Kuantitas Irving Fisher ...................................................... 7
D. Teori Permintaan Barang/Jasa .................................................... 8
E. Survei Konsumen ........................................................................ 12
F. Pembentukan Harga Komoditas ................................................. 13
G. Struktur Pasar dan Pembentukan Harga Komoditas ................... 15
H. Volatilitas Harga Komoditas ...................................................... 16
I. Harga Komoditas dan Kebijakan Moneter ................................. 19
J. Kebijakan Stabilisasi Harga Komoditas ..................................... 20
K. Pelabuhan .................................................................................... 22

BAB III PENYAJIAN DATA & ANALISA PEMECAHAN MASALAH


A. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL .............................................. 27
B. Profil Perusahaan ........................................................................ 27
C. Kegiatan PKL ............................................................................. 36
D. Penyajian Data ............................................................................ 37
E. Analisa Pemecahan Masalah ...................................................... 41

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 45
B. Saran ........................................................................................... 45

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 47

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indeks Keyakinan Konsumen .................................................................. 13

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Struktur Organisasi .................................................................................... 30

3.2 Grafik Inflasi Kota Malang Tahun 2013-2016........................................... 38

3.3 Grafik Indeks Keyakinan Konsumen tahun 2013-2016 ............................. 39

3.4 Grafik Perbandingan Grafik SPH dan Inflasi Per-Komoditas ................... 41

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
A. LAPORAN INDIVIDU
1. Latar Belakang ................................................................................... 48
2. Kemaritiman Kota Dan Kabupaten Malang, Kota Batu .................... 50
3. Pelabuhan Perikanan Pondokdadap Malang ...................................... 52
4. Kemaritiman Di Kota Dan Kabupaten Probolinggo .......................... 62
5. Kota Probolinggo ............................................................................... 62
6. Kemaritiman Di Kabupaten Probolinggo .......................................... 67
7. Pelabuhan Kota Dan Kabupaten Pasuruan ........................................ 71
8. Survey Konsumen .............................................................................. 75
9. Indeks Keyakinan Konsumen ............................................................ 75
10. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ...................................................... 76
11. Indeks Ekspektasi Konsumen ............................................................ 77
12. Indeks Ekspektasi Harga .................................................................... 78
13. Kondisi Keuangan Konsumen ........................................................... 80
14. Kesimpulan ........................................................................................ 82

B. LAMPIRAN MEMBUAT KLIPPING


1. Harga Gula Makin Gila (Tone: Negatif) ............................................ 83
2. Genjot Produksi, Usul Tambah Geoisolator (Tone: Positif) .............. 83
3. Harga Daging Tinggi, Ikan Belum Diburu (Tone: Negatif) .............. 84
4. Omzet Penjahit Meningkat 200 Persen (Tone:Positif) ...................... 84
5. Penutupan Bandara Diperpanjang (Tone: Negatif)............................ 85
6. Praktik Koperasi Indonesia Bantu Debitur Bank (Tone: Negatif) ..... 85
7. Transaksi Nontunai di Malang masih Rendah, Perbankan Bidik Tempat
Wisata (Tone: Positif) ........................................................................ 86
8. DPRD: Pemkot Harus Tegas Pada Investor (Tone: Positif) .............. 87
9. Diskon 30 Persen HTM Hawai Waterpark (Tone: Positif)................ 88
10. Tak Punya Uang Tapi Ikut Tender (Tone: Negatif)........................... 88
11. Pemesanan Tiket Pesawat Anjlok (Tone: Negatif) ............................ 89
12. Total Rp 2,8 T Keluar dari BI (Tone: Negatif) .................................. 90

x
13. Anton Minta Polres Mengusut, Berang Dituduh Potong Gaji ke-13
(Tone: Negatif)................................................................................... 90
14. Duh, Bandara Abd Saleh Kembali Ditutup (Tone: Negatif).............. 91
15. Dalami Aliran Uang Rp 1,6 Miliar (Tone: Negatif) .......................... 91
16. Pelajar Dominasi Arus Balik Kereta Api (Tone: Positif) .................. 92
17. Erupsi Bromo Tak Ganggu Kasada (Tone: Positif) ........................... 92
18. Panen Penjualan di Akhir Semester Pertama (Tone: Positif) ............ 93
19. Harga Cabai Potensi Picu Inflasi (Tone: Negatif) ............................. 93
20. Tekan Ketergantungan pada Konsumsi Beras (Tone: Negatif) ......... 94
21. Kanwil DJP Jatim III Siapkan Helpdesk
Tax Amnesty (Tone: Negatif) ............................................................ 94
22. Halangi Akses Pasar Hewan, Dewan Semprit
Proyek Ruko (Tone: Negatif)............................................................. 95
23. Pembaran Elpiji 3kg Wajib Lewat Bank (Tone: Positif) ................... 95
24. Target Ekspansi Bisnis, Epson Siapkan
Kantor ke Enam (Tone: Positif) ......................................................... 96
25. Pokjanas TPID Pantau Inflasi di Kota Malang (Tone: Positif).......... 96

C. LAMPIRAN ADMINISTRASI
1. Kegiatan PKL..................................................................................... 98
a. Jadwal ......................................................................................... 98
b. Absensi........................................................................................ 101
2. Nilai.................................................................................................... 103
3. Kesediaan Instansi ............................................................................. 111
a. Surat Tugas PKL Dari Fakultas .................................................. 111
b. Surat Persetujuan PKL Dari BI ................................................... 112
c. Surat Keterangan PKL Dari BI ................................................... 113
4. Foto Kegiatan ..................................................................................... 114

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena banyak dan cepatnya uang

yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Laju

pertumbuhan inflasi harus selalu diwaspadai dan dikendalikan, karena berdampak

luas terhadap berbagai sektorkehidupan. Inflasi yang tinggi mempunyai pengaruh

agregatif terhadap perekonomian makro sebagai faktor eksternal dunia industri

serta berdampak luas pula terhadap sektor perekonomian mikro yang merupakan

faktor internal dunia bisnis.

Daya saing barang ekspor berkurang, ketika terjadi inflasi. Hal itu terjadi

karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan kedua belah

pihak, baik pihak eksportiir maupun pihak negara. Negara mengalami kerugian

karena daya saing barang ekspor berkurang. Akibatnya, jumlah penjualan

berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin sedikit.

Inflasi yang tinggi akan melemahkan dayabeli masyarakat terutama

terhadap produksi dalam negeri yang selanjutnya dapat mengurangi kepercayaan

masyarakat terhadap nilai mata uang nasional. sehingga akan berdapak terhadap

melemahnya minat masyarakt untuk menabung.Sedangkan meningkatnya daya

beli masyarakat merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan.

Peningkatan daya beli masyarakat jika diiringi dengan tingkat harga yang stabil

dan terkendali akan menambah kesejahteraan mereka. Tingkat harga yang stabil

1
2

dan terkendali ini dapat dipantau setiap saat, dan salah satuindikatornya adalah

angka inflasi.

Sehingga, tingkat inflasi disuatu daerah perlu selalu diawasi atau

dikendalikan. Salah satu lembaga yang bertugas untuk mengendalikan inflasi

adalah Bank Indonesia. Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 6 Tahun 2009, tujuan Bank

Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Kestabilan

nilai rupiah yang dimaksud meliputi kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan

jasa maupun kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang lainnya. Dalam kaitan

tersebut, Bank Indonesia bertanggungjawab terhadap pengendalian inflasi yang

secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan moneter.

Inflasi biasanya disebabkan oleh besarnya permintaan (demand) maupun

penawaran (supply) dipasar.Dari sisi permintaan, salah satu faktor yang

mempengaruhi permintaan adalah ekspektasi dari masyarakat. Sehingga dalam

rangka penyusunan kebijakan pengendalian inflai, Bank Indonesia membutuhkan

informasi mengenai perkembangan permintaan pada sektor riil di masa

mendatang, salah satunya permintaan barang dan jasa yang berasal dari sisi

masyarakat.

Peningkatan dalam rencana konsumsi masyarakat akan mendorong

peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, dan pada akhirnya mendorong

pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi inflasi. Selain itu, informasi mengenai

persepsi masyarakat terhadap perekonomian ke depan, kondisi keuangan dan

ekspektasi masyarakat terhadap perkiraan kenaikan harga (inflasi) dimasa


3

mendatang juga dibutuhkan oleh Bank Indonesia dalam menyusun kebijakan,

terutama terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi dimasa mendatang.

Pengumpulan informasi mengenai perkembangan permintaan pada sektor

riil dan implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi diselenggarakan

oleh Bank Indonesia melalui Survei Konsumen (SK) dengan target responden

rumah tangga. Hasil SK diharapkan dapat mempresentasikan tingkat konsumsi

rumah tangga, kondisi keuangan rumah tangga dan ekspektasi inflasi.

Kemampuan Bank Indonesia dalam memitigasi faktor-faktor yang

berperan terhadap pembentukan inflasi menjadi prasyarat dari keberhasilan upaya

pengendalian inflasi. Melalui berbagai penelitian dan permodelan yang telah

dilakukan, Bank Indonesia berhasil mengidentifikasi faktor fundamentalyang

mempengaruhi pergerakan inflasi di Indonesia, seperti ekspektasi inflasi

(adaptivedan forward looking), pergerakan nilai tukar, dan kesenjangan

permintaan dan penawaran yang tercermin dari pergerakan output gap.

Di samping faktor tersebut, kejutan yang terjadi di perekonomian yang

berasal dari sisi penawaran (supply shock) turut mempengaruhi pergerakan inflasi

di Indonesia. Kejutan tersebut antara lain shockharga pangan (khususnya beras)

baik yang terjadi karena faktor musiman, bencana alam maupun gangguan

distribusi; pergerakan harga komoditas yang ditetapkan oleh pemerintah

(administered prices), seperti BBM, tarif listrik, dan tarif angkutan; serta

shockharga komoditas yang dipicu oleh gejolak faktor eskternal.

Disetiap minggunya, pihak Perwakilan Bank Indonesi Malang selalu

melakukan survei harga dari 40 komoditas bahan pangan yang dianggap memiliki

sumbangan terbesar terhadap inflasi. Survei dilakukan di 2 pasar tradisional, dan 2


4

pasar modern dengan bekerjasama dengan pihak ketiga (surveyor). Survei ini

disebut dengan Survei Pemantauan Harga (SPH).

Selain itu, pihak Badan Pusat Statistik (BPS) kota Malang juga melakukan

survei untuk seluruh komoditas yang ada di kota Malang. Hasil dari survei

tersebut kemudian akan diolah, atau menjadi bahan perhitungan untuk mengetahui

tingkat inflasi di kota Malang.

Namun, mengingat jumlah komoditas yang digunakan untuk perhitungan

inflasi di Indonesia saat terdiri atas 744 komoditas (barang dan jasa), maka

pembahasan dalam tulisan ini memfokuskan pada beberapa komoditas pangan

yang memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi secara nasional (volatile

foods). Setelah mempertimbangkan bobot dan sumbangan inflasi dari komoditas

pangan, maka dalam penelitian ini akan diambil enam komoditas untuk dipelajari

secara lebih mendalam, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi,

bawang merah dan cabe merah.

Sehingga, berdasarkan latar belakang diatas akan pentingnya peran Bank

Indonesia dalam pengendalian inflasi, pelaksanaan tertarik melakukan kajian

tentang Bank Indonesia dan beberapa upayanya untuk mengontrol laju inflasi.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil pemantauan inflasi melalui survey konsumen oleh

Bank Indonesia perwakilan Malang.

2. Untuk mengetahui hasil pemantauan inflasi melalui survey pemantauan harga

oleh Bank Indonesia perwakilan Malang.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Inflasi

Boediono (dalam Saputra, 2013) mendefinisikan inflasi sebagai

kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus.

Menurut Nanga (dalam Saputra, 2013), setidaknya ada tiga hal yang perlu

ditekankan dalam memahami inflasi, yaitu:

1. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa saja

tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu naik atau turun,tetapi tetap

menunjukkan tendensi atau kecenderungan yang meningkat.

2. Kenaikan tingkat harga tersebut terjadi secara terus-menerus (sustained),

yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, tetapi beberapa waktu

lamanya. Kenaikan harga yang sifatnya sementara sepertipada saatmomen-

momen tertentu seperti hari raya tidak dapat dikatakansebagai inflasi.

3. Tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga umum, bukan hanya satu

atau beberapa komoditas saja. Kenaikan harga dari satu ataudua barang saja

tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan harga itu meluas (atau

mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya.

Keberadaan inflasi sering diartikan sebagai salah satu masalah utama

dalam perekonomian negara, selain pengangguran dan ketidakseimbangan neraca

pembayaran. Namun demikian, meskipun menjadi salah satu masalah besar dalam

5
6

perekonomian, sebagian ahli sepakat bahwa dampak positif inflasi akan maksimal

dengan tingkat inflasi yang agak rendah, berkisar antara 5% - 6% per tahun

(Glassburner dan Chandra, 1981). Dengan kata lain, tingkat inflasi yang kurang

atau lebih dari angka tersebut, akan memiliki kecenderungan memberi dampak

negatif bagi perekonomian.

B. Penyebab Inflasi

Timbulnya inflasi dapat dikarenakan oleh beberapa hal. Menurut

Reksoprayitno (2002) sebab-sebab inlflasi dapat timbul karena adanya

peningkatan permintaan masyarakat (demand pull inflation), karena desakan

naiknya biaya produksi (cost push inflation), serta karena keduanya (mixed

inflation).

Demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya

peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil

produksi di pasar barang (Putong, 2002). Akibatnya, akan menarik (pull) kurva

permintaan agregat ke arah kanan atas, sehingga terjadi excess demand , yang

merupakan inflationary gap. Dan dalam kasus inflasi jenis ini, kenaikan harga-

hargabarang biasanya akan selalu diikuti dengan peningkatan output (GNP riil)

dengan asumsi bila perekonomian masih belum mencapai kondisi fullemployment.

Pengertian kenaikkan aggregate demand seringkali ditafsirkan berbeda oleh para

ahli ekonomi. Golongan moneterist menganggap aggregate demand mengalami

kenaikkan akibat dari ekspansi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Sedangkan, menurut golongan Keynesian kenaikkan aggregate demand dapat

disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi; investasi; government


7

expenditures; atau net export, walaupun tidak terjadi ekspansi jumlah uang

beredar.

C. Teori Kuantitas Irving Fisher

Teori Kuantitas memaparkan bahwa terjadinya inflasi hanya disebabkan

oleh satu faktor, yaitu akibat adanya kenaikan jumlah uang yang beredar. Irving

Fisher memaparkan sebagai berikut:

M.V = P.T

Keterangan:

M = jumlah uang beredar

V = perputaran uang dari suatu tangan lain dalam satu periode

P = harga barang

T = volume barang yang diperdagangkan

Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang

dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal

ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai

dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang

yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T)

dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari barang

yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada dimasyarakat

(M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang

lain, atau rata “perputaran uang”.Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik

uang kartal maupun giral.


8

2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan

oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa

mendatang.

D. Teori Permintaan Barang/Jasa

Menurut Sukirno (1994) ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi

permintaan, yaitu :

1. Pendapatan konsumen

Perubahan dalam pendapatan selalu menimbulkan perubahan atas

permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang

akan berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan

menjadi dua golongan, yaitu:

a) Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan dalam permintaan

sebagai akibat dai kenaikan pendapatan. Kebanyakan barang yang ada dalam

masyarakat termasuk dalam golongan ini.

Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu, permintaannya

akan mengalami kenaikan jika pendapatan konsumen bertambah, yaitu :

pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih

banyak barang-barang, dan konsumen dapat menukar konsumsinya dari

barang yang kurang baik mutunya ke barang-barang yang lebih baik.

b) Barang inferior, yaitu barang yang banyak diminta oleh masyarakat yang

berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah, maka permintaan barang-

barang inferior berkurang. Konsumen yang mengalami kenaikan pendapatan


9

akan mengurangi pengeluarannya untuk barang-barang inferior dan

menggantinya dengan barangbarang yang lebih baik mutunya.

2. Jumlah penduduk

Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan

bertambahnya permintaan. Akan tetapi biasanya pertambahan penduduk akan

diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih

banyak orang yang menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli

masyarakat. Penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.

3. Harga barang yang lain

Berkaitan diantara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya

dapat dibedakan menjadi tiga golongan barang, yaitu :

a) Barang substitusi (pengganti), yaitu barang yang menggantikan barang

lainnya, jika barang tersebut dapat menggantikan fungsinya. Harga barang

pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya.

Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah, maka barang yang

digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.

b) Barang komplementer (pelengkap), yaitu barang yang dikonsumsi bersama-

sama atau berpasangan. Kenaikan atau penurunan permintaan barang

pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang

dilengkapinya. Jika permintaan barang yang dilengkapi naik, maka

permintaan barang pelengkap juga naik.

c) Barang netral (barang yang tidak berkaitan), yaitu barang yang tidak memiliki

kaitan yang rapat. Perubahan permintaan salah satu barang tidak akan

mempengaruhi permintaan barang lainnya.


10

4. Selera konsumen

Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin banyak

barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan dalam indeks preferensi

konsumen. Indeks ini dapat diperbaharui setiap saat untuk barang-barang inferior

dan menggantinya dengan barangbarang yang lebih baik mutunya.

5. Jumlah penduduk

Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan

bertambahnya permintaan. Akan tetapi biasanya pertambahan penduduk akan

diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih

banyak orang yang menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli

masyarakat. Penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.

6. Harga barang yang lain

Berkaitan diantara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya

dapat dibedakan menjadi tiga golongan barang, yaitu :

a. Barang substitusi (pengganti), yaitu barang yang menggantikan barang

lainnya, jika barang tersebut dapat menggantikan fungsinya. Harga barang

pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya.

Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah, maka barang yang

digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.

b. Barang komplementer (pelengkap), yaitu barang yang dikonsumsi bersama-

sama atau berpasangan. Kenaikan atau penurunan permintaan barang

pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang

dilengkapinya. Jika permintaan barang yang dilengkapi naik, maka

permintaan barang pelengkap juga naik.


11

c. Barang netral (barang yang tidak berkaitan), yaitu barang yang tidak memiliki

kaitan yang rapat. Perubahan permintaan salah satu barang tidak akan

mempengaruhi permintaan barang lainnya.

7. Selera konsumen

Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin banyak

barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan dalam indeks preferensi

konsumen. Indeks ini dapat diperbaharui setiap saat dengan dasar survei mengenai

tingkah laku konsumen terhadap barang yang bersangkutan.

8. Ramalan mengenai masa datang

Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di masa yang

akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan konsumen bahwa harga-

harga akan menjadi bertambah tinggi di masa datang akan mendorong untuk lebih

banyak membeli di masa sekarang. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat di

masa mendatang.

 Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan

matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi

permintaan, maka dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak

bebas(dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables)

(Rahardja dan Manurung, 2008). Penjelasan tersebut dapat ditulis dalam bentuk

persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sebagai berikut :

Dx = f (Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, Prom)


12

Dimana :

Dx = Permintaan barang X

Px = Harga X

Py = Harga Barang Y

Y/cap = Pendapatan perkapita

Sel = Selera atau kebiasaan

Pen = Jumlah Penduduk

Pp = Perkiraan harga X pada periode mendatang

Ydist = Distribusi Pendapatan

Prom = Upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)

E. Survei Konsumen

Survei konsumen bertujuan untuk mendapatkan informasi atau indikator

dini (prompt indicator) mengenai tendensi/arah konsumsi rumah tangga dan

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi, kondisi stabilitas keuangan rumah

tangga dan ekspektasi konsumen terhadap perkiraan inflasi kedepan untuk

mendukung penyusunan kebijakan moneter Bank Indonesia.

Pelaksanaan survei konsumen dilakukan dengan cara face to face

interview, kecuali di wilayah Jabodebek dilakukan melalui phone survey. Survei

dilakukan pada tanggal 1 sd. 10 setiap bulan. Pelaksanaan survei konsumen dapat

dilaksanakan melalui kerjasma dengan pihak ketiga (interviewer).

Secara umum, kuesioner survei konsumen meliputi:

1. Informasi umum responden,

2. Tingkat keyakinan konsumen,


13

3. Perkiraan perkembangan harga,

4. Perkiraan pengeluaran konsumen, dan

5. Kondisi keuangan konsumen.

Hasil analisis dari survey konsumen tercermin dari Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK). IKK merupakan rata-rata dari indek Kondisi Ekonomi Saat ini

(IKE) dan indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE dan IEK masing-masing

terdiri dari 3 komponen, yaitu :

Tabel 2.1 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Komponen Pembentukan IKE Komponen Pembentuk IEK


 Indeks penghasilan saat dibandingkan 6  Indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan
bulan sebelumnya (IKE 1) mendatang dibandingkan saat ini (IEK 1)
 Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini  Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan
dibandingkan 6 bulan sebelumnya (IKE 2) kerja 6 bulan mendatang dibandingkan saat
ini (IEK 2)
 Indeks Ketepatan waktu pembeliaan barang-  Indeks ekspektasi kegiatan usaha 6 bulan
barang tahan lama saat ini dibandingkan 6 mendatang dibandingkan saat ini (IEK 3)
bulan sebelumnya (IKE 3)

𝐼𝐾𝐸 + 𝐼𝐸𝐾
𝐼𝐾𝐾 = ,
2
𝐼𝐾𝐸1 + 𝐼𝐾𝐸2 + 𝐼𝐾𝐸3 𝐼𝐸𝐾1 + 𝐼𝐸𝐾2 + 𝐼𝐸𝐾3
𝐼𝐾𝐸 = , 𝐼𝐸𝐾 =
3 3

F. Pembentukan Harga Komoditas

Sebagai makhluk homo economicus, agen-agen ekonomi baik dalam

kapasitas pribadi maupun perusahaan akan selalu bersifat rasional dan bertujuan

memaksimalkan keuntungan (profit maximization). Untuk itu, dalam setiap

komoditas yang diperdagangkan oleh agen-agen tersebut akan memasukkan unsur

marjin keuntungan. Secara tradisional, perilaku pembentukan harga dan marjin

keuntungan oleh para agen ekonomi tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut:
14

P = M + C +π ...................................................................................... (1)

π = P − (M + C) .................................................................................. (2)

Harga jual (P) merupakan penambahan dari komponen biaya input (M),

biaya penambahan nilai (C) dan marjin keuntungan (π). Dimana biaya input

meliputi pembelian bahan baku produksi, baik berupa barang mentah (raw

materials) maupun barang setengah jadi (intermediate goods). Sementara biaya

penambahan nilai (added value costs) dapat meliputi (i) biaya pengolahan untuk

merubah bentuk; (ii) biaya penyimpanan untuk menambah nilai dari segi

perbedaan waktu; dan (iii) biaya distribusi untuk menambah nilai karena

perpindahan barang.

Agen ekonomi dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan salah

satu dari tiga bentuk kegiatan penambahan nilai ekonomis suatu komoditas.

Namun, kegiatan distribusi tetap menjadi ujung tombak dari semua kegiatan

tersebut karena berhubungan langsung dengan pengguna akhir atau konsumen,

setelah komoditas tersebut melalui proses perubahan bentuk maupun

penyimpanan. Untuk beberapa jenis komoditas pertanian seperti sayuran, bahkan

tidak perlu melalui kegiatan pengubahan bentuk dan penyimpanan karena terkait

dengan karakteristik komoditas maupun cita rasanya. Selain itu, sifat komoditas

yang perishable membuat kegiatan distribusi untuk menyampaikan komoditas

tersebut kepada konsumen menjadi lebih dominan.

Harga komoditas yang terbentuk pada tingkat akhir atau level

pengguna/konsumen sangat tergantung pada efisiensi dari kegiatan distribusi

tersebut. Efisiensi dari kegiatan distribusi komoditas atau dikenal dengan istilah
15

‘tata niaga’ sangat dipengaruhi oleh panjang mata rantai distribusi dan besarnya

marjin keuntungan yang ditetapkan oleh setiap mata rantai distribusi. Semakin

pendek mata rantai distribusi dan semakin kecil marjin keuntungan, maka

kegiatan distribusi tersebut semakin efisien. Selain itu, efisiensi kegiatan distribusi

komoditas juga dipengaruhi oleh kondisi sektor transportasi. Gangguan terhadap

sektor transportasi yang berakibat pada meningkatnya biaya dan jangka waktu

penyampaian akan berdampak negatif terhadap efisiensi distribusi. Gangguan

tersebut dapat berupa kelangkaan armada, penurunan kualitas infrastruktur,

gangguan alam seperti banjir dan tanah longsor. Untuk itu efisiensi distribusi

komoditas perlu didukung oleh efisiensi sektor transportasi.

G. Struktur Pasar dan Pembentukan Harga Komoditas

Atas kegiatan produksi, perubahan bentuk, penyimpanan dan distribusi

yang dilakukan, para agen ekonomi menetapkan marjin keuntungan. Besarnya

marjin keuntungan yang dapat ditetapkan oleh para agen ekonomi sangat

dipengaruhi oleh struktur pasar dari komoditas yang diperdagangkan. Struktur

pasar ditentukan oleh beberapa kriteria, yaitu (i) jumlah perusahaan/agen/penjual

yang beroperasi di pasar tersebut; (ii) ada tidaknya hambatan bagi

perusahaan/agen/penjual untuk masuk dan keluar dari pasar; dan (iii) karakteristik

dari komoditas yang diperdagangkan. Struktur pasar tersebut berpengaruh

terhadap kekuatan dari para agen/penjual di dalamnya untuk mempengaruhi harga

pasar. Secara teoritis, struktur pasar dapat berbentuk pasar monopoli, duopoli,

oligopoli, persaingan monopolistik (monopolictic competition), dan persaingan

sempurna (perfect competition).


16

Pada struktur pasar yang bersifat monopoli, sebuah perusahaan atau agen

tunggal yang menguasai pasar memiliki keleluasaan dalam penetapan harga untuk

memperoleh marjin keuntungan yang optimal karena agen tersebut berperan

sebagai price setter. Sebaliknya, pada pasar komoditas yang bersifat persaingan

sempurna (perfect competition) atau setidaknya highly competition, agen tersebut

tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga yang terjadi di pasar

karena lebih berperan sebagai price taker sehingga marjin keuntungan yang

diperoleh sangat kecil. Sementara kemampuan agen/penjual untuk mempengaruhi

harga pada jenis pasar duopoli, oligopoli, dan persaingan monopolistik berada di

antara pasar monopoli dan persaingan sempurna.

Kondisi pasar persaingan sempurna terlihat di level petani pada saat panen

raya. Homogenitas dan melimpahnya komoditas pertanian yang akan dijual

membuat petani tidak mempunyai bargaining position untuk mempengaruhi harga

dan pasrah sebagai price taker. Sebaliknya untuk level pedagang

pengumpul/tengkulak yang jumlahnya relative sedikit cenderung membentuk

pasar oligopoli sehingga mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga.

Seringkali para pedagang pengumpul/tengkulak tersebut membentuk sebuah

kartel yang dapat membuat kesepakatan dan membentuk harga pasar.

H. Volatilitas Harga Komoditas

Harga yang terbentuk untuk suatu komoditas merupakan hasil interaksi

antara penjual dan pembeli. Harga yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kuantitas

barang yang ditransaksikan. Dari sisi pembeli (demand, D) semakin banyak

barang yang ingin dibeli akan meningkatkan harga, sementara dari sisi penjual
17

(supply, S) semakin banyak barang yang akan dijual akan menurunkan harga.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku permintaan maupun penawaran

dalam interaksi pembentukan harga. Namun untuk komoditas pangan/pertanian,

pembentukan harga tersebut disinyalir lebih dipengaruhi oleh sisi penawaran

(supply shock) karena sisi permintaan cenderung stabil mengikuti perkembangan

trennya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sisi penawaran komoditas

pangan/pertanian cenderung sulit untuk dikontrol. Studi empiris yang dilakukan

oleh Deaton dan Laroque (1992), Chambers dan Bailey (1996) dan Tomek (2000)

menyimpulkan dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan harga

komoditas pangan/pertanian, yakni faktor produksi/panen (harvest disturbance)

dan perilaku penyimpanan (storage/inventory behavior). Walaupun keberhasilan

panen sangat dipengaruhi oleh kondisi musim/cuaca yang sifatnya uncontrolable,

pengaruh pola tanam terhadap perkembangan harga komoditas pertanian di

Amerika Serikat terlihat sangat dominan. Terdapat pola cyclical yang sistematis

antara pola tanam dan variance harga komoditas. Variance harga membesar pada

saat musim tanam dan mengecil pada saat musim panen. Sementara keberadaan

teknologi penyimpanan atas produk pertanian, khususnya untuk produk yang

mudah busuk/basi (durable products), akan mengurangi tekanan fluktutasi harga

dari komoditas tersebut.

Tekanan sisi permintaan juga berpotensi meningkatkan harga komoditas

pertanian walaupun derajatnya relatif rendah dibanding tekanan dari sisi

penawaran. Sumber utama peningkatan permintaan komoditas pangan adalah

peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan (Tomek, 2000). Namun untuk


18

negara maju, income effect kepada permintaan komoditas pertanian relatif kecil

bila dibandingkan dengan negara berkembang yang mempunyai income elasticity

lebih tinggi. Sementara Borensztein et al (1994) berpendapat bahwa permintaan

komoditas pertanian lebih dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian (economic

growth). Membaiknya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

masyarakat yang selanjutnya mendorong konsumsi. Kondisi ini memacu sektor

industri untuk meningkatkan produksi makanan sehingga permintaan komoditas

pertanian sebagai bahan baku meningkat.

Selain dipengaruhi oleh faktor penawaran dan permintaan domestik, harga

komoditas juga dapat dipengaruhi oleh harga komoditas di pasar internasional.

Pada rezim perdagangan bebas, harga komoditas domestik akan bergerak

mengikuti harga internasional, sehingga akan lebih volatile jika pemerintah tidak

melakukan intervensi. Banyak negara reluctant untuk bergerak ke arah

perdagangan bebas secara penuh untuk komoditas pangan/pertanian karena

komoditas tersebut merupakan komoditas penting yang dapat menimbulkan

instabilitas politik (Dawe, 2001). Untuk itu banyak negara, termasuk negara maju

sekalipun seperti Jepang, yang masih memberikan proteksi berupa larangan impor

untuk komoditas tertentu maupun pemberian tarif impor.

Karakteristik penawaran dan permintaan untuk komoditas

pangan/pertanian memang ‘unik’ karena keduanya cenderung bersifat inelastic

terhadap perubahan harga. Petani sebagai produsen tidak bisa serta merta

meningkatkan produksinya ketika harga mengalami peningkatan. Konsumen juga

tidak bisa mengurangi permintaannya ketika harga meningkat karena komoditas

pangan/pertanian tersebut menjadi kebutuhan pokok. Kondisi tersebut membuat


19

harga komoditas menjadi sangat sensitif terhadap shock, baik dari sisi penawaran

maupun permintaan, termasuk indirect shock yang berpengaruh secara tidak

langsung seperti gangguan distribusi.

I. Harga Komoditas dan Kebijakan Moneter

Dalam kaitannya antara perubahan harga komoditas dan inflasi, Furlong

dan Ingenito (1996) meyakini bahwa harga komoditas dapat dijadikan sebagai

leading indicators inflasi. Alasannya adalah, pertama, harga komoditas mampu

merespon secara cepat shock yang terjadi dalam perekonomian secara umum,

seperti peningkatan permintaan (aggregate demand shock). Kedua, harga

komoditas juga mampu merespon terhadap non-economic shocks seperti banjir,

tanah longsor dan bencana alam lainnya yang menghambat jalur distribusi dari

komoditas tersebut.

Pergerakan harga komoditas pangan/pertanian akan selaras dengan

perkembangan harga barang secara keseluruhan, walaupun besarannya akan

berbeda. Respon harga komoditas yang cepat tersebut dapat memberikan sinyal

bahwa kenaikan harga-harga barang lainnya akan menyusul sehingga tekanan

inflasi meningkat. Hasil estimasi yang dilakukan oleh Furlong dan Ingenito

(1996) dengan menggunakan pendekatan vector autoregression (VAR) dan

rolling regression menyimpulkan bahwa harga komoditas mempunyai hubungan

yang sangat kuat dengan inflasi, walaupun koefisiennya mengalami penurunan.

Argumen yang sama juga dikemukakan oleh Cody dan Mills (1991)

sehingga mereka percaya bahwa peningkatan harga komoditas yang menjadi

sinyal peningkatan inflasi harus diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter.


20

Namun, hasil estimasi yang dilakukan menunjukkan bahwa respon bank sentral

melalui fed funds rate terhadap perubahan harga komoditas tidak signifikan

sehingga inflasi yang terjadi lebih tinggi dari level inflasi optimalnya. Dapat

diyakini bahwa laju inflasi dapat ditekan dan diturunkan, jika bank sentral

memberi respon yang lebih memadai terhadap kenaikan harga komoditas tersebut.

Hal ini mengindikasikan bahwa harga komoditas memiliki kandungan informasi

yang baik terhadap inflasi.

Permasalahan dalam penetapan besaran respon kebijakan moneter

terhadap perubahan harga komoditas muncul karena (i) komoditas yang ada di

pasar terlalu banyak dan variatif; dan (ii) perubahan harga komoditas terkadang

dipicu oleh shock yang bersifat spesifik yang tidak berpengaruh terhadap kondisi

makroekonomi. Jika hal tersebut terjadi, maka respon kebijakan moneter terhadap

perubahan harga komoditas akan menjadi overreactive yang berdampak buruk

terhadap perekonomian. Untuk itu perlu dipilih satu keranjang komoditas yang

dominan dan memiliki elastisitas yang baik terhadap kebijakan moneter agar

respon yang diberikan lebih terukur, terarah dan memadai.

J. Kebijakan Stabilisasi Harga Komoditas

Uraian di atas menguatkan bahwa volatilitas harga komoditas berdampak

negatif terhadap pelaksanaan kebijakan moneter, terutama bagi bank sentral yang

mengimplementasikan inflation targeting framework. Selain itu juga berdampak

buruk terhadap kesejahteraan petani karena pada saat musim panen harga akan

turun sehingga pendapatannya rendah. Sementara pada kondisi ‘paceklik’ akan

merugikan konsumen karena harga komoditas akan melambung. Untuk itu,


21

pemerintah di sejumlah Negara menerapkan kebijakan stabilisasi harga

komoditas.

Dawe (2001) menyebutkan tiga jenis keuntungan dari kebijakan stabilisasi

harga komoditas pangan, yaitu: (i) melindungi petani selaku produsen dari

penurunan harga sehingga mereka dapat berlaku lebih efisien; (ii) melindungi

konsumen kelas menengah ke bawah yang berpendapatan rendah (poor

consumers) dari gejolak peningkatan harga sehingga kebijakan ini dapat menjadi

salah satu bentuk social safety net; dan (iii) menciptakan kondisi makroekonomi

yang lebih stabil sehingga mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Stabilisasi harga juga berdampak terhadap terjaganya pendapatan riil (real wage)

masyarakat sehingga diharapkan dapat mendorong tingkat produktivitas karena

higher wage may result in higher productivity.

Kebijakan stabilisasi akan efektif jika shocks yang mendorong perubahan

harga tersebut bersifat temporer dan variance-nya tidak terlalu besar (Borensztein,

1994). Perubahan harga yang didorong oleh shocks yang bersifat permanen,

seperti perubahan permintaan yang bersifat tetap, perubahan input dan biaya

produksi, tidak efektif untuk diintervensi. Secara umum, kendala dalam

pelaksanaan kebijakan stabilisasi harga tertumpu pada (i) keterbatasan

kemampuan pemerintah untuk menjalankan skema stabilisasi; (ii) benefit yang

belum tentu lebih dominan dibandingkan dengan biaya stabilisasi; dan (iii)

kecenderungan bahwa kebijakan stabilisasi harga akan mengarah kepada

protectionism

Untuk kasus Indonesia, kebijakan stabilisasi harga komoditas pangan

dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG). Adapun komoditas yang


22

menjadi kewenangan Bulog meliputi sembilan bahan pokok, yaitu beras, gula

pasir, minyak goreng & mentega, minyak tanah, garam beryodium, daging sapi &

ayam, telur ayam, susu, dan jagung. Atas desakan dari International Monetary

Fund (IMF), peran dan jumlah komoditas yang menjadi tanggung jawab Bulog

secara bertahap dipersempit. Pada tahun 1997 tugas Bulog hanya megendalikan

harga dan mengelola persediaan beras dan gula, selanjutnya dipersempit lagi

hanya memonopoli komoditas besar saja.

Adapun instrumen stabilisasi harga komoditas yang digunakan oleh

pemerintah dan Bulog adalah (i) kebijakan floor price dengan menetapkan harga

pembelian pemerintah (HPP) gabah untuk melindungi petani; (ii) kebijakan buffer

stock untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan kekurangan pasokan karena

‘paceklik’ maupun bencana alam; dan (iii) kebijakan food subsidy dengan menjual

harga lebih murah kepada konsumen. Kebijakan buffer stock dan subsidi

digunakan secara simultan karena pemerintah memberikan subsidi melalui

penjualan stok yang dimiliki oleh Bulog.

K. Pelabuhan

1) Pengertian Umum Pelabuhan

Peraturan Pemerintah Pasal 1 Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan tertera bahwa:

a) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan

pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun

penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat


23

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

b) Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan

angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam

negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan

penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan

jangkauan pelayanan antarprovinsi.

c) Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani

kegiatan angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan yang terletak di laut

atau di sungai.

d) Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang digunakan untuk

melayani angkutan sungai dan danau yang terletak di sungai dan danau.

Pelabuhan laut (seaport) adalah suatu tempat yang berfungsi melayani

kedatangan kapal-kapal laut yang melakukan kegiatan bongkar-muat barang dan

atau menaikkan dan menurunkan penumpang menuju maupun dari kapal. Barang

barang yang dikirimkan ke luar maupun ke dalam daerah (diekspor/impor atau di

antar-pulaukan) yang diangkut menggunakan moda transportasi darat menuju ke

pelabuhan, selanjutnya diangkut menggunakan moda transportasi laut menuju ke

pelabuhan tujuan adalah komoditas hasil pertanian dalam arti luas (yaitu tanaman

pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan) (Adisasmita

Rahardjo, 2013:57).
24

2) Klasifikasi Pelabuhan

Menurut Adisasmita Rahardjo, (2013) menyatakan bahwa berdasarkan

jenisnya, pelabuhan di klasifikasikan menjadi:

a) Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum, baik

perdagangan dalam negeri maupun luar negeri, dan

b) Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri atau

kegiatan tertentu.

Berdasarkan peranan dan fungsi pelabuhan laut, dibedakan hirarkinya,

terdiri dari :

a) Pelabuhan internasional hub (utama primer),

b) Pelabuhan internasional (utama sekunder),

c) Pelabuhan nasional (utama tersier),

d) Pelabuhan regional, dan

e) Pelabuhan lokal.

Berdasarkan jangkauan pelayanannya, pelabuhan dibedakan sebagai:

a) Pelabuhan yang terbuka,

b) pelabuhan tidak terbuka untuk perdagangan luar negeri.

3) Peran Pelabuhan

Peraturan Pemerintah Pasal 4 Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan tertera bahwa pelabuhan memiliki peran sebagai:

a) simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya;

b) pintu gerbang kegiatan perekonomian;

c) tempat kegiatan alih moda transpotasi;


25

d) penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan;

e) tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang; dan

f) mewujudkan Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara.

Pelabuahn laut memiliki posisi dan kedudukan yang sangat strategis, yaitu

terkait dengan daerah belakang (hinterland) penghasil berbagai komoditas yang

dibutuhkan oleh penduduk dan industri di daerah perkotaan, di mana pelabuahn

tersebut berbeda, dan selebihnya akan dikirim keluar daerah (untuk antar pulau

dan ekspor). Di lain pihak, suatu pelabuhan terkait pula dengan pelabuahan/

daerah/ negara lain, yang memasukkan(mengirimkan) barang-barang melalui

suatu pelabuhan tersebut, baik untuk kebutuhan konsumsi, maupun sebagai bahan

baku (input) untuk industri setempat (Adisasmita Rahardjo, 2013:58).

Menurut Adisasmita Rahardjo (2013:53) Jaringan prasarana transportasi

laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalulintas yang

berwujud alur pelayaran. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:

a) pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum

perdagangan luar negeri dan dalam negeri sesuai ketetapan pemerintah dan

mempunyai fasilitas karantina, imigrasi, bea cukai, penjagaan dan

penyelamatan.

b) Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna

menunjang kegiatan tertentu.

Trayek transportasi laut adalah ruang lalu lintas laut yang menghubungkan

antar pelabuhan, yang dilayani (dilayari) oleh kapal-kapal. Pelabuhan jumlahnya

sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah tanah air, maka trayek transportasi

laut jumlahnya sangat banyak, dan jumlah kapal sangat banyak. Pelabuhan
26

dibedakan menurut jenisnya, besaran ukurannya, dan jangkauan pelayanannya.

Kapal digolongkan berdasarkan jenisnya, ukurannya, dan jangkauan

pelayanannya. Trayek transportasi laut (atau trayek pelayaran) dikelompokkan

terdiri dari trayek pelayaran dalam negeri dan trayek pelayaran luar negeri. Trayek

pelayaran dibedakan, yaitu trayek pelayaran yang gemuk (atau padat muatan) dan

trayek pelayaran kurus (atau kurang muatan) (Adisasmita Rahardjo, 2013:55).

Berdasarkan pernyataan teori-toeri di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

peranan dan fungsi pelabuhan sangat penting dan strategis, dalam melayani

bongkar dan muat barang dan menaikkan dan menurunkan penumpang dari dan

ke kapal yang bersandar di dermaga pelabuhan. Transportasi laut sangat penting

peranan dan fungsinya, yaitu menghubungkan pelabuhan asal dengan pelabuhan

tujuan. Transportasi laut merupakan bagian dalam pembangunan ekonomi.

Pelabuhan merupakan salah satu unsur trasportasi laut. Jadi pelabuhan merupakan

salah satu unsur yang penting dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat, oleh karena itu harus ditata, diatur, dikelola, dan diselenggarakan

secara efektif dan efisien untuk menunjang pembangunan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat.
BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA PEMECAHAN MASALAH

A. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 15 hari kerja sesuai dengan yang telah

ditentukan oleh pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang. Pelaksanaan

PKL dimulai pada hari Senin tanggal 11 Juli 2016 sampai dengan hari Jum’at

tanggal 29 Juli 2016. Mahasiswa masuk sesuai dengan jam kerja karyawan, yaitu

dari hari Senin sampai Jumat mulai pukul 07.00 - 16.15 WIB.

Lokasi tempat pelaksanaan PKL di salah satu instansi pemerintahan yaitu

Kantor Perwakiln Bank Indonesia Malang, Jln. Merdeka Utara No.7 Malang.

B. Profil Perusahaan

1. Sejarah Bank Indonesia Malang

Malang merupakan sebuah kota penting di Jawa Timur. Berbagai

peninggalan arkeologis menunjukkan bahwa malang merupakan wilayah penting

sejak jauh sebelum kolonialisme. Kondisi geografis kota Malang memberikan

daya tarik ekonomi yang unik. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, kota

yang merupakan bagian dari Keresidenan Pasuruan ini tidak hanya menarik

sebagai tempat wisata, namun juga menarik untuk investasi di sektor perkebunan.

Tanahnya yang subur serta iklim yang mendukung, telah menjadi kota ini menarik

27
28

untuk investasi perkebunan karet, kopi, teh, dan tebu. Perkebunan yang luas

terhampar di berbagai kota Malang pada saat itu.

Pada periode 1800-1900, Belanda ingin membentuk citra kolonial pada

kota-kota di Indonesia, termasuk kota Malang. Alun-alun dimunculkan sebagai

pusat administrasi kolonial. Dalam sektor ekonomi penataan spasial kota kolonial

ditujukan untuk kepentingan ekonomi kolonial, yaitu tujuan produksi dan kontrol.

Oleh karena itu, pola pemukiman menyesuaikan diri dengan konsep kepentingan

ekonomi.

Kota Malang menyandang status gemeente pada 1914 dan kemudian

berkembang menjadi stadsgemeente. Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang

setelah hadirnya pemerintah colonial Belanda, terutama ketika mulai

dioperasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakat

pun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan

yang menghubungkan Malang dengan kota pelabuhan Surabaya. Pemukim Eropa

menjadi bertambah banyak, sehingga membentuk Malang menjadi sebuah kota

yang amat dibentuk oleh para kolonis tersebut. Dengan adanya infrastruktur yang

mendukung, seperti rel kereta api serta adanya perkebunan-perkebunan besar yang

telah disebut di atas, perkembangan ekonomi kota Malang tumbuh pesat dalam

selama kurun waktu 1914-1942.

Kemajuan perekonomian kota ini tidak hanya ditopang oleh sektor

perkebunan yang lokasinya mengelilingi kota, namun tumbuhnya industry juga

telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota Malang. Industri ini meliputi

industri besar maupun industri kecil dan mikro. Industri besar yang tumbuh adalah

industri rokok dan tekstil. Sementara itu industri kecil dan mikro pada umumnya
29

adalah industri makanan. Dewasa ini, kota Malang termasuk daerah dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan memiliki prospek baik untuk terus

berkembang sebagai pusat ekonomi di Jawa Timur.

Pertumbuhan ekonomi pada masa tersebut yang didukung oleh produksi

sektor perkebunan yang sangat signifikan peranannya terhadap perekonomian

setempat telah menjadi dasar bagi De Javasche Bank untuk membuka layanan jasa

keuangan di kota Malang pada tahun 1916.

Kantor De Javasche Bank di Malang dibangaun pada tahun 1916, yang

sekarang menjadi kantor Bank Indonesia di kota itu, merupakan sebuah contoh

bagaimana para kolonis di Indonesia masa pra-Perang Dunia II mencoba untuk

mengadaptasikan bangunan mereka dengan iklim tropis. Usaha ini tampak pada

beberapa elemen pada kantor di Malang. Kemiringan atap mencoba untuk

mengatasi curah hujan yang kadang deras. Perhatikan kemiringan yang agak

landai di bagian atas, dan kemudian menjadi lebih curam di bagian bawah.

Terdapat pula teritisan yang terbentuk oleh bagian bawah atap dimana teritisan

merupakan elemen yang penting di daerah tropis.


2. Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang
Kepala Perwakilan
Dudi Herawadi, NIP. 11092 (DD)

Tim Ekonomi & Keuangan Tim Sistem Pembayaran & Manajemen Intern
Deputi Kepala Perwakilan Deputi Kepala Perwakilan
Jaka Setyawan, NIP. 12479 (AD) Rini Mustikaningsih, NIP. 11261 (AD)

Unit Asesmen, Statistik, Unit Akses Keuangan dan Unit Komunikasi dan Unit Operasional Kas Unit Layanan Nasabah, Unit Sumber Daya
Survey dan Liaison UMKM Koordinasi Kebijakan Kasir Senior Kliring, Perizinan & Kepala Unit
Analis Analis Analis Prihatin Sudi Utomo NIP. Pengawasan & IDP. Astadiputra S., NIP.
Siti Senorita Printaningrum ....................................(M) ....................................(M) 12046 (M) Pengawasan SP 10515 (M)
NIP 14806 Kepala Unit
Asri Purwanti NIP. 12173 1. Dadik S., NIP 08959
1. R. Hari P., NIP 10552 1. Mudjiono, NIP 10514 1. Wahyu R., NIP 15625 1. Erkam W., NIP 12001 (AM/PAM)
(M)
(AM) (AM) (AM) (AM) 2. Faida G. M., NIP
2. Arif Budi L., NIP 2. Lazuandi R. A., NIP 2. Wahyu P. N., NIP 2. Purnomo, NIP 09847 1. Buang Y., NIP 10955 09048 (AM)
15971 (AM) 09760 (AM) 13872 (Staf) (AM) (AM) 3. Jemmy A. S., NIP
3. Niken Siti W., NIP 3. Ri Febby P. M., NIP 3. Yuli L., NIP 15433 3. Agus P., NIP 10079 2. Ni Ketut K., NIP 12164 10314 (AM/PAM)
13870 (Staf) 14507 (Staf) (Staf) (AM) (AM) 4. Sonny S., NIP 10956
4. Akhmad Y. P., NIP 4. IDN Mahendra T., NIP 3. Adian S., NIP 11025 (AM)
13868 (Staf) 10078 (AM) (AM) 5. ...................................
5. Bambang S., NIP 4. Anwar, NIP 10817
1. Deasy A., (DEO) 1. Elviera D. S., 1. Dewi A., (DEO) 10144 (AM)
Konsultan PUMKM (Staf)
6. A. Muttaqim, NIP 5. Hari S., NIP 10234 Pegawai MPP
12452 (AM) 3. Totok H., NIP 10116
(Staf)
7. ................................... (DD)
4. Agus D., NIP 10089
TO PROVIS, (AD)
PROTEKOM & 5. .....................................
KONSULTAN
Gambar 3.1 Struktur Organisasi 1. Elviera D. S.,
Pegawai Penugasan OJK
(Konsultan PUMKM)
1. Indra K., NIP 11908
2. Deasy A., (DEO)
(DD)
3. Dewi A., (DEO)
2. .....................................
4. .....................................
30
31

Keterangan :

a. Unit Assesmen Statistik, Survei dan Liaison, mempunyai tugas:

 Membuat kajian-kajian penelitian jangka pendek

 Melakukan survei-survei antara lain: Survei Konsumen, Survei Penjualan

Eceran, Survei Pemantauan Harga dan Survei Kegiatan Dunia Usaha.

b. Unit Akses Keuangan dan UMKM

 Mendorong orang-orang untuk punya rekening.

 Mengendalikan harga komoditas yang menjadi penyumbang besar inflasi.

c. Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan

 Melakukan sosialisasi kebanksentralan ke masyaraat

 Memotret kejadian yang ada di wilayah kerja Malang yang berkaitan dengan

inflasi.

d. Unit Sumber Daya

 Sebagai pendukung dari unit lainnya dari segi personil dan logistic.

 Dari segi personil tugasnya meliputi: gaji, absensi, pajak, kesehatan, arsip,

pengamanan BI, dan kesekretariatan.

 Dari segi logistic tugasnya berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa.

3. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

a. Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang

independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah

undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan

berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
32

Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status

dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah

dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-

undang ini.

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan

melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam

undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan

tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau

mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.

Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif

dan efisien.

b. Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan

hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik

Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang

merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat

luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank

Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar

pengadilan.
33

4. Visi dan Misi dan Sasaran Strategis Bank Indonesia

a. Visi

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional

melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

rendah dan nilai tukar yang stabil.

b. Misi

1) Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan

moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta

mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung

alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang

berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem

keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan

nasional.

4) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta

melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka

melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.


34

5. Nilai-Nilai Strategis

Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest –

Coordination and Teamwork

Makna nilai-nilai strategis Bank Indonesia

a) Trust and Integrity

Membangun kondisi saling menghormati dan mempercayai secara internal

dan eksternal melalui keterbukaan, kehandalan, dan konsistensi antara pikiran,

ucapan, dan tindakan yang didasari oleh nilai-nilai moral dan etika.

b) Professionalism

Bekerja dengan tuntas dan bertanggung jawab atas dasar kompetensi

terbaik yang dilakukan secara independen, antisipatif, rasional, dan obyektif.

c) Excellence

Senantiasa melakukan yang terbaik dengan mengedepankan penciptaan

nilai tambah yang prima untuk mencapai keunggulan yang berkelanjutan menuju

kesempurnaan.

d) Public Interest

Senantiasa mengutamakan dan melindungi kepentingan bangsa dan

Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam melaksanakan mandate

dengan penuh dedikasi, adil, dan bertanggung jawab.

e) Coordination and Teamwork

Membangun sinergi yang berkesinambungan secara internal dan eksternal

melalui kolaborasi dan komunikasi yang menghasilkan komitmen yang

memberikan nilai tambah dengan dasar saling percaya, saling menghargai, dan

semangat interdependensi.
35

6. Sasaran Strategis

Untuk mewujudkan Visi, Misi dan Nilai-Nilai Strategis tersebut, Bank

Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :

a) Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran

b) Menjaga stabilitas nilai tukar

c) Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien

d) Menjaga SSK yang didukung dengan penguatan surveillance SP

e) Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien, dan sinergis

f) Memelihara SP yang aman, efisien, dan lancar

g) Memperkuat pengelolaan keuangan BI yang akuntabel

h) Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur, dan

governance

i) Mempercepat ketersediaan SDM yang kompeten

j) Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif BI

k) Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan bank ke

OJK

7. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

a. Tujuan Tunggal

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu

tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan

nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap

barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
36

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek

kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara

lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang

harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan

demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat

diukur dengan mudah.

b. Tiga Pilar Utama

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar

yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebu perlu

diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat

dicapai secara efektif dan efisien.

C. Kegiatan PKL

Selama pelaksanaan PKL, tim PKL dari Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Malang yang terdiri dari 4 mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan di

bagi kedalam 2 kelompok yang berbeda. Selanjutnya ke 2 kelompok tersebut di

turunkan ke dalam 3 bidang secara berurutan antara lain bidang Moneter, bidang

Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan, dan Unit Sumber Daya. Di 3 bidang

tersebut, mahasiswa membantu pekerjaan para karyawan di sana dan

mendapatkan bimbingan dari Bapak dan atau Ibu Sub Bidang.

Pekerjaan yang dikerjakan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:

a. Konfirmasi survey konsumen , dalam hal ini mahasiswa menelepon

responden tersebut untuk mengecek apakah data yang telah di isi benar atau

tidak.
37

b. Mencari informasi kemaritiman di pantai utara dan selatan di wilayah kerja

malang hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan wilayah

kemaritiman.

c. Rekap Sistem Informasi Debitur ini adalah untuk mengecekkan laporan

pembayaran kredit nasabah di Banknya. Laporan untuk dirinya sendiri atau

laporan untuk mengambil kredit lagi.

d. Membuat Kliping, mencari informasi di surat kabar mengenai aktivitas

ekonomi di wilayah kerja malang.

e. Mencari informasi helicopter money di internet yang bertujuan untuk

menegetahui kebijakan bank sentral di Jepang.

D. Penyajian Data

Inflasi disebabkan oleh permintaan dan penawaran. Cara Bank Indonesia

untuk melihat Inflasi dari segi permintaan melalui Survei Konsumen, sedangkan

dari segi penawaran Bank Indonesia melihat dari Survei Pemantauan Harga.

Survei Konsumen maupun Survei Pemantauan Harga akan di gunakan Bank

Indonesia untuk menentukan Kebijakan Fundamental Moneter yang tujuan

akhirnya untuk mengendalikan Inflasi.


38

Berikut data Inflasi, Survei Konsumen (IKK) dan Survei Pemantauan

Harga (SPH) :

Inflasi
10
9
8
7
6
5
4 Inflasi
3
2
1
0
juli

juli

juli
jan

nov
jan

nov
jan
maret
mei

sept
nov
jan

mei

sept

mei

sept

mei
maret

maret

maret
Gambar 3.2 Grafik Inflasi kota Malang tahun 2013-2016
Sumber: Bank Indonesia tahun 2013-2016

Berdasarkan tabel diatas tiap tahun inflasi di kota Malang mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2013 inflasi tertinggi pada bulan juli dan terendah bulan

Januari. Pada tahun 2014 inflasi tertinggi pada bulan Desember dan terendah

bulan Agustus. Pada tahun 2015 inflasi tertinggi pada bulan Januari dan terendah

bulan Desember. Pada tahun 2016 inflasi tertinggi pada bulan februari dan

terendah bulan Mei.

Inflasi disebabkan 3 faktor utama yaitu meningkatnya permintaan

sehingga akan member pengaruh pada harga barang dan jasa, meningkatnya biaya

produksi untuk menghasilkan barang yang akan dipasarkan, kenaikan harga

barang di luar negeri dan berpengaruh pada negara lain yang memiliki hubungan

ekonomi dengan negara tersebut.

Pada tahun 2014 tingginya inflasi disebabkan banyak komponen yang

terkena dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hamper semua
39

komponen kebutuhan mulai dari pangan, tranportasi, dan perumahan terkena

dampak kenaikan harga BBM. Pada tahun 2015 tingginya inflasi disebabkan

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mengalamai kenaikan sebanyak

dua kali dalam bulan Maret.

a) Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks keyakinan (IKK)

kota Malang dari tahun 2013-2016 (dalam bulanan). Berikut ini disajikan tabel

indeks keyakinan konsumen (IKK) kota Malang tahun 2013-2016.

IKK
160
140
120
100
80
60 IKK

40
20
0
juli

juli

juli
jan

sept
nov
jan

sept
nov
jan

sept
nov
jan
mei

mei

mei

maret
mei
maret

maret

maret

Gambar 3.3 Grafik Indeks Keyakinan Konsumen tahun 2013-2016


Sumber: Bank Indonesia tahun 2013-2016

Berdasarkan tabel diatas tiap tahun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di

kota Malang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 IKK tertinggi pada bulan

Februari dan terendah bulan Oktober. Pada tahun 2014 IKK tertinggi pada bulan

Agustus dan terendah bulan Desember. Pada tahun 2015 IKK tertinggi pada bulan

Januari dan terendah bulan November. Pada tahun 2016 IKK tertinggi pada bulan

Januari dan terendah bulan Maret.


40

Berfluktuasinya indeks keyakinan konsumen disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya selera konsumen, harga barang, pendapatan, perkiraan harga di

masa depan, banyaknya atau intensitas kebutuhan konsumen.

1. Beras

SPH NK
14000 250,000
13000 200,000
150,000
12000
BERAS 100,000 BERAS
11000 50,000
10000 -

april
juli

juli
okt

april

okt

april
jan

jan

jan
april
juli

juli
okt

april

okt

april
jan

jan

jan

2. Daging sapi

SPH NK
150000 65,000
60,000
100000
55,000
50000 DAGING SAPI DAGING SAPI
50,000
0 45,000
jan
mei
sept
jan

jan

jan

jan
mei
sept
jan
mei

mei
sept

mei
sept

mei

3. Bawang Merah

SPH NK
60000 40,000
30,000
40000
BAWANG 20,000 BAWANG
20000 MERAH MERAH
10,000
0 -
april
juli
okt

april
juli
okt

april
jan

jan

jan

sept

sept
jan
mei

jan
mei

jan
mei
41

4. Cabai Merah

SPH NK
100000 40,000
30,000
50000 20,000 CABAI
CABE MERAH 10,000 MERAH
0 -

jan

sept
sept
jan

jan
mei

mei

mei
mei
sept

mei
sept

mei
jan

jan

jan

5. Minyak Goreng

SPH NK
15000 60,000
14500
14000 55,000
13500 MINYAK MINYAK
50,000
13000 GORENG GORENG
12500 45,000
april
juli
okt

april
juli
okt

april
jan

jan

jan

jan
mei
sept
jan

jan
mei
sept

mei
6. Gula Pasir

SPH NK
20000 80,000
15000 60,000
10000 40,000
GULA PASIR GULA PASIR
5000 20,000
0 -
april
juli
okt

april
juli
okt

april
jan

jan

jan

sept

sept
jan
mei

jan
mei

jan
mei

Gambar 3.4 Grafik Perbandingan Grafik SPH dan Inflasi Per-Komoditas

E. Analisa Pemecahan Masalah

1. Analisis Survei Konsumen

Pada grafik di atas, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) memiliki

hubungan negatif dan tidak berpengaruh terhadap inflasi di kota Malang. Hal ini

menunjukkan bahwa indeks keyakinan konsumen memiliki hubungan terbalik

dengan inflasi di kota Malang. Yang artinya, jika indeks keyakinan konsumen
42

meningkat maka tingkat inflasi menurun. Sedangkan jika indeks keyakinan

konsumen melemah, maka tingkat inflasi naik.

Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK merupakan suatu indeks yang

dipakai untuk menggambarkan optimisme masyarakat terhadap perekonomian. Di

dalam IKK terdapat beberapa indicator keyakinan masyarakat terhadap

perekonomian saat ini dibandingkan dengan perekonomian 3 bulan yang lalu serta

ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian di masa depan dibandingkan

dengan keadaan perekonomian saat ini. Sehingga, IKK ini besar pengaruhnya

terhadap pola konsumsi atau permintaan masyarakat terhadap suatu barang.

Seperti teori permintaan barang/jasa yang dinyatakan oleh Sukirno bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang adalah ekspektasi

masyarakat terhadap perekonomian. Namun, hasil dari penelitian ini tidak sesuai

dengan teori tersebut. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa salah satu penyebab inflasi adalah permintaan atau disebut

dengan Demand pull inflation.

Pelaksana memprediksi bahwa hasil analisisnya terkait pengaruh Indeks

keyakinan konsumen (IKK) yang tidak berpengaruh terhadap inflasi di kota

Malang ini, disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah kevalidan data

yang diragukan. Seperti yang telah di sebutkan dalam landasan teori, bahwa

dalam pelaksanaan survey konsumen untuk mengetahui keyakinan konsumen

terhadap perekonomian ini, pihak Bank Indonesia memberikan amanat atau

bekerjasama kepada pihak ketiga. Pada saat dilakukan Quality Control oleh

pelaksana, ternyata beberapa para surveyer dalam mengambil data atau

menyebarkan kuesioner survei konsumen kepada para responden tidak jujur.


43

Sehingga menyebabkan data tersebut tidak valid. Hal tersebut dapat dibuktikan

ketika mengecek mengenai isi jawaban dari kuesioner yang telah diberikan

kepada responden. Pengecekan dilakukan melalui telepon yang telah tercantum

pada angket tersebut. Beberapa nomor telepon responden tidak bisa dihubungi,

salah sambung, dan banyak nomor tidak dikenal. Jawaban-jawaban yang

tercantum dalam lembar kuisioner tersebut ketika ditanyakan ulang secara lisan

oleh peneliti juga terjadi beberapa perbedaan. Padahal pengecekan dilakukan pada

tanggal 13 sedangkan survei dilakukan berkisar pada tanggal 1-10 dibulan

tersebut.

Selain itu, faktor selera masyarakat yang dapat berubah-ubah secara drastis

dan cepat, stabilitas perekonomian yang selalu berfluktuatif juga dapat menjadi

penyebab hasil penelitian ini tidak berpengaruh.

2. Analisis Survei Pemantauan Harga

Inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga barang-barang naik secara

terus menerus dalam suatu dekade. Berdasarkan beberapa penelitian seperti yang

telah disebutkan dalam kajian teori, terdapat 6 komoditas utama yang paling

berkontribusi dalam tingkat inflaso. 6 komoditas tersebut meliputi beras, minyak

goreng, daging sapi, gula pasir, dan bawang merah.

Berdasarkan grafik yang dilakukan oleh peneliti, 6 komoditas tersebut

memiliki hubungan atau korelasi positif yang cukup besar terhadap inflasi di kota

Malang. Dalam hal ini artinya, apabila harga komoditas meningkat maka inflasi

juga meningat begitu juga sebaliknya. Namun, pada komoditas minyak goreng,

perkembangaan harganya memiliki hubungan yang sangat kecil dengan nilai


44

konsumsi. Hal ini perlu dipertimbangkan atau menjadi bahan evaluasi oleh pihak

Bank Indonesia. Apakah data yang dimasukkan oleh surveyor telah sesuai dengan

kondisi di lapangan, atau memang ada kesenjangan harga untuk komoditas

minyak goreng di Kota Malang.

Berdasarkan grafik dapat kita ketahui bahwa komoditas beras, daging dan

cabe merah berpengaruh terhadap inflasi di Kota Malang. Sedangkan untuk

komoditas bawang merah, minyak goring dan gula pasir tidak berpengaruh

terhadap inflasi. Hal tersebut terjadi karena pada bulan-bulan terakhir menuju hari

raya Idul Fitri terdapat impor bawang merah secara besar-besaran, selain itu

minyak goreng yang dijual dengan diskon dan gula pasir yang dijual di pasar

murah.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil pemantauan inflasi melalui survey konsumen oleh Bank Indonesia

perwakilan Malang bahwa memiliki hubungan negatif dan tidak berpengaruh

terhadap inflasi di Kota Malang. Hal ini menunjukkan bahwa survey

konsumen memiliki hubungan terbalik dengan inflasi di kota Malang. Yang

artinya, jika survey konsumen meningkat maka tingkat inflasi menurun.

Sedangkan jika survey konsumen melemah, maka tingkat inflasi naik.

2. Hasil pemantauan inflasi melalui survey pemantauan harga oleh Bank

Indonesia perwakilan Malang bahwa memiliki hubungan atau korelasi positif

yang cukup besar terhadap inflasi di kota Malang. Dalam hal ini artinya,

apabila harga komoditas meningkat maka inflasi juga meningat begitu juga

sebaliknya.

B. Saran

1. Bagi Bank Indonesia

Dalam pelaksanaan survey konsumen untuk mengetahui keyakinan konsumen

terhadap perekonomian ini dan pemantauan harga, pihak Bank Indonesia

memantau dan terjun langsung, serta tidak hanya memberikan amanat atau

45
46

bekerjasama kepada pihak ketiga pada saat pengambilan data atau

menyebarkan kuisioner kepada responden, agar data yang didapat valid.


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Ekonomi Maritim. Yogyakarta: Graha


Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Atmadja, Adwin S. 1999. Inflasi di Indonesia : Sumber-sumber Penyebab dan
Pengendaliannya. Jurnal. (Online).
(http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/viewFile/15656/15
648). diakses 26 Juli 2016.
Glassburner, Bruce, dan Adityawan Chandra. 1981. Teori dan Kebijaksanaan
Ekonomi Makro. Jakarta : LP3ES.
Peratutran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 Tentang
Kepelabuhanan
Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Rahardja, Pratama, dan MandalaManurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Jakarta : Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.
Reksopayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi Makro (Pengantar Analisis
Pendapatan Nasional)., Edisi Kelima, Cetakan Kedua. Jakarta: Liberty.
Saputra, Kurniawan. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di
Indonesia. Jurnal. Online.
(http://eprints.undip.ac.id/41939/1/SAPUTRA.pdf). diakses 26 Juli 2016.
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Kelima.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.

47
LAPORAN INDIVIDU
LATAR BELAKANG

Kemampuan Bank Indonesia dalam memitigasi faktor-faktor yang

berperan terhadap pembentukan inflasi menjadi prasyarat dari keberhasilan upaya

pengendalian inflasi. Melalui berbagai penelitian dan permodelan yang telah

dilakukan, Bank Indonesia berhasil mengidentifikasi faktor fundamentalyang

mempengaruhi pergerakan inflasi di Indonesia, salah satunya adalah kejutan yang

terjadi di perekonomian yang berasal dari sisi penawaran (supply shock) turut

mempengaruhi pergerakan inflasi di Indonesia. Kejutan tersebut antara lain

shockharga pangan (khususnya beras) baik yang terjadi karena faktor musiman,

bencana alam maupun gangguan distribusi.

Faktor distribusi dinilai penting karena gangguan distribusi ditengarai

berpotensi menimbulkan kelangkaan pasokan yang pada akhirnya dapat memicu

kenaikan harga dan ekspektasiinflasi masyarakat. Selain faktor gangguan

distribusi, pengaruh faktor rantai distribusi dan kenaikan biaya distribusi juga

berpengaruh terhadap pergerakan harga barang dan akan memberikan tekanan

terhadap inflasi.Kemampuan dalam pengendalian terhadap faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap distribusi komoditas pangan disinyalir dapat mengurangi

tekanan inflasi yang berasal dari volatile foods.

Pelabuhan merupakan salah satu sarana transportasi yang akan mendukung

kelancaran distribusi terhadap suatu barang, mengingat kawasan Indonesia terdiri

dari banyak pulau juga. Selain itu, meninjaklanjuti rencana yang dicanangkan

kemenko untuk Indonesia menuju 2024, kemenko mencanangkan pengembangan

kawasan kemaritiman di Indonesia. Sehingga Bank Indonesia perwakilan Malang

48
dihimbau untuk memberikan informasi atau laporan analisis kondisi kawasan

maritim di wilayahnya. Meliputi, pantai utara (Pasuruhan dan Ponorogo)

sedangkan pantai selatan untuk daerah Malang. Analisis atau kajian sederhana ini

dibebankan kepada bidang Assesmen, statistik, survei dan laison dan dibebankan

kepada mahasiswa magang yang sedang bertugas di bagian tersebut. Berikut

adalah hasil laporan atau analisis yang dilakukan mahasiswa magang.

49
KEMARITIMAN KOTA DAN KABUPATEN MALANG, KOTA BATU

Oleh Evi Nur Aslinawati

Hasil informasi yang didapatkan oleh penulis untuk daerah Kota dan

Kabupaten Malang serta Kota Batu, dari ketiga daerah tersebut hanya

Kabupaten Malang saja yang memiliki kawasan kemaritiman. Berikut adalah

informasi dan analisis yang penulis dapatkan.

Pemerintah Kabupaten Malang tengah berupaya mengembangkan wilayah

selatan menjadi zona perdagangan terpadu (ZPT) berbasis kelautan. Lahan seluas

15 ribu hektare di Pantai Sendangbiru dan Pantai Tamban di Desa Tambakrejo,

Kecamatan Sumbermanjing Wetan disiapkan untuk mewujudkan mimpi ini.

Konsep pengembangan ZPT mirip dengan zona perdagangan bebas Batam.

Di Sendangbiru sudah berdiri tempat pelelangan ikan, yang juga akan

dikembangkan menjadi pelabuhan ikan nusantara. Sedangkan pelabuhan

internasional direncanakan akan dibangun di Pantai Tamban karena posisinya

terlindungi oleh Pulau Sempu. PT Pelabuhan Indonesia III menyambut baik

keinginan Pemerintah Kabupaten Malang yang ingin membangun pelabuhan

bertaraf internasional di pantai selatan. Namun Pelindo mengingatkan agar studi

kelayakan (feasibility study) dibuat secara komprehensif.

(https://m.tempo.co/read/news/2013/10/07/092519914/pelindo-dukung-malang-

bangun-pelabuhan)

50
Pelabuhan internasional di Malang Selatan yang direncanakan akan

dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang diperkirakan

membutuhkan dana sekitar Rp50 triliun dalam perealisasiaanya. Rencana

pembangunan pelabuhan internasional yang berlokasi di Pantai Tamban

Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Lokasi Pantai Tamban untuk pelabuhan

internasional ini lebih memungkinkan ketimbang Sendangbiru, karena

infrastrukturnya lebih mendukung dan arealnya juga lebih luas.

Akses jalan atau infrastruktur jalan darat menuju Pantai Tamban lebih

mudah karena sudah ditopang dengan jalur lintas selatan (JLS). Hanya saja,

kebutuhan anggaran yang begitu besar tidak mungkin ditangani oleh Pemkab

Malang sendiri. Lebih lanjut, Rendra mengemukakan, APBD Kabupaten Malang

hanya Rp 2,5 triliun. Sedang 60 persen diantaranya sudah digunakan untuk gaji

pegawai negeri sipil (PNS). Oleh karena itu, Pemkab Malang mendorong

pemerintah pusat untuk menggandeng investor atau menggunakan APBN.

Rendra meyakini pembangunan pelabuhan internasional di Pantai Tamban

tersebut nantinya akan mampu mengungkit perekonomian di kawasan Malang

selatan, baik dari sektor pertanian, perikanan maupun hasil bumi lainnya. Jika

perekonomian masyarakat wilayah Malang selatan membaik, secara otomatis akan

mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan.

(http://halomalang.com/news/pemkab-malang-bangun-pelabuhan-

internasional-senilai-rp-50-triliun)

51
3. PELABUHAN PERIKANAN PONDOKDADAP MALANG

Pelabuhan Perikanan Pondokdadap terletak di Dusun Sendang Biru Desa

Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendangbiru.

Pelabuhan Perikanan Pondokdadap ini dikelola oleh Unit Pengelola Pelabuhan

Perikanan Pantai ( UP PPP) Pondokdadap.

Pelabuhan Perikanan Pondokdadap merupakan pelabuhan perikanan tipe

C, yang keberadaannya cukup unik karena tidak membutuhkan fasilitas pokok

berupa pemecah ombak / Break water dikarenakan keberadaan pulau sempu

dengan luas 815 HA dengan panjang ± 3500 meter, dipihak lain sebagai penahan

ombak laut selatan yang terkenal ganas. Dengan adanya perlindungan break water

alam tersebut maka banyak kapal perikanan yang berlabuh di pelabuhan perikanan

Pondokdadap Malang, Armada perikanan di Pelabuhan Perikanan pondokdadap

rata-rata kapasitasnya dibawah 30 GT.

Pada saat puncak musim ikan jumlah kunjungan dan keberangkatan

perikanan Pondokdadap Malang mencapai 450 unit terdiri dari Pancing Tonda

sebanyak 350 unit, Pancing Titil ( Jukung ) sebanyak 68 unit, dan Pursaine

sebanyak 32 Unit.

Produksi yang telah ditangkap oleh nelayan pada tahun 2014 adalah sebagai

berikut

NO BULAN PRODUKSI (Kg) NILAI (Rp)


1 JANUARI 26.970 192.077.500
2 PEBRUARI 13.199 102.538.000
3 MARET 172.691 1.783.782.000
4 APRIL 961.136 9.992.670.500
5 MEI 763.877 10.002.140.334
6 JUNI 578.043 11.669.762.667
7 JULI 418.076 8.336.280.333
8 AGUSTUS 576.724 12.700.441.667

52
9 SEPTEMBER 809.260 11.036.313.167
10 OKTOBER 919.298 6.287.352.666
11 NOPEMBER 316.852 1.714.081.667
12 DESEMBER 99.497 913.814.665
JUMLAH 5.655.623 74.731.255.165

Agus, triono, 2015. Profil Pelabuhan Perikanan Pondokdadap Malang. (online),

(http://pondokdadap1.blogspot.co.id/)

Pelabuhan ini dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dikembangkan

menjadi pelabuhan tangkap yang cukup representatip serta menjadi salah

satu Outering Fishing Port di Indonesia. Fasilitas yang dipersiapkan cukup

lengkap antara lain : dermaga, Tempat Pelelangan Ikan, pabrik es, sarana air

bersih dan fasilitas penjualan solar khusus nelayan (SPDN). PPP Pondokdadap

juga dilengkapi Kantor Badan Pengelola Pelabuhan, gedung pertemuan, mess dan

perbengkelan.

Pelabuhan ini juga menjadi salah satu sasaran program outer fishing

port yang merupakan program Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan komoditi

unggulannya yaitu ikan tuna, pelabuhan ini secara geografis sangat strategis dan

menguntungkan bagi usaha penangkapan ikan tuna karena dekat dengan daerah

penangkapan ikan tuna (tuna fishing ground), dan ke depan fasilitas infrastruktur

transportasi akan terus dibangun/disiapkan oleh Pemerintah Daerah Prop Jatim.

(http://pipp.djpt.kkp.go.id/profil_pelabuhan/1338/informasi)

Salah satu tantangan

Pembongkaran hasil tangkapan ikan di dermaga pelabuhan perikanan

Pondokdadap selalu dipenuhi oleh orang - orang yang tidak berkepentingan, hal

53
ini menyebabkan ketidaknyamanan nelayan dalam melakukan aktifitasnya

membongkar hasil tangkapan ikan dari melaut, ada saja orang yang dengan

mudahnya mengambil ikan dari kapal untuk kepentingan pribadi tanpa

memperdulikan apakah hasil tangkapan nelayan tersebut bisa menutupi biaya

operasional penangkapan kurang lebih sebesar Rp. 7.000.000,- hal inilah

menyebabkan kebocoran hasil tangkapan nelayan yang secara tidak langsung

mengurangi pendapatan nelayan yang telah bersusah payah menangkap ikan

dilaut selama kurang lebih 8 hari lamanya. untuk menangani tangan tangan jahil

maka semua aparatur negara merapatkan barisan mulai dari hansip, Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, TNI AL dan Polisi Perairan bahu

membahu mengamankan kegiatan aktifitas bongkar ikan di Pelabuhan Perikanan

Pondokdadap. Pengamanan ini membuahkan hasil dan nelayanpun memberi

apresiasi dengan mendukung kegiatan penjagaan terhadap nelayan yang

melakukan pembongkaran ikan secara rutin tiap hari.

(http://pipp.djpt.kkp.go.id/detail_berita/1934)

Konsep Pengembangan Kebijakan

Konsep pengembangan kebijakan di sendangbiru berfokus pada aktivitas

utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama berbasis pada kegiatan

penangkapan ikan. Target yang ingin dicapai adalah meningkatkan produksi

hingga 50 ton per hari, menyediakan perumahan untuk nelayan dan sarana

pendungkungnya. Sedangkan sektor pendukung adalah pengembangan kawasan

wisata sperti pembangunan hotel dsb.

54
Perlu di ketehui, kawasan di sekitar sendangbiru telah dipetakan dan

dibagi-bagi dalam beberapa zona. Masing-masing zona memiliki potensi dan

peluang investasi yang berbeda:

Zona 1

Diarahkan sebagai pusat kegiatan pelabuhan dengan berbagai fasilitas

pendukungnya seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Kios pedagang ikan, Kios

makanan, gudang es, tempat tambat kapal dan tempat parker kapal.

Peluang Investasi:

 Perbaikan Sarana dan Prasarana TPI

 Usaha Parkir Perahu

 Usaha Kios Makanan

Zona 2

Zona pendukung kegiatan pelabuhan perikanan dengan karakter pariwisata

terutama wisata bahari. Lokasi zona ini terletak di kawasan yang saat ini telah ada

kegiatan wisata yaitu di pantai Sendangbiru. Peluang investasi:

 Usaha Wisata bahari

 Perhotelan

 Cendereamata

 Restoran

ZONA 3

Diarahkan sebagai kawasan industry dengan berbagai kegiatan seperti

pemindangan, pengeringan ikan, pengalengan, cold storage, pabrik es, serta

sebagian kawasan yang direncanakan sebagai kawasan pemukiman. Peluang

Investasi:

55
 Industri Cold Storage

 Pergudangan

 Pabrik Es

 SPBU

ZONA 4

Diarahkan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan skala kawasan

pelabuhan serta pengembangan kawasan pemukiman baru. Peluang Imvestasi:

 Pertokoan

 Pusat Perdagangan

 Layanan Jasa Lainnya

ZONE 5

Zona Pendukung Kawasan Pelabuhan Diarahkan sebagai kawasan yang

dicadangkan untuk pengembangan kegiatan pelabuhan (terutama kegiatan

ikutannya). Kegiatan yang diprioritaskan adalah industry yang berbasis perikanan,

perkantoran. Peluang Investasi:

 Pemuatan Kantor Pelabuhan

ZONA 6

Zona Kolam Pelabuhan

Diarahkan sebagai kolam pelabuhan dengan memanfaatkan Kondang

Butung sebagai fasilitas kolamnya. Kolam ini diarahkan untuk dimanfaatkan oleh

kapal-kapal dengan bobot sampai dengan 60 GT. Berbagai fasilitas yang

mendukung zona inii adalah galangan, slipway, perkantoran, perdagangan,

pemukiman untuk nelayan andon dan perbengkelan.

Peluang Investasi:

56
 Pembangunan Kolam Pelabuhan

 Pembengkelan Kapal

(http://kpm.malangkab.go.id/opportunities/pengembangan-kawasan-pelabuhan)

Optimalisasi Pelabuhan Ikan Sejahterakan Nelayan

Potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Malang mampu

mensejahterakan para nelayan. Hal itu dibuktikan dengan terus bertambahnya

jumlah nelayan tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013 kemarin, tumbuh sebanyak

565 nelayan baru hingga membuat jumlah nelayan bertambah menjadi 3.736

nelayan.

Menurut catatan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten

Malang, ada tiga faktor yang membuat jumlah nelayan bertambah. Yakni

ketersediaan ikan tangkap di laut yang cukup melimpah, berkembangnya

wirausaha nelayan, dan semakin meningkatnya permintaan ikan tangkap laut di

pasaran. Bertambahnya jumlah nelayan membuat produktivitas tempat pelelangan

ikan (TPI) Pondok Dadap Sendang Biru juga semakin meningkat.

Selain TPI Pondok Dadap, DKP Kabupaten Malang juga mengoptimalkan

beberapa tempat pelabuhan ikan kategori kecil. Dijelaskan Wahyu, beberapa

tempat pelabuhan ikan kecil itu sudah disulap menjadi tempat semi pelelangan

ikan.

“Di tempat semi pelelangan ikan, para nelayan dibekali tata cara melelang

ikan. Selain itu, di tempat itu pula bisa diadakan lelang ikan skala kecil dan

masyarakat juga boleh membeli ikan hasil tangkapan nelayan,” bebernya. Lanjut

dia, Pemkab Malang berkomitmen serta konsisten mengupayakan peningkatan

57
kehidupan nelayan (PKN). Yakni melalui program-program yang telah dirancang

oleh DKP Kabupaten Malang, untuk sepanjang tahun ini.

Tingkatkan Kualitas SDM

Selain memberikan beberapa bantuan berupa peralatan, Pemerintah

Kabupaten (Pemkab) Malang juga peduli terhadap peningkatan keahlian maupun

skill para nelayan. Bentuknya yakni yang seperti dilakukan Dinas Kelautan dan

Perikanan (DKP), secara konsisten memberikan pelatihan kepada para nelayan.

Tidak tanggung-tanggung, pelatihan yang diberikan, juga bekerjasama

dengan Balai Pelatihan dan Pendidikan Perikanan (BPPP) di Banyuwangi dan

Probolinggo. Menurut Kepala DKP Kabupaten Malang Ir Wahyu Hidayat,

pelatihan itu rutin dilakukan. Intensitas pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan

dan permintaan kelompok nelayan.

“Seperti tahun 2013 kemarin, kami bekerjasama dengan BPPP

Banyuwangi, melatih sekitar 30 nelayan Pantai Licin untuk mengoperasikan alat

rumpon,” ujar Wahyu.

Dijelaskannya, para nelayan juga dituntut update teknologi terbaru alat

penangkapan nelayan termasuk penggunaanya. Dia mencontohkan salah satunya

alat yang membantu meningkatkan ikan hasil tangkapan, yakni rumpon. Hanya

nelayan tertentu saja yang bisa menggunakan alat jenis ini. Mantan Kepala Kantor

Perumahan Kabupaten Malang itu menyebutkan, para nelayan juga dibekali

pelatihan keselamatan di lautan. Tujuannya adalah, meminimalisir angka

kecelakaan yang terjadi di lautan, saat mereka menjalankan aktivitasnya.

58
“Melalui pelatihan, mereka kami tekankan keselamatan itu sangat penting.

Kami juga bekali mereka penggunaan alat keselamatan. Selain itu, bagaimana

cara mereka untuk menyikapi cuaca buruk seperti ombak tinggi, juga kami

ajarkan,” bebernya.

Selain pelatihan nelayan yang bersifat teknis, DKP juga memberikan

pelatihan kepada keluarga nelayan, utamanya para istri. Pelatihan yang diberikan

yakni berupa membuat makanan olahan berbahan baku dari ikan laut. Diantaranya

seperti bakso ikan, nugget ikan, biskuit ikan, camilan ikan, kripik ikan dan

sebagainya.

“Hal ini bertujuan untuk mengembangkan wirausaha nelayan. Jadi, ikan

laut yang mereka tangkap, tidak selalu dijual. Melainkan sebagiannya lagi, bisa

diolah menjadi beberapa produk makananan tersebut,” tuturnya. (big/aim)

Gelontor Bantuan Alat Tangkap

Sepanjang tahun 2013, DKP telah memberikan total 298 paket bantuan

terhadap 11 kelompok nelayan. Beberapa bantuan itu berupa perahu mesin diesel,

alat pancing, rumpon atau alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan, jaring

dan terumbu karang. Selain itu, DKP Kabupaten Malang juga memberikan

bantuan berupa global positioning system (GPS), untuk mempermudah para

nelayan melihat arah dilautan.

Sedangkan bantuan yang tak kalah pentingnya lagi yakni berupa perahu

bermesin diesel. Para nelayan yang masih menggunakan perahu tradisional bisa

menggunakan kendaraan yang lebih modern untuk mempermudah aktivitas

mereka. Perhatian besar juga diberikan oleh DKP Kabupaten Malang kepada para

59
nelayan saat memasuki cuaca buruk seperti ombak di lautan sedang tinggi,

sehingga menyulitkan para nelayan untuk mencari ikan. Bantuan yang diberikan

yakni berupa bahan pokok, berupa beras, minyak goreng, gula dan sebagainya.

Sebagai informasi, massa waktu nelayan di Kabupaten Malang untuk melaut

yakni antara 8-10 bulan. “Saat cuaca buruk, bukan berarti mereka berhenti

aktivitasnya. Mereka masih melaut, tapi tidak sampai ditengah. Kondisi itu,

membuat produktivitas mereka menurun, Peran kami, yakni memberikan bantuan

berupa bahan pokok.” tuturnya.

(https://pondokdadap.wordpress.com/)

Pelabuhan Samudera

Pembangunan Pelabuhan Samudera di Pantai Sendang Biru Kabupaten

Malang, Jawa Timur, segera direalisasi menyusul penyelesaian 50% proyek jalur

lingkar selatan (JLS).Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Malang Edi Suhartono mengatakan realisasi pengerjaan fisik proyek

JLS di wilayahnya selesai 50% lebih, termasuk sudah diaspal.“Sisanya berupa

pengerasan jalan saja, menunggu di-hotmix,” ujar Edi Suhartono di Malang, Senin

(12/1/2015).

Proyek Jalan Lingkar Selatan (JLS) di wilayah Kabupaten Malang

melintas dari perbatasan Lumajang hingga perbatasan Kabupaten Blitar dengan

panjang jalan 109,7 kilometer. Lahan yang terkena proyek tersebut mencapai

63,28 hektare. Selain pembangunan jalan, juga dibangun 16 buah unit jembatan

dengan total panjang 735 meter. Jalan di jalur selatan Malang tersebut dapat

menunjang akses dari dan menuju Pelabuhan Sendang Biru. Karena itulah, jika

60
proyek JLS rampung, maka pelabuhan tersebut menjadi layak ditingkatkan

menjadi Pelabuhan Samudera.

(http://surabaya.bisnis.com/read/20150112/12/77442/pelabuhan-samudera-

malang-segera-direalisasi)

Investasi

Pemerintah Jepang tertarik dengan potensi wilayah Kabupaten Malang.

Kunjungan Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Yoshiharu Kato ke

Kabupaten Malang, Rabu (23/3/2016) dilakukan dalam rangka menjajaki

kerjasama dan investasi.

Pemkab Malang menawarkan kerjasama bidang perikanan khususnya

pengolahan hasil tangkap berupa ikan tuna. Potensi tangkapan tuna nelayan

Malang Selatan cukup menjanjikan. Setiap harinya bisa menghasilkan tangkapan

tuna mencapai 400 ton.Namun, teknologi pengolahan hasil perikanan tuna di

Kabupaten Malang masih belum modern. Pemerintah Jepang diharapkan dapat

mendukung modernisasi pengolahan ikan.

"Potensi tangkapan ikan tuna nelayan Malang Selatan yang berbasis di Pantai

Sendang Biru sangat potensial. Jika pengolahannya secara modern, ikan tuna bisa

dikirim langsung ke Jepang dalam kondisi segar," papar Sanusi.

(http://www.medantimes.com/baca/121599/20160324/094008/pemerintah-jepang-

minat-investasi-di-kabupaten-malang/)

61
KEMARITIMAN DI KOTA DAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Oleh Anna Marinda

A. Kota Probolinggo

Kota Probolinggo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan

dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah

timur, selatan, dan barat. Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa

Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kedirimenurut jumlah penduduk. Kota ini

terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara

yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Probolinggo

Kota Probolinggo memiliki dua pelabuhan. Pelabuhuan yang pertama

Pelabuhan Tanjung Tembaga adalah pelabuhan yang bersejarah, karena dahulu

pada zaman penjajahan Jepang pelabuhan ini sebagai tempat pendaratan tentara

Jepang dan bongkar muat keperluan penjajahan. Pada perkembangannya

Pelabuhan Tanjung Tembaga mengalami perubahan menjadi pelabuhan ikan,

bongkar muat kapal-kapal besar, pelabuhan antar pulau serta pelabuhan transit

bagi kapal-kapal dari daerah lain.

Pelabuhan Tanjung Tembaga merupakan pusat pasar ikan yang

menawarkan pemandangan laut tenang disekitarnya. Tempat pelelangan ikan

selalu ramai dikunjungi pengunjung dan pembeli disiang hari, ketika nelayan telah

kembali dari memancing. Sekitar jam 1 siang, proses pelelangan dimulai. Ikan-

ikan segar dapat dibeli melalui proses penawaran. Para pengunjung dapat

62
mendapatkan harga ikan yang murah, jika para nelayan membawa hasil tangkapan

yang berlimpah. Disisi lain, para pengunjung juga dapat ikut berpartisipasi dalam

aktifitas pemancingan disekitar pelabuhan atau menyewa kapal untuk

mendapatkan hasil ikan yang lebih banyak.

Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelelangan Ikan. Masyarakat kota

Probolinggo sering berwisata ke Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelelangan

Ikan. tetapi pemandangan dan suasana yang disajikan cukup bagus. Tarif masuk

hanya dikenakan terhadap kendaraan bermotor. Untuk Sepeda Motor sebesar Rp

1000 dan Mobil Rp 2000. Tanjung Tembaga merupakan Pelabuhan yang tepatnya

berada di Kota Probolinggo. Pelabuhan ini termasuk dalam jajaran pelabuhan

yang besar dikarenakan banyaknya kapal-kapal dari daerah lain yang singgah di

Pelabuhan Tanjung Tembaga ini.

Aktivitas di Pelabuhan Tanjung Tembaga sangat padat, dimana para

nelayan selalu berkumpul di Pelabuhan ini setelah melakukan penangkapan ikan.

Suasana di Pelabuhan ini sangat indah, namun sayangnya oleh Pemerintah Kota

Probolinggo kurang dipelihara alhasil banyak sampah disana-sini dan bau ikan

yang sangat tidak sedap.

Hal ini cepat mendapat respon dari Pemerintah Kota Probolinggo dengan

dibangunnya Pelabuhan Tanjung Tembaga II yang berada hampir berdekatan

dengan Pelabuhan Tanjung Tembaga yang utama, tujuannya yaitu dipisahkannya

antara Pelabuhan I yang digunakan sebagai berlabuhnya kapal-kapal dan aktivitas

nelayan juga pasar ikan, sedangkan di Pelabuhan Tanjung tembaga II digunakan

sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal.

Suasana di Pelabuhan Tanjung Tembaga II ternyata berbeda, suasananya lebih

63
bersih, indah serta nyaman, dan di Pelabuhan II pun banyak orang-orang

memancing.

Sumber: https://probolinggokotamuseumjatim.wordpress.com/pelabuhan-tanjung-

tembaga/

Setelah diresmikannya Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo,

oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Selanjutnya Pelabuhan tersebut akan

diserahkan ke Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BUMD atau Badan Usaha Milik

Daerah yaitu, PT. Delta Artha Bahari Nusantara. Jonan menjelaskan, sebelum

dilakukan penyerahan, telah dilakukan evaluasi kelayakan berupa uji coba

pengoperasian fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu selama 1 tahun sejak 8

Oktober 2015.

Menurut Jonan, dengan pengelolaan pelabuhan diserahkan ke BUP, maka

pengeperasian fasilitas yang dibangun dengan dana APBN, nantinya akan

dikerjakan berdasarkan asas kerja sama pemanfaatan sesuai peraturan pemerintah

nomer 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Sedangkan jasa terhadap kepelabuhan dari uji coba pengoperasian akan

mengacu terhadap BUP terdekat yang berlaku di Probolinggo. Hasil pungutan

kemudian disetorkan kepada negara sesuai peraturan pemerintah nomor 11 tahun

2015 tentang jenis dan tarif, atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang

berlaku pada Kementrian Perhubungan.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/12/12/200241/3094321/4/jonan-

serahkan-pelabuhan-tanjung-tembaga-probolinggo-ke-bumd

64
Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap membuktikan kemampuan untuk

mengelola Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo kepada Kementerian

Pehubungan RI yang memberikan kesempatan selama setahun pertama. Sejak

diresmikan pada tanggal 12 Desember 2015, Pemerintah Pusat memberi

wewenang pengelolaan Pelabuhan Probolinggo kepada Pemprov Jatim, melalui

Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Delta Artha Bahari Nusantara yang merupakan

anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah Jatim.

Selama setahun Kemenhub akan terus mengamati perkembangan

pelabuhan dan memberi peringatan mencabut kewenangan jika dalam

perjalanannya gagal mengelola. Namun, jika pengelolaannya berhasil maka akan

menjadi contoh luar biasa dan pelecut bagi pemerintah provinsi-provinsi lain

untuk diberi kewenangan serupa. Hal ini kali pertama Kemenhub memercayakan

pengelolaan pelabuhan kepada Pemprov dan menjadi proyek percontohan.

Bahkan kalau berhasil, Kemenhub akan menambah lagi pelabuhan-pelabuhan di

Jatim untuk dikelola Pemprov.

Sementara itu, saat ini pengelolaan Pelabuhan Probolinggo masih dalam

tahap uji coba operasional karena proses perizinan dan pelimpahan serah terima

dari Pemerintah Pusat masih dalam tahap pengurusan yang membutuhkan waktu

tidak sebentar. Prosesnya dilakukan dengan cara konsesi seusai aturan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pelayaran, dan juga non-konsesi. Pakai

dua cara itu karena pembiayaan pembangunan Pelabuhan Probolinggo

menggunakan dua sumber pendanaan, yaitu APBN dan APBD Jatim. Contohnya

pada pembangunan laut, seperti pembangunan "causeway" dan dermaga didanai

oleh APBN sehingga menjadi aset nasional.

65
Sedangkan untuk Pelabuhan Probolinggo sisi darat, seperti lahan untuk

bongkar muat dan pergudangan, pembangunannya dibiayai APBD Pemprov Jatim

sehingga menjadi aset Pemprov Jatim dan dilakukan konsesi. Proses cara konsesi

Pelabuhan Probolinggo sebagai aset Pemprov Jatim akan diserahkan terlebih

dahulu ke BUMD sebagai penyertaan modal.

Sumber:

http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2016/01/02/52093/21/21/Pempr

ov-Jatim-Siap-Kelola-Pelabuhan-Tanjung-Tembaga-di-Probolinggo

Saat ini Pemprov Jatim diberi kewenangan khusus dalam pengelolaan

Pelabuhan New Tanjung Tembaga yang ada di Kabupaten Probolinggo. Dengan

demikian Jatim menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia selaku pengelola

pelabuhan berstandar nasional.

Pelabuhan New tanjung tembaga di Probolinggo sangat potensial karena

barang-barang dari Pasuruan dan sekitarnya tidak perlu ke Pelabuhan Tanjung

Perak di Surabaya, sekaligus mengurangi beban di jalan raya serta memangkas

biaya pengiriman barang.

Saat ini Probolinggo memiliki tiga pelabuhan, yakni dikelola Pelindo III

Pelabuhan Tanjung Tembaga yang kedalamannya 2,5 meter dan Pelabuhan

Perikanan Mayangan yang dikelola Dinas Perikanan. Satu lagi, Pelabuhan New

Tanjung Tembaga yang kedalamannya mencapai 6-8 meter untuk dermaga satu

dan dermaga dua 10-11 meter. Khusus dermaga dua ini, proses pembangunannya

masih setengah. Sedangkan, dermaga tiga rencananya kedalamannya mencapai 14

meter.

66
Menurut Soekarwo Pelabuhan New Tanjung Tembaga ini dibangun karena

adanya Lumpur Lapindo yang sangat mengganggu transportasi arus barang dari

Pasuruan, Probolinggo dan daerah sekitaranya. Pelabuhan New Tanjung Tembaga

untuk dermaga satu bisa disandari dua kapal yang masing-masing berkapasitas

5.000 Gross Ton (GT). Setelah diserahkan ke Pemprov Jatim, yang bakal

mengelola pelabuhan ini adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov,

yaitu PT Delta Arpha Bahari Nusantara (DABN).

Sumber: http://www.lensaindonesia.com/2015/10/09/pelabuhan-new-tanjung-

tembaga-resmi-dikelola-pemprov-jatim.html

B. Kemaritiman Di Kabupaten Probolinggo

Harapan masyarakat penduduk Pulau Gili Ketapang Kecamatan

Sumberasih Kabupaten Probolinggo mempunyai dermaga layak pakai dan standar

keamanan bisa segera terwujud. Sebab proses perencanaan pembangunan proyek

tersebut sudah memasuki tahap lelang yang akan diikuti para rekanan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub)Kabupaten Probolinggo, Doddy

Nurbaskoro, mengatakan anggarannya sebesar Rp12 miliar. Anggaran sebesar itu

untuk pembangunan dermaga berikut dengan pos pantau petugas dinas

perhubungan. Anggaran tersebut merupakan bantuan dari pemprov Jawa Timur.

Seluruh proses lelang hingga perencanaan murni menjadi tanggungjawab

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dinas Perhubungan nantinya hanya menempati

dan ikut merawat, apabila sudah selesai dilakukan pembangunan. Adanya bantuan

miliaran itu sendiri, kata Doddy Nurbaskoro, tidak terlepas dari bagian dari

rencana pembangunan dermaga Pulau Gili Ketapang. Sebelumnya, tahun 2014

67
Pemkab Probolinggo melalui APBD Kabupaten Probolinggo membangun

dermaga sekitar 30 meter dari tepi laut dengan anggaran sebesar Rp.675 juta.

Usai tahapan pembangunan dari pempov itu tuntas, ada angin segar bagi

Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk menambah item pendapatan daerah

melalui jalur perhubungan. Yakni menarik restribusi setiap kapal yang bersandar

di dermaga. Salah satunya dasar hukum berupa peraturan daerah. Selain itu,

kesiapan para pengusaha kapal dan masyarakat sekitar. Pihaknya yakin akan

menimbulkan pro dan kontra apabila ada pungutan resmi setiap kapal yang

bersandar.

Salah satu penduduk Pulau Gili Ketapang, Naili (45) menjelaskan

penarikan restribusi meski fasilitas pelabuhan sebenarnya menciderai masyarakat.

Selama ini, para nelayan atau perahu penyeberangan sudah sering tidak melaut

karena jumlah penumpang yang tidak kunjung mengalami kenaikan. Yang biasa

menggunakan perahu penumpang biasanya hanya orang-orang tertentu, dan tidak

bisa bertambah. Sementara jumlah kapal penumpang mencapai tujuh puluh enam

unit. Dengan sistem antrean, maka perahu bisa beroperasi paling cepat dua hari

sekali. Sudah jarang beroperasi, malah mau ditarik restribusi.

Sumber: http://www.koranmadura.com/2015/04/06/proyek-rp-12-miliar-jadi-

rebutan/

Bidang Angkutan Laut Dinas Perhubungan Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan menggelar pembinaan perusahaan penunjang angkutan laut 2016 untuk

operator kapal penyeberangan rute Pelabuhan Probolinggo - Pelabuhan Gili

Ketapang beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, para pengusaha

68
operator kapal diingatkan dan diminta terus mewujudkan keselamatan, ketertiban

dan keamanan transportasi laut agar menjadi yang lebih baik.

Dalam forum pembinaan kepada operator kapal berkapasitas di bawah 7

grosston (GT) itu, Kepala Dinas Perhubungan Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan Provinsi Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi MT, dalam sambutan tertulisnya

menjelaskan, pelayaran rakyat dari dan ke pulau Gili Ketapang Kabupaten

Probolinggo adalah layanan angkutan penumpang dan barang barang kebutuhan

pokok yang dimanfaatkan masyarakat setempat. "Seiring dengan perkembangan

aktifitas masyarakat, perlu diimbangi dengan layanan pelayaran rakyat antar

daerah yang baik," katanya.

Hingga saat ini, Dinas Perhubungan Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan Provinsi Jatim, kata dia baru memberikan izin operasional kapal penumpang

kepada 28 kapal, dari 46 kapal yang diajukan. Itu karena, persyaratan dokumen

kapal belum diserahkan dengan rute Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo -

Pelabuhan Probolinggo, Kota Probolinggo.Gili Ketapang adalah sebuah desa

dengan pulau kecil di selat Madura, tepatnya 8 kilometer di lepas pantai utara

Probolinggo. Secara administratif, pulau tersebut termasuk wilayah kecamatan

Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Nama Gili Ketapang berasal dari bahasa

Madura, "Gili" artinya mengalir, dan ketapang merupakan nama asal desa.

Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat 5.666, 70 ha dan dialiri oleh 6

(enam) sungai yaitu sungai kedunggaleng, umbul, banger, legundi, kasbah dengan

panjang aliran 5,439 km dan yang terpendek adalah sungai kasbah dengan

panjang aliran 2,037 km.Sedang luas Kabupaten Probolinggo sekitar 169.616,65

ha atau + 1.696,17 km2 (1,07% dari luas daratan dan lautan Provinsi Jawa Timur)

69
Pulau Gili Ketapang adalah satu diantara objek wisata Kabupaten Probolinggo,

selain Gunung Bromo, dan Air Terjun Madakaripura.

Transportasi laut di Jawa Timur memegang peranan yang sangat strategis,

tanpa dukungan dan peran serta aktif dari segenap masyarakat bahari maka

kondisi sosial ekonomi Jawa Timur tidak akan berkembang sebaik saat ini.Oleh

karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap kepada pelaku operasional di

pelabuhan, baik itu aparat pemerintah pusat, operator pelabuhan, asosiasi

pelabuhan agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan

ikut berpartisipasi aktif dalam mensukseskan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Data kegiatan Pelabuhan Probolinggo tahun 2014 – 2015 menyebutkan,

kunjungan kapal dalam kurun waktu tersebut meningkat dari 2.838 kunjungan,

menjadi 3.378 kunjungan. Sementara bongkar muat tercatat menurun dari 419.995

menjadi 407.548. Sementara muat juga menurun dari 144.699, menjadi 132.494.

Dilihat dari data tahun 2014 sampai dengan tahun 2015, baik kunjungan kapal

maupun bongkar/muat barang dapat memberikan kontribusi pendapatan asli

daerah.

Sumber: http://dishubllaj.jatimprov.go.id/index.php/component/k2/item/114-

operator-kapal-probolinggo-gili-ketapang-diingatkan-soal-pentingnya-

keselamatan

70
PELABUHAN KOTA DAN KABUPATEN PASURUAN

Oleh Riska Trisnawati

Hasil informasi yang didapatkan oleh penulis untuk daerah Kota dan

Kabupaten Pasuruhan, dari kedua daerah tersebut hanya Kota Pasuruhan saja

yang memiliki kawasan kemaritiman. Berikut adalah informasi dan analisis yang

penulis dapatkan.

Pelabuhan pasuruan adalah salah satu aset yang berharga bagi kota karena

disinilah salah satu perekonomian kota pasuruan bertopang, banyak uang yang

dihasilkan disini, mulai dari nelayan, perkayuan, expedisi, dll.

Dahulu pelabuhan pasuruan sangat ramai, dan banyak dikunjungi

wisatawan, baik yang dari kota maupun dari luar kota Pasuruan, dahulu di

kawasan pelabuhan ini terdapat suatu objek wisata yang sangat ramai yaitu Muara

mas, suatu objek wisata yang menyediakan fasilitas pemancingan ikan, arena

bermain anak, permainan air, dll. dulu dikawasan sekitar pelabuhan ini warga

dapat menikmati indahnya matahari terbit di sekitar pantai utara laut jawa,

mencari keong dan hewan laut, namun sekarang pantai itu telah musnah karena

dikawasan tersebut telah dibangun rumah-rumah warga(menjadi pemukiman)

(https://pasuruankotamuseumjatim.wordpress.com/pelabuhan-pasuruan/)

Selain itu, di pelabuhan Pasuruan ini, terdapat aktivitas pengangkutan

barang-barang dari perusahaan-perusahaan industri besar yang melakukan ekspor

dan juga impor.

71
(http://36.82.105.7/nusapedia/Pasuruan/ID/place/686/-potensi-wisata-pelabuhan-

pasuruan)

Perputaran roda ekonomi di Pelabuhan Pasuruan, Jawa Timur, mengalami

kemunduran sejak enam tahun terakhir. Banyak pengusaha penyewaan gudang

yang berangsur-angsur gulung tikar. Hal ini disebabkan menurunnya volume

bongkar muat di pelabuhan tersebut.

Pada Senin (12/9/2011) siang, misalnya, hanya ada empat kapal layar

motor (KLM) yang sandar di dermaga dan melakukan kegiatan bongkar garam.

Jika dibandingkan kondisi 6 tahun yang lalu, dalam sehari ada puluhan KLM yang

bongkar muat.

"Untuk saat ini, dalam seminggu lebih kurang 8 KLM yang bongkar, itu

pun hanya mengangkut garam. Kalau dulu perimbangannya ada pengusaha kayu,

maka saat ini hanya satu-dua KLM yang bongkar kayu di pelabuhan," kata

Syaifullah, mantan pengusaha kayu era tahun 2000.

Hal senada terungkap dari Fatimah yang juga pernah menggeluti bisnis

penyewaan gudang. Gudang yang disewakannya kini kosong melompong.

Dampak sepinya pelabuhan bukan hanya dirasakan Fatimah. Pekerjanya pun

mengalami penurunan pendapatan, termasuk kuli bongkar muat.

"Kini saya sudah tidak berkegiatan (usaha) lagi. Ya karena penurunan

drastis jumlah KLM yang bongkar di Pelabuhan Pasuruan. Para pekerja bongkar

muat pun sekarang banyak beralih pekerjaan," ujar Fatimah.

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Ismail mendukung penuh upaya

pengelolaan sejumlah insfraktur di kawasan Pelabuhan Pasuruan, meliputi jalan

72
dan penerangan jalan umum, yang dilakukan oleh Pemkot Pasuruan, untuk lebih

menghidupkan suasana Pelabuhan Pasuruan agar tidak tampak "mati suri".

"Beberapa waktu lalu pemerintah kota di sini sudah menandatangani MOU

dengan Pelindo III, terkait pengelolaan pelabuhan. Pemkot berencana

menciptakan kegiatan di lokasi pelabuhan, seperti pasar kaget dan lain

sebagainya. Semoga pada masa mendatang daratan pelabuhan menjadi lebih

meriah, terutama juga untuk menunjang PAD Kota Pasuruan," tandas Ismail.

(http://regional.kompas.com/read/2011/09/13/00000061/Pelabuhan.Pasuruan.Mati

.Suri)

Saat ini, satu-satunya perusahan yang memanfaatkan pelabuhan rakyat

(Pelra) di Kota Pasuruan untuk jasa transportasinya, hanya PT Boma Bisma Indra

dan Boma Stroke. Kedua perusahaan besar yang memproduksi alat berat itu

seringkali mengirim barang produksinya lewat laut. Pasalnya, untuk mengusung

barang produksi perusahaan BUMN ini tidak bisa melalui jalan darat.

Masalahnya, besarnya barang melampaui kewajaran sehingga lebar dan besarnya

barang akan menutup seluruh badan jalan yang dilalui.

Karena kondisi inilah, pengusaha-pengusaha (utamanya kalangan pemilik

pabrik eksport) di Kota maupun di Kabupaten Pasuruan berharap supaya

Pelabuhan Pasuruan dibangun sesuai standart. Sehingga perusahaan-perusahaan

eksport bisa leluasa mengirim barangnya keluar negeri. Paling tidak, dengan

pelabuhan yang memadai, nantinya bisa memberikan konstribusi PAD

(Pendapatan Asli Daerah) yang tidak sedikit.

Sekarang ini kita sudah melakukan pengerukan alur sungai pelabuhan

sehingga saat pengangkatan barang tidak mengalami kendala berarti. Memang

73
benar, mestinya pelabuhan Pasuruan sudah saatnya untuk dibangun sesuai dengan

standart. Eman-eman, karena di Kota dan Kabupaten Pasuruan banyak

perusahaan-perusahaan eksport, tandas M. Yusuf, Adpel Pasuruan pada Surabaya

Pagi saat melihat pengangkatan barang milik BBI yang akan dikirim ke Negara

Kuwait, Jumat (10/8).

Yusuf menjelaskan, selama ini yang sudah berjalan, tiap tahunnya BBI dan

Boma Stroke serta perusahaan lainnya sudah mampu kirim barang keluar negeri

mencapai belasan kali. dir/dy

(http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962

786fffd62e75109d85b538c03a9e73dc)

74
SURVEI KONSUMEN

Oleh Yuliandy Rige Irawan

A. Indeks Keyakinan Konsumen

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

OPTIMIS
PESIMIS
Grafik 1 : Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Optimisme konsumen pada Juli 2016 meningkat dari bulan sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2016 yang

tercatat sebesar 121,8, lebih tinggi dari 117,5 pada bulan sebelumnya (Grafik 1)

maupun rata-rata triwulan sebelumnya (115,7). Meningkatnya optimisme

konsumen pada bulan Juli 2016 didorong oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi

(IKE) saat ini sebesar 11,2 poin. Peningkatan IKE tersebut didorong oleh

kenaikan seluruh indeks pembentuknya, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada

75
indeks konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan

dengan 6 bulan yang lalu. Sementara itu, meski masih pada level optimis (>100),

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2016 turun -2,5 poin dari bulan

sebelumnya. Pelemahan IEK tersebut disebabkan oleh menurunnya optimisme

konsumen terhadap perkiraan kegiatan usaha dan penghasilan 6 bulan mendatang.

B. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

(Indeks) Perkembangan Komponen Indeks


160.0 Kondisi Ekonomi Saat Ini

OPTIMIS
138.0 133.0 139.5
140.0
116.1
120.0
100.0 101.0
100.0 93.5
77.5 81.4
80.0

PESIMIS
60.0
40.0
20.0
0.0
Penghasilan saat ini Ketersediaan Ketepatan waktu
lapangan kerja pembelian barang
tahan lama
Mei Juni Juli
Grafik 2 : Perkembangan Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Kondisi ekonomi saat ini menurut persepsi konsumen lebih baik dari bulan

sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada

bulan Juli 2016 yang tercatat sebesar 116,3 atau naik 11,2 poin dari bulan

sebelumnya.

Meningkatnya IKE Juli 2016 didorong oleh kenaikan seluruh indeks

pembentuknya, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada indeks konsumsi barang-

barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu

76
sebesar 15,1 poin. Sementara itu, indeks penghasilan saat ini dan indeks

ketersediaan lapangan kerja masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6,5 poin

dan 12,1 dibanding bulan sebelumnya.

C. Indeks Ekspektasi Konsumen

(Indeks) Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen


160.0 145.5 150.5 148.0

OPTIMIS
138.0
140.0 126.5 130.0
120.0
101.0 104.0
100.0
80.0
80.0

PESIMIS
60.0
40.0
20.0
0.0
Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi kegiatan
penghasilan ketersediaan usaha
lapangan kerja
Mei Juni Juli
Grafik 3 : Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang masih

tinggi, meskipun sedikit melemah dari bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin

dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2016 sebesar 127,3, atau turun -2,5

poin dari bulan sebelumnya.

Melemahnya IEK Juli 2016 disebabkan oleh menurunnya optimisme

konsumen terhadap perkiraan penghasilan dan kegiatan usaha 6 bulan mendatang.

Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi penghasilan dan indeks ekspektasi

kegiatan usaha 6 bulan mendatang yang masing-masing turun sebesar -2,5 dan -

8,0 poin dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, Indeks ekspektasi ketersediaan

lapangan kerja meningkat 12,1 poin dari bulan sebelumnya (Grafik 3 ).

77
D. Indeks Ekspektasi Harga

Perkembangan Indeks Ekspektasi Harga


pada 3 Bulan Mendatang
180
175
170
165
160
IEH
155
150
145
140
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Grafik 4 : Perkembangan Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan Mendatang

Tekanan kenaikan harga pada Oktober 2016 diperkirakan melambat. Hal

ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi harga (IEH) 3 bulan mendatang yang

tercatat turun -7,0 poin menjadi 162,0 (Grafik4). Melambatnya tekanan kenaikan

harga diperkirakan pada hamper semua kelompok komoditas, dengan penurunan

terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.

78
Perkembangan Indeks Ekspektasi Harga
pada 6 dan 12 Bulan Mendatang
190
185
180
175
170 IEH 6 Bulan

165 IEH 12 Bulan

160
155
150
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Grafik 5 : Perkembangan Indeks Ekspektasi Harga pada 6 dan 12 Bulan Mendatang

Tekanan kenaikan harga pada 6 bulan mendatang (Januari 2017) juga

diperkirakan melambat dari bulan sebelumnya.Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 6

bulan mendatang turun dari 177,0 pada bulan sebelumnya menjadi 171,9 pada

bulan ini (Grafik5). Sedangkan tekanan kenaikan harga pada 12 mendatang (Juli

2017) justru diperkirakan menguat dari bulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi

Harga (IEH) 12 bulan mendatang naik dari 176,4 pada bulan sebelumnya menjadi

181,0 pada bulan ini.

79
E. Kondisi Keuangan Konsumen

Komposisi Penggunaan Pendapatan Rumah Tangga


(%)

100%
90%
80%
70%
60% Cicilan Pinjaman

50% Tabungan

40% Konsumsi

30%
20%
10%
0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Grafik 6 : Komposisi Penggunaan Pendapatan Rumah Tangga

Sejalan dengan meningkatnya keyakinan konsumen, porsi pendapatan

responden yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio)

pada bulan Juli 2016 naik 3,5% dari bulan sebelumnya menjadi 70,5%. Sementara

itu, porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan (debt to income

ratio) dan porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income ratio) masing-

masing turun dari bulan sebelumnya sebesar -1,8% dan -1,9% (Grafik 6).

80
Perkiraan Pengeluaran 3 Bulan Mendatang
Dibandingkan Saat Ini
175
170
165
160
155
Pengeluaran saat ini
150
145
140
135
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Grafik 7 : Perkiraan Pengeluaran 3 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini

Untuk perkiraan pengeluaran 3 bulan mendatang, pertumbuhan

pengeluaran diperkirakan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Hal ini

terindikasi dari indeks perkiraan pengeluaran 3 bulan mendatang tercatat melemah

0,8 poin dibanding bulan sebelumnya menjadi 149,2, dengan penurunan terbesar

terjadi pada kelompok sandang dan pendidikian, rekreasi, dan olahraga.

Perkiraan Posisi Pinjaman 6 Bulan Mendatang


Dibandingkan Saat Ini (Indeks)
175.0
170.0
165.0
160.0
155.0
Perkiraan posisi
150.0
pinjaman
145.0
140.0
135.0
130.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Grafik 8 : Perkiraan Posisi Pinjaman 6 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini (Indeks)

81
Untuk kondisi 6 bulan mendatang, sejalan dengan melemahnya ekspektasi

terhadap penghasilan, konsumen juga memperkirakan pertumbuhan posisi

pinjaman lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks

perkiraan posisi pinjaman 6 bulan mendatang tercatat meningkat 10,0 poin

dibanding bulan sebelumnya menjadi 160,0.

F. Kesimpulan

Optimisme konsumen pada Juli 2016 meningkat dari bulan sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2016 yang

tercatat sebesar 121,8, lebih tinggi dari 117,5 pada bulan sebelumnya maupun

rata-rata triwulan sebelumnya (115,7).

Tekanan kenaikan harga pada Oktober 2016 diperkirakan melambat. Hal

ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi harga (IEH) 3 bulan mendatang yang

tercatat turun -7,0 poin menjadi 162,0. Melambatnya tekanan kenaikan harga

diperkirakan pada hamper semua kelompok komoditas, dengan penurunan

terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.

Sejalan dengan meningkatnya keyakinan konsumen, porsi pendapatan

responden yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio)

pada bulan Juli 2016 naik 3,5% dari bulan sebelumnya menjadi 70,5%. Sementara

itu, porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan (debt to income

ratio) dan porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income ratio) masing-

masing turun dari bulan sebelumnya sebesar -1,8% dan -1,9%.

82
LAPORAN MEMBUAT KLIPPING
Lampiran Membuat Kliping

Kamis, 9 Juni 2016

Harga Gula Makin Gila (Tone: Negatif)

Radar Malang – oleh:lil/iik/by/haf/c1/lid; Hal-29

Malang Kota – Awal Ramadan tahun ini diwarnai dengan drama melojaknya

harga kebutuhan pokok di pasaran. Kenaikan paling signifikan terlihat pada

komoditi gula pasir. Bahkan, di wilayah Gondanglegi Kabupaten Malang, sempat

beredar kabar menipisnya stok gula. Sehingga, dalam lima hari terakhir, gula

sempat langka di Pasar Gondanglegi. Hanya saja harganya memang melangit, Rp

16.000 per kilogram. Sejak sepekan, permintaan gula meningkat tajam. Hal

tersebut berkaitan dengan awal Ramadan. Harga gula cenderung terus naik.

Kenaikan sudah terjadi sejak pertengahan Mei. Gula yang awalnya Rp 12.000 per

kilogram, saat ini dipatok di angka Rp 16.000 per kilogram. Sementara itu, untuk

membantu masyarakat, Dinas Perindustrian (Disperindagsar) Kabupaten Malang

telah melakukan operasi (OP) pasar sejak 27 Mei.

Senin, 11 Juli 2016

Genjot Produksi, Usul Tambah Geoisolator (Tone: Positif)

Radar Bangil – oleh: eka/fun; Hal-22

Pasuruan – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pasuruan terus

menambah jumlah luasan tambak yang menggunakan teknologi geoisolator.

Untuk meningkatkan produksi garam baik secara kualitas dan kuantitas, tahun

2016 DKP mengusulkan ada pengadaan kembali terpal geoisolator seluas 3,6

hektare. Jumlah 3,6 hektare sendiri memang jauh lebih kecil dari pengadaan tahun

83
2015 lalu yang mencapai 16 hektare. Pengusulan terpal akan lebih kecil lantaran

sudah hampir semua pertambak garam mendapatkan bantuan terpal tersebut. Luas

areal tambak garam di Kabupaten Pasuruan sendiri, 266 hektare. Padahal tidak

semua lahan garam yang digunakan untuk terpal geoisolator. “Kebutuhan terpal

geoisolator ini hanya sekitar 10 persen dari lahan tambak garam. Dengan jumlah

bantuan terpal geoisolator sekarang sudah mencukupi untuk produksi.

Harga Daging Tinggi, Ikan Belum Diburu (Tone: Negatif)

Radar Probolinggo – oleh : put/rud; Hal-32

Mayangan – Memasuki hari keempat pasca Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah,

harga daging sapid an daging ayam di Kota Probolinggo, masih cukup tinggi.

Karenanya, ikan laut bisa menjadi pilihan warga sebagai pengganti daging. Harga

daging sapi sempat mencapai Rp130 ribu per kilogram. Sedangkan daging ayam

mencapai Rp32 ribu per kilogram. Sejatinya, tingginya harga daging ini bisa

menjadi salah satu alas an konsumen beralih mengonsumsi ikan laut. Tapi, sayang

permintaan konsumsi ikan laut menjelang dan pasca lebaran justru berkurang.

Bahkan, sejauh ini, hanya beberapa jenis ikan laut yang masih banyak dicari.

Selama dua hari terakhir memang banyak yang mencari udang dan cumi-cumi.

Bahkan, dalam dua hari ini pihaknya bisa menjual 10-15 kilogram udang dan

cumi-cumi. Sedangkan, untuk ikan jenis lain maksimal hanya 8 kilogram

Kamis, 14 Juli 2016

Omzet Penjahit Meningkat 200 Persen (Tone:Positif)

Radar Batu – oleh:asa/c1/dan; Hal-25

Kota Batu – Sejak tahun ajaran baru, pelanggarannya meningkat 100 persen

dibanding hari biasa. Mayoritas orang tua siswa yang menjahitkan seragam

84
sekolah untuk anaknya. “Biasanya hanya tiga hingga empat hari pesanan per hari.

Tapi kini sudah mencapai tujuh pemesan perhari,” kata Khodirotin, kemarin

(12/7). Dia menduga, minggu depan omzetnya meningkat lagi. Bahkan,

peningkatannya hingga 200 persen jika dibanding hari biasanya. Hal itu karena

pemesannya sebatas seragam SD.

Minggu, 17 Juli 2016

Penutupan Bandara Diperpanjang (Tone: Negatif)

Radar Kanjuruhan – oleh:lil/c2/nen; Hal-23

PAKIS – perpanjangan penutupan Bandara Abdulrachman Saleh bagi

penerbangan komersial berlaku sejak Sabtu (16/7) pukul 08.46 hingga Minggu

(17/7) pukul 09.00. Artinya, bandara telah ditutup untuk tiga hari sejak Jumat lalu

(15/7). Hasil evaluasi Otoritas Bandara Wilayah III menyebutkan, kawasan udara

bandara belum aman dilintasi. Penyebabnya adalah abu vulkanis Gunung Bromo.

Dengan adanya perpanjangan penutupan itu, ada 10 penerbangan yang batal

beroperasi.

Senin, 18 Juli 2016

Praktik Koperasi Indonesia Bantu Debitur Bank (Tone: Negatif)

Radar Malang – oleh:riq/zuk/fis/c2/abm; Hal-25&35

Malang –Cukup menjadi anggota koperasi Indonesia, utang di bank bisa lunas.

Cara bebas utang di Koperasi Indonesia: calon anggota melakukan registrasi ke

Koperasi Indonesia dengan membayar Rp 300 ribu. Untuk syarat administrasi

cukup menyerahkan kartu keluarga dan surat keterangan bangkrut dari RT dan

RW. Kemudian, Koperasi Indonesia mengeluarkan sertifikat Paper Banking yang

berfungsi sebagai tanda lunas dari utang perbankan. Koperasi juga akan menyurati

85
pemerintah dan perbankan agar tidak menagih kepada anggota Koperasi

Indonesia. Salah satu anggota koperasi mengaku bahwa dia terbebas dari

hutangnya kepada salah satu bank sebesar Rp 600 juta. Ketika wartawan hendak

mengkonfirmasi berita ini ke Mujais, Presiden Koperasi Pandhawa prosedurnya

berlapis. Slamet Budiono, salah satu pengurus Koperasi Indonesia menyebutkan

koperasi Indonesia bukan koperasi simpan ponjam. Tetapi koperasi tempat orang

yang bermasalah dengan utang piutang di bank. Dia mengklaim sudah ada sekitar

3.000 nasabah yang maskahnya dientaskan. Ribuan nasabah tersebut tersebar di

beberapa pelosok Indonesia. Selama koperasi ini beroperasi belum pernah ada

masalah dari anggotanya. Namun, dari pihak Bank Indonesia menyatakan bahwa

Paper Banking dari Koperasi Indonesia tak berlaku dan tak berfungsi apa pun.

Kasus Koperasi Indonesia ini menjadi salah satu trigger pembentukan tim satgas

bentukan OJK.

Transaksi Nontunai di Malang masih Rendah, Perbankan Bidik Tempat

Wisata (Tone: Positif)

Surya – oleh:fla; Hal-13-16

Malang – Transaksi nontunai di Kota Malang masih sangat minim. Sosialisasi

Transaksi jenis jenis itu juga tidak dibarengi dengan pemahaman yang mendalam

dari warga. Berdasarkan data Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, selisih

transaksi tunai dengan transaksi nontunai masih amat jauh. Beberapa indikasi

menunjukkan transaksi nontunai di Kota Malang masih jauh dari 50 persen

disbanding transaksi tunai, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI)

Malang Dudi Herawadi Minggu (17/7). Jenis transaksi nontunai yang masuk di

Kota Malang antara lain penggunaan uang elektronik (e-money), cek, dan giro.

86
Saat ini, Perwakilan BI Malang aktif bekerja sama dengan perbankan untuk

mendorong penggunaan uang non tunai sebagai alat transaksi. Minggu (17/7),

Bank Mandiri hawai sebagai produk baru pembayaran nontunai. Kartu uang

elektronik itu, selain bisa dipakai untuk semua aktivitas pembayaran di tempat

wisata Hawai Waterpark, juga bisa digunakan untuk bertransaksi di took modern,

jalan tol, dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum tertentu. Pada tahap pertama

ini kami sediakan 10.000 kartu, kata Regional CEO PT Bank Mandiri Tbk Kantor

Wilayah VIII Surabaya Agus Heryoto Widodo. Bank itu menargetkan aka nada

tambahan transaksi nontunai sebesar Rp 20 juta per hari setelah kartu itu beredar.

DPRD: Pemkot Harus Tegas Pada Investor (Tone: Positif)

Surya – oleh : aru; Hal-17

Batu – Tidak jelasnya pembangunan Pasar Besar Batu membuat anggota DPRD

gerah. Sebab, kondisi pasar besar Batu yang kini semakin sepi akibat kalah

bersaing dengan pasar modern dan tidak lagi menjadi tujuan wisata. Tidak

kunjung dibangunnya Pasar Besar Kota Batu yang telah dilelang pada tahun 2009

hingga kini sedikit banyak telah menurunkan citra Kota Batu. Pasar Besar sebagai

pasar utma rakyat Batu kondisinya cukup memprihatinkan. Selain bangunan kios

sudah kurang layak juga fasilitas yang kurang memenuhi standar layanan pasar.

Disamping itu, banyaknya pedagangn yang lebih memilih jualan di luar pasar. Ini

menyebabkan kesan semerawut Pasar Besar Batu tanpa ada penataan. Akibatnya

Pasar Batu menjadi tidak menarik sama sekali bagi wisatawan. Padahal,

wisatawan yang berbelanja dan membeli oleh-oleh dari Pasar Besar dipastikan

akan memberikan keuntungan besar bagi pedagang.

87
Diskon 30 Persen HTM Hawai Waterpark (Tone: Positif)

Malang Pos – oleh: mga/aim; Hal-12

Malang – Bank Mandiri menggandeng Hawai Waterpark Malang dalam

peluncuran 10 ribu kartu Mandiri e-money. Kerjasama co-branding ini dilakukan

untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) yang dilakukan Bank

Indonesia. Saat ini peredaran kartu Mandiri e-money di Jawa Timur, masih

sebesar 5,13 persen dibandingkan dengan peredaran kartu Mandiri e-money

secara nasional. Saldo minimum yang harus ada dalam kartu Mandiri e-money ini

menurutnya Rp 10 ribu dan maksimal Rp 1 juta. Pengguna tidak akan merasa

kerepotan untuk membawa uang cash kemanapun ingin bertransaksi. Kartu

Mandiri e-money lebih praktis tanpa menggunakan pin.

Tak Punya Uang Tapi Ikut Tender (Tone: Negatif)

Surya – oleh: aru; Hal-17

Batu, Surya – Pembangunan Pasar Besar Batu akhirnya ‘tersandera’ oleh Investor

PT Panglima Capital Itconi dari Jakarta. Ini setelah investor yang menjadi

pemenang pembangunan Pasar Besar pada tahun 2009 lalu sudah memenuhi

panggilan Pemkot Batu, namun masih belum bisa menjalankan pembangunan.

Sebelum investor Pasar Besar tersebut menyatakan mundur, menurut Diah

Lestiana, Pemkot Batu dipastikan juga akan kesulitan untuk membangun Pasar

Besar menggunakan dana APBD Kota Batu tahun depan. Ini dikarenakan investor

bisa melakukan gugatan ke Pemkot Batu apabila haknya sebagai pemenang lelang

pembangunan diabaikan begitu saja. Memang dikatakan Diah Lestiana, dalam

pertemuan dengan investor pemenang lelang pembangunan Pasar Besar Kota

Batu, PT Panglima Capital Itconi telah menyampaikan kesanggupannya

88
membangun Pasar Besar Kota Batu seluas 4,2 hektare. Akan tetapi, investor

tersebut masih berupaya mencari sumber pendanaan dari sejumlah BUMN dalam

pembangunan Pasar Besar. Sebelumnya Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko

menyampaikan rencananya untuk tetap membangun Pasar Besar Kota Batu.

Tetapi pembangunan tersebut tidak sepenuhnya dilakukan investor. Sebagian

pembangunan yakni untuk pasar tradisional dibangun dengan anggaran APBD

Kota Batu.

Pemesanan Tiket Pesawat Anjlok (Tone: Negatif)

Surya– oleh:fla; Hal-13&16

Malang – Bandara Abdulrachman Saleh di Kabupaten Malang kembali di tutup

mendadak pada Jum’at (15/7) pukul 11.07 WIB sampai Sabtu (16/7) pukul 09.00

WIB. Penutupan ini merupakan yang kedua kali dalam sepekan terakhir. Hal ini

disebabkan oleh adanya abu vulkanik Gunung Bromo yang mengarah ke bandara.

Selain kerugian finansial, buka-tutupnya bandara juga berdampak pada penurunan

pemesanan tiket di hari-hari setelah penutupan. Penurunan permintaan berkisar

antara 30 – 40% di banding saat hari normal. Diduga, calon penumpang lebih

memilih untuk membeli tiket penerbangan dari Bandara Internasional Juanda

Surabaya. Pada hari jum’at, maskapai Lion Grup batal menerbangkan 122

penumpang tujuan Jakarta. Sedangkan jumlah penumpang Sriwijaya Airlines

yang gagal terbang dari Malang berjumlah 198 orang tujuan jakarta. Sehingga,

pihaknya mempersiapkan bus yang akan membawa penumpang dari Malang ke

Surabaya untuk dialihkan penerbangannya apabila terjadi penutupan bandara lagi.

89
Total Rp 2,8 T Keluar dari BI (Tone: Negatif)

Surya – oleh : uni; Hal-16

Malang – Aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia (outflow) selama

Ramadhan dan Idul Fitri 2016 di wilayah kerja BI Malang tercatat Rp 2,8 trilliun.

Angka ini meningkat 9,76% dibandingkan tahun lalu. Namun, angka ini masih

dibawah nominal uang yang disediakan oleh BI Malang sekitar Rp. 3,4 trilliun.

Faktor penyebab kenaikan aliran uang keluar itu adalah untuk Ramadhan,

persiapan Idul Fitri, libur sekolah, dan penerimaan gaji ke-13 di kalangan PNS.

Hal ini menyebabkan transaksi di masyarakat tinggi sehingga kebutuhan

akanuang tunai juga tinggi. Sedangkan untuk kebutuhan penukaran uang kecil

didominasi pecahan Rp 5.000 mencapai Rp 136 miliar dan pecahan uang Rp

10.000, mencapai Rp 101 miliar.

Anton Minta Polres Mengusut, Berang Dituduh Potong Gaji ke-13 (Tone:

Negatif)

Surya – oleh:fla; Hal-9-11

Malang Kota – Wali Kota Malang, HM Anton, berang dengan beredarnya isu

pemotongan gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Malang. Yang

menyakitkan Anton lagi, hasil dari pemotongan itu diisukan untuk biaya santunan

13.000 anak yatim dan duafa yang dia gelar pada akhir Ramdan lalu. Anton

bercerita, isu yang beredar yang ia dengar adalah ada pemotongan gaji ke-13 para

PNS Pemkot Malang sebesar Rp 300.000 untuk pembiayaan kegiatan rutin wali

kota itu. menurut dia, hal itu tak masuk akal sebab penyaluran gaji ke-13

dilakukan ke rekening masing-masing PNS. Argument lain, penyaluran gaji ke-13

90
juga dilakukan saat ia sedang menjalankan ibadah Umrah ke Tanah Suci. Pegawai

pemerintah itu hampir 10.000

Duh, Bandara Abd Saleh Kembali Ditutup (Tone: Negatif)

Malang Pos – oleh: pit/han; Hal-3

Malang – Kurang dari satu minggu, Bandara Abdulrachman Saleh sudah ditutup

selama dua kali. Kepala UPT Bandara Abdurachman Saleh, Suharno mengatakan,

bandara kembali ditutup pada pukul 11.15 WIB akibat erupsi Gunung Bromo.

Menurutnya, abu vulkanik Gunung Bromo mengarah ke barat daya. Sehingga

mengganggu penerbangan di wilayah Malang. Akibatnya, aktivitas penerbangan

dialihkan ke Bandara Juanda, Sidoarjo.

Dalami Aliran Uang Rp 1,6 Miliar (Tone: Negatif)

Malang Pos – oleh : fin/ary; Hal-1

Malang – Komisi C DPRD Kota Malang memastikan bahwa tower-tower liar di

Kota Malang harus turun. Sebelumnya, dewan menemukan fakta bahwa sudah ada

16 tower tanpa IMB yang berdiri di Kota Malang. Sampai sekarang, tower-tower

tersebut tidak berizin dan BP2T tidak pernah menandatangani IMB tower. Jika

sampai ada tower berdiri tanpa perizinan, maka Kota Malang yang akan

mengalami kerugian karena tak ada retribusi dari tower. Dari data dan informasi

yang digali, setiap titik tower harus membayar sewa tanah yang diduduki kepada

Pemkot Malang. Kabarnya, jumlah harga sewa sekitar Rp 100 juta untuk lima

tahun. Sehingga dengan adanya 16 tower yang berdir, seharusnya sudah ada Rp

1,6 Miliar yang masuk ke kas daerah. Bambang menyebut besaran nilai sewa akan

terlihat di PKS. Dia menyebut, PKS antara Pemkot dengan perusahaan pemilik

tower pasti akan menyebutkan berapa uang yang disetorkan kepada kas daerah

91
agar tower berdiri selama jangka waktu tertentu. Jika perusahaan tidak memenuhi

poin dalam PKS maka Pemkot Malang punya hak untuk menghentikan proyek

ratusan tower di Kota Malang ini.

Pelajar Dominasi Arus Balik Kereta Api (Tone: Positif)

Surya – oleh : fla; Hal-9-11

Malang – Gerbong kereta api (KA) pada arus balik gelombang dua yang

puncaknya Minggu (17/7) diprediksi akan dipenuhi para pelajar. Masa musim

libur libur sekolah yang berakhir Senin (18/7) menjadi penyebabnya. Di Stasiun

KA Kota Malang, kepadatan bukan hanya pelajar asal Malang yang beangkat ke

Jabar dan Jakarta, namun juga pelajar asal Jateng dan daerah lain di Jatim menuju

ke Kota Malang. Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprato,

menjelaskan, tiket kereta untuk keberangkatan jarak jauh dari zMalang tujuan

Jakarta dan Bandung sudah ludes terjual sejak beberapa hari sebelumnya.

Sementara untuk kereta tujuan Malang, kepadatan tercatat mulai dari daerah

Jateng. Daop 8 Surabaya mencapai 32.000 sampai 33.000 penumpang per hari.

Tren itu disebut sudah dimulai per 1 Juli. Sementara pada puncak arus balik

gelombang dua ini, ia optimis jumlah penumpang akan tembus 37.000 orang.

Erupsi Bromo Tak Ganggu Kasada (Tone: Positif)

Surya – oleh : fla; Hal-11

Malang – Masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo akan tetap merayakan

upacara Kasada meski abu erupsi gunung itu masing mengganggu aktivitas

penerbangan di Bandara Abd Saleh, Sabtu (16/7). Kepala Pusat Data Informasi

dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo

Nugroho mengatakan, upacara Kasada tetap bisa digelar sesuai dengan beberapa

92
catatan. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB)

Kabupaten Probolinggo yang ia terima, puncak ritual Yadnya Kasa Bromo akan

berlangsung 20-21 Juli 2016. Ada sepuluh catatan yang ditetapkan BNPB selama

aktivitas itu berlangsung. Beberapa di antaranya adalah wisatawan tidak diizinkan

masuk ke kawasan dalam radius 1 Km dari kawah Bromo.

Selasa, 19 Juli 2016

Panen Penjualan di Akhir Semester Pertama (Tone: Positif)

Radar Malang – oleh:fis/c1/yak; Hal-33

Malang Kota – Pelaku bisnis otomotif kian terpacu mendongkrak penjualan mobil

memasuki semester II. Karena pada akhir semester I, ditutup dengan peningkatan

penjualan. Pada akhir Juni kemarin, dua diler besar berhasil melepas 667 unit

kendaraan roda empat. Untuk penjualan MPV sendiri bisa mencapai 200 unit

selama bulan Juni. Tipe yang paling banyak dipilih di antaranya Avanza. Avanza

sendiri memiliki market share lebih dari 40% di seluruh Malang. Namun, pasca

lebaran kondisi penjualan agak sedikit menurun.

Harga Cabai Potensi Picu Inflasi (Tone: Negatif)

Radar Malang – oleh:fis/c1/yak; Hal-33

Malang Kota – Pasca lebaran harga barang-barang tidak serta merta langsung

turun. Bahkan terdapat sejumlah kebutuhan yang harganya masih tetap tinggi

bahkan terus melambung. Seperti halnya pada harga bahan pokok cabai rawit dan

bawang merah yang justru melambung tinggi. Harga cabai yang sebelumnya

berada pada posisi Rp 25 ribu per kg, kini naik menjadi Rp 40 ribu per kg.

Sedangkan untuk bawang merah dari yang sebelumnya Rp 35 ribu per kg, naik

menjadi Rp 40 ribu per kg. Kondisi ini dikhawatirkan menjadi pemicu terjadinya

93
inflasi pada bulan Juli. Kenaikan harga cabe dan bawang merah ini dipicu oleh

kondisi cuaca yang tidak menentu. Sebenarnya permintaan kebutuhan pokok

pasca lebaran cendurung normal. Tapi karena ketersediaan tidak mencukupi,

akhirnya berpengaruh pada kenaikan harga.

Tekan Ketergantungan pada Konsumsi Beras (Tone: Negatif)

Radar Malang – oleh:fis/c1/yak; Hal-33

Malang Kota – Ketergantungan Kota Malang pada daerah lain untuk memenuhi

kebutuhan beras kian tinggi. Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Malang

mencatat, kebutuhan beras untuk tahun 2016 mencapai 77.630 ton per tahun.

Kenaikan jumlah kebutuhan tersebut, tidak sebanding dengan produksi beras dari

lahan pertanian di Kota Malang yang halnya bisa mencukupi 15% dari total

kebutuhan. Sedangkan 85% dipasok dari luar kota seperti Kab. Malang, Blitar,

Kediri, Jombang, Lamongan, dan beberapa daerah lainnya. Untuk itu, KKP

mesosialisaikan Progam Pengurangan konsumsi melalui pemberian edukasi

kepada masyarakat untuk melakukan penganekaregaman sumber gizi. Progam

lainnya adakah progam Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), yaitu

memanfaatkan lahan sempit yang ada di sekitar rumah dengan menanam berbagai

macam tanaman pangan.

Kanwil DJP Jatim III Siapkan Helpdesk Tax Amnesty (Tone: Negatif)

Malang Post – oleh:pit/han; Hal-5

Malang – sebagai tindak lanjutan atas arahan Menteri Keuangan, Kanwil DJP

Jatim III mulai Senin (18/7/16) sudah menyiapkan unit pelayanan khusus

(helpdesk) bagi pelaksanaan pengampunan pajak (tax amnesty). Hepdesk

disiapkan khusus untuk memberi informasi kepada masyarakat terkait tax

94
amnesty. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan dalam progam tersebut diantaranya

seperti tarif PPH atas uang tebus yang lebih rendah, penghapusan sanksi

administrasi serta pidana perpajakan, tidak akan dilakukan pemeriksaan pajak dan

penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. WP yang mengajukan tax

amnesty harus datang langsung ke KKP.

Halangi Akses Pasar Hewan, Dewan Semprit Proyek Ruko (Tone: Negatif)

Radar Malang – oleh:by/c2/nen; Hal-28

Pakis – Proyek ruko (rumah toko) sepanjang 50 meter dinilai mengganggu aset

Pemkab Malang karena di bangun di depan Pasar Hewan Pakiskembar,

Kecamatan Pakis. Pembangunan dilakukan di lahan PJKA (Perusahaan Jawatan

Kereta Api). Pembangunan ruko tersebut berpotensi mengganggu operasional atau

akses keluar masuk ke dalam pasar hewan sulit dilakukan. Karena untuk masuk,

pengunjung harus berputar beberapa puluh meter. Sementara itu, Kepala BPPT

Kab. Malang mengatakan, bakal melihat perizinannya terlebih dahulu.

Rabu, 20 Juli 2016

Pembaran Elpiji 3kg Wajib Lewat Bank (Tone: Positif)

Malang Post – oleh: pit/oci; Hal-5

Malang – Pertamina menargetkan program Cashless Payment System bisa optimal

hingga akhir tahun ini. Program ini dibuat Pertamina untuk member kemudahan

dalam transaksi penyaluran elpiji bersubsidi bagi agen dan pangkalan. Dengan

adanya mekanisme ini, penebusan elpiji 3kg dapat dilakukan melalui bank yang

ditunjuk. Area Manager Communication & Relation PT Pertamina MOR V,

Heppy Wulansari mengatakan, sejauh ini ada dua bank plat merah yang dapat

memeberi fasilitas tersebut, yakni BRI dan Bank Mandiri. Meski begitu, tidak

95
menutup kemungkinan akan menggunakan perbankan umum lainnya yang sesuai

dengan pilihan agen. Adas ekitar 23 ribu pangkalan yang tersebar di wilayah

MOR V, meliputi Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Dengan adanya program

tersebut, maka harga jual agen ke pangkalan akan lebih termonitor, volume

penyaluran dari setiap transaksi pembayaran oleh agen ke pangkalan pun juga

dapat dimonitor dengan baik. Begitu juga dengan pengawasan dari agen ke

pangkalan maupun pertamina akan lebih mudah.

Target Ekspansi Bisnis, Epson Siapkan Kantor ke Enam (Tone: Positif)

Malang Post – oleh: pit/oci; Hal-5

Malang – PT Epson Indonesia dan juga Epson Sales and Servis (ESS) ke enam

yang akan segera dibuka September mendatang yang diharapkan mampu

mendukung ekspansi bisnis jangka panjang. Shimizu Tomya mengatakan, ESS

terbaru hadir sebagai pusat layanan terhadap seluruh pelanggan untuk seluruh

produk Epson seperti Printer, Scanner, dan Projector. Selain itu, pelanggan juga

dengan mudah mengetahui banyak produk baru yang ditawarkan Epson lengkap

dengan solusi yang dibutuhkan. Produk Epson saat ini sudah tersebar dan dapat

dijangkau di hampir setiap wilayah Indonesia. Epson juga didukung oleh

distributor andal yang tergabung dalam jaringan dealer diseluruh Indonesia,

dengan adanya jaringan tersebut, maka Epson diharapkan dapat semakin

memperluas jaringan penjualannya hingga ke pelosok Indonesia

Pokjanas TPID Pantau Inflasi di Kota Malang (Tone: Positif)

Malang Post – oleh: aim; Hal-22

Malang – Kemenko Perekonomian yang diwakili oleh Asisten Deputi, Tim

Pokjanas Pengendalian Inflasi, Dr. Edi Prio Pmbudi didampingi Wali Kota

96
Malang H. Moch Anton dan TPID Kota Malang, melakukan pemantauan inflasi di

Pasar Induk Gadang Senin Sore kemarin.Edi menjelaskan bahwa daya pikat

investasi di daerah harus dibarengi dengan sinergi antar SKPD yang guyub dan

rukun, dan menumbuhkan usaha kewirausahaan kerakyatan dengan pertumbuhan

kredit usaha. Edi menyarankan untuk mendirikan Pusat Pengembangan Usaha

Retail di Malang. Edi menyampaikan kepada Abah Anton akan mengajak

Direktur pasar komoditas nasional guna memberikan pendampingan di bidang

manajemen pengelolaan pasar serta mengalirkan dana bantuan. Sehingga

harapannya agar pasar induk gadang dapat semakin berkembang dan tertata baik

dari segi pengelolaan maupun pedagangnya

97
LAMPIRAN ADMINISTRASI
FOTO KEGIATAN

Gambar 1 : Mahasiswa PKL Universitas Negeri Malang mengikuti do’a pagi


bersama dengan Pimpinan dan Staff BI Malang

Gambar 2. Halal Bihalal BI bersama dengan Bank-bank lain

114
Gambar 3 : Mahasiswa PKL mengikuti pengajian rutin yang diadakan di setiap
bulannya

Gambar 4 : Mahasiswa PKL mengikuti pengajian rutin yang diadakan di setiap


bulannya

115
Gambar 5. Berkerjasama dengan mahasiswa KKN UMM untuk melakukan
Edukasi Kebanksentralan

Gambar 6. Foto bersama mahasiswa KKN UMM

116
Gambar 7. Mahasiswa ikut melakukan Donor darah rutin yang di adakan BI

Gambar 8. Malam Pembukaan Perayaan HUT BI dan HUT RI

117

Anda mungkin juga menyukai